IMPLEMENTASI PROGRAM ELEKTRONIK KARTU
TANDA PENDUDUK (e-KTP) DI KECAMATAN
TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
2012
Oleh :
Amron Nadzib Azid1110511006
ABSTRACT
This research discuss about implementation policy of e-KTP program in Tenggarang subdistric Bondowoso regency,by using implementation policy of George C.Edward III model.In this research,researchers use a descriptive research with a qualitative methode.The subject of this research is Tenggarang subdistric administration as implementator or implementer and part of society which is involved in the implementation policy of e- KTP program.The technique of collecting data uses an interview, observation and a documentation technique.The research conclusion is from four factors which can influence the success or the failure in the implementation policy,two of them influence the implementation policy of e- KTP program in Tenggarang subdistric.Both factors are communication factor that is not going smoothly and reasource factor,the amount of both human resource and equipment resource are lack in the implementation policy of e-KTP program in Tenggarang subdistric Bondowoso regency.
Key Word : Implementation policy, electronic identity card (e-KTP) program
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Kebijakan Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, dengan menggunakan model implementasi kebijakan George C. Edward III. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian yakni Pemerintah Kecamatan Tenggarang selaku implementator atau pelaksana dan sebagian masyarakat yang terlibat dalam implementasi kebijakan program e-KTP ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah dari empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi kebijakan, dua faktor diantaranya berpengaruh terhadap implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Tenggarang. Kedua faktor tersebut adalah faktor komunikasi yang berjalan belum secara lancar dan faktor sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya peralatan yang jumlahnya masih kurang dalam pengimplementasian kebijakan program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso.
1. PENDAHULUAN
Administrasi kependudukan menyangkut hajat hidup seluruh warga negara mulai lahir hingga menemui ajalnya. Ketika lahir undang-undang mewajibkan setiap warga negara memiliki akta kelahiran yang nantinya berguna untuk memenuhi berbagai persyaratan dan kewajiban dalam berbagai aktivitas seperti bersekolah, mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), bepergian keluar negeri, mencari pekerjaan, menikah dan sebagainya. Begitu strategisnya urusan administrasi kependudukan, maka pemerintah diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan secara berkualitas. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan selama ini telah ditempuh oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan tersebut.
Saat ini seiring dengan berkembangnya tuntutan agar pelayanan administrasi yang diberikan oleh penyelenggara pemerintahan tersebut haruslah pelayanan yang prima yang mempunyai sistem pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pengguna jasa dan dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa tersebut sehingga dapat dikatakan
penyelenggaraan pelayanan tersebut berhasil. Bahwa ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan, kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan dicapai memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.
Masyarakat dan pemerintah membutuhkan terjadinya suatu sistem keterkaitan dengan membentuk negara dan pemerintah yang mengatur masyarakat guna melayani kepentingan rakyat. Gagasan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami perubahan seiring meningkatnya tuntutan rakyat dan perlembagaan pemerintah itu sendiri, namun masih belum memuaskan dalam arti posisi masyarakat dan pemerintah sudah mulai menguntungkan dalam kerangka pelayanan.
Penerapan KTP Elektronik dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari 1 (satu) KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis sistem pelayanan terpadu yang menghimpun data penduduk dari
seluruh Indonesia. Kenyataan penggunaannya dapat disalah gunakan dan tidak dipertanggung jawabkan. Misalnya, untuk menghindari pajak, sengaja menyembunyikan identitas aslinya guna melakukan kegiatan teoritis, dan lain-lain. Untuk mengatasi duplikasi tersebut, sekaligus menciptakan kartu indentitas tunggal maka diterapkan KTP Elektronik bersasis NIK. KTP Elektronik yang berbasis NIK Nasional memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat ferifikasi dan validasi data jati diri seseorang. Rekaman elektronik ini berisi biodata, pas photo, tanda tangan dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan. Program penerapan KTP Elektronik yang berbasis NIK Nasional tersebut, dimaksud untuk digunakan sebagai identitas jati diri seseorang yang bersifat tunggal.
