• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6 1. Pengertian lansia

Menua adalah suatu proses menghilagnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua adalah proses sepanjang hidup, yang dimulai sejak permulaan kehidupan, sehingga merupakan proses alamiah yang berati seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, secara biologis maupun sikologis. Memasuki usia tua akan mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendor, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proposional (Wahjudi, 2008).

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan

(2)

kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Wahjudi, 2008).

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, Sosial, dan psikologis menurut Wahjudi (2008).

a. Perubahan fisik

1) Sel : Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun.

2) Kardiovaskuler : jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurunnya, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.

3) Respirasi : otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus.

4) Pernafasan : saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespons dan waktu bereaksi

(3)

khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurangatau hilangnya lapisan mielinakson, sehingga menyebabkan berkurangnya respons motorik dan refleks.

5) Muskuloskeletal : cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persedian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis.

6) Gastrointestinal : esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun, dan peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut menurun.

7) Genitourinaria : ginjal: mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine ikut menurun.

8) Vesika urinaria : otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi unrine. Prostat: hiprtrofi pada 75% lansia.

9) Vagina : selaput lendir mengering dan sekresi menurun. 10) Pendengaran : membran timpani atrofi sehingga terjadi

gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.

11) Penglihatan : respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.

(4)

12) Endokrin : produksi hormon menurun.

13) Kulit : keriput srta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kaku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti tanduk.

14) Belajar dan memori : kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun.

15) Inteligensi : secara umum tidak banyak berubah.

16) pengaturan : tidak banyak perubahan, hampir seperti saat muda.

17) Pencapaian : sains, filosif, seni, dan masuk sangat memengarauhi.

b. Perubahan sosial

1) Peran : single woman, dan single parent. 2) Keluarga : kesendirian, kehampaan.

3) Teman : ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan meninggal.

4) Pensiun : kalau menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi uang.

5) Rekreasi : untuk ketenangan batin. 6) Keamanan : jatuh, terpleset.

(5)

7) Agama : melakasanakan ibadah.

8) Panti Jompo : merasa dibuang/ disiangkan. c. Perubahan psikologis

Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahan yang dialami akibat proses penuaan :

1) Masalah-masalah umum yang sering dialami oleh lansia. 2) Perubahan-perubahan umum dalam penampilan lansia. 3) Perubahan umum fungsi pancaindra pada lansia. 4) Perubahan umum kemampuan motorik pada lansia.

B. Insomnia 1. Pengertian

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang, mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur atau tidur singkat atau tidur non restoratife. Penderita insomnia mengeluarkan rasa ngantuk yang berlebihan di siang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis. Seseorang dapat mengalami insomnia transient akibat stress situsional seperti masalah keluarga, kerja, sekolah, kehilangan orang yang dicintai, Insomnia dapat terjadi berulang tetapi di antara episode tersebut klien dapat tidur dengan baik. Namun, kasua insomnia temporer akibat situasi stress dapat menyebabkan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur yang cukup,

(6)

mungkin disebabkan oleh kekhawatiran dan kecemasan yang terjadi untuk mendapatkan tidur yang adekuat tersebut (Patricia & Anne, 2005).

Insomnia adalah keadaan dimana seseorang sulit tidur, sering terbangun pada malam hari atau tidak dapat tidur dengan lelap (Pratiwi, 2009). Insomnia pada lansia mengandung beberapa yang mengalami perubahan yaitu: kesulitan masuk tidur, kesulitan mempertahankan tidur nyenyak, dan bangun terlalu pagi. Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang optimal dan utuk memastikan keterjagaan disiang hari dapat menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang tinggi (Stanley & Beare, 2007).

2. Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya dalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien sampai insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi. Secara

(7)

garis besarnya, faktor-faktor penyebab insomnia, (Asmadi. 2008) yaitu:

a. Stres dan kecemasan

Didera kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan permasalahan yang sedang dihadapi.

b. Depresi

Depresi selain menyebabkan insomnia, depresi juga bisa menimbulkan keinginan untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari masalah yang dihadapi. Depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia menyebab depresi.

c. Kelainan-kelainan kronis

Kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes, sakit ginjal, atau penyakit yang mendadak seringkali menyebabkan kesulitan tidur. d. Efek samping pengobatan

Pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi penyebab insomnia.

e. Pola makan yang buruk

Mengonsumsi makanan berat saat sebelum tidur bisa menyulitkan untuk tertidur

f. Kurang olahraga

Kurang olahraga juga dapat menjadi faktor sulit tidur yang signifikan

(8)

3. Tanda dan Gejala

Menurut Remelda (2008), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang mengalami gangguan tidur yaitu penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Gangguan tidur juga bisa dialami dengan ditandai :

a. Sulit untuk tidur tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur (sering bangun)

b. Bangun terlalu awal

Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala gangguan tidur. Gejala yang dialami waktu siang hari adalah :

1) Mengantuk adalah sesuatu hal yang wajar terjadi pada diri seorang manusia normal.

