PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS (STUDI PADA MASYARAKAT
ADAT NIAS KABUPATEN NIAS SELATAN)
TESIS
Oleh
MEMORI PERDAMAIAN LAOLI
147011150/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS (STUDI PADA MASYARAKAT
ADAT NIAS KABUPATEN NIAS SELATAN)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MEMORI PERDAMAIAN LAOLI
147011150/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS (STUDI PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS KABUPATEN NIAS SELATAN)
Nama Mahasiswa : MEMORI PERDAMAIAN LAOLI Nomor Pokok : 147011150
Program Studi : KENOTARIATAN
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Dr.T.Keizerina Devi A,SH,CN, MHum) (Dr.Idha Aprilyana Sembiring,SH,MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 19 Desember 2016
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum 3. Dr. Edy Ikhsan, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MEMORI PERDAMAIAN LAOLI
Nim : 147011150
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS (STUDI PADA
MASYARAKAT ADAT NIAS KABUPATEN NIAS
SELATAN)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
ABSTRAK
Hukum waris adat adalah keseluruhan peraturan hukum dan petunjuk-petunjuk adat, yang mengatur tentang peralihan maupun penerusan harta warisan dengan segala akibatnya baik dilakukan semasa pewaris masih hidup maupun sesudah meninggal dunia. Nias adalah wilayah penganut budaya patrilineal, dimana posisi ayah memiliki posisi utama dalam garis keturunan. Umumnya dalam adat masyarakat patrilineal yang boleh menerima warisan adalah orang yang melanjutkan garis keturunan. Ketidakpuasan terhadap bagian dari harta warisan yang diberikan dapat juga terlihat dalam kehidupan masyarakat Nias saat ini. Permasalahan yang terjadi dimana terjadinya pertentangan atau konflik kepentingan antara satu pihak dan pihak lainya, yang menyebabkan perbedaan pendapat sehingga berujung pertengkaran, perbantahan bahkan pertikaian ataupun perselisihan antara ahli waris dalam pembagian warisan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang mengunakan pendekatan yuridis empiris, lokasi penelitian adalah di Kabupaten Nias Selatan pada dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Telukdalam dan Kecamatan Gomo. Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan mengambil 40 responden sebagai sampel. Untuk melengkapi data dilakukan wawancara langsung dengan sejumlah informan serta di lakukan juga studi kepustakaan. Data di analisis secara kualitatif yang kemudian di tafsirkan secara logis dan sistematis dengan menggunakan metode induktif dan deduktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, hukum yang berlaku dalam pembagian warisan adalah Hukum adat dimana anak sulung laki-laki yang berhak membagi warisan ketika pewaris meninggal dunia yang artinya Masyarakat Nias penganut budaya patrilineal, dimana posisi ayah memiliki posisi utama dalam garis keturunan. Pembagian warisan di kabupaten Nias Selatan ada 2 klasifikasi yaitu setelah pewaris meninggal dunia dan sebelum meninggalnya pewaris, penyelesaian sengketa disebut dengan istilah mondrako yang dilaksanakan dengan 3 tahap yaitu melalui musyawarah di sebut denganorahuayang di mulai dari lingkungan keluarga musyawarah ini disebut orahua Zifamakhelo, hasil dari musyawarah ini disebut
angetula zatua, melalui orahua zato yang di hadiri berbagai Tokoh masyarakat, dan
melalui orahua mbanua yang dihadiri beberapa tokoh dan beberapa desa para pihak yang bersengketa keputusan ini disebutangetula mbanuaatau keputusan musyawarah beberapa tokoh kampung.
ii
ABSTRACT
Adat (customary) inheritance law is the whole legal provesions and adat guidance which regulates the ttansfer and bequeathing inheritance with all its consequences during the testator is still alive or dead. Inheritance is realted to the process of bequeathing and transferring concrete and non concrete property from one generation to another one, so that it is closely related to the problem of inheritance. Nias follows patrilineal system in which a father has the main position in the line of the descent which means that patriarchal culture plays a vital role in in heritance. Today, dissatisfaction in heritance distribution can be seen in the community of Nias in Which conflict of interest among to parties can cause disputes among heirs in distributing inheritance. The disputes can be followed u to court or it is not impossible when someone kills his own brother because he thinks that the inheritance is not equally distributed, starting from long argument in which each party claims that the has the right for the land since the testator has died.