Sebagaimana yang di amanatkan dalam undang-undang nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan bahwa pemerintah wajib memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada setiap penduduk Indonesia serta mencantumkannya dalam setiap dokumen kependudukan. Selanjutnya, penduduk indonesia juga wajib
memiliki Katu Tanda Penduduk selanjutnya disingkat dengan (KTP). Karena KTP tersebut mempunyai spesifikasi dan format KTP Nasional dengan pengamanan khusus, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan presiden nomor 26 tahun 2009.
Dalam program penerapan e-KTP tersebut berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) nasional yang untuk digunakan sebagai identitas jati diri seseorang yang bersifat tunggal dengan demikian mempermudah penduduk ataupun masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah maupun swasta karena tidak lagi memerlukan KTP setempat. KTP ini juga wajib dimiliki bagi warga negara indonesia (WNI) yang memiliki izin tinggal tetap yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan lahirnya yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-KTP ) di
Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso ?
2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-KTP ) di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Memberikan gambaran imple mentasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-KTP ) di Kecamatan Kabupaten Bondowoso.
2. Mengidentifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-KTP ) di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
masukan pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam permasalahan implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-KTP ) serupa, sebagai bahan kajian bagi pihak yang terkait dengan kebijakan ini sehingga dapat mengoptimalkan keberhasilan kebijakan.
2. Dari segi keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori yang dipelajari, sehingga akan berguna dalam pengembangan pemahaman, penalaran, dan pengalaman penulis, juga berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu sosial, khusunya ilmu administrasi publik, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian-penelitian berikutnya.
2. KAJIAN PUSTAKA a. Pengertian Implementasi
Implementasi merupakan tahap dalam proses kebijakan publik dalam sebuah Negara. Implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan
dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Menurut Van meterdan Van horn (wahab solichin, 2001; 35)“. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang di arahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah di gariskan dalam keputusan kebijakan”.
Sedangkan Menurut Syaukani, Afan Gafar dan Ryas Rasyid (2002; 295) “ mengatakan bahwa: “ implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut bisa membawa hasil sebagaimana diharapkan”. Ini dapat diartikan proses implementasi sebagai pengandalian untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan sumber dan penyimpangan dari tujuan implimentasi, menjaga supaya implementasi benar-benar sampai kepada masyarakat.
Dari pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan kegiatan tersebut. Jadi rangkaian kegiatan tersebut mencakup : pertama, persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijaksanaan tersebut dari undang-undang muncul sejumlah peraturan pemerintah, keputusan presiden dan
lain-lain. Kedua, menyiapkan sumber daya guna mengerakan kegiatan implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan secara kongrit kepada masyarakat.
Kedua, interprestasi dan
perancanaan. Badan-badan yang dipercayakan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan harus terlebih dahulu menerjamahkan kebijakan tersebut kedalam arahan-arahan, peraturan-peraturan serta desain dan rencana program yang rill. Ketiga, organisasi pelaksana, badan pelaksana yang diberikan otoritas sebagai implementer kebijakan harus mengatur perancanaan dan aktivitas dengan membantuk unit-unit pelaksana serta rincian kegiatan rutin sesuai dengan badan kerjanya.
Keempat, penentuan sasaran
kebijakan, yaitu siapa saja yang akan mendapatkan keuntungan atau pelayanan dari kebijakan dan siapa saja yang tidak termasuk dalam lingkup target kebijakan tersebut.
b. Kebijakan publik
Dewasa ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas
dipergunakan dalam kaitannya dengan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan pemerintah serta perilaku negara pada umumnya, atau seringkali diberikan makna sebagai tindakan politik. sedangkan Amara Raksasataya
menyebutkan bahwa kebijakan ada lah suatu taktik dan
strategi yang diarahkan untuk men capai suatu tujuan. oleh karena itu suatu kebijaksanaan harus memuat 3 (tiga) elemen, yaitu :
a. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai.
b. Taktik atau strategi dar i berbagai langkah unt uk mencapai tujuan y ang diinginkan.
c. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksana secara nyata dari taktik atau strategi. Sedangkan pemahaman mengen ai kebijakan publik sendiri masih terjadi adanya silang pendapat dari para ahli.
