• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Galangan

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki kapal. Jumlah kapal yang dibangun di galangan tersebut rata-rata adalah 1 kapal per tahun. Hal ini dikarenakan keterbatasan luas lahan yang digunakan untuk membangun kapal dan jumlah sumberdaya manusia yang kurang mencukupi menangani bangunan kapal. Galangan mampu memproduksi kapal kayu maupun kapal fiber. Kapasitas galangan dalam memeperbaiki kapal kurang lebih 40 unit kapal per bulan, dengan rata-rata waktu perbaikan 6 hari. Terdapat 14 tempat yang disediakan untuk memperbaiki kapal. Jenis kapal yang diperbaiki galangan didominasi oleh kapal ikan (70%), sisanya adalah kapal pengangkut dan patroli.

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal di lingkungan PPS Nizam Zachman. Galangan kapal yang terdapat di lingkungan PPS Nizam Zachman sebanyak dua galangan. Kedua galangan tersebut yaitu, galangan milik negara berbendera Perum Prasarana Perikanan Samudera di dermaga timur, sedangkan satu lagi milik PT Proskuneo Kadarusman di Blok A dermaga timur. Kedua galangan melayani perbaikan kapal dengan berbagai tingkat kerusakan. Galangan yang memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi ini, juga dikenal dengan nama dok gantung. Hal ini dikarenakan galangan Proskuneo menggunakan dok angkat (crane beroda) untuk membantu proses naik dan turun kapal. Alat setinggi 15 meter ini memiliki 4 kaki yang masing-masing dilengkapi roda berdiameter 2 meter. Kapasitas angkat maksimum alat ini adalah 200 ton, sehingga galangan yang berdiri 5 tahun lalu ini hanya mampu menangani produksi dan perbaikan kapal dengan kapasitas maksimum 200 ton. Gambar crane beroda yang dimiliki oleh galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 4.

(2)

Gambar 4 Crane beroda milik PT. Proskuneo kadarusman

Peralatan yang digunakan pada galangan kapal ini sebagian besar masih manual, meskipin demikian terdapat beberapa peralatan mekanik dan elektrik. Penggunaan alat modern (peralatan mekanik) pada proses transformasi mempermudah pekerja untuk melakukan kegiatan produksi dan reparasi. Beberapa peralatan yang digunakan pada galangan kapal Proskuneo, baik peralatan mekanik maupun manual disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Peralatan yang digunakan pada galangan PT. Proskuneo Kadarusman No Peralatan yang digunakan (mekanik/manual/elektrik/ Jenis peralatan

fasilitas sebaguna) 1 Crane beroda Mekanik

2 Fork lift Mekanik

1 Palu Manual

2 Gergaji Manual 3 Sekrap Manual 4 Penggaris besi Manual 5 Meteran Manual 6 Kuas cat Manual 7 Pahat besi Manual

11 Bor listik Peralatan elektrik 12 Gerinda mesin Peralatan elektrik 13 Komputer Fasilitas serbaguna 14 Alat pertukangan lainnya Manual

Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan dalam fasilitas galangan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk menghindari kerusakan alat. Pengoperasian mesin tidak membutuhkan keahlian teknis tertentu sehingga

(3)

seluruh pekerja dapat mengoperasikannya. Namun pada beberapa fasilitas seperti crane beroda, fork lift dan komputer, dibutuhkan keahlian teknis tertentu untuk mengoperasikannya.

Galangan kapal tersebut terletak di tepi pantai luar komplek Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPS Nizam Zachman). Layout galangan disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Layout galangan PT. Proskuneo Kadarusman 4.1.1 Struktur organisasi

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan galangan yang aktif dalam melayani kegiatan membangun dan mereparasi kapal. Galangan ini dipimpin oleh direktur utama yang bertanggung jawab atas kegiatan di perusahaannya. Galangan memiliki 47 tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tersebut

(4)

Struktur organisasi galangan PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Struktur organisasi PT. Proskuneo Kadarusman

Bagian keuangan bertugas untuk mengatur keuangan perusahaan. Bagian administrasi bertugas sebagai mengatur perusahaan secara global yang menyangkut surat menyurat. Bagian teknik dan logistik bertugas sebagai pelaksana jasa di lapangan. Pembagian kerja dari setiap bagian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Tabel alokasi tenaga kerja PT. Proskuneo Kadarusman Bagian Jumlah (orang) Keuangan 2 Administrasi 3 Enginering 2 Gudang 4 Supertenden 5 Purchasing 7 Dok master 16 Security 8

Visi galangan PT. Proskuneo Kadarusman adalah ingin menuju industri galangan kapal yang mampu melayani kebutuhan industri maritim nasional dan internasional sesuai standar dalam dunia maritim.

Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Administrasi Direktur Teknik dan Logistik Staf Staf Dok Master Purchasing Supertenden Gudang Enginering

(5)

4.1.2 Sumberdaya manusia

Sumberdaya manusia yang ada di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terdiri atas berbagai latar belakang pendidikan. Direktur memiliki latar belakang pendidikan tertinggi dengan pendidikan terakhir S1. Pendidikan terendah berada pada tingkat SMA sebanyak tiga orang. Latar belakang pendidikan yang bervariasi, tidak mempengaruhi kemampuan seluruh karyawan untuk melakukan kerjasama dalam proses transformasi. Kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan sudah baik. Hal tersebut terlihat dari kesadaran dan kedisiplinan karyawan untuk datang tepat waktu dan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Alokasi beberapa tenaga kerja pada galangan kapal Proskuneo disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Tenaga kerja di PT. Proskuneo Kadarusman

No. Nama Pekerjaan Pendidikan

1 Slamet Dok Master SMA 2 Budining Keuangan S1 3 Sumiati Administrasi S1 4 Emile P. Lumena Purchasing SMA 5 Erlan Gudang S1 6 Anam Enginering S1 7 Choirul Supertenden S1

Berdasarkan status pegawai, tenaga kerja yang ada di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terbagi menjadi tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang memiliki ikatan kerja sama terhadap pihak perusahaan, sedangkan tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja yang memiliki ikatan kerja sama berdasarkan kontrak yang ada. Berdasarkan jenis pekerjaannya, tenaga kerja terbagi menjadi tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang langsung mengendalikan lapangan baik produksi maupun reparasi seperti staf enginering dan dok master, sedangkan tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang hanya mengatur keuangan maupun administrasi perusahaan.

(6)

4.1.3 Aktivitas galangan 4.1.3.1 Pelayanan produksi

Proses produksi secara umum terdiri atas pra produksi dan proses produksi kapal. Pra produksi dimulai dari pemilik kapal menentukan spesifikasi umum, kemudian galangan menawarkan harga. Penawaran harga ditentukan berdasarkan berat dan spesifikasi kapal. Selanjutnya galangan kapal melakukan kontrak dengan pihak pemilik kapal.

Proses produksi dimulai dengan mendirikan bangunan baru yang diserahkan sepenuhnya kepada sub kontraktor yang telah terikat kontrak dengan pihak galangan. Pihak galangan kapal melakukan pembuatan surat-surat kapal kepada pihak yang terkait. Waktu penyelesaian produksi kapal disesuaikan dengan kontrak yang berlaku antara pemilik kapal dengan pihak galangan. Prosedur produksi kapal adalah sebagai berikut:

1) Pihak galangan menjalin kontrak dengan sub kontraktor;

2) Pihak sub kontraktor melakukan perhitungan kebutuhan material pembangunan kapal;

3) Pembelian material oleh bagian purchasing sesuai dengan rencana kebutuhan sub kontraktor;

4) Proses produksi;

5) Pihak galangan melakukan pengurusan surat-surat kapal seperti akta kepemilikan kapal dan pas tahunan penangkapan ikan;

6) Selama pembuatan, bagian enginering melaporkan perkembangan produksi kepada pihak galangan dan pemilik kapal untuk melihat kekurangan maupun keperluan dalam proses produksi;

7) Setelah selesai produksi, mandor pembangunan kapal melakukan docking report kepada pihak galangan bahwa pembangunan telah selesai dan siap melakukan uji coba (sea trial);

8) Selanjutnya, bagian dok master melakukan penurunan kapal dan uji coba. Apabila terjadi kekurangan, maka kapal dinaikkan kembali untuk dilakukan perbaikan selanjutnya;

(7)

10) Pemilik kapal melakukan penyelesaian administrasi keuangan dan meminta pas turun kapal;

11) Pihak galangan mengurus pas turun kapal;

12) Setelah semua administrasi selesai, maka bagian dok master menurunkan kapal;

13) Pemilik kapal dan pihak galangan melakukan serah terima.

Secara ringkas, tahapan proses produksi kapal di galangan PT. Proskuneo disajikan pada Gambar 7.

Pemilik Galangan Sub Kontraktor

Gambar 7 Prosedur Produksi Kapal di PT. Proskuneo Kadarusman Spesifikasi umum Penentuan harga

Kontrak dengan pemilik kapal Produksi Kontrak dengan sub kontraktor Pembelian material Kapal selesai dibangun PAS Turun Pengurusan surat kapal Sea trial Administrasi Serah terima Menyusun kebutuhan material

(8)

4.1.3.2 Pelayanan reparasi

Proses reparasi di galangan Proskuneo pada umumnya terdiri atas pra reparasi dan proses reparasi kapal. Pra reparasi dimulai dari pemilik kapal menginput data kapal dan repair list, kemudian pemilik kapal mendapatkan Surat Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit) dari galangan kapal. Surat Ijin Kerja Dingin tersebut menjadi persyaratan wajib untuk melakukan reparasi. Contoh Surat Ijin Kerja Dingin disajikan pada Lampiran 6. Selanjutnya pihak galangan menginformasikan biaya per paket selama 6 hari kepada pemilik kapal. Biaya untuk memperbaiki sebuah kapal kayu disajikan pada Tabel 4.