The research was descriptive analytic with judicial empirical method. It was conducted in Telukdalam subdistrict and Gomo subdistrict of sauth Nias Regency. The samples were 40 respondents, taken by using purposive sampling technicque. The data were gathered by conducting interviews with a number of informants and library study and analyzed qualititatively and interpreted logically and systematically by using inductive and deductive method.
The result of the research showed that the adat law ini Nias states that the oldest son has the right to distribute inheritance after the father dies. It indicates that in patrilinear system a father has principal position in the line of descent. There two classification inheritance distribution in Sauth Nias: after a testator dies and before a testator dies. The settlement of dispute which is called ‘orahua’, Starting From family circle (‘orahua zifamakhelo’), the result of negotiation which is called ‘ angetula zatua’ , tharough ‘orahua zato’ attended by several public figures and through ‘orahua mbanua’ attended by several public figure from some village of the disputing parties. This settlement is called ‘angetula mbanua’ or the dicision from the negotiation of some village figures.
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Penulis Ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Segala
pernyertaan dan berkat-Nya Penulis dapat memulai, melaksanakan, dan
menyelesaikan masa perkuliahan di Fakultas Hukum Program Studi Magister
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara dan atas izin-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Pelaksanaan Pembagian Warisan Pada Masyarakat Adat Nias (Studi Pada Masyarakat Nias di Kabupaten Nias Selatan)”, telah dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H, MS, CN., Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H, M.Hum dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A. S.H, CN, M.Hum., selaku komisi pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M. Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
selama menyelesaikan pendidikan ini.
iv
telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A. SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta
arahan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti proses kegiatan
perkuliahan.
6. Seluruh staff/ pegawai di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada
penulis selama ini dalam menjalankan pendidikan.
7. Kepada Nantulang Rosdiana Sinaga., Nantulang Restina Simanungkalit.,
Nangtulang Seniman Dachi, Nantulang Linda Rahmani Nehe.,Nantulang Mei
Rawana Lase., abangda Rintho Vransiscus Onniel Laoli SE., Kak Estiriang
Dachi S.Kep., adikku dr. Hening AdilKasih Laoli, Rachel Barachihaena Laoli,
Putra Jaya Perkasa Laoli, Warisan Dalfoni Laoli, Elishabeth Arsenda Dachi,
Carlie Rizki From Nias Ewaldo Oi Moguna Laoli, Daniel Elmoze Wirata Dachi
atas segala dukungan yang telah diberikan selama saya mengikuti masa
perkuliahan, yang selalu mendukung dalam doa maupun materi.
8. Kepada Wanita-wanita Tercantik Di Dunia Yang pernah Jatuh hati, dan yang
pernah menjadi sahabatku dalam keadilan dan kebenaran dalam kasih setia dan
kasih sayang, yang sekaligus menjadi Kekasihku, sahabatku selama-lamanya,
yang begitu luar biasa, yang selalu mendukung dan selalu memberi semangat
kepada saya. Yang tak mau disebutkan namanya.
9. Sahabat seperjuangan “MKN USU Stambuk emas 14’’ yang telah tega
meninggalkan saya berjuang sendiri menulis tesis ini, kepada teman-teman yang
10. Kepada pemuda TAOKANI. Yang di pimpin oleh Jendral muda berpangkat setengah Bintang Laoli MP 6105, Martin Solala Larosa, Hengky Abdiel
Bohalima, SH., Alias Kenzo Sadewa., dan yang lainya yang tak mau disebutkan
namanya, Yang telah membubarkan diri dari kesatuan, Terimakasih
kawan-kawan atas dukungan kalian selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan
perkuliahan di Magister Kenotariatan USU. SALAM PEMUDA !!!
11. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Program Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Group C, Muhammad Jelisonang,
SH., Supriono Tarigan, SH., Mario Borneo Tarigan, SH., Leovin Ginho, SH.,
Darji Safutra, SH, M., Alamsyah Tanjung, SH., Meta Permata Sari Kaban, SH.,
Putri Sartika, SH., Williana Halim, SH., Agusman Siregar, SH., Intan Maisyarah,
SH., Intan Suriani SH, Idelia Cinry Hotmaria Sinambela SH, Muhammadan, SH.,
Maylissa Putri Basana Sianturi., Revina Gisella Kaligis, SH., Putri Sartika, SH.,
Rini Sugiani, SH., Teuku Hendra SH., Vita Risky, SH., serta rekan-rekan MKn
USU angkatan 2014 yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis
baik berupa masukan dan dukungan dalam penulisan tesis ini, sehingga penulisan
tesis ini menjadi lebih baik.
