• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA. perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti. VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA. perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti. VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Bursa Efek Indonesia

Nama : Bursa Efek Indonesia

Alamat : Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Telepon : (021) 5150515

Fax : 021 5150330

Website : www.idx.co.id atau www.bei.co.id Tanggal Berdiri : 1 Desember 2007

2. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia.Bursa Efek Jakarta (BEJ) pertama kali berdiri pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti

(2)

yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pasar modal atau bursa efek kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. Selama dua dasawarsa kemudian BEJ mengalami pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang dekade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA. Namun demikian, baru sekitar decade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang dikenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, Guntur Pasaribu sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.

Tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia yaitu, Pada tanggal 14 Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia

(3)

dibentukdi Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I pada tahun 1914-1918.Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek diSemarang dan Surabaya pada tahun 1925-1942. Awal tahun 1939 dikarenakan adanya isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup kembali. Sedangkan pada tahun 1942-1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup selama Perang Dunia II. Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952 yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) pada tahun 1952. Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif Perdagangan di Bursa Efek vakum pada tahun 1956-1977. Pada tanggal 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan PelaksanaPasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. Hal ini terjadi antara tahaun 1977-1987. Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan PenawaranUmum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia pada tahun1987. Selang tahun 1988-1990 paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu

(4)

BEJ terbuka untuk asing dan aktivitas bursa meningkat. Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer pada tanggal 2 Juni 1988. Di bulan Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasidan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa EfekSurabaya. Pada tanggal 13 Juli 1992 swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated

Trading Systems) pada 22 Mei 1995. Pemerintah mengeluarkan

Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia danBEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) pada tahun 2002. Pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG pada tahun 2009.

(5)

3. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia yang menjadi penyelengara pasar modal di Indonesia memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi Bursa Efek Indonesia:

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas dunia. Misi Bursa Efek Indonesia:

a. Menjadikan bursa efek sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi gerbang investasi bagi Investor lokal maupun asing.

b. Sebagai institusi yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan pasar dan teknologi dengan tetap memperhatikan perlindungan investor.

c. Organisasi yang independen dengan fokus pada unsur bisnis, transformasi struktural maupun kultural menuju tren global. d. Lembaga bursa yang berwibawa, transparan, memiliki integritas

tinggi sebagai Centre of Competence and Exellence di pasar modal.

e. Meningkatkan kualitas produk dan layanan jasa terbaik melalui pemberdayaan SDM.

B. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan berupa data sekunder perusahaan yang terdaftar pada kolom JII di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JIIadalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Saham-saham JII merupakan saham syariah dengan likuiditas yang tinggi dan aktif diperdagangkan di

(6)

BEI. Saham-saham yang masuk ke dalam JII melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing sesuai dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia dan Dewan Syariah Nasional.

Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar dan menyediakan data laporan keuangan berupa current ratio dan return saham selama periode 2012-2015. Data laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

NO EMITEN CURRENT RATIO RETURN SAHAM

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 1 AALI 68.46 45.00 58.47 79.90 -9.2 27 -3 -35 2 ADRO 157.23 177.19 164.17 240.39 -10.2 -31 -5 -50 3 AKRA 144.19 117.14 108.67 149.56 37.2 5 -6 74 4 ASII 139.91 124.20 132.26 137.93 2.7 -11 9 -19 5 CPIN 331.28 379.23 224.07 210.62 69.8 -8 12 -31 6 ICBP 276.25 241.06 218.32 232.60 50.0 31 28 3 7 INTP 602.76 614.81 493.37 488.66 31.7 -11 25 -11 8 ITMG 221.71 199.19 156.40 180.18 7.5 -31 -46 -63 9 KLBF 340.54 283.93 340.36 369.78 55.9 18 46 -28 10 LSIP 327.30 248.52 249.11 222.10 2.2 -16 -2 -30 11 PTBA 492.37 286.59 207.51 154.35 -13.0 -32 23 -64 12 SMGR 170.59 188.24 220.90 159.70 38.4 -11 14 -30

(7)

