• Tidak ada hasil yang ditemukan

hasil penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hasil penelitian"

Copied!
324
0
0

Teks penuh

Disertasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan judul WANITA MENCARI HIDUP DI Desa Lonrae, Kecamatan Taneteriattang Timur, Kabupaten Bone. Tesis ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan menggunakan pendekatan teori yang relevan.

Rumusan Masalah

Mengapa perempuan nelayan terlibat dalam pekerjaan dan bekerja sebagai pedagang ikan di Desa Lonrae, Kecamatan Taneteriattang Timur, Kabupaten Bone. Bagaimana peran suami istri dalam keluarga nelayan di Desa Lonrae Kecamatan Taneteriattang Timur Kabupaten Bone?

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

Menurutnya, 'gender' adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan sebagaimana dilihat dari konstruksi sosial budaya Elaine Showalter (1989: 3). Gender juga dapat dijadikan sebagai konsep analitis yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu Umar, (1999). :34). Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan sudah ada sejak lama dan menjadi kajian yang menarik.

Fungsi Keluarga dan Peranan Anggota Keluarga di Masyarakat dalam Ruang Lingkup Tindakan Sosial

Dengan demikian, sebagaimana dikemukakan Parsons, fungsi dan sistem sosial serta tindakan sosial ada dalam satu sistem yang saling mendukung. Kita akan mengatakan bahwa suatu tindakan adalah tindakan sosial apabila tindakan tersebut benar-benar ditujukan kepada orang lain (individu lain). Meskipun tidak jarang tindakan sosial berupa tindakan mental atau subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.

Tindakan yang dipengaruhi oleh emosi (Afektif Action), tindakan sosial jenis ini didominasi oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan secara sadar. Dikatakan bahwa struktur sosial dan institusi sosial “merupakan dua konsep” yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial. Irawan rasional instrumental yaitu tindakan sosial yang mengharapkan tanggapan dari individu lain sesuai dengan kondisi atau tujuan pelaku yang melakukan tindakan sosial tersebut.

Pola Pengambilan Keputusan Rumah Tangga

Hal ini ditegaskan oleh Idrus (2000), bahwa perempuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, baik untuk kepentingan rumah tangga maupun juga berperan untuk kepentingan umum. Pandangan tersebut selanjutnya dibenarkan oleh Sajogyo (1985), bahwa peran perempuan dalam rumah tangga sangatlah besar. Hal ini dapat dibuktikan melalui segala bentuk pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga, serta melalui pengambilan keputusan rumah tangga, dan perempuan sebagai pengelola rumah tangga sangat menentukan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikemukakan oleh Hasniah (2010), bahwa dengan adanya kesempatan kerja bagi perempuan sebagai istri pengelola rumah tangga maka kebutuhan ekonomi rumah tangga dapat terpenuhi. Jika dikaji kedua aspek tersebut sangat berkaitan erat dengan tugas pokoknya sebagai ibu rumah tangga.

Teori ini menjelaskan bahwa peran perempuan adalah sebagai pengelola rumah tangga dan berperan sebagai full house pekerja yang selalu menjaga keberadaan keharmonisan dalam rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara rutin maka diperlukan peran dan fungsi istri dalam mengelola keuangan rumah tangga. Asumsinya, peran perempuan dalam mengurus rumah tangga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga, karena selain sebagai pekerja rumah tangga, ia juga berperan sebagai PNS, sehingga terjadi keseimbangan peran dalam rumah tangga. selalu dipertahankan.

Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Perempuan Mencari Nafkah

Anggapan bahwa teknologi adalah pekerjaan laki-laki saat ini sedang menjadi tren dunia, teknologi masih didominasi laki-laki, meskipun perempuan tidak kalah terampilnya, namun memberikan peluang masyarakat bagi perempuan, selain itu perempuan ditempatkan di sela-sela “kelas dua”, oleh karena itu harus harus berjuang keras melawan ideologi patriarki yang membatasi perempuan. Gender merupakan suatu konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki sebagai akibat dari pengaruh sosial budaya dalam masyarakat, yang dapat diubah dan dipertukarkan. Perbedaan mendasar antara gender dan jenis kelamin adalah ciri-ciri biologis-anatomi (terutama sistem reproduksi dan hormonal), diikuti oleh ciri-ciri fisiologis tubuh yang menentukan apakah seseorang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

Sebaliknya, gender mengacu pada perbedaan peran dan tanggung jawab sosial antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya. Ibu-ibu rumah tangga Bugis di Bajoe selain membantu rumah tangga juga membantu suami dengan mengolah hasil tangkapan ikan atau menenun. Secara formal, dalam UUD 1945, hak laki-laki dan perempuan tidak dibedakan, namun kenyataannya sangat berbeda.

