• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIGIENE KESEHATAN KERJA DI PERTAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIGIENE KESEHATAN KERJA DI PERTAMBANGAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HIGIENE KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

Permasalah Higiene Kesja di Pertambangan

2 permasalahan utama :

1)

Penambangan bijih tambang dan pengolahan hasilnya potensial dapat berakibat pencemaran lingkungan, seperti lingkungan kerja

dan lingkungan umum dengan berbagai dampaknya.

Pencemaran lebih banyak pada lokasi lingkungan kerja kecuali lokasi tersebut berdekatan dengan lingkungan umum masyarakat.

2) Pertambangan ditandai kekhususan oleh beroperasi dan cara kerjanya, seperti :

Aktivitas pekerjaan di dalam lubang bawah tanah, kegiatan operasi pada daerah ketinggian sangat jauh dari permukaan laut, pekerjaan lepas pantai ditengah laut, dll.

Memerlukan perhatian yang lebih serius dari seorang K3/HSE untuk aspek keselamatan dan kesehatan, higiene maupun ergonomi para pekerja.

(5)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalah HI

di Sektor Pertambangan

1)

Lokasi Tambang mempunyai timbal balik dengan lingkungannya

Tambang yang jauh dari lingkungan umum masyarakat menguntungkan ditinjau dari pencemaran lingkungan sekitarnya keadaan air, tanah dan udara.

Tambang yang berada bersama-sama dengan industri disuatu daerah menyebabkan pencemaran berat bagi lingkungan sekitarnya.

Contohnya : Pecemaran lingkungan oleh aktor fisik; suhu udara panas tergantung dari keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.

Efek pencemaran gas dari tambang sangat bergantung pada tingkat kerenganan udara yang ditentukan oleh ketinggian lokasi tambang.

(6)

2) Jenis tambang sangat menentukan jenis dan derajat bahayanya

Bahaya akibat pertambagan besi, emas, dll. Sangat berbeda karena berlainan susunan kimiawinya sehingga berkaitan erat dengan toksisitas zat-zat tambang tersebut.

Contoh ; penyakit debu tambang batu bara adalah antrakosis (penimbunan debu batubara dalam paru-paru pekerja)

Akibat debu timah (Sn) yaitu stannosis (kelainan paru oleh timah Sn)

Tambang batu bara, tambang timah, tambang batu terdapat kemungkinan siikosis oleh debu silika bebas (SiO2) dibebaskan ke udara dan terinhalasi oleh para pekerja tambang.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalah HI

di Sektor Pertambangan

(7)

3) Prosedur kerja menentukan dimana gangguan produktivitas dan kesehatan yg akan terjadi dalam pekerjaan pertambangan atau pengolahan hasilnya.

Contoh: tambang permukaan kurang gangguannya dari pada tambang dalam

Pertambangan besar-besaran secara mekanisasi berbeda permasalahannya dibandingkan dengan pertambangan dengan peralatan sederhana

Proses pengolahan yang mirip dengan industri bahan kimia disertai risiko gangguan kesehatan yang sebabnya adalah faktor yang berbahaya

Pengeboran dengan cara basah sangat baik untuk mencegah penghirupan debu sehingga mengantisipasi penyakit dari penimbunan dan reaksi jaringan paru karena debu tambang (Pneumokoniosis).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalah HI

di Sektor Pertambangan

(8)

Kemampuan finansial perusahaan tambang menentukan sejauh mana upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan efisiensi kerja dapat dilaksanakan. Contoh; besarnya modal yang ditanam, pemasaran hasil tambang dll.

Pengertian, kepemimpinan dan komitmen dari pengusaha sangat besar sekali pengaruhnya kepada tingkat penyelenggaraan HI dan kesja dan kaitnya dengan permaslah pertambangan yang dihadapi.

Peraturan perundangan disektor pertambangan wajib untuk dilaksanakan K3 yang pelasanaannya dilakukan oleh inspeksi tambang.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalah HI

di Sektor Pertambangan

(9)

Legal Aspek Pertambangan

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja

PP Nomor 19 tahun 1973 tentang peraturan dan

pengawasan keselamatan dibidang pertambangan

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor

555.k/M.PE/1995

tentang

K3

bidang

pertambangan

(10)

Jenis Yang dihasilkan

Minyak dan Gas bumi

Logam dan mineral (timah putih, emas, nikel, kromium,

tembaga, air raksa, besi, belerang, dll.)

(11)

Ruang Lingkup Kegiatan Pertambangan

Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan

Hasil Tambang

Penggunaan Lebih lanjut hasil tambang

Semua tahapan tsb memerlukan pelayanan HI dan kesja agar terhindar dari faktor-faktor yang menggangu kesehatan kerja dan produktivitas tenaga kerja.

