• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG

DIUKUR DENGAN RASIO PROFITABILITAS

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Studi survei pada kelompok Industri Semen yang terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

Disusun oleh :

Nama : Santun Frank Erickson NRP : 01.02.393

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

Terakreditasi (Accredited)

SK. Ketua Badan Akreditasi NAsional Perguruan Tinggi (BAN-PT)

Nomor : 014/BAN-PT/AK-XII/S1/VI/2009

Tanggal 12 Juni 2009

(2)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG

DIUKUR DENGAN RASIO PROFITABILITAS

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Studi survei pada kelompok Industri Semen yang terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

Disusun Oleh :

Nama : Santun Frank Erickcon NRP : 01.02.393

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Eriana Kartadjumena S.E., M.M.,Ak )

Mengetahui, Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Akuntansi

(3)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Santun Frank Erickson

Tempat, Tanggal Lahir : Dumai, 18 Juni 1983

Menyatakan bahwa laporan Skripsi ini adalah benar dan hasil karya saya sendiri. Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk pencabutan kembali gelar sarjana ekonomi yang telah saya peroleh.

Bandung, Januari 2010

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT

RATIO

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas dengan indikator Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE) terhadap Dividend Payout Ratio. Data yang dikumpulkan terdiri dari data yang keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan industri semen yang telah go publik, yang terdiri dari tiga perusahaan semen yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Analisa yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas (ROI, NPM, & ROE) terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan, penulis melakukan analisis secara statistik untuk menyatakan hubungan fungsional dengan mengidentifikasi ROI sebagai variabel independen (X1), NPM sebagai variabel independen (X2) dan ROE sebagai variabel independen (X3) sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen (Y). Analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier multiple, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi, sedangkan pengujian hipotesisnya menggunakan uji F untuk pengujian secara simultan dan uji t untuk pengujian secara parsial, dengan menggunakan program SPSS 15.0. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan persamaan regresi 7,690 – 0,229X1 – 2,068X2 + 2,626X3, hasil analisis statistik secara simultan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 88,8%, sedangkan sisanya sebesar 11.2% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (α = 0.05) hasil uji F, didapat bahwa besarnya Return On Investasi (X1), Net Profit Margin (X2) dan Return On Equity (X3) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) tidak terdapat pengaruh yang signifikan, karena nilai Fhitung < Ftabel yaitu 2,653 < 9,28, artinya Fhitung berada di daerah penerimaan Ho yang menunjukkan bahwa Return On Investasi (X1), Net Profit Margin (X2) dan Return On Equity (X3) secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (Y).

(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala anugerah, kasih, karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Rasio

Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio” yang merupakan salah satu

syarat untuk menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Universitas Widyatama.

Penulis menyadari bahwa apa yang dikemukakan di dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Namun demikian, inilah yang terbaik yang dapat penulis selesaikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan skripsi ini.

Selama persiapan, penyusunan, sampai dengan diselesaikannya skripsi ini serta dalam mengikuti kegiatan akademik lainnya, penulis banyak menerima bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang tuaku yang tercinta yang senantiasa mendidik, membimbing, mendoakan, dan memberikan dukungan yang sangat besar dan berarti bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kak Imel, Kak Heince, Kak Ernita, adikku Vera dan Febri, serta Lae Josh Marvelle Siagian dan Lae Noe Manurung yang telah membantu dan memberikan dukungan bagi penulis. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Sukses dalam karirnya masing-masing.

3. Bapak Eriana Kartadjumena S.E., M.M., Ak., selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyelesikan skripsi ini serta memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(6)

4. Ibu Prof. Dr. Hj Koesbandijah Abdoel Kadir, M.S., Ak., selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama Bandung.

5. Bapak Dr. H. Mame S. Sutoko, Ir., D.E.A., selaku Rektor Universitas Widyatama Bandung.

6. Bapak Bachtiar Asikin, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris PPAk Universitas Widyatama.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama atas bimbingan dan didikannya sehingga telah memberikan bekal dan wawasan pengetahuan selama kuliah.

8. Seluruh staf administrasi dan staf perpustakaan Universitas Widyatama yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman yang sama-sama menyusun skripsi dengan ku : Novendy Barus, Christopel Siregar, Deni Kurnia, Harry Aloysius, Ririn, Virgo, Viktor yang membantu penulis.

10. Pak Sendi, Ghesa Carina, Sulu, Reni Meiva, Nore, Lae Robin, JimSlova, Jon, Noto yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya terutama pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan permasalahan yang di bahas dalam skripsi ini.

