• Tidak ada hasil yang ditemukan

KID Perian: Menguak Peluang Untuk Mengembangkan Potensi Hortikultura dan Ternak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KID Perian: Menguak Peluang Untuk Mengembangkan Potensi Hortikultura dan Ternak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

etani di Desa Perian yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani ibarat terbangun dari tidur, baru menyadari bahwa desa mereka ternyata memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman hortikultura dataran tinggi, disamping tembakau dan ternak sapi yang sudah berkembang lama.

Adalah M. Nasrun, Bendahara KID Perian, yang awalnya menyadari potensi tanaman hortikultura di desanya setelah ia difasilitasi P4MI mengikuti Workshop Pengembangan Agribisnis Perdesaan di Mataram, dan Pelatihan (TOT) Agribisnis Perdesaan di Denpasar Bali. Ditambah dengan studi banding ke desa tetangga Sembalun, wawasan dan pikirannya mulai terbuka: “Mengapa kami tidak mengembangkan hortikultura di Perian ? Kesesuaian lahan dan iklim berpotensi mendukung, harga jual juga tinggi”, demikian ungkap Nasrun.

Profile Desa Perian

Desa Perian, Kecamatan Montong Gading, terletak di bagian paling utara Kabupaten Lombok Timur, yang langsung berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Jarak dari ibu kota kecamatan 4,5 km dan dari ibu kota kabupaten 25 km. Luas wilayah 4,75 km2 dengan total populasi penduduk 6.818 jiwa (atau 2.323 KK) yang terdiri atas 2.970 laki-laki dan 3.848 perempuan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk bertani atau buruh tani dan berdagang. Lahan pertanian terdiri atas: lahan sawah berpengairan desa 321 ha, tegalan 53 ha, pekarangan 55 ha dan perkebunan

P

KID Perian:

Menguak Peluang Untuk Mengembangkan

Potensi Hortikultura dan Ternak

(2)

rakyat 21 ha serta hutan Negara 409 ha. Desa ini juga terkenal sebagai gudang ternak, khususnya sapi Bali sebanyak 1285 ekor, ayam 3.500 ekor, dan itik/bebek 1.750 ekor.. Potensi hijauan makanan ternak berlimpah, bahkan pihak TNGR memperbolehkan petani menanam rumput di kawasan TNGR asalkan tidak mengganggu tanaman kehutanan yang sudah ada.

Komite Investasi Desa (KID) Perian

Tahun 2007, KID Perian dibentuk sebagai bagian dari komponen pemberdayaan masyarakat tani P4MI. Misi utama yang diemban KID adalah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam perencanaan dan pelaksanaan investasi sarana/prasarana tingkat pedesaan yang dibutuhkan dalam mendukung inovasi produksi dan pemasaran hasil pertanian.

Kepengurusan KID terdiri atas 5 orang dengan komposisi; masing-masing satu orang untuk jabatan Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta dua orang anggota. Kriteria pengurus KID antara lain: Bukan aparat desa atau pengurus kelembagaan yang sudah ada di desa; aktifis yang memiliki visi dan misi pemberdayaan masyarakat dan memiliki rasa keberpihakan kepada petani kuhusnya petani miskin; serta lebih diutamakan yang memiliki ketrampilan dan pengalaman di bidang usahatani atau agribisnis. Personalia pengurus dipilih dalam musyawarah desa yang dihadiri semua komponen masyarakat (petani, tokoh masyarakat/pemuka agama dan warga desa umumnya). P4MI dan staf pemerintahan desa hanya bertindak selaku fasilitator.

KID dan semua komponen masyarakat Desa Perian berdasarkan hasil musyawarah menyepakati melaksanakan kegiatan investasi desa berupa pembangunan sarana jalan usahatani dan jaringan irigasi secara partisipatif. Kedua jenis infrastruktur tersebut sangat strategis dalam mendukung upaya pengembangan agribisnis perdesaan.

Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian

Usaha tani yang penting di Desa Perian adalah usaha pertanian di lahan sawah dan usaha peternakan sapi. Di desa ini terdapat areal sawah seluas 411 ha yang

(3)

merupakan lahan sawah berpengairan. Kegiatan bertani biasanya dibarengi dengan ternak sapi, sehingga pasangan atau integrasi usaha tani tanaman–ternak ini sangat populer dimasyarakat Lombok (sasak) dengan istilah NGARO (usahatani tanaman pangan), NGARET (usaha ternak) dan NGAJI (berdasarkan agama). Selain itu pemeliharaan sapi mempunyai peluang yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan keluarga tani.

Usaha Tanaman

Pola tanam di Desa Perian pada umumnya adalah palawija atau padi-tembakau. Pola tanam ini berlangsung turun temurun dan persentase pola tanam padi – tembakau adalah yang terbesar. Khususnya untuk tanaman tembakau, telah terjalin program kemitraan antara petani dengan berbagai perusahaan tembakau (PT BAT, PT Sadhana Arifnusa/Sampurna, PT Phillips Morris, PT Djarum, CV Trisno Adi, dsb.) Kondisi tersebut membuat petani tergantung pada tanaman tembakau yang memiliki “pasar yang jelas”. Meskipun petani seringkali berada pada pihak yang dirugikan karena harga beli ditentukan secara sepihak oleh perusahaan, tetapi petani tidak punya pilihan lain.

Penanaman tembakau Virginia terus digalakkan perusahaan karena kualitas tembakau Lombok diakui di Bursa Komoditas Bremen Jerman, dan tidak semua daerah di Indonesia cocok untuk penanaman tembakau Virginia sebagai bahan baku utama “rokok putih” (rokok non kretek) di Indonesia. Namun akhir-akhir ini harga tembakau mengalamipenurunan cukup tajam sehingga banyak petani yang mulai menanam sayuran atau palawija setelah padi.

(4)

Adalah M. Nasrun, Bendahara KID Perian, yang awalnya menyadari potensi tanaman hortikultura di desanya. Setelah ia difasilitasi P4MI mengikuti Workshop Pengembangan Agribisnis Perdesaan di Mataram, dan Pelatihan (TOT) Agribisnis Perdesaan di Denpasar. Ditambah dengan melakukan studi banding ke Sembalun, pemikirannya mulai terbuka: “Mengapa kami tidak mengembangkan hortikultura di Perian ? Potensi kesesuaian lahan dan iklim mendukung, harga jual juga tinggi … ?”, ungkap Nasrun. Kebetulan kampung Nasrun di Dusun Gegek Likok Desa Perian adalah lokasi pembangunan infrastruktur jalan usahatani dan irigasi dengan dukungan P4MI. Penduduk Dusun Gegek Likok kalau ada keperluan ke pasar dan Kantor Desa Perian harus berjalan memutar melewati desa lain. Dengan dibangunnya jalan usahatani, akses petani menjadi semakin mudah. Melalui kegiatan investasi desa P4MI, KID dengan pendampingan dari BPTP NTB menyelenggarakan demplot cabe dan kentang Atlantik seluas 10 are dan hasilnya cukup bagus. Lokasi demplot dekat dengan kandang kelompok ternak Al Muhajirin dengan memanfaatkan pupuk organik/kompos dari kelompok tani tersebut. BPTP juga membuat contoh instalasi biogas dan pembuatan biourine.

Bukan hanya Nasrun, potensi hortikultura Desa Perian juga dilirik berbagai pihak. Pada tahun 2008 ini, beberapa perusahaan juga membuat demplot hortikultura di Perian. PT Indofood Sukses Makmur telah membuat demplot kentang varietas Atlantik seluas 10 are di lokasi tanah kas desa, sedangkan PT BISI telah membuat demplot ketimun seluas 5 are dan demplot kacang panjang seluas 5 are.