Dalam perannya untuk pe mecahan masalah tahap penting dalam pemecahan masalah publik melalui kebijakan adalah : a. Penetapan agenda kebijakan b. Formulasi kebijakan c. Adopsi kebijakan d. Implementasi kebijakan e. Penilaian kebijakan
Dalam pemahaman mengenai kebijakan publik masih terjadi adanya silang pendapat dari para ahli. Namun dari beberapa pendapat mengenai kebijakan publik terdapat beberapa persamaan, diantaranya yang disampaikan oleh (Dye Islamy; 2001) yang mendifinisikan kebijakan publik sebagai apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
c. Implementasi Kebijakan
Kebijakan publik selalu mengandung setidak-tidaknya tiga komponen dasar, yaitu tujuan yang jelas, sasaran yang spesifik, dan cara mencapai sasaran tersebut. Komponen yang ketiga biasanya belum dijelaskan secara rinci dan birokrasi yang harus menerjemahkannya sebagai program aksi dan proyek. Komponen cara berkaitan siapa pelaksananya, berapa besar dan dari mana dana diperoleh, siapa kelompok sasarannya, bagaimana program dilaksanakan atau bagaimana sistem manajemennya dan bagaimana
keberhasilan atau kinerja kebijakan diukur. Komponen inilah yang disebut dengan implementasi (Wibawa, dkk., 1994: 15). Mengenai hal ini Wahab (2002: 59) menegaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan aspek penting dari keseluruhan proses kebijakan. Oleh sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Bahkan Udoji (dalam Wahab, 2002: 59) mengatakan bahwa “pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.
Senada dengan apa yang dikemukakan para ahli diatas, Winarno (2002: 29) mengemukakan bahwa ”suatu program kebijakan akan hanya menjadi catatan-catatan elit saja jika program tersebut tidak dimplementasikan”. Artinya, implementasi kebijakan merupakan tindak lanjut dari sebuah program atau kebijakan, oleh karena itu suatu program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah.
Implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward III disebut dengan Direct and Indirect Impact on
Implementation. Menurut model yang
dikembangkan oleh Edward III, ada empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor sumber daya, birokrasi, komunikasi dan disposisi (Agustino : 2006 : 156 ). Pandangan lain mengenai implementasi kebijakan dikemukakan oleh William dan Elmore sebagaimana dikutip Sunggono (1994: 139), didefinisikan sebagai “keseluruhan dari kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan”. Sementara Mazmanian dan Sabatier (Wibawa dkk,1986: 21) menjelaskan bahwa mempelajari masalah implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami apa yang senyata-nyata terjadi sesudah suatu program diberlakukan atau dirumuskan yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan negara, baik itu usaha untuk mengadministrasikannya maupun usaha-usaha untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa, Sedangkan Wibawa (1992: 5), menyatakan bahwa
“implementasi kebijakan berarti pelaksanaan dari suatu kebijakan atau program”.
d. Program elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP)
Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) adalah suatu kartu tanda penduduk yang dibuat mesin elektronik dan ditulis dengan data digital. Menurut pendapat lain bahwa e-KTP merupakan suatu dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa e-KTP adalah suatu dokumen yang memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data diri seseorang. e-KTP ini sengaja diadakan untuk mempermudah pemerintah untuk mengambil data penduduk, karena dengan e-KTP pemerintah bisa langsung melihat data dari KTP elektronik tersebut tanpa harus menunggu data yang harus disensus terlebih dahulu.
Adapun fungsi e-KTP sebagai berikut : 1. Sebagai identitas diri.
2. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin rekening bank dan lain sebagainya.
3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP.