Bandung, Januari 2010 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 4 1.3 Tujuan Penelitian ..………... 4 1.4 Kegunaan Penelitian ………... 5 1.5 Kerangka Pemikiran ……… 5 1.6 Metode Penelitian ……….... 11 1.6.1 Metodologi Penelitian …..……… 11

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ……….. 12

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ………... 13

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ………. 14

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ………... 14

2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan ………...16

2.1.4 Pengguna Laporan Keuangan ………...17

2.1.5 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan …………... 19

2.1.6 Jenis Laporan Keuangan ………...……... 20

2.2 Analisis Laporan Keuangan ………. 25

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ...……… 25

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ………. 26

2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan……….…….. 27

2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ………. 28

2.2.5 Keterbatasan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan ……….. 30

2.3 Analisis Rasio Keuangan ………..31

(8)

2.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan .. 31

2.3.3 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ………... 32

2.3.4 Tekik Analisis Raio Keuangan ………...…… 33

2.3.5 Keterangan Lain dalam Analisis Rasio Keuangan ...….. 35

2.4 Kinerja ……….... 35

2.4.1 Pengertian Kinerja ……….. 36

2.4.2 Penilaian Kinerja Perusahaan ………. 36

2.4.2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Perusahaan ……. 36

2.4.2.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan ………. 36

2.4.2.3 Tahap Penilaian Kinerja Perusahaan ………. 37

2.4.2.4 Ukuran Kinerja ……….... 37

2.5 Return On Investment ……….... 38

2.5.1 Pengertian Return On Investment ……….. 38

2.5.2 Manfaat ROI Sebagai Penilai Kinerja Perusahaan ….... 39

2.6 Net Profit Margin (NPM) ……….. 40

2.6.1 Pengertian Net Profit Margin ……… 40

2.6.2 Manfaat NPM Sebagai Penilai Kinerja Perusahaan ….. 40

2.7 Return On Equity ……….. 41

2.7.1 Pengertian Return On Investment ………. 2.8 Dividen ……….. 42

2.8.1 Pengertian Dividen ………. 42

2.8.2 Dividend Payout Ratio ……… 43

2.8.3 Kebijakan Dividen perusahaan ………44

2.8.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividen suatu perusahaan ……… 45

2.8.5 Teori mengenai kebijakan Dividen ……… 46

2.8.6 Jenis-jenis kebijakan Dividen ……… 46

2.8.7 Urutan pembayaran Dividen ………. 47

2.9 Pengaruh kinerja keuangan (ROI, NPM dan ROE) terhadap Dividend Payout Ratio ……… 48

(9)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Sejarah Perusahaan Semen yang go Publik ……… 49

3.1.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ……...………… 49

3.1.1.1 Dewan Komisaris dan Direksi ……… 49

3.1.1.2 Struktur Permodalan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ……….……… 50

3.1.2 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ……….……… 51

3.1.2.1 Dewan Komisaris dan Direksi ……….. 51

3.1.2.2 Struktur Permodalan PT Semen Gresik (Persero) Tbk ………...………. 52

3.1.3 PT Holcim Indonesia Tbk ……….. 52

3.1.3.1 Dewan Komisaris dan Direksi ……….. 52

3.1.3.2 Struktur Permodalan PT Holcim Indonesia Tbk ……….. 53

3.3 Objek Penelitian ………..… 54

3.4 Metode Penelitian ………... 55

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ………... 55

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ……… 56

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ……… 56

3.4.4 Operasionalisasi Variabel ……….. 56

3.5 Pengolahan dan analisis data ……….. 58

3.5.1 Kinerja Keuangan ………..…. 58

3.5.2 Dividend Payout Ratio ………..….. 59

3.5.3 Metode Analisis ………..… 59

3.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis ………. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….. 66

4.1.1 Kinerja keuangan perusahaan Kelompok Industri Semen Yang diukur dengan Rasio Profitabilitas (ROI, NPM & ROE) ………... 66

(10)

4.1.1.1 Return On Investment (ROI) ……….. 66 4.1.1.2 Net Profit Margin (NPM) ………... 71 4.1.1.3 Return On Equity (ROE) ……… 75 4.1.2 Dividend Payout Ratio perusahaan Kelompok Industri

Semen periode 2004-2008 ………. 79 4.2 Hasil Pembahasan ………. 83

4.2.1 Analisis Laporan Keuangan dilaksanakan

secara efektif ………. 83 4.2.2 Pengaruh Kinerja keuangan perusahaan yang diukur

dengan Rasio Profitabilitas (ROI,NPM & ROE) terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan

Industri Semen ……….…… 84 4.2.3 Hubungan atau Korelasi antara Rasio Profitabilitas

(ROI, NPM & ROE terhadap Dividend

Payout Ratio Perusahaan ………. 84 4.2.4 Perhitungan Koofisien Korelasi Multiple,

Koefisien Determinasi dan Analisisnya ……… 87 4.2.5 Uji Hipotesis ………...……….. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………. 95 5.2 Saran ……….. 97

