5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Daerah Produksi (Foreland)
Daerah produksi *reland) kapal-kapal nelayan Kabupaten Lombok Timur mencakup hampir di seluruh perairan Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terbagi men-iadi enam perairan kabupaten termasuk Lombok Timur.
Propinsi Nusa Tenggara Baiat dengan luas perairan laut 41.523 £Cm2 yang dibagi menjadi perairan pantai seluas 23.887 Km dan perairan lepas pantai seluas 17.616 Km2. Potensi perikanan lestari yang terkandung di dalamnya sebesar 166.388 ton/ tahun yang tersebar di perairan pantai sebesar 68.445 ton/ tahun dan perairan lepas pantai sebesar 97.943 ton/ tahun, belum termasuk potensi perikanan yang ada di perairan ZEEI (DISKAN Propinsi Nusa Tenggara Barat, 2000).
Sampai pada tahun 2000 produksi perikanan untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat baru mencapai 79.222 ton atau 80,47 % dari potensi yang tersedia. Dengan demikian Propinsi Nusa Tenggara Barat masih mempunyai potensi perikanan 19.228 ton/ tahun atau sebesar 19,53 % yang belum dimanfaatkan. Hasil perhitungan tingkat pen~anfaatan potensi sumberdaya perikanan di perairan penangkapan kapal perikanan dari PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar disajikan dalam tabel 9.
Tabel 9. NiIai Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Perairan
Nusa Tenggara Barat S. Makasar dan L. Flores
Produksi (ton) 79.222 568.580 Potensi (ton) 166.388 679.400 Nilai Tingkat Pemanfaatan (Tp) 0,48 0,84
Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan untuk daerah perairan penangkapan Nusa Tenggara Barat dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tingkat pemanfrtatan potensi sumberdaya perikanan lebih kecil dari satu yaitu 0,48, artinya tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan di perairan Nusa Tenggara Barat rnasih rendah, dengan demikian masih dapat ditingkatkan usaha penangkapan. Perairan penangkapan Selat Makasar dan Laut Flores nilai tingkat pemanfaatan potensi sumberdaya lebih kecil dari satu yaitu O,84, artinya usaha penangkapan di perairan penangkapan Selat Makasar dan Laut FIores rnasih berpeluang untuk ditingkatkan (tabel 9).
Produksi perikanan tangkap yang terbesar jumlahnya untuk Kabupaten Lombok Timur adalah di Kecamatan Keruak jumlah produksi 13.398,3 ton selebihnya kecamatan lain yaitu Pringgabaya jumlah produksi 2.293.5 ton, Sakra 1.590,3 ton, Sambelia 505,8 ton dan Selong 436,l ton (DISKAN Kabupaten Lornbok Timur, 2000). Jumlah produksi perikanan laut di Kabupaten Lombok Timur dalam waktu 5 tahun (1996 - 2000) dapat diiihat dalam tabel 10.
Tabel 10. Perkembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Lombok Tirnur
(
~ e c a m a t a n(
Produksi ikan (ton)1
I
Keruak Sakra Selong Pringgabaya
I I I I I 1 I J
Sumlxr : Laporan tahunan statistik perikanan Kab. Lombok Timur, 1997 - 2001. Sambelia Jumlah Rata-ra ta 10.795,4 967,9 458,3 496,l 1996 6.619,3 196,4 818,2 8.588,3 1998 10.200,8 95 1,7 1997 10.599,6 677,2 726,4 1.053,7 832,9 13.889,s 1999 13.159 1.424 2000 13.398,3 1.590,3 587,7 954,1 1.019,3 13.713,6 62 3 2.664,5 436,l 2.293,5 566,3 1.492,3 486,8 18.357,3 505,8 18.224 732,6 14.554,6
Secara umuln perkembangan ju~nlah produksi perikanan tangkap Kabupaten Lonlbok T i ~ n u r c e n d n ~ n g rneningkat seperti terlihat pada gainbar 12
1996 1997 1998 1999
Tahun
- - -- -- - - - -- - -- - -I
Gambar 12. Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lo~nbok Timur
Dilihat dari g a ~ n b a r 12 jumlah produksi ikan laut di Kabupaten Lombok Timur mengalami flultuasi bila dibandingkan dengan keadaan sebelutnnya. Pada akhir tahun 2000 ju~nlah produksi mencapai 18.224 ton, ini berarti adanya penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelurnnya, penunman ini disebabkan karena b e r k u r a n p y a I~asil tangkapan nelayan terutarma yang melakukan penangkapan di perairan pantai
Dari hasil wawancara dengan nelavan di Tanjing Luar dan Labuhan Lombok diketahui bahwa daerah penangkapan itntuk jcnis ikan ukuran kecil seperti selar, lemuru, layang, kernbung, sotong dan jenis ikan kecil lainnya masih terbatas pada perairan pantai Nusa Tenggara Barat yait~r perairan sejauh 4 - 6 mill laut dari arah pantai. Sedangkan imtuk jenis ikan ukuran besar seperti hiu, cakalang dan tuna,
daerah penangkapamya tidak hanya dilakukan di perairan Nusa Tenggara Barat saja tetapi lebih banyak dilakukan di perairan Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Daerah penangkapan ikan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dijelaskan dalam Tabel 1 I
Tabel 1 1 . Daerah Penangkapan Kapal Ikan dengan Pelabuhan Pangkalan Cfirhing base) di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar.
