• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PEMIKIRAN. Penelitian ini dimulai dengan melihat karakteristik orang tua tunggal dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA PEMIKIRAN. Penelitian ini dimulai dengan melihat karakteristik orang tua tunggal dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kemandirian menentukan keberhasilan dalam kehidupan seseorang. Kemandirian meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial. Kemandirian anak ditandai dengan kemampuan berinisiatif dan dapat mengambil keputusan sendiri untuk mengatasi masalah yang dihadapi serta berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Kemandirian tidak terbentuk begitu saja tetapi melalui proses yang panjang. Secara umum, proses pembentukan dan pengembangan pribadi mandiri sangat dipengaruhi oleh lingkungan individu bersangkutan, yaitu keluarga, sekolah, teman sebaya maupun media massa.

Orang tua berperan sangat besar dalam pembentukan kemandirian anak. Pola komunikasi tertentu bisa digunakan oleh orang tua untuk membentuk kemandirian anak. Pola komunikasi orang tua dan anak diartikan sebagai komunikasi antar pribadi antara anak dan orang tua. Komunikasi antar pribadi dinilai cukup efektif untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang karena adanya personal contact dan bersifat dialogis. Faktor individu orang tua dan faktor lingkungan menentukan bagaimana orang tua tunggal memilih suatu jenis pola komunikasi.

Penelitian ini dimulai dengan melihat karakteristik orang tua tunggal dan faktor lingkungan. Karakteristik orang tua tunggal meliputi usia, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lamanya waktu bekerja, lamanya melakukan kegiatan sosial dan lamanya penggunaan media massa. Faktor lingkungan adalah keluarga luas yaitu paman, bibi, kakek, nenek, dan saudara sepupu; sekolah yang dibedakan menjadi sekolah negeri dan swasta; teman sebaya yang berinteraksi dengan anak baik di sekolah maupun di lingkungan pergaulan yang lain seperti di sekitar rumah dan di tempat anak melakukan kegiatan di luar sekolah; dan media massa yang menjadi tempat anak mendapatkan informasi maupun hiburan. Informasi tentang karakteristik orang tua tunggal berguna untuk melihat latar belakang responden secara demografis dan juga memberikan gambaran tentang aktivitas komunikasi responden yang ditunjukkan dengan partisipasi dalam kegiatan sosial serta terpaan media (media exposure).

(2)

44

Selanjutnya akan dilihat bagaimana hubungan antara karakteristik orang tua tunggal dan faktor lingkungan dengan pola komunikasi yang digunakan. Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan orang tua tunggal, maka kategori pola komunikasi dilihat berdasarkan teknik komunikasi, hubungan komunikator dan komunikan, arah komunikasi, pembentukan makna pesan dan faktor pembentuk sikap atau perilaku. Berdasarkan kategori tersebut maka pola komunikasi dapat terjadi linier, interaksi dan transaksi.

Kajian selanjutnya adalah mengenai pola komunikasi yang dapat membentuk kemandirian anak. Kemudian akan dilihat hubungan antara karakteristik orang tua tunggal dan faktor lingkungan dengan kemandirian anak.

Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 6. Bagan Alur Kerangka Pemikiran KARAKTERISTIK

ORANG TUA TUNGGAL - Usia

- Jumlah anak - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

- Lamanya waktu bekerja

- Lamanya melakukan kegiatan sosial - Lamanya penggunaan media massa

LINGKUNGAN - Keluarga Luas - Sekolah - Teman sebaya - Media massa KEMANDIRIAN - Berinisiatif - Memutuskan sendiri - Mengerjakan sendiri POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL

DAN ANAK - Linier - Interaksi - Transaksi

(3)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Yogyakarta pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2006. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa:

1. Kota Yogyakarta adalah kota pelajar dengan standar kompetensi akademis cukup tinggi bagi siswa sekolah dasar dan menengah sehingga kemandirian anak menjadi syarat penting agar anak berhasil dalam pendidikannya.

2. Angka perceraian mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan tercatat 2313 kasus perceraian pada tahun 2005 (Kedaulatan Rakyat, 2006).

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kualitatif, yaitu survey yang digunakan dalam penelitian deskriptif. Survai bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi (Nasution, 2003). Berdasarkan sampel yang didapat diambil beberapa kasus yang ditindaklanjuti dengan wawancara mendalam yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan fenomena komunikasi.