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Sederhana Laporan Keuangan Neraca ……… 24 Tabel 2.2 Contoh Sederhana Laporan Keuangan Laba Rugi ……….. 25 Tabel 3.1 Struktur Permodalan PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk ……… 50 Tabel 3.2 Struktur Permodalan PT Semen Gresik (persero) Tbk …………... 52 Tabel 3.3 Struktur Permodalan PT Holcim Indonesia Tbk ……… 53 Tabel 3.4 Kondisi Kinerja keuangan perusahaan Industri Semen berdasarkan

keuntungan bersih yang diterima ... 53 Tabel 3.5 Kondisi Kinerja keuangan perusahaan Industri rokok berdasarkan

modal yang ditanamkan ... 54 Tabel 3.6 Operasionalisasi Variabel ………... 58 Tabel 4.1 Perhitungan ROI PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ………... 67 Tabel 4.2 Perhitungan ROI PT Semen Gresik (persero) Tbk ………. 67 Tabel 4.3 Perhitungan ROI PT Holcim Indonesia Tbk... 68 Tabel 4.4 Rata-rata persentase ROI ……… 68 Tabel 4.5 Perhitungan NPM PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk……….. 71 Tabel 4.6 Perhitungan NPM PT Semen Gresik (persero) Tbk ……….. 72 Tabel 4.7 Perhitungan NPM PT Holcim Indonesia Tbk... 72 Tabel 4.8 Rata-rata persentase NPM ……….. 73 Tabel 4.9 Perhitungan ROE PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ………...75 Tabel 4.10 Perhitungan ROE PT Semen Gresik (persero) Tbk ……….76 Tabel 4.11 Perhitungan ROE PT Holcim Indonesia Tbk...76 Tabel 4.12 Rata-rata persentase ROE ………77 Tabel 4.13 Perhitungan Dividend Payout Ratio PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk………80 Tabel 4.14 Perhitungan Dividend Payout Ratio PT Semen Gresik

(Persero) Tbk ………..80 Tabel 4.15 Perhitungan Dividend Payout Ratio PT Holcim Indonesia Tbk…..80 Tabel 4.16 Rata-rata persentase DPR ……… 81 Tabel 4.13 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ...

(12)

Tabel 4.17 Tabel Hubungan atau Korelasi antara Rasio Profitabilitas

( ROI, NPM & ROE) dengan DPR Perusahaan ...84

Tabel 4.18 Tabel Autokorelasi ………..…..………...86

Tabel 4.19 Tabel Multikolinearitas ……….………...87

Tabel 4.20 Tabel Koefisien Regresi Berganda ………...88

Tabel 4.21 Pengujian Koefisiensi Regresi secara Simultan ………...… 90

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ……….………… 23

Gambar 1.1 Gambaran Sederhana Proses Data menjadi Informasi ………… 26

Gambar 3.1 Kurva daerah penerimaan dan penolakan Ho (Uji F) ...63

Gambar 3.2 Kurva daerah penerimaan dan penolakan Ho (uji t) …….………65

Gambar 4.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho (uji F) ……….….………90

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Lapoan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Lampiran 2 Data Lapoan Keuangan PT Semen Gresik (Persero) Tbk Lampiran 3 Data Lapoan Keuangan PT Holcim Inndonesia Tbk Lampiran 4 Surat Survei

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, terdapat perubahan di bidang perekonomian yang sangat pesat di dunia, baik di negara-negara industri maupun negara-negara-negara-negara berkembang. Sehingga batas-batas negara-negara bukan lagi menjadi penghalang. Keadaan ini melebarkan peluang masuknya berbagai pengaruh untuk saling berinteraksi antar negara. Hal tersebut merupakan peluang dan bisa menjadi tantangan atau ancaman bagi negara tersebut bila tidak mengantisipasi sebelumnya.

Dunia usaha di Indonesia tentunya tidak mungkin menghindarkan diri dari persaingan global, karena tidak hanya akan menghadapi pesaing-pesaing lokal saja tetapi juga pesaing-pesaing mancanegara. Apalagi pada masa krisis seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar, baik karena nilai hutangnya yang melambung sehubungan dengan jatuhnya nilai rupiah maupun karena turunnya daya beli konsumen.

Dunia usaha memiliki peluang yang luas untuk memilih alternatif pembiayaan guna mengembangkan usahanya. Perusahaan yang membutuhkan modal kerja cenderung memilih alternatif sumber pembiayaan jangka pendek yang disediakan perbankan. Sedangkan perusahaan yang membutuhkan modal untuk investasi cenderung memilih alternatif sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan pasar modal.

Pasar modal dipandang sebagai sarana yang efektif untuk menghimpun dana dari masyarakat, selain dana dari pihak luar negeri. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana invstasi jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor usaha.

Di dalam melakukan investasi yang sehat, seorang investor dan calon investor sebelumnya harus mempertimbangkan kondisi perusahaan yang tercermin melalui kinerja perusahaan tersebut, termasuk juga kondisi perusahaan

(15)

sejenis. Informasi kedua adalah menyangkut aspek teknis yang diketahui oleh para pelaku bursa berupa fluktuasi kurs, volume transaksi, kondisi bursa dan lain-lain. Informasi ketiga berkaitan dengan keadaan lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, sosial politik, dan stabilitas nasional suatu negara.