12. Kepada adik- adik Stambuk, semoga perkuliahan kalian lancer dan cepat
menyelesaikan studinya.
Secara Istimewah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Motivator terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan doa, cinta,
kasih sayang, semangat serta dukungan yang tidak henti-hentinya kepada penulis,
yaitu Ayahanda Foarota Laoli, SE, MH., Ibunda. Suasani Dachi., yang dengan penuh
cinta kasih menjaga dan memperjuangkan mulai dari merawat membesarkan,
mendidik, mendukung, serta berupaya memenuhi kebutuhan penulis. Semoga Penulis
menjadi anak yang di banggakan dan selalu memberikan kebahagian di sepanjang
hidupnya.
Kemudian juga, terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan
vi
kolokium, seminar hasil, sampai ujian tertutup, sehingga penulisan tesis ini menjadi
lebih sempurna dan terarah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini jauh dari sempurna,
namun penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, terutama dalam hal pembagian warisan secara Adat.
Ahir Kata Penulis berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
kasih sayang serta berkat yang melimpah dan rahmat-Nya Kepada Kita. Amin.
Medan, Desember 2016 Penulis,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Memori Perdamaian Laoli
Tempat/Tanggal Lahir : Nias, 5 Mei 1989
Alamat : Jln. Sei Bahbolon No 33. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Foarota Laoli, SE, MH
Nama Ibu : Suasani Dachi
II. PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SD Negeri 071211 Lahusa (1996 – 2002)
Sekolah Menengah Pertama: SMP Negeri 1 Telukdalam (2002 – 2005)
Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Telukdalam (2005 – 2008)
Universitas : S1 Fakultas Hukum Universitas Pancabudi Medan (2008-2014)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR ISTILAH ... xi
DAFTAR SKEMA ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Secara Teoritis……... 8
2. Secara Praktis... 8
E. Keaslian Penelitian ... 8
F. Kerangka Teori dan Konsepsi... 10
1. Kerangka Teori ... 10
2. Konsepsi ... 15
G. Metodologi Penelitian ... 19
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 20
2. Metode Pendekatan ... 20
3. Spesifikasi Penelitian ... 21
4. Lokasi Penelitian... 21
5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
7. Alat Pengumpulan Data ... 24
8. Teknik Pengumpulan Data... 25
9. Analisa Data ... 26
BAB II TATA CARA PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT NIAS DI KECAMATAN TELUK DALAM DAN KECAMATAN GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN ... 28
A. Gambaran Daerah Penelitian ... 28
1. Kecamatan Telukdalam... 31
2. Kecamatan Gomo... 32
B. Hukum Waris Adat Pada Umumnya... 33
1. Pengertian Hukum Waris Adat ... 33
2. Asas-Asas Hukum Waris Adat ... 36
3. Unsur-Unsur Waris pada Umumnya... 38
C. Hukum Waris pada Masyarakat Adat di Kabupaten Nias Selatan ... 41
1. Pengertian dan Istilah……... 41
2. Unsur-Unsur Pewaris Pada Masyarakat Adat di Kecamatan Telukdalam dan Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan ... 45
3. Kedudukan Anak dalam Masyarakat Adat di Kecamatan Telukdalam dan Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan ... 56
D. Tata Cara Pembagian Harta Warisan pada Masyarakat Adat Nias di Telukdalam dan Kecamatan Gomo Kabupaten Nias Selatan ... 59
1. Tata Cara Pembagian Harta Warisan pada Masyarakat Adat Nias di Kecamatan Teluk Dalam ……. ... 60
x
BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT KECAMATAN TELUK DALAM
DAN KECAMATAN GOMO DI KABUPATEN NIAS
SELATAN ... 78
A. Garis Keturunan ... 78
B. Masyarakat Nias dan Sistem Perkawinannya ... 79
