• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK KONSELOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK KONSELOR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK KONSELOR 

KARAKTERISTIK KONSELOR 

Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Pasal 1 ayat 13, mencantumkan bahwa saat ini konselor merupakan salah satu (SISDIKNAS) Pasal 1 ayat 13, mencantumkan bahwa saat ini konselor merupakan salah satu tenaga pendidik. Yang mana hal tersebut merupakan indicator secara tidak langsung bahwa tenaga pendidik. Yang mana hal tersebut merupakan indicator secara tidak langsung bahwa konselor sudah mulai di butuhkan dalam suatu intitusi pendidikan. Maka dari itu, hal ini perlu konselor sudah mulai di butuhkan dalam suatu intitusi pendidikan. Maka dari itu, hal ini perlu diperhatikan dengan diperlukannya suatu klasifikasi khusus akan konselor sebagai tenaga diperhatikan dengan diperlukannya suatu klasifikasi khusus akan konselor sebagai tenaga   pendidik ini, sebagai upaya dalam membangun profesi konselor yang professional. Selain itu   pendidik ini, sebagai upaya dalam membangun profesi konselor yang professional. Selain itu dalam pencapaiannya sebagai suatu profesi yang professional, Beberapa dari hasil penelitian dalam pencapaiannya sebagai suatu profesi yang professional, Beberapa dari hasil penelitian menunjukan, kualitas pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapain konseling yang menunjukan, kualitas pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapain konseling yang efektif, di samping faktor pngetahuan tentang dinamika perilaku dan keterampilan teurapeutik  efektif, di samping faktor pngetahuan tentang dinamika perilaku dan keterampilan teurapeutik  atau konseling. Hal ini juga merupakan factor pendunkung bagi tercapainya suatu profesi atau konseling. Hal ini juga merupakan factor pendunkung bagi tercapainya suatu profesi konselor yang pro

konselor yang professifessional.onal.

Kegiatan konseling yang dilakukan oleh setiap konselor tentunya tidak akan terlepas dari Kegiatan konseling yang dilakukan oleh setiap konselor tentunya tidak akan terlepas dari   berbagai aspek penting mengenai komunikasi. Suatu komunikasi yang baik tidak akan tercapai   berbagai aspek penting mengenai komunikasi. Suatu komunikasi yang baik tidak akan tercapai  bila tidak adanya rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Ketercapaian rasa saling percaya  bila tidak adanya rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Ketercapaian rasa saling percaya ini dapat tercapai dengan pengetahuan/ keterampilan, dan kepribadian yang dimiliki oleh ini dapat tercapai dengan pengetahuan/ keterampilan, dan kepribadian yang dimiliki oleh konselor.

konselor.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka mempersiapkan para calon konselor, Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka mempersiapkan para calon konselor,  pihak lembaga yang bertanggung jawab dalam pendidikan para calon konselor tersebut dituntut  pihak lembaga yang bertanggung jawab dalam pendidikan para calon konselor tersebut dituntut untuk memfasilitasi perkembangan pribadi mereka yangberkualitas, yang dapat untuk memfasilitasi perkembangan pribadi mereka yangberkualitas, yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Cavanagh (1982) mengemukakan bahwa kualitas dipertanggungjawabkan secara profesional. Cavanagh (1982) mengemukakan bahwa kualitas  pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut :

 pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut : 1.

1. PengetahuanPengetahuan MMengenaiengenai DDiriiri SSendiriendiri (( Self-knowledge Self-knowledge))

Disini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara Disini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut. selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut.