Informasi keuangan yang terdapat pada Laporan Keuangan perusahaan memuat data historis dalam penilaian dan peramalan analisis investasi. Sarana yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kinerja keuangan adalah Rasio Keuangan. Terdapat Rasio Keuangan yang dapat menunjukkan kinerja keuangan perusahaan, diantaranya adalah Rasio Profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba/pendapatan melalui kemampuan dan sumber yang ada.

Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan mengoptimalkan kinerja keuangan yang bersangkutan (Sofyan Syfri Harahap, 2004:319). Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen atau capital gain. Dilain pihak perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan disatu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan.

Para investor yang tidak bersedia mengambil resiko mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap resiko tersebut. Selanjutnya dividen yang diterima saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen daripada capital gain.

Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang saling berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang

(16)

saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.

Umumnya pemegang saham masih cenderung sangat mengharapkan dividen, sehingga perkiraan atas besarnya pemberian dividen merupakan hal yang sangat penting bagi para calon pemegang saham sebelum membeli saham suatu perusahaan. Pemberian dividen dengan jumlah yang lebih besar adalah sebuah isyarat dari manajemen bahwa perkiraan mereka tentang pendapatan yang akan diterima perusahaan di masa yang akan datang akan meningkat. Sehubungan dengan bertambah tingginya kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang pada akhirnya diharapkan akan sejalan dengan semakin besarnya dividen yang diberikan.

Penelitian yang dilakukan penulis mendapat rujukan dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Rasio Profitabilitas (Return on Investment dan Net Profit Margin) terhadap Dividend Payout Ratio” ( studi kasus pada PT “X” ). Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini kembali dengan menggunakan indikator Rasio Profitabilitas yang berbeda dan tentunya dengan objek penelitian yang berbeda pula. Seperti yang telah dikemukakan pada uraian sebelumnya, bahwa pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para investornya masih merupakan hal penting dan suatu daya tarik tersendiri dalam dunia investasi dewasa ini. Sehubungan dengan itu, perusahaan yang kinerja keuangannya baik dalam arti memiliki Dividend Payout Ratio yang tinggi, akan lebih dipilih oleh para investor untuk melakukan investasi.

(17)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, judul yang akan dituangkan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah :

“Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Rasio Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio” (studi survei pada kelompok industri semen yang terdaftar di BEI)

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah-masalah dalam penelitian ini, dapat di Identifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui Rasio Profitabilitas pada kelompok industri semen.

2. Berapa besar Dividend Payout Ratio per tahun yang ditetapkan oleh kelompok industri semen.

3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada kelompok industri semen.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang ingin dilakukan selayaknya memiliki tujuan. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan memiliki arah dan tujuan yang hendak dicapai. Paparan dalam latar belakang penelitian serta menilik identifikasi masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui Ratio Profitabilitas pada kelompok industri semen.

2. Mengetahui besarnya Dividend Payout Ratio pertahun yang ditetapkan oleh kelompok industri semen.

3. Mengetahui besarnya pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Ratio Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio kelompok industri semen.

(18)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantarnya adalah :

1. Kegunaan Pribadi

Penulis berharap, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi akuntansi.

2. Kegunaan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan dan gambaran mengenai peningkatan kinerja perusahaan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio yang diberikan, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Persaingan global yang kini sudah merupakan fakta kehidupan perekonomian, baik bagi negara-negara industri maupun negara-negara berkembang, menjadikan semakin tingginya tingkat persaingan antar pelaku ekonomi. Hal tersebut membuat perusahaan memikirkan kembali masalah kinerja keuangan dan efisiensi perusahaannya.

Informasi penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi atau kinerja suatu perusahaan tercermin dari laporan keuangannya. Harahap (2004:105), mengemukakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Pada saat investor akan membeli saham suatu perusahaan yang telah go publik, investor akan menganalisis laporan keuangan perusahaan terutama yang berkaitan

(19)

dengan masalah pengelolaan investasi dan kemampuannya dalam menghasilkan laba. Hal ini berarti bahwa dari laporan keuangan suatu perusahaan dapat diketahui kinerja perusahaan yang bersangkutan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

Fokus utama dari laporan keuangan adalah informasi mengenai prestasi suatu perusahaan yang diukur dengan laba dan komponen-komponennya. Tujuan umumnya adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi perusahaan. Informasi akuntansi yang disajikan dalam neraca, laporan laba/rugi dan laporan keuangan lainnya dinyatakan dalam nilai absolut / mutlak. Salah satu kegunaan informasi akuntansi adalah untuk mengevaluasi dan menilai kinerja perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001:415-416), bahwa “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Cara untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Kinerja keuangan perusahaan yang baik dapat dijadikan salah satu pedoman bagi investor sebagai dasar analisis investasinya. Melalui analisis Rasio Profitabilitas yang dapat menunjukkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan investasi oleh perusahaan dan kemampuannya dalam menghasilkan laba.