Rintisan Pengembangan Agribisnis Perdesaan

Kelompok Tani Sepakat: Kemitraan Cabe Merah

Awal tahun 2008, M.Nasrun mengajak petani di Dusun Gegek Likok membentuk kelompok tani yang sebelumnya belum ada. Ajakan Nasrun disambut antusias, terlebih melihat sepak terjangnya sebagai penguus KID memimpin masyarakat dusunnya membangun jalan usahatani dan irigasi dengan dukungan P4MI. Atas kesepakatan yang bulat dari semua petani, kelompok tani tersebut diberi nama Kelompok Tani “Sepakat”.

Salah seorang anggota KT Sepakat, H.Mukhlis, mengeluhkan tanaman tembakau yang terus merugi, terlebih dengan meningkatnya harga BBM menyebabkan petani kesulitan

(5)

memperoleh minyak tanah untuk bahan bakar oven tembakau. Kebetulan ia pernah menaman satu patok cabe merah di lahannya, dan ternyata :” Untung besar .. !” ungkap H. Mukhlis.

Anggota KT Sepakat akhirnya sepakat untuk mengusahakan tanaman cabe. Akan tetapi, permodalan menjadi kendala karena biaya usahatani cabe mencapai Rp 40 juta/ha. Tanaman tembakau memang butuh biaya lebih besar, mencapai sekitar Rp 50 juta/ha, tetapi ada pinjaman dari perusahaan. Masalah lainnya adalah bagaimana dengan pemasaran hasilnya?

Pihak LSM pendamping P4MI menghubungkan KT Sepakat dengan PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk untuk membantu pembiayaan bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah, termasuk petani. PT PNM memiliki dana yang bersumber dari dana corporate social responsibility (CSR) BUMN yang bisa disalurkan ke kelompok tani. Disamping pinjaman permodalan dengan bunga lunak, PT PNM juga menyediakan dana capacity building untuk Kelompok Tani. Pihak PT PNM menyambut baik rencana kerjasama dengan KT Sepakat melalui LSM, terlebih pasca P4MI tentunya membutuhkan dana untuk sustainability kegiatan petani. Pihak LSM juga menghubungi PT Gerbang NTB Emas, BUMD milik Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat, tentang pemasaran hasil usahatani kelompok tani. Pihak PT GNE bersedia membeli hasil panen petani (untuk sementara pada komoditas jagung dan ternak sapi), sedangkan modal kerja akan disediakan PT PNM.

Di lokasi investasi jalan usahatani, KT Sepakat melakukan penanaman cabe merah besar seluas 10 ha. Dari luasan tersebut, 5 ha telah dilakukan penanaman secara swadaya pada pertengahan Juni 2008, sedangkan 5 ha lagi sudah sampai tahap pembongkaran tanah kedua dan penanaman bibit pada awal September 2008. PT PNM Persero memberikan pinjaman sebesar 70% dari biaya usahatani melalui skim Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dengan bunga 6 % per tahun (atau 0,5 % per bulan). Dana murah ini akan memanfaatkan dana CSR dari berbagai BUMN di bawah Kementrian Negara BUMN. Apabila kelompok tani sudah mandiri, tingkat bunga pinjaman akan diberikan sesuai pasar yang berlaku, dan dana murah digulirkan ke kelompok lainnya.

(6)

LSM Lokal (YP3M) akan mendampingi kelompok tani yang menerima pinjaman dari PT PNM, baik bantuan teknis maupun bantuan perkuatan kelembagaan. Untuk para pendamping, petani menyisihkan 2,5 % dari hasil penjualan untuk succes fee (2 % untuk fasilitator, dan 0,5 % untuk KT dan YP3M). Tenaga pendamping nantinya adalah para mantan SLK P4MI yang sudah cukup lama mendampingi dan mengenal karakteristik kelompok binaannya.

