• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

49

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1. Perancangan

Sistem keamanan ini dirancang menggunakan 16 kamera yang tersebar di tempat wisata ini, yang dihubungkan dengan serat optic serta kabel UTP.

4.1.1. Pemetaan dan Topologi

Sistem keamanan yang baru akan dirancang menggunakan IP Camera. Pemilihan IP Camera yang akan digunakan karena memiliki banyak kelebihan baik dari kualitas kamera, teknologi, dan hasil output kamera atau gambar dari pada kamera cctv. Jumlah Ip Camera yang digunakan adalah 16 kamera yang akan dihubungkan menggunakan kabel Fiber Optic. Area yang akan dipantau sangat luas sehingga pemasangan kamera dibagi menjadi beberapa titik, yaitu dibagian pintu masuk dipasang 3 buah kamera, di samping kiri 4 buah kamera, sebelah kanan 3 buah kamera, dan bagian belakang dipasang 6 kamera. Jumlah kamera pada setiap titik akan dibagikan berdasarkan sudut pandang yang strategis, sehingga dapat memantau area dengan baik tanpa ada yang tidak terpantau.

Pemetaan Kamera dan Topologi sebagai berikut ini : Keterangan :

= Kamera

= Panel Box (MC + switch) = Panel Box (switch)

- - - = Kabel FO + Power

(2)

Gambar 4.1 Pemetaan Kamera

Pada gambar navigasi pemetaan kamera diatas menjelaskan setiap kamera dihubungkan dengan menggunakan kabel UTP + power yang ada dipanel box. Dari panel box (switch) dengan panel box (switch) yang lainnya akan dihubungkan dengan kabel UTP + power. Setiap panel box (switch) ini dikontrol lagi oleh panel box (MC + switch) yang akan dihubungkan ke ruang kontrol untuk menampilkan hasilnya.

(3)

Penjelasan gambar 4.2 :

Gambar 4.2 Topologi Jaringan

Pada gambar 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa setiap switch tidak tentu jumlah kamera yang terhubung. Jalur sistem kamera yang terhubung dengan switch, yaitu kamera terhubung dengan switch yang ada di dalam panel box dengan menggunakan kabel UTP yang kemudian dari switch akan dihubungkan dengan media converter dari input FO menjadi output UTP (Unshielded Twisted Pair), lalu setelah itu dari UTP dihubungkan dengan switch, kemudian diconvert menjadi kabel FO yang akan di hubungkan dengan switch yang

(4)

ada di ruang kontrol untuk membagi hasil rekaman dan gambar dari kamera ke layar yang ada pada ruang kontrol dan ke NVR (network video recorder) untuk menyimpan semua rekaman dan gambar dari kamera.

4.1.2. Hardware

Pada perancangan sistem ini membutuhkan perangkat keras / hardware dan perangkat lunak / software yang mendukung, sehingga hasil dari perancangan sangat baik. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan yaitu :

Perangkat keras yang digunakan sebagai berikut : 1. IP Camera , ada 2 tipe yaitu

 Panasonic WV-NW 960

Gambar 4.3 IP Camera WV-NW 960

Deskripsi kamera WV-NW 960 : - Dapat dipasang di outdoor

- Mempunyai fitur teknologi super D III

- Kecepatan berputar sampai dengan 400 derajat per detik

(5)

- Mendukung format M-PEG dan M-JPEG dual streaming secara bersama

 Panasonic WV-SP 305

Gambar 4.4 IP Camera WV-SP 305

Deskripsi kamera WV-SP 305 :

- Baru di kembangkan1,3 megapixel dengan sensitivitas sensor yang tinggi - Instalasi mudah

- Dapat mengurangi gangguan signal atau jaringan internet - 2x, 4x digital zoom yang dikendalikan oleh browser

2. NVR ( Network Video Recorder ) Panasonic WJ – ND 300A

(6)

Alat perekam atau NVR ini merupakan perangkat perekaman yang menggunakan hard disk drive untuk merekam gambar kamera daripada menggunakan kaset video sehingga gambar yang direkam jika ditimpa berkali-kali dengan hasil rekaman yang baru tidak mengurangi kualitas gambar. NVR ini didesain untuk digunakan dalam sistem pengawasan, melakukan perekaman, dan mampu melihat ulang hasil gambar dalam sistem. NVR ini memiliki kemampuan menampung 32 kamera dan 8 komputer yang terhubung dengan NVR secara bersamaan.