Rasio Profitabilitas yaitu rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

Sumber, Mamduh M. Hanafi, Abdul Hakim dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (Penerbit dan Percetakan ; AMP-YKPN 2005, halaman 85).

(20)

Rasio Profitabilitas sering digunakan sebagai dasar mengevaluasi perencanaan, penetapan tujuan dan peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

ROI merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimilik oleh perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik (modal). Analisis tingkat pengembalian investasi dalam menganalisis laporan keuangan ini mempunyai makna dan peranan yang sangat penting, karena merupakan salah satu teknik yang bersifat menyeluruh (comprehensive). ROI ini merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.”

Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah “Net operating profit rate, of return” atau “operating earning power”.

Analisa Net Profit Margin (NPM) sering digunakan oleh praktisi keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari hasil penjualan bagi pemegang saham perusahaan. Gross Profit Margin merupakan rasio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

ROI mengukur efektivitas dan efesiensi perusahaan dengan keseluruhan dana atau sumber daya yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan dalam usaha memperoleh laba. Dengan demikian rasio ini menghubungkan laba bersih setelah pajak yang diperoleh dari kegiatan perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.

(21)

Rasio ini dapat ditulis dalam rumusan sebagai berikut :

Van Horne dan Machowitz (1998 :150) ROI = Net Profit After Taxes

Total Asset

atau

ROI = Operating Asset Turn Over x Profit Margin

Sumber, S Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (Penerbit ; LIBERTY, Yogyakarta 2004, halaman 89)

NPM mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dari penjualan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur berapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap penjualan dan tingkat efesiensi pengeluaran biaya dalam perusahaan. Semakin efisiensi suatu perusahaan dalam mengeluarkan biaya-biayanya maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut. Dengan demikian rasio ini menghubungkan laba bersih setelah pajak dengan hasil penjualan bersih yang dilakukan perusahaan.

Rasio ini dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Van Horne dan Machowitz (1998 :150) NPM = Net Profit After Taxes

Net Sales

Return on Comon Stockholders ‘Equity (ROE) merupakan salah satu alas an utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bemanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka return common stockholders equity yang berhasil dicapai. Ratio Return On Equity ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Return on Equity = Laba bersih setelah pajak – Dividen saham istimewa

Rata-rata modal saham biasa

Sumber, Dwi Prastowo, Rifka Juliaty dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN 2002, halaman 87).

Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas merupakan suatu konsep pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada perolehan laba perusahaan. Sehingga bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis Profitabilitas ini untuk dapat melihat keuntungan yang

(22)

benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Analisis ROI merupakan salah satu teknik yang bersifat menyeluruh dan lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Analisis NPM bermanfaat untuk mengukur tingkat efesiensi total pengeluaran biaya-biaya dalam perusahaan. Analisis Gross Profit Margin dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross margin yang diperoleh dan bila dibandingkan dengan standar rasio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya. Analisis Operating Ratio mencerminkan tingkat effisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor eksternal. Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan bisa diukur dengan Rasio Profitabilitas, sehingga dengan semakin membaiknya kinerja keuangan perusahaan yang diindikasikan dengan semakin meningkatnya laba perusahaan, maka diharapkan dividen yang diberikan oleh perusahaan akan semakin meningkat pula.

Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan merupakan pembagian pendapatan setelah pajak digolongkan kedalam dua referensi, yang pertama adalah sebagai dana yang digunakan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, hal ini ditunjukkan dalam neraca yaitu pada pos laba ditahan (retained earning), yang kedua adalah sebagai dana yang didistribusikan kepada pemegang saham perusahaan, hal tersebut ditujukan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dividen payout ratio mengukur laba bersih perlembar saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk dividen, yang dihitung dengan formula sebagai berikut:

Dividen payout = Dividen perlembar saham biasa Earning Per Share

Sumber, Dwi Prastowo, Rifka Juliaty dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN 2002, halaman 97).

(23)

Berdasarkan teori yang dikemukakan dalam Kerangka Pemikiran yaitu “Terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja keuangan yang diukur dengan Rasio Profitabilitas (ROI,ROE dan NPM) terhadap Dividend Payout Ratio”. Dalam penyusunan skripsi terdapat 2 Variabel yaitu :

1. Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas (ROI, NPM dan ROE)

Indikator-indikator Variabelnya adalah sebagai berikut : • Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total asset.

• Perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih.

• Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. 2. Dividen Payout Ratio

Indikator-indikator Variabelnya adalah sebagai berikut :

• Besarnya common Dividend dibagi laba bersih setelah pajak. Atau Dividend Per share dibagi earning Per share.

