• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Struktur Baja Perencanaan Gudang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Struktur Baja Perencanaan Gudang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS STRUKTUR BAJA

(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Struktur Baja)

Disusun Oleh :

NURUL DULAMI (09 1061 1010)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “TUGAS STRUKTUR BAJA” tepat waktu. Berbekal kemampuan dan pengetahuan, penulis menyusun tugas ini semaksimal mungkin untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas Struktur Baja.

Penulisan tugas ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan, saran, dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

a. Bapak Muhtar S.T., M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Tugas Struktur Baja pada Jurusan Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah Jember yang telah memberikan bimbingan, masukan terhadap penyusun.

b. Seluruh teman-teman Fakultas Teknik Sipil Angkatan 2009 yang telah turut membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis sangat menyadari meskipun tugas ini telah dipersiapkan sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas ini. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Jember, 11 Desember 2012

(3)

BAB I

PERENCANAAN GORDING

Gording biasanya berupa profil siku atau juga “ channel “ untuk gording berupa siku, ada rumus pendekatan untuk menentukan ukuran profil yang akan digunakan. Ukuran siku pada sisi tegak lurus atap =

, sedangkan untuk ukuran siku pada bidang // atap . Sehingga apabila diketahui data perencanaan pada gambar yang terdiri dari,

 Jarak antar kuda – kuda = 6 meter  Jarak overstek = 0.6 meter  Bentang kuda – kuda = 12 meter  Panjang gudang = 30 meter

 α = 320

 Tinggi bangunan = 6 meter

 E = 210000 Mpa = 2.1*106 kg/cm2 Maka untuk perencanaan gording, dapat digunakan profil baja minimum.

Sisi tegak lurus = L = Jarak antar kuda – kuda = 600 45 45 45

= 13.3 cm

Sisi sejajar = L = Jarak antar kuda – kuda = 600 60 60 60

= 10 cm

Gunakan profil baja channel 180 70 8 11 Dengan spesifikasi sebagai berikut:

 Ix = 1350 cm4  Iy = 114 cm4  q = 22 kg/m  Luas profil = 28 cm2  b = 70 mm  h = 180 mm  d = 8 mm  Zx = 150 cm3  Zy = 22.4 cm3  t = 11 mm

(4)

 ix = 6.95 cm  iy = 2.02 cm  fy = 2400 kg / cm2  fu = 3700 kg / cm2

Jika direncanakan menggunakan 6 buah gording,maka jarak masing-masingnya adalah:

( )∗ °

= 141.5 cm

1.1. Pembebanan Gording 1.1.1. Beban Mati

a. Beban sendiri gording = berat gording

= 22 kg/m = 22 kg/m b. Berat penutup atap = jarak antar gording * berat genteng

genteng = 1.415 m * 50 kg/m2 = 70.75 kg/m + 92.75 kg/m c. Berat plafond + gantung = Berat plafond *jarak antar gording

= 18 kg/m2 * 1.415 = 25.47 kg/m +

Berat Total = 118.22 kg/m

d. Berat baut + plat simpul = 10 % * berat total

= 10 % * 118.22 kg/m = 11.822 kg/m +

Berat mati total ( DL ) = 130.042 kg/m

e. Momen akibat beban mati

 Akibat qx Mx = 1/8 *qx * L2

= 1/8 * ( 130.042 cos32 ) * jarak kuda – kuda2 = 496.268 kgm

 Akibat qy My = 1/8 *qy * ( 1/3L )2

= 1/8*(130.042 sin32 ) * (1/3jarak kuda-kuda)2 = 34.455 kgm

(5)

1.1.2. Beban Hidup

Untuk analisa beban hidup, pilih salah satu saja antara beban pekerja atau beban air hujan.

a. Beban pekerja = 100 kg b. Momen akibat beban hidup

 Akibat px Mx = 1/4 *cos 32 px * L

= 1/4 * (100 cos32 ) * jarak kuda – kuda = 127.207 kgm

 Akibat py My = 1/4 * sin 32 px * 1/3L

= 1/4 * (100 sin32 ) * 1/3jarak kuda – kuda = 26.495 kgm

1.1.3. Beban Angin

Untuk analisa beban angin, pada atap dengan kemiringan > 300 besar koefisien angin adalah antara 0.5 - ( - 0.4 - ) dengan besar tekanan tiup 25 kg/m2

a. Tekanan angin = 25 kg/m2 b. Muka angin tekan ( dipihak angin )

