• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian meliputi pengambilan data dan pengumpulan data pengujian yang didaptkan dari lapangan, kemudian dengan mengumpulkan data PNID yang terakhir adalah sistem tanya jawab dengan operator water treatment plant untuk menunjang keakuratan dari data yang didapatkan.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah temperatur udara masuk kering (Tdb1) and temperatur udara masuk basah (Twb1), temperatur udara keluar

kering (Tdb2) and temperatur udara keluar basah (Twb1), debit air, temperatur

lingkungan ,tekanan lingkungan, temperatur air masuk menara (Tw1), temperatur air

keluar menara (Tw2), dan make up water (ṁw akt ).

Pengambilan data dilakukan secara acak dari tanggal 4 agustus sampai 6 Agustus 2014. Dengan pengambilan data yang acaktersebut kita bisa membandingkan performance dari menara pendingin tersebut, apakah performance dari menara pendingin tersebut bagus atau tidak bagus jika dikaitkan dengan dasar teori yang ada.

(2)

3.1 Tahapan Analisa

Dalam analisaperformance menara pendingin ini terdiri dari beberapa tahapan, adapun tahapannya seperti berikut :

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Pengumpulan data :

1. Temperatur lingkungan (P1) 2. Kecepatan udara keluar menara (v)

3. Temperatur udara kering masuk menara (Tdb1) 4. Temperatur udara basah masuk menara (Twb1) 5. Temperatur udara kering keluar menara (Tdb2) 6. Temperatur udara basah keluar menara (Twb2) 7. Temperatur air masuk menara (Tw1) 8. Temperatur air keluar menara (Tw2) 9. Laju aliran air dalam sistem (Qv)

Persiapan Alat dan Pengujian

Kesesuain Hasil Yang Dicapai

Pengumpulan data awal 1. Dasar teori

2. Data spesifikasi alat

uji Mulai Analisa Data Kesimpulan Selesai Tidak Ya

(3)

3.1.1 Pengumpulan data awal

Pengumpulan data awal sangat penting dalam kegiatan penyusunan skripsi dimana perlu adanya data awal sebagai pembanding dan acuan Dalam proses analisa yang alkan dilakukan.

3.1.2 Persiapan Alat dan Pengujian

Pada tahapan ini, langkah – langkah penelitian terdiri dari beberapa hal yaitu :

 Langkah persiapan alat meliputi : thermometer, anemometer.

 Langkah pengumpulan data yang akan diproses kembali sebagai bahan analisa. Penelitian ini dilakukan pada saat proses produksi berjalan sehingga kinerja menaran pendingin pada saat itu juga dalam keadaan bekerja optimal. Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai 6 Agustus 2014 dengan jam pengujian yang berbeda-beda.

3.1.3 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, proses pengumpulan data merupakan pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di lapangan ini meliputi pengukuran temperatur udara masuk kering (Tdb1) and temperatur udara masuk

basah (Twb1), temperatur udara keluar kering (Tdb2) and temperatur udara keluar

basah (Twb1), debit air, temperatur lingkungan ,tekanan lingkungan, temperatur

air masuk menara (Tw1), temperatur air keluar menara (Tw2), dan make up

(4)

3.1.4 Analisa Data

Dari data yang diperoleh dari pengujian maka data tersebut kita olah kembali menjadi informasi tambahan yang kita perlukan menggunakan rumus yang ada pada dasar teori sehingga kita dapat melakukan analisa pada alat tersebut apakah performance dari menara pendingin tersebut bagus atau tidak. Dari pengolahan data maka kita dapat membandingkan satu parameter dengan parameter yang lainnya. Sehingga dapat didapatkan kesimpulan yang dapat bermanfaat dari analisa tersebut.

3.1.5 Hasil Analisa

Dari analisa data yang ada kemudian hasilnya dibandingkan dengan data awal atau dasar teori yang ada, apakah hasil dari penelitian sesuai dengan standar yang ada yaitu performa dikatakan baik apabila hasil rangenya tinggi dan approachnya rendah.

3.1.6 Kesimpulan

Dilakukan guna memberikan informasi akhir dari serangkaian tahapan analisa sehingga pembaca dapat memahami isi dari tugas akhir tersebut. Apakah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan pada data awal atau tidak.