Penulis menggunakan metode deskriptif untuk menguji hipotesis yang

telah dikemukakan. Metode ini banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal yaitu penelitian yang dilakukan berulang-ulang dalam suatu jangka waktu tertentu, Cooper & Emory (1997;125).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik F. Hal ini dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan linier antara X dan Y secara bersama-sama (Simultan). Hipotesis untuk uji F adalah:

Hipotesis :

Ho : r1 = r2= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return

On Invesment, Net Profit Margin, dan Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio

Ha : r1 ≠ r2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Invesment, Net Profit Margin, dan Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio.

(24)

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

Perusahaan

Laporan Keuangan Perusahaan

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Cholid Narbuko dan H Abu Achmadi (2002 : 44), mengatakan bahwa : “Metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data dengan cara menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi”. Sedangkan penelitiannya dilakukan secara survei, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual dengan melakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah

Return on Investment Net Profit Margin Return on Equity Dividen Payout

Analisis Rasio Profitabilitas

(25)

dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang, Moh Nazir (1999 : 65).

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara : 1. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan cara membaca dan memahami untuk data-data teoritis dan literatur, catatan kuliah dan bahan tulisan lain sehubungan dengan penelitian ini. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan data sekunder.

2. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data dari perusahaan yang sedang diteliti untuk kemudian dipelajari, diolah dan dianalisis.

1.7 Lokasi dan waktu penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia – Universitas Widyatama. Sedangkan Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sejak bulan Agustus 2008 sampai dengan selesai.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut American Accounting Association, yang diterjemahkan oleh Soemarso SR.,

(2004:3) menyatakan bahwa :

“ Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”

Definisi lain diberikan oleh S.P. Hariningsih (2001 :167) menyatakan bahwa : “ Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan data kuantitatif yang terutama mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam memilih alternatif dari suatu keadaan.”

Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan, yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil perusahaan dalam suatu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan menejer atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang dapat menggambarkan performa atau kinerja keuangan dari perusahaan yang bersaing.

(27)

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2002:4), adalah :

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti misalnya : laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”

Kesimpulan dari penjelasan diatas, laporan keuangan merupakan alat untuk menginformasikan kondisi keuangan pada periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan menurut IAI (2007:3) adalah :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang memungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kegiatan masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk meyediakan informasi keuangan.

3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat memenuhi membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan, menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

(28)

Menurut Harahap (2004:133), tujuan Laporan Keuangan adalah: 1. Tujuan Umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang di terima.

2. Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.

3. Tujuan Kualitatif

Relevan, dapat di mengerti, dapat di periksa, netral, tepat waktu, dapat dibandingkan dan lengkap.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

(29)

2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2007:5-9), yaitu :

a) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

b) Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

Materialitas

ƒ Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Pada beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen baru dapat saja mempengaruhi penilaian resiko dan peluang yang dihadapi perusahaan tanpa memperimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut dalam periode pelaporan. Pada kasus lain, baik hakikat maupun materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

ƒ Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materilitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) pada suatu karaktristk kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

(30)

c) Keandalan

ƒ Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

ƒ Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikatnya atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat meyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

d) Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.1.4 Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi para investor dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Berdasarkan IAI (2007:2) para pemakai laporan keuangan adalah :

a. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

(31)

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca sarjana dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

h. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada

perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.

(32)

2.1.5 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi menurut

Munawir (2004:6), menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapat pribadi .”

1. Fakta yang dicatat

Penyusunan laporan keuangan didasarkan atas fakta dari catatan-catatan akuntansi historis, sehingga laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan perusahaan sesuai kondisi perekonomian paling akhir. 2. Prinsip dan kebiasaan

Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pencatatan dalam membentuk keseragaman perlakuan akuntansi.

3. Pendapat pribadi

Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konversi atau dalil yang sudah ditetapkan, namun penggunaan konvensi tersebut tergantung kemampuan dan integritas pembuatnya terhadap prinsip konvensi akuntansi tersebut.

Keterbatasan laporan keuangan menurut Harahap (2004:17-18) adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas

kejadian yang telah lewat bukan masa kini. Karenanya laporan keuangan tidak dapat di anggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi apalagi untuk meramalkan masa depan atau menentukan nilai (harga) perusahaan saat ini.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk pihak yang akan membeli perusahaan.

(33)

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

4. Laporan keuangan di susun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

5. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. Metode penilaian persediaan boleh menggunakan metode LIFO (Last In Fist Out), FIFO (First In First Out) dan Average yang hasilnya pasti berbeda. Demikian juga metode penyusutan: Garis Lurus, Saldo Menurun, Sum Of Years Digit dan sebagainya.

