J
urnalAKP
40
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS
TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS
Reni Nur Indasari
Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri
ABSTRAK
Penyakit asam urat atau radang sendi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit gout. Gout ditandai dengan nyeri seperti terbakar, bengkak kemerahan, hangat, dan terasa kaku pada sendi yang diserang. Pada saat ini, banyak orang yang belum mengetahui tentang terapi olahraga gout arthritis yang bisa membantu proses penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri. Tahun 2011 Prevalensi kejadian asam urat pada penduduk Jawa Timur sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan. Dampak dari gout artritis yang tidak ditangani antara lain dapat menyebabkan jantung koroner, batu kemih dan gagal ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien gout artritis tentang terapi olahraga gout artritis.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi sebanyak 16 responden dan sample berjumlah 16 responden. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh yaitu teknik pengambilan seluruh populasi menjadi responden. Metode pengambilan data dengan kuesioner tertutup.
Hasil penelitian pasien gout artritis tentang terapi olahraga gout artritis dari 16 responden diketahui yang memiliki kriteria kurang ada 10 responden (63%), cukup ada 5 responden (31%) dan kriteria baik ada 1 responden (6%). Hal ini disebabkan karena mayoritas responden yang berusia 50 tahun dan faktor pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan responden.
Dari hasil yang didapat maka peran perawat disini adalah memberikan informasi yang optimal kepada pasien gout artritis tentang terapi olahraga gout artritis.
Kata kunci : Pengetahuan, Gout Artritis, Terapi Olahraga Gout Artritis ABSTRACT
Gout dissease or hinge dissease had been known since ancient Greece. That dissease call as gout. Gout can appearly, it like burn, puffy, redly, warm and fells stiff for hinge effected. At this moment, so many people do not now yet about sport therapy of gout arthritis which can help healing process and decrease feeling of pain. In 2011, the incidence of gout prevalence in the population of East Java is 24.3% in men and 11.7% in women. The impact of untreated gout arthritis, among others, could cause coronary heart disease, urinary stones and kidney failure The purpose of this study is to describe knowledge of gout arthritis victims about gout arthritis sport therapy.
The study design used is descriptive. Population of 16 responden and sample totaled 16 responden. This study uses the saturation sampling technique to capture the entire population in this study is responden. The data collection method with enclosed questionnnaire.
The results of knowledge gout arthritis victims about arthritis gout sport therapy of 16 respondents who have known no less criteria 10 respondents (63%), there are enough 5 respondents (31%) and good criteria exist 1 respondents (6%). This is because the majority of respondents aged 50 years and education factor influences respondens knowledge.
From the results obtained it is the nurse's role here is to provide optimal information to victims about sport therapy gout arthritis.
J
urnalAKP
41
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016PENDAHULUAN
Penyakit asam urat merupakan penyakit yang sering kita jumpai, terutama dikalangan usia di atas 40 tahun. Penyakit asam urat atau radang sendi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit gout (Krisnatuti, 2008). Gout ditandai dengan nyeri seperti terbakar, bengkak kemerahan, hangat, dan terasa kaku pada sendi yang diserang. Asam urat tidak biasa larut kembali dalam darah. Jika kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal maka akan mengendap menjadi Kristal urat dan masuk ke organ-organ tubuh, khususnya ke dalam sendi. Kristal urat ini menimbulkan reaksi radang atau inflamasi yang menyebabkan bengkak kemerahan dan nyeri. Pengkristalan asam urat mudah terjadi jika kadar asam urat sudah mencapai 9-10 mg/dl. Kristal asam urat yang menimbulkan nyeri adalah apabila Kristal
tersebut berada di dalam cairan sendi.
Penumpukan Kristal asam urat ini menyebabkan peradangan, nyeri saat berjalan, kemerahan, dan setelah rasa sakit berkurang, permukaan kulit akan mengelupas. Pada umumnya, penyakit asam urat ini disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat darah yang telah berlangsung bertahun-tahun. (Teguh Sutanto, 2010)
Diperkirakan bahwa gangguan asam urat terjadi pada 840 dari setiap 100.000 orang, dan mewakili sekitar 5% dari total penyakit radang sendi (Sustrani, 2004). Prevalensi hiperurisemia pada penduduk di Jawa Timur adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan (Kesmas – Unsoed, 2011). Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sylvi, data dari jumlah penderita asam urat yang periksa di Puskesmas Badas, pada bulan Juli sampai September 2012 sebanyak 54 orang penderita asam urat. Jadi, rata – rata kunjungan pasien asam urat di Puskesmas Badas setiap bulannya adalah 18 orang. Sedangkan yang berada di Dusun Dawuhan Kidul sebanyak 16 orang yang menderita asam urat. Dari 5 orang penderita asam urat yang telah dilakukan wawancara, 2 orang
yang mengetahui terapi olahraga asam urat dan 3 orang yang tidak mengetahui terapi olahraga asam urat.
