LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, susukan susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara yaitu sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada kesannya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) yaitu keganasan yang berasal dari sel kelenjar, susukan kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae yaitu tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, susukan susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae yaitu suatu penyakit pertumbuhan sel, akhir adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 hingga 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai susukan ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari tempat sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)
2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan perihal penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
• Mekanisme hormonal
Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal mayoritas (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian perihal biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan acara antitumor .
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berafiliasi dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang. c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker yaitu predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat tubuh dan faktor resiko lain h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada adegan lateral ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai susukan ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a. mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a. interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas tempat aksila dan adegan medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari adegan yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari tempat sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral. b. Fisiologi Payudara
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu. Ada 3 hal fisiologik yang menghipnotis payudara, yaitu :
a) Pertumbuhan dan involusi berafiliasi dengan usia b) Pertumbuhan berafiliasi dengan siklus haid c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam materi genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam materi genetik sel ini disebabkan oleh suatu biro yang disebut karsinogen, yang bisa berupa materi kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau materi lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan menjelma ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diharapkan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium menghipnotis factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen yaitu merangasang pertumbuhan sel mammae . Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak menandakan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan.
o Penelitian perihal biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan acara antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menjadikan rasa nyeri, mirip periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui susukan limfe dan melalui pedoman darah. Dari susukan limfe akan hingga di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul) Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA
Gejala umum Ca mamae yaitu :
Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut mirip kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas Ada cairan yang keluar dari puting susu
Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa mirip terbakar, pengikisan dan
terjadi retraksi
Ada rasa sakit
Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
Ada pembengkakan didaerah lengan
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati,
serta puting susu mirip koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk (Peau d' Orange). Benjolan mirip bunga kobis dan mudah berdarah.
Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
6. PENTAHAPAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, menunjukkan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara yaitu sistem pembagian terstruktur mengenai TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium IIa
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke adegan lain dari organ tubuh
6. Stadium IIIc
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangkit dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangkit dan tidak dapat merawat diri sendiri,
hanya tiduran saja.
7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan : 1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis 3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi 5. True cut 6. Biopsi terbuka
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui susukan limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara e. kematian
9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila hingga otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam pedoman darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.\
ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
A. PENGKAJIANCA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena mencicipi adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bisul dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada adegan dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada adegan dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, mirip kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae besar lengan berkuasa pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, mirip kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bundar dengan tonjolan frontal di adegan anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas. 5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
Biasanya klien tidak eksklusif memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan contoh eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri ketika defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat contoh acara dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan contoh tidur karena nyeri. g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akhir operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan. k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien mendapatkan kondisinya dengan lapang dada.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 3. Penanda tumor
4. Mammografi 6. sinar X dada
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classifcation (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifcations (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku latih Ilmu Bedah, EGC, Jakarta