• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI KURIKULUM 2013 (Studi Literatur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI KURIKULUM 2013 (Studi Literatur)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1617 PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN

GEOGRAFI KURIKULUM 2013 (Studi Literatur)

oleh :

Murjainah, Susanti Faipri Selegi, Mega Kusuma Putri, M.Asyroful Mujib murjainah@gmail.com

ABSTRAK

Pemanfaatan TIK di bidang pendidikan sedikit banyak telah digunakan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan Perguruan Tinggi untuk pendataan tenaga pendidik, tenaga pengajar (guru dan juga dosen). Selain itu, pendataan sertifikasi guru dan dosen serta Uji Kompetensi Guru (UKG). Dalam kurikulum 2013, pemanfaatan TIK sangat berkontribusi dalam pembelajaran, di mana guru saat ini tidak lagi sebagai pusat sumber belajar dan penyampai informasi utama, tetapi lebih dari itu yakni mampu berperan sebagai fasilitator, pendamping, pembimbing, dan sekaligus sebagai partner dalam mengembangkan skill dan pengetahuan. Pembelajaran Geografi di tingkat SMP merupakan pembelajaran yang teritegrasi/terpadu dengan Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah yang disebut mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS termasuk kelompok mata pelajaran A yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Sementara Geografi untuk jenjang SMA/MA ditetapkan menjadi bagian dari Kelompok Mata pelajaran Peminatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu. Bentuk-bentuk pemanfaatan model-model berbasis komputer dalam pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation dan games; pembelajaran berbasis computer; blended E-learning ; pembelajaran berbasis web ; perpustakaan online. Manfaat TIK dapat dirasakan dalam pembelajaran bagi pendidik bergantung pada keberhasilan dari pendidik dalam melaksanakan dan menggunakan TIK dalam pembelajaran di kelas dan adanya keyakinan bagi guru bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memberikan dampak yang signifikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Kata Kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, Geografi, Kurikulum 2013

(2)

1618 I. PENDAHULUAN

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menangani informasi dan membantu cara komunikasi (pengolahan informasi) dengan bantuan perangkat lunak dan perangkat keras komputer untuk mengkonversikan atau mengubah, menyimpan, mengolah, mengirim dan menerima informasi (Fauziah dan Hedwig, 2010:4). Berkembangnya TIK saat ini, sesungguhnya sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan memperoleh informasi dan mengkomunikasikan kepada publik. Pemanfaatan itu, telah banyak digunakan diberbagai bidang tak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan TIK di bidang pendidikan sedikit banyak telah digunakan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan Perguruan Tinggi untuk pendataan tenaga pendidik, tenaga pengajar (guru dan juga dosen). Selain itu, pendataan sertifikasi guru dan dosen serta Uji Kompetensi Guru (UKG).

Hal ini sejalan dengan Surjono (2013) mengungkapkan bahwa potensi pemanfaatan TIK dalam pendidikan sangatlah banyak diantaranya adalah untuk meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan efisiensi, serta kualitas pembelajaran dan pengajaran. Di samping itu, dengan kreativitas para guru, TIK juga berpotensi untuk digunakan dalam mengajarkan berbagai materi yang abstrak, dinamis, sulit, serta skill melalui animasi dan simulasi. Namun, dalam proses pembelajaran penggunaan TIK dapat dikatakan masih belum banyak digunakan mengingat tidak semua sekolah memiliki fasilitas lengkap berupa perangkat komputer, proyektor juga jaringan internet untuk pembelajaran kepada peserta didik disekolah karena dalam proses pembelajaran penggunaan TIK melibatkan perangkat teknologi seperti komputer, LCD proyektor, media pembelajaran berbasis TIK, dan juga internet.

