• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN MONEV

WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT

LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS

Jakarta, 4-5 Mei 2012 Catatan Umum Kegiatan :

 Acara yang dijadwalkan untuk dimulai pada pukul 14.00 tertunda selama 35 menit sehingga baru dimulai pada pukul 14.35. Meskipun demikian, agenda acara yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai rencana dan hasil berupa deskripsi tinjauan hasil sinkronisasi dapat dihasilkan

Tujuan dari kegiatan workshop sinkronisasi blue print uji kompetensi perawat lulusan jenjang DIII dan Ners ini adalah untuk menyesuaikan kerangka umum dan rancangan sistem uji kompetensi perawat Indonesia baik untuk lulusan diploma III maupun Ners dan untuk menyusun rancangan kisi-kisi dan standar kelulusan uji kompetensi perawat Indonesia (tersedianya blue print uji kompetensi).

 Presentase peserta yang hadir dalam acara ini cukup baik yaitu sebesar 81,3%. Dari 43 peserta yang diundang, sebanyak 35 peserta hadir pada kegiatan sinkronisasi ini. Terdapat beberapa peserta datang terlambat, namun tidak mengganggu jalannya kegiatan secara umum.

 Peserta terlibat aktif dalam setiap kegiatan ini. Dalam diskusi kelompok yang dilaksanakan pada hari kedua, semua peserta memberikan masukan secara aktif terhadap tinjauan yang sedang dibahas.

 Pimpinan sidang dan LO kegiatan mampu mengarahkan jalannya kegiatan dengan baik dan mampu mengakomodasi peserta untuk aktif bertanya pada sesi diskusi.

 Narasumber dapat menjelaskan secara mendetail dan jelas mengenai konsep blue print yang akan dilakukan sinkronisasi dan mampu menjawab pertanyaan peserta terhadap hal-hal yang membutuhkan konfirmasi

 Berdasarkan TOR kegiatan, output dari sinkronisasi ini adalah mendapatkan blue print yang telah disinkronisasi dan disepakati oleh stakeholders perawat di Indonesia serta tersusunnya konsensus berkenaan rancangan kerangka acuan dari uji kompetensi perawat sudah. Pada kegiatan ini, output yang dihasilkan adalah deskripsi, justifikasi/rasionalisasi, kedalaman masing-masing tinjauan dan matriks presentase kedalamana tinjauan untuk DIII dan Ners.

Detail Monitoring dan Evaluasi Kegiatan :

MONITORING EVALUASI REKOMENDASI

ASPEK INPUT Peserta Pertemuan

1. Peserta kegiatan merupakan perwakilan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), Asosiasi Pendidikan Diploma

1. Sebelum dimulainya acara, akan lebih baik apabila masing-masing peserta telah diberikan materi draf

(2)

Keperawatan Indonesia (AIPDiKI) dan Kolegium Keperawatan. Peserta tampak sudah memahami kurikulum pendidikan Ners dan diploma sehingga mampu memberikan saran dan masukan sesuai dengan tujuan sinskronisasi blue print. Disamping itu peserta juga telah memahami sistematika pembuatan soal uji kompetensi sehingga dalam menjabarkan kompetensi ke dalam blue print soal tidak menghadapi kendala.

2. Participation rate peserta kegiatan ini sebesar 81,3 %. Sebanyak 8 undangan tidak hadir dalam kegiatan ini. Peserta yang tidak hadir merupakan perwakilan dari AIPNI, AIPDiKI dan Kolegium Keperawatan Ners, Kolegium KMB, dan Kolegium Manajemen Keperawatan. Peserta yang tidak hadir tidak berpengaruh besar terhadap jalannya acara karena sinkronisasi deskripsi tinjauan sudah bisa dilakukan oleh peserta yang hadir.

blue print Ners dan DIII keperawatan yang telah tersusun sebelumnya. Sehingga pada saat kegiatan sesi memberikan input pada masing-masing blue print, input peserta akan bisa terjaring lebih banyak untuk sinkronisasi ini. Selain itu, jika blue print telah diinformasikan kepada peserta, masing-masing tim Pokja Ners maupun DIII telah menyiapkan justifikasi dari masing-masing tinjauan dan sub tinjauan yang telah dibuat sehingga siap untuk dipresentasikan kepada peserta rapat yang lain dan sinkronisasi dapat dilakukan berdasarkan input dan justifikasi yang ada.

2. Dalam memastikan kahadiran peserta sebaiknya tidak hanya dari secretariat HPEQ yang berperan aktif dalam melakukan konfirmasi kedatangan untuk kegiatan. Asosiasi Institusi Pendidikan juga diharapkan melakukan konfirmasi ini karena peserta lebih terikat secara kepentingan dengan Asosiasi Institusi Pendidikan sehingga komunikasi akan lebih mudah dilakukan.

