• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus CA Mammae

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus CA Mammae"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU BEDAH

CA MAMMAE SINISTRA

KONSULEN

dr. H. Yarie Herdarman Hudly , Sp.B

Disusun Oleh :

Aga Haris, S.Ked

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

SMF BEDAH RSUD TASIKMALAYA

(2)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Uum

Usia : 62 th

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Tasikmalaya Status : Menikah Pekerjaan : IRT Suku : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SD

Dikirim oleh : Datang sendiri Masuk rumah sakit : 6 Maret 2013

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan disertai luka di payudara kiri

Riwayat penyakit sekarang :

Sejak ± 4 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh

adanya luka pada payudara kiri. Keluhan disertai dengan nyeri dan keluar

nanah dan darah dari luka tersebut. Keluhan ini diawali dengan timbulnya

benjolan ± 1 tahun yang lalu. Mula-mula benjolan itu sebesar kelereng,

kemudian lama-lama membesar hingga sebesar telur angsa. Kemudian dari

benjolan tersebut timbul luka yang dialami pasien sekarang. Keluhan juga

disertai benjolan pada ketiak dan dada kiri bagian atas.

Keluhan tidak disertai dengan demam, sakit kepala hebat, rasa penuh

(3)

1 bulan ini pasien terkadang batuk-batuk kering dan sesak yang hilang

timbul.

Pasien haid pertama pada usia 16 tahun, siklus 30 hari, teratur.

Penderita menikah pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada

usia 20 tahun. Penderita menyusui anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien

mempunyai 3 orang anak. Riwayat pemakaian pil KB selama 3 tahun diakui

penderita. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal.

Riwayat penyakit dahulu :

Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung maupun pengobatan TB.

Riwayat habituasi :

-

Riwayat operasi :

Pasien belum pernah operasi pada daerah dada maupun organ reproduksi

Riwayat pengobatan :

Pasien sering minum obat-obat tradisional

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.

Riwayat alergi :

(4)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : compos mentis Vital sign : TD : 130 /70 mmHg Rr : 24 x/menit Hr : 82 x/menit T : 37,0 0c Status Generalis a. Pemeriksaan kepala

Rambut : warna putih beruban, mudah dicabut Mata : SI -/-, CA +/+, pupil isokor, R.cahaya +/+ Hidung : tidak ada secret, tidak ada deviasi.

Bibir : mukosa bibir basah, sianosis - Gigi : terdapat ada caries

b. Pemeriksaan leher:

Tidak ada pembesaran KGB, thyroid dan tidak ada peningkatan JVP

c. Pemeriksaan thoraks

a. Paru-paru : Depan:

Inspeksi : simetris +/+, tidak ada ketertingaalan nafas, Tampak massa di mammae sinitra (lihat status Lokalis)

Palpasi : vokal fremitus normal +/+, tidak ada krepitasi. Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi : vesikuler +/+. Rh -, wh -. Belakang :

Inspeksi : simetris +/+, tidak ada ketertingaalan nafas. Palpasi : vokal fremitus normal +/+, tidak teraba massa. Perkusi : sonor di seluruh lapang paru.

(5)

Auskultasi : vesikuler +/+, suara tambahan -/- b. Jantung :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : tidak teraba ictus cordis, massa -

Perkusi : batas jantung : normal, tidak ada pembesaran Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternal

dextra

Batas jantung kiri : ICS V linea midclavikularis sinistra

Batas jantung atas : ICS II linea parasternal sinistra

Pinggang jantung : ICS III parasternal sinistra Auskultasi : BJ I dan II murni reguler

d. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : datar

Auskultasi : Bising usus normal, tidak ada bunyi tambahan.

Palpasi : Soepel, tidak teraba massa, defans muscular -, nyeri tekan- Perkusi : Tympani seluruh lapang abdomen

e. Pemeriksaan ekstrimitas

Kekuatan otot : 5555 5555

Sensibilitas : dextra dan sinistra tidak ada kelainan Refleks fisiologis : (+/+)

Refleks patologis : (-/-)

Edema : (-/-)

STATUS LOKALIS :

Pemeriksaan mammae sinistra :

 Inspeksi : Tampak massa sebesar telur angsa a/r mammae sinitra, retraksi +, peau d’orange +, abses +, darah+. Tidak tampak benjolan a/r axila sinistra

(6)

 Palpasi : Teraba massa 10x10, terfiksir, konsistensi keras, permukaan tidak rata, batas tegas a/r mammae sinistra. Teraba massa ukuran 3x3, imobile, konsistensi keras, permukaan licin, batas tegas, a/r axilla anterior sinistra.

IV. RESUME

 Terdapat benjolan di payudara kiri sejak 1 tahun lalu sebesar telur angsa, semakin membesar, Permukaan kulit muncul borok keluar nanah dan darah yang merembes terus menerus.