Dalam kurikulum 2013, pemanfaatan TIK sangat berkontribusi dalam pembelajaran, di mana guru saat ini tidak lagi sebagai pusat sumber belajar dan penyampai informasi utama, tetapi lebih dari itu yakni mampu berperan sebagai fasilitator, pendamping, pembimbing, dan sekaligus sebagai partner dalam mengembangkan skill dan pengetahuan. Begitu juga dengan Dosen sebagai pendidik pada pendidikan tinggi sudah menjadi tuntutan bagi dosen untuk melibatkan TIK dalam proses pembelajaran di kelas. Khususnya dalam proses pembelajaran Geografi, materi-materi Geografi tidak hanya membahas mengenai masalah-masalah sosial yang terjadi tetapi juga membahas masalah-masalah fisik yang terjadi di bumi. Materi fisik dan sosial marupakan cakupan materi geografi dimana objek geografi adalah Geosfer yakni Atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Artinya, segala hal yang terjadi di muka bumi maupun di dalamnya menjadi bagian dari bahasan materi geografi.

(3)

1619 Karena itu, dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi-materi tersebut kepada peserta didik diperlukan bantuan TIK yang dapat mengakomodasi materi-materi ke-geografi-an di depan kelas sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan baik melalui bantuan TIK seperti media pembelajaran berbasis TIK berupa film, video dan animasi. Misalnya, materi mengenai gempa. Materi ini tidak cukup hanya dijelaskan saja dengan metode ceramah di depan kelas atau mengajak siswa mengamati langsung ke lokasi yang terjadi gempa, tentunya akan menimbulkan bahaya bagi peserta didik, membuang waktu, biaya dan tenaga. Untuk itu, perlunya TIK dalam proses pembelajaran geografi baik berupa tayangan film/video/animasi mengenai gempa di depan kelas sehingga peserta didik seperti merasa dikondisi yang nyata, terkesan menarik, dan menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar geografi di kelas.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan menguraikan peranan TIK dalam pembelajaran Geografi. Mengingat berkembang pesatnya teknologi saat ini dan memberikan dampak positif dalam bidang pendidikan.

II. PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM KURIKULUM 2013

Saat ini pembelajaran Geografi di Indonesia menggunakan Kurikulum 2013 yang sebelumnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut

Mukminan (2014) ada beberapa alasan terjadinya perubahan kurikulum saat ini, yaitu 1) terkait dengan: manusia sebagai makhluk tuhan, memiliki fitrah mencari kebenaran,

kebaikan, dan keindahan; manusia memiliki multi-kecerdasan; manusia harus hidup terhormat, saling menghargai dan beradab, 2) perkembangan Ilmu Teknologi dan Seni (ITS), serta perubahan sosial, yang meliputi: ITS mengubah gaya hidup, dan menciptakan perubahan tatanan kehidupan global; perubahan itu terjadi secara cepat dan terus-menerus (13% per tahun); dan diperlukannya kesetiaan terhadap nilai dan identitas dengan tetap terbuka, adaptif, dan kreatif pada perubahan. Berikut perkembangan kurikulum di Indonesia hingga saat ini.

(4)

1620 Pembelajaran Geografi di tingkat SMP merupakan pembelajaran yang teritegrasi/terpadu dengan Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah yang disebut mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS termasuk kelompok mata pelajaran A yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Sementara Geografi untuk jenjang SMA/MA ditetapkan menjadi bagian dari Kelompok Mata pelajaran Peminatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.sesuai dengan Permendikbud No.59 tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 SMA/MA, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA

Sumber : Mukminan, 2014.

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai

satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan

(5)

1621 (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik (Direktorat Pembinaan SMA, 2014).

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, mau tidak mau/ suka tidak suka sebagai pendidik dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga menjadi teladan bagi peserta didik untuk ikut mengembangkan kompetensi yang mereka miliki dengan spontanitas dan bertanggungjawab. Agar tercapainya pembelajaran yang sesuai dengan yang dicita-citakan, Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi salah satu andalan dalam mentransformasi pengetahuan kepada peserta didik, dimana pembelajaran tidak hanya terpaku di dalam kelas tetapi dapat juga dilakukan dimanapun dan kapanpun.