Beban angin tekan = jarak antar gording * koefisien angin * tekanan angin = 1.415 * 0.5 * 25

= 17.6875 kg/m c. Muka angin hisap ( dibelakang angin )

Koefisien angin hisap = ( - 0.4 – ) = - 0.506

Beban angin hisap = jarak antar gording * koefisien angin * tekanan angin = 1.415 * -0.506 * 25

= -17.89975 kg/m d. Momen akibat beban angin

Angin bekerja tegak lurus atap, jadi berupa q. Momen akibat angin hisap tidak perlu dihitung karena mamperingan struktur.

 Akibat angin tekan Mx = 1/8 *beban angin tekan * L2

= 1/8 * 17.6875 * jarak kuda – kuda2 = 79.593 kgm

(6)

1.1.4. Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan semua beban beban tersebut, struktur rangka baja harus mampu memikul semua kombinasi pembebanan berikut sesuai SNI 03-1729-2002.

1. 1,4D 2. 1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) 3. 1,2D + 1,6 (La atau H) + (γ L L atau 0,8W) 4. 1,2D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (La atau H) 5. 1,2D ± 1,0E + γ L L 6. 0,9D ± (1,3W atau 1,0E) Keterangan:

D = adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi

permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap

L = adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,

termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain

La = adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak

H = adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan

W = adalah beban angin

E = adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1726 1989,

atau penggantinya Dengan;

γ L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γ L = 1 bila L≥ 5 kPa.

Death load (D) Live load (L) worker load (La) Rain load (H) Wind load (W) Earthquake load (E)

496.268 0 127.207 0 79.593 0

694.7752 659.1251 862.7272 763.096 596.0216 550.1121 Combine 1 Combine 2 Combine 3 Combine 4 Combine 5 Combine 6

(7)

Death load (D) Live load (L) worker load (La) Rain load (H) Wind load (W) Earthquake load (E)

34.455 0 26.495 0 0 0

48.237 54.5935 83.738 55.0935 41.846 31.0095 Combine 1 Combine 2 Combine 3 Combine 4 Combine 5 Combine 6

Tabel : Kombinasi pembebanan searah sumbu y ( kgm )

1.2. Kontrol Gording

1.2.1. Kontrol Tegangan Ijin Gording

σ

= + <

σ

ijin

σ

= . + ∗ . .

< 1600 kg/cm 2 = 575.151 + 747.660 < 1600 kg/cm2 = 1322.811 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 ( ok )

1.2.2. Kontrol Rasio Dimensi Elemen

Berdasarkan SNI 03-1729-2002, rasio antara lebar dengan ketebalan suatu elemen dan penampang suatu komponen struktur dapat diklasifikasikan menjadi penampang kompak, tak kompak, dan langsing.

Penampang kompak adalah bila b / t dan h / tw lebih kecil dari λr.

Penampang langsing adalah bila b / t dan h / tw lebih besar dari λr sehingga berpotensial mengalami tekuk lokal.

a. Check kelangsingan penampang

Flens = = 3.181 = √ = 10.97 ( ok ) Web = = 16.36 =

√ = 108.443 ( ok )

(8)

b. Tentukan beban terfaktor yang dialami gording

Untuk menganalisa berapakah beban sebenarnya yang ditanggung oleh gording dengan penggunaan baja profil 180.70.8.11 dapat dilakukan dengan cara memilih kombinasi pembebanan yang terbesar seperti berikut.

Nu searah sb x = 862.7272 kgm / jarak kuda-kuda

= 862.7272 / 6 = 143.787 kg Nu searah sb y = 83.738 kgm / jarak kuda-kuda

= 83.738 / 6 = 13.956 kg

1.2.3. Kontrol Masalah Tekuk Lokal

Jika penampang melintang suatu komponen struktur tekan telah cukup tipis, maka akan ada kemungkinan timbul tekuk lokal. Jika tekuk lokal telah terjadi maka komponen struktur tersebut tidak akan lagi mampu memikul beban tekan secara penuh, dan ada kemungkinan pula struktur tersebut akan mengalami keruntuhan.