(12)

Gangguan Kesehatan dan Produktivitas Oleh

Penyakit Umum

Para pekerja tambang → Gangguan kesehatan → penyakit

umum dan penyakit akibat kerja → letak geografis jauh dari kota

besar → dalam hutan, gunung, lembah → memerlukan pelkes →

ketika mengalami kesakitan.

Pelkes → rasa aman bagi pekerja → mantap melaksanakan

pekerjaan → produktivitas meningkat

P3K → sangat penting memberikan pertolongan pertama pada

kecelakaan dan sakit mendadak.

(13)

Kecelakaan Dalam Tambang

Pertambangan penuh dengan risiko kecelakaan kerja ?

Terjatuh,

Terbentur

Lemas dan meninggal karena kekurangan oksigen

Keracunan gas

Tertimpa dinding yang rontok maupun rubuh

Peledakan (gas metan, debu arang batu halus, bahan peledak bagian dari operasional, dll)

(14)

Pemeliharaan HI dan

Penyehatan Lingkungan

Lingkungan kerja pertambangan harus dipelihara kebersihan dan kesehatannya dengan cara :

Ventilasi tambang yang memadai untuk mengurang kadar debu dan gas

Pengeboran basa untuk mengurangi kuantitas debu bebas di udara

Pelaksanaan cara memasuki tambang sesudah cukup waktu berselang setelah peledak diledakan

penerangan yang cukup berguna untuk lingkungan dalam dalam dan sekitar tambang dapat terlihat dengan jelas dan mengurangi risiko kecelakaan kerja

Penyediaan air minum

Pembuangan kotoran dan sampah

(15)

Penyakit Akibat Kerja Pertambangan

Penyakit-penyakit kerja di pertambangan antara lain:

1)

Penyakit

cacing

ankilostomiasis

(penyakit

cacing

tambang)

2)

Keracunan gas atau uap beracun atau bahan kimia

dari bijih atau hasil pengolahannya yang berada

ditempat penambangan dilakukan

3)

Penyakit

akibat

kerja

debu

tambang

(16)

Penyakit cacing ankilostomiasis

Cacing hidup di usus dan banyak menghisap darah

Larva cacing → menembus kulit biasanya pada kaki → dan sesdah melewati tahapan tertentu seperti melewati paru dan pada akhirnya menetap di usus

Pekerja yang terinfeksi cacing tambang ini → terlihat pucat, perut kembung, anemia, merasa lemah, tidak bertenaga, keinginan tidur saja, nafsu makan kurang, tidak ada motivasi untuk melakukan aktivitas kerja → produktivitas kerja sangat kurang

Pencegahan dengan → sanitasi lingkungan kerja seperti pembuatan dan penggunaan jamban/kakus yang baik → dan penggunaan sepatu bot/safety mencegah larva cacing memasuki kulit.

(17)

Penyakit akibat kerja Di Pertambangan

Asfeksia → Kadar normal oksigen 20-21% → Kekurangan oksigen → kadar oksigen turun 14% mulai terasa bernapas lebih dalam → nadi cepat → koordinasi otot menjadi kurang

Jika kadar oksigen turun menjadi 50-60 % dari normal menyebabkan bibir membiru, pingsan, kematian.

Perlu pengukuran kadar oksigen

Lampu keselamatan davy dapat menunjukkan kadar oksigen sampai 16,25% dan lampu karbit akan padam pada oksigen 12,5% dalam udara.

(18)

Penyakit akibat kerja Di Pertambangan

Gas CO2 bekerja sebagai asfeksia → CO2 tidak berbau → relatif lebih

berat dari udara → terbentuk dari dekomposisi karbonat atau fermentasi → gas terdapat di bagian bawah lubang tambang

Konsentrasi kadar Co2 bertambah akibat ledakan dan kebakaran → menyebabkan mati lemas

Gas CO2 terdapat di bagian bawah lubang tambang → pekerja terpeleset, terjatuh ke dlaam lubang tambang → mati lemas

Gas metan (CH4) / Gas rawa → berkumpul di lubang tambang sebagai

hasil pembusukan tumbuhan → dengan kadar tinggi dapat terbakar dan kmeledak bila terkena api dan pemanasan → sebagai asfeksia → mati lemas.

(19)

Penyakit akibat kerja Di Pertambangan

Gas H2S → gas beracun/toksik → menyebabkan kematian pada kadar rendah 0,1% → tercium bau kurang sedap → rangsangan pada mata pada kadar rendah 0,01% → dapat di identifikasikan dengan alat detektor gas.

Gas Co → gas beracun → tidak terdapat secara alami di tambang → sebagai hasil pembakaran dan peristiwa peledakan yang tidak sempurna → afinitas besar terhadap Hb → jaringan tubuh mati karena kekurangan oksigen → mati lemas.

Keracunan aneka ragam logam beracun atau persyawaannya bijih tambang → seperti keracunan mangan (Mn), keracunan air raksa (hg), timah, selenium, kromium dll .

(20)

Pneumokoniosis

❑ Pneumokoniosis → Berasal kata yunani → Pneumo = paru, Konos = Debu.

❑ Penyakit paru yag berhubungan dengan mineral atau debu tambang terutama pada daerah pertambangan.

❑ Menurut ILO, Pneumokoniosis suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu di dalam paru yang menyebabkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut, bentuk kelainan yang terjadi biasanya berupa peradangan dan pembentukan jaringan ikat fibrosa atau fibrosis.

❑ Macam penyakit pneumokoniosis berlainan tergantung dari jenis debu yang ditimbun dalam paru-paru pekerja.

(21)

Jenis Pnemokoniosis

Stannosis

Penyebabnya adalah penimbunan debu timah putih (SnO2) dalam paruparu. Banyak terdapat pada pekerja -pekerja tambang timah putih, penyakit ini tidak begitu berbahaya, tetapi karena timah putih ada hubungannya dengan batuan asam maka biasanya penderita Stanosis ini disertai dengan silikosis.

Siderosis

Penyebabnya adalah penimbunan debu siderite (besi karbonat) (FeCO3) dalam paru-paru, penyakit ini banyak terdapat pada pekerja-pekerja tambang bijih besi. Penyakit siderosis ini tidak begitu berbahaya hanya kadang-kadang penyakit ini disertai silikosis barulah penyakit siderosis ini berbahaya.

Talkosis

Penyebabnya adalah penimbunan debu talk pada paru-paru, karena talk ini suatu silikat, maka kadang-kadang talkosis disertai pula dengan silikosis. Penyakit ini banyak terdapat pada pekerja-pekerja tambang talk, tidak berbahaya.

(22)

Jenis Pnemokoniosis

Silikosis

Penyakit ini disebabkan oleh penimbunan debu-debu silika (bebas SiO2) dalam paru-paru, biasanya silikosis ini terdapat pada pekerja-pekerja di perusahaan pertambangan timah, tambang granit, dan tambang-tambang lainnya yang daerah operasinya adalah pada batuan asam.

Antrakosilikosis/antrakosis

Penyakit ini disebabkan karena penimbunan debu arang batubara dan silika bebas, terutama batubara jenis antrasit, yang paling banyak menderita penyakit antrakosis ini adalah pekerja pekerja tambang batubara.

(23)

Jenis Pnemokoniosis

Asbestosis

Penyebabnya adalah penimbunan debu asbes di dalam paru-paru. Penderita asbestosis banyak dijumpai pada pekerja-pekerja tambang asbes dan industri tekstil yang menggunakan asbes.

Berilliosis (Beryllium Disease) adalah suatu peradangan paru-paru yang terjadi

akibat menghirup debu atau asap yang mengandung berilium (Be), Beriliosis

adalah suatu bentuk keracunan logam melalui inhalasi, atau kontak kulit luka dari

debu berilium. unsur logam, yang terletak di bebatuan, batu bara, tanah dan debu vulkanik.

(24)

Upaya Penerapan HI Di Pertambangan

Upaya penerangan yang cukup

Upaya identifikasi dan pengukuran gas yang mudah meledak dan kekurangan oksigen

Pemeriksaan kesehatan (MCU) secara rutin

Upaya prosedur kerja

Upaya Lingkungan kerja, minimalkan debu, gas berbahaya

Transportasi bijih tambang

Kontruksi penyokong atap dan dinding tambang yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja

Pakaian kerja, APD yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja tambang.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik pekerja dan paparan debu serta kondisi fisik lingkungan kerja terhadap kapasitas vital paru pekerja di

Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru.. Penyakit pnemokoniosis

Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi paru, ada hubungan penggunaan APD dan Kadar Debu dengan gangguan fungsi parupada pekerja mebel

Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pekerja yang terpapar debu padi di kecamatan Dumoga

Banyaknya dampak – dampak yang terjadi akibat aktifitas pertambangan timah ilegal atau tanpa izin di Pulau Bangka yang dilakukan secara bebas oleh masyarakat dan pengusaha

Silikosis merupakan penyakit fibrosis parenkim paru yang disebabkan oleh debu silica ataupun kristalin silicon dioksida.. Penyakit ini terjadi

Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Partikel yang berukuran kurang dari 5

Perilaku positif budaya keselamatan dapat menyebabkan produksi dan juga operasi yang aman di pertambangan, membentuk pekerja tambang yang bertanggung jawab, menghasilkan sebuah