Teori-Teori yang Relevan

Di luar, dalam kehidupan masyarakat pedesaan, misalnya, sikap ini praktis bersifat umum, dan perlu diketahui bahwa di Minangkabau kepala keluarga dan pemimpin masyarakat hukum lainnya harus selalu laki-laki. Hukum adat dan adat lebih lanjut mengatur hubungan antara suami dan istri dalam keluarga, tingkah laku lahiriahnya, dan hubungannya dengan anak. Menurutnya, syarat utama untuk menjaga integrasi pola nilai dalam sistem adalah proses internalisasi dan sosialisasi.

Parsons tertarik pada bagaimana norma dan nilai sosial dapat ditransmisikan kepada aktor-aktor dalam sistem sosial (Badarudidi, 2010:25). Dalam perekonomian baru, laki-laki pemilik properti membutuhkan tenaga kerja yang patuh dalam bentuk budak, wanita, istri, anak-anak, dan ahli waris yang menjadi tawanan yang menyediakan sarana untuk memiliki dan mewarisi properti. Menurut Nurkhoiron, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang didalamnya terdapat konsep dan nilai, serta pembagian kerja bagi setiap orang dalam keluarga adat; peran domestik merupakan wilayah yang identik dengan perempuan, sedangkan peran publik merupakan wilayah laki-laki.

Dengan demikian tergambar bahwa perspektif gender yang terdapat perbedaan adalah antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan dan persamaan tindakan dalam mencapai suatu tujuan yang berorientasi pada pengutamaan nilai-nilai sosial yang dominan, sehingga tercapai kesetaraan sosial dalam suatu negara. sistem sosial. . Teori ini berasumsi bahwa peran perempuan adalah sebagai perempuan yang bekerja di luar rumah dan juga sebagai pekerja rumah tangga serta sebagai pengelola rumah tangga dimana keluarga terdiri dari beberapa anggota (ayah, ibu, anak).

Teori Gender dan Peran Perempuan

Menurut Narwoko, gender adalah suatu konsep hubungan sosial yang membedakan (terpisah atau terpisah) fungsi dan peran laki-laki dan perempuan. Pembedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan tidak ditentukan karena terdapat perbedaan biologis atau kodrati di antara keduanya. Tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai akibat dari kesepakatan atau pembentukan masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, konstruksi budaya memberikan kontribusi yang kuat dalam memposisikan peran laki-laki dan perempuan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa gender adalah perbedaan fungsi dan peran laki-laki dan perempuan karena konstruksi sosial, dan bukan sekedar jenis kelamin. Gender sendiri dapat berubah sewaktu-waktu tergantung konstruksi masyarakat tertentu mengenai posisi peran gender laki-laki dan perempuan.

Kerangka Pikir (Kerangka Konseptual)

Kusnadi mengatakan “peran ekonomi perempuan pesisir cukup kuat dan mendominasi, baik di tingkat keluarga maupun di masyarakat. Jika demikian, maka penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada masyarakat perkotaan di Sulawesi Selatan, (2) Jika mengurus keluarga merupakan tugas utama angkatan kerja perempuan, maka setelah kegiatan berakhir, waktunya masih bisa digunakan untuk berbagi aktivitas lainnya. Namun, anggapan bahwa pencari nafkah utama adalah laki-laki, sedangkan perempuan mengurus rumah, membuat perempuan terlihat semakin tidak berdaya.

Padahal, waktu perempuan lah yang menyita sebagian besar waktunya, ditambah lagi dengan pekerjaan rumah tangga di rumah. Apalagi ada pola pikir yang menganggap peran perempuan hanya sebatas mengurus rumah, bekerja di dapur, baik, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal-hal di luar itu menjadi tidak penting. Sedangkan peran suami adalah sebagai laki-laki sebagai ayah dalam rumah tangga, yang bertugas sebagai pencari nafkah utama dan bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dalam keluarga, guna menjaga keharmonisan keluarga.