1. Masyarakat Nias... 79
2. Sistem Perkawinan Menurut Hukum adat Nias ... 80
C. Asal Usul Bentuk Harta Warisan Menurut Waris Adat Nias... 86
D. Pelaksanaan Pembagian Warisan Menurut Hukum Waris Adat Nias di kecamatan Telukdalam dan Gomo Kabupaten Nias Selatan ... 91
BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT NIAS DI KECAMATAN TELUK DALAM DAN KECAMATAN GOMO KABUPATEN NIAS SELATAN ... 98
A. Sengketa Waris Pada Masyarakat Nias... 98
B. Proses Pengambil Keputusan Dalam Menyelesaian Sengketa waris Menurut Hukum Adat Masyarakat Kabupaten Nias Selatan ... 104
C. Penyelesaian Sengketa Pembagian Warisan pada Masyarakat Adat Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Gomo ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 113
A. Kesimpulan ... 113
B. Saran... 115
DAFTAR ISTILAH
Ana’a : Emas
Ana’a Ndradra : Emas yang di tempah yang terdiri dari emas
Batangan yang di buat menjadi sebuah mahkota Atau topi
Ama : Ayah
Ama Ndraono : Panggilan untuk Laki-laki yang sudah menikah
Tapi belum memiliki anak
Aramba : Gendang
Afo/ Nafo/ : Sirih
Böwö : Mahar, Jujuran
Boli Niha : Mahar Pengantin Perempuan
Banua : Kampung
Böröta Niha : Asal Muasal / sebutan orang Yang Pertama
Menghuni Pulau Nias
Balöndrela : Perantara
Balugu : Gelar tertinggi bagi kepala adat
Ere Mbanua : Orang yang memimpin acara-acara ritual
Eu : Kayu
Eu Nomo Hada : Kayu pada rumah adat , biasanya berbentuk Patung
atau ukiran. Yang tidak akan busuk 3-4 keturunan
Fogale : Usaha artinya berjualan
Firö : Sejenis uang logam, bergambar kaisar belanda
Fondrakö : Hukum Adat atau aturan-aturan yang mengatur
Kehidupan Masyarakat Pulau Nias Fangali Nono
Fangali Zanema : Ahli Waris Pengganti
Fangowalu, : Acara atau proses Perkawinan
Faöli : Sebutan untuk laki-laki yang melangsukan
Pernikahan (Istilah Telukdalam)
Fombagi Harato Zatua : Pembagian Harta Warisan orangtua
Fombagi Okhöta Zatua : Pembagian Harta Warisan orangtua
Famagi ondroita Zatua : Pembagian Harta Warisan orangtua
Famagi Harato Zatua : Pembagian Harta Warisan orangtua
Famaigi Niha : Mencari Jodoh
Fame’e Laeduru : Pemberian cincin atau pertukaran cincin tunangan
Famatuasa : Pertunangan
Famalua li, : Famalua atau menjadikan li atau suara atau
xii
mengurangi jumlahBoli Nihayang telah disepakati sebelumnya demi meringankan beban calon menantu.
Fame’e Fakhe Toho : artinya adalahsi’odan beberapa orang dari Kerabat
pihak laki-laki meneyerahkan beras dari keluarga pihak perempuan melalui Sanema Li untuk keperluan pada acara pesta perkawinan.
Fangandro Li Nina : artinya memohon kepada ibu si perempuan supaya
ibu dari pihak perempuan dapat menentukan hari pelaksanaan upacara perkawinan yang sesungguhnya. Dimana dalam jadwal atau waktu yang di tentukan oleh kedua pihak bak perempuan maupun laki-laki kadang-kadang tertundaatau tidak terlaksana sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Fangandro badekhe mböwö : artinya membuat calon penganting perempuan
untuk mengingat segala sesuatu yang telah di ajarkan oleh ibunya selama hidup bersama dalam keluarga orang tuanya.
Famaola li ba nuwu atau
fanaba’o li ba nuwu : Famaola li ba nuwu atau fanaba’o li ba nuwu
artinya masing-masing calon pengantin bersama ibu dan masing-masing calon pengantin pergi kerumah pihak paman yang bersangkutan dapat hadir pada acara perkawinan kedua belah pihak tersebut.
Fangadro Howu-Howu
Zatua : Meminta Doa/ Berkat dari orangtua.
Göndra atau faracia : Gong
Gomo : Nama daerah yang di huni oleh leluhur pertama Orang Nias.
Gama-Gama Nina : Emas yang di pakai oleh ibu berupa Cincin, Gelang,
Kalung dan anting-anting.