(2)

a) Konselor yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga akan memilki  persepsi yang kuat terhadap o rang lain.

 b) Konselor yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan memahami orang lain. 2. Kompetensi (C ompetence)

Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien. kompetensi sangatlah penting, sebab klien yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Adapun kompetensi dasar yang seyogianya dimilki oleh seorang konselor, yang antara lain :

a. Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan  b. Penguasaan konsep bimbingan dan konseling

c. Penguasaan kemampuan assesmen

d. Penguasaan kemampuan mengembangkan progaram bimbingan dan konseling

e. Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi layanan bimbingan dan konseling

f. Penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok 

g. Penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi

h. Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting kebutuhan khusus 3. K esehatan Psik ologis yang Baik 

Seorang konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan  psikologis yang baik bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki pengertian akan ketentuan dari

(3)

  psikolpgis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sahat psikisnya, maka ia akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.

4. Dapat Dipercaya (trustworthness)

Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya memiliki kecenderungan memilki kualitas sikap dan prilaku sebagai berikut:

a) Memilki pribadi yang konsisten

 b) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya. c) Tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa.

d) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji dan mau membantu secara penuh.

5. K ejujuran (honest )

Yang dimaksud dengan Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli. Jujur disini dalam pengertian memiliki kongruensi atau kesesuaian dalam kualitas diri actual (real-self ) dengan penilain orang lain terhadap dirinya ( public self ). Sikap jujur ini penting dikarnakan:

1. Sikap keterbukaan konselor dan klien memungkinkan hubungan psikologis yang dekat satu sama lain dalam kegiatan konseling.

2. Kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif  terhadap klien.

(4)

Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien merasa aman. Klien memandang seorang konselor sebagi orang yang, tabaha dalam menghadapi masalah, dapat mendorong klien dalam mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.

Konselor yang memilki kekuatan venderung menampilkan kualitas sikap dan prilaku  berikut.

1. Dapat membuat batas waktu yang pantas dalam konseling 2. Bersifat fleksibel

3. Memilki identitas diri yang jelas 7. K ehangatan (Warmth)

Yang dimaksud dengan bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang memilki kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah, memberikanperhatian, dan kasih sayang. Melalui konseling klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan Sharing dengan konseling. Bila hal itu diperoleh maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.

8. Pendengar yang Aktif ( Active responsiveness)

Konselor secara dinamis telibat dengan seluruh proses konseling. Konselor yang memiliki kualitas ini akan: (a) mampu berhubungan dengan orang-orang yang bukan dari kalangannya sendiri saja, dan mampu berbagi ide-ide, perasaan, (b) membantu klien dalam konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu, (c) memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang bermakna, (d) berkeinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.

(5)

Melaui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk  mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar cenderung menampilkan sikap dan prilaku yang tidak tergesa-gesa.

10.K epekaan ( Sensitivity)

Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan kehalusan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling karena hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri apabila berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.

11.K esadaran Holistik 

Pendekatan holistik dalam bidang konseling berarti bahwa konselor memahami secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor seorang yang ahli dalam berbagai hal, disini menunjukan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu meliputi aspek, fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.

Konselor yang memiliki kesdaran holistik cenderung menampilkan k arakteristik sebagai berikut.

yMenyadari secara akurat tentang d imensi-dimensi kepribadian yang kompleks.

y Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan perlunya

referal.

yAkrab dan terbuka terhadap berbagai teori.

Analisis

Apabila hal-hal akan karakteristik konselor ini di refleksikan terhadap diri sendiri sebagai calon konselor, yang mana tentunya mau tidak mau diharuskan memenuhi berbagai macam

(6)

karakteristik tersebut. Maka di dapat beberapa refleksi diri terhadap karakteristik konselor  tersebut yang antara lain:

- Pengetahuan akan diri sendiri, dalam hal ini saya kurang labih memiliki pengetahuan diri sendiri sebesar 60 persen, akan tetapi saya bingung antara pengetahuan akan diri dengan keinginan diri.

- Kompetensi, disini saya diperkirakan telah memiliki kompetensi yang saya yakini sebesar  30 persen dari keseluruhan potensi yang ada.

- Kesehatan psikologis yang baik, sebsesar 70 persen saya yakin bahwa memiliki kesehatan  psikologis yang baik.