Pelabuhan Pangkalan (Fishinp Base) PPI Tanjung Luar Daerah penangkapan ( Fishing Ground ) TeIuk Ekas, Kuta, Teluk Blongas (Selatan PuIau Lombok) dan Selat Alas
Selat Alas, Luyuk, Kuta, Pulau Panjang, dan Teluk Lampui, Luyuk (Selatan P. Sumbawa) , Selat Lombok dan Selat Alas
Selat Alas dan Teluk Ekas
Selat Alas
Teluk Ekas , Kuta (Selatan P. Lombok), dan Selat alas Pulau Sumba, Laut Sawu, Pulau Dana, Pulau Rote, Laut Timor (Perairan NTT ), Laut Flores dan Selatan Sulawesi.
Perairan Sulawesi bagian Selatan: Kepulauan Sabalana, Pulau Kayuadi, Pulau Selayar, Bulukumba,. Jarak FG ke Pangkalan (Jam) 0,5 - 10 0,5 - 5 0,5 - 18 0,5 - 3 0,5 - 1,5 0,5 - 5 l 2 - 72 l2 - 46 Tempat pendarntan PPI Talljung Luar PPI Ta~ljung Luar PPI Tanjung Luar PPI Tanjung Luar Alat Tangkap ~~l~ Oras Pancillg Tonda Jrg. Insang Hanyut (Gill net) Jaring Klitik PPI Tanjung Luar PPI Talljung Luar PPI Tanjung Luar, PPP Labuhan Lornbok PPl Tanjung Luar, PPP Labuhan Lombok Jaring Bendera Purse Seine Rawai Permukaan Rawai D~~~~
sumbawa),' Selatan P. Lombok (Gill net)
5 - 2 6
Lornbok, 1'. Medang
1
1
1
I
(Laut Jawal dan Selat Pesing, Lunyuk, TeIuk Carnpi (Setatan P.
~ o r n b o k '
Pulau Sumba, Pulau
4
PPP Labuhan
Daerah penangkapan wshing ground) kapal ikan dari kedua pelabuhan yang Jrg. Insang Har~yut
PP Labuhan
ada di Kabupaten Lombok Tirnur relatif sarna terutarna untuk kapal motor, karena kapal-kapal ikan yang ada di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar lnerniliki
Sumber : Hasil Wawalicara dengan Nelayan, 2001.
Rote, Laut Sawu, peraian Kupang (Perairan NTT), Kepulauan Sebalana, P. Selayar (Per. Sulawesi), Luyuk dan Tel. Carnpi Laut Jawa, P. Sangeang, (Utara Pulau Surnbawa), P. Batuata (Perairan Selatan Sulawesi), Laut s a w dan Selatan Pulau S a w , (Pem. NTT)
P. Kayuadi, Kepulauan Tukang Besi, P. Selayar (Pern. Selatan Sulawesi)
ukuran yang sama yaitu 5 - 7 GT dan rnenggunakan jenis alat tangkap yang sama Labuhan 7 - 7 2 Lornbok, PP1 Tjg. Luar PPP Labuhan 12 - 72 Lornbok PPP 12 - 24 Labuhan Lombok
antara lain alat tangkap rawai permukaan (mini longline), rawai dasar (borrom longlirte), pancing tonda dan jaring insang killnet).
Untuk perahu motor tempel, persaingan daerah penangkapannya beIum dapat dilihat, karena tidak ada perahu motor ternpel yang rnenggunakan PPP Labuhan Lornbok sebagai pangkalannya. Sedangkan untuk perahu motor ternpel yang berpangkalan d i PPI Tanjung Luar, operasi penangkapan lebih banyak dilakukan di
perairan pantai yang terdekat dengan pangkalannya yaitu di sekitar perairan Selat Alas.