Bila kondisi tumpuan dianggap sendi - sendi, k = 1 a. Arah sumbu kuat ( sumbu x )

λx = ∗

= ∗ . = 86.33 λcx =

= . = 0.92 0.25<λcx < 1.2 maka wx = 1.43 . . λcx = 1.453 Nn = Ag * fcr = Ag * ( fy / wx ) = 2800 * ( 240 / 1.453) = 46249.1397 kg

(9)

Nux = 143.787 = 0.003< 1 Φ * Nn 0.85 * 46249.1397

b. Arah sumbu lemah ( sumbu y )

λy = ∗

= ∗ . = 297.029 λcy =

= 297.029 = 3.197

λcy > 1.2 maka wy = 1.25 * λcy2

= 1.25 * 3.1972 = 12.776 Nn = Ag * fcr = Ag * ( fy / wy ) = 2800 * ( 240 / 12.776) = 5259.862 kg Nuy = 13.956 = 0.003 < 1 Φ * Nn 0.85 * 5259.862

Sehingga profil channel 180.70.8.11 cukup kuat untuk memikul beban terfaktor searah sumbu x dan sumbu y sehingga tidak akan mengalami masalah tekuk lokal.

1.2.4. Kontrol Masalah Tekuk Lateral

Jarak penahan lateral ( Lb ) = 50 cm

Lp = 1.76 * ry * = 1.76 * 2.02 * = 105.164 cm bentang pendek (Lb < Lp ) Mnx = Mpx = Zx * fy = 150 * 2400 = 360000 kgcm = 3600 kgm Mny = 1/4 * t * b2 * fy = ¼ * 1.1 * 72 * 2400 = 32340 kgcm = 323.4 kgm

(10)

Persamaan interaksi ∗ + ∗ < 1 . . ∗

+ . . ∗ .

< 1 0.26 + 0.287 < 1 0.547 < 1 (ok)

1.2.5. Kontrol Lendutan Profil

Jarak penahan lateral ( Lb ) = 50 cm a. Akibat beban mati

Sx = * ∗( ∗ )⁴ ∗ =

* . ∗( ∗ )⁴ . ∗ ∗ = 0.095 Sy = * ∗( )⁴ ∗ =

* . ∗( )⁴ . ∗ ∗ = 0.41 b. Akibat beban hidup

Sx =

* ∗( ∗ )⁴ ∗ =

* ∗( ∗ )⁴ . ∗ ∗ = 0.118 Sy = * ∗( )⁴ ∗ = * ∗( )⁴ . ∗ ∗ = 0.504

(11)

c. Resultan vektor Si = ( )² + ( )² < δijin = (0.095 + 0.118)² + (0.41 + 0.504)² < δijin = √0.045369 + 0.835396 < δijin = 0.938 cm δijin = L / 250 = 600 / 250 = 2.4 cm (ok)

(12)

BAB II

PERENCANAAN TREKSTANG

Fungsinya adalah untuk memperkecil lendutan gording pada arah sumbu y, karerna sumbu y profil gording adalah sumbu yang lemah. Untuk penutup kuat seperti genteng, pemakaian trekstang tidak diperlukan. Profil trekstang dapat terbuat dari baja bulat ( besi tulangan ) ulir maupun polos.

Jika trekstang menghubungkan gording sedemikian hingga bentang gording terbagi menjadi tiga sama besar, maka jarak penggantung gording adalah 1/3 dari jarak antar kuda-kuda atau dari panjang gording. Berat dari trekstang tak perlu dimasukkan karena termasuk ringan.

2.1. Pembebanan Trekstang 2.1.1. Beban Mati

a. Beban sendiri gording = berat gording * jarak trekstang

= 22 kg/m * (1/3 * 6) m = 44 kg

b. Berat penutup atap = jarak antar gording * berat genteng * jarak trekstang genteng = 1.415 m * 50 kg/m2 * (1/3 * 6) m = 141.5 kg +

Berat Total = 185.5 kg c. Berat baut + plat simpul = 10 % * berat total

= 10 % * 185.5 kg = 18.55 kg +

Berat mati total ( DL ) = 204.05 kg

d. Beban mati sumbu y

DLy = sin30 * DL

= sin32 * 204.05 kg = 108.13 kgm

2.1.2. Beban Hidup

Untuk analisa beban hidup, pilih salah satu saja antara beban pekerja atau beban air hujan.