3. Controller Panasonic CU-950

Gambar 4.6 Controller CU-950

Joy stick terpisah untuk mengontrol pan/tilt dan zoom, memungkinkan pelacakan mulus. Keypad numerik yang besar menyediakan akses langsung ke kamera. Jog dial dan

shuttle ring untuk memudahkah kontrol.

4. Kabel Fiber Optic Multimode 50/125 micron

(7)

Kabel fiber optic multimode ini mempunyai karakteristik, sebagai berikut : - Indeks bias core konstan

- Ukuran core besar (50 mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis

- Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar

- Digunakan untuk jarak transmisi 10 – 20 km seperti LAN

5. Kabel UTP ( Unshielded Twisted Pair )

Gambar 4.8 Kabel UTP

Source : http://warok.web.id/kabel-jaringan/

Kabel UTP terdiri dari empat pasang inti kabel yang salingberbelit yang masing-masing pasang memiliki warna yang berbeda. Kabel UTP tidak memiliki pelindung dari interferensi elektromagnetik, namun jenis kabel ini banyak digunakan karena harga relatif murah dan fungsinya memang sudah sesuai dengan standar yang ditentukan. Fungsi kabel UTP digunakan sebagai kabel jaringan LAN.

(8)

6. Panel Box

Gambar 4.9 Panel box

Panel box digunakan untuk meletakan alat-alat yang akan digunakan untuk menghubungkan kamera sampai ke ruang kontrol room. Didalam panel box terdapat dua buah adaptor kamera,satu buah switch , dan media converter Fiber Optic ke UTP.

4.1.3. Software

Software yang digunakan adalah software standar Panasonic yaitu ASM 100. Software ini dapat menggabungkan 3 layar menjadi 1 tampilan. Setiap layar berbeda tugas. Layar pertama sebagai operation window berfungsi untuk mengatur tampilan, kamera mana yang akan di tampilkan. Layar kedua sebagai Map Window, pada layar ini pengawas hanya

(9)

perlu klik gambar kamera untuk memantau area yang diinginkan. Dan layar ketiga sebagai all camera yaitu menampilkan video semua kamera.

Gambar 4.10 tampilan software Panasonic ASM 100

4.1.4. Konfigurasi Software

Setelah software Panasonic ASM 100 sudah di install pada komputer. Software ini harus di konfigurasi agar dapat terhubung dengan semua kamera. Maka kami akan menjelaskan konfigurasi-konfigurasi yang akan dilakukan pada software ini.

Software ini terdiri dari 3 pengaplikasian:

• Setup Software : Pengaturan yang dibutuhkan untuk menjalankan software dapat

dikonfigurasikan dan diatur dengan software ini.

• Operation Software : Menampilkan gambar langsung, pemutaran kembali,

pengunduhan, pencarian gambar yang disimpan di dalam recorder, dan mengendalikan kamera tersedia dalam penggunaan software ini.

• Service Software : Saat komputer dinyalakan, service software ini akan jalan di belakang layar komputer anda (berada di system tray anda).

(10)

Konfigurasi software dilakukan untuk mengtur sistem pada software ASM

Basic Setup

Klik menu system, lalu klik tab menu basic setup

Gambar 4.11 Basic Setup

Pada tampilan gambar di atas, pada menu basic setup digunakan untuk mengatur bahasa, tanggal, waktu, warna tampilan software, jumlah layar yang mau di tampilkan, pengaturan suara, dan pengaturan tampilan full screen.