III. IMPLEMENTASI TIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Ciri khas dalam Kurikulum 2013 salah satunya dengan menggunakan pendekatan Saintifik. Pendekatan saintifik terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Fenomena geosfer menjadi kajian dalam pembelajaran Geografi yang tidak sepenuhnya dapat dilihat langsung oleh peserta didik sehingga pembelajaran berbantuan TIK dapat mengakomodir keterbatasan dalam pembelajaran dikelas, misalnya saja dengan menayangkan peristiwa gempa atau tsunami melalui video/ animasi/multimedia, guru mengajak siswa mengamati tayangan tersebut, peserta didik menanyakan yang mereka tidak ketahui, pendidik mengeksplorasi sebagai pengetahuan awal peserta didik, kemudian mengolah informasi yang telah didapat dan menceritakan hasil yang telah diperoleh baik lisan maupun tulisan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

(6)

1622 Gambar 2. Ilustrasi Pembelajaran Geografi berbasis TIK

Dalam pelaksanaan pembelajaran Geografi berbasis TIK di kelas, Siahaan (2010) mengatakan bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan Software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi berupa fisik. Ciri yang paling mudah untuk menentukannya adalah terlihat dan dapat disentuh. Sedangkan, Software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dengan perangkat keras tersebut. Software dapat berupa Operating Sysytem (OS), aplikasi ataupun konten. Artinya, pendidik baik dosen maupun guru memanfaatkan komputer, tablet, proyektor, CD pembelajaran, televisi, internet untuk pembelajaran siswa dikelas.

PC Internet Radio Telepon Televisi Printer LCD Proyektor Intranet

TIK

(7)

1623 Komputer dan proyektor merupakan salah satu perangkat keras sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi kepada mahasiswa/peserta didik. Pemanfaatan tersebut sangat memungkinkan bagi mahasiswa/peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran di sekolah dan juga memudahkan bagi pendidik baik dosen maupun guru dalam mendapatkan umpan balik mahasiswa/ peserta didik. Komputer menjadi popular sebagai media pembelajaran karena komputer memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lain sebelum adanya komputer (Munir,2005 dalam Nandi,2006:4). Keistimewaan tersebut antara lain; a) hubungan interaktif: komputer menyebabkan terwujudnya hubungan antara stimulus dan respons, menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat; b) pengulangan: komputer memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, memiliki kebebasan dalam memilih materi atau bahan pelajaran; c) umpan balik dan peneguhan: media komputer membantu pelajar memperoleh umpan balik (feedback) terhadap pelajaran secara leluasa dan dapat memacu motivasi pelajar dengan peneguhan positif yang diberi apabila pelajar memberikan jawaban; d) simulasi dan uji coba: media komputer dapat mensimulasikan atau menguji coba penyajian bahan pelajaran yang rumit dan teliti.

Dalam penerapannya dengan model pembelajaran, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran dapat diterapkan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang sangat dimungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Ini terjadi karena dapat diimplementasikan dalam model-model pembelajaran interaktif berbasis komputer yang disesuaikan dengan kondisi pembelajaran di sekolah. Bentuk-bentuk pemanfaatan model-model berbasis komputer dalam pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation dan games (Rusman, 2011:290). Model-model pembelajaran berbasis TIK ini antara lain, sebagai berikut ;

a. Model Drills

Model drills merupakan salah satu bentuk model pembelajaran interaktif berbasis komputer (CBI) yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongret melalui penyediaan latihan-latihan soal untuk menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan latihan soal yang diberikan program. Secara umum tahapan materi model drill adalah sebagai berikut :

 Penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu dari penampilan siswa.

 Siswa mengerjakan latihan soal.

 Program merekam penampilan siswa, mengevaluasi kemudian memberikan umpan balik.

(8)

1624  Jika jawaban yang diberikan benar program menyajikan soal selanjutnya dan jika jawaban salah progaram menyedian fasilitas untuk mengulang latihan atau remediation , yang dapat diberikan secara parsial atau pada akhir keseluruhan soal.

b. Model Tutorial

Model tutorial merupakan program pembelajaran interaktif yang digunakan dalam PBM dengan menggunakan perangkat lunak atau software berupa program komputer berisi materi pelajaran. Perkembangan teknologi komputer membawa banyak perubahan pada sebuah program yang seharusnya didesain terutama dalam upaya menjadikan teknologi ini mampu memanipulasi keadaan sesungguhnya. Penekannya terletak pada upaya berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar-mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi subjek, dan komputer yang di program. Secara sederhana pola-pola pengoperasian komputer sebagai instruktur pada model tutorial ini yaitu:

 Komputer menyajikan materi.  Siswa memberikan respon.

 Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi pada arah siswa dalam menempuh prestasi berikutnya.

c. Metode Simulasi

Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman secara konkret melaui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana pengalaman yang mendekati suasana sebenarnyadan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model simulasi terbagi dalam empat kategori, yaitu : fisik, situasi, prosedur, dan proses. Secara umum tahapan materi model simulasi adalah sebagai berikut : pengenalan, penyajian, informasi, (simulasi 1, simulasi 2, dst), pertanyaan dan respon jawaban, penilaian respon, pemberian feedback tentang respon, pengulangan, segmen pengaturan pengajaran, dan penutup.

d. Model Instructional Games

Model Instructional Games merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang berbasis komputer. Tujuan Model Instructional Games adalah untuk menyediakan suasana/lingkungan yang memberikan fasilitas belajar yangb menambah kemampuan siswa. Model Instructional Games tidak perlu menirukan realita namun dapat memiliki karakter yang menyediakan tantangan yang menyenangkan bagi siswa. Model Instructional Games sebagai pembangkit motivasi dengan memunculkan cara berkompetisi untuk mencapai sesuatu.

(9)

1625 Pemanfaatan lain Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran berupa pembelajaran berbasis komputer, yakni penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dalam pembelajaran yang dapat dilakukan secara langsung kepada peserta didik untuk menyampaikan materi, memberikan latihan dan juga mengevaluasi kemajuan siswa dalam belajar. Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat berupa penayangan materi pelajaran baik dalam bentuk video, power point slide, Film, maupun multimedia interaktif. Pembelajaran berbasis komputer ini dapat diterapkan dalam model-model pembelajaran berbasis TIK.

Blended E-Learning merupakan pembelajaran terintegrasi/terpadu dengan menggunakan jaringan internet (network), intranet (LAN), atau ekstranet (WAN) sebagai pengantar materi, interaksi atau fasilitas. Blended E-Learning disebut juga online learning. Pada pembelajaran model ini pembelajaran dapat disajikan dalam format, yaitu 1) E-mail (pengajar dan peserta didik berinteraksi dalam pembelajaran dengan menggunakan fasilitas e-mail); 2) Mailing List/grup diskusi, bisa menggunakan fasilitas e-mail atau fasilitas jejaring social seperti facebook atau twitter; 3) Mengunggah bahan ajar dari internet, peserta didik dapat mencari bahan ajar melalui internet untuk menambah pengetahuan tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari; 4) Pembelajaran interaktif melalui Edmodo, Web ; 5. Interactive Conferencing, berupa pembelajaran langsung jarak jauh.

Pembelajaran berbasis web. Pembelajaran berbasis web merupakan website yang berisi materi-materi pelajaran yang terintegrasi dengan internet. Saat ini telah banyak website yang dikembangkan untuk pembelajaran baik sekolah maupun organisasi, misalnya www.edukasi.net atau Blog. Pendidik dapat membuat sendiri blog atau menciptakan kelas Virtual yang berisi materi yang diajarkan kepada peserta didik di dunia maya sehingga dapat berkomunikasi dengan peserta didik melalui dunia maya (Internet) dan memotivasi serta menambah wawasan peserta didik dalam belajar.

Selanjutnya, perpustakaan online. Perpustakaan online merupakan perpustakaan dalam dunia digital yang terintegrasi dengan internet sehingga memungkinkan seorang pencari informasi dapat mengakses ke segala sumber ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah tanpa adanya batasan waktu dan jarak.

