• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN MONEV

WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS

Jakarta, 30 Oktober 2011

Catatan Umum Kegiatan :

 Hampir semua peserta datang sesuai dengan jadwal acara. Sebelum kegiatan, banyak peserta yang sudah hadir di tempat kegiatan. Peserta datang dan mengisi daftar hadir, database dan menyerahkan tiket, surat tugas dan SPPD kepada sekretariat.

 Kegiatan dimulai sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan, yaitu pukul 10.00. Acara diawali dengan penjelasan mengenai urgensi uji kompetensi terhadap tenaga kesehatan oleh Koordinator komponen 2.

 Presentasi peserta yang hadir pada acara ini cukup baik. Dari 71 undangan 68 orang dapat datang dan mengikuti kegiatan hingga selesai. Ada 2 institusi yang membawa lebih dari 1 perwakilan, yaitu UIN Jakarta dan Univ Gresik

 Selama proses diskusi, banyak peserta yang terlihat antusias dan semangat dalam mengajukan pertanyaan, kritik dan saran terkait uji coba CBT yang akan dilakukan.

 Pemimpin sidang dan tim uji coba ners yang hadir dalam kegiatan sangat akomodatif dalam menjawab pertanyaan tiap peserta sehingga proses diskusi dapat berjalan dengan tertib dan lancar.

 Output dari workshop dapat tercapai yaitu peserta memahami konsep dan teknis dasar uji coba uji kompetensi CBT yang akan dilakukan dan peserta dapat menunjukkan antusiasme peserta dalam mendukung try out uji kompetensi yang akan dilakukan . Beberapa peserta mengajukan diri untuk menjadi centre CBT di daerahnya dengan dasar kesediaan dan fasilitas yang mereka milliki.

Detail Monitoring dan Evaluasi Kegiatan :

MONITORING EVALUASI REKOMENDASI

ASPEK INPUT

Peserta Pertemuan

1. Peserta yang dilibatkan dalam sosialisasi ini adalah perwakilan dari institusi pendidikan keperawatan S1 Keperawatan yang telah memiliki program studi Ners dan akan meluluskan mahasiswa Ners pada tahun 2012 nanti. Calon lulusan ini yang diperkirakan akan mengikuti uji kompetensi Ners di tahun 2012.

2. Peserta yang diundang tidak hanya dari perwakilan institusi pendidikan, tetapi juga dari stakeholder yang terlibat dalam

1. Untuk sosialisasi yang lebih menyeluruh dan meluas tentang pelaksanaan uji kompetensi ners yang akan dilaksanakan di tahun-tahun kedepan akan lebih baik jika tidak hanya institusi pendidikan yang sudah memiliki pendidikan ners saja yang diundang, tetapi juga institusi pendidikan yang sedang menunggu ijin penyelenggaraan program studi ners di institusi mereka.

2. Mengingat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) juga berperan dalam proses sertifikasi tenaga kesehatan,

(2)

penyelenggaraan uji kompetensi tenaga kesehatan seperti MTKI dan LPUK.

3. Ketua organisasi profesi, PPNI, juga telah diundang, tetapi beliau tidak dapat datang dan diwakili oleh Ibu Rita Sekarsari. Sayangnya ketua asosiasi institusi pendidikan, AIPNI tidak dapat hadir dan tidak ada yang mewakili. Meski demikian ada beberapa anggota AIPNI yang hadir pada acara ini, seperti Bpk I Made Kariasa yang bertindak sebagai LO pada kegiatan ini.

4. Secara umum participation rate dari kegiatan ini sebanyak 82% dengan 2 orang yang tidak hadir dari AIPNI dan BPPSDM. Narasumber dari KB UKDI dapat terwakili oleh Ibu Riyani Wikaningrum dalam menjawab pertanyaan peserta mengenai pelaksanaan UKDI.

akan lebih baik jika mereka diundangan dalam kegiatan sosialisasi ini. Sekaligus sebagai forum audiensi awal bagi pihak LPUK yang nantinya akan banyak berkoordinasi dengan pihak BNSP.

3. Meskipun ada pengurus AIPNI yang hadir pada acara ini, akan lebih baik jika Ketua AIPNI yang diundang dapat hadir sendiri atau menunjuk perwakilannya secara khusus.

4. Sebaiknya sebelum pelaksanaan kegiatan dipastikan dengan benar RSVP pihak-pihak tersebut atau pihak yang mewakili supaya tidak sampai terjadi mis-informasi pada lembaga yang diundang, mengingat pentingnya peran pimpinan lembaga-lembaga ini dalam pelaksanaan uji kompetensi ners.

ASPEK PROSES

Proses Diskusi

1. Penjelasan pertama yang diberikan kepada peserta sosialisasi adalah tentang urgensi uji kompetensi dan pentingnya memiliki standar dan uji kompetensi terhadap tenaga kesehatan. Materi ini disampaikan oleh Koordinator komponen 2. Pada saat penjelasan ini tidak ada materi slideshow yang ditampilkan.