(5)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1. Tujuan Pengujian

Proses pengujian merupakan suatu proses evaluasi dari mesin atau alat yang bekerja untuk mengetahui berhasil atau tidaknya mesin tersebut berdasarkan maksud tujuan maupun fungsinya.

Sehingga tujuan dari pengujian menara pendingin yang ada adalah : 1. Mengetahui efektivitas menara pendingin

2. Mengetahui besarnya laju aliran air tambahan (make up water) 3. Mengetahui besarnya energi panas yang diterima oleh udara 4. Mengetahui besarnya energi yang dilepas air

5. Mengetahui besarnya perbandingann udara dengan air (L/G)

4.2. Skema Instalasi Menara Pendingin

Gambar 4.1 skema instalasi menara pendingin

Air panas masuk kipas

Udara panas keluar

Fill / isian

Make up water Water basin

(6)

Keterangan :

Proses pendingin dimulai dari air panas sisa pendinginan pada strand 1 maupun 2 yang meliputi pendinginan roller,segment,mold dan bender. Kemudian masuk ke dipompakan kembali menuju menara pendingin dan masuk kedalam cold water

basin. Proses pendinginan tersebut berlangsung secara continue selama produksi

berjalan.

4.3. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan untuk pengujian ini adalah : 1. Temperatur lingkungan (P1)

2. Kecepatan udara keluar menara (v)

3. Temperatur udara kering masuk menara (Tdb1)

4. Temperatur udara basah masuk menara (Twb1)

5. Temperatur udara kering keluar menara (Tdb2)

6. Temperatur udara basah keluar menara (Twb2)

7. Temperatur air masuk menara (Tw1)

8. Temperatur air keluar menara (Tw2)

9. Laju aliran air dalam sistem (Qv)

4.4. Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan untuk pengujian menara pendingin basah adalaah sebagai berikut :

(7)

2. Stopwatch 3. Anemometer

4.5. Pelaksanaan Pengujian dan data pengujian. 4.5.1. Langkah Pengujian

Pelaksanaan pengujian menara pendingin basah sebagai berikut : 1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan .

2. Membaca besar debit yang mengalir pada water meter, mengukur kecepatan udara keluar menara pendingin (v) dengan anemometer, mengukur Tdb, Twb masuk dan keluar menara dengan higrometer,

membaca temperatur masuk dan keluar air pada menara pendingin di HMI.

3. Membuat tabulasi data meliputi Tdb1, Twb1, Tdb2, Twb2, Tw1, Tw2, v, Qv.

4. Mengulangi langkah tersebut pada kondisi pagi , siang dan malam.

4.5.2.Data Pengujian

a. Data pengujian pada tanggal 4 sampai 6 Agustus 2014 Tempat : Menara Pendingin Pengecoran Baja Temperatur Lingkungan : 30°C

(8)

Tabel 4.1 Data Pengujian NO Jam Tanggal Tdb1 (°C) Twb1 (°C) Tdb2 (°C) Twb2 (°C) Tw1 (°C) Tw2 (°C) V ( m/s ) Debit ( m3/hr ) 1 09.00 4/8/14 33 31 35 33 39 33 2,91 580 2 13.00 4/8/14 34 32 36 33 38 34 2,91 580 3 19.00 5/8/14 32 30 34 32 39 33 2,91 580 4 10.00 6/8/14 33 31 35 33 40 33 2,91 580 5 17.00 6/8/14 33 31 36 33 40 32,8 2,91 580 Keterangan :

 Tdb1 : Temperatur udara kering masuk menara pendingin  Twb1 : Temperatur udara basah masuk menara pendingin  Tdb2 : Temperatur udara kering keluar menara pendingin  Twb2 : Temperatur udara basah keluar menara pendingin  Tw1 : Temperatur air masuk menara pendingin

 Tw2 : Temperatur air keluar menara pendingin  V : Kecepatan udara keluar menara pendingin

(9)

Contoh perhitungan data pengujian menara pendingin basah sebagai berikut : Data pengujian pada hari Rabu, 04 Agustus 2014 jam 09.00 WIB seperti pada tabel 5.1, Diketahui :  Q = 580 m3/hr  Tdb1 = 33 °C  Twb1 = 31 °C  Tdb2 = 35 °C  Twb2 = 33 °C  Tw1 = 39 °C  Tw2 = 33 °C  Vudr = 2,91 m/s  Plingk = 99 kPa  Tlingk = 30 °C

a) Mencari besarnya tekanan uap air di udara masuk menara pendingin (Pv1)

dihitung dengan persamaan 3.1 yaitu sebagai berikut : RH = 𝑃𝑔𝑃𝑣

maka Pv1= RH1 x Pg1

Diketahui :

 Dari hasil pembacaan alat ukur higrometer didapatkan Tdb1 = 33 °C dan Twb1 =31

(10)

Sehingga besarnya RH1 = 85 %.