(11)

Performance

Klik menu system, lalu klik tab menu performance

Gambar 4.12 Menu Performance

Pada menu ini digunakan untuk mengatur jumlah tampilan gambar per detik. Pada format JPEG/VGA interval gambar yang dapat dimasukan 1-300 ips (image per second). Biasanya yang digunakan adalah 100 gambar. Sedangkan untuk HD300 interval gambar yang dapat dimasukkan 1-15 ips. Biasanya untuk HD300 yang digunakan 5 ips.

4.1.6 Konfigurasi Pengaturan Device Management pada Software ASM Konfigurasi untuk mengatur kamera serta recording untuk software ASM  Mendaftarkan Recorder

(12)

- Klik menu device mananement - Klik recorder

Recorder yang sudah didaftarkan dapat di setting ulang dengan klik tombol edit

dan dapat juga di hapus dengan klik tombol delete. - Lalu klik recorder, pilih add.

Pada langkah ini address, http port number, dan use a proxy server harus diisi. HTTP port

number memiliki port standar 80.

Gambar 4.13 pengaturan device Management

- Setelah mengatur address, http port number, dan use a proxy server - Klik start

- Lalu klik OK

Kemudian akan muncul tampilan status download Klik OK, tampilan akan keluar secara otomatis.

(13)

- Lengkapi pengaturan device title dan FTP port.

FTP port memiliki standar port yaitu 21.

Gambar 4.14 Device Registration

- Klik setup, akan muncul tampilan camera setup

(14)

Akan muncul tampilan untuk pengaturan nama dan tipe kamera

Gambar 4.16 pengaturan Camera

Setelah selesai mengatur nama dan tipe kamera klik OK, dan tampilan setup camera akan keluar secara otomatis. Kemudian pada menu recorder registration klik set. Pengaturan telah disimpan dan diterapkan. Registration recorder akan ditampilkan pada daftar device yang sudah terdaftar.

 Camera

Langkah – langkah mengatur kamera:

- Klik menu device management, lalu tampilan registered device akan muncul. - Klik tab menu Camera pada tampilan registered device

Kamera yang sudah didaftarkan dapat di setting ulang dengan klik tombol edit dan dapat juga di hapus dengan klik tombol delete.

(15)

- Lengkapi address, HTTP port number, dan use a proxy server. Kemudian klik start

Gambar 4.17 Setting Tampilam Informasi

- Lalu klik OK

- Saat proses download informasi kamera selesai, klik OK

Tampilan information download completed akan keluar secara otomatis. - Klik tombol setup, tampilan camera setup akan muncul

(16)

- Klik OK setelah selesai melengkapi pengaturan kamera.

- Kemudian pada tampilan device registration, klik tombol set. Pengaturan kamera sudah terdaftar.

4.1.7. Konfigurasi Pengaturan pada Software ASM yang Berhubungan dengan Manajemen Pengguna

Pengaturan yang berhubungan dengan manajemen pengguna diantaranya adalah pengaturan otentikasi pengguna, penambahan pengguna, mengubah/menghapus informasi pengguna, pengaturan tingkat pengguna, dan lain – lain dapat di konfigurasi. Pengaturan otentikasi pengguna, login pengguna secara otomatis, validasi password. Klik tombol “user

mng.” kemudian klik tab “basic setup” untuk menampilkan halaman “basic setup”.

Gambar 4.19 Konfigurasi Pengaturan

User Authentication : ON.

(17)

Time-limited password : ON.

Password’s validation period : 92 hari.

 Pengaturan Pengelola/Admin

Klik tombol “user mng” kemudian klik tab “administrator setup” untuk menampilkan halaman “administrator setup”. Mengkonfigurasi pengaturan yang berhubungan dengan pengelola pada halaman ini.