a. Beban pekerja = 100 kg b. Beban hidup sumbu y

Lay = sin 32* La

(13)

2.1.3. Beban Angin

Untuk analisa beban angin, pada atap dengan kemiringan > 300 besar koefisien angin adalah antara 0.5 – ( - 0.4 - ) dengan besar tekanan tiup 25 kg/m2

a. Tekanan angin = 25 kg/m2 b. Muka angin tekan ( dipihak angin )

Beban angin tekan = jarak antar gording * koef * tek. angin * jarak trekstang

= 1.415 * 0.5 * 25 * ( 6/3 ) = 35.375 kg

2.1.4. Kombinasi Pembebanan

Untuk analisa pembebanan total, gunakan kombinasi pembebanan yang ke 3, yaitu pembebanan yang paling besar.

Ra = 1,2D + 1,6 (La atau H) + (γ L L atau 0,8W) = 1.2 * 108.13 + 1.6 * 52.991 + 0.8 * 35.375 = 242.841 kg

2.1.5. Pembebanan Trekstang Miring

Tan-1 β = jarak antar gording / jarak penggantung gording = 1.415 / (6/3) = 0.7075 β = 35.2790 Sin β = 0.577 Sin β = Ra / Rb Rb = 242.841 / 0.577 = 420.868 kg

2.2. Perencanaan Batang Tarik

Menurut SNI 03-1729-2002, luas netto penampang (An) batang tarik tidak boleh diambil lebih besar dari 85 % luas brutonya (Ag). Selain ketentuan tersebut, koefisien reduksi U untuk beberapa penampang menurut manual dari AISC, adalah untuk penampang profil selain I (termasuk penampang tersusun) dengan jumlah alat pengencang minimal 3 buah per baris, U = 0.85.

(14)

Pu = 420.868 kg Berdasarkan kondisi leleh ( φ = 0.9 )

Pu = φ * fy * Ag 420.868 = 0.9 * 2400 * Ag Ag = 0.1948 cm2 Berdasarkan kondisi fraktur ( φ = 0.75 )

Pu = φ * fu * Ae 420.868 = 0.75 * 3700 * Ae Ae = 0.15166 cm2 Ae = U * An 0.15166 = 0.85 * An An = 0.17842 cm2 An = 0.85 * Ag Ag = 0.2099 cm2

Ambil luas penampang besi bulat polos yang paling kecil dengan perkiraan ketahanan batang tarik yang terendah yaitu Ag = 2.0096 cm2. Sehingga diketahui bahwa untuk dapat menahan beban sebesar 193.744 kg, diperlukan batang tarik trekstang diameter Ø 16mm. σt < P / ( 0.75 * A ) 1600 < 420.868 / ( 0.75 * 2.0096 ) 1600 < 279.238 ...OK!! 2.3. Kontrol Kelangsingan L = 141.5² + 200² = 244.994 cm d > L / 500 1.6 > 244.994 / 500 1.6 > 0.489 (ok)

(15)

BAB III

PERENCANAAN IKATAN ANGIN

Ikatan angin digunakan untuk mengatasi gaya – gaya yang bekerja sejajar arah memanjang gudang sebagai akibat dari adanya tekanan angin karena angin yang bekerja tegak lurus memanjang dapat ditahan oleh balok dan kolom. Tekanan tiup angin harus diambil minimum 25 kgm-2 kecuali untuk daerah yang terletak hingga 5 km dari tepi laut.

3.1. Pembebanan

Jarak antar gording = 1.415 m Tekanan angin = 25 kgm-2 Angin tekan = C * A * P Panjang r1 = 1.415 * 2 = 2.83 m Panjang r2 = 1.415 * 3 = 4.245 m a. Y1 = sin α * r1 = sin32 * 2.83 m = 1.499 m b. Y2 = sin α * ( r1 + r2 ) = sin32 * ( 2.83 + 4.245 ) = 3.749 m c. X1 = cos α * r1 = cos32 * 2.83 m = 2.399 m d. X2 = cos α * ( r1 + r2 ) – X1 = cos32 * ( 2.83 + 4.245 ) – 2.399 = 5.999 – 2.399 = 3.6 m e. A1 = ½ * X1 * Y1 = ½ * 2.399 * 1.499 = 1.798 m2 f. A2 = ½ * X2 * Y2 = ½ * 3.6 * 3.749 = 6.748 m2 g. WA1 = C * A * P = 0.5 * 1.798 * 25 = 22.3625 kg h. WA2 = C * A * P = 0.5 * 6.748 * 25 = 84.35 kg i. R = WA1 + WA2 = 22.3625 + 84.35 = 106.7125 kg