Berdasarkan Undang – Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penerapan KTP berbasis NIK Nasional pasal 2 ayat (1), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten / Kota bahwa target SPM khusus bidang administrasi kependudukan adalah jenis pelayanan yang berkenaan dokumen kependudukan, dengan indikator :
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP),
Dengan target 100% cakupan pada tahun 2011 (sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006). Cakupan penerbitan KTP ini adalah cakupan penduduk yang telah memperoleh KTP sesuai dengan Standar Pelayanan 5 hari harus selesai diterbitkan KTP. Dengan
diberlakukannya KTP Elektronik saat ini, maka target cakupan penerbitan KTP Elektronik direvisi menjadi 100% pada Tahun 2015.
Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran.
Dengan target 100% cakupan pada tahun 2011 (sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006) bahwa seluruh penduduk yang lahir di tahun bersangkutan memperoleh akta kelahiran. Cakupan penerbitan akta kelahiran adalah cakupan penduduk lahir yang memperoleh akta kelahiran sebagai bentuk registrasi kependudukan sesuai dengan standar pelayanan 7 hari harus selesai diterbitkan. Mencermati berbagai permasalahan yang terjadi, maka target cakupan penerbitan akta kelahiran direvisi menjadi 90% pada tahun 2020.
e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Menurut Hogwood dan Gunn (Wahab, 1997 : 71-81), untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna maka diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh Badan/Instansi pelaksana;
b. Tersedia waktu dan sumber daya;
c. Keterpaduan sumber daya yang diperlukan;
d. Implementasi didasarkan pada hubungan kausalitas yang handal;
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubung;
f. Hubungan ketergantungan harus dapat diminimalkan;
g. Kesamaan persepsi dan kesepakatan terhadap tujuan; h. Tugas-tugas diperinci dan
diurutkan secara sistematis; i. Komunikasi dan koordinasi
yang baik;
j. Pihak-pihak yang berwenang dapat menuntut kepatuhan pihak lain.
Menurut Grindle (Wibawa, dkk., 1994) implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya, Sedangkan George C Edward III dalam Subarsono (2005;90) memberikan pandangan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yakni : (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi(sikap), (4) stuktur birokrasi. Adapun Van Metter dan Van Horn (Subarsono, 2005: 99) menyebutkan ada
lima variabel yang mempengaruhi kinerja implemantasi,
yaitu :
a. Standar dan sasaran kebijakan; b. Sumber daya;
c. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas;
d. Karakteristik agen pelaksana; e. Kondisi-kondisi sosial, ekonomi,
dan politik
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, terjun langsung ke lapangan atau obsevasi dan studi dokumentasi akan didapatkan data yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang deskriptif. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitiannya adalah orang yang berada dalam badan pemerintah daerah yaitu pimpinan atau yang memahami permasalahan dalam penelitian ini. Badan pemerintah tersebut yaitu : Camat, Sekretaris Camat, Kasi Pemerintahan, Operator e-KTP, Kepala Desa, Kepala Dusun dan masyarakat selaku objek dari penelitian Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.Implementasi Program e-KTP
Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso sudah berjalan cukup baik. Dalam pelaksanaan program implementasi e-KTP yang dilaksanakan di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, terdapat beberapa proses dalam pelaksanaannya. Proses yang dimaksud yaitu tahap awal dalam sebelum pelaksanaan sampai perekaman yang dilakukan kepada masyarakat. Proses pelaksanaan implementasi e-KTP tersebut antara lain : sosialisasi, pendataan dan penyerahan surat panggilan, serta perekaman.
A. Sosialisasi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para informan dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Tenggarang yang dalam hal ini sebagai pelaksana program e-KTP masih kurang maksimal, dikarenakan infomasi yang disampaikan hanya sebatas kepada Kepala desa saja, dilanjutkan dengan Kepala desa mengumpulkan semua Kepala dusun untuk menyampaikan kepada RT/RW,
dan RT/RW menyampaikan kepada masyarakat.