2. Materi yang disampaikan adalah hasil pertemuan tim try out CBT ners dan segala persiapan yang telah dilakukan oleh tim tersebut dalam pelaksanaan try

out CBT ners. Peserta aktif dalam

mendengarkan dan memberikan pertanyaan kepada pemberi materi. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta, terlihat masih cukup banyak

1. Sebaiknya dalam memberikan penjelasan mengenai hal ini kepada peserta, ada slideshow yang ditampilkan supaya ada gambaran bagi peserta mengenai materi yang disampaikan.

2. Untuk memperlancar kegiatan sosialisasi dan agar peserta lebih memahami materi sosialisasi, akan lebih baik jika sebelumnya peserta sudah memiliki hardcopy materinya. Dan materi bisa diberikan pada saat registrasi peserta.

(3)

peserta yang belum memahami benar standar kompetensi yang akan diujikan kepada peserta ujian serta dengan mekanisme sertifikasi setelahnya. Dengan penjelasan yang diberikan oleh narasumber, baik LO ners maupun pihak MTKI, peserta menjadi lebih mengerti tentang uji kompetensi dan mekanisme sertifikasi baik bagi lulusan baru tahun 2012 maupun bagi tenaga kesehatan yang sudah memiliki SIP atau STR sebelum tahun 2012.

3. Secara umum, proses diskusi berjalan lancar dan tertib. Pertanyaan diberikan kepada narasumber secara bertahap dengan sistem per sesi untuk meningkatkan peran serta peserta untuk bertanya. Banyak informasi penting mengenai teknis dari try out CBT yang akan dilakukan yang menjadi pengetahuan baru bagi peserta sehingga peserta lebih memahami terhadap proses uji coba CBT tersebut.. Narasumber mampu menjelaskan materi secara informatif dan mampu menjawab pertanyaan pada sesi diskusi dengan jelas.

4. Antusiasme peserta sebagai perwakilan institusi untuk menjadi CBT centre di daerah masing-masing cukup tinggi. Beberapa peserta mengungkapkan kesediaan untuk menjadi centre karena telah memiliki fasilitas yang disyaratkan dan belum terdapat CBT centre yang lokasinya dekat dengan institusi pendidikan mereka.

3. Peran narasumber sangat dibutuhkan mengingat tujuan kegiatan ini adalah melakukan sosialisasi kegiatan yang merupakan kegiatan pilot project pada pendidikan Ners. Peserta harus dibekali informasi yang jelas baik dari aspek konsep maupun teknis dari try out yang akan dilakukan. Saran dan informasi narasumber yang sudah berpengalaman dalam melakukan try out CBT dari profesi kedokteran dapat meminimalkan masalah yang mungkin terjadi pada kegiatan try out tersebut. Namun, peserta memang sebaiknya dibekali oleh materi berupa

handout sehingga bisa memberikan

informasi kepada instituai mengenai hasil sosialisasi dan kegiatan yang akan dilakukan.

4. Proses untuk menjadi CBT centre daerah merupakan proses yang bertahap. Oleh karena itu, CBT centre pusat harus segera melakukan proses penentuan CBT centre baru tersebut berdasarkan kesediaan dari institusi dan jika institusi memang telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

ASPEK OUTPUT

Output Pertemuan

1. Output kegiatan sosialisasi telah tercapai dengan baik. Pertanyaan yang diajukan

1. Pemetaan terhadap kapasitas institusi pendidikan keperawatan

(4)

oleh peserta pun adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkualitas secara dan konten mampu memperjelas materi yang telah diberikan sebelumnya. Peserta menjadi lebih memahami pentingnya uji kompetensi bagi lulusan dari institusi yang dipimpinnya. Bahkan pada saat narasumber menjelaskan tentang lokasi-lokasi CBT center yang akan digunakan dalam try out CBT nanti, akhirnya banyak peserta yang mengajukan diri agar institusinya dapat menjadi salah satu CBT Center yang digunakan dalam try out atau dalam pelaksanaan uji kompetensi yang sebenarnya.

perlu dilakukan untuk melihat kapasitas peserta yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan try out uji kompetensi ners maupun pada saat pelaksanaan uji kompetensi yag sebenarnya nanti.

Dalam rangka menjaring feedback peserta untuk mengevaluasi beberapa aspek substansi dan teknis dari pelaksanaan workshop, tim monev telah menyebarkan kuesioner tingkat persepsi kepada seluruh peserta workshop. Dari 68 kuesioner yang disebarkan kepada peserta, 59 kuesioner terkumpul kembali untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.

Tingkat persepsi dinilai terhadap parameter substansi dan teknis sesuai dengan yang tertera pada tabel di bawah ini, dengan skala likert 1 – 4, dimana angka 1 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling tidak sesuai dengan yang diharapkan dan angka 4 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling sesuai dengan yang diharapkan.

