MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN
MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN
Disusun oleh:
Alvi Muhayat Syah
1506749552
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya karya tulis yang berjudul “Makna Nasionalisme dalam Pemimpin” telah dapat diselesaikan guna memenuhi tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, kami telah mendapatkan bantuan, bimbingan, serta fasilitas dari berbagai pihak. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang memberikan petunjuk dan kelancaran saat pembuatan makalah.
2. Kedua orang tua kami, atas doa, bimbingan, dan motivasi yang diberikan.Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil karya tulis ini.
3. Para santri Yayasan Keluarga Muslim Forum Ekonomi dan Ukhuwah Islamiyah.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Tak ada gading yang tak retak, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan. Terimakasih.
Depok, 1 Januari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemimpin adalah seseorang yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemimpin mempunyai kemampuan untuk mengarahkan, dan mengantar masyarakat yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama. Huruf yang menjadi penutup dari kata ‘pemimpin’ adalah huruf N. Huruf N yang dimaksud hanya sebagai simbolis, tetapi ada sebuah makna yang menggambarkan huruf tersebut, yaitu nasionalisme.
Pemimpin yang akan dibahas mengenai sikap nasionalismenya dalam karya tulis ini adalah pemimpin bangsa yang menjadi wakil dari masyarakat Indonesia, baik presiden, menteri, gubernur maupun para pejabat lainnya. Nasionalisme dibutuhkan oleh seorang pemimpin, disamping sifat jujur, tegas, dan adil. Pemimpin yang memiliki sifat cinta tanah air atau nasionalisme, dapat lebih mudah berpihak pada rakyat dan memakmurkan bangsa. Tanpa huruf N tadi, mungkin negara kita hanya berharap dari sesosok ‘pemimpi’ yang tidak menjunjung rasa cinta terhadap tanah air.
Rakyat ingin negara menyejahterakan bangsa. Bangsa yang dipimpin oleh pemimpin berkarakter nasionalis juga harus andil dalam upaya tersebut. Akan tetapi, presiden yang kurang memiliki jiwa nasionalisme, sulit untuk mengatakan “Tidak.” pada bangsa lain agar bisa mempertimbangkan kepentingan nasional kearah yang lebih baik. Oleh karena itu,akan dibahas beberapa hal yang menyebabkan memudarnya sikap nasionalisme pemimpin bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Mengapa sikap nasionalisme berpengaruh dalam memimpin bangsa? b. Apakah yang menyebabkan jiwa nasionalisme pemimpin mulai memudar?
c. Bagaimana membangun semangat nasionalisme terhadap pemimpin maupun rakyat?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah berjudul “Makna Nasionalisme dalam Pemimpin” ini bertujuan untuk: a. Menjelaskan tentang sikap nasionalisme.
b. Menjelaskan beberapa dampak jiwa nasionalisme dalam pemimpin.
c. Memberikan informasi mengenai penyebab memudarnya sikap nasionalisme pada bangsa Indonesia.
d. Memberikan informasi tentang cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan karya tulis ini, baik bagi penulis maupun bagi para pembaca umumnya adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui arti penting sikap nasionalisme
b. Memahami pengaruh jiwa nasionalisme pada pemimpin.
c. Mengerti tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa kebenaran politik. Kebenaran politik adalah sumber dari kehendak rakyat. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan, dan sebagainya.
2.1.1 Definisi Nasionalisme Menurut Para Ahli
a. Huszer dan Steveson
Nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta secara alami kepada tanah airnya.
b. L Stoddard
Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, yang dianut oleh sejumlah besar individu sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa kebersamaan golongan sebagai suatu bangsa.
c. Hans Kohn
Nasionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.
2.1.2 Bentuk Nasionalisme
a. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya. Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan.
b. Nasionalisme kenegaraan adalah variasi dari nasionalisme kewarganegaraan yang merupakan perasaan nasionalistik yang kuat, sehingga diberi keutamaan lebih untuk mengatasi hak universal dan kebebasan.
c. Nasionalisme Etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johan Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk ‘rakyat’).
d. Nasionalisme Romantik adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara organik.
e. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya sifat keturunan seperti warna kulit, ras, dan sebagainya.
f. Nasionalisme Agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
2.1.3 Makna Nasionalisme
a. Proses pembentukan bangsa-bangsa itu sangat umum. Proses ini sendiri mencakup serangkaian proses yang lebih khusus dan acapkali membentuk objek nasionalisme dalam pengertian lain yang lebih sempit.
b. Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan. c. Suatu bahasa dan simbolisme bangsa.
d. Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.
e. Suatu doktrin dan ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang khusus.
2.1.4 Penerapan Nasionalisme a. Lingkungan keluarga
Menanamkan semangat perjuangan kemerdekaan melalui cerita. Pengadaan buku-buku cerita para pahlawan untuk membakar semangat dan menghayati jiwa kepahlawanan dari isi bacaan.
b. Lingkungan pendidikan
Pelaksanaan upacara dengan khidmat. Penghayatan isi dan arti lagu nasional. Penanaman jiwa, semangat perjuangan demi mempertahankan kemerdekaan melalui jalur mata pelajaran dan mata kuliah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sikap Nasionalisme Memimpin Bangsa
Kata nasionalisme berasal dari kata nation yang berati bangsa. Dalam bahasa Latin kata nation berati kelahiran kembali, suku kemudian bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan kepentingan bersama.