Gambar 4.20 Pengaturan Admin

Administrator name: ADMIN

Password: 12345

Default screen: GROUP

 Mendaftarkan Pengguna yang dapat Login ke Device

Klik tombol “user mng” kemudian klik tab “device login user” untuk menampilkan halaman “device login user”. Masukan nama pengguna dan kata sandi yang akan digunakan

(18)

untuk login ke device. Saat login ke device menggunakan operasi software, penentuan nama pengguna dan kata sandi akan dibutuhkan di halaman ini.

Gambar 4.21 Login ke device

User name: ADMIN (user0)

Password: 12345 (user0)

 Mengatur pengguna yang terdaftar

Pengguna terdaftar adalah pihak yang dapat mengoperasikan software ini dan mengubah/menghapus informasi pengguna.

Mendaftarkan pengguna • Langkah 1:

(19)

Gambar 4.22 Mendaftarkan Pengguna

• Langkah 2:

Klik tab “user setup” untuk menampilkan halaman “user setup”. • Langkah 3:

Klik tombol “add” untuk menampilkan halaman “user regist.”

Gambar 4.23 User Setup

o User level: LV2

o Default screen: Group

(20)

Pengelola dapat menentukan kamera yang akan dioperasikan berdasarkan pengguna. • Langkah 1:

Tampilkan halaman “user setup” • Langkah 2:

Untuk mendaftarkan pengguna, klik tombol “add”. Untuk mengubah informasi dari pengguna yang sudah didaftarkan, klik tombol “edit”.

• Langkah 3:

Klik tombol “setup” untuk menampilkan halaman “operable camera setup”.

Gambar 4.24 Operable Camera Setup

• Langkah 4:

Klik tombol OK setelah mengubah pengaturan. • Langkah 5:

(21)

Gambar 4.25 mengubah Pengaturan

4.1.8. Konfigurasi Pengaturan Group Kamera pada Software ASM

Jumlah kamera yang dapat dibuat dalam group adalah 1, 4, 9, dan 16. untuk mengatur jumlah kamera yang akan di buat dalam group dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :

- Klik tombol “camera”

- Langkah kedua klik tab menu “Group”

(22)

- lalu klik “add”, kemudian muncul tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 4.27 Tampilan Pengaturan Group

- langkah terakhir klik “set”, kemudian tampilan akan keluar secara otomatis. Group kamera sudah terdaftar.

4.1.9. Konfigurasi Pengaturan Tampilan pada Layar Monitor pada Software ASM Tampilan pada software ini dapat menggunakan 2 macam, yaitu window live dan Map  Window Live

Klik tombol “window”, lalu klik tab “live window”, untuk menampilkan tampilan secara langsung. Pilih group lalu klik set. Kamera yang sudah dibuat group akan tampil secara langsung.

(23)

Gambar 4.28 Pengaturan Window Live

 Pengaturan Tampilan Map (Pemetaan)

Pendaftaran Map kamera sampai 100 map. Langkah – langkah mendaftarkan tampilan map sebagai berikut ini :

- langkah 1

klik tombol “window” - langkah 2

klik tab “map window”

- Langkah 3

Klik tombol “add”

- Langkah 4

(24)

Gambar 4.29 Pengaturan Window Map

- Langkah 5

Pilih gambar yang akan ditampilkan, lalu klik “open”. Gambar yang dipilih akan muncul pada area map.