 Tekanan jenuh air pada temperatur masuk menara (Pg1). Berdasarkan pembacaan

dari tabel saturated water (lampiran 3) pada Tdb1 = 33 °C maka Pg1 = Psat dari 33

°C dihitung dengan interpolasi sebagai berikut : Pg1 = (4,246 kPa) + (5,628 kPa – 4,246 kPa). (

33−30 35−30)

= 5,0752 kPa

Sehingga tekanan uap air di udara masuk menara pendingin (Pv1) dapat dihitung

sebagai berikut : Pv1 = RH1 x Pg1

= (0,85).(5,0752 kPa) = 4,31392 kPa

Mencari besarnya tekanan uap air di udara keluar menara pendingin (Pv2)

dihitung dengan persamaan 2.1 yaitu sebagai berikut :

 RH = 𝑃𝑔𝑃𝑣

maka Pv2= RH2x Pg2

Diketahui :

 Dari hasil pembacaan alat ukurhigrometer didapatkan Tdb2= 35 °C dan Twb2=33

°C , berdasarkan dari humidity monograph pada (lampiran 5). Sehingga besarnya RH2 = 86 %.

(11)

 Tekanan jenuh air pada temperatur masuk menara (Pg2). Berdasarkan pembacaan

dari tabel saturated water (lampiran 3) pada Tdb2= 35 °C maka Pg2= Psat dari 35

°C dihitung sebagai berikut : Pg2 = Psat dari35 °C

= 5,628 kPa

Sehingga tekanan uap air di udara keluar menara pendingin (Pv2) dapat dihitung

sebagai berikut : Pv2 = RH2 x Pg2

= (0,86).(5,628 kPa) =4,84008 kPa

b) Mencari kelembaban mutlak udara (ῳ)

Dapat dihitung dengan persamaan 2.2 yaitu sebagai berikut : ῳ = 0,622 𝑃𝑣𝑃𝑙−𝑃𝑣 maka,

= 0,622 𝑃𝑣

𝑃𝑎

Diketahui :

 Plingk (tekanan lingkungan terbaca pada alat ukur) = 99 kPa

 Pv1(tekanan uap air di udara masuk menara pendingin) = 4,31392 kPa  Pv2(tekanan uap air di udara masuk menara pendingin) = 4,84008 kPa

(12)

Sehingga kita dapat mencari tekanan udara kering dalam udara (Pa) dengan

persamaan sebagai berikut : Pa = Plingk – Pv

Maka,

Tekanan udara kering dalam udara masuk menara pendingin (Pa1) dapat dihitung

sebagai berikut : Pa1 = Plingk – Pv1

= 99 kPa – 4,31392 kPa = 94,6860 kPa

Tekanan udara kering dalam udara keluar menara pendingin (Pa2) dapat dihitung

sebagai berikut : Pa2 = Plingk – Pv2

= 99 kPa – 4,84008 kPa = 94,15992 kPa

Dengan data diatas maka kelembaban mutlak menara (ῳ) dapat dihitung sebagai berikut ini :

ῳ = 0,622 𝑃𝑣𝑃𝑎 maka,

Kelembaban mutlak masuk menara (ῳ1 ) adalah :

ῳ1 =

0,622 𝑃𝑣1 𝑃𝑎1

= 0,622 𝑥4,31392 kPa94,6860 kPa

(13)

Kelembaban mutlak keluar menara (ῳ2 ) adalah :

ῳ2 =

0,622 𝑃𝑣2 𝑃𝑎2

= 0,622 𝑥4,84008 kPa94,15992 kPa

= 0,0319kg air / kg udara kering.

c) Mencari Enthalphi udara pada menara pendingin (h) Dapat dihitung dengan persamaan 2.11 sebagai berikut ini : h = Cp.Tdb + ῳ. hv

h = ha + ῳ .hv

Diketahui :