Peran Suami Istri dalam Rumah Tangga

Solusi Teoritik Terhadap Keseimbangan Peran

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Pengelolaan Peran Peneliti
  • Lokasi penelitian
  • Deskripsi Fokus Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Teknik Wawancara (Interview)
    • Observasi (Observation)
    • Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data
  • Keabsahan Data
    • Fokus Penelitian
  • Subyek Penelitian

Deskripsi penelitian digunakan agar tidak menimbulkan multitafsir, yaitu dengan membatasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Nelayan yang menjual ikan. Berdasarkan sumber data penelitian yang akan digunakan untuk penelitian, ada data primer dan data sekunder yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti, yang dilakukan melalui wawancara mendalam untuk mengetahui fakta-fakta sosial yang menjadi fenomena dalam penelitian ini. . Penelitian ini berfokus pada profesi sebagai penjual ikan, serta sumber-sumber tertulis yang relevan dengan penelitian ini.

Berdasarkan sumber data penelitian yang akan digunakan untuk penelitian, ada data primer dan data sekunder yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti yang dilakukan melalui wawancara mendalam untuk menggali fakta sosial yang menjadi fenomena dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan model interaktif. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, memahami alasan istri nelayan terlibat dalam pekerjaan sebagai penjual ikan dan pencari nafkah di Desa Lonrae, Kecamatan Taneteriattang Timur, Kabupaten Bone.

Gambar 3.1  Analisis data Model Interaktif  Milles Huberman (Rohadi,1992).
Gambar 3.1 Analisis data Model Interaktif Milles Huberman (Rohadi,1992).

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kabupaten Bone berbatasan dengan wilayah sebagai berikut: Kabupaten Wajo di utara, Kabupaten Sinjai di selatan, Kabupaten Soppeng, Maros, Pangkep, Barru di barat. Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak pada koordinat antara 404×43″ s/d 508×45″ Lintang Selatan dan 119049×3″ sd 112025×9‚ Bujur Timur. Keadaan pertumbuhan pembangunan daerah di Kabupaten Bone saat ini mengalami peningkatan dengan pertumbuhan yang positif pada semua sektor, hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan pembangunan yang dibarengi dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.

Kabupaten Bone sedang dalam tahap perkembangan dengan pertumbuhan yang dicapai.Lokasi penelitian berada di salah satu wilayah Kabupaten Bone yang terletak di Desa Lonrae, Kecamatan Taneteriattang Timur, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Suku Bajo merupakan suku bangsa Indonesia di Sulawesi Selatan yang bermukim di Desa Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Menurut sejarahnya, wilayah Bajoe Kecamatan Taneteriattang Timur dulunya merupakan salah satu desa di Kecamatan Taneteriattang, kemudian dimekarkan menjadi Taneteriattang Timur yaitu Desa Bajoe. Di wilayah ini suku Bajo Bajoe awalnya mempunyai saham di pelabuhan. Suku Bajoe, dari segi aktivitasnya yang terkesan dominan, namun sebagai peneliti dan pemerhati perempuan di rumah.Suku Bajo di Bajoe justru memberikan motivasi kepada Suku Bugis yang tinggal di pesisir pantai Bajoe, yang ditandai dengan jumlah suku Bajo yang banyak. yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

Karakteristik Informan (Istri Nelayan)

Aktivitas ibu rumah tangga, ketika suaminya pulang dari melaut, istri nelayan membawa ikan yang dibawanya ke pasar dan menjualnya kepada penjual ikan di pasar. Usia Istri Nelayan (49 tahun) Dari segi pendidikan, Istri Nelayan ini hanya tamat Sekolah Dasar, namun dilihat dari kiprahnya sebagai Istri Nelayan membantu Suami dalam memenuhi kebutuhan keuangan rumah tangga di menjalankan aktivitasnya sebagai penjual. Kesibukan istri nelayan ini merupakan keseharian yang digelutinya selama kurang lebih 10 tahun, dan secara sosial ekonomi nampaknya kehidupannya sudah mapan.

Kemudian dari segi pendapatan, istri nelayan memperoleh penghasilan minimal tujuh juta hingga sepuluh juta dan maksimal lima belas juta hingga dua puluh juta per orang. Dilihat dari kehidupan sosial ekonominya, istri nelayan ini termasuk dalam kategori masyarakat yang cukup berkecukupan, dibandingkan dengan beberapa komunitas nelayan di wilayahnya, dapat dibedakan dari fasilitas yang digunakannya cukup cukup, terbukti dari aktivitasnya. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk usaha yang ia bangun yang dianggap oleh istri nelayan sebagai “hobi”.

BAB V

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pikir
Gambar 3.1  Analisis data Model Interaktif  Milles Huberman (Rohadi,1992).
Tabel 4.1 Karakteristi Istri Nelayan Sebagai Informan Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Kapal ikan atau perahu nelayan yang digunakan untuk melaut adalah jenis pangrango dengan satu mesin utama yang berada pada tengah kapal bagian belakang,dimana kapal itu masih belum