B. Pendataan dan Penyerahan Surat Panggilan
Dalam hal pendataan dan penyerahan surat panggilan Kecamatan Tenggarang sudah melaksanakannya dengan baik. Tahap pendataan sendiri dilakukan oleh petugas / pegawai dari Dispenduk yang datang langsung ke Kecamatan Tenggarang untuk melakukan pendataan dan dibuatkan surat panggilan, setelah surat panggilan selesai Camat menandatangani surat panggilan tersebut dan siap untuk diberikan kepada masyarakat.
C. PEREKAMAN
Dalam tahap perekaman operator e-KTP memanggil nama salah satu penduduk sesuai nomor antrian dilanjutkan dengan operator meminta surat panggilan dan KTP yang lama kepada penduduk, setelah itu operator membacakan biodata penduduk yang bersangkutan di database untuk memverifikasi agar tidak terjadi kesalahan, setelah biodata penduduk benar dilanjutkan dengan melakukan perekaman seluruh sidik jari, lalu perekaman retina mata, dilanjutkan dengan pengambilan foto, dan perekaman tanda tangan. Setelah tahap perekaman selesai operator e-KTP
menandatangani surat panggilan dan memberikan stempel sebagai bukti bahwa penduduk yang bersangkutan telah melakukan perekaman e-KTP. 2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso
Dalam implementasi program e-KTP, dalam pengimplementasiannya program nasional ini tidak mudah. Menurut George C. Edward III setidaknya terdapat empat hal yang mempengaruhi implementasi sebuah kebijakan publik yakni komunikasi, sumber daya, disposisi (sikap), dan struktur birokrasi. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, maka digunakan model implementasi kebijakan George C. Edward III.
A. Komunikasi
Berdasarkan pernyataan yang telah diutarakan oleh informan diketahui bahwa ternyata sosialisasi yang dilakukan oleh Kecamatan Tenggarang hanya sebatas kepada Kepala desa, Kepala desa kepada kepala dusun, sedangkan untuk RT/RW serta
masyarakat hanya mendapatkan undangan / surat panggilan untuk perekaman e-KTP saja. Dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan implementasi kebijakan e-KTP, komunikasi dari Pemerintah Kecamatan kepada Pemerintah desa serta masyarakat masih belum maksimal. Hal inilah yang menjadi faktor yang mempengaruhi dalam implementasi kebijakan program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. B. Sumber Daya
Dapat disimpulkan faktor sumber daya manusia yaitu operator e-KTP sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya, terbukti dari hasil wawancara peneliti dengan masyarakat, sedangkan mengenai jumlah operator e-KTP masih kurang memadai dalam menjalankan program e-KTP tersebut, selain sumber daya manusia, sumber daya peralatan juga menjadi kendala dalam hal jumlah yang hanya terdapat dua set alat perekaman e-KTP untuk digunakan melakukan perekaman e-KTP kepada masyarakat Tenggarang wajib e-KTP yang jumlahnya mencapai 27.944, untuk melayani masyarakat dengan jumlah sebanyak itu peralatan yang disediakan masih terbilang kurang.
C. Disposisi (Sikap)
Berdasarkan pada hasil penelitian fenomena sikap pelaksana di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil penelitian terungkap bahwa para pelaksana memiliki sikap yang baik terhadap program e-KTP dan sangat mendukung program ini. serta terlihat dari pembagian tugas yang berhierarki dan teratur dalam pelaksanaannya.
D. Struktur Birokrasi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi dilakukan dengan baik diantara para pelaksana program e-KTP yaitu dilihat dari tugas masing-masing pelaksana yang terkoordinasi dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi yang ada sudah cukup baik terlihat pada adanya bagian – bagian yang telah ditentukan atau pembagian kewenangan dalam pelaksanaan program e-KTP ini.
5. PENUTUP A. Kesimpulan
1. Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso
Implementasi program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso sudah cukup baik terlihat dari sikap pelaksana yaitu Kecamatan Tenggarang serta struktur birokrasi yang sudah cukup baik terlihat pada adanya pembagian kewenangan atau tugas meski masih ada beberapa kendala mengenai komunikasi (sosialisasi) dan sumber daya (operator e-KTP dan peralatan).