Peneliti mencoba untuk mencermati secara mendalam fenomena-fenomena komunikasi yang terjadi di dalam keluarga orang tua tunggal dengan memfokuskan pada faktor- faktor yang menyebabkan orang tua tunggal menggunakan sebuah pola komunikasi tertentu untuk membentuk kemandirian anak-anaknya. Di samping itu peneliti juga mencoba mencermati pengaruh lingkungan dan karakteristik individu orang tua tunggal terhadap kemandirian anak.

Unit Penelitian

Penelitian ini tidak menggambarkan satu unit populasi tetapi membahas unit orang tua tunggal beretnis Jawa yang tinggal di wilayah kota Yogyakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini lebih difokuskan untuk mengumpulkan

(4)

46

data sebanyak mungkin. Pengambilan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih informan yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada dalam fokus penelitian ini. Cara seperti ini disebut purposive sample, yaitu berdasarkan apa yang diketahui tentang elemen yang ada dalam fokus penelitian.

Unit penelitian ini adalah perempuan yang berstatus sebagai orang tua tunggal berdasarkan data perceraian di Pengadilan Agama Kota Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005.

Untuk penelitian ini, sampel dipilih dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Perempuan yang berstatus sebagai orang tua tunggal karena alasan perceraian

dengan hak asuh anak berusia antara 7 – 12 tahun.

b. Perempuan yang berstatus sebagai orang tua tunggal yang bekerja.

Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Studi Dokumen, dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yaitu data-data perceraian selama lima tahun terakhir di Pengadilan Agama Yogyakarta dan data kependudukan dari Biro Pusat Statistik Kota Yogyakarta.

2. Kuesioner, diberikan kepada sampel sebanyak 25 orang tua tunggal dan anak-anaknya berdasarkan data perceraian lima tahun terakhir di Pengadilan Agama Yogyakarta. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu untuk orang tua dan anak yang dimaksudkan untuk mengetahui pola komunikasi dan kemandirian anak. Kategori pola komunikasi dan kemandirian anak ditentukan dengan skoring jawaban kuesioner. Berdasarkan perbedaan karakteristik orang tua tunggal, pola komunikasi dan kemandirian anak kemudian terpilih 10 orang tua tunggal dan anaknya untuk mewakili kasus penggunaan pola komunikasi dalam membentuk kemandirian anak. Selanjutnya dilakukan observasi dan wawancara mendalam kepada mereka. 3. Observasi, dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan ke rumah orang tua

tunggal kemudian melakukan percakapan ringan dengan orang tua tunggal dan anak untuk mengetahui bagaimana interaksi dan komunikasi yang terjadi di antara mereka dan keluarga luas.

(5)

4. Wawancara mendalam, dilakukan dengan responden orang tua tunggal, anak, dan guru menggunakan tape recorder kemudian dic atat dalam catatan penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pola komunikasi yang digunakan orang tua tunggal, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pola komunikasi, tingkat kemandirian anak serta faktor karakteristik orang tua dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Instrumentasi

Pada metode penelitian atau analisis survey, instrumen penelitian yang digunakan dua jenis, yaitu kuesioner dan wawancara. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen utama berupa kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang relevan dengan peubah-peubah dan indikator yang diteliti.

Instrumen yang digunakan berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu : 1. Data umum responden yang meliputi: usia, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, jumlah anak, lamanya waktu bekerja.

2. Data perilaku komunikasi yang meliputi: lamanya penggunaan media massa, lamanya melakukan kegiatan sosial.

3. Data pola komunikasi yang meliputi : linier, interaksi, transaksi.

4. Data kemandirian anak yang meliputi: inisiatif, kemampuan memutuskan, kesediaan mengerjakan sendiri.

Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menjabarkan beberapa hasil penelitian dari wawancara yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif disebut juga analisis non statistik yang dilakukan dengan cara membaca tabel, grafik atau angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran (Marsuki, 1983).

Menurut Moleong (2004) proses analisis data terdiri atas tiga tahap, yaitu diawali dengan reduksi data, kemudian penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan. Semua langkah tersebut dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

(6)

48

1. Reduksi data, dilakukan dengan proses pemilihan data, penyederhanaan data, pengabstrakan, dan pemindahan data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung terus menerus selama penelitian sampai laporan akhir lengkap tersusun.