Tabel 11 Daftar biaya sewa tempat untuk perbaikan kapal Ukuran (GT) Harga (Rupiah)

0 – 50 7.500.000 50 – 75 9.500.000 75 – 100 10.500.000 100 – 200 13.000.000

Proses reparasi dimulai dari memperbaiki kapal yang diserahkan sepenuhnya kepada sub kontraktor yang telah terikat kontrak dengan pemilik kapal. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk reparasi adalah enam hari, terhitung dari proses penaikan sampai penurunan kapal. Prosedur perbaikan kapal adalah sebagai berikut:

1) Pemilik kapal bekerjasama dengan sub kontraktor yang menggarap perbaikan kapal;

2) Pembelian material oleh bagian purchasing sesuai dengan rencana kebutuhan sub kontraktor;

3) Kapal mulai di reparasi;

4) Setelah selesai reparasi, pemilik atau pengurus kapal melakukan docking report kepada pihak galangan bahwa perbaikan telah selesai dan siap melakukan uji coba (sea trial);

5) Selanjutnya, bagian dok master melakukan penurunan kapal dan uji coba. Apabila terjadi kekurangan, maka kapal dinaikkan kembali untuk dilakukan perbaikan selanjutnya;

(9)

7) Pemilik kapal melakukan penyelesaian administrasi keuangan dan meminta pas turun kapal;

8) Setelah semua administrasi selesai, maka bagian dok master menurunkan kapal;

9) Pemilik kapal dan pihak galangan melakukan serah terima.

Secara ringkas, prosedur reparasi kapal di galangan PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 8.

Pemilik Galangan Sub Kontraktor

Gambar 8 Prosedur Perbaikan Kapal di PT. Proskuneo Kadarusman 4.1.4 Sistem informasi internal dan eksternal

Sistem informasi yang berjalan di dalam galangan kapal PT. Proskoneo Kadarusman cukup sederhana. Direktur dapat berkomunikasi kepada para stafnya dengan baik. Pihak pengelola galangan selalu menginformasikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawannya. Komunikasi antar anggota di dalam perusahaan mudah dan transparan, hal ini dibuktikan dengan sedikitnya kesalahan penyampaian informasi antara direktur dengan staf, sehingga memperlancar kinerja.

Kapal selesai direparasi PAS Turun

Spesifikasi umum Penentuan harga

Reparasi Kontrak dengan pemilik Kontrak dengan sub kontraktor Pembelian material Sea trial Administrasi Serah terima Menyusun kebutuhan material

(10)

Penggunaan komputer di galangan ini hanya sebatas pembuatan laporan keuangan dan layout tanpa adanya penyimpanan data produksi yang membuat pengambilan data dari komputer lebih mudah dan cepat. Secara umum pendokumentasian data dilakukan dengan arsip surat-surat doking yang masuk ke pihak galangan pada suatu tempat tanpa sistem komputerisasi untuk mempermudah pengarsipan.

Sistem informasi eksternal terjadi antara pihak galangan dengan sub kontraktor, perusahaan supplier maupun badan usaha lain seperti Dirjen Perhubungan Laut (Hubla). Pihak galangan mengkomunikasikan langsung kepada sub kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan membangun dan memperbaiki kapal sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Perusahaan supplier bertugas memenuhi kebutuhan reparasi dan produksi seperti material serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses reparasi maupun produksi. Pihak galangan menginformasikan kepada supplier secara langsung untuk memenuhi kebutuhan galangan. Beberapa perusahaan supplier yang menjalin kerjasama dengan galangan disajikan pada Tabel 4. Pihak galangan menginformasikan spesifikasi dan keperluan pembangunan kapal kepada Hubla yang selanjutnya dibutuhkan untuk pembuatan surat-surat kapal.

Tabel 12 Perusahaan supplier yang bekerjasama dengan galangan PT. Proskuneo Kadarusman.

Nama Perusahaan Bentuk Kerjasama Sejak Tahun

PT. Aneka Makmur Supply alat 2007 PT. Kimia Raya Supply material 2003 PT. Surya Logam Supply material 2004 PT. Arita Supply alat 2008

(11)

4.2 Tingkat Teknologi di Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman

Penilaian tingkat teknologi galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman dilakukan menggunakan model teknometrik. Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (Technology Contribution Coeffisien/TCC) dalam suatu fasilitas transformasi di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman. Kriteria komponen teknologi menggunakan metode scoring berdasarkan penilaian subyektif terhadap kriteria komponen technoware, humanware, infoware dan orgaware. Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yang akan dijelaskan dalam sub-sub bab berikut.

4.2.1 Estimasi derajat kecanggihan

Penilaian derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan yang mengacu pada Tabel 2. Berdasarkan hasil penilaian derajat kecanggihan diperoleh nilai pada masing-masing komponen seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi

Komponen Limit Lower Upper Technoware 1 6 Humanware 1 7 Infoware 1 6 Orgaware 1 5

Berdasarkan tinjauan di lapangan, dihasilkan bahwa fasilitas produksi yang terkait dengan komponen technoware terdiri dari fasilitas manual (manual facilities) dan fasilitas penggunaan khusus (special purpose facilities). Mengacu pada Tabel 2 yang memuat kriteria pemberian skor derajat kecanggihan maka nilai derajat kecanggihan komponen technoware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Hal ini dikarenakan galangan tersebut meskipun telah memiliki fasilitas penggunaan khusus tetapi masih terdapat fasilitas yang dioperasikan secara manual. Fasilitas penggunaan khusus yaitu crane beroda dan forklift. Sementara itu, fasilitas yang masih dioperasikan secara manual adalah fasilitas yang digunakan dalam proses

(12)

pemotongan, proses skrap, pendempulan dan pengecatan seperti gergaji, alat skrap, palu dan kuas cat.

