• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH TESIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH

DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN

DI KOTA BANDA ACEH

TESIS

Oleh

RIFQAH SESARINA

117011010/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH

DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN

DI KOTA BANDA ACEH

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIFQAH SESARINA

117011010/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH Nama Mahasiswa : RIFQAH SESARINA

Nomor Pokok : 117011010 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)(Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RIFQAH SESARINA

Nim : 117011010

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena

kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi

Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

(6)

i ABSTRAK

Peraturan Pasal 98 ayat (2) Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, disebutkan bahwa penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan secara adat ditempuh melalui lembaga adat termasuk dalam hal ini penyelesaian sengketa pembagian warisan yang dapat melibatkan lembaga adat Aceh di tingkat gampong. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis, yang menguraikan atau memaparkan sekaligus menganalisis tentang Putusan Lembaga Adat Aceh Dalam Penyelesaian Sengketa Pembagian Warisan di Kota Banda Aceh.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa alasan masyarakat Kota Banda Aceh memilih lembaga adat Aceh sebagai tempat menyelesaikan sengketa pembagian warisan adalah karena penyelesaian melalui musyawarah di tingkatgampongbersifat sukarela dalam prosesnya, prosedur yang tepat sasaran, keputusan bukan layaknya putusan lembaga peradilan (menang atau kalah) karena keputusan yang diambil merupakan kesepakatan bersama dan saling menguntungkan, prosedur rahasia (confidentiality), fleksibilitas dalam merancang syarat-syarat penyelesaian masalah, hemat waktu, hemat biaya, pemeliharaan hubungan, tinggi kemungkinan untuk melaksanakan kesepakatan, kontrol dan lebih mudah memperkirakan hasil dan keputusan bertahan sepanjang waktu. Mekanisme penyelesaian sengketa pembagian warisan oleh lembaga adat Aceh di Kota Banda Aceh dilakukan melalui suatu proses yang melibatkan lembaga adat Gampong dalam hal ini keuchik dan aparatur gampong lainnya guna memutuskan dengan adil perselisihan dan mengakhiri sengketa dengan suatu kesepakatan damai. Pelaksanaan putusan lembaga adat Aceh dalam penyelesaian sengketa pembagian warisan di Kota Banda Aceh dalam praktik pelaksanaannya dalam masyarakat diakui sebagaimana layaknya sebuah putusan hakim sehingga berlaku serta mengikat para pihak yang bersengketa dalam hal ini para ahli waris yang semula bersengketa. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat adat mengakui eksistensi putusan suatu lembaga adat walaupun terkadang kesepakatan yang dibuat tersebut tidak dalam bentuk tertulis dan hanya berupa pernyataan sikap atau ijab kabul antara para pihak yang bersengketa.

Disarankan kepada masyarakat Kota Banda Aceh agar tetap mempertahankan menyelesaikan perselisihan pembagian warisan secara damai melalui lembaga adat karena sesuai dengan mekanisme yang dianjurkan dalam syara Islam. Kepada lembaga adat yang terlibat dalam penyelesaian perselisihan pembagian warisan, diharapkan untuk dapat membuka pola pikir para pihak mengenai upaya damai dan berbagai aspek hukumnya serta ruang lingkupnya khususnya dalam penyelesaian perselisihan dan sengketa di tingkat gampong, sehingga apabila timbul sengketa dapat memberikan sumbang pikiran dan mencari jalan terbaik dalam hal penyelesaiannya. Disarankan kepada keuchik agar terhadap penyelesaian yang melibatkannya juga diupayakan memberikan pengertian kepada masyarakat agar juga membuatkan dalam bentuk tertulis sehingga dapat menjadi alat bukti di kemudian hari di samping juga mengupayakan pencatatan sampai ke tingkat kecamatan mengenai penyelesaian sengketa yang dilakukan.

(7)

ii ABSTRACT

In Article 98, Paragraph 2 of Law No. 11/2006 on Aceh Administration states that the resolution of the problem of social condition in adat way is done through an adat body. In this case, the resolution of the dispute in the distribution of inheritance can involve Aceh Adat Body in the level of gampong (village).

The research used descriptive analytic approach which explains or describes, as well as analyzes the Ruling of Aceh Adat Body in the Resolution of the Dispute in the Distribution of Inheritance in Banda Aceh.The result of the research showed that the reason of the Aceh community in Bandah to have Aceh Adat Body as the place where they can settle the dispute in the distribution of inheritance because the resolution through negotiation in the level of gampong voluntarily in its process, on target procedure, the decision is not like the ruling of the Court (win or lose) because it is made by mutual agreement and in win-win solution, confidentiality, flexibility in designing the requirements for the resolution, time saving, cost saving, relationship keeping, high possibility for implementing the agreement, control and easier to predict the outcome, and the decision lasts forever. The mechanism of the resolution of the dispute in the distribution of inheritance by Adat Body in Banda Aceh is done through a process which involves the Gampong Adat Body such as keucik and other Gampong apparatus in order to settle the dispute fairly and stop the dispute in a peaceful agreement. In practice, the implementation of the decision of Aceh Adat Body in settling the dispute in distributing inheritance in Banda Aceh is regarded as a judge’s verdict which is prevailing and binding the parties or the heirs who are in dispute. This indicates that the adat community recognizes the existence of the ruling which made orally and is only the statement of point of view or agreement between both parties.