13 TLKM 116.04 116.31 106.22 135.29 28.4 19 33 8 14 UNTR 194.65 191.02 206.04 214.77 -25.2 -4 -9 -2 15 UNVR 66.83 69.64 71.49 65.40 10.9 25 24 15 Sumber: www.idx.co.id C. Analisis Data Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai variabel-variabel yang menjadi sampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Statistik deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Current_Ratio 60 45.00 614.81 2.1551 127.71679 1.6314 Return_Saham 60 -64.00 74.00 2.1183 29.90192 894.125 Valid N (listwise) 60

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa variabel CR yang menjadi sampel berkisar antara 45,00 sampai dengan 614,81dengan rata-rata sebesar 2,1551.Sedangkan variabel return saham berkisar antara - 64,00 sampai dengan 74.00 dengan rata-rata sebesar 2,1183

(8)

Penelitian ini menganalisis pengaruh current ratio terhadap

return sahamperusahaan yang tercatat pada Indeks JII di BEI

periode 2012-2015. Hasil persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4.4: Tabel 4.4 Persamaan Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.852 7.671 -.111 .912 Current_Ratio .014 .031 .059 .449 .655

a. Dependent Variable: Return_Saham

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari tabel diperoleh hasil regresi linier berganda yaitu sebagai berikut : Y =-0,852+ 0,014X

Pembahasan model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa :

a. konstanta (nilai mutlak y) apabila current ratio = 0, makareturn sahamsebesar -0,852

b. Koefisien regresi current ratiosebesar 0,014 artinya apabilacurrent rationaik sebesar satu satuan persen akan menyebabkankenaikan return saham atau berpengaruh positif sebesar 0,014; bila variabel lain konstan.

E. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

(9)

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam modelregresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyaidistribusi normal ataukah tidak. Untuk mendeteksi normalitas data suatumodel regresi dapat diidentifikasikan dari grafik scatter plot. Model regresiyang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dalam grafik normalitas plot terlihat data mengumpul di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat

(10)

disimpulkan variabel memiliki data yang terdistribusi normal. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini layak menggunakan parametrik, seperti : uji t dalam pembahasannya.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksinya adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai, prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu X adalah Ῠ (Y yang telah diprediksi)dan sumbu Y adalah residual (Ῠ – Y) yang telah

distudentized.Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas melalui

grafik plot adalah sebagai berikut:1

1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

1

(11)

2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

(12)

Dalam gambar 4.2(scatter plot) terlihat tidak ada pola yang jelas, serta titik – titikmenyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi antar kesalahan penggangu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian di uji dengan uji Durbin-Watson (DW-test).2

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .059a .003 -.014 30.10629 1.816

a. Predictors: (Constant), Current_Ratio b. Dependent Variable: Return_Saham Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel hasil perhitungan di atas dapat dilihat nilai DW sebesar 1,816dengan nilai du sebesar 1,548 dan dl sebesar 1,616 sedangkan kriteria uji nilai D-W yang terletak antara dl< DW

(13)

dl.Maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi karena nilai Durbin Watson berada antara 1,616<1,816<2,384 dan asumsi non autokorelasi telah terpenuhi. Dengan hasil ini, dapat digambarkan melalui gambar beriku

Gambar 4.3 Uji Autokorelasi auto + no conclution no correlation no conclution auto - 0 1,548 1,616 1,816 2,384 2,452 4

Sumber: Data sekunder yang diolah

F. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas : current ratio terhadapreturn saham. Berikut hasil uji t disajikan dalam tabel 4.5berikut:

Tabel 4.5 Uji t

(14)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.852 7.671 -.111 .912 Current_Ratio .014 .031 .059 .449 .655

a. Dependent Variable: Return_Saham

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.5 terlihatnilai t hitung sebesar 0,449 dengan signifikansi sebesar 0,655 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,00. Kriteria uji t yang harus terpenuhi yaitu t hitung harus lebih besar dari pada t tabel, sedangkan dalam hal ini terlihat nilai t hitung pada variabel current ratio lebih kecil dari t tabel (0.449 < 2,00), serta nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,655 >0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antaracurrent ratio terhadapreturn saham syariah.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika dalam proses mendapatkan nilai R2 yang tinggi adalah baik, tetapi jika nilai R2 rendah tidak berarti model regresi tidak baik.Nilai R2 pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 :