2. Penyajian data, dilakukan dengan menginterpretasikan secara deskriptif kutipan-kutipan hasil wawancara dengan orang tua tunggal, anak dan guru untuk memudahkan melihat pola komunikasi dan faktor individu serta lingkungan yang terkait dengan proses pembentukan kemandirian anak. Data yang diperoleh dari kuesioner disajikan dalam bentuk tabel distribusi, kecenderungan pola komunikasi, kecenderungan kemandirian anak, hubungan karakteristik orang tua tunggal dan pola komunikasi, hubungan faktor lingkungan dan pola komunikasi, hubungan karakteristik orang tua tunggal dan kemandirian anak, hubungan faktor lingkungan dan kemandirian anak. 3. Penarikan kesimpulan dengan cara melakukan verifikasi terhadap penyajian

data penelitian guna memperoleh kebenaran data atau informasi yang valid kemudian diinterpretasikan secara deskriptif dan ditarik suatu kesimpulan.

Validitas dan Reliabilitas

Kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) dalam penelitian kualitatif memiliki dasar kepercayaan yang berbeda. Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2004), ada empat keabsahan data yang diperlukan untuk teknik pemeriksaan dalam menjamin keabsahan data hasil penelitian kualitatif, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Keabsahan data dalam penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Kredibilitas

Kredibilitas ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari hasil penelitian, yang dilakukan pada:

a). Ketekunan pengamatan, hal ini dilakukan peneliti dengan observasi terhadap interaksi antara orang tua tunggal dan anak dan yang diikuti dengan

(7)

mendalam untuk mendapatkan kejelasan informasi tentang pola komunikasi yang digunakan orang tua tunggal, tingkat kemandirian anak, peran sekolah, teman sebaya, keluarga luas dan media massa terhadap pola komunikasi serta kemandirian anak.

b).Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dilakukan dengan cara yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori. Patton dalam Moleong (2004) mengartikan triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Ada lima teknik yang bisa digunakan yaitu: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa ya ng dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain; dan (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Teknik triangulasi yang digunakan di sini adalah membandingkan data yang diperoleh melalui kuesioner dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang tua dengan apa yang dikatakan anak untuk mendapatkan gambaran pola komunikasi dan kemandirian anak.

2. Tranferabilitas

Tranferabilitas dalam penelitian ini dengan cara menyajikan hasil penelitian ini secara deskripsi dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai penulisan ilmiah. Dalam penelitian ini tranferabilitas setiap data yang diperoleh langsung ditabulasi dan dianalisis sehingga penulisan penelitian ini rinci dari awal hinga akhir.

3. Dependabilitas

Dependabilitas dalam penelitian ini salah satu penilaiannya melakukan pemeriksaan (audit) dependabilitas itu sendiri. Pengecekan atau penilaian

(8)

50

ketepatan peneliti dalam mengkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan cerminan dari kemantapan dan ketepatan menurut standar reliabilitas penelitian. Keseluruhan proses penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan maupun dalam melaporkan hasil oleh peneliti merupakan konsistensi yang akan semakin memenuhi standar dependabilitas. Dalam penelitian ini pemeriksaan dilakukan oleh auditor independen, yaitu pembimbing penelitian dengan memberikan masukan terhadap seluruh hasil penelitian pada peneliti.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas pada penelitian ini lebih terfokus pada pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apakah benar berasal dari pengumpulan data di lapangan. Pemeriksaan konfirmabilitas ini dilakukan dengan pemeriksaan dependabilitas yang dilakukan peneliti dengan menghubungi informan jika dirasakan ada hal-hal yang kurang lengkap.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan pengertian tentang beberapa peubah yang diukur yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini terdiri dari empat kelompok peubah yang akan diteliti, yaitu: 1) karakteristik orang tua tunggal, 2) lingkungan, 3) pola komunikasi orang tua tunggal dan anak, dan 4) kemandirian anak.

1. Karakteristik Orang Tua Tunggal adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh orang tua tunggal, meliputi :

a. Usia adalah jumlah tahun hidup orang tua tunggal pada saat dilakukan wawancara penelitian.

b. Jumlah Anak adalah keseluruhan anak yang menjadi tanggungan orang tua tunggal.

c. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah diselesaikan oleh orang tua tunggal.

d. Pekerjaan adalah bentuk kegiatan utama mencari nafkah yang dilakukan oleh orang tua tunggal sebagai sumber perolehan pendapatan.

(9)

e. Pendapatan adalah rata-rata perolehan per bulan yang diterima oleh orang tua tunggal, baik berupa gaji atau sumber pendapatan lain di luar gaji. f. Jumlah Anak adalah keseluruhan anak yang menjadi tanggungan orang tua

tunggal.

g. Lamanya waktu bekerja adalah rata-rata jumlah jam orang tua tunggal bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga dan bekerja mencari nafkah . h. Lamanya melakukan kegiatan sosial adalah jumlah jam orang tua tunggal

mengikuti kegiatan kemasyarakatan di luar pekerjaan pokoknya.

i. Lamanya penggunaan media massa adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan orang tua tunggal dalam mencari dan menerima informasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah atau tabloid, TV, radio dan internet.