 ῳ1(kelembaban mutlak masuk menara pendingin) = 0,0284kg air / kg udara

kering

 ῳ2 (kelembaban mutlak keluar menara pendingin) = 0,0319kg air / kg udara

kering

 cpa (panas spesifik udara kering)= 1,005 kJ / kg udara kering K  Cpv (panas spesifik uap air di udara) = 1,82 kJ/kg uap K

 Tdb1(temperatur udara kering masuk menara pendingin) = 33°C = 306 °K  Tdb2 (temperatur udara kering keluar menara pendingin) = 35°C = 308 °K

Maka untuk mencari Entalphi udara masuk menara (h1) diperlukan pencarian data

seperti dibawah ini :

Mencari entalphi spesifik udara kering masuk menara pendingin (ha1)

(14)

= (1,005 kJ / kg udara kering K).(306 °K) = 307,53 kJ / kg udara kering

Mencari entalphi spesifik uap air masuk menara pendingin (hv1)

hv1 = 2501,3 + cpv . Tdb1

= 2501,3 + [(1,82kJ/kg uap K).(306 °K)] = 3058,22 kJ/kg uap

Sehingga entalphi udara masuk menara (h1) adalah :

Diketahui :

 ῳ 1(kelembaban mutlak masuk menara pendingin) = 0,0284kg air / kg udara

kering

 ha1 (entalphi spesifik udara kering masuk menara pendingin) = 303,53 Kj / kg

udara kering

 hv1 (entalphi spesifik uap air masuk menara pendingin) = 3058,22 KJ/kg uap

maka :

h1 = ha1+ ῳ1 . hv1

= 307,53kJ/kg udr ker+ (0,0284kg air/kg udr ker).(3058,22kJ/kg uap) = 394,195kJ/kg

Berikutnya mencari Entalphi udara keluar menara (h2) diperlukan pencarian data

seperti dibawah ini :

Mencari entalphi spesifik udara kering keluar menara pendingin (ha2)

(15)

= (1,005 kJ / kg udara kering K).(308 °K) = 309,54kJ / kg udara kering

Mencari entalphi spesifik uap air keluar menara pendingin (hv2)

hv2 = 2501,3 + cpv . Tdb2

= 2501,3 + [(1,82kJ/kg uap K).(308 °K)] = 3061,86kJ/kg uap

Sehingga entalphi udara keluar menara (h2) adalah :

Diketahui :

 ῳ2(kelembaban mutlakkeluar menara pendingin) = 0,0319kg air / kg udara

kering

 ha2 (entalphi spesifik udara kering keluar menara pendingin) = 309,54kJ / kg

udara kering

 hv2 (entalphi spesifik uap air keluar menara pendingin) = 3061,86kJ/kg uap

maka :

h2 = ha2+ ῳ2 . hv2

= 309,54kJ/kg udr ker + (0,0319kg air/kg udr ker).(3061,86kJ/kg uap) = 407,43kJ/kg

d) Mencari energi yang diterima oleh udara aktual (Eud akt)

Dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.11 yaitu sebagai berikut : Eud akt = ṁa .(h2 – h1)

(16)

Untuk mencari energi yang diterima oleh udara aktual (Eud akt) diatas diperlukan

pencarian data seperti dibawah ini :

 Mencari laju aliran udara kering (ṁa)

ṁa = ρ . A .v

Diketahui :

 ρa (massa jenis udara kering) = 1,164kg udara/m3 [diperoleh dari pembacaan

tabel massa jenis udara (lampiran ) pada Tlingk = 30 °C]

 A (luas area keluaran menara pendingin) = 7,065 m2 [diperoleh dengan

perhitungan dibawah ini, diketahui diameter (D) = 3 m dan π = 3.14 ] A = (π.D2)/4

= (3,14 x 3m2) /4 = 7,065 m2

 V (kecepatan udara keluar menara) = 2,91 m/s [diperoleh dari pembacaan alat anemometer]

Sehingga laju aliran udara kering (ṁa) dapat dihitung sebagai berikut :

ṁa = ρa . A .v

= 1,164kg udara/m3x 7,065m2x 2,91m/s = 23,93kg udara kering / s

Dengan data diatas maka energi yang diterima oleh udara aktual (Eud akt) dapat

dicari seperti dibawah ini : Eud akt = ṁa . (h2 - h1)

(17)

Diketahui :

