• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Desa Situgede dimulai ketika pada tahun 1984 Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dibagi menjadi Desa Cikarawang dan Desa Situgede. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No 95 Tahun 1995 tentang Perluasan Wilayah Kota Bogor, beberapa desa yang letaknya di perbatasan antara Kota Bogor dan Kabupaten Bogor termasuk Desa Situgede menjadi bagian wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 9 tanggal 28 Juli 2001 status Desa Situgede ditingkatkan menjadi Kelurahan Situgede.

Kelurahan Situgede merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan ini terletak kurang lebih 5 km dari pusat pemerintahan kecamatan, 10 km dari pusat Kota Bogor dan 160 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat. Secara keseluruhan luas Kelurahan Situgede adalah 232.47 Ha. Kelurahan Situgede berbatasan dengan Kali Cisadane di sebelah utara, Kali Sindang Barang di sebelah selatan, Desa Cikarawang di sebelah barat, dan Kelurahan Bubulak di sebelah timur.

Geografis Kelurahan Situgede terletak pada 06°55’36” LS dan 106°74’98” BT. Secara topografi daerah ini didominasi oleh dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 250 m dpl. Kondisi lahan tergolong subur dan hampir tidak ada erosi pada lahan. Curah hujan rata-rata 3.219-4.671 mm per tahun dengan suhu rata-rata 24,9°-25,8° C. Lingkup Kelurahan Situgede terdapat 33 jumlah RT serta 10 jumlah RW.

Orbitrasi (jarak dari Pusat Pemerintahan) Kelurahan Situgede berada pada posisi yang strategis karena memiliki daya jangkau terhadap pelayanan dari pemerintahan baik di tingkat kecamatan, kota, propinsi, dan negara yang relatif dekat. Secara geografis Kelurahan Situgede sesungguhnya berada pada posisi yang menguntungkan karena warga kelurahan tersebut dapat mengakses dan menggunakan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta seperti terlihat pada Tabel 1.

(2)

Tabel 1 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh

No Orbitasi Jarak Waktu

1 Pusat pemerintahan kecamatan 5 km 10 menit

2 Pusat pemerintahan kota 10 km 20 menit

3 4

Pusat pemerintahan provinsi Pusat pemerintahan negara

160 km 100 km

120 menit 90 menit Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Kondisi wilayah Kelurahan Situgede secara morfologi berada di sekitar situ (danau). Pada masa lalu situ memiliki luas sekitar 6 Ha, namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta jumlah pendatang ke Situgede, maka telah banyak bangunan-bangunan rumah penduduk di sekitar situ. Sehingga saat ini luas situ sekitar kurang lebih 5,3 Ha. Hal ini diperkuat dengan penuturan seorang warga:

“Situ itu telah ada sejak zaman Belanda yang tujuannya dibuat untuk wadah pengairan. Dulu situ itu luasnya ±6 Ha, sekarang sudah tinggal separuhnya, terpakai oleh rumah-rumah di sekitar situ” (Ahm). Kelurahan Situgede pada tahun 2011 mendapat dana hibah atau

bantuan dari Amerika Serikat untuk dibuatkan bangunan kantor kelurahan yang baru. Dipilihnya Kelurahan Situgede merupakan hasil seleksi dan survei dari pihak Amerika Serikat sendiri. Beberapa pertimbangan yaitu, lokasi Kelurahan Situgede sangat strategis karena berdekatan dengan obyek wisata Danau Situgede, potensi yang ada di Kelurahan Situgede menjanjikan untuk meningkatkan kondisi ekonomi, sosial dan masyarakat yang masih memiliki jiwa gotong royong yang tinggi. Pengerjaan kantor Kelurahan Situgede ini dilakukan pada pertengahan bulan Mei 2011 dan semua dikerjakan oleh pihak Tentara dari Amerika (US ARMY), Tentara Indonesia serta penduduk Situgede. Target dari pembuatan bangunan tersebut hanya satu bulan, dimana konsep, logistik, pemilihan material, pembuatan taman semuanya dilakukan oleh pihak Amerika Serikat. Kantor Kelurahan Situgede akan menjadi kantor kelurahan terbesar di Indonesia, bukan hanya di Jawa Barat. Adanya bantuan hibah ini penduduk Situgede menyambut dengan antusias, serta bangga karena dari seluruh kelurahan yang ada Situgede yang terpilih. Jika diistilahkan tentara Amerika Serikat yang melakukan pembangunan kantor Kelurahan Situgede seperti ABRI Masuk Desa (AMD) pada tahun 1980-an. Berikut kutipan dari salah satu penduduk mengenai bangunan baru dari Kantor Kelurahan Situgede:

(3)

“Kita, masyarakat Situgede bangga tentunya dengan dipilihnya

Situgede untuk dibuatkan gedung baru kantor kelurahannya. Apalagi se-Indonesia hanya Situgede yang terpilih, dan akan jadi kantor kelurahan yang terbesar dan termegah di Indonesia, bukan di Jawa Barat saja” (Skn).

Adapun tanggapan dari penduduk lain yaitu:

“Yah, kalau sudah dibangun gedung kantor kelurahan yang baru,

masyarakat hendaknya untuk sama-sama saling menjaga, bukan hanya masyarakat RW 05 saja yang menjaganya karena dekat dengan kantor Kelurahan Situgede, tetapi juga masyarakat di 10 RW lainnya. Terutama masalah sampah, agar masyarakat tidak membuang sampah di sekitar danau atau di kali/sungai yang nantinya sampah akan bermuara ke Danau Situgede. Kan kalau kantor kelurahannya sudah bagus tetapi di sekitarnya masih banyak sampah sama aja bohong ya kan mb hehehe” (Sth).

Keadaan Penduduk

Kelurahan Situgede sebagai daerah baru hasil pemekaran mengalami perkembangan penduduk yang cukup dinamis, pada tahun 2010 tercatat jumlah penduduk sebanyak 7.941 dengan sex ratio lebih banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Uraian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, serta kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga Tahun 2010

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

4.048 orang 3.893 orang

Kepala Keluarga 2.228 KK

Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sebanyak 4.048 orang dan perempuan sebanyak 3.893 orang, dimana jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan. Serta jumlah kepala kelurga yang ada di Kelurahan Situgede ada 2.228 KK.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan salah satu aspek kehidupan yang berkaitan dengan kemakmuran suatu daerah. Penduduk di Kelurahan Situgede sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh tani yaitu sebanyak 1.134 orang, kemudian disusul dengan pekerjaan sebagai petani sebanyak 357

(4)

orang. Sisanya merupakan pekerjaan lain seperti Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polri, Swasta, wiraswasta, pertukangan, pensiunan, serta jasa dan lain-lain.

Banyaknya penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh tani serta petani disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada di Kelurahan Situgede adalah lahan pertanian. Berdasarkan penggunaan lahan di Kelurahan Situgede lahan yang digunakan sebagai pertanian adalah seluas 67,9 Ha. Bekerja pada lahan milik orang lain merupakan mata pencaharian paling banyak di Situgede. Pemilik tanah pada umumnya bukan penduduk asli Kelurahan Situgede, tetapi orang lain yang membeli lahan sawah dari penduduk dan kemudian menyewakan sawah yang mereka beli tersebut kepada penduduk setempat. Sementara itu, penduduk yang memiliki lahan pribadi biasanya hanya memiliki lahan dengan jumlah yang kecil. Keterbatasan pemilikan ini juga menjadi salah satu penyebab pembagian lahan menjadi petakan-petakan yang berukuran kecil. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Situgede

Tahun 2010

Mata Pencaharian Jumlah (orang)

Pegawai Negeri Sipil TNI Polri Swasta/BUMN/BUMD Wiraswasta/pedagang Tani Pertukangan Buruh Tani Pensiunan Jasa/lain-lain 93 15 10 165 137 357 51 1.134 70 132 Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Sumber daya manusia yang rendah, menimbulkan kreatifitas yang rendah pula. Hal ini dapat dilihat pada apa yang dilakukan oleh masyarakat di kelurahan tersebut. Umumnya petani, terutama buruh tani merasa menyerah dengan keadaan alam dan keadaan dirinya, kalaupun ada yang memiliki ide mengembangkan potensi dan peluang yang ada di kelurahan tersebut jumlahnya terbatas dan memiliki akses dan informasi dari luar kelurahan yang lebih baik.

Selain pekerjaan di sektor pertanian, pekerjaan lain yang juga dilakukan oleh penduduk Kelurahan Situgede adalah bekerja dibidang jasa keterampilan serta jasa perdagangan seperti membuka usaha kios/warung, salon, tambal ban,

(5)

toko, bengkel, mobil/motor, bengkel sepeda, service radio/TV, photocopy dan cuci motor/mobil. Selain bekerja di sektor pertanian, penduduk Kelurahan Situgede juga banyak yang bekerja di sektor perdagangan. Dikarenakan letak Kelurahan Situgede yang berada tidak jauh dengan pusat Kota Bogor dan Terminal Bubulak, sehingga sangat strategis untuk mendirikan kios dan warung, toko material, toko kelontong, maupun pasar. Namun sedikit sekali peluang ini dimanfaatkan oleh masyarakat karena terbatasnya modal atau dana. Melalui analisis ketenagakerjaan dapat terlihat tingkat penduduk dalam aktivitas ekonomi serta taraf ekonomi masyarakat. Masalah ketenagakerjaan di Kelurahan Situgede tidak jauh berbeda dengan permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia, baik menyangkut tingkat tingginya pengangguran maupun kurang optimalnya tingkat pemanfaatan tenaga kerja.

Keagamaan

Penduduk di Kelurahan Situgede didominasi oleh umat muslim dengan jumlah penduduk sebanyak 7.930 orang beragama Islam, sedangkan yang beragama Kristen ada 11 orang, serta agama Katholik, Hindu, Budha, Konghucu tidak ada di Kelurahan Situgede. Pada tahun 2010 terdapat 10 masjid dan 9 mushalla yang tersebar di 10 RW dan 33 RT. Dilihat dari jumlah penduduk, kebutuhan untuk melaksanakan ibadah shalat dan sebagainya, bahwa jumlah masjid dan mushalla masih belum mencukupi. Terutama saat bulan Ramadhan datang, dimana mayoritas penduduk beragama muslim akan melaksanakan shalat tarawih, jumlah masjid dan mushalla yang ada dirasa kurang untuk menampung penduduk kelurahan tersebut. Tempat ibadah hanya ada tempat beribadah bagi umat Islam saja, tempat beribadah agama lain misalnya gereja, penduduk harus keluar dari Kelurahan Situgede untuk melaksanakan ibadahnya. Pendidikan

Kualitas sumber daya manusia secara spesifik dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk. Pendidikan merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang. Pendidikan menyebabkan meningkatnya partisipasi dalam angkatan kerja dan meningkatnya produktivitas. Penduduk Kelurahan Situgede memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ada yang lulusan Sarjana walaupun hanya sedikit, ada yang hanya tamat SMA, SMP, dan ada pula SD saja tidak selesai. Semua itu kembali pada pemahaman dan kondisi ekonomi masing-masing. Penduduk yang memiliki pendidikan maju ataupun tidak, jangan

(6)

dilihat hanya berdasarkan ekonomi saja tetapi juga sarana yang menunjang di daerah tersebut.

Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

TK

Sekolah Dasar (SD)/MI SMP/MTS SMA/MA Akademi/D1-D3 Sarjana (S1-S3) 132 3.121 2.129 992 81 52 Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Situgede terdapat sekolah dasar (SD) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk sarana pendidikan SMA penduduk harus keluar dari Kelurahan Situgede. Pada tahun 2010, sarana pendidikan di Kelurahan Situgede memiliki 3 sekolah Taman Kanak-Kanak, 5 Sekolah Dasar Negeri, 1 Sekolah Menengah Pertama Negeri, 1 Sekolah Menengah Pertama Swasta namun SMP swasta ini sudah tidak lagi melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan sudah ditutup, 1 Sekolah Madrasah Aliyah Swasta setara dengan Sekolah Menengah Umum. Jumlah sarana pendidikan di Kelurahan Situgede dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

TK Sekolah Dasar (SD) SMP MA 3 5 2 1 Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Aktivitas pendidikan di Kelurahan Situgede berjalan lancar. Khusus untuk pendidikan dasar umumnya anak-anak mengikuti dua pendidikan sekaligus. Jika pagi hari bersekolah di SD Negeri (sekolah umum) maka siang hari di TPA dan begitupun sebaliknya jika siang hari bersekolah di SD Negeri maka pagi hari akan mengikuti kegiatan TPA. Secara umum kesadaran penduduk menyekolahkan anak-anak cukup tinggi dan memasukkan bekal ilmu agama juga masih sangat kental untuk anak-anak mereka. Hal ini terlihat dihampir seluruh keluarga, anak-anaknya disekolahkan di lingkup Kelurahan Situgede (khususnya

(7)

untuk tingkat SD dan SLTP sederajat) atau di luar Kelurahan Situgede, baik di Kota Bogor maupun di Ibukota Provinsi Jawa Barat (terutama untuk tingkatan SMA dan pendidikan tinggi).

Kesehatan

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peranan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pemerintah Kota Bogor berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya, ini terlihat dalam peningkatan jumlah Posyandu dan sarana kesehatan lainnya. Pemerintah Kota Bogor telah berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cara mengangkat status puskesmas dari puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Situgede dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Situgede Tahun 2010

Jenis Pendidikan Jumlah (unit)

Poliklinik/Balai Pengobatan Masyarakat Praktek Bidan

Balai Pengobatan/Posyandu

1 1 2 Sumber: Monografi Kelurahan Situgede 2010

Kelurahan Situgede memiliki sarana kesehatan poliklinik 1 unit, 1 praktek bidan, serta Posyandu sebanyak 2 unit. Apabila penduduk ingin berobat ke puskesmas bisa mendatangi puskesmas yang ada di Sindang Barang. Jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Situgede masih terbilang kurang memadai, dikarenakan jumlahnya yang masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Didalam RW 05 khususnya, tidak tersedianya tenaga medis yang dapat membantu proses kelahiran seperti bidan ataupun dokter, sehingga untuk keperluan tersebut biasanya penduduk mengunjungi bidan yang ada di wilayah RW 04 Situgede, ataupun di Kelurahan Bubulak.

Perhubungan dan Komunikasi

Kondisi jalan di Kelurahan Situgede sudah cukup baik, dimana jalan-jalan yang menghubungkan kelurahan dengan kecamatan lain atau dengan Kota Bogor sudah beraspal. Sebagian besar jalan sudah diaspal tetapi masih ada jalan yang masuk gang setiap RT yang belum diaspal. Alat transportasi yang dapat digunakan di Kelurahan Situgede adalah angkutan kota (angkot), ojek,

(8)

mobil, motor, truk barang, serta pick-up. Kendaraan umum yang dapat digunakan berupa angkutan kota serta ojek.

Sarana komunikasi yang terdapat di Kelurahan Situgede antara lain adalah televisi, radio, surat kabar dan telepon. Selain itu, untuk menunjang kebutuhan masyarakat umum telah dibuat warnet sebanyak 2 unit serta terdapat 10 unit telepon umum. Perkembangan zaman juga menunjukkan bahwa di Kelurahan Situgede telah menunjukkan adanya kemajuan pada sistem komunikasinya, dimana telah masuk sarana telepon rumah serta masyarakatnya juga sudah menggunakan telepon genggam (HP), dan ada juga untuk pemakaian jasa telekomunikasi atau lebih dikenal dengan wartel sebanyak 6 unit.

Gambaran Umum RW 05 Kelurahan Situgede

Kelurahan Situgede merupakan salah satu lokasi tujuan wisata Kota Bogor. Letak RW 05 dalam Kelurahan Situgede berada pada bagian tengah Kelurahan Situgede, dimana terletak danau atau setu sebagai pusat kegiatan ekowisata. Letak RW 05 mudah dijangkau dan diakses oleh penduduk karena lokasinya yang lebih dekat dengan Kantor Kelurahan Situgede dibandingkan dengan RW lainnya. Dekatnya akses membuat RW 05 selalu mengetahui dan mengikuti setiap program yang dilakukan oleh pihak kelurahan, baik kegiatan yang bersifat formal maupun kegiatan yang bersifat informal seperti arisan kelurahan, pengajian kelurahan, dan lokakarya mini PKK.

Kondisi RW 05 yang berdekatan dengan danau Situgede serta hutan-hutan lindung tidak hanya membanggakan, tetapi juga membawa konsekuensi yaitu setiap hari terutama hari-hari libur pengunjung berdatangan dan meninggalkan sampah berserakan dimana-mana. Wilayah administrasi RW 05 Kelurahan Situgede lebih dari separuhnya merupakan wilayah milik Badan Litbang Departemen Kehutanan yang ditutupi oleh pohon-pohon karet, sedangkan wilayah pemukiman hanya ada pada lokasi-lokasi tertentu saja sehingga tata letak rumah-rumah tersebut saling berdekatan.

Batas-batas luar wilayah administrasi RW 05 Kelurahan Situgede adalah sebagai berikut:

Sebelah barat berbatasan dengan wilayah RW 08 dan RW 09, Sebelah utara berbatasan dengan wilayah RW 07,

Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Desa Bubulak, dan Sebelah selatan berbatasan dengan Danau Situgede dan RW 04.

(9)

Berdasarkan catatan administrasi kependudukan jumlah penduduk di RW 05 ada 168 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 641 orang, yang terbagi dalam 3 rukun tetangga (RT), masing-masing sebagai berikut:

60 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 257 orang di wilayah RT 01 43 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 141 orang di wilayah RT 02 65 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 243 orang di wilayah RT 03

Hasil catatan kependudukan diatas terlihat bahwa jumlah KK yang ada di RW 05 relatif cukup sedikit dibandingkan RW lainnya. Bahkan sebagian dari penduduk di RW 05 bukan penduduk asli Situgede melainkan penduduk pendatang. Dilihat dari keseharian serta aktivitas penduduk Situgede, sebagian besar mereka memiliki pekerjaan tetap, misalkan sebagai guru, baik SD, SMP dan SMA, ada sebagai peneliti di Kebun Raya Bogor, ada sebagai konsultan kehutanan, dan berbagai macam profesi lainnya yang dilakukan oleh penduduk setempat. Berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan dapat dipastikan bahwa mayoritas pendidikan yang di miliki masyarakat Situgede sangat baik. Meskipun penduduk di RW 05 sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing-masing, hal ini tidak membuat mereka acuh terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di RW 05. Mereka aktif ikut dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada misalnya pengajian mingguan setiap hari Rabu ba’da ashar di Masjid Nurul Yaqin yang membahas mengenai tafsir Alqur’an dan Hadits, setiap hari Kamis pengajian ibu-ibu dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB, adanya pemeriksaan jentik nyamuk di setiap rumah yang dilakukan oleh para kader PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), setiap Jumat biasanya ada kerja bakti ibu-ibu dimasing-masing RT di RW 05, dimana masing-masing RT sudah ada yang mengkoordinir untuk melakukan “jumsih” (Jumat Bersih), dan untuk bapak-bapak kegiatan kerja bakti atau bersih-bersih dilakukan pada hari Minggu serta ada kegiatan senam pagi yang dikoordinir oleh Ketua RW 05 setiap Minggu paginya.

Kegiatan kebersihan dan kerja bakti ini dilakukan karena penduduk sudah peduli dengan kebersihan lingkungan di sekitar juga sebagai bentuk tanggung jawab penduduk RW 05 karena lingkungan mereka sebagian besar berada di sepanjang jalan raya Tambakan-CIFOR, yang selalu dilalui oleh kendaraan, baik kendaraan pribadi dari karyawan CIFOR, maupun angkutan umum. Selain dari sisi pekerjaan dan pendidikan, dilihat dari kondisi rumah yang ditempati menunjukkan bahwa penduduk RW 05 berada pada status sosial yang baik yaitu

(10)

semua rumah permanen dan sangat layak untuk dihuni, selain itu juga setiap masing-masing rumah terjaga kebersihannya sehingga tampak indah dan asri, dan berdasarkan dari data Kelurahan Situgede menunjukkan dari jumlah 10 RW hanya RW 05 yang mempunyai KK miskin paling sedikit yaitu 30 KK miskin. Berikut kutipan salah satu penduduk mengenai kondisi penduduk di RW 05:

“Alhamdulliah masyarakat RW 05 termasuk dalam status sosial

yang baik terlihat bahwa di RW 05 jumlah KK nya paling sedikit dibandingkan dengan RW lain, serta masyarakat RW 05 sendiri masih menganut paham bahwa gotong royong itu sangat penting” (Skn).

Kegiatan yang ada di RW 05 sangat banyak yaitu adanya home industry pembuatan aneka makanan ringan dari talas, ada budidaya jamur tiram, budidaya tanaman hias, pengelolaan sampah bekas (ramah lingkungan) untuk menjadi bahan anyaman kerajinan tangan misalnya dompet, tas serta Posyandu dan Posbindu Lansia yang aktif setiap bulannya di mana ada bidan serta mantri yang melakukan pemeriksaan serta langsung diberi obat. Posyandu dilaksanakan pada minggu ke II setiap hari Rabu sedangkan untuk Posbindu Lansia diadakan pada minggu ke II setiap hari Kamis. Kegiatan di Posyandu terdiri dari penimbangan balita, pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita, pemeriksaan kandungan ibu hamil, pemeriksaan tekanan darah ibu hamil, adanya penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak. Sedangkan untuk di Posbindu Lansia, biasanya kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan asam urat. Kegiatan kesehatan tidak ditetapkan biaya akan tetapi ada biaya sukarela yang diberikan oleh masyarakat yang digunakan untuk membeli perlengkapan kebersihan di Posyandu dan Posbindu, akan tetapi jika melakukan pengambilan darah, pemeriksaan gula darah dan asam urat ada tarif yang harus dibayar oleh yang berobat. Bahkan saat ini RW 05 sudah mempunyai dana sehat yaitu satu rumah Rp 1.000,00. Dengan dana sehat ini, penduduk yang sakit bisa langsung merujuk ke Puskesmas Sindang Barang untuk berobat. Berikut kutipan dari ketua Posbindu Lansia Kenanga mengenai dana sehat:

“RW 05 sudah memiliki dana sehat, dana sehat itu ya dana dari

swadaya masyarakat, sebulannya Rp 1.000,00. Semua warga punya dana sehat ga memandang gakin ga memandang yang punya gitu, semuanya dari situ dana nya buat berobat. Dikelola oleh masing-masing RT, jadi tiap-tiap RT punya dana sehat untuk masyarakat” (Ryt).

(11)

Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh RW 05 sangat baik, ini terlihat bahwa banyak kader-kader yang aktif disetiap bidang kegiatan yang mereka laksanakan meskipun tanpa ada bayaran atau insentif. Semua yang dilakukan oleh para kader-kader ini yaitu untuk membantu sesama penduduk di sekitar RW 05 serta ingin mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan yang telah berjalan dengan didukung oleh penduduk lainnya. Selain aktif di RW 05, para kader-kader ini juga aktif di kegiatan Kelurahan Situgede, baik di PKK maupun di lokmin-lokmin (lokakarya mini) yang dilakukan oleh pihak kelurahan, bahkan tidak jarang pula para kader ini memiliki jabatan ganda di setiap kegiatan yang mereka lakukan.

Saat ini RW 05 mempunyai kegiatan yaitu RW 05 Siap Antarkan Galang (SIAGA) yang merupakan langkah lanjut dari program pembentukan Kelurahan SIAGA dimana masing-masing setiap RW yang ada di Kelurahan Situgede diharapkan dapat melaksanakan RW SIAGA. Saat ini RW 05 serta RW 04 dari Kelurahan Situgede memperoleh kesempatan pertama mengikuti program pengembangan RW SIAGA tersebut, yaitu bersama-sama dengan 35 RW (dari seluruh 191 RW) yang mewakili 16 Kelurahan se-Kecamatan Bogor Barat. Di RW 05 “SIAGA” terdapat para kader-kader yang melaksanakan pokja (kelompok kerja) kegiatan sesuai bidang yang ditekuni. Terdapat 7 kelompok kerja yang ada di RW 05 SIAGA yaitu terdiri dari 1) Pokja Penggerak dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), 2) Pokja Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), 3) Pokja Pengamatan Penyakit, 4) Pokja Kesehatan Lingkungan (KESLING), 5) Pokja Penanggulangan Gawat Darurat dan Bencana (TAGANA), 6) Pokja Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), 7) Pokja Pemasyarakatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun susunan Forum Mayarakat RW 05 SIAGA tercantum dalam Gambar 3.

Prasarana masyarakat yang terdapat dalam wilayah RW 05 antara lain: a. 1 bangunan Posyandu (bangunan permanen)

b. 2 klinik pengobatan berizin Dinas Kesehatan Kota Bogor c. 1 lapangan olahraga (volley/futsal)

d. 1 bangunan SMP Swasta Yayasan Budhi Bhakti e. 1 Masjid Nurul Yaqin

f. Adanya tempat pemakaman umum (TPU)

(12)

Gambar 3 Struktur Pengurus RW 05 SIAGA

Selain adanya RW 05 SIAGA, RW 05 juga dipercaya untuk melaksanakan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat yaitu Posdaya. Wilayah RW 05 dijadikan sebagai Posdaya percontohan di Kelurahan Situgede, dengan harapan jika Posdaya RW 05 yang diberi nama Posdaya Kenanga ini berhasil serta membawa manfaat bagi penduduk di RW 05 maka diharapkan akan terbentuknya lagi Posdaya di RW lainnya di Situgede. Dipilihnya RW 05 sebagai Posdaya percontohan dikarenakan telah banyaknya kegiatan yang berjalan di RW 05 seperti kegiatan home industry makanan ringan dari talas untuk bidang ekonomi, Posyandu dan Posbindu yang sudah aktif sejak tahun 2000, adanya budidaya jamur tiram, serta aktifnya kegiatan dalam pembersihan lingkungan dengan adanya pemeriksaan jentik nyamuk untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemanfaatan sampah bekas (ramah lingkungan) untuk dijadikan bahan kerajinan anyaman seperti dompet, tas, dan melakukan kegiatan kerja bakti “jumsih” (Jumat bersih). Posdaya memiliki 4 peran yang dilakukan yaitu 1) jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk

Penanggung Jawab Lurah Situgede Ketua Salikan Sekretaris Gustaaf Prihatin POKJA KESLING Riatin POKJA PHBS Asnawati POKJA KADARZI Sutirah POKJA TAGANA Nani Rahayu Bendahara Jawariah POKJA PPM Otih dan Yanih

POKJA UKBM Dewi dan Siti Kalsum POKJA Peng. Penyakit

(13)

pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud dapat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. 2) jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut, 3) jika suatu wilayah sudah terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik kuantitas maupun kualitasnya, dan 4) Posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan atau kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya.

Gambar

Tabel 1 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut  Mata Pencaharian di Kelurahan Situgede    Tahun 2010
Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Situgede                  Tahun 2010
Gambar 3 Struktur Pengurus RW 05 SIAGA

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil studi kasus terungkap bahwa UMKM yang dijadikan studi kasus pada dasarnya telah menerapkan sistem manajemen mutu dan dapat menerapkan klausul ISO

Komunikasi berdampak pada individu atau kelompok yang terlibat pada proses komunikasi. Salah satu dampak yang berpengaruh dalam proses komunikasi adalah

Seiring dengan perkembangan Islam yang pesat di Indonesia, lembaga pesantren ini memiliki peran yang semakin besar, tidak hanya pada ranah pendidikan tapi juga pada wilayah

Tabir Unit Layanan Pengadaan (ULP) di l ingkungan Kant or Wil ayah Kement erian Agama Provinsi Jambi menet apkan sebagai pemenang pel el angan paket pekerj aan t ersebut di at as

Peluang (+) Perusahaan mempunyai kekuatan untuk menaikkan harga Ancaman (-) konsumen akan berpaling pada harga. produk yang

Seluruh pekerja wajib menjaga kerahasiaan data dan informasi yang bersifat rahasia yang terkait dengan kegiatan bisnis perusahaan sesuai dengan ketentuan dan

Hal ini merupa dan tantangan bagi perempuan, bagi eksistensi dan perempuan di arena politik juga tidak optimalnya kepentingan perempuan, begi disampaikan oleh salah

Pelayanan Kesehatan Anak.. 0 Pabar Papua Maluku Malut NTT Kep.Riau Kalbar Sumsel Kalteng Sulteng Sulbar Banten Jabar Sumbar Sultra Sumut Babel Indonesia Lampung Kaltim Riau