Untuk lembaga chanelling, beberapa LKM menyatakan kesiapannya, antara lain Koperasi Simpan Pinjam Sinar Rinjani Selong, KSU Bina Usaha Mandiri Selong, beberapa Koperasi Pondok Pesantren, dan PD BPR LKP. Untuk mitra pembeli produksi petani, beberapa perusahaan swasta lokal sudah menyatakan kesiapannya seperti KSU Bina Usaha Mandiri, CV Dinamika Persada, PT Benete Surya Mandiri, dan sebagainya. Sedangkan perusahaan besar dan pabrik yang sudah siap menampung produksi adalah PT ABC Food (untuk cabe di Desa Perian) dan sedang dijajaki dengan PT Indofood Sukses Makmur (untuk cabe di Kec. Sembalun).

Usaha Ternak

Pada akhir 2007, jumlah sapi di Desa Perian yang dipelihara dalam kandang kelompok. sebanyak 771 ekor. Kandang kumpul terdapat di semua dusun (9 Dusun) yang ada di Desa Perian. Dua kandang yang tergolong besar adalah kandang kumpul milik Kelompok Tani Ternak “Al Muhajirin” dan kandang kumpul milik Kelompok Tani Ternak “Cemara”. Kedua kelompok ini telah mendapatkan dana pengembangan peternakan dari Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Barat, terkait dengan program swasembada ternak.

Sebelum masuknya P4MI, kegiatan kandang kumpul terbatas pada pemeliharaan sapi secara bersama-sama. Limbah kotoran ternak dibuang begitu saja di belakang kandang. Pada tahun 2007, P4MI melalui BPTP NTB memperkenalkan teknologi pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan sudah mulai diterapkan oleh petani dan peternak Desa Perian. Pada tahun 2008, BPTP NTB kembali memperkenalkan teknologi biourine dengan memanfaatkan air kencing sapi untuk pupuk cair, juga teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi sebagai alternatif bahan bakar di tingkat rumah tangga petani.

(7)

Tantangan dan Harapan

Petani di Desa Perian memang baru memulai, namun mereka optimis akan berhasil mengembangkan tanaman hortikultura dan ternak sapi. Penggunaan pupuk organik akan menjadi prioritas karena Desa Perian memiliki “pabrik pupuk berjalan” dari 10 kandang kumpul sapi yang ada di desa.

Pemupukan modal juga mendapatkan perhatian KT Sepakat, mengantisipasi berakhirnya pinjaman modal dari PT PNM. Difasilitasi LSM Lokal (YP3M) dan PT PNM, KT Sepakat sedang merintis pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA). Inovasi yang tepat, spesifik lokasi dan sesuai kebutuhan petani, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

Kandang kelompok memudahkan pengumpulan kotoran sapi untuk diolah menjadi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair (biourine) yang potensial menambah pendapatan petani

Referensi

Dokumen terkait

Maka, dari penelitian ini didapatkan bahwa risiko bahaya yang ditimbulkan pada area proses pembuatan kaca pengaman antara lain yaitu : risiko ekstrim terdapat pada area

Rerata semua butir variabel status penggunaan informasi sebesar 2,80; menunjukkan rendahnya keterpakaian statistik Sipus V3 untuk pengambilan keputusan yaitu penyusunan

Untuk perinciannya, penjualan mamin naik 100% dari bulan-bulan biasa ke Rp 140 triliun, sedangkan penjualan ritel modern meningkat 20% ke Rp 35 triliun.. Puasa dan Lebaran

Proses awalnya yaitu bagian tata usaha memilih menu pembayaran SPP dan mencari data pembayaran siswa, setelah orang tua siswa / siswa membayar maka bagian tata usaha

Kearifan lokal yang terdapat dalambu- daya kalosara juga dapat menciptakan harmonisasi antara alam dengan masyara- kat karena nilai yang terkandung dalam budaya

(creativity dan critical thinking) (apk. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa melakukan tepuk semangat yang diberikan oleh guru, guna memotivasi

Desa Senggreng sebagai salah satu desa yang lokasinya berbatasan langsung dengan waduk karangkates memiliki potensi alam berupa hasil perairan dan pemandangan

Tabel 37 Jarak Antara Gudang (DEPO) Kemasing-Masing Customer (Cabang) Tabel 38 Hasil Urutan Lokasi Customer Yang Akan Dikunjungi Dengan Tiga. Metode