Komponen humanware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kemampuan mengoperasikan (operating abilities), kemampuan memasang (setting-up abilities), kemampuan mereparasi (repairing abilities), kemampuan reproduksi (reproducing abilities) dan kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities). Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen humanware berada pada batas bawah 1 dan batas atas 7. Kemampuan mengoperasikan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki semua pekerja yang ada di galangan. Berbekal kemampuan dasar tersebut, pekerja dapat mengoperasikan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan untuk mempermudah pekerjaannya. Kemampuan mengadaptasi merupakan kemampuan yang dimiliki pekerja untuk memenuhi permintaan konsumen. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh beberapa orang yang bekerja di galangan tersebut seperti manajer galangan, staf administrasi dan koordinator lapangan. Dalam hal ini, galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman sudah mampu menerapkan teknologi crane beroda yang merupakan fasilitas galangan yang sedang berkembang saat ini. Kemampuan mengembangkan sangat dibutuhkan dalam sebuah proses transformasi sehingga galangan dapat mengaplikasikan teknik baru untuk proses transformasi yang lebih baik.

Berdasarkan tinjauan di lapangan terhadap komponen infoware diketahui bahwa pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terdapat fakta pengenalan, fakta penguraian, fakta pengkhususan, fakta penggunaan dan fakta pemahaman. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen infoware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Batas bawah 1 menunjukkan bahwa galangan memiliki informasi tentang fakta-fakta pengenalan untuk karyawan baru. Fakta pengenalan yang dimaksud adalah pihak galangan selalu mengenalkan fasilitas transformasi yang digunakan pada seluruh karyawan. Batas atas 6 menunjukkan bahwa informasi di galangan sudah masuk pada fakta-fakta pemahaman. Fakta pemahaman merupakan fakta dimana karyawan paham terhadap penggunaan peralatan transformasi yang disediakan oleh pihak galangan. Seluruh karyawan tetap maupun tidak tetap telah paham

(13)

dengan penggunaan fasilitas transformasi yang disediakan seperti halnya karyawan mampu menggunakan dan merawat fasilitas dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman telah digali dengan baik oleh sumberdaya manusia yang ada di galangan tersebut.

Komponen orgaware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kerangka kerja usaha, kerangka kerja ikatan dan kerangka kerja bertindak berani. Kerangka kerja usaha merupakan kerangka kerja dasar perusahaan untuk membangun usaha yang ditekuni. Kerangka kerja ikatan merupakan kerangka kerja yang memiliki ikatan dengan pihak luar perusahaan. Kerangka kerja bertindak berani merupakan kerangka kerja yang mampu memperluaskan jaringan ikatan perusahaan. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen orgaware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 5. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik galangan kapal mampu menangani perusahaan yang dipimpin sendiri dengan dukungan tenaga kerja dan menjalin kontrak dengan perusahaan supplier dalam memenuhi kebutuhan produksi, selain itu galangan bertindak berani dalam memperluas jaringan kerjasama.

Nilai derajat kecanggihan terdiri atas nilai batas bawah (lower limit) dan nilai batas atas (upper limit). Rentang nilai terbesar diperoleh oleh komponen humanware dengan nilai batas bawah 1 dan batas atas 7. Rentang nilai yang besar menunjukkan variasi yang tinggi pada kemampuan sumberdaya manusia yang ada di galangan. Komponen teknologi orgaware memiliki rentang nilai terkecil di antara komponen teknologi lainnya. Rentang nilai yang kecil tersebut menunjukkan bahwa organisasi atau kelembagaan PT. Proskuneo Kadarusman belum mampu menciptakan kerangka kerja yang proteksi dan stabil di dalam kelembagaan serta perluasan cakrawala dan memimpin untuk kelembagaan di luar PT. Proskuneo Kadarusman.

(14)

4.2.2 Pengkajian state of the art (SOTA)

Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh nilai state of the art pada masing-masing komponen technoware, humanware, infoware dan orgaware. Hasil penilaian subyektif terhadap kriteria komponen teknologi, secara rinci disajikan pada Tabel 14, 15, 16 dan 17.

Tabel 14 Matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware

No Kriteria Komponen Technoware Keterangan Skor

1 Tipe mesin yang digunakan Mekanik 5 2 Tipe proses yang diterapkan Kombinasi lebih dari satu

operasi berbeda pada suatu pekerjaan

7,5 3 Tipe operasi yang diselenggarakan Penggambaran,

pemotongan, dan pem- bengkokan

7,5 4 Rata-rata kesalahan yang terjadi

pada saat reparasi kapal

< 10% 5 5 Frekuensi untuk perawatan mesin Rutin, namun service

besar tidak dilakukan secara periodik

7,5 6 Keahlian teknis operator yang

dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin

Hampir semua mesin tidak perlu keahlian teknis

8 7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan Pemeriksaan manual 5 8 Pengukuran pada setiap pekerjaan Sederhana dan sketsa

tangan

4 9 Tingkat keselamatan dan keamanan

kerja Aman 9

Jumlah 58,5 Rata-rata 6,5

SOTA 0,65 .