Huku Hada : Hukum adat
Huku : Hukum
Hada : Adat
Hili : Gunung
Havea : Karet
Hölu : Sumpah atau kutukan
Harato : Harta
Harato Zatua : Harta orangtua
Iwa Nama(Telukdalam) : Saudara dari ayah
Iwa Nina (Telukdalam) : Saudara dar Ibu
Ina atau Nina : Ibu
Ina Ndraono : Panggilam untuk Perempuan yang sudah menikah Tapi belum memiliki anak
Kabu : Kebun
Kefe : Uang
Laeduru : Cincin
Lafahöluö : Di sumpahi atau di kutuk
Laza : Tanah Persawahan
Lataba mabagi : Dipotong leher
Lumana : Miskin
Lua-Lua Halöwö Danga Nias : Hasil Usahanya
Mubagi/Mombagi Harato : Membagikan harta
Manga’i : Mengambil
Manga’i tanömöNiha : Mengambil benih manusia
Manga’I Niha : Tamu yang mengambil orang Istilah ini berarti
Tamu/Orang yang pergi kepesta untuk menjemput Pengantin Wanita
Mongambatö : Berkeluarga
Mangowalu(Gomo) : Kawin
Masi-masi zatua : Berupa pemberian orangtua atas dasar kasih
sayang.
Mowatö(Telukdalam) : Sebutan untuk wanita yang melangsungkan
Perkawinan atau Pernikahan
Moinihalo,Mangowalu,Faoli : Sebutan untuk wanita maupun untuk laki-laki
yang melangsungkan Perkawinan atau pernikahan (istilah Perempuan dan laki-laki yang menikah Didaerah Gomo tidak ada perbedaan)
Mado : Marga
Maena : Tarian
Mbambatö : Hubungan atau panggilan antara orang tua
Laki-laki dengan orang tua perempuan/ Besan
Naha : Tempat
Ndronga,Ngambatö, Fo’omo : Suami Atau Istri
Niha : Orang/ Manusia
Niha raya : Sebutan untuk Orang Telukdalam
Niha Yöu : Sebutan untuk Orang Gunungsitoli
Niha Siföföna : Asal Muasal Orang Pertama di Pulau Nias
Nukha : Kain atau Pakaian
Nöna Mböla : Sebutan Pemberian Warisan Untuk Perempuan
Yang menikah, yang di gunakan sebagai bekal Hidup Karena begitu tingginya Mahar (Böwö)
Nöna Zilona : Sebutan Pemberian Warisan Untuk Perempuan
xiv
Nohi : Pohon Kelapa
Omo : Rumah
Omo Zatua : Rumah orang Tua
Owasa : Pesta
Ono : Anak
Ono zibaya, ono sibaya : Anak paman
Ono Sia’a Zimatua : Anak Sulung atau anak pertama
Ono Fangali Mbörö zisi : Anak Sulung atau anak pertama Pengganti orang
Ketika orang Tua Meninggal, Sebutan ini hanya Hanya berlaku pada anak laki-laki Sulung Saja.
Ono Niha : Anak Manusia
Ono Alawe (Gomo) : Anak Perempuan
Ono Matua (Gomo) : Anak Laki-laki
Ono Si’alawe (Teluk dalam) : Anak Perempuan
Ono Si’matua(Teluk dalam) : Anak Laki-laki
Ono Nakhi : Anak adek
Okhöta : Harta
Ondröita : Warisan, Harta
Orahu : Berkumpul untuk Mencapai Kata Musyawarah
Orahua zato : Musyawarah lingkungan/ sekampung
Orahua Zifamakhelo : Musyawarah Keluarga
Orahua Mbanua : Musyawarah Desa atau kampung
ö
ri : Wilayah yang terdiri dari beberapa kampongö
ri Toene Asi : Merupakan Sebutan Wilayah Toene Asi YangSekarang di kenal Dengan Kecamatan Toma Desa Hili Satarö
ö
ri Maena Mölö : Merupakan Sebutan wilayah Yang sekarang diKenal dengan Kecamatan Maena Molo
ö
ri Majino : Merupakan Wilayah di Kecamatan Toene Majinö,Desa Majinö
ö
ri Ono lalu : Merupakan Sebutan wilayah Yang sekarang diKenal dengan Kecamatan Ono lalu Wilayah Desa Hili NamöZau’a.
ö
ri Yöu : Merupakan Sebutan wilayah Yang sekarang didikenal dengan Wilayah Kabupaten Nias
ö
ri Raya : Merupakan Sebutan wilayah KecamatanTelukdalam Yang sekarang dikenal dengan Wilayah Kabupaten Nias Selatan.
Ö
ri Ulu Mola : Merupakan Sebutan Kelompok di Wilayah Gomoö
ri Gomo : Merupakan Sebutan wilayah Kecamatan GomoRigi : Sejenis uang logam, bergambar kaisar belanda, Bentuknya lebih besar darifiröYang berwarna Kuning.