Gambar 4.30 Tampilan Window Map

(25)

4.1.10. Konfigurasi Web Browser untuk melihat IP Camera

Cara melihat hasil IP Camera menggunakan Web Browser. Pastikan browser yang di gunakan adalah Internet Explorer:

1. Mematikan firewall dan mengganti security pada browser (dilakukan pada PC) • Pada komputer, pilih Start -> Control Panel -> Windows Firewall

• Pilih menu Turn Windows Firewall on or off

(26)

• Turn off Windows Firewall pada Home or work (private) network , serta pada publiv network, lalu

ok

Gambar 4.32 Mematikan firewall

2. Buka browser Internet Explorer, lalu klik tools -> internet option -> security -> custom level -> pada setting “Download signed ActiveX controls” pilih Prompt -> lalu OK

(27)

Gambar 4.33 Melakukan setting untuk ActiveX

4.1.11. Pemasangan Hardware

Tiang kamera tidak perlu dibuat lagi, karena di tempat wisata sudah terdapat tiang lampu yang sebelumnya sudah terpasang untuk menerangi kawasan tersebut. Dengan adanya tiang lampu tersebut akan memudahkan proses instalasi pemasangan kamera. Kamera dipasang pada tiang yang masing - masing memiliki 3 ukuran yang berbeda tergantung pada struktur tanah, ada yang 6 meter, 10 meter dan 20 meter. Dengan kondisi tanah yang keras dan berbatu membuat para pekerja kesulitan untuk melakukan penggalian. Penggalian dilakukan untuk meletakan kabel fiber optic yang kedalamannya kurang lebih 50-70 cm. selain itu jalur pengairan dan jalur kabel listrik yang di dalam tanah juga harus diperhatikan, agar pada saat penggalian tidak merusak

(28)

kabel listrik atau pipa air. Sehingga sebelum melakukan penggalian harus mempelajari peta denah jalur pengairan dan listrik pada tempat wisata.

Di bagian panel box terdapat switch untuk menghubungkan ke panel box lainnya supaya saling terkoneksi ,fiber optic dimasukkan ke OTB ( Optic Terminal Box ) setelah itu baru dihubungkan ke media converter untuk mengkonvert kabel Fiber Optic menjadi kabel UTP, media adaptor untuk power kamera dan power untuk menyalakan listrik.

Gambar 4.34 Panel Box

Pada saat observasi menganalisa letak panel box yang tepat. Analisa ini bertujuan agar kabel dari kamera ke panel box bisa sesuai ukuran. Jarak antara kamera ke panel box membutuhkan maksimal jaraknya 100 Meter. Panel box yang

(29)

akan digunakan berjumlah 5 buah. Jumlah kamera dalam setiap panel box tidak tentu, harus memperhatikan jarak dan area, masing – masing panel box ada yang berisi 2 kamera, 4 kamera dan 6 kamera.

Pemasangan kamera menggunakan media tiang lampu yang ditanam pada permukaan tanah,contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini .

Gambar 4.35 Pemasangan IP camera pada tiang lampu

4.1.12. Perancangan Control Room

Desain ruangan master control terletak di pos utama penjagaan, izin masuk kedalam ruang penjagaan tersebut diberikan oleh salah satu penjaga yang diberikan tanggung jawab khusus untuk menjaga dan mengontrol ruangan tersebut. Ruangan ini berisi alat – alat untuk

(30)

UPS CPU Client Rak Penyimpanan Printer Switch Controller Server Monitor LCD Media Converter NVR Harddisk Switch

mengolah data video yang diperoleh dari IP Camera melalui jaringan serat optic.Berikut adalah gambar perancangan master control room tersebut:

(31)

Dibawah ini adalah penjelasan isi dari ruang control room diatas:

Switch Allied Telesis AT-FSW708 8 port

Berfungsi untuk menggabungkan kabel UTP dari masing – masing IP Camera yang sebelumnya sudah terkonversi dengan media converter. Switch ini merupakan switch

unmanaged yang umumnya langsung dipakai tidak bisa di konfigurasi ( plug and play ). Pada

switch unmanaged hubungan switch ke switch tidak merubah topologi jaringan yang ada, semua PC akan tetap berada dalam jaringan ( network ) yang sama.

Media Converter Allied Telesis dari Fiber Optic ke UTP ( Unshield Twisted Pair )

Media converter berfungsi untuk mengkonvert fiber optic dari masing – masing panel box menjadi kabel UTP (Unshielded Twisted Pair ) agar bisa terhubung pada switch yang terletak di control room

.