Olahraga yang bisa mengurangi gout adalah olahraga yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Olahraga yang tidak terlalu mambebani tubuh. Pemanasan atau peregangan otot (stretching) penting untuk menyediakan cukup ATP (adenosin trifosfat) bagi tubuh. Gerakan – gerakan
pemanasan juga dapat membantu tubuh
memompa darah secara merata, ritmis, dan teratur. Zat – zat berbahaya, termasuk asam urat, dengan mudah keluar dari tubuh melalui keringat. Melakukan olahraga inti, tingkatkan beban secara bertahap agar tubuh dapat beradaptasi terhadap program latihan. Bila tidak beradaptasi, tubuh akan mengalami keletihan yang luar biasa. Penuhi kebutuhan cairan tubuh, sebelum melakukan pemanasan sekitar 10 – 15 menit, minum air putih sebanyak 3 – 4 gelas. Air putih ini berfungsi sebagai cadangan cairan dalam tubuh. Lalu, di antara olahraga pemanasan dan olahraga inti, minum air sebanyak 1 – 2 gelas. Ini dilakukan untuk mengganti cairan yang hilang pada saat
pemanasan. Olahraga bermanfaat untuk
mencegah terjadinya nyeri sendi saat gout menyerang (Schlesinger, 2002). Karena itu, penderita asam urat harus memulai berolahraga secara rutin.
Tujuan olahraga tersebut untuk membantu proses penyembuhan gout dan mengurangi rasa nyeri akibat gout. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa olahraga yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh masing – masing penderita (Laubscher T, 2009). Semua itu bisa
dijalankan jika penderita gout memiliki
pengetahuan yang baik. Peran perawat adalah sebagai pendidik dan pemberi layanan kesehatan bagi penderita gout artritis tersebut. Sehingga
terapi olahraga yang dilakukan tidak
meningkatkan penyakit yang dimiliki penderita. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan Gout Artritis tentang
J
urnalAKP
42
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016Terapi Olahraga Gout Artritis di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar”.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga yang mengalami gout arthritis di Dusun
Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul
Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, yang jumlahnya adalah 16 orang. Sampel penelitian terdiri atas 16 orang yang ditentukan dengan teknik sampling jenuh.
Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner penelitian yang disusun oleh peneliti. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif.
HASIL
1. Karakteristik berdasarkan umur
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Berdasarkan diagram 1 diatas diketahui dari 16 responden, yang berusia 40-50 tahun
ada 11 responden (69%), sedangkan
responden yang berusia 60 tahun ada 5 responden (31%).
2. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin di Dusun
Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar Kabupaten Kediri tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan diagram 2 diatas diketahui dari 16 responden, yang berjenis kelamin perempuan ada 8 responden (50%) dan responden yang berjenis kelamin laki-laki ada 8 responden (50%).
J
urnalAKP
43
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 20163. Karakteristik berdasarkan pendidikan
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan responden di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar Kabupaten Kediri tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
Berdasarkan diagram 4.3 di atas diketahui dari 16 responden, yang tidak sekolah ada 1 responden (6%), pendidikan SD sebanyak 4 responden (25%), pendidikan SMP ada 7 responden (44%), untuk pendidikan SMA ada 3 responden (19%) dan
responden yang berpendidikan terakhir
perguruan tinggi yaitu ada 1 responden (6%). 4. Karakteristik Sumber Informasi
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan sumber informasi tentang asam urat di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar Kabupaten Kediri tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 4 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis sumber
informasi Gout Artritis
Berdasarkan diagram 4 di atas dari 16
responden, sebagian besar mendapat
informasi dari media cetak sebanyak 6 responden (37%), yang mendapat dari media elektronik ada 4 responden (25%), yang mendapat informasi dari teman ada 2 reponden (13%), dan dari tenaga kesehatan ada 4 responden (25%).