Kegiatan operasi penangkapan untuk kapal berkapasitas 5 - 7 G T dalam satu trip penangkapan berlangsung antara 5
-
8 hari dalam melakukan penangkapan di Perairan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan SuIawesi. Daerah penangkapan kapal motor dari kedua pelabuhan berdasarkan alat tangkapnya dapat dilihat pada gambar 13.Berdasarkan informasi dari nelayan, daerah penangkapan hiu botol dengan Rawai Permukaan lebih banyak dioperasikan di perairan Pulau Sumba, Pu!au Rote, Pulau Dana dan Laut S a w yang termasuk perairan Nusa Tenggara Timur dan perairan Pulau Selayar, Pulau Bulukumba, Pulau Sebalana dan Pualu Kayuadi yang termasuk perairan Sulawesi.
1
LEGENDA: Ii m
DPI Jarlng lngsang I1
OPI R a n 1 DasarI
I1
j----]
DPlRawal Permukaan I i1
DPI Pancing TondaI
1
DPI Purse se~ne1
DPI Jala Oras II
~
/
DPl Janng Bendera I I I DPI Jarlng Klrt~k I I'
PPP Labthan Lombok1
!@ PPI Tanjung War
I
~
--.-
5.2, Analisis H i n t e r l a d
5.2.1. Mekanisrne Pernasaran
Mekanisme pemasaran ikan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar tidak melalui sistem pelelangan di TPI. kecuali untuk pemasaran ikan hiu di PPI Tanjung Luar dipasarkan melalui proses pelelangan. Ikan yang didaratkan di pelabuhan dipasarkan berdasarkan hasil tawar-menawar antara nelayan dengan pedagan maupun pengolah ikan
Sistem rantai pemasaran ikan yang ada di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dapat dilihat pada Gambar 14.
NELAYAN
a
PPPl PPIe
PENGUMPUL PENGOLAH I EKSPORTIR EKSPORTIR -Gambar 14. Rantai Pemasaran Ikan dari Pelabuhan Perikanan Lombok Timur. Terdapat beberapa bentuk rantai pemasaran ikan dari PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dalam mendistribusikan ikan ke konsumen baik lokal maupun antar propinsi, bentuk rantai pemasaran ikan tersebut yaitu:
1. Pedagang pengumpul membeli langsung dari nelayan di PPP/ PPI kemudian menjual hasil pembelian ke pedagang eceran yang memasarkan langsung
konsumen lokal.
2. Pedagang pengumpul membeli ikan dari nelayan di PPP/ PPI Lombok Timur. Ikan yang mutunya lebih baik dijual langsung oleh pedagang pengumpul ke eksportir di Denpasar (Bali) dan Muncar (Jawa Timur).
3. Nelayan menjual ikan ke pedagang pengumpul. Kemudian pedagang pengumpul menjualnya k e pengolah ikan.
4. Nelayan menjual ikan hasiI tangkapan kepada pedagang pengolah. Ikan hasil olahan dijual ke konsumen, pedagang pengecer dan eksportir.
5. Umumnya hasil tangkapan nelayan-nelayan kecil langsung dibeli oleh pedagang pengecer untuk dijual ke konsumen lokal di beberapa pasar tradisional di Pulau Lombok.
5.2.2. Distribusi Ikan
Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar telah didistribusikan untuk memenuhi permintaan dalam wilayah lokal dan juga antar pulau baik untuk tujuan ekspor maupun untuk kebutuhan domistik.
Menurut informasi dari petugas pelabuhan, S O O h ikan yang didaratkan di
pelabuhan didistribusikan untuk lokal dengan wilayah pendistribusian antara lain: Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah, selebihnya 20 % didistribusikan antar pulau dengan wilayah pendistribusian k e Denpasar, Muncar dan Surabaya. Daerah tujuan pendistribusian ikan dari kedua pelabuhan disajikan daIam tabel 12.
Tabel 12. Daerah Tujuaxl Distribusi Ikan dari Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Luar dan Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok
I
/
-M U A C ~ ~
S u ~ n b e r : Hasil W a w a n c a r a d e n g a n p e d a g a n g ikan, 2001 Wilayah distribusi ikan olahan - Pulau Lornbok - S u r a b a y a Pelabuhan Pangkalan (Fislzing Base) PPI Tanjung LuarI 1
-
= tidak ada pemasaran ikan olahan Wilayah distribusiikan segar
- Pulau L o ~ n b o k
- D e ~ i p a s a r
Pemasaran ikan dari PPP Labuhan Lombok, ikan yang dipasarkan hanya dalarn bentuk segar dengan daerah tujuan pemasaran Pulau Lombok yaitu Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat, untuk pemasaran di luar Pulau Lombok yaitu Denpasar dan Muncar. Sedangkan dari PPI Tanjung Luar pemasaran ikan dibedakan menjadi dua bagian yaitu pemasaran ikan olahan dan ikan segar. Pemasaran ikan olahan dengan daerah tujuan pemasaran Pulau Jawa yaitu Surabaya, namun masih terbatas untuk pemasaran daginp dan sirip hiu kering. Sedangkan ikan segar dipasarkan ke daerah Lombok Timur. Lombok Tengah dan Lombok Barat, untuk pemasaran di luar Pulau Lombok hanya terbatas sampai Denpasar dan Muncar (tabel 12). Peta daerah pendistribusian ikan dari PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dapat dilihat pada garnbar 15.