Tipe mesin utama yang digunakan di galangan adalah mesin yang dioperasikan secara mekanik, yaitu crane beroda, forklift, gerinda dan bor listrik. Seluruh proses reparasi dan produksi yang dilakukan di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kombinasi lebih dari satu operasi berbeda yang terdiri dari penggambaran, pemotongan dan pembengkokkan pada suatu pekerjaan. Operasi berbeda yang dilakukan pada proses produksi yaitu kayu yang telah dipotong langsung dibengkokkan tanpa harus menunggu semua kayu dipotong. Demikian pula pada proses reparasi, badan kapal yang telah di sekrap langsung dilakukan pemakalan dan pendempulan tanpa harus menunggu seluruh

(15)

badan kapal selesai di sekrap. Hal ini menunjukkan, galangan kapal telah mengenal manajemen kerja paralel yaitu manajemen kerja yang dilakukan bersamaan sesuai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Berdasarkan informasi dari narasumber, kesalahan dalam proses reparasi dan produksi rata-rata 6-10% per tahun. Kesalahan tersebut berupa kebocoran kapal.

Perawatan rutin dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan mesin. Frekuensi untuk perawatan mesin seperti penggantian minyak pelumas dilakukan sebulan sekali, namun untuk service besar seperti tune-up untuk crane dan forklift tidak dilakukan secara periodik.

Dilihat dari keahlian teknis operator yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin, maka kriteria tersebut mendapat nilai yang sangat tinggi, karena hampir semua karyawan yang bekerja di galangan mampu mengoperasikan mesin dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan pada setiap pekerjaan dilakukan secara manual oleh koordinator lapangan dan kepala produksi. Pengukuran pada setiap pekerjaan dilakukan secara sederhana dan sketsa tangan oleh koordinator lapangan dan kepala produksi. Tingkat keselamatan dan keamanan kerja cukup terjamin, dengan adanya asuransi keselamatan untuk setiap karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap. Pekerja difasilitasi alat pengaman kerja seperti helm, sarung tangan dan kacamata dalam kegiatan produksi maupun reparasi. Jumlah kecelakaan tergolong rendah, namun pernah terjadi kecelakaan seperti hubungan pendek dengan arus listrik. Hal ini terjadi karena penggulungan kabel yang belum putus hubungan dengan kontak listrik.

Penilaian kriteria komponen technoware yang tertinggi terdapat pada kriteria tingkat keselamatan dan keamanan kerja. Kriteria tersebut mencapai spesifikasi tertinggi dengan nilai 9. Hal ini dikarenakan bahwa secara keseluruhan keselamatan dan keamanan pekerja pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terjamin yaitu setiap karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap memiliki asuransi kecelakaan kerja meskipun di setiap unit kerja tidak menggunakan alat pengaman seperti helm dan sarung tangan. Spesifikasi terendah terdapat pada kriteria pengukuran pada setiap pekerjaan dengan nilai 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengukuran dan perencanaan kerja pada

(16)

oleh para pekerja dan tidak menggunakan pengukuran dan perencanaan yang kompleks serta terkomputerisasi.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen technoware sebesar 6,5 menunjukkan bahwa kriteria-kriteria komponen technoware memiliki skor yang cukup tinggi. Sebanyak 55,56% kriteria komponen technoware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut cukup tinggi adalah tipe proses yang diterapkan, tipe operasi yang diselenggarakan, frekuensi perawatan, keahlian teknis operator serta tingkat keselamatan dan keamanan kerja yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata. Kriteria yang berada di bawah nilai rata-rata yaitu tipe mesin yang digunakan, rata-rata kesalahan pekerjaan, pemeriksaan pada setiap pekerjaan dan pengukuran pada setiap pekerjaan. Upaya untuk memperbesar skor pada kriteria tersebut dapat dilakukan dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi dan komputerisasi pada pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan sehingga dapat memperkecil kesalahan pekerjaan.

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen humanware disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Matriks hasil penilaian kriteria komponen humanware

No Kriteria Komponen Humanware Keterangan Skor

1 Kesadaran dalam tugas Sangat tinggi 9 2 Kesadaran kedisiplinan dan

tanggung jawab

Tinggi 8,5 3 Kreativitas dan inovasi dalam

menyelesaikan masalah Tinggi 9 4 Kemampuan memelihara fasilitas

produksi

Tinggi 8,5 5 Kesadaran bekerja dalam

kelompok

Sangat tinggi 10 6 Kemampuan untuk memenuhi

tanggal jatuh tempo

Sangat tinggi 9 7 Kemampuan untuk menyelesaikan

masalah perusahaan

Diatas rata-rata 7 8 Kemampuan bekerja sama Sangat tinggi 9 9 Kepemimpinan Rata-rata 6,5

Jumlah 76,5 Rata-rata 8,5

(17)

Kesadaran karyawan dalam bertugas dinilai tinggi, hal ini dibuktikan dengan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum jatuh tempo cukup baik. Kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab dinilai tinggi, hal ini dibuktikan dengan ketepatan waktu untuk hadir di galangan. Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah dinilai tinggi, hal ini dikarenakan karyawan mampu memberikan solusi atas masalah yang dihadapi pada pekerjaanya, sebagai contoh bagian enginering berusaha memperbaiki fasilitas yang rusak tanpa harus mengadu kepada atasan. Kemampuan memelihara fasilitas produksi dinilai tinggi, karena secara umum karyawan mampu memelihara fasilitas yang disediakan galangan dengan mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat penyimpanan.

