A.
A. LaLatatar Br Belelakakanangg
Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, sektor industri kini Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, sektor industri kini ter
terdordorong ong untuntuk uk tumtumbuh buh dedengangan n pepesatsat. . KeaKeadaadaan n ini ini menmengakgakibaibatkatkan n semsemakiakinn bertambahnya
bertambahnya penggunaan penggunaan bahan-bahabahan-bahan n kimia, kimia, mesin-mesin mesin-mesin atau atau peralatanperalatan canggih lain, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Dampak dari penggunaan canggih lain, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Dampak dari penggunaan perlatan tersebut
perlatan tersebut terhadap pekerja terhadap pekerja dapat bervariasi, dapat bervariasi, tergantung tingkat daya tergantung tingkat daya tahantahan tubuh si pekerja.
tubuh si pekerja.
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu resiko yang Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu resiko yang harus di tanggung oleh tenaga kerja dalam rangka melakukan kerja di suatu harus di tanggung oleh tenaga kerja dalam rangka melakukan kerja di suatu industri. Te
industri. Terjadinya penyakit akibat kerja rjadinya penyakit akibat kerja disebabkan oleh karena lingkungan kerjadisebabkan oleh karena lingkungan kerja ya
yang ng memmemilikiliki i potpotensensi i bahbahaya aya memeleblebihi ihi batbatas as yanyang g dipdiperkerkenaenankankan. n. PenPenyayakitkit akibat kerja secara umum dideinisikan sebagai penyakit!kelainan!gangguan yang akibat kerja secara umum dideinisikan sebagai penyakit!kelainan!gangguan yang disebabkan oleh aktor pekerjaan dan
disebabkan oleh aktor pekerjaan dan aktor yang menyertainya.aktor yang menyertainya. Par
Para a pekpekerjerja a di di temtempat pat kerkerja ja dadapat pat menmengalgalamami i penpenuruurunanan n keskesehaehatantan akibat postur tubuh yang tidak alamiah, terpapar aktor bahaya di tempat kerja, akibat postur tubuh yang tidak alamiah, terpapar aktor bahaya di tempat kerja, tidak adanya rotasi kerja, dan yang dapat menunjukan kesehatan para pekerja di tidak adanya rotasi kerja, dan yang dapat menunjukan kesehatan para pekerja di tem
tempat pat kerkerja. ja. "il"ila a terterjadjadi i keckecelaelakaakaan n ataatau u penpenyayakit kit akiakibat bat hubhubungungan an kekerja,rja, tentunya akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil bagi semua pihak, baik tentunya akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil bagi semua pihak, baik pihak pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat yang memerlukan produk atau pihak pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat yang memerlukan produk atau hasil kerjanya. #leh karena itu, perlindungan serta kenyamanan dan ketenangan hasil kerjanya. #leh karena itu, perlindungan serta kenyamanan dan ketenangan terhadap tenaga kerja menjadi suatu kebutuhan yang mendasar untuk dipenuhi. terhadap tenaga kerja menjadi suatu kebutuhan yang mendasar untuk dipenuhi. Peme
Pemerintah rintah melamelalui lui undaundang-unng-undang dang tentatentang ng kesekeselamatalamatan n dan dan kesekesehatan hatan kerjakerja,, me$ajibkan setiap perusahaan untuk memberikan perlindungan atas keselamatan me$ajibkan setiap perusahaan untuk memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. %ndang-undang ini bertujuan agar para pekerja dan kesehatan tenaga kerjanya. %ndang-undang ini bertujuan agar para pekerja akan tetap sehat selama mereka bekerja di tempat kerja mereka, dari mereka akan tetap sehat selama mereka bekerja di tempat kerja mereka, dari mereka masuk kerja sampai mereka tua
masuk kerja sampai mereka tua nanti.nanti.
1 1
Peke
Pekerja rja berhberhak ak mendamendapatkpatkan an pemepemeriksaariksaan n kesekesehatahatan n berkaberkala la minimminimalal sa
satu tu tatahuhun n sesekakali li sesesusuai ai dedengngan an papajajananan n di di tetempmpat at kekerjrja. a. PePekekerjrja a jujugaga berke$ajiban
berke$ajiban melakukan melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan kesehatan berkala berkala untuk untuk mempertahankanmempertahankan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga produktivitas kerja pun
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga produktivitas kerja pun terjagaterjaga dengan baik. Dengan adanya undang-undang tersebut, perusahaan di $ajibkan dengan baik. Dengan adanya undang-undang tersebut, perusahaan di $ajibkan untuk melakukan medical check-up secara rutin untuk para pekerja. Salah satu untuk melakukan medical check-up secara rutin untuk para pekerja. Salah satu rut
rutiniinitastas medical check-upmedical check-up yang $ajib dilaksanakan oleh perusahaan terhadap yang $ajib dilaksanakan oleh perusahaan terhadap para
para pekerjanya pekerjanya adapah adapah pemeriksaan pemeriksaan spirometri. spirometri. Pemeriksaan Pemeriksaan spirometrispirometri dilakuakan untuk mengetahui adanya penurunan ungsi paru-paru terutama yang dilakuakan untuk mengetahui adanya penurunan ungsi paru-paru terutama yang bekerja
bekerja di di lingkungan lingkungan dengan dengan kadar kadar polusi polusi &debu, &debu, 'at 'at kimia kimia yang yang mudahmudah menguap( yang tinggi. Pemeriksaan dilakukan oleh calon pekerja dengan tempat menguap( yang tinggi. Pemeriksaan dilakukan oleh calon pekerja dengan tempat kerja dahulu memiliki lingkungan dengan kadar polusi tinggi dan pekerja dengan kerja dahulu memiliki lingkungan dengan kadar polusi tinggi dan pekerja dengan lingkungan kadar polusi tinggi.
lingkungan kadar polusi tinggi.
#leh karena itu, Program Studi Diploma ) Keselamatan dan Kesehatan #leh karena itu, Program Studi Diploma ) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kerja *aku*akultas ltas KedoKedokterakteran n %nive%niversitas rsitas SebeSebelas las +aret +aret SuraSurakarta karta mengmengadakadakanan praktikum
praktikum pengukuran spirometri pengukuran spirometri agar agar mahasis$a mahasis$a dapat dapat melatih melatih kemampuannykemampuannyaa dalam melakuakan
dalam melakuakan check-upcheck-up rutin untuk para rutin untuk para pekerja, serta dapat menerapkan danpekerja, serta dapat menerapkan dan me
mengnginintetegrgrasasikikan an pepengngetetahahuauan n dadan n keketeterarampmpililan an yayang ng didipupunynyai ai sesebebelumlum dipraktikan dalam dunia kerja.
dipraktikan dalam dunia kerja.
B
B.. TTuujjuuaann .
. %nt%ntuk menuk mengetgetahahui pengui pengertertian spiian spiromrometretri.i. .
. %nt%ntuk muk menengetgetahahui caui cara pera penggnggunaunaan an spirometer’ spirometer’ yang benar. yang benar. /.
/. %nt%ntuk meuk mengengetahtahui apa itu pui apa itu pneuneumomokonkoniosiiosis.s. ).
). %ntuk m%ntuk mengeengetahui btahui berbaerbagai macgai macam jeniam jenis penys penyakit parakit paru akibau akibat kerja.t kerja. 0.
0. %ntuk %ntuk mengemengetahui tahui pencpencegaegahan tehan terhadarhadap pnep pnemokomokoniosiniosis.s.
C
C.. MMaannffaaaatt
Bagi Pratikan Bagi Pratikan
+enambah $a$asan pengetahuan mengenai bagaimana cara
+enambah $a$asan pengetahuan mengenai bagaimana cara melakukanmelakukan pemeriksaan
pengukuran spirometri diruang kuliah D) K/ kampus %1S Tirtomoyo. +engetahui bagaimana cara menggunakan spirometer 2 yang benar. +engetahui apa saja yang dimaksud dengan pneumokoniosis. Dapat menganalisis mengenai kapasitas vital paru-paru &34( dan orce e5piratory volume &*63(.
Bagi Program Studi Diloma ! "e#e$atan dan "e#elamatan "erja
+emberikan pengetahuan kepada mahasis$a tentang bagaimana melakukan pemeriksaan spirometri menggunakan spirometer 2. +engetahui apa saja penyakit yang dapat timbulpada pekerja diperusahaan dan pencegahannya. +enambah pengetahuan bagi mahasis$a agar dapat mengaplikasikannya dimasa yang akan datang. Serta untuk meningkatkan kualitas mahasis$a D) Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam menerapkan dan mengembangkan K/.
BAB II
LANDASAN TE%&I
A. Tinjauan Pu#taka
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu risiko yang harus ditanggung oleh tenaga kerja dalam rangka melakukan kerja di suatu industri. Terjadinya penyakit akibat kerja disebabkan oleh karena lingkungan kerja yang mempunyai potensi bahaya melebihi batas yang diperkenankan. Penyakit akibat kerja secara umum dideinisikan sebagai penyakit atau kelainan atau gangguan yang disebabkan oleh aktor pekerjaan dan aktor yang menyertainya.
"erbagai kelainan serta penyakit dapat timbul dan mengenai berbagai organ tubuh seperti kelainan kulit, gangguan saluran pencernaan, kelainan pada mata serta penyakit dan kelainan saluran pernaasan. Khusus industri tekstil, kelainan yang ditimbulkan akibat pemaparan debu kapas dapat menimbulkan kelainan paru tenaga kerja yang disebut byssinosis&+angunnegoro, 77(.
Penyakit pertama yang diduga merupakan Penyakit 8kibat Kerja &P8K( adalah silicosis yang sudah terjadi pada masa manusia membuat peralatan dari batu api. Pengetahuan mengenai P8K &Penyakit 8kibat Kerja( masih terbatas
karena sulitnya melakukan studi epidemiologi. 9al ini disebabkan berbagai hal seperti deinisi P8K &Penyakit 8kibat Kerja( yang belum jelas, praktik higiene industri dan cara-cara laporan yang berbeda, tidak ada studi kontrol, tidak mungkin menentukan gejala minimal, banyak karya$an tidak melapor dan sudah meninggalkan tempat kerja se$aktu penelitian dilakukan sehingga hanya ditemukan survivor population. 9al tersebut terlihat dari sedikitnya laporan P8K &Penyakit 8kibat Kerja( di Indonesia. P8K &Penyakit 8kibat Kerja( tersering adalah yang mengenai saluran naas yaitu asma dan rinitis. P8K &Penyakit 8kibat Kerja( imunologik lain yaitu pneumonitis hipersensitif yang mengenai paru dan P8K &Penyakit 8kibat Kerja( yang mengenai kulit.
Penanganan P8K harus dilakukan secara obyekti dan ditekankan pada lingkungan kerja. +enghindari pajanan bahan penyebab merupakan cara terbaik, namun tidak selalu mudah. Keluar dari tempat kerja tidak selalu menghasilkan remisi gejala. Penggunaan alat proteksi harus dilembagakan. Di samping itu penanganan armakologik dapat merupakan cara yang sangat eekti.
"eberapa penyakit yang tercantum dalam lampiran 1omor : ;!+61!7< tentang ke$ajiban melaporkan Penyakit 8kibat Kerja &P8K( adalah sebagai berikut :
a. Silicosis, Anthrakosilicosis, Asbestosis,Silikotubericolosis. b. Penyakit paru-paru dan saluran pernaasan.
c. 8sma akibat kerja oleh karena : d. Debu logam keras.
e. Debu kapas, vias,hennep dan sisal &byssinosis(.
8sma 8kibat Kerja &88K( ditandai dengan obstruksi saluran napas yang variabel dan bronkus hiperesponsif yang disebabkan oleh inflamasi bronkial akut dan kronis. 9al tersebut bermula dari inhalasi debu, uap, gas yang diproduksi atau digunakan karya$an atau secara tidak sengaja ditemukan dalam lingkungan kerja. 4iri dari semua asma kronis adalah iritabilitas berlebihan terhadap berbagai rangsangan atau aktor dalam lingkungan kerja.
8sma yang timbul dalam lingkungan kerja dibedakan dalam dua kategori. Pertama adalah asma yang disebabkan bahan atau aktor dalam lingkungan kerja dan kedua asma yang sudah ada sebelum bekerja dan dipicu &eksaserbasi( oleh bahan atau aktor dalam lingkungan kerja. Pada karya$an yang sudah menderita asma sebelum bekerja, 0= akan memburuk akibat pajanan terhadap bahan atau aktor dalam lingkungan kerja.
. Alveolimitis alergis oleh karena menghirup debu organik.
Sistem pernaasan yang dilalui debu pada $aktu dihirup adalah meliputi bagian-bagian sebagai berikut :
a. Saluran udara pernaasan
( 9idung, terdiri dari hidung luar dan cavum nasi. ( Pharink , terletak dibelakang mulut.
/( Larink , berbentuk pipa yang berungsi sebagai jalan udara pernaasan dan organ suara.
)( Trakhea, merupakan lanjutan larink yang panjangnya > 0 cm.
b. Paru-paru
+erupakan organ respirasi paling lunak dan elastis, terdiri dari : 1) Pulmo deter!
") Pulmo sinister!
#eactive Air$ays %ysfunction Syndrome &#A%S) atau irritant induced asthma adalah reaksi non imunologik serupa asma yang terjadi setelah satu kali pajanan terhadap kadar iritan &Toluen %iisosianat !TDI,klorin, fosgen( yang tinggi. 'ipereaktivitas bronkus dapat menetap sedikitnya satu tahun pasca pajanan tersebut. Pajanan terhadap iritan kadar rendah untuk jangka $aktu yang lama dapat juga menimbulkan reaksi serupa.
De$asa ini, sekitar 0; bahan dalam lingkungan kerja sudah diketahui dapat menimbulkan asma. "ahan-bahan dengan berat molekul tinggi &9+? ) seperti bahan asal he$an, tanaman seperti tepung, kopi, soya biasanya menginduksi sintesis Ig6 dan memicu reaksi asma alergi tipe I. "ahan dengan
berat molekul rendah &@+? ) seperti TDI ( Trimellitic Anhydride T+8, platina, nickel merupakan hapten yang berikatan dengan protein pemba$a asal tubuh yang dapat memacu sintesis Ig6. "ahan 9+? berhubungan, sedang bahan @+? tidak berhubungan dengan atopi. 9+? biasanya menimbulkan reaksi dini dan lambat,
sedangkan @+6 reaksi lambat terisolasi.
Pneumoconiosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Debu yang menyebabkan terjadinya pneumoconiosis adalah debu yang berukuran , - / mikron. Debu yang lebih besar akan tertahan di saluran bagian atas dan lebih kecil akan dikeluarkan lagi
melalui sistem pernaasan. 1ama penyakit pneumoconiosis tergantung dari jenis debu yang tertimbun, antara lain :
. Silicosis disebabkan oleh Si# bebas.
. Anthracosis disebabkan oleh debu arang batu. /. Asbestosis disebabkan oleh debu asbes.
). Talkosisdisebabkan oleh debu talk .
0. Siderosis disebabkan oleh debu mengandung *e#/.
A. *eriliosis disebabkan oleh debu "e.
B. Stanosisdisebabkan oleh debu bijih timah putih. <. *yssinosis disebabkan oleh debu kapas.
%kuran debu sangat bervariasi, debu yang ukurannya 0 - ; mikron akan ditahan oleh jalan pernaasan bagian atas, sedangkan debu yang berukuran / - 0 mikron akan ditahan oleh jalan pernaasan di bagian tengah. Partikel-partikel yang berukuran antara - / mikron langsung ditempatkan ke permukaan alveoli paru- paru. Partikel berukuran ;, mikron tidak hinggap di permukaan alveoli atau selaput lendir oleh karena gerak bro$n, yang menyebabkan debu bergerak keluar masuk alveoli!
. +nertia atau kelembaban dari partikel-partikel debu yang brgerak pada saat udara membelok ketika melalui jalan pernaasan yang tidak lurus, maka partikel debu yang bermasa besar tidak dapat membelok dan akan mengendap serta menumpuk di selaput lendir.
. Sedimentasi, terutama pada bronchi sangat kecil dan bronchioli karena pada tempat tersebut kecepatan udaranya sangat kurang kira-kira cm!detik sehingga gaya graitasinya dapat bekerja terhadap partikel-partikel debu dan mengendapkannya.
/. Cerak bro$n, untuk partikel yang berukuran kurang dari ;, mikron. Partikel- partikel tersebut oleh gerak bro$n kmungkinan membentur alveoli dan
mengendap di alveoli!
+acam-macam pneumoconiosis(menurut debu yang diendapkan :
. Silicosis
Silicosisadalah pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu silica bebas &Si#(. +asa inkubasinya - ) tahun. Tingkatan dari silicosis ada tiga, yaitu :
a. Silicosis
sederhana &Silikosis kronis simplek(, ditandai dengan sesak naas &dyspnoea( terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu silica dalam jangka panjang lebih dari ; tahun.
b. Silicosis sedang
& silicosis akselerata(, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silica yang lebih banyak selama $aktu yang lebih pendek &) - < tahun(. Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat.
c. Silicosis berat,
terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar, dalam $aktu yang lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak naas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.
( Penghasil batu bangunan. ( Cranit.
/( Keramik.
)( Tambang timah putih. 0( Tambang batu bara.
A( Perusahaan tempat menggerinda besi. B( Pabrik besi dan baja.
<( Proses menggunakan silica seperti sandblasting dan fettling!
Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. %ntuk mencegah semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan. Terapi suporti terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. ika terjadi ineksi, bisa diberikan antibiotik. 9al lain yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. +embatasi pemaparan terhadap silica! b. "erhenti merokok.
c. +enjalani tes kulit untuk T"4 &tuberculosis( secara rutin.
Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberculosis &T"4(, sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. Silica diduga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab T"4 &tuberculosis(. ika hasilnya positi, diberikan obat anti T"4 &tuberculosis(.
Tidak ada satupun obat khusus untuk penyakit silicosis. +ekanisme silica bebas juga belum diketahui, terdapat teori tentang mekanisme tersebut,
yaitu :
a. Teori mekanis, yang menganggap permukaan runcing debu-debu merangsang terjadinya penyakit.
b. Teori elektromagnetis, bah$a gelombang-gelombang elektromagnetislah penyebab fibrosis dalam paru-paru.
c. Teori silikat, menerangkan bah$a Si# bereaksi dengan air dari jaringan paru-paru, sehingga terbentuk silikat yang menyebabkan kelainan paru-paru.
d. Teori imunologis, yaitu tubuh mengadakan 'at anti yang bereaksi di paru-paru dengan antigen yang berasal dari debu.
Pencegahan silicosis dapat dilakukan dengan penurunan kadar debu di udara pada tempat kerja dan perlindungan diri pada pekerja, ventilasi secara
umum dan lokal dan pemeriksaan secara berkala pada setiap bekerja. Pemeriksaan secara berkala berungsi untuk menemukan penderita-penderita silikosis sedini mungkin, kemudian dapat dipindahkan pekerjaannya agar cacat dapat dicegah.
. Anthracosis
Anthracosis adalah pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu-debu arang batu. +asa inkubasinya - ) tahun. Terdapat tiga gambaran klinis yaitu anthracosis murni, silicoanthracosis dan tuberculosilicoanthracosis. Anthracosis murni biasanya lambbat untuk menjadi berat dan tidak begitu bahaya, kecuali jika terjadi emphysema yang mungkin menyebabkan kematian. 8ntara anthracosis murni dengan anthracosilikosis hampir tidak dapat dicari perbedaan. Pada tuberculosilicoanthracosis, selain terdapat kelainan paru-paru oleh debu mengandung silica dan arang batu juga basil-basil tubercolusa menyerang paru- paru.
Perbedaan klinis antara anthracosis dan silicosis, bah$a pekerja tambang arang batu dengan emphysema lokal dan anthracosilicotuberculosis adalah lebih sesak dari pada sakitnya, sedangkan kematian terjadi pada seperti emphysema( bronchitis chronca dan kegagalan jantung kanan. Karena itu anthracosis dipakai istilah astma pekerja tambang, sedangkan pada silicotuberculosis selain sesak sakitnya juga hebat dari itu dipakai istilah phthisis pekerja tambang.
Pengelolaan pada anthracosis dengan menambah alat bantu yang ungsinya untuk melengkapi cara penaggulangan pencemaran lingkungan secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. 8lat bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan macam
kegiatan. "eberapa alat bantu yang digunakan untuk mengurangi atau menanggulangi pencemaran lingkungan antara lain adalah :
a. *ilter %dara
*ilter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. *ilter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati atau dikontrol, kalau sudah jenuh &sudah penuh dengan abu!debu( harus segera diganti dengan yang baru.
b. Pengendap Siklon &cyclone separators( Pengendap siklon adalah pengedapan debu!abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanaatan gaya sentriugal dari udara atau gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relati berat akan jatuh ke ba$ah. %kuran partikel!debu!abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 0 - ); mikron. +akin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. *ilter "asah & scrubbers atau $et collectors(
Prinsip kerja ilter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bagian ba$ah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu
akan ikut semprotkan air turun ke ba$ah.
d. Pengendap Sistem Cravitasi
8lat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relati cukup besar, sekitar 0; mikron atau lebih. 4ara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke
dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada $aktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba & speed drop(, 'arah akan jatuh terkumpul di ba$ah akibat gaya beratnya sendiri &gravitasi(. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap 6lektrostatik
8lat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah yang relati besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. 8lat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relati bersih. 8lat ini menggunakan arus searah &D4( yang mempunyai tegangan antara 0 - ;; kv, berupa tabung silinder dimana dindingnya diberi muatan positi, sedangkan di tengah ada sebuah ka$at yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negati. 8danya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di
daerah sekitar pusat silinder. 9al ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negati sedangkan udara bersih menjadi ion positi dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negati akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
4ara pencegahan anthracosis dan komplikasi-komplikasinya adalah sebagai berikut :
a. 3entilasi penting untuk mengurangi
kadar debu di udara.
b. Pemotongan arang batu dilakukan
dengan arang basah dengan jalan menyemprotkan air kepada rantai alat pemotong pada tempat-tempat rantai bersentuhan dengan permukaan.
c. Pengeboran basah dengan aliran air
bertekanan tinggi kepada tempat-tempat mengebor, pengeboran kering harus dilarang.
d. +embasahi arang batu dengan menggunakan air.
e. +emercikkan air pada arang batu yang
akan diangkat, dimuat dan diangkut.
. +asker debu dipakai pada $aktu
memasuki tambang sesudah peledakan.
g. Pengukuran kadar debu arang batu di
udara tempat kerja.
h. Pemeriksaan paru-paru berkala untuk
diagnosa sedini-dininya.
/. Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis pneumoconiosis yang penyebabnya adalah debu asbes. 8sbes adalah campuran berbagai silikat, tapi terpenting magnesium silikat.
Pekerjaan-pekerjaan dengan bahaya penyakit tersebut adalah : a. Eeparasi asbes.
b. Penenunan dan pemintalan asbes. c. Pengolahan asbes.
Cejala-gejala asbestosis adalah sesak naas, batuk dan banyak mengeluarkan riak. Tanda-tanda isis adalah :
a. ,yanosis( pelebaran ujung-ujung jari dan krepitasi halus di dasar paru-paru pada saat auskultasi!
b. @udah mengandung badan-badan asbes yng baru mempunyai arti untuk diagnosa apabila terdapat dalam kelompok-kelompok.
c. Kelainan radiologis lambat terlihat, sedangkan gejala-gejala telah dahulu tampak.
d. Cambaran rongent paru-paru pada tingkat sakit tersebut menunjukkan titik-titik halus di basis paru-paru, sedangkan batas-batas jantung dan diaragma tidak jelas.
a. %saha-usaha menurunkan kadar debu di udara.
b. Pengeboran harus basah.
c. Diadakannya ventilasi di udara.
d. Pekerja memakai alat pelindung diri. e. Penerangan atau penyuluhan tentang arti
penting kesehatan pada pekerja.
). *yssinosis
*yssinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu kapas. +asa inkubasi terpendek 0 tahun. Sering terjadi pada para pekerja tekstil.
Penyebab dari byssinosis adalah :
a. 6ek mekanis
debu kapas yang dihirup.
b. 8kibat pengaruh
endotoksin bakteri-bakteri kepada alat pernaasan.
c. Eeaksi alergi oleh
para pekerja.
d. "ekerjanya bahan
kimia yang bereaksi terhadap paru-paru.
e. Eeaksi psikis oleh
para pekerja. Tingkatan byssinosis :
a. Tingkat; : tidak
ada gejala-gejala.
b. Tingkat F :
kadang-kadang berat dada dan sesak naas pada hari senin
atau rangsangan-rangsangan pada alat pernaasan pada hari-hari senin.
c. Tingkat : berat dada pada hari senin dan setiap hari tersebut. d. Tingkat : berat dada dan sesak naas pada hari-hari senin dan hari
e. Tingkat / : byssinosis dengan cacat paru-paru. %saha-usaha pencegahan :
a. Pemeliharaan rumah tangga yang baik di perusahaan tekstil.
b. Pembersihan mesin sebaiknya dengan pompa hampa udara sehingga tidak secara mekanis.
c. +embersihkan lantai dengan sapu tidak baik.
d. 3entilasi umum secara meniupkan udara tidak baik, seharusnya dengan cara hisap.
e. "ila mungkin, kapas segera diperciki air sesudah dibuka dari bal- balnya.
. Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja.
g. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan cara $a$ancara dan uji aali untuk menemukan tanda penyakit.
h. Pekerja-pekerja yang telah dipengaruhi oleh debu kapas harus segera dipindahkan pekerjaannya ke tempat yang kurang atau tidak berbahaya.
0. *erryliosis
*erryliosis adalah pneumoconiosis yang disebabkan karena menghirup debu yang mengandung berrilium berupa logam, oksida, sulat, chlorida( fluorida! Dapat menyebabkan bronchitisdan pneumonitis! +asa inkubasi 0 tahun. Terdapat pada pekerja dalam perusahaan pembuatan tabung radio dan tabung fluorescent!
Cejala dari penyakit berryliosis( antara lain : a. Sakit demam.
b. "atuk kering. c. Sesak naas. d. Demam tinggi. e. 1adi sangat cepat. . "anyak dahak. 4ara pencegahan :
b. +embiasakan para pekerja mencuci tangan sebelum makan. c. Pemeriksaan secara berkala.
A. Stannosis
Stannosis adalah pneumoconiosis yang tidak begitu berbahaya disebabkan menghirup debu timah putih. Terjadi pada pekerja pengolahan biji timah.
B. Siderosis
Siderosis adalah pneumoconiosis yang disebabkan debu yang mengandung persenya$aan besi. +asa inkubasi 0 tahun. Terdapat pada pekerja yang menghirup debu dari pengolahan bijih besi. "iasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru-paru. Siderosis murni biasanya tidak merupakan predisposisi untuk T"4 &tuberculosis(.
<. Talkcosis
Talcosis adalah pneumoconiosisyang disebabkan debu talk yang masuk ke dalam paru-paru. "iasanya talk merupakan campuran mineral misalnya g-Silicat( ,a-Silicat!
Cejala klinis pneumoconiosis adalah batuk-batuk, sesak naas, kelelahan umum, banyak dahak dan lain-lain, sehingga diagnosanya sukar karena gejala tersebut juga ada pada penyakit lain. 1amun untuk mendiagnosa pneumoconiosis harus dilakukan secara menyeluruh dari beberapa tahap, yaitu antara lain dapat dilakukan dengan sebagai berikut :
. +engetahui ri$ayat penyakit dan ri$ayat pekerjaan.
. Pemeriksaan ruang kerja dengan pengujian kadar debu lingkungan kerja. /. Pemeriksaan isik tenaga kerja.
). Pemeriksaan paru-paru dengan rontgen.
0. Pemeriksaan hubungan kerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit. A. Pemeriksaan ungsi paru dengan spirometri.
Pada orang terkena pneumoconiosis pada dasarnya tidak dapat disembuhkan, namun pneumoconiosis dapat dicegah dengan cara :
. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, yang meliputi pemeriksaan a$al, berkala, dan khusus.
. Penyuluhan K/ &Kesehatan dan Keselamatan Kerja( pada tenaga kerja. /. Sistem ventilasi yang baik.
). Kebersihan perusahaan.
0. Pemakaian alat pelindung diri.
8pabila ada pekerja dicurigai atau sudah terkena pneumoconiosis dilakukan tindakan sebagai berikut :
. Dipindahkan ke lain pekerjaan dengan tingkat bahaya yang lebih rendah.
. Diberi istirahat sementara.
/. Diberi obat-obatan untuk menghilangkan gejalanya. ). Diberhentikan!direhabilitasi.
%ntuk menganalisa, memeriksa dan mengetahui kesehatan ungsi paru, digunakan alat yang disebut spirometer. Dengan alat ini, kita dapat mengetahui =34 &=.ital ,apacity(, =*34 &= /orced .ital ,apacity(, =*63 &= /orced 0kspiratory .olume(, +6*E & aksimum 0kspiratory /lo$ #ate(, =IP%
&=Indeks Perangkap %dara(, dan lain-lain. Sehingga dengan mengetahui hal di atas, kita &ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja( dapat mencari solusi yang tepat, aman dan murah untuk menghindari segala kemungkinan penyakit akibat kerja yang bisa terjadi.
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai )0;; cc. %dara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai /0;; cc, yang ;;; cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa! Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 0;; cc
volume udara pernapasan &kapasitas tidal G 0;; cc(. Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 0;; cc udara pernapasan &epiratory reserve volume H inspiratory reserve volume H 0;; cc(. Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 0;; cc hingga sekitar /0;; cc.
Dari 0;; cc udara inspirasi atau ekspirasi biasa, hanya sekitar /0; cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. 3olume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut spirometer. "esarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa aktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas serta kondisi kesehatan.
Parameter pemeriksaan :
. 634 : 0stimated .ital ,apacity!harga perkiraan kapasitas vital
8dalah perkiraan besarnya kapasitas vital paru-paru seseorang. Dicari dengan 223#A *AL%4+( dengan menghubungkan antara umur dengan tinggi badan, atau dengan menggunakan rumus :
0., laki-laki : &B,B/ &;, 5 %mur(( 5 T"( 0.,$anita : &,B< &;,; 5 %mur(( 5 T"(
"! 34 :.ital ,apacity!kapasitas vital
+erupakan jumlah udara maksimum yang dapat dikeuarkan dari paru-paru seseorang setelah ia mengisi batas maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya. 9arga normal untuk : a. ., laki-laki : 0A;; ml.
b. ., $anita : /;; ml.
c. ., $anita ; - 0= J 34 laki-laki.
Dicari dengan probandus inspirasi maksimum kemudian ekspirasi maksimum pada alat tanpa menekan push botton. 34 adalah titik tertinggi ada graik.
/. *34 : /orced .ital ,apacity kapasitas yang dipaksakan
8dalah pengukuran kapasitas vital yang dihasilkan dengan ekspirasi yang cepat dan sekuat-kuatnya setelah inspirasi maksimum. Dicari dengan probandus inspirasi maksimum pada alat dan sekuat-kuatnya sampai dengan inspirasi maksimum tuntas.
). *63 : /orced 0kspiratory .olume!volume ekspirasi yang dipaksakan
8dalah volume udara yang dapat diekspirasikan dalam $aktu standar selama tindakan *34. "iasanya *63 diukur detik pertama ekspirasi yang dipaksakan disebut *63. ika *63 kurang dari liter menunjukkan gangguan ungsi paru-paru berat.
0. =34 : = perbandingan antar 34 dengan 634
=34 :
0., .,,;;=
A. =*34 : perbandingan antar *34 dengan 634
=*34 : 0., /.,,;;= B. =*63: /., /0. , ,;;=
<. +6*E : aimum 0piratory /lo$ #ate!nilai penghembusan naas secepat-cepatnya per menit adalah udara yang keluar
selama satu menit apabila dihembuskan secepat mungkin. De$asa : 0; lt!menit.
"iasanya : );; 0;; lt!menit. B; tahun : ;; lt!menit.
Indeks perangkap udara untuk mengetahui sejenis kelainan paru- paru yng disebabkan oleh buruknya keelastisan paru-paru.
IP% :
., /., ., − ,;;=
9arga normal J 0=.
;. Kesulitan 3entilasi Paru-paru
B. Perundang'undangan
8dapun perundang-undangan yang berkaitan antara lain, sebagai berikut :
. K6P+618K6E 1o. K6P.///!+61!7<7 tentang diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja.
. K6P+618K6E 1o. K6P.0!+61!777 tentang nilai ambang batas aktor isikan di tempat kerja.
/. P6E+618K6E 1o. 0!+61!LII!;;< tentang pedoman dan diagnosis penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
). P6E+618K6ETE81S 1o. P6E.;/!+61!7< tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja.
0. P6E+618K6ETE81S 1o. P6E.;!+61!7< tentang ke$ajiban melapor penyakit akibat kerja.
A. P6E+618K6ETE81S 1o. P6E.;!+61!7<; tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja.
BAB III HASIL
A. (am)ar Alat* Cara "erja* dan Pengukuran . Cambar 8lat
*ungsi :
a. Display, menunjukkan kurva dan hasil pengukuran.
b. ID selector , untuk menentukan nomor, jenis kelamin, umur, dan tinggi badan sesuai identitas probandus.
c. *34 Indikator, ditekan bersam dengan tombol start!stop maka pengukuran *34 dapat dilakukan.
d. 34 Indikator, ditekan bersam dengan tombol start!stop maka pengukuran 34 dapat dilakukan.
e. *eed key, menunjukkan data dan kurve pada pengukuran.
. Start!Stop, petunjuk bah$a pengukuran dapat dilakukan dan akan mati secara otomatis jika pengukuran telah selesai.
. 4ara Kerja
a. 9idupkan atau jalankan s$itch G /; menit sebelum alat digunakan. Ini penting untuk memanaskan kabel tranduser .
b. Pasang kabel untuk mouth piece ke tranduser . c. Pasang kabel 84, lalu hidupkan alat &saklar M2nN(.
d. +asukkan data identitas pasien yaitu nomor urut pasien, jenis kelamin, umur, tinggi badan pada +% Selector .
e. Tekan tombol *34 atau 34 lebih dulu untuk memulai pengukuran.
. Setelah probandus siap &menarik naas(, tekan start!stop diikuti dengan dikeluarkannya naas melalui mulut pada corong alat yang telah dibersihkan dengan alkhoho B;=.
g. Setelah selesai, tekan start!stop kemudian tekan eed key atau data. h. 4atat hasil pengukurannya. @anjutkan pengukukuran selanjutnya.
a. Pengukuran kapasitas 3ital &34( :
( Tekan tombol 34 &lampu menyala( dan startstop &lampu menyala(. "erita M *reathe 5uiteN pada layar menunjukkan pengukuran siap dimulai.
( Probandus mengambil naas semaksimal mungkin &inspirasi maksimum(, kemudian hidung ditutup lalu menghembuskan naas semaksimal mungkin &ekspirasi maksimum( melalui mouth piece. /( Setelah selesai lampu startstop mati secara otomatis.
)( Kemudian hidung kembali dibuka.
0( Data dapat dilihat dengan menekan kunci ,urve!Data. 8kan muncul data hasil pengukuran pada layar.
A( ika ingin dicetak, tekan tombol PrintStop &lampu menyala(. B( Secara otomatis alat mencetak data.
<( Setelah selesai lampu akan mati secara otomatis. b. Pengukuran /orced .ital capacity &*34( :
( Tekan tombol *34 &lampu menyala( dan StartStop &lampu menyala(. "erita M 0pire /ull6 pada layar menunjukkan pengukuran siap dimulai.
( Pasien menghirup naas semaksimal mungkin &inspirasi maksimum(, hidung ditutup, kemudian menghembuskan naas semaksimal mungkin &ekspirasi maksimum( dengan sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya melaui mouth piece sampai tuntas. /( Data dapat dilihat dengan menekan kunci ,urve!data. 8kan muncul
data hasil pengukuran pada layar.
)( ika ingin dicetak, tekan tombol PrintStop &lampu menyala( secara otomatis alat akan mencetak data.
0( Setelah selesai lampu akan mati secara otomatis.
B. Ha#il Pengukuran dan Per$itungan . 9asil Pengukuran
9ari! tanggal : Kamis, Desember ;) ?aktu : .;; - ./; ?I"
Tempat : Euang Kuliah D) K/ Kelompok : 3I
9asil pengukuran menggunakan spirometer
Nama +eni # "ela min U m ur ,t$ -T B , m -/ C 0 / C 1 / C 10 /C 0E /2 / C P 10 E/2 Diagno#a &e#tr ik#i %)#t ruk#i 8d'ki a 8. O 7 0 / , ; ) ,7 A A;, B 0<, / ,7 A /, / A ;;, ; Einga n 1orm al 8ndi . Q / A B /, 0 /,/ A 7/, B ;B , ,7 B /, / A <,0 1orm al 1orm al 8svin a K. O 7 ) B , ,0 ; AA, ; B), ) ,0 ; /, / A ;;, ; Einga n 1orm al *itria 8. O 7 0 / , < A ,< <0, </, 7 ,A ; /, / A 7, 1orm al 1orm al Cegge t ". Q 7 B ; /, 0 /,A < ; ),) ;< ,; , 0 /, / A A,7 1orm al Einga n +oh. Dedy Q ; B / /, A 0 /,< < ; <,A 0 ,) /,) 0 /, / A <<,7 1orm al 1orm al Petty Ts. O 7 0 7 , < , ; 0/, < /, B , ; /, / A ;;, ; Einga n 1orm al
8ris A 0 ,; ,0 0 / A al al
. Perhitungan
9asil perhitungan dari data yang didapat, yaitu dengan menggunakan spirometer dan hitung manual, maka didapat hasil :
1ama probandus: Petty Tunjungsari &7 tahun( enis kelamin : Perempuan
a. 0.,$anita H &,B< &;,; 5 %mur( 5 T"( H &,B< &;,; 5 7( 5 07( H &,B< ,77( 5 07 H 7,<A 5 07 H /0B,<77 ml H /,A liter b. = 34 H 0., .,,;;= = A , / = ;; < , H 0B,B = c. = *34 = 0., /.,,;;= H A , / = ;; ; , H /),< = d. = *63H /., /0. , ,;;= H ; , = ;; ; , H ;; =
e. = IP% H ., /., ., − ,;;= H < , = ;; ; , < , − H /7, = BAB I/ PEMBAHASAN
A. Anali#i# Ha#il Pengukuran dan Peng$itungan
"erdasarkan praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan praktikan, diperoleh hasil yang kemudian dibandingkan dengan Permenaker 1o.0!+61!LII!;;< tentang pedoman dan diagnosispenilaian cacat karena
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan didapatkan data praktikan sebagai berikut :
'asil pemeriksaan spirometri
Nama /C 0/C 1/C 10/C 0E/2 /CP 10E/2
Petty Ts. ,< ,; 0/,< /,B ,; /,/A ;;,;
Setelah hasilnya dibandingkan ditemukan diagnosa pada probandus bah$a hasil praktikum yang dilakukan dengan kriteria ungsi paru &restrikti dan obstrukti(, probandus mengalami restriksi ringan, dilihat dari hasil pemeriksaan = vital capasity kurang dari <;= untuk ukuran normal yaitu 0/,<=. Dan untuk obstruksi pada probandus normal, yaitu ;;,;= telah sesuai dengan ukuran normalnya yaitu lebih dari B0=.
"erdasarkan penilaian derajat sesak, restriksi probandus masuk dalam derajat I: yaitu sesak ringan, rasa naas pendek bila berjalan cepat mendatar atau
mendaki. %ntuk obstruksi probandus, masuk dalam kategori derajat #: tidak sesak kecuali e5ercise berat.
9asil yang diperoleh tersebut mungkin bisa berubah dari keadaan aslinya. Karena pada saat melakukan pemeriksaan, dipengaruhi oleh berbagai macam aktor, antara lain :
. Probandus tidak sungguh-sungguh dalam menghirup naas &tidak sampai penuh atau maksimal( dan dalam menghembuskan naas tidak sampai
maksimal atau habis.
. Kurangnya kekompakan antara operator dengan probandus dalam melakukan praktikum. +isalnya, pada saat menekan tombol start dan stop $aktu menghirup dan menghembuskan naas.
/. Pada saat menghembuskan naas, udara tidak sepenuhnya masuk kedalam mouth piece. Sehingga masih ada udara yang bocor keluar.
). Kesalahan praktikan dalam mencatat hasil, karena angka yang terlihat dalam monitor agak kabur.
0. 8lat yang dipakai untuk melakukan praktikum tidak sepenuhnya normal, sehingga memungkinkan data yang dihasilkan tidak valid .
"e#ulitan /entila#i Paru
Dari hasil perhitungan =*34 dan =*63 dapat diperkirakan keadaan paru-paru atau kesulitan ventilasi masing-masing probandus.
Dari pengukuran dengan menggunakan alat 8utosipiro 8S : /;; dapat diketahui tingkat kesulitan paru-paru probandus :
Probandus : Petty Tunjungsari
Pengukuran dengan alat 8utospiro 8S : /;; =*63 H ;;
=*34 H /,B
Keadaan paru-paru termasuk yang restriktif ringan. Indek# Perangka Udara
9arga normal =IP% H J 0=. Dari hasil perhitungan didapat :
No. Nama 1IPU Diagno#a
Petty Tunjungsari /7, Eingan
9asil perhitungan =IP% probandus diperoleh hasil diagnosa yang ringan, yaitu 0= dan diagnosa yang tidak normal, yaitu 0;=.
BAB /
SIMPULAN DAN SA&AN
A. Simulan
Dari praktikum, pengukuran, dan perhitungan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
. Spirometri merupakan salah sastu teknik pengukuran kapasitas suatu paru. Sehingga kita dapat mengetahui apakah tenaga kerja terjangkit pneumikoniosis atau tidak.
. 4ara penggunaan spirometer’ yang benar:
a. 9idupkan atau jalankan s$itch G /; menit sebelum alat digunakan. Ini penting untuk memanaskan kabel tranduser .
b. Pasang kabel untuk mouth piece ke tranduser . c. Pasang kabel 84, lalu hidupkan alat &saklar M2nN(.
d. +asukkan data identitas pasien yaitu nomor urut pasien, jenis kelamin, umur, tinggi badan pada +% Selector .
e. Tekan tombol *34 atau 34 lebih dulu untuk memulai pengukuran. . Setelah probandus siap &menarik naas(, tekan start!stop diikuti
dengan dikeluarkannya naas melalui mulut pada corong alat yang telah dibersihkan dengan alkhoho B;=.
g. Setelah selesai, tekan start!stop kemudian tekan eed key atau data. h. 4atat hasil pengukurannya. @anjutkan pengukukuran selanjutnya. /. Pneumoconiosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh
penimbunan debu dalam paru-paru. Debu yang menyebabkan terjadinya pneumoconiosis adalah debu yang berukuran , - / mikron. Debu yang
lebih besar akan tertahan di saluran bagian atas dan lebih kecil akan dikeluarkan lagi melalui sistem pernaasan.
). "erbagai macam jenis penyakit paru akibat kerja: a. Silicosis disebabkan oleh Si# bebas.
b. Anthracosis disebabkan oleh debu arang batu. c. Asbestosis disebabkan oleh debu asbes.
d. Talkosis disebabkan oleh debu talk .
e. Siderosis disebabkan oleh debu mengandung *e#/. . *eriliosis disebabkan oleh debu "e.
g. Stanosis disebabkan oleh debu bijih timah putih. h. *yssinosis disebabkan oleh debu kapas.
0. Pada orang terkena pneumoconiosis pada dasarnya tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan cara:
a. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
b. Penyuluhan K/ &Kesehatan dan Keselamatan Kerja( pada tenaga kerja. c. Sistem ventilasi yang baik.
d. Kebersihan perusahaan.
e. Pemakaian alat pelindung diri.
B. Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan kelompok kami, saran yang dapat diberikan adalah:
. Penyediaan ruang praktikum yang nyaman dan ergonomi sangat diperlukan. Karena pada saat melakukan praktikum banyak kendala yang dihadapi praktikan sehingga hasil yang didapat tidak sesuai harapan. %ntuk mengukur tinggi badan saja hanya menggunakan meteran gulung yang hanya 0; cm panjangnya.
. 8lat yang digunakan sudah. @ebih baik lagi jika tidak hanya satu, sehingga pada saat melakukan praktikum bisa dilakukan bersama-sama. Perlu adanya pemeliharaan alat, karena saat praktikan melakukan pengukuran
hasil yang seharusnya dapat langsung dicetak harus ditulis tangan karena tidak tersedianya kertas.
/. 8kan lebih baik jika dalam melakukan praktikum dilaksanakan di a$al semester sehingga mahasis$a masih memiliki $aktu untuk melakukan revisian jika dibutuhkan. Tidak menumpuk begitu banyak laporan-laporan praktikum di akhir semester.
DA0TA& PUSTA"A
9arrianto, Eid$an. ;;. *uku A7ar 8esehatan 8er7a. akarta : Penerbit "uku Kedokteran 6C4.
Suma2mur, 77A. 'igene Perusahaan dan 8eselamatan 8er7a. akarta : PT. Cunung 8gung.
Tim Penyusun. ;). *uku Pedoman Praktikum 680S0'ATA 80#9A ++6. Surakarta: Program D) Keselamatan dan Kesehatan Kerja *K %1S.