 ṁa (laju aliran udara kering) = 23,93kg udara kering / s [dari perhitungan diatas]  h1(entalphi udara masuk menara) = 394,195kJ/kg [dari perhitungan point c ]  h2 (entalphi udara masuk menara) = 407,43kJ/kg [dari perhitungan point c ]

sehingga :

Eud akt = ṁa . (h2 - h1)

= 23,93kg udara kering /s. (407,43kJ/kg– 394,195kJ/kg) = 316,847kJ/s

= 316,847 kW

e) Mencari energi yang dilepas air (Ew)

Dapat dicari dengan persamaan 2.10 yaitu sebagai berikut : Ew = ṁw .Cpw . (Tw1 – Tw2)

Diketahui :

 ṁw( Laju aliran air masuk menara) = 161,11 kg air/s [dari pembacaan alat ukur]

hasil konversi dari580 m3/hr :

580 m3/hr = kg air/s

(580).(1000) = 580000 dm3/hr 580000 dm3/3600s = 161,11dm3/s

161,11dm3/s = 161,11 liter air /s =161,11kg air /s

 Cpw (Panas spesifik air ) = 4,2 kJ/kg K

 Tw1(Temperatur air panas masuk menara) = 39°C= 312 °K [ dari pembacaan alat

(18)

 Tw2(Temperatur air panas keluar menara)= 33°C = 306 °K [ dari pembacaan alat ukur] Sehingga : Ew = ṁw .Cpw . (Tw1 – Tw2) = (161,11 kg air/s). (4,2 kJ/kg K). (312°K – 306°K) =4060 kJ/s =4060 kW

f) Mencari efektifitas pada menara pendingin (e)

Dapat dicari menggunakan persamaan 2.16 yaitu sebagai berikut : e = Tw2 – Twb1Tw1 – Tw2 𝑥 100%

Diketahui :

 Tw1 (Temperatur air panas masuk menara) = 39°C [ pembacaan alat ukur ]  Tw2 (Temperatur air panas keluar menara) = 33°C [ pembacaan alat ukur ]  Twb1 (Temperatur bola basah udara masuk menara pendingin) = 31°C

Sehingga : e = Tw1 – Tw2

Tw1 – Twb1𝑥 100%

= 39°C– 33°C39°C– 31°C𝑥 100% = 75 %

g) Mencari laju air tambahan pengganti penguapan (ṁwv)

Dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.12 yaitu sebagai berikut : ṁwv = ṁa . (ῳ2 –ῳ1)

(19)

Diketahui :

 ṁa (laju aliran udara kering) = 23,93kg udara kering / s [dari perhitungan point

d]

 ῳ 1(kelembaban mutlak masuk menara pendingin) = 0,0284kg air / kg udara

kering[dari perhitungan point b]

 ῳ2 (kelembaban mutlak keluar menara pendingin) = 0,0319kg air / kg udara

kering[dari perhitungan point b] Sehingga :

ṁwv = ṁa . (ῳ2 –ῳ 1)

= 23,93kg udr krg /s(0,0319kg air/kg udr krg– 0,0284kg air/kg udr krg) = 0,08696kg uap air/s

h) Mencari jangkau pendinginan (range ) menara pendingin

Dapat dicari menggunakan persamaan 2.13 yaitu sebagai berikut ini : Range = Tw1 – Tw2

Diketahui :

 Tw1 (Temperatur air panas masuk menara) = 39°C [ pembacaan alat ukur ]  Tw2 (Temperatur air panas keluar menara) = 33°C [ pembacaan alat ukur ]

Sehingga :

Range = Tw1 – Tw2

= 39°C– 33°C = 6 °C

i) Mencari nilai pendekatan (approach) pada menara pendingin

(20)

Approach = Tw2 – Twb1

Diketahui :

 Tw2 (Temperatur air panas keluar menara) = 33°C [ pembacaan alat ukur ]  Twb1 (Temperatur bola basah udara masuk menara pendingin) = 31°C

Sehingga :

Approach = Tw2 – Twb1

= 33°C – 31°C = 2 °C

j) Mencari perbandingann nilai cair / gas (L/G) pada menara pendingin Dapat dicari menggunakan persamaan 2.15 yaitu sebagai berikut ini : L/G = (𝑇𝑤1−𝑇𝑤2)(ℎ2−ℎ1)