Kesadaran bekerja dalam kelompok dinilai sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan kemampuan karyawan dalam melakukan semua pekerjaan produksi dan reparasi secara berkelompok. Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo sangat tinggi, sampai saat ini belum terjadi keterlambatan pekerjaan yang melebihi jatuh temponya. Apabila hal tersebut terjadi, maka pihak galangan akan terkena denda. Kemampuan menyelesaikan masalah perusahaan dinilai rata-rata, karena tidak semua karyawan yang bekerja mampu menyelesaikan masalah yang terjadi. Karyawan memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Sifat kepemimpinan berada pada tingkat rata-rata. Dengan demikian, kemampuan sumberdaya manusia di PT. Proskuneo Kadarusman dinilai cukup tinggi, hal inilah yang menyebabkan pekerjaan di galangan PT. Proskuneo Kadarusman berjalan dengan baik dan mampu memenuhi tanggal jatuh temponya.

Penilaian kriteria komponen humanware yang tertinggi terdapat pada kriteria kesadaran bekerja dalam kelompok. Kriteria tersebut mendapat skor sebesar 10. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran karyawan PT. Proskuneo Kadarusman dalam tugas dan bekerja secara kelompok sangat tinggi yang ditunjukkan dengan kecenderungan mereka menyelesaikan produksi bangunan kapal dan mereparasi kapal dilakukan secara bersama-sama serta mampu menyelesaikan sebelum jatuh temponya. Kriteria kepemimpinan merupakan

(18)

bahwa kemampuan karyawan masih rata-rata dalam halnya memimpin suatu pekerjaan di dalam perusahaan. Hanya beberapa karyawan yang memiliki kemampuan cukup tinggi untuk kriteria tersebut.

Skor rata-rata untuk seluruh kriteria komponen humanware sebesar 8,5 menunjukkan bahwa kemampuan sumberdaya manusia di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman tinggi. Nilai tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata kriteria komponen teknologi lainnya. Sebanyak 77,78% kriteria komponen humanware berada pada tingkat diatas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah kesadaran dalam bertugas, kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah, kesadaran bekerja dalam kelompok, kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo dan kemampuan bekerjasama yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan dan kepemimpinan. Nilai-nilai pada komponen humanware memungkinkan untuk dapat ditingkatkan lagi. Upaya untuk peningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia seperti pelatihan soft skill dan leadership agar para karyawan mampu berpikir lebih kritis dan mampu mengungkapkan pendapat. Secara umum, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang bekerja di galangan.

(19)

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen infoware disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor

1 Bentang informasi manajemen Sebagian termasuk perusahaan eksternal 7 2 Perusahaan menginformasikan

masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan

Pada umumnya perusahaan menginformasikan pada karyawan

8

3 Jaringan informasi di dalam perusahaan

Offline 0

4 Prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan

Mudah dan transparan 10 5 Sistem informasi perusahaan

untuk mendukung aktivitas perusahaan

Akses lokal 3 6 Penyimpanan dan pengambilan

informasi kembali

Tidak semua data terkomputerisasi

7,5

Jumlah 35,5 Rata-rata 5,917

SOTA 0,5917

Bentang informasi manajemen sebagian termasuk perusahaan eksternal, dalam hal ini perusahaan eksternal yang dimaksud adalah perusahaan supplier yang menjalin kerjasama dengan galangan. Perusahaan supplier tersebut antara lain memenuhi kebutuhan reparasi dan produksi seperti material serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses reparasi maupun produksi. Perusahaan pada umumnya selalu menginformasikan masalah dan kondisi internal perusahaan dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan, hal ini dibuktikan dengan adanya rapat internal di dalam perusahaan untuk membahas masalah yang terjadi di galangan dan mencari solusi terbaik untuk perusahaan. Jaringan informasi di dalam perusahaan masih offline. Pembuatan data yang hanya sebatas pembuatan di komputer tanpa adanya penyimpanan dan pengambilan data terkomputerisasi secara menyeluruh. Komunikasi antara anggota di perusahaan sangat mudah, transparan dan langsung pada yang dituju tanpa adanya prosedur yang mengikat karyawan untuk berkomunikasi dengan karyawan lain, seperti halnya apabila kapal siap turun dock maka komunikasi langsung disampaikan kepada dok master

(20)

tanpa ada syarat khusus. Sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan sudah mencapai akses lokal yaitu hanya bisa diakses oleh perusahaan yang terkait kerjasama.

Hasil penilaian kriteria komponen infoware pada Tabel 10 menunjukkan bahwa kriteria bentang informasi manajemen dan prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan mendapat skor tertinggi sebesar 10. Skor ini menunjukkan pihak galangan selalu menginformasikan prosedur untuk komunikasi antar anggota di dalam perusahaan secara mudah dan transparan. Kriteria jaringan komunikasi di perusahaan mendapat skor terendah sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan komunikasi di dalam galangan sudah masih offline. Pembuatan data mengenai galangan sudah dilakukan menggunakan komputer, namun penggunaan komputer ini hanya sebatas pembuatan tanpa adanya database yang membuat pengambilan data dari komputer lebih mudah dan cepat.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen infoware sebesar 5,917. Sebanyak 57,14% kriteria komponen infoware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah bentang informasi sebagian termasuk perusahaan eksternal, perusahaan menginformasikan masalah dan informasi internal dengan segera kepada karyawan dan kemudahan prosedur komunikasi di dalam perusahaan yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu sistem informasi manajemen untuk mendukung aktivitas perusahaan berakses lokal, jaringan informasi di dalam perusahaan yang masih offline, serta penyimpanan dan pengambilan informasi kembali belum seluruhnya secara komputerisasi. Nilai-nilai pada komponen infoware memungkinkan untuk dapat ditingkatkan lagi. Upaya untuk peningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan upaya perlu dilakukan peningkatan dengan memperbaiki sistem jaringan online di perusahaan, memperluas bentang informasi eksternal dengan supplier serta meningkatkan penyimpanan dan pengambilan data dengan komputerisasi secara menyeluruh.