5. Gambaran Pengetahuan Pasien Gout Artritis tentang Terapi Olahraga Gout Artritis
Gambaran Pengetahuan Pasien Gout Artritis Tentang Terapi Olahraga Gout Artritis di Dusun Dawuhan Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar Kabupaten Kediri tahun 2014 dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
J
urnalAKP
44
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016Diagram 5 Diagram frekuensi responden
berdasarkan Pengetahuan
Pasien Gout Artritis Tentang Terapi Olahraga Gout Artritis Berdasarkan diagram 5 diatas dari 16
responden didapatkan responden yang
memiliki pengetahuan tentang terapi
olahraga gout artritis dengan kriteria kurang ada 10 responden (63%), kriteria cukup ada 5 responden (31%) dan kriteria baik ada 1 responden (6%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian dari 16 responden didapatkan hasil responden yang memiliki pengetahuan tentang terapi olahraga gout artritis kriteria kurang ada 10 responden (63%) , kriteria cukup ada 5 responden (31%) dan kriteria baik ada 1 responden (6%).
Menurut Notoatmodjo (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu faktor intrinsik yang meliputi jenis Ras, jenis kelamin dan sifat fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi, agama, usia, pendidikan, kebudayaan, ekonomi dan lingkungan. Pada usia tertentu seseorang akan mengalami penurunan kemampuan dalam mencerna informasi yang
diterima sehingga akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.Pendidikan yang kurang akan menghambat pertimbangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
Pengetahuan pasien gout artritis tentang terapi olahraga gout artritis di Dusun Dawuhan
Kidul Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar
Kabupaten Kediri tahun 2014, mayoritas
memiliki pengetahuan yang kurang tentang terapi olahraga gout artritis. Menurut peneliti hal ini berhubungan dengan beberapa faktor antara lain faktor usia, ada 11 responden (69%) yang berusia 50 tahun, pada usia yang memasuki fase lansia
tersebut seseorang cenderung mengalami
penurunan kemampuan dalam mencerna
informasi sehingga pengetahuannya berkurang. Faktor pendidikan juga bisa mempengaruhi pengetahuan responden, ada 4 responden (25%) yang berpendidikan SD, pendidikan yang kurang akan menghambat pertimbangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan, sehingga pengetahuan yang dimiliki kurang. Selain faktor pendidikan diatas ada faktor informasi, bila dihubungkan dari faktor informasi ternyata seluruh responden sudah memperoleh informasi tentang terapi olahraga gout artritis dari media cetak ada 6 responden (37%), dan responden hanya mengetahui 1 macam terapi olahraga gout arthritis yaitu bersepeda padahal macam terapi olahraga gout arthritis ada 5 macam yaitu jalan cepat, peregangan (stretching), bersepeda, berenang dan latihan angkat beban. Meskipun demikian ternyata hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang tentang terapi olahraga gout arthritis dikarenakan kurangnya informasi yang lebih luas tentang terapi olahraga gout atritis.
SIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan pasien gout artritis tentang terapi olahraga gout artritis di Dusun Dawuhan Kidul
Desa Dawuhan Kidul Kecamatan Papar
Kabupaten kediri tahun 2014, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 16 responden diketahui responden yang memiliki pengetahuan tentang terapi olahraga gout artritis dengan kriteria kurang ada 10 responden (63%) , kriteria cukup ada 5 responden (31%) dan baik ada 1 responden (6%)
J
urnalAKP
45
Vol. 7 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2016KEPUSTAKAAN
Craswell, Peter. (2004). Asam Urat. Jakarta : Penebar Swadaya.
Krisnatuti, Diah. (2008). Diet Sehat Untuk
Penderita Asam Urat. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Laubscher, T. (2009). Terapi Olahraga Untuk
Penderita Asam Urat. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Lingga, Lanny. (2012). Bebas Penyakit Asam
Urat Tanpa Obat. Jakarta : Agromedia
Pustaka.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan Cetakan Ketiga.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Ilmu
Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nuki, G., K. Simkin, P.A. Consin, History of
Gout and Hyperurisemia and Their Treatment, Artritis Res Ther, 2006; 8
(1).
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Schlesinger. (2002). Jenis Olahraga Asam
Urat. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tamsuri, Anas. (2006). Buku Ajar Riset
Keperawatan, Ed. Revisi 1. Kediri :