2) Resah merupakan suatuu perasaaan dimana seseorag merasa gelisah, bimbang, tidak tenang.

3) Sulit berkonsentrasi adalah sebagai suatu proses pemutusan pemikiran kepada suatu objek terrtentu.

4) Sulit mengingat adalah suatu proses berfikir bagaimana kita memasukan informasi itu kepada memori kita tetapi tidak mudah untuk mengingat atau lupa.

5) Gampang tersinggung adalah dimana seseorang mudah marah jika dia merasa tidak senang atau suka apa yang dia dengar atau lihat yang menyinggung perasaan

(9)

4. Dampak Insomnia

Dampak merugikan yang ditimbul dari gangguan tidur yaitu menurut Asmadi (2008) :

a. Depresi

b. Kesulitan untuk berkonsentrasi

c. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu

d. Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan e. Mengalami kelelahan di siang hari

f. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk g. Meningkatkan risiko kematian

h. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan

i. Memunculkan berbagai penyakit fisik

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan insomnia dapat secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi yaitu dengan memberikan obat sedative hipnotik, namun pada lansia terjadi perubahan farmakodinamik, farmakokinetik serta metabolisme obat dalam tubuh lansia yang menyebabkan penatalaksanaan dengan farmakologis sangat memberi risiko pada lansia (Amir, 2007).

Penatalaksanaan secara non farmakologis adalah pilihan alternative yang lebih aman, yakni dengan terapi stimulus kontrol termasuk dengan

(10)

stimulus air hangat dengan melakukan olahraga ringan, berjalan kaki pada pagi hari, berlari-lari kecil, senam ataupun sekedar peragangan otot, terapi relaksasi (Putra, 2011). Sedangkan terapi komplementer lain untuk mengatasi insomnia pada lansia antara lain dengan : Bilogogical Based Practice : herbal, vitamin dan suplemen lain, Mind body techniques : medikasi, Manipulative and body based practice : Massage (pijat), energy therapies : terapi rendam air hangat. Acient medical system : obat tradisional Chinese, ayurvedic, akupuntur. Pada terapi komplomenter untuk mengatasi insomnia pada lansia dengan energi terapi dan energi stimulus kontrol melalui perendaman kaki air hangat merupakan salah satu metode non farmakologi untuk mengatasi insomnia melalui stimulus kontrol dan energi terapi menurut Suardi (2011).

C. Asuhan keperawatan

Menurut Carpenito (2009) lansia yang menderita insomnia dapat ditangani dengan terapi non farmakologi, diantaranya merupakan sleep restriction therapy (pembatasan terapi tidur), terapi pengontrolan stimulus, hygiene tidur, relaksasi dan biofeedback. Tidur yang baik akan di capai bila seseorang dalam keadaan rileks, salah satunya merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia diantaranya bisa menggunakan rendam kaki air hangat.

(11)

1. Pengkajian

a. Pengkajian riwayat tidur klien

1) Apakah pasien mengalami sakit kepala ketika bangun 2) Kapan pertama kali pasien menyadari masalah ini? 3) Sudah berapa lama masalah pasien terjadi?

4) Berapa lama waktu yang pasien butuhkan untuk tidur ? 5) Bagaimana pengaruh kurang tidur bagi pasien ?

b. Pengkajian pola tidur biasa

Seberapa jauh perbedaan tidur pasien saat ini dari tidur anda yang dulu?

c. Pengkajian penyakit fisik, ukur tanda-tanda vital

Apakah anda menderita penyakit fisik yang dapat mengganggu tidur pasien

d. Pengkajian terhadap peristiwa hidup yang baru terjadi e. Pengakjian status emosional dan mental

f. Pengkajian rutinitas menjelang tidur g. Pengkajian lingkungan tidur

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan pada lansia dengan gangguan tidur insomnia menurut NANDA (2012) antara lain : Insomnia berhubungan dengan perubahan pola aktivitas, faktor lingkungan.