(21)

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen infoware disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor

1 Otonomi perusahaan Diatur sendiri 9 2 Visi perusahaan Mengorientasi masa depan 10 3 Kemampuan perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas

Sangat tinggi 10

4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif

Sangat rendah 0 5 Kemampuan perusahaan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal

Rendah 3

6 Kemampuan perusahaan untuk

bekerjasama dengan supplier Sangat tinggi 10 7 Kemampuan perusahaan untuk

memelihara hubungan dengan pelanggan

Sangat tinggi 10 8 Kemampuan perusahaan untuk

mendapat dukungan sumberdaya dari luar

Sangat tinggi 10

Jumlah 62 Rata-rata 7,75

SOTA 0,775

Otonomi perusahaan diatur sendiri tanpa harus diganggu gugat oleh perusahaan lain. Visi galangan sudah berorientasi pada masa depan yaitu menuju industri galangan kapal yang mampu melayani kebutuhan industri maritim nasional dan internasional sesuai standar dalam dunia maritim. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas sangatlah baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya instruksi dari galangan kepada seluruh karyawan untuk menghormati hak warga di sekitar galangan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan kenyamanan karyawan kontrak dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan dinilai tidak mampu untuk memotivasi karyawan dan membuat

(22)

dengan lingkungan bisnis dinilai rendah, karena yang mampu menghadapi perubahan eksternal dengan mencari solusi metode kerja yang efektif dan efisien adalah para karyawan kontrak dan mampu menyesuaikan kebutuhan yang ada sehingga tetap menjaga kualitas kapal. Kemampuan perusahaan dalam menjalin hubungan dengan supplier sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya perusahaan supplier material serta supplier bahan kebutuhan reparasi dan produksi. Kemampuan galangan menjalin hubungan baik antara pemilik kapal dan pengurus kapal sangat tinggi, jika terjadi masalah maka akan dilakukan pertemuan untuk mengambil keputusan dan kesepakatan bersama. Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar sangat tinggi, perusahaan sudah mendapatkan dukungan sumberdaya dari perusahaan luar yang menjalin kerjasama.

Hasil penilaian dari kriteria komponen orgaware pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa kriteria komponen orgaware yang mendapatkan skor tertinggi adalah kriteria visi perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas, kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier, kriteria kemampuan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar sebesar 10. Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa galangan belum mampu memotivasi karyawan dengan kepemimpinan efektif.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen orgaware sebesar 7,75. Sebanyak 75% kriteria komponen orgaware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah otonomi perusahaan yang diatur sendiri, visi perusahaan mengorientasi masa depan, kemampuan perusahaan dalam menciptakan kemampuan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas, kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier, kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan baik dengan pelanggan serta kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kriteria kemampuan perusahaan untuk memotivasi

(23)

karyawan dengan kepemimpinan yang efektif, kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal. Upaya untuk meningkatkan nilai pada kriteria tersebut yaitu perlu dilakukan motivasi pada karyawan sebelum melaksanakan pekejaannya serta memperbaiki sistem manajemen perusahaan agar mampu menyesuaikan lingkungan bisnis eksternal.

4.2.3 Perhitungan kontribusi komponen teknologi

Penilaian kontribusi komponen teknologi diperoleh dengan menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dengan nilai state of the art (SOTA). Perhitungan nilai tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan nilai kontribusi komponen dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Nilai kontribusi komponen teknologi

Komponen Nilai kontribusi

Technoware 0.4722 Humanware 0.6778 Infoware 0.4398 Orgaware 0.4556

Nilai kontribusi infoware sebesar 0,4398 menjadi nilai kontribusi komponen terkecil jika dilihat dari pentingnya komponen infoware dalam proses transformasi galangan. Penyebab kecilnya nilai tersebut dikarenakan perusahaan belum memiliki jaringan informasi di dalam perusahaan yang online dalam mencari informasi terbaru. Jaringan komunikasi masih offline dalam hal pembuatan data yang hanya sebatas pembuatan di komputer tanpa adanya penyimpanan dan pengambilan data terkomputerisasi secara menyeluruh. Hal inilah yang menunjukkan nilai kontribusi infoware kecil dibandingkan dengan nilai kontribusi lainnya.