- Dapat dipercaya, meduduki persentase sebesar 87 persen, - Kejujuran, dapat dikatakan kejujuran ini 85,1 persen,

- Sedangkan apa bila dilihat dari segi pendengar aktif, kesabaran serta kepekaan terhadap situasi konseling memiliki keyakinan sebesar 50 persen.

K esimpulan

Meskipun terdapat berbagai karakteristik yang harus dipenuhi untuk mencapainya proses konseling yang baik, disarankan seorang calon konselor untuk dapat selalu membenahi dan memperbaiki dirinya kearah yang labih baik dan lebih mendekatkan diri pada yang maha kuasa serta memperkuat ilmu agama agar konseling yang dilaksanakan lebih berjalan dengan baik serta sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam agama. Selain itu, karakteristik konselor dapat mendorong timbulnya public trust terhadap diri seorang konselor.

R eferensi:

ySurya, Mohamad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy

ySyamsu, Yusuf, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling . Bandung: Rosda

y Juntika, Ahmad. 2005. S trategi  Layanan Bimbingan dan Konseling . Bandung: Refika

(7)

Dalam memberikan bimbingan atau arahan pada klien, konselor haruslah mempunyai karateristik. Adapun karateristik konselor yang efektif dalam memberikan arahan amaupun solusi terhadap klien yaitu hal hal yang akan di jelaskan di bawah ini.

Penelitian-penelitaian dari beberapa para ahli yang dikutip oleh Brammer, Abrego & Shostrom (1993) :

y Sikap hangat y Dapat memahami y Positiv regard y Self-revealing

y Kondisi fasilitatif sehingga dapat membantu perubahan pada k lien y Keterbukaan dalam diri konselor 

Carl Rogers (1971), menyebutkan tiga karakterisitik konselor yang efektif adalah:

1) Congruence (Genuineness, Authenticity)

Kongruensi itu sangat penting sebagai dasar sikap yang harus dipunyai oleh seorang konselor. Ia harus paham tentang dirinya sendiri, berarti pikiran, perasaan dan pengalamannya haruslah serasi. Kalau seseorang mempunyai pengalaman marah, maka perasaan dan pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam tindakannya. Ia harus memahami bias-bias yang ada dalam dirinya, prasangka-prasangka yang mewarnai pikirannya. Ia harus tau kelemahan dan asset-aset yang dipunyainya. Kalau ia menyadari hal ini, ia dapat membuat pembedaan antara dirinya dan orang lain. Ia tahu bahwa orang lain bukanlah dirinya.

2) Unconditional positive regard (Acceptance)

Penerimaan tanpa syarat atau respek kepada klien harus mampu ditunjukan oleh seorang konselor kepada kliennya.. Ia harus dapat menerima bahwa orang-orang yang dihadapinya mempunyai nilai-nilai sendiri, kebutuhan-kebutuhan sendiri yang lain darpada yang dimiliki olehnya.

Asumsi dasar yang melandasi Acceptande adalah :

y Individu mempunyai infinite worth and dignity. Individu mempunyai harkat dan martabat

yang tak terbatas.

y Adalah hak manusia untuk membuat keputusannya sendiri dan untuk menjalani hidupnya

sendiri.

y Orang mempunyai kamampuan atau potensi untuk memilih secara bijaksana, dan

menjalani hidup yang teraktua lisasi dan bermakna secara sosial.

y Setiap orang bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri.

3) Empati

Empati adalah konsep yang sepertinya mudah dipahami sulit untuk dicerna. Empati itu sangat sederhana, yaitu dengan memahami orang lain dari sudut kerangka berpikir orang lain tersebut, empati yang dirasakan harus juga diekspresikan, dan orang yang melakukan empati harus yang ³kuat´, ia harus dapat menyingkirkan nilai-nilainya sendiri, tetapi ia tidak pula boleh terlarut di

(8)

Review hal 57 - 64 Baruth dan Robinson III (1987), menyebutkan beberapa karakteristik konselor yang efektif  sebagai berikut :

y Terampil ³menjangkau´ (reaching out) kliennya.