(15)

Output Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .059a .03 -.014 30.10629 1.816

a. Predictors: (Constant), Current_Ratio b. Dependent Variable: Return_Saham

Sumber : Data sekunder yang diolah

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,3. Hal ini berarti variabelcurrent ratiodapat menjelaskan perubahan return saham sebesar 3%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 3% = 97% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel current

ratiosepertidebt to equity ratio, return on equity, earning per share, return on asset, dan rasio keuangan lainnya

G. Pembahasan

Pada penelitian ini telah diajukan hipotesis ada atau tidaknya pengaruh current ratio terhadap return saham syariah. Berikut ini disajikan pembahasan atau analisis dari hasil penelitian di atas :

Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel current

ratio secara berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham syariah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index Bursa Efek Indonesia dengan nilai t hitung sebesar 0,449 dengan signifikansi sebesar 0,655 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,00. Kriteria uji t yang harus terpenuhi yaitu t hitung harus lebih besar dari pada t tabel, sedangkan dalam hal ini terlihat nilai t hitung pada variabel current ratio lebih kecil dari t tabel (0.449 <

(16)

2,00), serta nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,655 >0,05). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,3. Hal ini berarti variabelcurrent ratiodapat menjelaskan perubahan

return saham sebesar 3%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% -

3% = 97% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel current

ratiosepertidebt to equity ratio, return on equity, earning per share, return on asset, dan rasio keuangan lainnya.

Rasio Likuiditas merupakan rasio keuangan yangmencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi untang jangkapendek dengan aktiva lancar. Dalam penelitian ini rasio likuiditasdiproksikan dengan current ratio. current ratio

merupakan perbandingan antara aktivalancar dengan utang lancar. Angka dari rasio ini dangat tergantungdari jenis dan sifat industrinya, sehingga dalam melakukaninterpretasi terhadap likuiditas suatu perusahaan harus berhati-hati.Likuiditas suatu perusahaan yang terlalu tinggi ataupun yangterlalu rendah tidak menguntungkan bagi perusahaan.current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangkapendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangnya.Current ratio juga menunjukkan kemampuan suatu perusahaanuntuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktivalancar. current

ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan likuid dandalam

kondisi yang baik untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo. Akan tetapi perusahaan yangmempunyai

current ratio yang tinggi belum tentu dapat menjamin akan

dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo, hal ini disebabkan proporsi atau distribusi aktiva lancar tidak

(17)

menguntungkan. Sebaliknya current ratio yang rendah menunjukkan kondisi kekurang-mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo.

Semakin tinggi CR perusahaan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan kreditur kepada perusahaan, sehingga sumber dana jangka pendek tercukupi dan return saham dapat ditingkatkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila current ratio mengalami peningkatan maka akan diikuti peningkatan return saham, sehingga

Gambar

Tabel 4.2  Statistik deskriptif
Gambar 4.1  Uji Normalitas
Gambar 4.2  Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3  Uji Autokorelasi  auto +  no  conclution  no  correlation  no  conclution  auto -      0     1,548  1,616   1,816       2,384        2,452 4

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, our goal is to study the effects of behavioral probability weight- ing of players on their equilibrium strategies in three fundamental interdependent security

1) Kemiskinan adalah masalah kerentanan ; Kerentanan dapat dilihat dari ketidakmampuan keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi keluarga miskin yang

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian CEO, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diproksikan dengan

Realisasi PMDN terbesar berikutnya berada di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. Sedangkan PMA terbesar berikutnya berada di

Secara kesimpulannya, beliau memiliki sahsiah keguruan yang baik, berpotensi untuk maju, sesuai untuk dilatih menjadi guru yang dapat

 6umlah darah yang ditrans9usikan tergantung berat badan pasien: target  peningkatan hemoglobin dan kadar hematokrit( Se8ara umum jumlah sel darah merah yang ditrans9usikan

Dampak lain dari kehadiran Freeport di Indonesia adalah terjadinya berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sebagai akibat protes masyarakat terhadap

Alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan karena kualitas strategi aliansi baik antara pembeli-pemasok beserta faktor-faktor yang mendukung kualitas strategi aliansi