7 LCD LG 42”

7 layar LCD dipasang secara berurutan berfungsi untuk menampilkan gambar dari komputer client supaya lebih jelas. Karena terdapat 3 CPU maka dibagi menjadi beberapa layar. CPU pertama menggunakan splitter ASM-100 menggabungkan 3 layar LCD untuk memudahkan penggunaan ,kemudian 2 CPU client menggunakan converter VGA untuk menggabungkan masing – masing 2 layar.

Selain untuk melihat hasil gambar dari IP Camera, bisa juga untuk melihat hasil rekaman video yang sudah terekam, dengan kualitas gambar yang lebih jelas dan bagus dibandingkan dengan monitor CPU.

(32)

2 Computer Client

Untuk menampilkan hasil dari IP Camera yang langsung dari protokol HTTP ,tidak melalui software ASM-100 ( Software Management ). Jadi dari komputer client ini bisa melihat langsung IP Camera dengan memasukkan IP dari masing – masing kamera pada IE ( Internet Explorer ).

2 UPS ( Uninterruptible Power Supply )

Apabila terjadi pemadaman listrik maka itu akan mengganggu seluruh jaringan pada IP Camera, maka dibutuhkan lah UPS ( Uninterruptible Power Supply ) untuk mengamankan jaringan apabila terjadi pemadaman listrik. Pada jaringan ini menggunakan 2 UPS Laplace GTX 2250 yang bisa membackup data selama 30 menit.

2 Terabyte Harddisk Pada Komputer Server

Harddisk berfungsi menyimpan seluruh hasil data yang di recording oleh kamera. Kapasitas harddisk yang berukuran 2 Terabyte sangatlah cukup untuk menyimpan seluruh data hasil rekaman kamera untuk durasi 2 bulan, setelah data lebih dari 2 bulan maka seluruh data akan terhapus secara otomatis.

Controller Panasonic CU – 950

Controller yang berbentuk joystick ini memudahkan user untuk menggerakkan posisi kamera sesuai dengan yang diinginkannya,menggunakan controller ini lebih cepat dan lebih efisien dari pada menggunakan media mouse.

(33)

Rak penyimpanan untuk NVR ( Network Video Recorder ) , Switch, Media Converter dan Harddisk External

Rak ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan daripada NVR ( Network Video

Recorder ), Switch, Media Converter dan harddisk external supaya tertata dengan rapi dan

mudah untuk digunakan. Rak ini juga menggunakan kunci sehingga selalu dalam posisi terkunci apabila sedang tidak diperlukan untuk konfigurasi, hal ini untuk menghindari supaya tidak ada orang yang dengan seenaknya mengubah setting-an konfigurasi.

Printer

Untuk mencetak hasil gambar dari data yang telah di capture oleh IP camera, untuk dievaluasi kembali bersama para staff keamanan supaya para staff keamanan lebih ditingkatkan kembali kinerjanya.

4.2 Uji Coba

4.2.1. Konektifitas

Beberapa percobaan haruslah dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan baik. Salah satu percobaan kami dengan melakukan ping kepada server untuk memastikan jaringan yang ada berjalan dengan baik atau tidak. Ping juga dilakukan kepada masing-masing kamera. Hasil dari reply kamera sangat baik, menunjukan bahwa sistem yang berjalan baik dan benar.

(34)

Gambar 4.37 Ping client ke server

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ping yang dilakukan ke server dari komputer client yang berada di dalam master control berjalan dengan baik.

(35)

Gambar 4.38 Ping dari client ke salah satu IP Camera PTZ

Dari gambar di atas menampilakn ping dari client kepada salah satu kamera PTZ yang berada di taman tersebut. Hasil yang dapat dilihat ping ke salah satu kamera tersebut cukup baik.