(12)

3. Perencanaan/ intervensi

a. Insomnia berhubungan dengan perubahan pola aktivitas, faktor lingkungan menurut NANDA (2012).

b. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan masalah gangguan pola tidur teratasi.

c. Kriteria hasil:

1. Klien dapat istirahat tidur pada malam hari dan tidak terbangun pada malam hari.

2. Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari. d. Intervensi:

1. Pengkajian factor-faktor psikologis, lingkungan yang mempengaruhi pola tidur.

Rasional : unuk mengetahui kemungkinan adanya penyebab dan frekuensi gangguan tidur.

2. Kaji tentang durasi dan kualitas tidur pasien

Rasional : untuk menentukan seberapa besar gangguan masalah tidur serta mencari arternative untuk mengatasi insomnia

3. Tingkatkan tidur dengan mempertahankan rutinitas tidur

Rasional : memberikan rutinitas dan jadwal yang teratur untuk tertidur.

4. Berikan lingkungan yang nyaman pada lingkungan tidur seperti tempat tidur dan barang-barang disekitar klien.

(13)

Rasional : kenyamanan dapat memberikan seseorang mudah tertidur.

5. Berikan tindakan kenyamanan berupa terapi rendam air hangat. Rasonal : tehnik rendam hangat mempunyai efek relaksasi dan memberikan kenyamanan sehingga mampu meningkatkan kualitas tidur.

D. Rendam kaki air hangat terhadap peningkatan kualitas tidur 1. Konsep rendam kakai air hangat

Rendam kaki air hangat merupaan salah satu metode farmakologi yang termasuk dalam energi terapi National Institute of Health rendam kaki dengan air hangat merupakan salah satu metode penanganan insomnia dengan menggunakan energi terapi National Institute of Health (NIH) menurut Suardi (2011).

2. Tujuan

Merendam kaki air hangat yang bertemperatur 37o C - 39o C bermanfaat dalam menurunkan kontraksi otot sehingga menimbulkan perasaan rileks yang bisa mengobati gejala kurang tidur dan infeksi, selain itu juga bahwa berendam dengan air hangat yang bersuhu 38oC selama 15 menit dengan mengguanakan air hangat mampu menekan ketegangan otot dan menstimulir produksi kelenjar otak yang membuat tubuh terasa lebih tenang dan rileks (Flona, 2010).

(14)

3. Fisiologi rendam kaki air hangat terhadap peningkatan kualitas tidur

Fisiologi sedangkan bagi tubuh pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan menguatkan otot-otot yang mempengaruhi sendi tubuh dan mengurangi insomnia. Air hangat mempunyai dampak fisiologi bagi tubuh sehingga rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta menyembuhkan imsomnia (Peni, 2008).

4. Langkah – langkah rendam kaki air hangat a. Siapkan air hangat dengan suhu 37oC – 39oC b. Siapkan baskom besar

c. Kemudian rendam kaki air hangat selama 15 menit, dikeringan, perendaman dilakukan sebelum tidur

Referensi

Dokumen terkait

serta hasil analisis pada bab-bab sebelumnya yang telah dilakukan pembahasan terkait citra merek, kepercayaan merek,dan kepuasan merek terhadap loyalitas merek, maka terbentuk

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009., dalam Muhammad Zaki dan Bayu Tri Cahya, Aplikasi Maqashid Asy-Syariah pada Sistem Keuangan Syariah, Bisnis, Vol.. Azhari,

Peralatan Oven terkalibrasi dengan ketelitian 1 °C; Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg; Panangas air; Desikator berisi desikan; Cawan, terbuat dari gelas

Kandungan gizi tersebut antara lain laktosa yang berfungsi sebagai sumber tenaga, kalsium yang membantu dalam pembentukan massa tulang, lemak yang menghasilkan energi serta vitamin

"erawatan berkala dapat anda lakukan terhadap bagian bagian rumah untuk menghindari kerusakan besar, perawatan berkala ini mungkin akan memerlukan biaya yang cukup besar, tapi

Mungkin manfaat yang paling penting dari penjualan tatap muka adalah bahwa penjualan tatap muka ini dipandang lebih efektif dari periklanan dalam hal penciptaan penjualan dan

Simpulan dari penelitian ini adalah hasil pengembangan adalah produk berupa perangkat pembelajaran matematika materi vektor SMK Teknokestan dengan pendekatan

PENYELESAIAN KASUS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MELALUI PROSES MEDIASI PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA GORONTALO ”..