y Mampu menumbuhkan perasaan percaya, kredibilitas dan yakin dalam diri orang yang

akan dibantunya.

y Mampu ³menjangkau´ kedalam dan keluar.

y Berkeinginan mengkomunikasikan caring dan respek untuk orang yang sedang

dibantunya.

y Menghormati diri sendiri dan tidak menggunakan orang yang sedang dibantunnya

sebagai sarana untuk memuaskan kebutuhannya sendiri.

y Mempunyai sesuatu pengetahuan dalam bidang tertentu yang akan mempunyai makna

khusus bagi orang yang dibantunya.

y Mampu memahami tingkah laku orang yang akan dibatunya tanpa menerapkan value

 judgments.

y Mampu melakukan penalaran secara sistematis dan berpikir dalam kerangka system. y Tidak ketinggalan zaman dan memiliki pandangan luas tentang hal-hal yangterjadi di

dunia.

y Mampu mengidentifikasi pola-pola tingakh laku yang self-defeating, yang merugikan dan

membantu orang lain mengubah pola tingkah laku nyang merugikan dan membantu orang lain mengubah pola tingkah laku yang merugikan diri sendiri ini menjadi pola tingkah laku yang lebih memuaskan.

y Terampil membantu orang lain untuk ³melihat´ ke dalam dirinya sendiri dan bereaksi

secara tidak detensif terhadap pertanyaan ³Siapakah saya?´

y Hackney dan Cormier menyebutkan karakteristik seorang konselor : y Kesadaran tentang diri (self-awareness) dan pemahaman diri sendiri. y Kesehatan psikologi yang baik.

y Sensitivitas terhadap dan pemahan tentang faktor-faktor rasial, etnik dan budaya dalam

diri sendiri dan orang lain.

y Keterbukaan (open-mindedness).

y O bjektivitas : Mengacu pada keampuan untuk melibatkan diri dengan klien disatu pihak,

tetapi juga pada saat yang bersamaan berdiri di kejauhan dan melihat dengan akurat apa yang terjadi dengan kliennya dan hubungannya.

y Kompetensi : Tuntuan seorang konselor mempunyai pengetahuan, informasi dan

keterampilan untuk membantu.

y Dapat dipercaya (trustworthiness) : Termasuk didalamnya adalah kualitas-kualitas

konselor seperti reliabilitas, tanggung jawab, standar etik, pred iktabilitas.

y Interpersonal attractiveness.

Dengan mempunyai karateristik diatas, niscaya seorang konselor akan dapat menjadi efektif  dalam memberikan bimbingan atau solusi pada klien

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional konselor dalam penelitian adalah kemampuan tindakan nyata konselor Sekolah

Paradigma tentang kegiatan bimbingan dan konseling tersebut akan dirasakan manfaatnya jika peran dari konselor dapat dilaksanakan dengan baik, yang meliputi peran sebagai

Artinya, konselor yang bertugas dalam iklim sekolah yang suportif bagi BK mengunjukkerjakan kompetensi memahami, mengimplementasikan prinsip- prinsip kerja kelompok dalam

pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah. Peran Konselor

empatik, konselor tidak akan demikian akan lebih mungkin (1957) menyatakan bahwa ke kondisi memadai yang diperluk Karakteristik konselor efe Sen (2012) menjelaskan

Keterbukaan (openness) adalah kemampuan konselor untuk mendengarkan dan menerima nilai-nilai orang lain, tanpa melakukan distorsi dalam menemukan kebutuhannya sendiri. Keterbukaan

Pribadi konselor efektif bisa ditunujukkan dari seberapa ketahan ujian seorang konselor dalam menghadapi masalah baik masalah yang dihadapinya sendiri maupun oleh

Artinya, konselor yang bertugas dalam iklim sekolah yang suportif bagi BK mengunjukkerjakan kompetensi memahami, mengimplementasikan prinsip- prinsip kerja kelompok dalam