(16)

j. W1 = 1/3 * WA1

= 1/3 * 22.3625 = 7.454 kg k. W2 = 2/3 * WA2

= 2/3 * 84.35 = 56.233 kg

Ditinjau dari tampak atas rangka atap dengan menggunakan rumus kesetimbangan titik buhul didapatkan; ΣV = 0 R – W1 – S1 sinα = 0 106.7125 – 7.454 – S1 sin32 = 0 S1 = 187.308 kg 3.2. Kontrol Tegangan

Coba menggunakan besi diameter 12 mm untuk ikatan angin A = ¼ * π * d2 = ¼ * π * 1.22 = 1.13 cm2 σ = S1 / A = 187.308 / 1.13 = 165.759 kg/cm2 < 1600 kg/cm2 (ok)

(17)

BAB IV

PERENCANAAN KUDA-KUDA

Rangka atap dapat menumpu pada kolom atau balok beton, dimana perletakannya dianggap sendi-rol, atau dapat menumpu pada kolom baja. Untuk menentukan pembebanan total yang terjadi secara tipikal pada rangka kuda-kuda, cara mudahnya adalah dengan menjumlahkan seluruh kombinasi pembebanan yang dipikul oleh gording, trekstang, dan ikatan angin untuk dapat menentukan dimensi profil yang sebaiknya digunakan.

4.1. Pembebanan 4.2.1. Beban Mati

Gording = 22 kg/m Penutup atap = 70.75 kg/m Plafon + penggantung = 18 kg/m

= 110.75 kg/m * 6 m ( jarak kuda – kuda ) = 664.5 kg

Trekstang + ik. Angin = 10 % * 664.5 kg/m = 66.45 kg

Berat mati total DL = 730.95 kg

4.2.2. Beban Hidup (Beban Pekerja)

Dimana beban pekerja pada tiap titik bekerja adalah sebesar 100 kg

4.2.3. Beban Angin

Q = 25 kg/m2 * 0.5 * 6 m * 1.415 m = 106.125 (di pihak angin)

Qh = sin 32 * Q = sin 32 * 106.125

= 56.23 kg (di pihak angin) Qv = cos32 * Q

= cos32 * 106.125

= 89.99 kg (di pihak angin)

Q = 25 kg/m2 * ( -0.4 – 32/300 ) * 6 m * 1.415 m = -107.3985 kg (di belakang angin)

(18)

Qh = sin 32 * Q

= sin 32 * (-107.3985 )

= - 56.9125 kg (di belakang angin) Qv = cos32 * Q

= cos32 * ( -107.3985 )

(19)

BAB V DESIGN KOLOM Data-data Yang Digunakan;

memakai WF, WF 250.175.7.11 A = 56.24 cm2 Ix = 6120 cm4 Iy = 984 cm4 ixo = 10.4 cm iyo = 4.18 cm Wx = 502 cm3 Wy = 113 cm3 momen max (mx1) = 5780 Kgf-m = 578000 kg-cm momen max (mx2) = 5807 Kgf-m = 580700 kg-cm gaya aksial mak (P) = 5705 Kgf = 5705 kg CEK TEKUK KOLOM

jepit - sendi K = 0.7

panjang batang (L) = 600 cm jadi, L . K = 420 cm

Check : N/A + Mx/Wx < 1600 kg/cm2

1258.213 < 1600 kg/cm2 Check terhadap dua syarat lagi,

λx = Lkx/ixo 40.38462 wx = 1.144 (tabel profil baja) λy = Lky/iyo 100.4785 wy = 2.036 (tabel profil baja) βx = 0.6+0.4(Mx1/Mx2) = 0.99814 nx = σE * A / N = π2*A*E/(1.5N*λx2) = 83.43439 Syarat; wx*N/A+βx*nx/(nx-1)*Mx/Wx < 1600 kg/cm2 1284.67572 < 1600 kg/cm2 Syarat lain; wy*N/A < 1600 kg/cm2 206.532361 < 1600 kg/cm2 Jadi profil WF 250.175.7.11 dapat dipakai