Diketahui :

 h1(entalphi udara masuk menara)= 394,195kJ/kg [dari perhitungan point c]  h2 (entalphi udara masuk menara) = 407,43kJ/kg [dari perhitungan point c ]  Tw1 (Temperatur air panas masuk menara) = 39°C [ pembacaan alat ukur ]  Tw2 (Temperatur air panas keluar menara) = 33°C [ pembacaan alat ukur ]

Sehingga :

L/G = (𝑇𝑤1−𝑇𝑤2)(ℎ2−ℎ1)

= (407,43 kJ/kg−394,195 kJ/kg)(39°C−33°C) = 1,905

(21)

Perhitungan data pengujian no 2 sampai dengan no 5 dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas dan hasilnya ditabulasikan seperti dibawah ini :

Tabel 4.2 Tabulasi perhitungan data pengujian NO RH1 RH2 Pv1 (kPa) Pv2 (kPa) Pa1 (kPa) Pa2 (kPa) ῳ1 ῳ2 ha1 (kJ/kg) ha2 (kJ/kg) 1 85 86 4,314 4,84 94,686 94,160 0,028 0,0320 307,530 309,540 2 86 81 4,602 4,843 94,398 94,157 0,030 0,0320 308,535 310,545 3 85 86 4,079 4,602 94,921 94,398 0,027 0,030 306,525 308,535 4 85 86 4,314 4,84 94,686 94,160 0,028 0,0320 307,530 309,540 5 85 81 4,314 4,843 94,686 94,157 0,028 0,0320 307,530 310,545 NO hv1 (kJ/kg) hv2 (kJ/kg) h1 (kJ/kg) ha (kJ/kg) Eud akt (kW) Ew (kW) E (%) ṁmv (kg/s) Range (C) Approach (C) L/G 1 3058,220 3061,860 394,195 407,435 316,847 4.060 75 0,08696 6 2 1,905 2 3060,040 3063,680 401,333 408,564 173,043 2.707 66,666 0,03992 4 2 1,601 3 3056,400 3060,040 388,219 401,333 313,831 4.060 66,666 0,08607 6 3 1,888 4 3058,220 3061,860 394,195 407,435 316,847 4.737 77,777 0,08697 7 2 1,634 5 3058,220 3063,680 394,195 408,564 343,855 4.872 80 0,08747 7,2 1,8 1,743

(22)

4.4.3 Grafik Data Pengujian

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara tanggal dan waktu pengujian dengan efektivitas

Berdasarkan grafik batang pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa pada pengujian menara pendingin yang ada memiliki efektivitas sistem yang optimal dicapai pada temperatur air masuk 40°C (data ke 5) pada tanggal 6/8/2014 jam 17.00 WIB dengan efectivitas 80%. Pada pengujian tanggal tersebut memiliki

range yang tinggi hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi range maka semakin

tinggi pula efektivitas dari menara pendingin tersebut. 75 67 67 78 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 4/8/2014 (09.00) 4/8/2014 (13.00) 5/8/2014 (19.00) 6/8/2014 (10.00) 6/8/2014 (17.00) e fekt iv itas p ad a m e n ar a p e n d in gi n (%)

(23)

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara tanggal dan waktu pengujian dengan energi yang dilepas air

Berdasarkan grafik batang pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa energi yang dilepas air pada menara pendingin tersebut yang paling besar terjadi pada data ke 5 tanggal 6/8/2014 jam 17.00 WIB dengan temperatur 40°C yaitu besar 4.872 kW . Hal ini membuktikan bahwa besarnya energi yang dilepas air pada menara pendingin dipengaruhi oleh temperatur masuk menara dan temperatur keluar menara (kenaikan dan penurunan temperatur air) serta besarnya laju aliran air yang masuk pada menara pendingin.Semakin besar laju aliran air yang masuk maka semakin tinggi energi yang dilepaskan dari menara pendingin tersebut.

4,060 2,707 4,060 4,737 4,872 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 4/8/2014 (09.00) 4/8/2014 (13.00) 5/8/2014 (19.00) 6/8/2014 (10.00) 6/8/2014 (17.00) e n e rg i yan g d ile p askan air (K W)

(24)

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara tanggal dan waktu pengujian dengan jangkau pendinginan (range).