2.1.6 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Untuk dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002:17), masing-masing unsur tersebut dapat disubklasifikasikan sebagai berikut :

1) Aktiva

Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan, dapat disubklasifikasikan sebagai berikut :

™ Aktiva Lancar

Aktiva Lancar yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya.

™ Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau

(34)

untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi obligasi.

™ Aktiva Tetap

Aktiva Tetap yaitu aktiva yang memiliki substansi (wujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan.

™ Aktiva yang Tidak Berwujud

Aktiva yang Tidak Berwujud yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan, untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam subklasifikasi aktiva ini misalnya patent, goodwill, royalty, copyright, trade name, franchise, dan license.

™ Aktiva Lain-lain

Aktiva Lain-lain yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari empat subklasifikasi tersebut, misalnya beban yang ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito, pinjaman karyawan.

2) Kewajiban (hutang)

Kewajiban yang merupakan hutang perusahaan masa kini dapat disubklasifikasi lebih lanjut menjadi tiga subklasifikasi, yaitu :

™ Kewajiban Lancar

Kewajiban Lancar yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang dagang, utang wesel utang gaji dan upah, utang pajak dan utang biaya atau beban lainnya yang belum dibayar. ™ Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya hutang obligasi, hutang hipotik, dan hutang bank atau kredit investasi.

™ Kewajiban Lain-lain

Kewajiban Lain-lain yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan kedalam salah satu subklasifikasi tersebut, misalnya hutang kepada para pemegang saham.

3) Ekuitas (modal)

Ekuitas yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi dua subklasifikasi, yaitu :

(35)

™ Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, Misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada).

™ Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk dividen. b. Laporan Laba-Rugi

Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002:20), untuk dapat

menggambarkan informasi mengenai potensi perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan laba rugi mempunyai dua unsur yaitu :

1) Penghasilan (Income)

Yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasal dari kontribusi pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

™ Pendapatan (revenues)

Yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti misalnya penjualan barang dagangan, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan dividen, royalties dan sewa

™ Keuntungan (gains)

Yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin, misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. 2) Beban (Expense)

Yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan sebagai berikut :

™ Beban

Yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan (yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan, aktiva tetap) yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dan upah, penyusutan.

™ Kerugian

Yang mencerminakan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi seperti misalnya rugi karena bencana kebakaran, banjir, atau pelepasan aktiva tidak lancar.

Selisih antara total penghasilan dan beban disebut penghasilan bersih. Di dalam laporan laba rugi, keuntungan dan kerugian biasanya

(36)

disajikan secara terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik dalam pengambilan keputusan ekonomi.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1.12), bahwa:

“Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan laba atau rugi periode yang bersangkutan, saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.”

d. Laporan Arus kas

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.2), mengemukakan bahwa:

“ Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.”

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1.13), bahwa:

“Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang di pilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas, informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.”

(37)

Berikut adalah contoh sederhana laporan keuangan perusahaan yang pokok, yaitu laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi.

Tabel 2.1

Contoh Sederhana Laporan Keuangan Neraca.

PT “X” Neraca Per 31 Desember 2004 (dalam Rupiah) Aktiva Aktiva Lancar

Kas dan Setara Kas xxx Investasi Jangka Pendek xxx Piutang Usaha xxx Persediaan xxx

Biaya Di Bayar Di Muka xxx Pendapatan Yang Masih-

Harus Di Terima xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx

Aktiva Tetap Peralatan xxx Akumulasi Penyusutan (xxx) Peralatan (netto) xxx Bangunan xxx Akumulasi Penyusutan (xxx) Bangunan (netto) xxx Tanah xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxx Aktiva Lain-lain xxx Jumlah Aktiva xxx

Pasiva Kewajiban

Utang Usaha xxx Biaya Yang Masih-

Harus Di Bayar xxx Hutang Jangka Panjang xxx Utang Kredit Bank xxx

Jumlah Kewajiban xxx Ekuitas Modal Dasar xxx Modal Saham xxx Laba Di Tahan xxx Jumlah Ekuitas xxx

(38)

Tabel 2.2

Contoh Sederhana Laporan Keuangan Laba Rugi.

PT “X” Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2003

(dalam Rupiah) Penjualan Bersih xxx Harga Pokok Penjualan (xxx)

Laba Kotor xxx Beban Usaha:

Beban Penjualan xxx Beban Administrasi Dan Umum xxx

Jumlah Beban Usaha (xxx) Laba Usaha xxx Beban Lain-Lain:

Beban Bunga (xxx)

Laba Sebelum Pajak xxx Pajak (xxx) Laba Bersih xxx

2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Pada sisi lain, ternyata bahwa karena karakteristiknya, laporan keuangan bukanlah segala-galanya, karena laporan keuangan memiliki keterbatasan.

Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses pembandingan, evaluasi dan

(39)

analisis trend akan diperoleh diprediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi dimasa akan datang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:190), bahwa:

“Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

Gambar 2.1

Gambaran Sederhana Proses Data menjadi Informasi Input

Laporan keuangan

Metode atau teknik analisis laporan keuangan

Output

Informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

Sumber: Sofyan Syafri Harahap dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan

Keuangan (2004:191).

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat kesenjangan antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin akan terjadi dimasa datang. Perlu suatu analisis terhadap laporan keuangan, terutama dalam memprediksi apa yang mungkin akan terjadi

(40)

dimasa yang akan datang untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Harahap (2004:195-197) mengemukakan bahwa secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan. 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan.

5. Dapat menilai prestasi perusahaan.

6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek tertentu, yaitu: posisi keuangan (asset, neraca dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas atau profitabilitas.

7. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.

8. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah di kenal dalam dunia bisnis.

9. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya.

10. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha dan sebagainya.

11. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan

Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Dwi Prastowo dan

Rifka Juliaty (2002:53), yaitu :

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan

Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan

Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend

(41)

(kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi ; perubahan tekhnologi ; perubahan selera konsumen ; perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak ; dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.

3. Mempelajari dan me review laporan keuangan

Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai tekhnik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan rewiew terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarka data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

4. Menganalisis laporan keuangan

Setelah memahami profil perusahaan dan me review laporan keuangan maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut.

2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002:54), secara umum metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1. Metode analisis horizontal (dinamis)

Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode)

2. Metode analisis vertical (statis)

Metode analisis vertical (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama pada tahun (perode) yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang sama.

Sementara itu berbagai alat analisis dapat digunakan untuk mengolah laporan keuangan. Alat analisis tersebut dapat berbentuk analisis common size, analisis break even, analisis gross profit, analisis Du Pont dan analisis rasio keuangan.

(42)

Menurut Harahap (2004:218), mengemukakan bahwa:

“Analisis common size merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasa dikaitkan dengan suatu jumlah yang di nilai penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.”

Sedangkan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:67), mengemukakan bahwa “Analisis common size merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu.”

Analisis break even menurut Harahap (2004:220) adalah:

“Analisis break even sering digunakan dalam perencanaan keuangan. Namun tidak berarti rumus itu tidak dapat digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:

1. Hubungan antara penjualan, biaya dan laba.

2. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan variabel.

3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya tetap.

4. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas di mana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.” Secara umum, analisis break even diketahui sebagai salah satu teknik analisis laporan keuangan yang menganalisis bagaimana perubahan volume produksi penjualan mempengaruhi jumlah biaya tetap, jumlah biaya variabel dan tingkat penjualan. Yang pada akhirnya mempengaruhi besar kecilnya laba rugi perusahaan.

Sedangkan Harahap (2004:221), mengemukakan tentang Analisis laba kotor (gross profit) yaitu:

“Analisis laba kotor (gross profit) lazim digunakan dalam perencanaan keuangan atau budgeting. Namun teknik ini bisa digunakan dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini menggunakan data penjualan, biaya variabel (harga pokok produksi) dan laba kotor.”

Secara umum, analisis gross profit diketahui sebagai salah satu teknik analisis laporan keuangan yang menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan perubahan besarnya laba kotor atau gross profit dari suatu perusahaan. Besarnya perubahan laba kotor itu dapat terjadi dengan memperbandingkan antara laba kotor tahun yang sedang berjalan atau tahun ini dibandingkan

Gambar

Tabel 2.1  Contoh Sederhana Laporan Keuangan Neraca …………………… 24     Tabel 2.2  Contoh Sederhana Laporan Keuangan Laba Rugi ……………….
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Tabel 4.16  Rata-rata persentase DPR
Tabel 4.17  Correlations        DPR ROI NPM ROE  Pearson  Correlation  DPR 1.000  .884  .860 .904 ROI .884  1.000  .989 .992 NPM .860  .989  1.000 .991 ROE .904  .992  .991 1.000 Sig
+2

Referensi

Dokumen terkait

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi (jenis pupuk dan dosis pupuk) dan jenis pupuk kompos yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata

Dari analisis data hasil penelitian, didapatkan penerapan teknik Catatan: TS dalam pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII

Sedangkan, penerapan Neural Network Controller telah dilakukan oleh Hendra Cordova dengan mendesain pengereman ABS ( Antilock Braking Systems ) dengan jaringan syarat

Melalui brand-nya yang dikenal secara umum dengan nama Panasonic, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd yang berpusat di Osaka, Jepang ini, merupakan manufaktur kelas dunia

Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masyjui (2005) yang menyatakan terdapat hubungan positif antara

We'll look at how using an industry code (a number that describes a particular industry) can be a helpful way to make your research much easier.. After this, we'll take a look at

Ketika menghadapi masalah dalam hidup, penulis penulis percaya bahwa penulis sedang dihukum oleh Allah atas perbuatan buruk yang telah penulis lakukan.. Ketika menghadapi