(20)

BAB VI DESIGN KAKI KUDA Data-data Yang Digunakan;

memakai WF, WF 250.175.7.11 A = 56.24 cm2 Ix = 6120 cm4 Iy = 984 cm4 ixo = 10.4 cm iyo = 4.18 cm Wx = 502 cm3 Wy = 113 cm3 momen max (mx1) = 2802 Kgf-m = 280200 kg-cm momen max (mx2) = 5807 Kgf-m = 580700 kg-cm gaya aksial mak (P) = 4487 Kgf = 4487 kg

CEK TEKUK KOLOM

sendi - sendi K = 1 panjang batang (L) = 600 cm jadi, L . K = 600 cm Check : N/A + Mx/Wx < 1600 kg/cm2 1236.556 < 1600 kg/cm2 Check terhadap dua syarat lagi,

λx = Lkx/ixo 57.69231 wx = 1.206 (tabel profil baja) λy = Lky/iyo 143.5407 wy = 3.947 (tabel profil baja) βx = 0.6+0.4(Mx1/Mx2) = 0.793008 nx = σE * A / N = π2*A*E/(1.5N*λx2) = 51.98054 Syarat; wx*N/A+βx*nx/(nx-1)*Mx/Wx < 1600 kg/cm2 1031.54281 < 1600 kg/cm2 Syarat lain; wy*N/A < 1600 kg/cm2 314.903787 < 1600 kg/cm2 Jadi profil WF 250.175.7.11 dapat dipakai

(21)

BAB VI

DESIGN SAMBUNGAN BAUT

Data-Data Yang Digunakan; Baut A325

db = 22 mm

Beban mati = 0.731 ton Beban hidup = 0.1 ton Kombinasi beban mati + hidup

Pu = 1.2* DL + 1.6*LL

= 1.0372 ton

ФRnv = 0.75(0.5*fub)m*Ab

= 11.75439375 ton Coba pakai 10 baut (5 buah per baris)

∑y2 = 4(1602 + 802) = 128000 mm3 Tu = Mu*y ∑y2 = 0.442 *150*160 128000 = 0.194475 ton Vu = Pu N = 0.10372 ton < ФRnv (ok) Periksa interaksi geser dan tarik

Ft = (807-1.5fuv) < 621 = (807-1.5Ruv/Ab) < 621 = 632.498763 Mpa Gunakan ft = 621 Mpa ФRnt = Ф*ft*Ab = 17.6957055 ton Tu < ФRnt

(22)

ANALISA SAP NYA GAK BISA DI UNGGAH…. HITUNG SENDIRI YAAAA…

(23)
(24)
(25)
(26)

Gambar

Tabel :   Kombinasi pembebanan searah sumbu x ( kgm )
Tabel :   Kombinasi pembebanan searah sumbu y ( kgm )

Referensi

Dokumen terkait

PERILAKU MASYARAKAT PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kajian : Wilayah Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT), Aditya Rambu Wini, NPM

Namun pada prosesnya, komponen antarmuka online course dibuat berdasarkan persona pengguna dan pola pengembangan aplikasi perangkat mobile pada umumnya, serta dipandu

Korban Narkotika Diwilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan UU No 35 Tahun 2009 dan Kendala – Kendala Terhambatnya Proses Rehabilitasi. Dalam bab ini, dijelaskan mengenai tinjauan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi sebagian agregat halus dengan serbuk kaca dan bahan tambah silica fume serta viscocrete-10

Tindak pidana persetubuhan anak pada Pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, hampir sama dengan tindak pidana menurut KUHP, hanya

Ertutur adalah suatu tradisi suku Karo dalam menyusur keturunan yang berkaitan dengan Merga Silima , Rakut Sitelu dan Tutur Siwaluh serta.. Perkade-kaden Sisepuluh dua

yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012. Variabel yang digunakan adalah tingkat kemiskinan sebagai variabel

Selain itu, peningkatan kapasitas individu yang terlibat dalam proses kolaborasi dapat mengarahkan kolaborasi antar stakeholders dalam pengelolaan TN Babul menjadi