• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Tumor Mammae

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Tumor Mammae"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.X ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.X DENGAN GANGGUAN SISTEM BEDAH

DENGAN GANGGUAN SISTEM BEDAH TUMOR MAMAETUMOR MAMAE DI RUANG ... RUMAH SAKIT ... DI RUANG ... RUMAH SAKIT ...

Disusun oleh : Disusun oleh : Nama

Nama : : Erlyyana Erlyyana PutriPutri Nim

Nim : : 1602516025

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN

2017/2018 2017/2018

(2)
(3)

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk  benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru- paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2007, hal : 39-40)

Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen. (Daniele gale 2008).

Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan  besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan.

Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada  payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal 28 Januari 2018).

(4)
(5)

B. ETIOLOGI

Belum ada penyebab spesifik Tumor payudara yang diketahui, para  peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut

tentang faktor-faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah Tumor payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :

1. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya  berubah ke arah sel ganas.

2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)

3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.

4.  Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor  payudara.

5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.

6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan Tumor mammae. Oleh sebab itu Tumor mammae lebih  banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki

7.  pernah mengalami radiasi didaerah dada.

C. PATOFISIOLOGI

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.

 Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi  jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut

(6)
(7)

terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: 1. Fase induksi: 15-30 tahun

Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi  bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya

kanker pada manusia.

Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu. 2. fase in situ: 1-5 tahun

 pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara. 3. fase invasi

Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.

Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.

4. fase diseminasi: 1-5 tahun

Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

(8)
(9)

Pathway Mendesak  jaringan sekitar Mendesak Sel syaraf Mendesak Pembuluh Mensuplai nutrisi ke  jaringan ca Menekan jaringan pada mammae nyeri Aliran darah terhambat Peningkatan konsistensi mammae Hipermetabolis ke  jaringan Suplai nutrisi  jaringan lain

Berat badan turun

Mammae membengkak Massa tumor mendesak ke  jaringan luar Perfusi jaringan terganggu Ulkus Gg integritas kulit/ arin an Ukuran mammae abnormal Mammae asimetrik Gg body image hipoxia Necrose  jaringan Infeksi

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Interupsi sel saraf

Kurang pengetahuan cemas Infiltrasi pleura parietale Expansi paru menurun Gg pola nafas Bakteri Patogen

(10)
(11)

D. MANIFESTASI KLINIS

Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.

Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan  pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.

Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar  jaringan payudara terdapat. Tumor payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan  batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan  penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya

Tumor payudara pada tahap lanjut

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium meliputi:

a. Morfologi sel darah  b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau  plasma

e. Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi

(12)
(13)

2. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

3. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat  pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit

dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm. 4. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena  peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi. 5. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara  pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan  peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

6. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

7. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain

8. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada  peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

(14)
(15)

F. PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan  pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada  payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segerala h pergi ke dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua  payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

(16)
(17)

G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN

Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges, Marilynn E (2000) diperoleh data sebagai berikut:

a. Aktifitas/istirahat:

Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola tidur (contoh, tidur tengkurap).

 b. Sirkulasi

Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

c. Makanan/cairan

Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan. d. Integritas Ego

Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.

e.  Nyeri/kenyamanan

Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik. f. Keamanan

Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar. g. Seksualitas

Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang seksualitas/keintiman.

Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung,  berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan,

(18)
(19)

kemerahan atau panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan)

h. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu atau nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau ovarium.

Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat 4 hari. Membutuhkan bantuan dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan rumah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.  Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

 b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh. d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta  pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi. g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan

intake tidak adekuat.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya  penekanan massa tumor ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.

DO :

· Klien nampak meringis · Klien nampak sesak

(20)
(21)

Tujuan : Nyeri teratasi Kriteria :

· Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang · Nyeri tekan tidak ada

· Ekspresi wajah tenang · Luka sembuh dengan baik Intervensi :

1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan  penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2) Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

4) Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.

5) Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

 b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu Ditandai dengan :

DS :

· Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan. · Klien mengeluh badan terasa lemah.

·Klien tidak mau banyak bergerak. DO : klien tampak takut bergerak.

(22)
(23)

Tujuan : Klien dapat beraktivitas Kriteria :

·Klien dapat beraktivitas sehari –  hari.

·Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit. Intervensi :

1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat  berlanjut pada keterbatasan gerak.

2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan. 3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh Ditandai dengan :

DS :

· Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. · Ekspresi wajah tampak murung.

·Tidak mau melihat tubuhnya.

DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya Tujuan : Kecemasan dapat berkurang

Kriteria :

· Klien tampak tenang

· Mau berpartisipasi dalam program terapi Intervensi :

1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan  penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk

(24)
(25)

2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.

3) Diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.

4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau  pemakaian prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.

d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah Ditandai dengan :

DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya DO :

· Klien jarang bicara dengan pasien lain · Klien nampak murung

Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya Kriteria :

· Klien tidak malu dengan keadaan dirinya. · Klien dapat menerima efek pembedahan Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah

2) Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.

3) Berikan dukungan emosi klien.

(26)
(27)

4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi Ditandai dengan : DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi. DO :

· Adanya balutan pada luka operasi. ·Terpasang drainase

· Warna drainase merah muda Tujuan : Tidak terjadi infeksi. Kriteria :

· Tidak ada tanda –  tanda infeksi.

· Luka dapat sembuh dengan sempurna. Intervensi :

1) Kaji adanya tanda –  tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda  –   tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat. 2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur

tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.

3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman  penyebab infeksi.

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeks

(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2005), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

C. J. H. Van de Velde (2006), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono” Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (2008), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC

Daniell Jane Charette (2006), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC

Theodore R. Schrock, M. D (2007), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC

Thomas F Nelson, Jr M. D (2007), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Kanker payudara adalah salah satu neoplasma dan merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara atau suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen merupakan segmen

Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25

Gambar 3 menunjukkan hasil nilai histogram citra mammografi kanker payudara pada tumor ganas dan tumor jinak. Perbandingan dari kedua hasil histogram memiliki pola bentuk grafik

Citra Tumor Payudara Ganas Berdasarkan karakteristik citra mamografi yang tampak secara visual, para dokter ahli dapat mengelompokkan tumor payudara berdasarkan pada benjolan

6eluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeritekan yang terjadi  pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara  jinak.Metastasis ke kulit dapat

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa.Penyebab yang timbul adalah factor

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di sel-sel payudara. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia sebesar 1,4% dan kanker payudara menjadi penyebab kematian nomor dua