IV. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAGI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam kurikulum 2013, yaitu kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Kompetensi itu dapat dimiliki oleh peserta didik jika berjalannya

(10)

1626 pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ingarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) pada diri pendidik. Karena itu, menjadi suatu kewajiban dalam diri pendidik untuk terus meningkatkan kompetensi dan menularkannya kepada peserta didik. Hal itu sesuai dengan tugas profesional guru dan dosen dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 20 dan 60 tentang Guru dan Dosen, salah satunya adalah meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Meningkatnya perkembangan teknologi saat ini, secara tidak langsung menuntut kita untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada khususnya guru dan juga dosen agar tidak tertinggal teknologi sebab ketercapaian tujuan pendidikan terletak pada guru dan dosen sebagai pendidik terutama di dalam kelas. Guru berada di jantung dari keberhasilan atau kegagalan integrasi teknologi di dalam kelas (Watson, 2001; Cope dan Warp, 2002; Ottesen, 2006; Demirci, 2009). Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu merevitalisasi guru dan siswa. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan dengan memberikan dukungan kurikuler di bidang studi yang sulit. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu terlibat dalam proyek-proyek kolaboratif dan pengembangan strategi perubahan intervensi, yang akan mencakup pengajaran kemitraan dengan ICT sebagai alat. Menurut Zhao dan Cziko (2001) dalam Al-Amin menyatakan tiga kondisi yang diperlukan bagi guru untuk memperkenalkan TIK ke dalam kelas mereka adalah 1) guru harus percaya pada efektivitas teknologi, 2) guru harus percaya bahwa penggunaan teknologi tidak akan menyebabkan gangguan apapun, dan 3) guru harus percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas teknologi. Harris (2002) menyimpulkan bahwa manfaat dari ICT akan diperoleh "... ketika guru percaya diri bersedia untuk mengeksplorasi peluang baru untuk mengubah praktek kelas mereka dengan menggunakan ICT. Akibatnya, penggunaan TIK tidak hanya akan meningkatkan lingkungan belajar tetapi juga mempersiapkan generasi berikutnya untuk kehidupan masa depan dan karir (Wheeler, 2001; Al-Amin). Akses ke sumber daya, kualitas perangkat lunak dan perangkat keras, kemudahan penggunaan, insentif untuk mengubah, dukungan, kolegialitas di sekolah, dan komitmen untuk belajar profesional di antara faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan guru untuk menggunakan teknologi baru di kelas (Mumtaz, 2000; Demirci,2009). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat TIK dapat dirasakan dalam pembelajaran bagi pendidik bergantung pada keberhasilan dari pendidik dalam melaksanakan dan menggunakan TIK dalam pembelajaran di kelas dan adanya keyakinan bagi guru bahwa

(11)

1627 pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memberikan dampak yang signifikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Phillips, 1997 (dalam Hasrul, 2010: 1) mengungkapkan pemanfaatan teknologi komputer dalam pembelajaran sebagai salah satu sarana pembelajaran bagi peserta didik mempunyai beberapa kekuatan dasar, yaitu: 1) Mixed media, berbagai media konvensional yang ada dapat diintegrasikan ke dalam satu jenis media interaktif , seperti media teks (papan tulis), audio, video, yang jika dipisahkan akan membutuhkan lebih banyak media; 2) User control, memungkinkan pengguna untuk menelusuri materi ajar, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pengetahuan yang dimilikinya, di samping itu menjadikan pengguna lebih nyaman dalam mempelajari isi media, secara berulang-ulang; 3) Simulasi dan visualisasi merupakan fungsi khusus sehingga dengan teknologi animasi, simulasi dan visualisasi komputer, pengguna akan mendapatkan informasi yang lebih nyata dari infromasi yang bersifat abstrak ; 4) gaya belajar yang berbeda. Pemanfaatannya dalam pembelajaran geografi diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik karena komputer memiliki kelebihan-kelebihan yang menjadi kekuatan untuk mendukung pembelajaran bagi peserta didik.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah banyak digunakan dan juga memberikan pengaruh positif pada peserta didik. Seiring dengan penelitian Nurmala (2015) dengan menggunakan multimedia interaktif. Penggunaan tersebut menayangkan materi geografi berupa interaksi ruang dan waktu dengan menggunakan proyektor, dan komputer. Berdasarkan hasil penelitiannya (2015) menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif memberikan pangaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dimana nilai rata-rata siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yakni nilai rerata kelas eksperimen adalah 82,61 dan nilai rerata tes siswa kelas kontrol adalah 60,15. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa

.