PARAMETER SUBSTANSI TINGKAT PERSEPSI

A Uji kompetensi sebagai exit exam adalah kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa pembinaan terhadap re-taker uji kompetensi masih menjadi tanggung jawab institusi pendidikan

1 2 3 4

B Uji kompetensi dengan CBT applicable untuk diterapkan di semua institusi pendidikan Keperawatan yang ada di Indonesia

1 2 3 4

C Uji kompetensi CBT mampu menilai knowledge dan skills peserta uji kompetensi secara komprehensif

1 2 3 4

D Uji kompetensi dengan metode CBT dinilai lebih efektif dibandingkan dengan uji tulis

1 2 3 4

E Institusi telah memahami pentingnya try out uji kompetensi dan memahami prosedur try out secara komprehensif

1 2 3 4

(5)

PARAMETER TEKNIS TINGKAT PERSEPSI G TOR workshop dan arahan pada awal workshop memberikan big picture

mapping pelaksanaan workshop dan target yang hendak dicapai 1 2 3 4

H Metode pelaksanaan workshop (kuliah, diskusi interaktif dan diskusi

kelompok) dinilai efektif dalam menghasilkan output sesuai target 1 2 3 4

I Output workshop telah optimal dan sesuai dengan yang diarahkan pada

TOR 1 2 3 4

J Responsiveness pelayanan yang diberikan oleh panitia telah optimal 1 2 3 4

K Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop menunjang produktivitas

workshop 1 2 3 4

Dari 55 kuesioner yang kembali, berikut adalah hasil rekapitulasi dari tingkat persepsi peserta terhadap pelaksanaan workshop sosialisasi try out CBT uji kompetensi ners.

Hal yang cukup jelas terlihat dari grafik diatas adalah bervariasinya persepsi peserta terhadap persiapan sarana dan prasarana CBT di setiap institusi. Dari 59 peserta, ada 14 peserta atau sekitar 24% yang tingkat persepsinya tidak sesuai dengan pernyataan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena ada beberapa institusi yang merasa belum siap untuk menyediakan fasilitas berupa unit komputer untuk pelaksanaan uji kompetensi dengan CBT. Namun dengan sekitar 76% peserta yang persepsinya cukup sesuai hingga sangat sesuai akan hal ini serta melihat antusiasme beberapa peserta yang ingin mengajukan institusinya untuk menjadi CBT center, maka bisa saja nantinya profesi keperawatan mampu memiliki CBT center sendiri. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 A B C D E F G H I J K 1 2 1 2 3 14 0 0 1 1 0 6 11 9 2 4 20 8 6 7 2 5 28 18 35 23 23 14 26 27 33 27 15 23 28 14 31 28 11 25 26 18 28 39

Tingkat Persepsi Terhadap WS Sosialisasi Try Out

CBT Uji Kompetensi Ners

(6)

Hampir semua parameter teknis dinilai dengan sesuai dan sangat sesuai oleh peserta. Akan

tetapi, pada poin yang berkaitan dengan TOR dan arahan yang diberikan pada awal workshop, ada beberapa peserta yang menyatakan cukup sesuai dalam memberikan big

picture mapping pelaksanaan workshop dan target yang hendak dicapai.

Hasil evaluasi dan rekomendasi yang diberikan oleh monev CPCU terhadap kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi input bagi stakeholders gizi dan tim try out CBT ners pada khususnya, dalam melakukan persiapan try out CBT nanti. Dengan dilaksanakannya try out CBT terhadap calon lulusan Ners, diharapkan hasilnya nanti dapat menjadi feedback bagi setiap institusi yang terlibat untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Selain itu, try out ini dapat berfungsi untuk memberi gambaran tentang uji kompetensi sebenarnya bagi peserta

try out yang dilibatkan.

Jakarta, 30 Oktober 2011

Referensi

Dokumen terkait

Ada empat kelas kelompok tani yaitu Kelas Kelompok Tani Pemula, Lanjut, Madya dan Utama.Pada kelompok tani Kelas Madya, merupakan kelas berikutnya setelah kelas

Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan

SIP tidak menyediakan layanan secara langsung, tetapi menyediakan pondasi yang dapat digunakan oleh protokol aplikasi lainnya untuk memberikan layanan yang lebih

Didalam penelitian ini, dilakukan prediksi untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk, kebutuhan air, dan ketersediaan air sungai Ciliwung ruas jembatan Panus

Salah satu cara untuk menghindarkan jenis pengrusa kan semacam ini ialah dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu yang dirancang khusus dimana alat

Keadaan yang meningkatkan sintesis hepcidin dikenal sebagai faktor yang positif seperti inflamasi dan peningkatan cadangan zat besi dalam tubuh yang berkaitan

Akibatnya tidak semua masyarakat dapat mene- rima informasi yang kongkrit dari implementasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan gratis yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Di Indonesia, tingkat Inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 