Berdasarkangrafik batang pada gambar 4.4 dapat diketahui bahwa menara pendingin yang ada memiliki range sistem yang optimal dicapai pada temperatur air masuk 40°C dan temperatur keluar 32,8°C atau dengan range sebesar 7,2 pada tanggal 6/8/2014 jam 17.00 WIB. Hal ini membuktikan bahwa menara pendingin tersebut telah mampu menurunkan temperatur air secara efektif, dan kinerja atau

efectivitas menara pendingin tersebut bagus.

6 4 6 7 7.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 4/8/2014 (09.00) 4/8/2014 (13.00) 5/8/2014 (19.00) 6/8/2014 (10.00) 6/8/2014 (17.00) ran ge ( C)

(25)

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara tanggal dan waktu pengujian dengan nilai pendekatan (approach)

Berdasarkangrafik batang pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa menara pendingin yang ada memiliki approach sistem yang optimal dicapai pada temperatur air masuk 40°C , temperatur keluar 32,8°C dan temperatur wet

bulbambien 31°C atau dengan approach sebesar 1,8 yaitu pada pengambilan data

tanggal 6/8/2014 jam 17.00 WIB. Hal ini membuktikan bahwa semakin rendah

approach maka semakin baik kinerja atau efectivitas menara pendingin tersebut.

2 2 3 2 1.8 0 1 1 2 2 3 3 4 4/8/2014 (09.00) 4/8/2014 (13.00) 5/8/2014 (19.00) 6/8/2014 (10.00) 6/8/2014 (17.00) ap p ro ac h (C)

(26)

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara tanggal dan waktu pengujian dengan rasio L/G

Berdasarkan grafik batang pada gambar 4.6 dapat diketahui bahwa perbandingan L/G menara pendingin selama pengambilan data memiliki rata-rata nilainya adalah 1,754 atau memenuhi syarat pada nilai desain isian film (film fill) pada tabel 2.2 dengan nilai rasio L/G antara 1,5 – 2,0. Sehingga Sesuai dengan data yang ada menara pendingin tersebut, yaitu memiliki jenis bahan pengisi jenis film. Untuk menara pendingin yang ada isian jenis film mampu mendapatkan

efektivitas yang baik.

1.906 1.601 1.888 1.633 1.743 1.400 1.450 1.500 1.550 1.600 1.650 1.700 1.750 1.800 1.850 1.900 1.950 4/8/2014 (09.00) 4/8/2014 (13.00) 5/8/2014 (19.00) 6/8/2014 (10.00) 6/8/2014 (17.00) L/G

Gambar

Gambar 3.1  Diagram alir penelitian
Gambar 4.1 skema instalasi menara pendingin
Tabel 4.1 Data Pengujian  NO  Jam  Tanggal     T db1  (°C)     T wb1  (°C)  T db2  (°C)     T wb2  (°C)     T w1  (°C)     T w2   (°C)   V ( m/s )  Debit( m3 /hr )  1  09.00  4/8/14  33  31  35  33  39  33  2,91  580  2  13.00  4/8/14  34  32  36  33  38
Tabel 4.2 Tabulasi perhitungan data pengujian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membantu merawat gigi dan menghindarkan gigi dari kerusakan, maka kita harus menyikat gigi seara rutin dengan pasta gigi.. akteri yang terdapat dalam mulut

Faktor penyebab kemunduran wayang bèbèr disebutkan oleh Suharyono (2005: 67-74) dalam bukunya yang berjudul Wayang Bèbèr Wonosari sebagai berikut: (1)Pertunjukannya membosankan

Persentase penambahan abu cangkang lokan yaitu 2,5%, 5%, dan 10% dari berat semen yang akan diuji terhadap kekuatan diumur awal beton dan perkembangan kekuatannya diumur

Dalam kajian etimologi, Tayub bermakna “ditata ben guyub”, diatur.. Namun, stereotipe negatif yang telah dilekatkan pada tayub seakan mendarah daging

Sistem diartikan sebagai konsep dasar atau elemen yang melakukan suatau kegiatan atau beroperasi secara bersama-sama ntuk dapat mencapai sasaran atau tujuan tertentu, atau

Condeser dengan pendinginan air (water-cooled condenser) digunakan pada sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah memperoleh air bersih. Water

Beberapa proyek konstruksi di Yogyakarta tidak menerapkan sistem evakuasi, masih membutuhkan perhatian lebih bagi kontraktor yaitu seharusnya bertidak tegas dalam menerapkan sistem