V. KESIMPULAN

Materi fisik dan sosial marupakan cakupan materi geografi dimana objek geografi adalah Geosfer yakni Atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Artinya, segala hal yang terjadi di muka bumi maupun di dalamnya menjadi bagian dari bahasan materi geografi. Pembelajaran Geografi di tingkat SMP merupakan pembelajaran yang teritegrasi/terpadu dengan Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah yang disebut mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS di dalam Permendiknas No.59 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMA/MA, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, termasuk

(12)

1628 kelompok mata pelajaran A yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Sementara Geografi untuk jenjang SMA/MA ditetapkan menjadi bagian dari Kelompok Mata pelajaran Peminatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.

Bentuk-bentuk pemanfaatan model-model berbasis komputer dalam pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation dan games. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu merevitalisasi guru dan siswa. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan dengan memberikan dukungan kurikuler di bidang studi yang sulit. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu terlibat dalam proyek-proyek kolaboratif dan pengembangan strategi perubahan intervensi, yang akan mencakup pengajaran kemitraan dengan ICT sebagai alat.

DAFTAR PUSTAKA

_________________.2014. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tenatnag Kurikulum 2013 SMA/MA.

_________________.2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Al-Amin,Syed Noor. Tanpa Tahun. An Effective use of ICT for Education and

Learning by Drawing on Worldwide Knowledge, Research, and

Experience: ICT as a Change Agent for Education (A Literature Review).

Pakistan: Department Of Education, University Of Kashmir.

Demirci, Ali.2009. How do Teachers Approach New Technologies: Geography

Teacher’s Attitudes towards. Geographic Information Systems (GIS).

Turkey: Department of Geography, Istanbul, Fatih University.

Hasrul.2010.Langkah-Langkah

Pengembangan

Pembelajaran

Multimedia

Interaktif. Jurnal Medtek, Volume 2, Nomor 1, April 2010 diunduh tanggal

29

Desember

2012

http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_

Medtek_Vol.2_No.1_ April_ 2010/hasrulbakri.pdf

Mukminan.2014. Kurikulum 2013. Posisi Matapelajaran Geografi, dan Inovasi

Pembelajaran Geografi Tingkat SMP dan SMA dalam Kurikulum

2013.Panitia Ardgiss In Motion (Aim). Fakultas Geografi UGM: Jogjakarta.

Nurmala.2015. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu (Geografi) Kelas Viii Smp

Negeri 48 Palembang Tahun 2015. Palembang,Sumatera Selatan:

(13)

1629

Siahaan, Sudirman.2010. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dalam Pembelajaran.Jakarta: Pustekkomdiknas.

Surjono,Herman Dwi.2013. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dalam Peningkatan Proses Pembelajaran yang Inovatif. Disampaikan

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Kurikulum di Indonesia  (Mukminan,2014)
Tabel 1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA
Gambar 3. Jenis-Jenis Perangkat TIK (Siahaan,2010)

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam perencanaan pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran IPA

Keterampilan guru dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran agama Islam untuk saat ini merupakan salah satu kompetensi yang perlu

Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam pelaksanaanya belum memberikan hasil belajar yang optimal, maka perlu adanya sebuah inovasi model

Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dikenal juga istilah TIK berbasis elektronikdimana yang dimaksud ialah pengembangan teknologi dan pengaplikasian

Tulisan ini membahas bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran Dasar Kajian Keislaman yang merupakan mata kuliah yang menjadi mata

Pendayagu- naan TIK dalam pengembangan pembe- lajaran dan manajemen sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013 antara lain dengan: (a) pembelajaran berbasis kom- puter; (b)

Secara umum Program Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Berbasis Audio Video Untuk Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pustekkom cukup efektif

kendala pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi terhadap siswa yaitu Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pemanfaatan media pembelajaran Teknologi