Dari PPP Labuhan Lombok belum ada ikan yang dipasarkan dalam bentuk ikan olahan, ha1 ini merupakan peluang bagi para pengusaha ikan di PPP Labuhan Lombok untuk mengembangkan usahanya, karena berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang ikan olahan di PPI Tanjung Luar adanya permintaan pasar untuk ikan olahan baik lokal maupun antar pulau.
-
PPP Labuhan Lombok
- Pulau L o m b o k
I
1 4 ' ~ ~
116'BT
/
I PPP Labuhan Lombok)
Propinsi Jawa Timur6 1 Bedasarkan keterangan dari pedagang ikan yang ada di kedua pelabuhan bahwa permintaan ikan dari daerah pemasaran antar pulau cukup tinggi terutama untuk ikan kualitas ekspor, naniun kendalanya adalah kernampuan untuk memenuhi kualitas ikan yang sesuai dengan permintaan pasar masih rendah ha1 ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Terbatasnya fasilitas untuk penanganan ikan di pelabuhan;
2. Sarana untuk pengendalian mutu ikan yang ada di pelabuhan masih sangat terbatas; 3. Mutu ikan hasil tangkapan nelayan masih rendah.
Disarnping permasalahan mutu ikan yanh masih rendah juga dihadapkan dengan permasalahan sarana transportasi yang digunakan dalam mendistribusikan ikan segar dari PPP Labuhan Lombok ke Muncar para pengusaha hanya menggunakan truk. Sedangkan untuk pendistribusian ikan untuk kualitas ekspor dari PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar k e Denpasar menggunakan mobil pick up untuk membawa boxes ikan yang terbuat dari bahanJibre glass, d i dalam boxes tersebut ikan-ikan disusun dan kemudian dilapisi dengan es.
Menurut informasi dari pengusaha kelemahan menggunakan sarana trans- portasi truk dan mobil pick up untuk penditribusian ikan segar yaitu cepat terjadi
penurunan mutu ikan yang diangkut, karena kedua sarana transportasi tersebut tidak mempunyai alat pengendalian suhu pada box ikan yang dibawa, sehingga e s yang berfungsi untuk mengawetkan ikan cepat berkurang karena mencair.
5.2.3. Prasarana Pendukung P Prasarana Jalan
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap pendistribusian ikan dari pelabuhan perikanan Lombok Timur adafah tersedianya sarana dan prasarana pendukung.
Jalan merupakan prasarana untuk mempermudah mobilitas penduduk dan perdagangan antar daerah atau kabupaten lainnya. Pulau Lombok dilintasi oleh jalan negara yang menghubungkan Kota Denpasar (ibu kota Propinsi Bali) dengan Kota Mataram (ibu kota Nusa Tenggara Barat), melalui Pelabuhan Lembar sebagai pintu masukl keluar di sebelah barat Pulau Lombok, dan dengan Kota Sumbawa Besar melalui pintu keluarl masuk sebelah timur Pualau Lombok.
Pulau Lombok telah memiliki jalan propinsi sepanjang 384,s 1 km yang telah diaspal dalam kondisi baik. Jalan propinsi ini berfungsi untuk menghubungkan beberapa kota yang berada d i tiga kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Jalan propinsi di Pulau Lombok taerdiri dari dua jalur, yaitu: (BAPPEDA Nusa Tenggara Barat, 2000).
(1) Jalur tengah yang membelah -Pulau Lombok, yang melintasi kota-kota: Mataram, Kediri, Praya dan Keruak.
(2) Jalur tepi yang menelusuri pinggir pantai bagian utara dan timur Pulau Lombok, yang meliputi:
-
Jalur pantai utara Lombok, yang melintasi kota-kota: Pemenang, Tanjung, Gondang, Amor-Amor, Bayan, Obel-Obel, Sugian, Sambelia, Labuhan Pandan dan Labuhan Lombok;63
- Jalur pantai timur Lombok, yang melintasi kota-kota: Pringgabaya, Tanjung
Teros, Labuhan Haji, Rambang, Tanjung Luar dan Keruak.
Ruas jalan propinsi yang melintasi bagian tengah, utara dan timur Pulau Lombok disajikan dalam tabel 13.