(36)

Gambar 4.39 Ping dari client ke salah satu kamera Fix

Dari gambar di atas menampilakn ping dari client kepada salah satu kamera FIX yang berada di taman tersebut. Hasil yang dapat dilihat ping ke salah satu kamera tersebut cukup baik.

4.2.2. Tampilan Keseluruhan

Secara garis besar kami akan menampilkan layar yang sudah sempurna untuk memantau lokasi, tampilan layar tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini:

(37)

Gambar 4.40 Tampilan dari keseluruhan IP Camera

Gambar di atas menampilkan keseluruhan dari IP Camera yang telah terpasang, tetapi dikarenakan adanya privasi dari pihak taman kami hanya menampilkan beberapa hasil kamera saja. Gambar yang berada di baris pertama menampilkan pintu keluar untuk pengunjung setelah melihat-lihat taman tersebut. Gambar pada baris ketiga merupakan pintu keluar khusus VIP yang langsung mengarah kedalam penginapan yang berada tidak jauh dari taman tersebut. Dan gambar di baris ke empat menampilkan pintu masuk yang mengarah ke taman tersebut.

(38)

4.2.3. Recording Camera

Agar memastikan kamera tersebut berjalan dengan baik, di perlukan sebuah pengecekan atas hasil tampilan ataupun hasil rekaman. Hasil rekaman dapat di tampung selama 2 bulan, dan dapat di putar kembali apabila di perlukan.

Gambar 4.41 hasil dari pemutaran rekaman

Dari gambar di atas dapat dilihat hasil rekaman pada tanggal 6/11/2012 pada jam 18:27:41 yang dapat dilihat pada tanggal 15. Pada tanggal 15 terdapat kotak yang berwarna biru yang menunjukan pada hari melihat hasil rekaman tersebut.

4.2.4. Fungsi Zoom Dan Rotate

IP Camera yang kami gunakan untuk melakukan zoom dan rotation menggunakan tipe kamera PTZ WV-NW 960.

(39)

Tampilan sebelum dilakukannya uji coba zoom dan rotasi. Bagian yang di lingkari merah merupakan objek yang akan di zoom.

(40)

Gambar 4.43 Zoom In kamera PTZ

Gambar di atas merupakan gambar yang di ambil dengan Zoom in untuk melihat hasil dari gambar yang di zoom tersebut masih tampak jelas atau tidak. Tapi melihat hasil gambar di atas, gambar masih terlihat jelas.

(41)

Lingkaran merah sebagai titik point pada saat melakukan rotasi sesuai dengan gambar di bawah ini.

Gambar 4.44 Setelah di rotasi ke kanan

Gambar diatas diambil dengan menggunakan rotasi dengan kamera PTZ yang di lakukan ke arah kanan

(42)

Gambar 4.45 setelah di rotasi ke kiri

Gambar diatas diambil dengan menggunakan rotasi dengan kamera PTZ yang di lakukan ke arah kiri

4.2.5. Uji Coba Menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol)

HTTP (Hypertext Transfer Protocol) : protokol yang digunakan oleh World Wide Web (www). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa yang harus dilakukan oleh web server dan web browser sebagai respon terhadap perintah yang ada dalam protokol HTTP. Sebagai contoh, ketika Anda mengetik sebuah alamat internet atau URL di browser Anda, maka sebenarnya web browser akan mengirimkan perintah HTTP ke web server. Web server

(43)

kemudian akan menerima perintah ini dan melakukan aktivitas sesuai dengan perintah yang diminta oleh web browser (misalnya akses ke database, file, e-mail, dll). Hasil kegiatan terakhir akan dikirim kembali ke web browser untuk ditampilkan kepada pengguna

1. Lalu ketik alamat IP Camera dilanjutkan dengan portnya. Pada kolom URL

Gambar 4.46 Internet Explorer yang di buka dengan laptop rumah

2. Setelah itu akan keluar form login untuk mengakses IP Camera tersebut, tapi tidak semua dapat mengakses IP Camera tersebut, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengakses IP Camera ini.

