• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

27

Siswa kelas IV SD Negeri Ngadirejo 03 pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 10 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Semua siswa berasal dari Desa Ngadirejo Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Mereka berasal dari latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar pekerjaan wali murid adalah buruh dan petani.

Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

Penelitian ini didahului dengan dialog awal tentang rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Ngadirejo 03, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. Dialog tersebut dilakukan oleh peneliti, kepala sekolah, dan teman sejawat. Dari dialog tersebut akan dicari penyebab mengapa siswa belum paham tentang materi IPA yang diajarkan. Kemungkinan yang terjadi adalah siswa belum aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang memahami materi pelajaran yang dipelajari.

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari nilai ulangan harian mata pelajaran IPA yang di adakan di SD Negeri Ngadirejo 03.

Tabel 5

Tabel Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Sebelum Perbaikan (Kondisi Awal) Kelas IV Semester II

SDN Ngadirejo 03

NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA

1 21 – 40 2

2 41 – 60 6

3 61 – 80 2

(2)

Gambar 2

Grafik rentang nilai Kondisi Awal

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagaian besar hasil belajar siswa belum mencapai KKM yaitu 60. Siswa yang telah mencapai KKM hanya 2 siswa.Nilai rata-rata juga masih rendah di bawah KKM yaitu 55.

Hasil belajar siswa yang masih di bawah nilai KKM disebabkan karena: 1) dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, 2) kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, 3) kurangnya pemahaman siswa pada materi pelajaran. Dari beberapa kemungkinan tersebut, peneliti akan melakukan tindakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Eksperimen yang diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga perhatian, minat, dan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA meningkat.

4.2 Diskripsi Per Siklus

Berdasarkan identifikasi masalah dan perumusan masalah, berikut akan peneliti uraikan secara singkat dan sederhana tentang hasil perbaikan yang telah dilaksanakan. Ada 4 tahapan yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

0 1 2 3 4 5 6 21-40 41-60 61-80 Sebelum perbaikan

(3)

4.2.1 Siklus I

4.2.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus I.

Peneliti juga menyiapkan alat-alat peraga sebagai bukti pendukung guna melakukan percobaan.Dalam lembar pengamatan bagi peneliti dan rancangan tes formatif.Semua data tentang perencanaan ini terlampir dalam lampiran.

4.2.1.2 Pelaksanaan

Perbaikan siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan 1 pada hari Selasa, tanggal 14 Februari 2012, pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2012 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2012. Materi yang diajarkan adalah gaya dapat mengubah gerak suatu benda di kelas IV semester II dengan menggunakan rencana perbaikan pembelajaran siklus I sebagaimana terlampir. Proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes evaluasi. Hasil tes dianalisa untuk menentukan perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak.

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata 64. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus I menitik beratkan pada kegiatan guru dan siswa yaitu penggunaan metode eksperimen mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya dengan nilai terendah 30 nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata kelas 55. Sehingga dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran siklus I hasilnya lebih baik, namun secara klasikal belum tuntas. Oleh karena itu direncanakan siklus II.

Berikut penulis sajikan data hasil perolehan nilai siswa sesudah perbaikan pembelajaran siklus I.

(4)

Tabel 6

Tabel Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Perbaikan Siklus I Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas IV Semester II SDN Ngadirejo 03

NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA

1 21 – 40 1

2 41 – 60 3

3 61 – 80 6

JUMLAH 10

Gambar 3

Grafik rentang nilai Siklus 1

4.2.1.3 Pengumpulan Data Pengamatan / Instrument

Dari data pengamatan mengatakan bahwa guru sudah memberikan apersepsi, menggunakan alat peraga sederhana dan nyata dengan penyampaian yang belum dipahami oleh siswa.

Sedang pengamatan terhadap siswa, siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga siswa belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Selain itu siswa juga kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan dalam diskusi kelompok siswa kurang berani bertanya dan mengutarakan pendapat.

0 1 2 3 4 5 6 21-40 41-60 61-80 Perbaikan Siklus I

(5)

4.2.1.4 Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan proses perbaikan siklus I mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang gaya di SDN Ngadirejo 03, berdasarkan hasil belajar siswa, hasil pengamatan oleh observer (hasil pengamatan terlampir) penulis dan teman sejawat berdiskusi dan dapat diperoleh data tentang refleksi sebagai berikut :

a. Guru dalam menyampaikan materi kurang menarik. b. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. c. Sebagian siswa pasif dalam diskusi kelompok.

d. Belum semua siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Dari data yang telah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa perbaikan pembelajaran siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal. Dari 10 siswa ada 4 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM(65) dan 6 siswa mendapat nilai diatas KKM(65), dengan nilai rata-rata 64.

Ketidak berhasilan perbaikan pembelajaran siklus I disebabkan oleh:

a. Guru dalam menyampaikan materi menggunakan media dan metode yang kurang menarik.

b. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. c. Sebagian siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi. d. Siswa belum berani bertanya.

e. Sebagian siswa masih belum memahami cara pembelajaran dengan menggunakan metode eksparimen.

4.2.2 Siklus II

4.2.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Peneliti mencoba untuk merancang rencana perbaikan pembelajaran siklus II, menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran, menyiapkan lembar soal tes formatif dan lembar kerja kelompok.