Aksessibilitas masyarakat sebagai pengguna jasa pelabuhan dapat berjalan dengan lancar dengan adanya prasarana pendukung jalan propinsi yang melintasi jalur-jalur wilayah pelabuhan, diantaranya: jalur Labuhan Haji - Tanjung Luar -
Keruak dan jalur Labuhan Lombok - Sarnbelia. Dengan demikian pendistribusian ikan dari PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar ke daerah pemasarannya dapat berlangsung dengan lancar. Peta jaringan jalan negara, propinsi dan kabupaten yang melintasi Pulau Lombok dapat dilihat pada lampiran 9.
7 P e r h u b u n g a n l a u t
Perhitbungan laut sangat penting artinya bagi Pulau Lolnbok karena secara geografis letak Pulau Lombok terpisah clan pulau lain yang dipisahkan ole11 Selat Lotnbok detigan Pulau Bali dan Selat alas dengan Pulau Sumbawa.
Sebagai prasarana pendukung untuk kelancaran perhubungan antar pulau dengan transportasi laut PuIau Lombok memiliki dua buah pelabidlan penyebrangan antara lain pelabuhan penyebrangan Labuhan Lombok di Lombok Timur unhlk melanyani penyebrangan antara Pulau Lombok dengan Pualu Sumhawa dan pelabuhan penyebrangan Lembar di Lombok Barat untuk melayani penyebrangan antara Puiau Lombok dengan Pulau Bali.
Aktifitas penyebrangan kapal f k r r y sebagai sarana transportasi laut di
pelabuhan penyebrangan Lembar - Padang Bai berlangsung pada waktlt siang dan malam hari unhtk melanyani penyebrangan penumpang Inaupun barang dari Pulau Lombok untuk daerall tujuan antar p~rlau di luar Pulau Lombok. Data Frekuensi kapal
fenry yang melanyani penyebrangan Lembar - Pandang Bai dalam tahun 2000 disajikan pada gambar 16.
snn
.
Jan Mar Mei Jul Sep Nop
x%J2
Berdasarkan gambar 16 terlihat bahwa penyebrangan kapal ferry dari pelabuhan penyebrangan Leinbar - Padang Bai berlangsung setahun penuh dengan frekuensi penyebrangan rata-rata 488 kali/ bulan atau 16 kali/ hari yang dilayani oleh 16 buah kapal ferry (Nusa Tenggara Barat dalam angka, 2000). Dengan demikian transportasi Iaut dari Pualu Lombok untuk perhubungan antar pulau berjalan dengan lancar, ha1 ini cukup mendukung bagi kelancaran pendistribusian ikan dari Lombok Timur ke daerah pendistribusian antar pulau dengan daerah pemasaran Pualu Bali dan Jawa Timur karena aktifitas pendistribusian ikan ke Iuar Pulau Lombok dapat dilakukan setiap saat.
Hasil analisis hinterland pelabuhan Kabupaten Lombok Timur dinyatakan bahwa pendistribusian ikan dari pelabuhan ke daerah hinterland (distribusinya) mempunyai prospek yang cukup baik. Hal ini terbukti dari luasnya jaringan pemasaran ikan dar, tersedianya prasarana penunjang dalam memperlancar pendistribusian ikan dari pelabuhan ke daerah hinterlandnya.
5.3. Analisis Aspek Pelabuhan (Fishing Port)
5.3.1. Sistem Pendaratan
Pada umumnya kapal-kapal ikan setelah menangkap ikan di daerah penangkapannya fishing ground) akan mendaratkan hasil tangkapannya pada pelabuhan dimana kapal tersebut terdaftar, karena adanya keterkaitan antara nelayan dengan pengusaha pengelola " orang yang memberikan modal" dalam tanggung- jawabnya untuk memenuhi perbekalan operasional penangkapan yang dibutuhkan oleh nelayan. Namun untuk jenis ikan hiu, tuna, cakalang dan tongkol dalam jumlah
yang banyak nelayan mendaratkan ke pelabuhan tertentu dengan aiasan pertimbangan harga dan mekanisme penlasaran yang lebih menguntungkan.
Berdasarkan hasil survei di lapangan ada tiga alternatif sistem pendaratan hasil tangkapan yang ada di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar berkaitan dengan perairan penangkapan Gshing ground) yaitu :
1. Kapal-kapal terdaftar di PPP Labuhan Lornbok atau PPI Tanjung Laur setelah melakukan penangkapan dari daerah penangkapannya w s h i n g grourrd), akan mendaratkan hasil tangkapannya kembali k e tempat asal dimana kapal tersebut terdaftar.
2. Kapal-kapal yang terdaftar di PPP Labuhan Lombok atau PPI Tanjung Luar setelah melakukan penangkapan di fishing ground, akan mendaratkan hasil tangkapannya sebagian di tempat kapal tersebut terdafiar dan sebagian ke salah satu pelabuhan PPP atau PPI.
3 . Kapal-kapal yang terdaftar di PPP Labuhan Lombok atau PPI Tanjung Luar setelah
melakukan penangkapan di Jishing ground, akan mendaratkan semua hasil tangkapannya ke salah satu pelabuhan PPP atau PPI.