(44)

Gambar 4.47 Halaman login form

3. Setelah form login keluar masukan username dan password yang sesuai dengan username yang di berikan hak akses serta

(45)

Gambar 4.48 Masukan username beserta password

4. Setelah melakukan login, akan tampil seperti pada gambar di bawah, menampilkan IP Camera yang diakses sesuai dengan nomor IP yang sudah di atur.

Gambar 4.49 Hasil dari IP Camera yang sedang di pantau

4.2.6. Network Utility

Setelah dilakukan pengecekan pada jaringan yang berjalan apakah proses pengiriman data berjalan dengan baik. Dalam sistem aliran jaringan server memegang peranan penting, karena semua data dari IP Camera di kirim terlebih dahulu ke server sebelum akhirnya ke client untuk monitoring. Jika pada server berjalan dengan baik, maka akan di pastikan aliran data dari IP Camera ke client berjalan dengn baik juga.

Pada bagian Reliability and Performance dapat dilihat data yang keluar masuk ke dalam server, kapasitas maksimumnya 50 Mbps, dan dari hasil pemantauan data yang

(46)

melewati server sebesar 16 Mbps. Hal ini membuktikan bahwa data yang masuk dan keluar ke dalam server berjalan kurang baik di karenakan padatnya aliran data pada siang hari.

Kami melakukan pengecekan Reliability and Performance pada siang hari.

Gambar 4.50 hasil Reliability and Performance

4.3 Evaluasi Sistem

(47)

 Jarak pandang jika terjadi cuaca yang kurang baik seperti hujan dan kabut atau asap tebal dapat mengurangi jarak pantau.

 Jarak pandang pada malam hari belum menggunakan night vision sehingga jarak pantauannya kurang jelas.

 Sistem keamanan menggunakan IP Camera berjalan dengan baik dan hasil yang

memuaskan, karena video yang dihasilkan mempunyai kualitas gambar yang bagus dan dapat digerakan serta di zoom sesuai dengan kebutuhan pengawasan

 Sistem keamanan ini sangat membantu karena dapat memantau area secara 24 jam dan juga dapat melihat hasil rekaman beberapa hari sebelumnya.

 Sistem ini dapat membantu mencegah hal-hal yang membahayakan, seperti tindakan kriminal.

 Sistem yang digunakan sangat userfriendly sehingga staff pengawas dapat

menggunakannya dengan mudah.

 Hasil dari tampilan HTTP masih terlalu sederhana sehingga dibutuhkan pembaharuan tampilan pada HTTP.

Gambar

Gambar 4.11 Basic Setup
Gambar 4.12 Menu Performance
Gambar 4.13 pengaturan device Management  -  Setelah mengatur address, http port number, dan use a proxy server  -  Klik start
Gambar 4.14 Device Registration  -  Klik setup, akan muncul tampilan camera setup
+7

Referensi

Dokumen terkait

diajukan adalah Perancangan Kampanye Sosial Mewujudkan Indonesia Bebas Rabies Tahun

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Rancangan Peraturan Desa Kedungasri tentang pendirian Badan

Adapun data awal gedung terdiri dari 4 lantai dengan struktur balok, kolom terbuat dari beton, sedangkan modifikasi perencanaan menjadi struktur komposit baja-beton

pernah diperoleh; (3) sertifikat kompetensi dokter hewan/dokter hewan spesialis; (4) sertifikat profesi/keahlian; (5) sertifikat dosen (jika ada) ; (6) surat pernyataan akan

2004 Fibrinogen Concentration and Risk of Ischemic Stroke and Acute Coronary Events in 5113 Patients With Transient Ischemic Attack and Minor Ischemic Stroke.. Pathogenesis,

[r]

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode guided discovery (penemuan terbimbing) adalah cara yang dilakukan guru dalam proses

[r]