ASPEK PROSES Proses

Diskusi

1. Peserta dari AIPNI, AIPDiKI dan Kolegium mampu bekerja sama dengan baik. Pada awalnya, proses diskusi berjalan secara pleno, namun dalam diskusi kelompok untuk menghasilkan output berupa deskripsi, justifikasi, tingkat kedalaman dan matriks presentase tinjauan, setiap kelompok sudah terdiri dari perwakilan masing-masing asosiasi dan kolegium.

2. Narasumber mampu mempresentasikan materi mengenai blue print uji kompetensi

1. Dalam menciptakan suasana yang solid dan mampu bekerja sama antar asosiasi intitusi, akan lebih baik apabila tidak ada pengelompokan berdasarkan asosiasi. Mekanisme kerja sama kelompok yang anggotanya terdiri dari perwakilan setiap asosiasi yang hadir sudah efektif sehingga transfer pengetahuan dan penyesuaian kompetensi dapat dilakukan lebih terarah dan maksud tujuan masing-masing asosiasi dapat terfasilitasi 2. Waktu presentasi narasumber sudah

(3)

dengan jelas dan interaktif. Selain itu, materi presentasi juga sangat komunikatif sehingga peserta terpacu untuk menanyakan hal-hal yang pada diskusi sebelumnya membutuhkan konfirmasi lebih lanjut. Antusiasme peserta dalam sesi diskusi dengan narasumber menunjukkan bahwa walaupun peserta telah memiliki pengalaman dalam melakukan pembuatan / review soal, peningkatan pemahaman mengenai blue print tetap harus dilakukan dalam menghasilkan soal uji kompetensi yang berkualitas, komprehensif dan sesuai dengan tingkat kompetensi yang akan dicapai.

3. Liaison Officer (LO) kegiatan telah menjalankan perannya dengan baik. Pada saat diskusi kelompok, LO mendampingi masing-masing kelompok secara bergantian. Namun dari input peserta diharapkan LO dapat bersikap netral dan lebih memfasilitasi ide-ide peserta sehingga peserta bisa juga bisa termotivasi untuk berperan aktif lebih lanjut. .

pertengahan kegiatan. Sehingga pada awal kegiatan sebelum presentasi narasumber dilakukan, peserta telah melakukan diskusi terlebih dahulu dan mengidentifikasi hal-hal yang membutuhkan konfirmasi. Pada sesi

presentasi narasumber,

permasalahan tersebut bisa didiskusikan dengan narasumber dan kemudian peserta dapat membahas kembali hal-hal tersebut berdasarkan input narasumber.

3. Untuk kegiatan yang melibatkan beberapa organisasi dan asosiasi serta stakeholders lain, peran LO sangat penting untuk mengarahkan peserta dalam mencapai output sehingga diharapkan dapat memfasilitasi semua ide peserta dengan baik.

ASPEK OUTPUT Output

Pertemuan

1. Output dari kegiatan ini berupa deskripsi tinjauan yaitu tinjauan keilmuan, proses keperawatan, kebutuhan dan sistem yang telah disinkronisasi antara Ners dan DIII Keperawatan. Masing-masing kelompok telah membahas deskripsi judul, justifikasi, kedalaman dan presentase kedalaman tinjauan untuk lulusan perawat DIII dan Ners. Namun pada tinjauan kebutuhan masih terdapat sub tinjauan yang masih harus dibahas mengenai deskripsi, justifikasi, kedalaman dan presentase kedalaman tinjauannya.

1. Perlu dilakukan pertemuan lanjutan sinkronisasi blue print, untuk membahas deskripsi masing-masing tinjauan dan levelling DIII dan Ners secara lebih mendetail dan komprehensif.

Dalam rangka menjaring feedback peserta untuk mengevaluasi beberapa aspek substansi dan teknis dari pelaksanaan workshop sinkronisasi blue print uji kompetensi perawat lulusan jenjang DIII dan Ners. Tim monev telah menyebarkan kuesioner tingkat persepsi kepada seluruh peserta workshop. Dari 32 kuesioner yang disebarkan kepada peserta, 19 kuesioner terkumpul kembali untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.

(4)

Tingkat persepsi dinilai terhadap parameter substansi dan teknis sesuai dengan yang tertera pada tabel di bawah ini, dengan skala likert 1 – 4, dimana angka 1 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling tidak sesuai dengan yang diharapkan dan angka 4 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling sesuai dengan yang diharapkan.

PARAMETER SUBSTANSI

A Kerjasama antar stakeholders telah optimal dalam melakukan harmonisasi blue print uji kompetensi DIII perawat dan Ners

B Blue print yang telah diharmonisasikan dapat menjadi landasan penyusunan soal uji kompetensi

DIII perawat dan Ners yang lebih berkualitas

C Narasumber memberikan pemahaman secara komprehensif kepada peserta

D Blue print yang telah disinkronisasi menunjukan leveling kompetensi pada jenjang DIII dan Ners

sesuai dengan standar kompetensi perawat Indonesia

PARAMETER TEKNIS

E TOR workshop dan arahan pada awal workshop memberikan big picture mapping pelaksanaan

workshop dan target yang hendak dicapai

F Metode pelaksanaan workshop (kuliah, diskusi interaktif dan diskusi kelompok) dinilai efektif

dalam menghasilkan output sesuai target

G Output workshop telah optimal dan sesuai dengan yang diarahkan pada TOR

H Responsiveness pelayanan yang diberikan oleh panitia telah optimal

I Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop menunjang produktivitas workshop

Berdasarkan analisis rekapitulasi kuesioner monitoring dan evaluasi kegiatan yang diisi oleh peserta maka didapatkan hasil sebagai berikut.