Sistem pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok dan Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Luar dapat dilihat pada gambar 17 dan 18.
Daerah Penangkapan
Gambar 17. Sistem Pendaratan Ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok
Ganbar 18. Sistem Pendaratan Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Tanlung Luar Keterangan :
- -
+
Menuju Daerah PenangkapanDari beberapa sistem pendaratan hasil tangkapan yang ada dapat dijelaskan bahwa sistem pendaratan yang termasuk pada sistem pertama adalah kapal ikan yang menggunakan alat tangkap rawai dasar dengan tujuan penangkapan jenis ikan karang dan hasil tangkapannya didaratkan kembali ke tempat asal kapal tersebut terdaftar karena di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar ada pengusaha yang menampung untuk ikan karang dan sejenisnya terutama untuk tujuan ekspor (gambar 17 dan 18).
Pendaratan hasil tangkapan yang termasuk sistem ke dua merupakan kapal ikan rawai permukaan (mini long line) dari pangkalan PPP Labuhan Lombok dan PPI
Tanjung Luar dalarn operasionalnya menggunakan alat tangkap ganda yaitu rawai permukaan untuk menangkap ikan hiu dan alat tangkap jaring ingsang (gill net) untuk
menangkap ikan tongkol dan cakalang yang juga digunakan untuk ikan umpan. HasiI tangkapan jenis ikan tongkol dan cakalang didaratkan ke PPP Labuhan Lombok, sedangkan hasil tangkapan ikan hiu didaratkan ke PPI Tanjung Luar, karena mekanisme pemasaran ikan hiu dilakukan melalui proses pelelangan dengan demikian nclayan dapat menjual hasil tangkapan sesuai dengan harga pasar (gambar
17 dan 18).
Sistem pendaratan yang termasuk kelompok ke tiga adalah kapal ikan yang menggunakan alat tangkap pancing tonda dan jaring insang untuk kapal ikan dari PPI Tanjung Luar dengan tujuan penangkapan ikan tongkol, cakalang dan tuna. Setelah menangkap ikan di fishing ground, selanjutnya kapal-kapal tersebut akan
membongkar hasil tangkapannya ke PPP Labuhan Lombok karena di pelabuhan ini ada pengusaha yang menampung hasiI tangkapan untuk ikan tuna, cakalang dan
tongkol. Mekanisrne pemasaran lebih transparan, karena ikan yang akan dijual terlebih dahulu ditin~bang, sehingga nelayan dapat mengetahui hasil penjualannya dari berat ikan yang dijual (gambar 18).
5.3.2. Perhitungan Kapasitas B e b e r a p a Fasilitas P e l a b u h a n
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap aktifitas PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar di Kabupaten Lombok Timur dengan melihat fungsi-fungsi pelabuhan yang ada, menunjukkan bahwa Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok dan Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Luar masing-masing telah melaksanakan 5 fungsi pelabuhan dari 8 fungsi pelabuhan yang ada. Jenis-jenis fungsi pelabuhan yang dapat dilaksanakan dapat dilihat dalam tabel 14.
Dari tabel 14 diketahui bahwa fungsi pelabuhan yang belum ada di PPI Tanjung Luar yaitu fungsi pelabuhan yang berhubungan dengan aktifitas perbaikan kapal perikanan, karena belum ada sarana maupun tempat yang khusus untuk tempat perbaikan kapaI, sehingga nelayan yang akan memperbaiki kapalnya harus masuk ke muara sungai yang jaraknya dari dermaga sejauh 500 meter ke Barat. Sedangkan fasilitas tempat perbaikan kapal di PPP Labuhan Lombok sudah tidak difungsikan lagi karena fasilitas tersebut sudah rusak.
Analisis kapasitas terhadap besaran aktifitas sesuai dengan fungsi-fungsi pelabuhan yang ada di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dapat diketahui dengan menghitung antara lain panjang dermaga, luas tempat peielangan ikan, kedalaman kolam pelabuhan dan luas kolam pelabuhan. Fungsi pelabuhan yang ada di kedua pelabuhan tersebut disajikan dalam tabel 14.