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso
Berdasarkan teori yang dipakai oleh peneliti yaitu Direct and Indirect
Impact on Implementation yang
diperkenalkan oleh George C. Edward III dari empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam Implementasi Kebijakan Program e-KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Kedua faktor tersebut adalah faktor komunikasi (sosialisasi) dan sumber daya (operator e-KTP dan peralatan).
B. SARAN
1. Perlu adanya pendekatan dan sosialisasi kembali oleh Kecamatan Tenggarang selaku pelaksana kebijakan program e-KTP kepada masyarakat terhadap pentingnya melakukan perekaman e-KTP. Sehingga masyarakat benar – benar tahu tentang manfaat melaksanakan program ini.
2. Perlu adanya penambahan operator e-KTP dan peralatan perekaman e-KTP agar program e-KTP dapat berjalan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Ibrahim Indra Wijaya. 2000 .
Komunikasi. Jakarta : PT. Bina Aksara
Agustino, Leo. 2006. Analisis Kebijakan Publik, Jakarta : Rineka
Cipta
Cangara, Hafied. 2001. Komunikasi
politik, konsep, teori dan strategi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Gibson, dkk. 1993. Organisasi dan
Gibson, dkk. 1996. Organisasi Jilid
kedua (Savitri Soetrisno dan Agus Dharma, Penerjemah). Jakarta :
Elangga
Hessel, Nogi s. Tangkilisan. 2003.
Implementasi Kebijakan Publik,
Transformasi Pikiran George
Edward. Yogyakarta: Lukman
Offset dan Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Islamy, M Irfan. 1997. Prinsip-Prinsip
Perumusan Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Islamy, M. Irfan. 2001. Prinsip –
Prinsip Perumusan
Kebijaksanaan Negara. Bandung
: PT. Bina Aksara Bandung. Kuntjoro, dan Jasri. 2007. Standart
Pelayanan Minimal. Jurnal
Manajemen Pelayanan
Mar’at. 1982. Sikap Manusia dan
Pengukurannya. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Mas’ud. 1989. Politik, Birokrasi dan
Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Moloeng, Lexy. J. 2001. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : PT. Tarsito
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Pesiden No. 35 Tahun 2010 Tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Patton, Poerwandari E. Kristi. 1998.
Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Depok : Fakultas Psikologi UI
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Organisasi : Edisi Kesepulu.
Jakarta : PT. Indeks
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan
Publik Konsep, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Sunggono, Bambang. 1994. Hukum dan
Kebijaksanaan Publik. Jakarta:
Sinar Grafika.
Sutarto. 1995. Dasar-Dasar Organisasi
: Cetakan Ke-18. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press. Sutopo. 2006. Penelitian Kualitatif,
Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Syaukani, dkk. 2002. Otonomi Daerah
Dalam Negara Kesatuan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Umar, Husein, 2001. Strategic
Management in Action. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang administrasi kependudukan Usman dan Akbar. 2004. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis
Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Bumi Aksara,
Jakarta.
Wahab, Solichin Abdul. 1997. Analisis
Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Edisi Pertama. Jakarta : Bumi
Aksara
Wahab, Solichin Abdul. 2001. Analisis
Kebijakan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Negara, Edisi Kedua. Jakarta : Bumi
Aksara
Wahab, Solichin Abdul. 2002. Analisis
Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara
Wibawa. 1992. Kebijakan Publik :
Proses dan Analisis. Jakarta :
Intermedia
Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan
Publik. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada.
Wibawa, Eddi dkk. 1994. Hukum dan
Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI).
Widjaja. 2000. Komunikasi. Jakarta. PT. Bina Aksara
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik
Teori dan Proses. Yogyakarta :
MedPress.
Winarno, Budi. 1989. Teori
Kebijaksanaan Publik. Pusat
Antar Universitas Studi Sosial, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Wiratmo, dkk. 1996. Pengantar Kewirausahaan. Jogjakarta: BPFE