Nilai kontribusi tertinggi yaitu komponen humanware. Hal ini disebabkan karena sumberdaya manusia yang bekerja di galangan tersebut memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Loyalitas tersebut ditunjukkan dengan kinerja yang baik dan selalu tepat pada jatuh tempo, serta mampu merawat fasilitas yang disediakan oleh galangan. Selain itu, suasana kerja yang mengutamakan

(24)

gotong-baik. Kreativitas karyawan dalam menyelesaikan masalah menunjukkan bahwa karyawan mampu dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi, misalnya apabila ada kesalahan dalam membuat cetakan maka karyawan mampu memodifikasi sebagaimana mestinya agar hasil kapal yang diproduksi tetap terlihat sempurna.

Nilai kontribusi technoware sebesar 0,4722 menjadi nilai kontribusi yang cukup. Hal ini disebabkan pihak galangan mampu memberikan fasilitas yang menunjang bagi karyawan dalam hal reparasi maupun produksi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di galangan sudah mencapai fasilitas penggunaan khusus seperti adanya crane beroda yang memiliki kapasitas 200 ton dan forklift yang memiliki kapasitas 50 ton.

Nilai kontribusi orgaware sebesar 0,4556 menjadi nilai kontribusi yang cukup. Hal ini dikarenakan galangan mampu menjalin kerjasama dengan supplier dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan-pelanggannya. Galangan juga mampu mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar.

Berdasarkan nilai kontribusi komponen di atas, kontribusi komponen teknologi dapat diurutkan sebagai berikut : H > T > O > I. Nilai kontribusi orgaware dan infoware perlu dilakukan peningkatan, yaitu dengan cara mengkaji ulang penugasan di struktur organisasi, adanya pembenahan struktur organisasi, menyusun data secara terkomputerisasi, membuat sistem jaringan komunikasi online dan hal laninnya yang dapat meningkatkan nilai kontribusi komponen orgaware dan infoware. Selain itu, kontribusi komponen humanware dan technoware juga dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pelatihan sumberdaya manusia yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan di galangan dan penggunaan teknologi otomatisasi sehingga kontribusi komponen humanware dan technoware dapat meningkat.

4.2.4 Pengkajian intensitas kontribusi komponen

Pengkajian intensitas konttribusi komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess). Nilai intensitas kontribusi komponen teknologi disajikan pada Tabel 19.

(25)

Tabel 19 Nilai intensitas kontribusi komponen Komponen Intensitas kontribusi Technoware 0.4617 Humanware 0.3001 Infoware 0.0694 Orgaware 0.1688

Komponen technoware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0.4617 dan nilai intensitas terendah yaitu pada komponen infoware sebesar 0.0694. Adapun nilai intensitas komponen humanware dan orgaware masing-masing sebesar 0,3001 dan 0,1688. Bila diurutkan maka nilai intensitas masing-masing komponen galangan tersebut sebagai berikut:       .  Nilai consistency ratio sebesar 0,07 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0,1.

4.2.5 Koefisien kontribusi teknologi (TCC)

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi derajat kecanggihan, state of the art (SOTA), kontribusi komponen dan intensitas kontribusi komponen diperoleh nilai koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) yang disebut TCC, disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Hasil perhitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen dan nilai TCC galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman

Komponen Limit SOTA Kontribusi Intensitas TCC

Lower Upper Technoware 1 6 0,6500 0.4722 0,4617 0,5206 Humanware 1 7 0,8500 0.6778 0,3001 Infoware 1 6 0,5917 0.4398 0,0694 Orgaware 1 5 0,7750 0.4556 0,1688

Nilai TCC sebesar 0,5178 menunjukkan bahwa tingkat teknologi di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman berada pada tingkat semi modern.

Gambar

Tabel 8  Peralatan yang digunakan pada galangan PT. Proskuneo Kadarusman
Gambar 5 Layout galangan PT. Proskuneo Kadarusman
Tabel 9 Tabel alokasi tenaga kerja PT. Proskuneo Kadarusman  Bagian Jumlah  (orang)  Keuangan 2  Administrasi 3  Enginering 2  Gudang 4  Supertenden 5  Purchasing 7  Dok master  16  Security  8
Tabel 10  Tenaga kerja di PT. Proskuneo Kadarusman
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan Kinerja Karyawannya, PT Dolpin Putra Sejati perlu melakukan Audit SDM secara berkala untuk mengaudit fungsi – fungsi Sumber Daya Manusia yang terdiri

latar belakang pendidikan jamaah, hal ini bisa mempengaruhi.. pemahaman jamaah dalam menangkap materi yang diberikan karena jamaah yang kurang lancar dalam membaca

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam taraf signifikan 1% tidak ada pengaruh latar belakang pendidikan terhadap hasil belajar bahasa Arab pada siswi

Jam kerja manusia atau Jam Orang dalam pembangunan blok FP kapal perintis 1200 GT pada galangan PT Janata Marina Indah Semarang sebesar 1.376 JO sedangkan Jam Orang

Management dalam peningkatan mutu pendidikan.. 53 di SDN Tambangan 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi

Semua siswa berasal dari Desa Ngadirejo Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Mereka berasal dari latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar

4.2.1 Latar belakang ketertarikan para pemuda di kota bandung untuk mengikuti kajian pemuda hijrah Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara yang telah diperoleh di lapangan terkait

Sebelum melakukan pengelasan terlebih dahulu dilakuakan persiapan seperti melihat gambar sketsa dari pengelasan seperti yang tertera pada WPS Project yang tersedia di Galangan dan