Tabel 14. Fungsi Pelabuhan yang ada di PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar Fungsi Pelabuhan
- Tempat berlabuh kapal perikanan
- Tempat pendaratan ikan
- Tempat pemasaran dan distribusi ikan
- Tempat memperlancar dan perbaikan
Fungsi pelabuhan yang a d a
kapal perikanm
pelayanan ekspor ikan
-
Pusat penyuluhan dan pengumpulan+
-t1
P P P
+
+
-
- Pusat pembinaan dan pengendalian . - mutu ikan
-
Pusat pengembangan masyarakat nelayan- Pusat pengembangan industri dan
1
data1
Sumber : hasil pengamatan di lapangan
P P I
+
+
I
Keterangan :
+
= Fungsi pelabuhan yang dilaksanakan-
= Fungsi pelabuhan yang tidak dilaksanakan-+
5.3.3. Hasil Perhitungan Panjang Dermaga
+
+
Berdasarkan pada fungsi pelabuhan sebagai tempat pendaratan ikan, dapat
+
diketahui besar aktifitas pendaratan kapal di dermaga dengan melihat intensitas pendaratan kapal. lntensitas rata-rata pendaratan kapal dijadikan sebagai dasar perhitungan penentuan kapasitas panjang dermaga PPP Labuhan Lombok dan PPL Tanjung Luar.
Penjang dermaga yang dihitung dalam penelitian ini adalah bagian sisi dermaga yang digunakan oleh kapal untuk kegiatan bongkar -muat. Dermaga PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung I x a r berbentuk seperti huruf " T " atau bertipe
jetry, bagian panjang dermaga yang di hitung adalah sisi depan dari dermaga karena aktifitas kapal ikan bongkar -muat hanya dilakukan pada bagian sisi depan dermaga
tersebut. Sedangkan bagian sisi belakang digunakan oleh kapal untuk beristirahat karena bagian sisi dermaga tersebut kedalaman kolam pelabuhan terlalu dangkal terutama pada waktu rnuka air laut terendah. Sementara bagian sisi kanan dan kiri dermaga PPP Labuhan Lon~bok dan PPI Tanjung Luar ukuran lebamya masing- masing 6 meter dan 7,5 meter yang lebih kecil dibandingkan dengan panjang kapal maka tidak efektif bagi kapal untuk bersandar, karena dapat membahayakan aktifitas bongkar -muat. Bagian panjang dermaga yang dihitung lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 dan Iampiran 7.
Hasil perhitungan panjang dermaga PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar yang dibutuhkan untuk dapat menampung sejumlah aktifitas pendaratan kapal secara optimal disajikan dalam tabel 15.
Tabel 15. HasiI Perl~itungan Panjang dan Kapasitas Dermaga PPP/ PPI Kabupaten Lombok Timur.
Panjang Dermaga Kapasitas Dermaga Kekurangan
PPP/PPI (m) (unit) Panjang
Tersedia Dibutuhkan Tersedia Dibutuhkan dermaga (m)
Labuhan 33 47,43 4 5 14,43
Lombok Tanjung
I . l l n r 50 5 5 , 3 8 13 14 5.38
PPP Labuhan Lombok memiliki panjang dermaga 3 3 meter dengan kapasitas tampung 4 unit kapal, sedangkan jumlah kapal yang akan membongkar ikan rata-rata setiap harinya sebanyak 5 unit. Dengan demikian membutuhkan panjang dermaga 47,43 meter atau kekurangan panjang dermaga 14,43 meter dari panjang dermaga yang tersedia (tabel 15).
Aktifitas kapal yang membongkar ikan di PPI Tanjung Luar juga telah melebihi kapasitas panjang dermaga yang tersedia. PPI Tanjung Luar merniliki panjang dermaga 50 meter dengan daya tampung 13 unit kapal motor per hari. Sementara itu aktifitas kapal yang membongkar ikan setiap harinya sebanyak 154 unit, yang terdiri atas I 4 unit kapal motor dan 141 unit perahu motor tempel. Untuk dapat menampung rata-rata 14 unit kapal motor per hari dibutuhkan panjang dermaga 55,38 meter atau kekurangan panjang dermaga 5,38 meter dari panjang dermaga yang sudah ada (tabel 15). Sedangkan untuk kapal motor tempel sebanyak 14 1 unit per hari di PPI Tanjung Luar mendaratkan hasil tangkapan melaIui landing pier, jadi tidak bersandar di dermaga. Dari hasil perhitungan, untuk menampung 141 unit kapal motor tempel panjang landing pier yang dibutuhkan 64 meter, sedangkan panjang landing pier yang tersedia 201 meter, dengan demikian daya tarnpung landing pier belum mencapai optimal. Bentuk dermaga PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar dapat diiihat pada lampiran 10.
Keterbatasan kapasitas panjang dermaga dari kedua pelabuhan berpengaruh terhadap aktifitas kapal membongkar ikan di dermaga. Berdasarkan informasi dari nelayan kegiatan membongkar ikan yang mereka lakukan sering tertunda antara 1 - 3 jam.
Berdasarkan hasil survei bahwa kekurangan kapasitas panjang dermaga disebabkan oleh waktu bersandar kapal di dermaga lebih lama yaitu antara 2 - 6 hari dan belum ada pemisahan dermaga antara aktifitas kapal yang membongkar ikan, mengisi perbekalan dan beristirahat. Hal ini menyebabkan jumIah kapal yang menggunakan dermaga semakin banyak.