 Adanya 1 benjolan diketiak kiri sebesar kelereng dan tidak nyeri ± 2 bulan lalu. Sekitar 1 bulan ini pasien sering batuk-batuk kering dan sesak ringan yang hilang timbul.

Terdapat penurunan berat badan.

Pemeriksaan mammae sinistra :

Inspeksi : Tampak massa sebesar telur angsa a/r mammae sinitra,

retraksi +, peau d’orange +, abses +, darah+. Tidak tampak benjolan a/r axila sinistra

Palpasi : Teraba massa 10x10, terfiksir, konsistensi keras, permukaan tidak rata, batas tegas a/r mammae sinistra. Teraba massa ukuran 3x3, imobile, konsistensi keras, permukaan licin, batas tegas, a/r axilla anterior sinistra.

(7)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab darah : (6 maret 2013)

 Hb 7,4 gr/dL

 Ht 25 %

 Leukosit 4.800/mm3

 Trombosit 358.000/mm3 Foto rongent thoraks PA

Kesan : Tampak multiple coin lession

VI. DIAGNOSA KERJA

Ca mammae sinitra dengan ekstensi ke kulit mammae sinistra, KGB axilla sinistra, dan pulmo (T4cN2M1) + Anemia

(8)

VII. PENATALAKSANAAN

Konservatif  Umum

o Diet biasa

o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada

payudara

 Khusus

5-fluorouracyl Tamoksifen 2 x 20mg

Tranfusi PRC 1 labu (cek Hb 6 jam post tranfusi) Hb >10 gr/dL rencana operasi

Operatif

Biopsy incisi mammae sinistra

Usulan Simple mastektomi, kemoterapi, radioterapi.

VIII. LAPORAN OPERASI

Dx Operasi : Ca mammae sinistra + ekstensi ke kulit mammae sinistra Post Operasi: Ca mammae sinistra + ekstensi kekulit dan dinding thoraks Tindakan : Biopsy incisi

Ditemukan massa a/r mammae sin. ukuran ±20cm, ulkus +, terfiksir kedinding thoraks. Dilakukan biopsy incisi.

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad malam Quo ad funtional : ad malam

(9)

PEMBAHASAN

Anatomi Payudara

Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari payudara atau “axillary projection of the breast”.

Struktur Dasar

Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15 sampai 20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus lactiferous. Di tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa memberikan struktur penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament suspensorium yang dihubungkan baik ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak terutama pada permukaan dan area tepi.

Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat ligament Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit superficial yang memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant (LOQ).

Vaskularisasi

Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan beberapa arteri interkostalis.

Drainase limfatik

 Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior (di antara batas bawah M. Pectoralis mayor).

(10)

 Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang dada dan sebagain lengan.

 Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya dari lengan.

 Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan supraclavicular.

 Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan KGB infraclavicular.

Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi defisit fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :

Nervus Otot/area

persarafan Defisit fungsional

N. torasikus (of Bell) Serratus anterior

Winging scapula

N. torakodorsalis Latissimus dorsi

Tidak dapat mendorong diri sendiri untuk berdiri dari posisi duduk

N. pektoralis medial dan lateral Pektoralis mayor dan minor

Kelemahan dari otot pektoralis N. interkostobrakhial Menyebrang axilla secara transversal menuju bagian dalam lengan

Anestesi pada bagian dalam lengan

Penegakan Diagnosis Kanker Payudara

Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, diagnosis kanker payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:

(11)

A. Pemeriksaan Klinis

Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:

a. Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:

 Benjolan

 Kecepatan tumbuh

 Rasa sakit

 Nipple discharge

 Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)

 Krusta di areola

 Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi

 Perubahan warna kulit

 Benjolan di ketiak

 Edema lengan bawah

b. Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:

 Nyeri tulang (vertebra, femur)

 Rasa penuh di ulu hati

 Batuk

 Sesak

 Sakit kepala hebat Pemeriksaan Fisik

a. Status generalis, cantumkan perform status b. Status lokalis :

 Pemeriksaan terhadap kedua payudara

 Massa tumor  Lokasi  Ukuran  Konsistensi  Permukaan

 Bentuk dan batas tumur  Jumlah tumor

(12)

 Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. Pectoralis, dan dinding dada

 Perubahan kulit

 Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit  Peau d’orange, ulserasi

 Nipple  Tertarik  Erosi  Krusta  Discharge

 Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar)  KGB aksila  KGB infraklavikula  KGB supraklavikula  Lokasi organ B. Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging 1. Recommended (diharuskan)

a. USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm b. Foto thorax

c. USG abdomen (hepar) 2. Optional (atas indikasi)

a. Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat mencurigai pada lesi > 5 cm)

b. CT-scan

C. Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy) Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas

D. Pemeriksaan histopatologi

Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :

 Core biopsy

(13)

 Biopsi insisional

 Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB

 Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll E. Laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:

Usia

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60 tahun.

Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum terjadinya perubahan klinis,

Faktor reproduksi

Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus menstruasi, menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada usia tua.

Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Wanita dengan riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah 18 tahun memiliki risiko terkena kanker payudara sepertiga dibandingkan dengan wanita yang baru memiliki anak di usia 30 tahun.

(14)

Penggunaan hormon

Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan kanker payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen replacement.

Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

Riwayat tumor jinak payudara

Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan risiko terjadinya kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan terus meningkat hingga 30 tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap keganasan ini.

Konsumsi lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.

ObesitasRiwayat radiasi dinding dada

Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya pemaparan.

Riwayat keluarga dan faktor genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.

(15)

Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

Klasifikasi payudara

Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/ Japenese Breast Cancer Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan, yaitu :

1. Non invasive carcinoma

a. Non- invasive ductal carcinoma b. B. Lobular carcinoma in situ 2. Invasive carcinoma

a. Invasive ductal carcinoma

- Papillobulor carcinoma

- Solid tubular carcinoma

- Schirrhous carcinoma

b. Special types

- Mucinous carcinoma

- Medullary carcinoma

Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002) T (ukuran tumor primer)

Tx : tumor primer tidak dapat dinilai

To : tidak terdapat tumor primer

Tis : karsinoma in situ

(16)

T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang

T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm

T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm

T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm

T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm

T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm

T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit

T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)

T4b: edema (termsuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada satu payudara

T4c: mencakup kedua hal di atas

T4d: mastitis karsinomatosa

N (kelenjar getah bening regional )

Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat

sebelumnya)

No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening

N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile

N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya

pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke

KGB axilla

N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain

(17)

tidak terdapat metastasis ke KGB axilla

N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya

metastasis KGB axilla atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria

interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB axilla

N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla

N3c : metastasis ke KGB supraklavikula

M (metastasis jauh)

Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai

Mo : tidak terdapat metastasis jauh

M1 : terdapat metastasis jauh

Grup Stadium Stadium 0 Tis N0 M0 Stadium 1 T1 N0 M0 Stadium 2a T0 T1 T2 N1 N1 N0 M0 M0 M0 Stadium 2b T2 T3 N1 N0 M0 M0 Stadium 3a T0 T1 T2 T3 N2 N2 N2 N1 M0 M0 M0 M0

(18)

T3 N2 M0 Stadium 3b T4 T4 T4 N0 N1 N2 M0 M0 M0 Stadium 3c Tiap T N3 M0

Stadium 4 Tiap T Tiap N M1

ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA

Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah algoritma yang dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System Improvement).

(19)

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

a. Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini ? b. Bagaimana rencana penatalaksanaan pada pasien ini ? c. Bagaimana deteksi dini kanker payudara?

Penegakan diagnosis :

Dari keterangan umum didapatkan Sejak ± 4 bulan sebelum masuk rumah

sakit, pasien mengeluh adanya luka pada payudara kiri. Keluhan disertai dengan

nyeri dan keluar nanah dan darah dari luka tersebut. Keluhan ini diawali dengan

timbulnya benjolan ± 1 tahun yang lalu. Mula-mula benjolan itu sebesar kelereng,

kemudian lama-lama membesar hingga sebesar telur angsa. Kemudian dari

benjolan tersebut timbul luka yang dialami pasien sekarang. Keluhan juga disertai

benjolan pada ketiak dan dada kiri bagian atas.

Keluhan tidak disertai dengan demam, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu

hati, maupun nyeri pada tulang punggung maupun paha namun sudah 1 bulan ini

pasien terkadang batuk-batuk kering dan sesak yang hilang timbul.

Pasien haid pertama pada usia 16 tahun, siklus 30 hari, teratur. Penderita

menikah pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada usia 20 tahun.

Penderita menyusui anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien mempunyai 3 orang

anak. Riwayat pemakaian pil KB selama 3 tahun diakui penderita. Riwayat

keluhan yang sama sebelumnya disangkal.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik beberapa kemungkinan diagnosis yaitu :

(20)

Kemungkinan diagnosis carcinoma mammae (T4cN2M1) adalah :

a. Wanita, usia 63 tahun

b. Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal (+)

c. Riwayat benjolan di payudara (+) konsistensi keras, terfiksir, nyeri (+), ukuran sebesar telor angsa dengan Ø + 10 cm. Yang kemudian disertai ulserasi. Sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam T4c.

d. Ditemukan juga benjolan di tempat lain, yaitu KGB axilla yang keras, mobile, maka diklasifikasikan ke dalam N2,

e. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang adanya metastase keparu-paru dapat dipastikan maka diklasifikan ke dalam M1

Rencana penatalaksanaan pada pasien ini :

Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas:

1. Operasi

Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara adalah:

 BCS (Breast Conserving Surgery)

Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita masih ingin mempertahankan payudaranya.

BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak multipel,tidak terletak di sentral, mamografi tidak memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus : penderita belum pernah mendapatkan terapi radiasi di dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio terapi yang memadai.

 Mastektomi Simpel

Merupakan tindakan operasi yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan payudara, termasuk juga seluruh axillary tail dan fascia m. Pectoralis.

(21)

Adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara dan KGB axila, namun hanya mengikutsertakan fascia m. Pectoralis dan meninggalkan m. Pectoralis mayor dan minor.

 Mastektomi radikal

Jenis operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, KGB axila, dan juga m. Pectoralis.

2. Radiasi

Tindakan radiasi dapat berupa terapi yang bersifat primer, adjuvant, maupun paliatif.

3. Kemoterapi

Kenoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara haruslah kombinasi. Adapun kombinasi yang sering dipakai antara lain:

o CMF (Cyclophospamide, Adriamycin, 5 Fluoro Uracil) o CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil) o CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil) o Taxane + Doxorubicin

o Capecetabin 4. Hormonal

Terapi hormonal dapat terdiri dari :

 Ablative : bilateral ovarektomi

 Additive: Tamoxifen

 Optional: aromatase inhibitor, GnRH

5. Terapi Biologis ( Molecular targetting therapy)

Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :

a. Kanker payudara stadium 0

b. Dilakukan BCS atau mastektomi simpel c. Kanker payudara stadium dini atau operabel

(22)

d. Dilakukan tindakan pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal modifikasi), yang disertai dengan pemberian terapi adjuvant (baik berupa radiasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal)

e. Kanker Payudara lokal lanjut

 Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi hormonal

 Inoperabel:

1. Radiasi kuratif + Terapi hormonal

2. Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal

3. Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi + Radiasi + Terapi hormonal

4. Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh

 Terapi primer berupa terapi sistemik (kenoterapi dan terapi hormonal)

 Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan) apabila diperlukan.

Skrining kanker payudara

American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun, mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan.

Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan merupakan lesi nodular atau kistik.

(23)

Teknik pemeriksaan

Inspeksi

Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.

Palpasi

Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.

(24)

Breast Self Examination (BSE)

Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.

1. Posisi berbaring

 Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan, dan letakkan tangan kanan di belakang kepala.

 Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan apakah ada benjolan pada payudara kanan.

 Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar

 Ulangi untuk payudara sebelahnya. 2. Posisi berdiri

 Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.

 Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan kaca dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna, pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.

(25)

Masa teraba saat palpasi

Usia Lesi yang biasa dijumpai Karakteristik 15-25 25-50 > 50 Kehamilan/menyusui Fibroadenoma Kista Fibrocystic changes Kanker

Kanker (kecuali jika

tidak dapat

dibuktikan)

Lactating adenoma, kista, mastitis, kanker

Bulat, mobile, tidak nyeri

Lunak hingga keras, bulat, mobile, kadang nyeri

Noduler, ropelike

Irregular, stelate, keras, batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras, batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras, batas tidak tegas

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003. Cetakan I : 2004.  www.emedicine.com/plastic/topic521.htm#section~introduction  www.wisc.edu/wolberg/breast.html  www.wisc.edu/wolberg/breast.html#anatomy  www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Breast/Typesofbreastcancer/Pagetsdisea se#5830

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian adalah Penelitian Lapangan ( field research ) dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sima’an PPTQ Halaqah Hafizah al-Imam Ashim Putri Makassar memiliki ciri khas tersendiri dalam metode sima’an menghafal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kehilangan berat untuk pengujian skala laboratorium balok laminasi akasia-manii memiliki nilai kehilangan

Keterkaitan suhu dengan konstante laju perubahan waktu larut tabet effervescen sari buah selama penyimpanan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar

Usaha agar peserta didik menjadi manusia baik (being good) dan cerdas (being smart) tentu menjadi tidak lepas dari kemampuan peserta didik dalam hal ini warga muda

Data yang diperoleh berupa data karakteristik dan jumlah stomata pada daun Dracaena reflexa sebagai tanaman hias penyerap polusi dengan lokasi pengambilan sampel yang

Berdasarkan hasil penelitian analisis karakteristik stomata pada tanaman Bambu Rejeki ( Dracaena Reflexa ) pada tempatyang terkena polusi dapat disimpulkan, bahwa

ditemukan zooplankton. Kondisi sungai-sungai tersebut berada pada suatu kawasan hutan yang masih alami, yang mana tampaknya proses perombakan serasah belum sempurna,