2. Lingkungan adalah tempat anak berinteraksi dengan lingkungan sosial yang terdiri dari :

a. Keluarga luas adalah orang-orang yang mempunyai hubungan darah dengan ayah dan ibu dari anak, yaitu kakek, nenek, paman, bibi, saudara sepupu.

Penelitian ini melihat interaksi anak dengan keluarga luas yang dikategorikan menjadi (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi.

b. Sekolah adalah tempat anak menempuh pendidikan formal yang dibedakan menjadi sekolah negeri dan sekolah swasta.

c. Teman sebaya (peer group) adalah teman yang berusia kurang lebih sama dengan anak yaitu teman sekolah, teman sepermainan yang tinggal di sekitar rumah dan teman yang dikenal di tempat anak melakukan kegiatan ekstra baik di dalam maupun di luar sekolah. Penelitian ini melihat interaksi anak dengan teman sebaya yang dikategorikan menjadi (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi.

d. Media massa adalah sarana untuk memperoleh informasi dan hiburan yang bisa diakses oleh semua orang secara cepat yang berupa media massa cetak dan elektronik yaitu surat kabar, majalah, tabloid, radio dan televisi.

Penelitian ini melihat intensitas penggunaan media massa oleh anak yang dikategorikan menjadi (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi.

(10)

52

3. Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dan Anak adalah hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua tunggal dan anaknya yang dilihat berdasarkan

teknik komunikasi, hubungan komunikator dan komunikan, arah komunikasi, pembentukan makna pesan, faktor pembentuk sikap dan perilaku. Semua item pada variabel ini dituangkan dalam kuesioner dan dilakukan skoring untuk dikategorikan menjadi pola komunikasi (a) linier, (b) interaksi, dan (c) transaksi. Pola komunikasi ditetapkan dengan rata-rata skor sebagai berikut : 0 - < 1 = pola komunikasi linier, 1,5 - < 2,5 = pola komunikasi interaksi, = 2,5 = pola komunikasi transaksi.

4. Kemandirian anak adalah kemampuan anak yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berinisiatif : yang dilihat adalah apakah anak mempunyai inisiatif untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingannya sendiri.

b. Memutuskan sendiri dan mampu memilih : yang dilihat adalah apakah anak bisa memutuskan sendiri hal- hal yang menyangkut kepentingan sendiri kemudian menentukan pilihan dengan tepat sesuai dengan keadaan dirinya.

c. Mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain : yang dilihat adalah apakah anak mau mengerjakan sesuatu yang bisa dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Ketiga aspek kemandirian tersebut dituangkan dalam kuesioner dan dilakukan skoring untuk dikategorikan menjadi (1) kurang mandiri, (2) cukup mandiri, dan (3) sangat mandiri. Kemandirian anak ditetapkan dengan rata-rata skor sebagai berikut : 0 - < 1 = kurang mandiri,

Gambar

Gambar 6.  Bagan Alur Kerangka Pemikiran KARAKTERISTIK

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 ada perbedaan persepsi siswa terhadap keefektifan Gerakan Literasi Sekolah ditinjau dari minat baca sig.2tailed = 0,000; 2 tidak ada

Kemampuan tersebut merupakan tingkah laku yang dapat diamati, meskipun seringkali terlibat prosesnya yang tidak tampak, misalnya klasifikasi dan penilaian informasi,

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan pada penelitian ini tidak menguji Dividen Per Share dan NPM secara simultan maupun

Pada Gambar 4.2 didapatkakan bahwa jarak yang optimum terhadap efisiensi daya adalah 2 Km karena pada jarak tersebut end-devce dapat melakukan pentransmisian dengan

Penerimaan penyakit SLE, merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh penderita SLE (Shapiro dalam Wallace &amp; Hanhn, 1997) karena keterbatasan fisik pada penderita SLE

Studi lapangan dilakukan dengan pengisian angket oleh satu orang perwakilan guru mata pelajaran kimia dan dua puluh perwakilan siswa-siswi pada masing- masing sekolah tersebut.

dapat mengestimasi fungsi tahan hidup virus DBD menggunakan metode Kaplan-Meier, baik untuk keseluruhan data maupun berdasarkan wilayah pengambilan data,. dapat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 23 Mei 2013 bertempat di rumah pasien yang pernah berobat atau memeriksakan di Poliklinik penyakit