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Kamis, 08 Maret 2012, pertemuan kedua pada hari Selasa, 13

(6)

Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2012. Materi yang diajarkan adalah gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Dari analisa prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diketahui bahwa nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70 dengan rata-rata 83.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II yang menitik beratkan pada pemanfaatan metode eksperimen dan kerjasama yang kompak antara guru dengan siswa serta pengulangan materi yang diajarkan mengalami peningkatan dibanding dengan pembelajaran pada satu siklus saja.

Berikut penulis sajikan hasil perolehan nilai tes evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel 7

Tabel Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siklus II

Kelas IV Semester II SDN Ngadirejo 03

NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA

1 61 – 80 6

2 81 – 100 4

JUMLAH 10

Gambar 4

Grafik Rentang nilai Siklus 2 0 1 2 3 4 5 6 61-80 81-100 Perbaikan Siklus 2

(7)

Berikut digambarkan perbandingan perolehan nilai siswa dari kondisi awal sampai dengan penelitian siklus 2

Gambar 5

Grafik perbandingan rentang nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2

4.2.2.3 Tahap Pengumpulan Data Pengamatan / Instrument

Dari pengamatan yang dilakukan pengamat diketahui bahwa guru telah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana. Pada perbaikan pembelajaran yang sesuai bagi siswa dan materi ajar yang sesuai pula sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

4.2.2.4 Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :

a. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan renana. b. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi.

c. Proses perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil memenuhi kriteria ketuntasan 100%. 0 1 2 3 4 5 6 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 sebelum perbaikan Perbaikan siklus I Perbaikan siklus II

(8)

4.3 PEMBAHASAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak mudah sebab ada beberapa faktor yang perlu dipahami oleh guru dari berbagai kajian teori dan kajian analisa faktor yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan tersebut pada kondisi siswa dalam suasana kelas yang tertentu pula. Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada kemampuan guru dengan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.3.1 SIKLUS I

Sebelum program perbaikan dilaksanakan siswa kurang menguasai materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda. Hal ini disebabkan karena guru tidak menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan anak, dan penyampaian yang terlalu cepat sehingga anak tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan guru.

Berawal dari kegagalan itu maka penulis berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing, guna melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini peneliti menitik beratkan pada metode eksperimen dan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa, meskipun belum seluruhnya tuntas. Hal tersebut yang kemudian menjadi perhatian penulis untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

4.3.2 SIKLUS II

Tercapainya tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya yang paling menentukan adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih pendekatan yang tepat dengan kebutuhan anak, dan menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan hasil dari perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing guna melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peneliti merancang pembelajaran dengan menitik beratkan pada metode eksperimen untuk memahami dan memaknai gaya dapat mengubah gerak suatu benda agar mencapai hasil belajar yang maksimal.

(9)

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa meningkat, ini terbukti dari 10 siswa nilainya diatas kriteria ketuntasan minimal yaitu 65, ini berarti semua siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 83.

Perbandingan sebelum dilaksanakan penelitian dan sesudah siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:

TABEL 8

Perbandingan Ketuntasan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

Jml % Jml % Jml %

1 Mencapai KKM 2 20 6 60 10 100

2 Belum mencapai KKM 8 80 4 40 0 0

Jumlah 10 100 10 100 10 100

Dari tabel diatas dapat dibuat grafik peningkatan dari prasiklus ke siklus II sebagai berikut:

Gambar 6

Grafik peningkatan Hasil Belajar siswa dengan pemanfaatan metode eksperimen

Bila ditinjau dari hasil di atas ternyata pembelajaran IPA melalui metode eksperimen mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Nurhanurawati dalam penelitiannya menyatakan bahwa pada pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen siswa menjadi berani mengajukan pertanyaan, berani mengungkapkan gagasan, aktif berdiskusi, mempersiapkan diri untuk belajar, mendengarkan penjelasan teman dengan

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Belum Tuntas Tuntas

(10)

baik, senang bekerja sama, bertanggung jawab, dan berusaha memahami materi yang sudah disajikan oleh guru dengan baik. Dengan demikian, berarti pembelajaran yang dikehendaki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dapat dilaksanakan.

Referensi

Dokumen terkait

Memahami asuhan keperawatan klien dengan gangguan system respirasi (Tuberkulosis) meliputi :  Kedalaman konsep  Ketepatan interpretasi konsep  Kedalaman analisis

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Membekali mahasiswa dengan dasar ilmu pengetahuan secara filsafat dan ilmu pengetahuan Biologi untuk digunakan dalam menunjang penelitian yang akan dikembangakan oleh

Dalam Aplikasi ini memanfaatkan beberapa fitur yang dapat memudahkan pengguna untuk mencari informasi donor darah, seperti fitur layanan informasi geografis dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur induk berpengaruh sangat nyata (P <0,01) terhadap litter size, namun kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata (P> 0,05) terhadap

Jenis penelitian yang digunakan yaitu PTK atau penelitian tindakan kelas. PTK ini biasanya dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik selama

Untuk membantu mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan suatu inovasi teknologi yang menggunakan tenaga yang dapat diperbaharui (renewable energy) seperti penggunanan

tersebut memungkinkan pula pada penggunanya untuk memberi tanda bintang (rating) pada artikel- artikel ilmiah yang paling