(5)

Secara umum, peserta menilai bahwa semua parameter (baik susbtansi maupun teknis) dinilai telah sesuai dengan harapan peserta. Semua parameter substansi yang dinilai oleh peserta sesuai yaitu kerjasama antar stakeholders telah optimal dalam melakukan harmonisasi blue print uji kompetensi DIII perawat dan Ners, blue print yang telah diharmonisasikan dapat menjadi landasan penyusunan soal uji kompetensi DIII perawat dan Ners yang lebih berkualitas, narasumber memberikan pemahaman secara komprehensif kepada peserta, dan blue print yang telah disinkronisasi menunjukan leveling kompetensi pada jenjang DIII dan Ners sesuai dengan standar kompetensi perawat Indonesia. Namun pada parameter Blue print yang telah disinkronisasi menunjukan leveling kompetensi pada jenjang DIII dan Ners sesuai dengan standar kompetensi perawat Indonesia, 26% dari hasil kuesioner mempersepsikan blue print hanya cukup sesuai dengan standar kompetensi perawat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dalam finalisasi sinkronisasi yang akan dilakukan, standar kompetensi harus menjadi rujukan agar kompetensi yang masuk ke dalam blue print sesuai dengan standar nasional. Pada aspek parameter teknis, semua parameter dinilai telah sesuai dengan harapan peserta. TOR kegiatan yang berfungsi sebagai panduan dalam mencapai output dinilai telah sesuai namun diharapkan TOR kegiatan bisa lebih spesifik dan rinci. Metode pelaksanaan kegiatan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 A B C D E F G H I 14 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 0 3 2 0 0 12 12 9 10 15 8 11 5 2 6 6 9 4 4 8 6 14 17

Tingkat Persepsi Terhadap Workshop Sinkronisasi Blue Print Uji Kompetensi Perawat Lulusan Jenjang Diploma III dan Ners

4-5 Mei 2012

(6)

dalam menjaring masukan peserta juga dinilai telah sesuai dengan harapan peserta dalam menghasilkan output.

Finalisasi blue print yang telah disinkronisasi diharapkan agar deskripsi tinjauan, sub tinjauan, kedalaman dan presentase tinjauan yang telah dihasilkan dalam workshop ini dapat dibahas kembali secara detail dan pedoman pembuatan soal untuk uji kompetensi lulusan DIII Keperawatan dan Ners dapat dihasilkan. Tahap selanjutnya, sosialisasi blue print hasil sinkronisasi kepada stakeholders merupakan kegiatan yang diperlukan sehingga stakeholders memiliki pemahaman yang sama mengenai kompetensi yang akan dicapai melalui uji kompetensi dan masing-masing stakeholders mampu berperan dalam pencapaian kompetensi tersebut.

Hasil evaluasi dan rekomendasi yang diberikan oleh monev CPCU terhadap kegiatan ini diharapkan dapat menjadi input bagi tim pokja dalam melakukan finalisasi blue print soal uji kompetensi lulusan perawat DIII dan Ners. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners, Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma Keperawatan, Kolegium, dan Stakeholders lainnya diharapkan mampu bekerja sama secara efektif dalam penyusunan blue print ini sehingga uji kompetensi lulusan keperawatan dapat dilaksanakan secara terstandar, komprehensif mencakup semua kompetensi yang diharapkan untuk tercapai. Ke depannya, uji kompetensi dapat menjadi sistem untuk menjamin kualitas lulusan untuk menciptakan tenaga keperawatan yang memiliki kualifikasi berstandar nasional dan juga dapat bersaing secara internasional.

Jakarta, 7 Mei 2012

Dita Pertiwi

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT NIAS DI KECAMATAN TELUK DALAM DAN KECAMATAN GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN ... Sengketa Waris Pada

POKJA UKBM Dewi dan Siti Kalsum POKJA Peng.. pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat

Di Indonesia, tingkat Inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode yang bersifat Deskriptif pada pendekatan kasus di Dinas Kominfo Jabar yang merupakan

Pedoman ini menetapkan besaran indeks komponen harga satuan bahan bangunan, indeks tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap satuan volume pekerjaan

Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh citra merek terhadap kepuasan pada Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta, menguji pengaruh

(1) Menurut ahli isi mata pelajaran, game edukasi dengan materi Panca Yama Bratha pada mata pelajaran Agama Hindu kelas IV semester II berada pada kualifikasi sangat

pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi seluruh permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII di