• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN PINTU ANGIN LUBUK SAIYO (SP.150) DIWILAYAH KAB. SOLOK DAN KOTA SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN PINTU ANGIN LUBUK SAIYO (SP.150) DIWILAYAH KAB. SOLOK DAN KOTA SOLOK"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA

PROYEK PENINGKATAN JALAN PINTU ANGIN – LUBUK

SAIYO (SP.150) DIWILAYAH KAB. SOLOK DAN KOTA

SOLOK

Rio Maradona 1, Hendri Warman 2 , Mufti Warman Hasan 3

1

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta

E-mail : maradonario@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com,

muftiwarmanhasan@gmail.com

Abstrak

Dalam bidang teknik sipil, alat – alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting dalam proyek, terutama proyek – proyek konstruksi dengan skala besar, maka pelaksanaan konstruksi proyek Peningkatan Jalan Pintu Angin – Lubuk Saiyo (SP. 150) Diwilayah Kab. Solok dan Kota Solok sangat membutuhkan alat - alat berat. penggunaan peralatan berat tersebut akan mendatangkan keuntungan terutama terhadap fisik pekerjaan, ketelitian yang diinginkan sesuai dengan klasifikasi maupun spesifikasi jalan yang diisyaratkan Bina Marga akan mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Ada pun perhitungan yang dicari adalah kapasitas produksi perjam, jumlah peralatan, jumlah hari yang dibutuhkan dan biaya sewa alat perjam. Dalam memilih peralatan hendaknya sesuai dengan bidang pekerjaannya dan dalam jumlah yang tepat, karena dalam pemilihan peralatan untuk digunakan dilapangan sangat memerlukan biaya yang relatif besar. Dalam perhitungan jumlah kuantitas peralatan yang dibutuhkan, maka hendaknya terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis pekerjaan dan kondisi yang ada dilapangan serta effisiensi dan kapasitas produksi alat berat.

Kata kunci : Alat, Produksi, Effisiensi, Konstruksi

Pembimbing I Pembimbing II

(2)

HEAVY EQUIPMENT REQUIREMENTS PLANNING ON

ROAD IMPROVEMENT PROJECT PINTU ANGIN – LUBUK

SAIYO (SP.150) KAB. SOLOK AND THE CITY SOLOK

Rio Maradona 1, Hendri Warman 2 , Mufti Warman Hasan 3

1

Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta

E-mail : maradonario@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com,

muftiwarmanhasan@gmail.com

Abstrack

In the field of civil engineering, equipment - heavy equipment is used to assist people in doing the work of development of a building structure. Heavy equipment is an important factor in the project, especially the project - a large-scale construction project, the implementation of construction projects Improvement Jalan Pintu Angin - Lubuk Saiyo (SP, 150) in the region Kab. Solok and Solok desperately need equipment - heavy equipment. The use of heavy equipment will bring benefits primarily to the physical work, the desired accuracy in accordance with the classification and specification of the implied Highways will memprcepat process of implementation of the work itself. There is no calculation is sought is the production capacity per hour, the amount of equipment, number of days required and the cost per hour equipment rental. In choosing the equipment should be in accordance with his work, and in the right amount, as in the selection of equipment for use in the field is in need of a relatively large cost. In calculating the quantity of equipment needed, it should first have to know the type of work and the conditions that exist in the field as well as efficiency and production capacity of the machine.

Keywords: Tools, Production, Efficiency, Construction

Preceptor I Preceptor II

(3)

PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA

PROYEK PENINGKATAN JALAN PINTU ANGIN – LUBUK

SAIYO (SP.150) DIWILAYAH KAB. SOLOK DAN KOTA

SOLOK

Rio Maradona 1, Hendri Warman 2 , Mufti Warman Hasan 3

1

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta

E-mail : maradonario@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com,

muftiwarmanhasan@gmail.com

1. PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

Kegiatan manusia yang berbagai macam ragam memerlukan hubungan antara satu dengan yang lain, salah satu alat perhubungan yang tua adalah transportasi peningkatan jalan darat didefinisikan sebagai suatu proses yang tujuannya untuk mengembangkan sistem transportasi, yang memungkinkan manusia dan barang bergerak dapat berpindah ke tempat lain dengan lancar.

Dalam rangka perencanaan peningkatan jalan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Rencana pembangunan kota jika tidak mempertimbangkan pola dan keadaan transportasi yang ada akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas dikemudian hari.

Untuk mencegah kesemrawutan yang terjadi misalnya, meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, menurunnya sopan santun berlalu lintas, pemborosan bahan bakar akibat terlalu banyaknya berhenti, juga keausan ban akibat terlalu banyak direm, maka pemerintah dalam hal ini menuangkan kebijaksanaan dasar dalam pembangunan sarana dan prasarana perhubungan serta pembangunan jalan di indonesia.

Untuk mendukung hal – hal tersebut diatas, maka pelaksanaan proyek khususnya jalan sangat membutuhkan peralatan berat. penggunaan peralatan berat tersebut akan mendatangkan keuntungan. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya akan memperlancar jalannya proyek.

(4)

Terutama terhadap fisik pekerjaan, ketelitian yang diinginkan sesuai dengan klasifikasi maupun spesifikasi jalan yang diisyaratkan Bina Marga akan memprcepat proses pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. 1.2 Latar Belakang

Pemakaian alat berat dalam pekerjaan – pekerjaan teknik sipil, pertambangan dan pemadatan tanah berskala besar, hampir tidak dapat dielakkan. Bahkan alat tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu sesuai dengan kwalitas yang disyaratkan. Bila dibandingkan tenaga manusia dengan pemakaian peralatan konvensional sederhana seperti cangkul, skop, keranjang dan sebagainya. Pemakaian alat berat memiliki banyak keunggulan yang menjanjikan keuntungan. Apalagi suatu pekerjaan membutuhkan persyaratan teknis dan ketelitian tinggi, maka pemilihan terhadap pemakaian alat berat merupakan alternatif yang sangat tepat.

Pemakaian alat berat pada pekerjaan konstruksi proyek Peningkatan Jalan Pintu Angin – Lubuk Saiyo

(SP. 150) Diwilayah Kab. Solok dan Kota Solok, kapasitas dan kebutuhan akan alat berat pada proyek tersebut, sedapat mungkin waktu dan biaya pelaksanaan sesuai dengan yang telah direncanakan dan mendatangkan keuntungan yang maksimal dan sesefesien mungkin dalam pemakaian alat beratnya. 1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Pembahasan ini terutama dimadsud untuk memenuhi salah satu persyaratan agar dapat mengikuti program ujian sajarna lengkap pada jurusan teknik sipil fakultas teknik universitas bung hatta. Selain itu juga bertujuan untuk :

1. Menganalisa produksi kerja peralatan pada setiap jenis pekerjaan, analisa kebutuhan jumlah peralatan pada setiap jenis peralatan, analisa waktu pada setiap jenis peralatan dan biaya sewa peralatan. Pada Proyek Peningkatan Jalan Pintu Angin – Lubuk Saiyo (SP.150) Di Wilayah Kab. Solok dan Kota Solok.

(5)

1.4 Pembatasan Masalah

Perumusan masalah pada proyek jalan ini adalah menghitung berapa banyaknya kebutuhan alat berat yang diperlukan pada Pembangunan Jalan Peningkatan Pintu Angin – Lubuk Saiyo (SP.150) Di Wilayah Kab. Solok Dan Kota Solok. Dilihat dari setiap jenis pekerjaannya bagaimana pengaturan dan penggunaan alat berat sesuai dengan kebutuhan, sehingga pemakaian peralatan dapat lebih ekonomis dan pelaksanaan proyek ini dapat selesai dengan tepat waktu.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian umum

Pada pekerjaan konstruksi jalan raya, alat berat sangat berperan penting dalam pelaksanaannya. Tujuan serta keuntungan memakai alat berat secara umum adalah : mempermudah/ mempercepat lajunya pekerjaan.

1. Mempertinggi nilai pekerjaan baik dari segi mutu maupun kwalitasnya

2. Mendatangkan hasil bentuk yang lebih baik

3. Untuk lebih memudahkan mengontrol/ mengawasi jalan

dan pekerjaan, sebab semakin sedikit tenaga yang dipakai, semakin mudah mengontrol. 4. Memperkecil penggunaan tenaga

manusia.

5. Untuk daerah – daerah tertentu dan kondisi tenaga kerja sukar didapat, dapat mengurangi waktu pelaksanaan.

Kerugiannya :

1. Biaya operasi besar

2. Harus mempunyai tenaga operator yang handal dalam pengoperasiannya

3. Memerlukan biaya perawatan yang tinggi

4. Serta memerlukan investasi yang besar

1. Sifat – Sifat Dasar Material Sifat – sifat dasar material ini sangat tergantung pada jenisnya dan juga dipengaruhi oleh lokasi tempat pengambilan material pada pekerjaan proyek peningkatan jalan pintu angin – lubuk saiyo (SP.150) di Wilayah Kab. Solok dan Kota Solok ini material yang digunakan berupa tanah timbunan, pasir dan sirtu yang diambil dari berbagai lokasi pada

(6)

daerah Patumbak, Kisaran – Simpang Kawat.

2.1.1 Bank Measure

Bank measure (BM) adalah ukuran volume tanah dalam kadaan padat (asli) biasanya tanah asli tersebut dikeruk oleh Excavator dan langsung dinaikan keatas truck pengangkut (dump truck) sehingga tanah diletakkan pada ruas – ruas jalan yang memerlukan timbunan.

2.1.2 Keadaan Padat

Adalah keadaan material setelah ditimbun disertai adanya usaha pemadatan, volume tanah dalam keadaan padat, biasanya lebih besar dibandingkan keadaan tanah aslinya, hal ini tergantung pada jenis tanah yang kita pergunakan seperti untuk material silika dan sirtu indeks pengembangan berkisar antara 1,1 sampai 1,2 sedangkan untuk tanah gunung, tanah biasa dan lempung indeksnya mencapai 1,2 sampai 1,6.

2.2 Sifat – Sifat Teknik Alat Berat Beberapa sifat – sifat teknis alat barat yang perlu diperhatikan untuk pedoman pengoperasian khususnya pada pekerjaan tanah adalah :

2.2.1 Draw Bar Pull (DBP)

Draw Bar Pull adalah tenaga

tarik yang dihasilkan kendaraan atau tractor roda kelabang (crawler) untuk menarik suatu beban. Roda dengan tenaga tarik ini sangat cocok dioperasikan pada daerah yang lembek sehingga dapat menghindari slip yang sering terjadi pada roda kendaraan.

2.2.2 Gradeability

Gradeability adalah

kemampuan mendaki dijalan tanjakan yang dapat ditempuh kendaraaan. Pada umumnya dinyatakan dalam persen. Besarnya

gradeability di pengaruhi oleh

keadaan – keadaan kosong atau bermuatan, guna menarik muatan, sedangkan gerak tractor sebagai prime mover dibatasi oleh daya tarik, tahanan gelinding, berat total kendaraan dan kelandaian permukaaan jalan.

2.2.3 Rimpull

Rimpull adalah tenaga gerak

yang disediakan mesin pada roda suatu kendaraan yang dinyatakan dalam Kg dalam kerjanya tidak

(7)

menimbulkan slip track maupun roda dan mampu menggerakan alat.

2.2.4 Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Rolling Resistance adalah

daya yang diperlukan untuk menarik atau mendorong tiap ton berat kendaraan dengan kecepatan tetap pada suatu permukaan yang datar besarnya rolling resistance sangat dipengaruhi oleh jenis permukaan jalan, kondisi permukaan jalan, jenis dan sifat roda.

Untuk memeperkecil rolling

resistance, dapat dilakukan dengan

memelihara kondisi jalan sebab semakin baik mutu dan jenis permukaan jalan, maka semakin kecil pula rolling resistance yang diperlukan.

2.2.5 Pay Load

Pay Load adalah muatan

bersih yang dapat diangkut oleh suatu kendaraan pengangkut, biasanya dinyatakan dalam ton atau meter kubik baik dalam keadaan bank meter kubik (tanah dalam keadaan asli) maupun compacted meter kubik (telah dipadatkan).

2.2.6 Pay Load

Pay Load adalah muatan

bersih yang dapat diangkut oleh suatu kendaraan pengangkut, biasanya dinyatakan dalam ton atau meter kubik baik dalam keadaan bank meter kubik (tanah dalam keadaan asli) maupun compacted meter kubik (telah dipadatkan).

2.2.7 Koefisien Traksi

Apabila terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan lahan maka energi yang dihasilkan mesin dapat dijadikan energi traksi maximal.

Apabila gaya geser yang terjadi terlalu kecil maka kelebihan tenaga dapat mengakibatkan terjadinya slip pada roda. Jadi koefisien traksi merupakan suatu faktor yang harus diperhitungkan dalam merencanakan suatu jalan yaitu dengan jalan mengalikan dengan berat total kendaraan sehingga diperoleh data traksi kritis. 2.2.8 Material

Tanah atau material yang diolah akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh unsur tanah itu sendiri. Perubahan itulah yang akan

(8)

memberikan perlawanan terhadap alat pemindahannya.

Setiap jenis material biasanya menunjukan tingkat kesulitan dalam pengolahannya. Untuk itu harus diketahui terlebih dahulu jenis material yang akan diolah agar dalam perhitungan produksi kerja alat, didapatkan hasil yang akurat.

Jenis tanah atau material yang akan diolah ini perlu diketahui agar dapat menentukan tingkat kemudahan dan kesulitan dalam pengolahannya seperti kemudahan dalam pemuatan, kemudahan dalam penggusuran, kemudahan dalam penggalian dan sebagainya.

Kemudahan atau kesulitan pengolahan material akan mempengaruhi lamanya waktu yang akan diperlukan. Dalam pekerjaan ini pada umumnya dibedakan tiga jenis material :

a. Material Batu b. Material Tanah

c. Material Campuran Batu Dan Tanah

Yang dimadsud dengan material batu disini batu – batuan yang termasuk jenis batu granit, batu

kapur, batu cadas dan batu jenis lainnya dimana dalam pengolahannya perlu dihancurkan atau diledakan terlebih dahulu sebelum diolah sesuai yang diinginkan.

Material tanah terdiri dari pecahan batu yang sangat halus dan biasanya digolongkan menurut ukuran butirannya. Misalnya batu kerikil mempunyai ukuran butiran sedang dan kasar, sedangkan tanah liat mempunyai ukuran butiran kecil dan halus.

Material campuran batu dan tanah adalah jenis material yang hampir selalu ditemukan ditempat kita berada. Berbagai campuran tersebut tidak jarang di beri nama berdasarkan persentase batu dan tanah yang terkandung didalamnya. 2.2.9 Faktor Efisiensi

Faktor Efisiensi adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kerja alat berat pada saat pelaksanaannya dilapangan ada dua faktor yang menyebabkan kita perlu memperhitungkan faktor - faktor efisiensi kerja. Kedua faktor tersebut adalah faktor mesin dan faktor manusia sebagai operatornya.

(9)

Ditinjau dari segi alat, jenis alat tidak mungkin menggunakan alat berat dalam jangka waktu tak terbatas tanpa istirahat. Mesin perlu diistirahatkan untuk pendinginan agar penggunaan secara optimal dapat dicapai.

Jika hal ini tidak menjadi perhatian bagi operator, maka dikuatirkan alat tersebut mengalami kerusakan dini sebelum usia ekonomisnya berakhir. Misalnya terjadi panas yang berlebihan semua elemen mesin yang bekerja dalam interval waktu yang relatif panjang secara terus – menerus.

Terjadi keausan yang terlalu cepat karena pengoperasiannya terlalu dipaksakan, sehingga pemeliharaan rutin atau berkala terlewatkan begitu saja. Kemudian bila dilihat dari segi tenaga manusia yang mengoperasikan alat sebagai operator, tampaknya sudah dapat dipastikan bahwa tenaga manusia pun tidak akan sanggup bekerja secara terus menerus dalam interval waktu yang cukup panjang.

Operator pun memerlukan waktu untuk istirahat. Waktu istirahat ini diperlukan untuk

memulihkan tenaga dan konsentrasi, sehingga kesinambungan pekerjaan dengan kwantitas dan kwalitas selalu terjamin.

3. METODOLOGI

Pada pekerjaan tanah mekanis ini diperlukan alat yang sesuai dengan kondisi penggunaannya seperti

Loader untuk memuat dan

mengangkut jarak dekat, dump truck untuk mengangkut Material,

Buldozer, Compactor, dan lain

sebagainya.

Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis peralatan dalam pekerjaan tanah mekanis terutama untuk pekerjaan loading (memuat), angkut, menempatkan dan pemadatan.

3.1 Wheel Loader

Alat ini digunakan sebagai alat memuat dan mengangkut jarak pendek/ dekat, terutama untuk memuat material ke Dump Truck.

Loader diperoleh dengan

menambahkan Bucket Container

pada bagian depan sebuah tractor. Alat Loader ini ada dua jenis sesuai dengan prime Movernya yaitu :

(10)

2. Crouler Loader / Loader On Track

Bucket digunakan untuk menggali dan memuat material di

Dump Truck. Dalam hal ini perlu di

perhatikan keseimbangan guling antara berat dan beban dengan berat

Tractor sebagai penahan, circle time

pengoperasiannnya tergantung pada lokasi dan situasi lapangan serta cara pemuatan.

Pemuatan yang dilakukan dengan sedemikian rupa akan memperkecil circle time sehingga produksi Loader dapat memperbesar perjam operasinnya. Circle time terdiri atas :

1. Lower Time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan bucket dalam keadaan kosong.

2. Raise Time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut sampai ketinggian tertentu.

3. Dump Truck yaitu waktu untuk membongkar muatan.

Waktu tersebut diatas disebut

fixed time atau waktu tetap,

memerlukan waktu antara 0,25 sampai 0,40 menit. Sedangkan variabel time yaitu waktu yang dibutuhkan Loader untuk mengangkut dan mengatur posisi

Loader dalam pengambilan

material.

Harga variabel time ini tergantung pada posisi alat angkut, jarak angkut terhadap kecepatan dan konsisi lapangan untuk circle timenya.

Disamping itu jumlah material yang dapat diangkut juga dipengaruhi oleh besarnya Bucket Fill Faktor yaitu jumlah material dalam % yang diangkut oleh bucket setiap trip untuk berbagai jenis material.

3.2 Vibro Compactor

Compactor adalah jenis alat

berat yang berrfungsi untuk memadatkan tanah/ material baik untuk pekerjaan pembuatan jalan, pekerjaan sub base maupun base

course beberapa pekerjaan

pemadatan lainnya.

Sesuai dengan kebutuhannya dan penggunaannya compactor ini dapat dibedakan menjadi beberapa tipe :

(11)

1. Pneumatic Tire Roller yaitu pemedatan/ penggilasan dengan menggunakan ban karet

2. Smot The Tire Roller yang

roller memakai roda besi

sebagai penggilasnya.

3. Sheep Foot Rooler yaitu penggilas kambing

4. Vibrator Roller yaitu roda besi sebagai penggilas yang dapat digetarkan

5. Vibratory Plate Compactor yaitu setrika pemadatan juga dapat digetarkan

6. Segmen Roller yaitu penggilas dengan roda dengan terdiri dari lempengan – lempengan

Semua jenis alat pemadat diatas mempunyai spesifikasi tersendiri untuk digunakan diberbagai jenis pekerjaan pemadatan seperti antara lain :

1. Sheet Foot Roller cocok digunakan untuk tanah plastis dan kohesif sebab alat ini memadatkan sampai kelapisan bawah akibat kaki – kaki kambingnya

2. Untuk lokasi berpasir atau berkerikil digunakan

Vibrating Roller atau

Pneumatic Tire Roller

3. Segmented Roller digunakan untuk tanah berpasir yang bercampur lempung atau tanah liat

Untuk menentukan kepadatan suatu jenis tanah digunakan berbagai standar, misalnya AASHTO ( American Association Of Society For Testing And Material ) dan Standar Bina Marga dan sebagainya.

3.3 Dump Truck

Dump truk sangat effisien untuk

mengangkutan jarak jauh. Kelebihan

dump truk dibanding alat lain :

 Kecepatan lebih tinggi

 Kapasitas besar

 Biaya operasional kecil

 Kebutuhannya dapat disesuaikan untuk pengangkutan

Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa faktor yang harus di perhatikan yaitu :

 Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak

(12)

 Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada permukaan bak yang terbuat dari besi. Agar aspal tidak cepat dingin tutup bagian atas dengan terpal

Pada pengoperasian, dump truck ini dapat dibedakan atas :

1. Side Dump Truck

(Penumpahan kesamping) 2. Rear Dump Truck

(Penumpahan kebelakang) Dalam pemilihan dump truck ini harus diperhitungkan kemampuan alat pemuat terutama dalam menentukan jumlah truck yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi kehilangan waktu. Perhitungan kemampuan alat ini sangat dipengaruhi oleh jarak tempuh dan banyak armada pengangkut. Sedangkan untuk pedoman perhitungan untuk jarak tertentu, biasanya dipakai perbandingan 4 sampai 5 truck berbanding 1 alat pemuat.

3.4 Motor Grader 1. umum

Motor Grader adalah suatu alat

yang dipergunakan untuk perataan

tanah/ membentuk permukaan tanah yang diinginkan. Selain itu Motor

Grader ini juga dapat dipakai untuk

mengikis/ meratakan tebing, meratakan badan jalan, membuat selokan samping (bentuk V) pemeliharaan jalan kerikil dan sebagainya.

2. Jenis Motor Grader

Motor Grader dapat dibagi dalam

dua jenis/ kelompok besar yaitu :

a. Motor grader/ road patrol

Jenis ini adalah Motor Grader yang mempunyai mesin penggerak tersendiri.

b. Towed Grader

Grader ini tidak mempunyai mesin

penggerak sehingga memerlukan tenaga penarik atau mesin penggerak lain sebagai prime movernya.

3.5 Excavator

Excavator atau peralatan

penggali adalah peralatan yang sangat tepat untuk melakukan penggalian/ excavation. Sedangkan jenis excavator ada yang bergerak pada roda Ban dan ada yang bergerak dengan roda kelabang (Crawler).

(13)

alat – alat perlengkapan yang diubah – ubah.

Excavator yang dipakai pada

proyek ini adalah merk caterpilar. Alasannya karena peralatan ini hanya terfokus pada biaya pemeliharaan dan alat yang dipakai pada proyek yang berlangsung adalah merk carterpilar karena dari segi biaya, mutu dan waktu pengoperasiannya lebih effesien dan ekonomis dari type lainnya. Sehingga pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini jadi lebih cepat sesuai rencana. Bagian utama dari excavator terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :

a. Bagian yang dapat berputar merupakan bagian atas

b. Bagian tempat kedudukan sekaligus bagian untuk bergerak

c. Perlengkapan – perlengkapan (attachment)

Tiga buah mesin penggerak pokok biasanya dipergunakan, pertama untuk menggerakan drum pengangkut perlengkapan. Penggerak kedua untuk menggerakan bagian atas dari unit mesin dan penggerak ketiga untuk menggerakan/ berpindah tempat dari keseluruhan

unit perlatan tersebut. Pada

excavator yang bergerak pada roda

ban, untuk bergeraknya seluruh unit peralatan diatur dengan mesin sendiri.

Keuntungan dan kerugian dari pada roda adalah tergantung dari medan kerjanya, dikarenakan keduanya dibuat untuk madsud yang berbeda. Adapun ciri – ciri dari pada

excavator dengan kelabang antara

lain :

1. Dapat bekerja pada daerah yang lunak dan keras

2. Dapat bekerja pada daerah kasar dan berbatu – batu serta tempat yang sulit

3. Dapat mendaki pada tanjakan lebih kurang 40%

4. Dapat berputar pada daerah yang sempit

5. Dengan panjang yang relatif pendek berarti tidak hanya mengganggu pekerjaan lainnya

6. Tak dapat berjalan cepat, maksimum lebih kurang 2 km/ jam

Sedangkan ciri – ciri dari pada

excavator dengan roda ban, antara

(14)

1. Dapat bergerak dengan lincah dan cepat lebih kurang 70 km/ jam

2. Kurang stabil

3. Dapat dilengkapi dengan alat penunjang bila perlu

4. Memerlukan tempat yang cukup keras dan alat penunjang

5. Perlu medan kerja yang lebih luas

6. Tak dapat menanjak pada daerah yang lebih tajam 7. Memerlukan 2 orang operator

adanya dua kabin

Adanya 4 penggerak mempengaruhi waktu siklus excavator

1. Memuat

2. Mengayun muatan 3. Membuang muatan 4. Mengayun kosong

3.6 Asphalt Finisher

Alat ini berfungsi untuk menghamparkan campuran asphalt di atas permukaan pondasi jalan dan untuk mendapatkan lapisan yang merata. Ada beberapa type pada

asphalt finisher :

 Roda ban sebaiknya dipilih jika pada pengaspalan jalan tersebut sering dipindahkan

Asphalt finisher roda crawler akan lebih menguntungkan jika kondisi jalan yang akan dibangun menanjak atau menurun karena beroda crawler lebih stabil.

Asphalt finisher memepunyai

peralatan penekar yang disebut

hopper dimana material yang

terdapat dalam hopper ketika asphalt

finisher bergerak, maka material

tersebut akan tertahan dan hanya setinggi pisau saja yang lolos dan merupakan hasil akhir dari pekerjaan

asphalt finisher, terhadap

permukaaan jalan antara 0 s/d 14 cm (belum padat).

Pada saat bekerjanya harus diperhatikan temperatur pada waktu penggilasan (rolling temperature) dan temperatur pada waktu menghamparkan (spreading

temperature) karena hal ini akan

menyangkut hasil beton asphaltnya. Menurut rochmanhadi (1992), beton yang dihasilkan, terutama untuk konstruksi – konstruksi yang berat, harus memenuhi syarat :

(15)

 Harus mempunyai stabilitas yang besar

 Harus tetap rata pada waktu gilas, dan dilalui oleh lalu lintas

 Mempunyai sambungan memanjang dan melintang yang baik, sehingga tidak mengurangi kenyamanan ketika kendaraan melewatinya

3.7 Pneumatic Tire Roller

Pneumatic tire roller (penggilas

roda ban angin), terdiri atas roda – roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda depan dan roda belakang selang seling, sehingga dalam pekerjaan apabila bagian yang tidak tergilas dengan oleh roda bagian depan maka akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda – roda ini menghasikan apa yang dinamakan (kneading action) tekanan terhadap tanah. Tekanan yang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban.

Makin besar tekanan ban pada permukaan asphalt maka makin besar pula tekanan yang terjadi pada

permukaan asphalt. Pneumatic tire

roller sangat baik jika digunakan

penggilasan pada pekerjaan hot mix sebagai penggilasan antara (intermediate rolling). Sangat tidak cocok alat ini jika digunakan untuk penggilasan lapisan yang berbatu dan tajam, karena hal ini akan merusak roda – roda yang terbuat dari bahan karet. Sehingga disarankan sebaiknya tidak digunakan. Jumlah roda biasanya 9 (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 (5 roda depan dan 6 roda belakang), 13 roda (6 roda depan dan 7 roda belakang), dan 15 roda (7 roda depan dan 8 roda belakang).

Metode kerja alat pemadatan dilapangan merupakan tahapan pekerjaan akhir dari serangkaian kegiatan pembuatan lapisan kontruksi jalan, dimana dalam tahapan ini harus dilakukan pengawasan terus menerus dan urutan pekerjaannya sebagai berikut :

Break down rolling (pemadatan awal)

Alat yang digunakan adalah

tandem roller (roda baja),

dengan berat 6 - 9 ton, antara 2 - 4 lintasan pada kecepatan (3 - 4

(16)

km/ jam) pada temperatur minimal 980 – 1100 C.

Intermediate rolling (pemadatan antara)

Segera sesudah pemadatan pertama selesai, dilakukan pemadatan antara intermediate

rolling dalam pekerjaan aspal

menggunakan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller) dengan berat 10 – 13 ton.

Finishing rolling (pemadatan akhir)

Dilakukan dengan tandem roller pemadatan akhir berguna untuk mnghilangkan alur roda

pneumatic tire roller (roda baja),

dengan berat 6 – 9 ton, langsung sesudah pemadatan antara berakhir, sampai alur – alur bekas roda pemadat hilang

(rata), dengan kecepatan (5 - 8 km/jam).

3.8 Tandem Roller

Biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, artinya fungsi alat ini adalah untuk meratakan permukaan. Tandem roller tidak dipakai untuk permukaan batuan keras dan tajam karena dapat merusak roda. Ada dua model

tandem roller yaitu single axle

tandem roller dan three axle tandem roller model yang pertama dipakai di

proyek ini mempunyai berat berkisar antara 8 – 14 ton. Single axle roller diberi ballast atau pemberat (dapat berupa air atau pasir).

Dalam pengoperasiannya, ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan yaitu :

 Hindari percepatan atau pengereman tiba – tiba

 Hindari berbelok secara tajam

Gunakan sprinkler saat bekerja dengan material panas dan lengket

Jangan biarkan alat berada diatas material yang sedang mengeras untuk menghindari penurunan.

3.9 Water Tank Truck

Water tank truck yang

digunakan untuk mengangkut air bersih sehingga dapat memasok air untuk keperluan penyiraman pada pekerjaan pemadatan badan jalan.

3.10 Asphalt Mixing Plant

Alat yang memproses asphalt disebut dengan asphalt plant. Asphalt

(17)

plant merupakan tempat dimana campuran asphalt diaduk, dipanaskan dan dicampur . ada dua macam asphalt yang sering digunakan yaitu batch plant dan drum mix plant. Komponen lain yang digunakan dalam pencampuran asphalt adalah tempat penyimpanan aspalt dan silo.

1. Batch plant

Ada beberapa komponen dari batch plant, yaitu cold feet sytem atau cold bin, drum dryer (drum pengering), hot elevator (elevator panas), screen (saringan), hot bin (penampungan) fungsi dari cold bin adalah untuk tempat penyimpanan agregat dan mengatur aliran agregat pada saat pencampuran. Drum dryer berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat

Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan kemudian dituangkan ke atas hot elevator untuk dialirkan ke saringan. Saringan atau screen digetarkan untuk mengayak agregat saringan berfungsi untuk mengatur gradasi agregat kemudian ditampung dibak penampungan (hot

bin). Agregat yang ditampung dalam

hot bin kemudian dituangkan kedalam hopper untuk diukur beratnya.

Agregat kasar dan halus yang telah diukur beratnya kemudian ditambah filler, baru dijatuhkan ke dalam mixer asphalt dipompakan ke dalam mixer dengan menggunakan semprotan (spray bar).

3.11 Air Compressor

Air compressor adalah alat penghasil atau peng hembus udara bertekanan tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran – kotoran yang dapat mengurangi mutu dan daya lekatan pada pekerjaan pembersihan badan jalan alat ini digunakan setelah proses pemadatan badan jalan/ base.

4. PEMBAHASAN

Produktifitas alat tergantung pada kapasitas peralatan itu sendiri, jenis material yang dikerjakan, medan kerja dan jarak tempuh untuk

circle timenya. Sedang dasar utama

produksi.

Circle time adalah waktu

yang dibutuhkan suatu kendaraan untuk pekerjaaan memuat, mengangkut kelokasi, membongkar serta kembali ke tempat memuat.

(18)

Perencanaan yang teliti dalam penggunaan peralatan dari hasil survei lapangan yang teliti akan mendatangkan keuntungan yang besar. Untuk perlu adanya pemeriksaan lapangan yang cermat.

Untuk dapat menentukan jenis dan komposisi peralatan yang akan digunakan perlu diperhatikan lokasi pekerjaan dan keadaan lapangan yang meliputi.

1. Tumbuh – tumbuhannya 2. Keadaan tanah

3. Volume pekerjaan

4. Curah hujan dan topografi 5. Tenaga kerja setempat atau

personil perusahaan

Komposisi peralatan meliputi jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan, rancangan komposisinya perlu mempertimbangan faktor waktu dan biaya, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang kita inginkan.

4.2 Analisa Produksi Alat Berat Dalam merencanakan proyek – proyek yang perlu dikerjakan dengan alat – alat berat, satu hal yang amat sangat penting adalah bagaimana

menghitung kapasitas operasi alat – alat berat tersebut.

Langkah pertama adalah membuat estimasi kapasitas alat yaitu menghitung secara teoritis, hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan pengalaman yang nyata dari pekerjaan – pekerjaan yang telah pernah dilakukan dari pekerjaan – pekerjaan sejenis.

Atas dasar perbandingan itu, terutama pada efesien kerjanya kita dapat menentukan harga besaran estimasi bersangkutan, sehingga estimasi biaya proyek tidak terlalu optimis ataupun terlalu kebesaran.

Dari hal – hal tersebut kita akan mampu memperkirakan dengan tepat penyelesaian suatu volume pekerjaan yang akan dikerjakan dengan alat berat tertentu, secara garis besar produksi alat berat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Keadaan Lapangan a. Lokasi Angkut

 Jarak Angkut

 Kemiringan Rata – Rata

(19)

 Jalan Kerja

b. Jenis Bahan Yang Dikerjakan

 Struktur Tanah : batuan, pasir, tanah liat, atau kombinasi pasir batu (sirtu)

 Terhadap Fisik : tanah lepas, gembur, padat

4.3 Metode Pelaksanaan

Dengan mempersiapkan peralatan yang baik dan tepat guna sesuai dengan perencanaan serta didukung oleh kondisi atau keadaan kemampuan peralatan yang tidak diragukan lagi, maka pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan berjalan sesuai dengan rencana dan ini perlu perhitungan secara teoritis mengenai perkiraan efisiensi kerja dari pada alat yang bersangkutan, mengingat banyaknya volume pekerjaan yang akan dikerjakan oleh alat – alat tersebut, sehingga suatu pekerjaan yang akan dikerjakan dengan menggunakan alat berat akan berjalan dengan lancar dan efisiensi tanpa ada hambatan yang berarti.

4.4 Perkiraan Biaya Satuan Pekerjaan Dengan Alat Berat Perkiraan biaya satuan pekerjaan diperlukan sebagai dasar atau pedoman dalam pembelian/

pemilikan alat untuk menentukan perhitungan harga satuan pekerjaan peritem pekerjaan diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. biaya operasi

2. biaya pemilikan/ pembelian 3. biaya perawatan/

pemeliharaan 4. biaya tak langsung 5.1 Kesimpulan

Atas dasar perhitungan dan uraian pada bab – bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang antara lain sebagai berikut :

1. Dalam memilih peralatan hendaknya sesuai dengan bidang pekerjaanya dan dalam jumlah yang tepat, karena dalam pemilihan peralatan untuk digunakan dilapangan sangat memerlukan biaya yang relatif besar.

2. Dalam perhitungan jumlah kuantitas peralatan yang dibutuhkan, maka hendaknya terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis pekerjaan dan kondisi yang ada dilapangan serta effisiensi dan kapasitas produksi alat berat.

(20)

3. Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan pembuatan jalan, maka diperlukan beberapa alat berat demi kelancaran dan keberhasilan pada pelaksanaan proyek . peran peralatan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik dan tepat waktu sesuai dengan yang telah dirancanakan.

5.2 Saran – saran

Dari hasil perhitungan yang penulis dapat, maka penulis mencoba memberikan beberapa saran :

1. Pemeliharaan terhadap peralatan yang dimiliki hendaknya dilakukan secara baik, sehingga kerusakan dapat dicegah mengingat mahalnya harga penggantian onderdil.

2. Dalam mengerjakan suatu proyek dengan menggunakan alat berat maka hendaknya diperhatikan juga keadaan cuaca seperti musim hujan karena hal ini sangat mempengaruhi dari efisiensi dan produksi alat.

3. Dalam pelaksanaan proyek agar dihindari hal – hal yang dapat memicu terganggunya

pelaksanaan proyek serta kerugian bagi pelaksana seperti penggunaan alat lama yang berlebihan sehingga akan mempengaruhi produksi pekerjaan.

6. DAFTAR PUSTAKA Ir. Riduan R. Amin, MT. 2015.” Manajemen peralatan berat untuk jalan.” Penerbit graha ilmu. Cetakan pertama. Yogyakarta.

Ir. Rochmanhadi. 1992. “ alat – alat berat dan penggunaannya.” YBPPU. Jakarta.

Ir. Rochmanhadi. 1984. “ Perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat –

alat berat.” YBPPU. Jakarta. Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc.

2008” Alat berat untuk proyek konstruksi.” Penerbit rineka cipta. Edisi ke 2. Jakarta.

Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc. 2002.” Alat berat untuk proyek konstruksi.”Penerbit rineka cipta.Cetakan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai ringkasan sistem interval kerja dan istirahat dan spesifikasi bioenergetic dapat dijabarkan sebagai berikut (Bompa, 2009: 105):.. Bertolak dari hal di atas,

Dan apabila BPCS dan operator sudah tidak mampu lagi melakukan fungsinya, maka diperlukan Safety Instrumented System (SIS) yang dapat menghentikan proses pemanasan

Beberapa kegiatan lain setelah pemanenan kayu, 14 responden (46,6%) menjawab kegiatan lain yaitu pembuatan label pada kayu dan 13 responden (43,3) menjawab pendataan pada

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah laba dan arus kas memiliki kemampuan dalam memprediksi laba yang akan datang pada perusahaan Food

Writing is one of productive skills besides speaking. It is important to learn writing because it is used to preserve ideas of greats thinkers in the past, and it also be used

Pelatihan online classroom dengan pemanfaatan k12lessonplans sangat bermanfaat bagi para guru dari berbagai bidang studi agar dapat memberikan komunikasi yang baik

(0,0016 g /30 g daun bambu ater) hal ini ditunjang oleh posisi lokasi sampling pada tempat terbuka sehingga mendapatkan paparan intensitas cahaya yang paling

1) Model orientasi input (input-oriented model) yaitu model dimana setiap DMU diharapkan memproduksi sejumlah output tertentu dengan sejumlah input terkecil