Saat ini sikap pesimisme rakyat muncul melihat ketidakadilan dan kesejangan sosial di masyarakat atas gaya hidup hedonisme dan oportunis yang dilakukan oleh para pejabat negara baik dalam legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
Para pejabat tidak lagi amanah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat, bahkan mereka berani melakukan korupsi dari apa yang menjadi tanggungjawab mereka kepada rakyat dan bangsa ini. Kebobrokan metal dan moral para wakil rakyat dan pejabat negara sebagai pemegang amanat rakyat menjadi perhatian dan prioritas program pemerintah selanjutnya untuk mampu mewujudkan roda pemerintahan yang bersih, jujur, adil, berdaulat, dan bermartabat.
Sikap para pemimpin tersebut tidak mencerminkan jiwa nasionalisme. Apabila mempunyai sikap, tentunya para pemimpin bisa menjaga amanah dari rakyat dengan baik dan tidak melakukan KKN yang menyebabkan kebocoran kas negara atau APBN sebesar Rp1.700.000.000.000 tiap tahunnya.
3.2 Memudarnya Jiwa Nasionalisme
Semangat nasionalisme di negara kita, tidak setangguh pada saat zaman kolonialisasi Belanda maupun Jepang. Saat dimana para pemimpin bangsa sangat berani berkata “Tidak” dan menentang apa pun yang merugikan kepentingan negara Indonesia. Kita sangat prihatin dengan kondisi semangat nasionalisme baik pemimpin maupun generasi muda Indonesia saat ini. Semangat untuk perduli terhadap kondisi bangsa dan masyarakat sekitar sudah mulai menurun.Tanpa adanya semangat nasionalisme tersebut, maka Bangsa Indonesia akan mudah dipecah belah oleh kekuatan asing yang tidak menginginkan kemakmuran di Indonesia.
3.3 Cara Menumbuhkan Karakter Nasionalisme
Karakter nasionalis dapat diwujudkan dalam sikap untuk lebih memilih dan mendukung kepentingan nasional daripada membela kepentingan asing. Pemimpin lebih baik membuat kebijakan yang memakmurkan Indonesia sekaligus mencintai produk dalam negeri. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lantas tidak membeli barang-barang asing yang murah tetapi berkualitas buruk, apalagi jika harga mahal namun barang jelek dan berkarat. Apabila kualitasnya sama saja, kita tetap harus memilih produk domestik, sehingga industri dalam negeri berkembang dan Usaha Kredit Menengah (UKM) kita bisa bersaing dengan produk luar negeri. Rakyat Indonesia harus bisa menjadi produsen bukan hanya konsumen yang menyebabkan devisa triliunan rupiah tiap tahun lari dibawa ke luar negeri.
4.4 Harapan kepada Pemimpin Bangsa Indonesia
Tahun 2016 merupakan tahun yang penuh dengan peristiwa politik, mulai dari masalah politik seperti, Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Negara Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, harus menjaga amanah dari masyarakat sampai tahun 2019. Oleh karena itu, kita berharap mereka dapat mengukir sejarah dengan mewujudkan harapan bangsa Indonesia sebagai berikut:
a. Indonesia menjadi negara maju.
b. Indonesia menjadi bangsa yang bersih dari koruptor. c. Tidak ada sistem birokrat yang membingungkan rakyat.
d. Aturan lebih ditegakkan dan direalisasikan, bukan sekedar tulisan belaka. e. Lebih bertanggung jawab terhadap rakyat.
f. Dapat memperbaiki kinerja pemerintah yang belum bagus. g. Musnahnya kolusi, korupsi dan nepotisme.
h. Kemakmuran rakyat meningkat.
i. Tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan para pemimpin sebelumnya.
j. Semua bidang, yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jiwa nasionalisme yang merupakan rasa cinta terhadap tanah air, mempengaruhi kinerja pemimpin bangsa. Pemimpin dan rakyat Indonesia yang semakin nasionalis akan bangga terhadap produk dalam negeri, sehingga mudah bersaing secara internasional.
Dengan demikian, diharapkan para pemimpin untuk bisa betindak lebih bijak dan tepat serta lebih memikirkan kepentingan masyarakat daripada negara. Dengan menanamkan nilai-nilai kemimpinan yang diajarkan dari keluarga, lingkungan sekitar maupun dari pelajaran pemimpin pada masa-masa lalu yang pernah berjaya pada masanya, agar dapat menciptakan pemimpin yang nasionalis, tangguh, hebat, adil, bijaksana dan dicintai oleh masyarakat yang dipimpinnya serta bisa menjadi suri tauladan yang baik pula.
5.2 Saran
Nasionalisme yang terdapat dalam pemimpin bangsa bukan hanya faktor kemajuan negara. Akan tetapi, akan lebih baik jika kita, para rakyat Indonesia juga mengilhami makna dari nasionalisme tersebut, dan menanamkannya dalam kegiatan sehari-hari, seperti membeli produk dalam negeri. Sebaiknya, pemimpin bangsa yang akan menjabat tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya dan dapat menampung aspirasi rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
“Sifat-sifat Kepemimpinan”.
(http://www.asikbelajar.com/2014/02/sifat-sifat-kepemimpinan.html diakses tanggal 30
Desember 2016)
Suparta, I Nengah. 2010. Pemimpin Sebaiknya Pemimpi. Singaraja : Makalah dalam Seminar Kepemimpinan Senat Mahasiswa FMIPA Undiksha.