Sanema harato,
Sanema Ondröita : Ahli waris yang menerima Warisan
Sanema : Penerima
Sekhe-sekhe : Pendukung
Sibaya : Paman
Sokhö Harato,sokhö okhöta : Pewaris
Safuria : Yang terakhir atau yang kedua
Satua : Yang Tua
Satua Zatua : Orangtua
Sambua mado : Satu Marga
Sinöndra Bawo Halowö Nia : Pendapatanya dari hasil kerjanya.
Samatofa/ Si’o,Samatua’li : Telangkai atau orang yang menghubungkan atau
sebagai perantara.
Samake Rua : Sebutan bagi Laki-laki yang menikah Atau yang
memiliki istri lebih dari satu
Sifakandro : Sebutan orang Telukdalam untukl orang di Wilayah
Kecamatan Aramö
Si’matua(Telukdalam) : Laki-laki
Si’Alawe(Telukdalam) : Perempuan
Sabe’e : Keras atau kuat
Sinanö : Tumbuhan di kebun
Sananö : Bagaikam menanam Bibit Magai/ Sejenis Tanaman
Hara sara magai : Hanya Sebiji bibit Magai
Siwa hili Oi Fakhai : Sembilan Gunung Jadi berangkai
Oi Fakhai zoya sibay : Semua jadi terkait
Sara batu ana’a : Setara dengan emas Murni Seharga Rp. 4.500.000
Tuhenöri : Pimpinan tertinggi (Kaisar di China) Pada Zaman
Dahulu di Gomo.
Tome : Tamu
Tanö : Tanah
Tanö Bahili : Tanah kebun di daerah pegunungan
Tanö : Tanah Persawahan.
Tanö Sabe’e : Tanah keras
Tanö Naha Nomo : Tanah tempat rumah
Tanö mbenua : Tanah atau kebun yang berisi pohon Kelapa dan
Pohon Karet,Pinang dan tanaman keras lainya.
Talifösö : Saudara
Talifösö Nina : Saudara dari ibu
Talifösö Nama : Saudara dari Ayah
xvi
Tana we Zekhula : Bagian warisan yang terdiri dari Berupa kain dan
merupakan bagian dari istri kedua
Tekula Ana’a : Masyarakat adat di Kecamaan Gomo menyebutnya
sebagai tekula ana’a (hanya dipakai oleh perempuan) sedangkan di daerah Teluk Dalam disebut sebagai rai (untuk perempuan) dan rane (untuk laki-laki). Tekula ana’a berbentuk mahkota pada kerajaan Tekula ana’a berbentuk mahkota pada kerajaan yang dipenuhi berbagai manik-manik yang kesemuanya terdiri dari emas murni. Zaman dahulu tekula ana’a hanya dipakai oleh perempuan menikah dari keturunan Balugu
dan Tuhenóri. Sejak penghapusan penggunaan
istilah Balugu (raja) atau Tuhenóri (Kaisar) di daerah Gomo, sejak awal tahun 1970-an sampai pertengahan tahun 90-an, tekula ana’a dapat dipakai oleh perempuan yang menikah, yang dipinjam dari perempuan keturunan raja. Awal tahun 2000-an,tekula ana’a sudah jarang kelihatan karena orang gomo mulai sadar bahwa lebih baik tidak memiliki apa-apa dari pada kelihatan kaya tetapi bukan miliknya. Tekula ana’a terbuat dari emas murni yang beratnya mencapai 5 kg.
Uwu,ulu Nuwu, Sibaya : Paman
Vanuri zibihasa(Telukdalam) : Bekal orang tua/Pewaris
Vanuri Zatua(Gomo) : Bekal orang tua/Pewaris
Wanuri zibihasa(Telukdalam) : Bekal orang tua/Pewaris
DAFTAR SKEMA
SKEMA JUDUL HALAMAN
1. : Skema Strukturóripada masyarakat adat Nias... 28
2. : Skema Strukturóripadaóri Gomo... 29
xviii
DAFTAR TABEL
TABEL JUDUL HALAMAN
1. : Yang Menjadi Ahli Wari Pada Masyarakat Adat
Kecamatan Telukdalam ... 46
2. : Yang Menjadi Ahli Waris Pada Masyarakat Adat Kecamatan Gomo ... 50
3. : Objek Warisan Yang Sering Jadi Sengketa... 100
4. : Sengketa warisan ... 102