5.3.4. HasiI Perhitungan L,uas T e m p a t Pelelangan I k a n (TPI)
Tempat Pelelangan Ikan merupakan tempat awal pemasaran produksi perikan- an di pelabuhan. Ketersediaan luas TPI yang sesuai dengan daya tampung-nya, merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam sistem peIabuhan, karena TPI merupakan fasilitas pelabuhan yang sangat penting untuk mendukung sektor hinterland pelabuhan itu sendiri. Hasil perhitungan luas TPI, PPP Labuhan Lombok dan PPI Tanjung Luar disajikan dalam tabel 16.
Tabel 16. Hasil Perhitungan Luas TPI PPPI PPI Kabupaten Lombok Timur. L u a s TPI K e k u r a n g a n
PPP/F'PI (m2) iuas TPI
Tersedia D i b u t u h k a n (m2) Labuhan 250 1 1 S,90
Lombok
Tanjung 201
(
Luar 267,6 1 66,6 1PPP Labuhan Lombok lnempunyai TPI seluas 250 m2 tidak termasuk ruang kantor dan administrasi. Hasil perhitungan, luas ruang lelang yang dibutuhkan adalah 115,90 m2 untuk nlenampung ikan rata-rava setiap hari sebanyak 5,5 ton. Apabila dibandingkan antara luas TPI yang tersedia dan Iuas TPI yang dibutukan, PPP Labuhan Lombok belum membutuhkan perluasan gedung TPI yang sudah ada.
Untuk PPI Tanjung Luar, luas ruangan tempat pelelangan ikan yang tersedia 201 m2 tidak termasuk kantor dan ruang administrasi, sedangkan hasil perhitungan luas TPI yang dibutuhkan adalah 267.61 m2 untuk meleIang ikan 13,723 ton/ hari.
Apabila dibandingkan antara luas ruangan TPI yang tersedia dan yang dibutuhkan, maka PPI Tanjung Luar mernbutuhkan perli~asan tempat pelelangall ikan seluas
66,6 I m2 dari luas TPI yang sudah ada (tabel 16).
Gambar 19. Tempat Pekelangan Ikan PPI Tanjung Luar
5.3.5. Hasit Perhitungan Kolam Pelabuhan
5.3.5.1. Kedalaman Kolam Pelabuhan
PPP Labuhan Lombok mempunyai kedalaman kolarn pelabuhan dari bagian pinggir sampai sejauh -30 meter di d e p n dermaga berkisar antara 0,5 - 2 meter pada saat muka air laut terendah (lowest waicr spring) dan di bagian tengah kolam pelabuhan kedalaman rata-rata 10 meter (Ditjen. Perikanan, 2001). Sebaran kedalman kolam pelabuhan Penkanan Pantai Labuhan Lombok secara jelas disajikan pada lampiran 8.
Hasil perhitungan, untuk draf kapal maksimum yang berlabuh di pelabuhan yaitu 1,90 m, kedalaman kolarn pelabuhan minimum yang dibutuhkan adalah 2,82 m.
Apabila dibandingkan antara kedalaman kolam pelabuhan yang tersedia dan dibutrhkan, PPP Labuhan Lombok membutuhkan penambahan kedalaman kolam pelabuhan 2,32 meter terutama di sekitar d e m a g a agar sesuai dengan batas
kedalarnan optimal yang dibutuhkan untuk kelancaran aktifitas bongkar- muat kapal ikan di dermaga.
Sementara itu menurut informasi dari staf pelabuhan kedalaman kolam pelabuhan PPI Tanjung Luar yang tersedia di bagian sisi depan dermaga rata-rata 3 meter pada saat muka air Laut terendah (lowest water spring). Hasil perhitungan, batas
minimum kedalaman kolam pelabuhan PPI Tanjung Luar yang dibutuhkan adalah 2,93 meter untuk draf maksimum kapal yang berlabuh 1,90 meter, dengan demikian tidak disarankan untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan, karena kedalaman kolarn pelabuhan yang ada masih memenuhi persyaratan bagi aktifitas kapal bongkar muat di dermaga.
5.3.5.2. Luas Kolam Pelabuhan
PPP Labuhan Lombok rnemiliki luas kolam pelabuhan 70.200 meter persegi, dari hasil perhitungan luas kolarn yang dibutuhkan untuk aktifitas sejumlah kapal yang ada di pelabuhan adalah 12.328,88 meter persegi. Dengan demikian PPP Labuhan Lombok masih mempunyai kolam pelabuhan yang cukup luas, apabila dibandingkan dengan kebutuhan untuk menampung sejumlah kapal yang ada s a t ini.