It is recommended that the people in Banda Aceh should maintain the resolution of the dispute in the distribution of inheritance peacefully through adat body since it is in line with the mechanism suggested by the Islamic law. The adat body should which is involved in settling the dispute should open the thinking pattern the parties concerned about peaceful effort, various legal aspects, and its scope, particularly in settling the dispute in the level of gampong so that when the dispute occurs, they can give ideas and find the best solution. It is also recommended that keucik should give information to the community in the written form so that it can be written evidence in the future and the recording about the resolution of the dispute up to the level of sub-district.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan

berkat dan karunia-Nya penulisan tesis ini dengan judul “ANALISIS YURIDIS

PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Kenotariatan (M.Kn.) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan

bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang

mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat

terpelajar Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., Bapak Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, Ph.D. dan Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H., M.Hum. selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Kemudian juga, semua pihak yang telah berkenan memberi masukan

dan arahan yang konstruktif dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar

hasil sampai ujian tertutup sehingga penulisan menjadi lebih sempurna dan

terarah.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum, Program Studi Magister

(9)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

Penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan

tesis ini.

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat

selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah.

6. Seluruh Staf/Pegawai di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama

menjalani pendidikan.

7. Ketua Majelis Adat Aceh dan Kota Banda Aceh beserta staf dan seluruh

responden dan informan yang telah banyak membantu dalam hal pengambilan

data dan informasi-informasi penting lainnya yang berkenaan dengan penulisan

(10)

v

8. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Magister Kenotariatan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya angkatan tahun 2011 yang telah

banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada

motivator terbesar dalam hidup Penulis yang selalu memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan dan doa yang tak putus-putusnya Ayahanda dan Ibunda serta

Saudara-saudariku yang telah memberikan semangat dan doa kepada Penulis disamping telah

menjadi inspirasi dan memberikan semangat sehingga menjadi motivasi warna

tersendiri dalam kehidupan dan juga dalam penyelesaian tesis pada di Program Studi

Magister Kenotariatan (M.Kn.) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun

besar harapan penulis kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua

pihak, terutama para pemerhati hukum perdata pada umumnya dan ilmu kenotariaan

pada khususnya. Demikian pula atas bantuan dan kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu

dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah kepada

kita semua.Amien Ya Rabbal ‘Alamin

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(11)

vi

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Rifqah Sesarina

Tempat/Tgl. Lahir : Banda Aceh/4 September 1989

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Komp. Pola Permai No. 85 Lamhasan Aceh Besar

II. KELUARGA

Ayah : Makmur, SH., M.Hum

Ibu : Raudhah, S.Pd

Adik : Reza Juanda

Riva Desriana

III. PENDIDIKAN

SDN 1 Banda Aceh : 1995-2001

SMPN 1 Banda Aceh : 2001-2004

SMAN 4 Banda Aceh : 2004-2007

S-1 Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh : 2007-2011

(12)

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Keaslian Penelitian ... 12

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 13

G. Metode Penelitian ... 28

BAB II LEMBAGA ADAT ACEH SEBAGAI TEMPAT MENYELESAIKAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN ... 34

A. Pengertian Adat dan Masyarakat Adat ... 34

B. Warisan dan Pembagian Warisan Menurut Hukum Adat ... 43

C. Sengketa Warisan dalam Masyarakat Hukum Adat... 58

D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Sengketa dalam Masyarakat Adat Aceh ... 67

E. Alasan Masyarakat Adat Aceh Memilih Lembaga Adat Aceh Sebagai Tempat Penyelesaian Sengketa Warisan ... 73

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN OLEH LEMBAGA ADAT ACEH DI KOTA BANDA ACEH . 83 A. Sengketa dan Penyelesaian Sengketa Warisan ... 83

(13)

viii

C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Pembagian Warisan Oleh

Lembaga Adat Aceh Di Kota Banda Aceh ... 97

BAB IV PELAKSANAAN PUTUSAN LEMBAGA ADAT ACEH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN DI KOTA BANDA ACEH ... 107

A. Pengertian Putusan dan Putusan Lembaga Adat ... 107

B. Pengambilan Putusan oleh Lembaga Adat Dalam Penyelesaian Sengketa Warisan ... 114

C. Analisis Terhadap Pelaksanaan Putusan Lembaga Adat Aceh Dalam Penyelesaian Sengketa Pembagian Warisan Di Kota Banda Aceh ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 132

A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 133

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat Tionghoa agar dalam menyelesaikan sengketa harta warisan dilakukan melalui penyelesaian sengketa di Pengadilan Negeri dengan mengacu pada aturan yang telah diatur dalam

ini di masyarakat dan juga mendasarkan pada Qanun Lembaga Adat dilakukan oleh lembaga Gampong, dan dalam hal sengketa tidak mendapatkan penyelesaian. 36 Mahmudin.,

Penyelesaiaan sengketa/perkara melalui peradilan adat Gampong atau Mukim tetap dirasakan perlu oleh masyarakat Aceh, bila dilihat dari riwayat penyelesaiaan sengketa

Digunakannya hukum adat Aceh dalam hal pembagian warisan pada masyarakat Minangkabau, merupakan suatu pilihan masyarakat Minangkabau yang sudah memahami bahwa harta

Bagaimana Kekuatan hukum dari hasil penyelesaian sengketa waris menurut lembaga penyelesaian sengketa waris adat pada masyarakat Angkola di Kabupaten

Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa

Maka, persoalan yang diteliti dalam hal ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum waris adat Tapanuli Selatan, mekanisme penyelesaian sengketa

(S1) Fakultas Hukum USU Medan, adapun judul penelitan ini adalah “ Penyelesaian Pembagian Harta Warisan menurut Hukum Adat Tapanuli Selatan, di Kecamatan Angkola Barat ”