IMPLEMENTASI E-KTP (KARTU TANDA PENDUDUK)
UNTUK PEMILIHAN UMUM DENGAN
SISTEM KOMPUTERISASI
Randika Priyatma1), Khoirul Amri2), Syaiful Bachri M.3), Surapurna A.S.4)
1), 2), 3), 4) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281
Email : randika.p @students.amikom.ac.id 1), khoirul.amri @ students. amikom.ac.id 2), saiful.bahri.m1@gmail.com 3),
surapurna @ gmail.com4) pemilihannya. Sejalan dengan arah penyelenggaraan pemilu oleh pemerintah, maka pemilihan menggunakan program aplikasi komputer ini akan meminimalisir masalah yang pernah dihadapi dari pemilu-pemilu sebelumnya.
Sistem komputerisasi ini menggunakan e-KTP untuk melakukan pemilihan, KTP akan dibaca oleh e-KTP Reader dan software akan mendektesi biodata si pemilih, dan pemilihan hanya bisa dilakukan satu kali, jika memilih lagi maka software akan menolaknya. Nantinya seluruh data (hasil pemungutan suara) akan disimpan dan diolah di database server.
Sistem ini akan membuat kegiatan pemilu lebih efektif dan efisien, karena proses pengumpulan dan penghitungan suara lebih cepat. Sehingga pemenang pemilu dapat segera ditentukan, pastinya dengan data yang valid. Warga pun tidak akan dipersulit dalam pendataan sebelum memilih, mengantri lama, dan tidak perlu tinta dijari.
Kata-kata kunci: e-KTP, e-KTP Reader, pemilu,
komputerisasi, database
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara kepulauan, jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kebudayaan yang sangat beragam, merupakan tantangan untuk menyediakan layanan publik yang prima bagi semua penduduknya sesuai dengan yang telah di amanatkan dalam UU No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dalam UU No. 10 pasal 19 tahun 2008 juga dijelaskan bahwa warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah atau pernah kawin
Dalam penyelenggaraan pemilihan umum yang masih konvensional ini ( sistem coblos) menjadi masalah yang harus segera dibenahi oleh pemerintah karena hal tersebut termasuk layanan publik yang masih kurang dari harapan yang diinginkan masyarakat dalam memberikan hak pilihnya. Ditinjau dari pemilihan umum sebelumnya banyak aspek yang belum sesuai dengan harapan pemerintah, misal kertas suara kurang, rusak, terlambat sampai di tempat pemungutan suara, hal ini berpengaruh terhadap warga yang memilih, dan bisa menurunkan minat warga untuk menyalurkan hak suaranya.
Penggunaan kertas yang berlebih untuk pemilu ini juga menarik perhatian kami untuk membuat sistem pemilu dengan komputer ini. Dimana pemerintah sekarang sedang berupaya mengkapanyekan gerakan ramah lingkungan. Kertas terbuat dari pohon atau kayu dimana semakin hari semakin tinggi beresiko meningkatkan lagi penggundulan hutan, terutama di Indonesia.
Program yang kami ambil ini tidak akan berjalan jika sistem e-KTP belum sempurna, maka program ini ditujukan untuk pemilu apabila e-KTP yang lagi diproses sekarang ini sudah bisa digunakan dengan maksimal dan semua warga yang berusia 17 tahun keatas sudah mempunyai e-KTP serta DPT (Daftar Pemilih Tetap) sudah akurat.
Sejalan dengan arah penyelenggaraan pemilu oleh pemerintah, maka pemilihan menggunakan program aplikasi komputer ini akan meminimalisir masalah yang pernah dihadapi dari pemilu-pemilu sebelumnya. Warga tidak akan dipersulit dalam pendataan sebelum memilih, mengantri lama, dan tidak perlu tinta dijari karena sistem
ini dapat membaca e-KTP dengan bantuan alat e-KTP
Untuk itu pemerintah harus melaksanakan pemilihan umum yang baik dan terbuka terhadap masyarakat sehingga menciptakan efektifitas dan efesiensi dalam pengerjaan layanan publik ini supaya masyarakat nyaman dalam menyalurkan hak suara mereka.
Dengan diciptakannya sistem ini, diharapkan dapat menghilangkan suara yang tidak valid dan mengurangi pemakaian kertas yang berlebih untuk mendukung gerakan ramah lingkungan.
Dari tinjauan pustaka jurnal tentang sistem komputerisasi untuk pemilu, masih menggunakan
mikrokontroller, belum menggunakan GUI (Graphic
User Interface), dan panitia KPU (Komisi Pemilihan Umum) harus bekerja dua kali untuk membagikan smartcard kepada pemilih. Oleh sebab itu, sistem yang akan direalisasikan dalam penelitian ini, untuk perangkat keras (hardware) yang butuhkan adalah perangkat
komputer, e-KTP dan e-KTP Reader. Sedangkan
software atau aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemrograman java, dan fungsi dari aplikasi tersebut untuk menampilkan calon yang diplih. Data akan langsung tersimpan di database server, bisa di pemerintah kabupaten, provinsi atau pusat menyesuaikan jenis pemilu yang dilakukan. [1]
2. Pembahasan
Dalam hal ini, kami melakukan pembuatan aplikasi pemilihan umum dengan cara elektonik, secara umum hal yang paling dibutuhkan dalam aplikasi ini adalah e-KTP sebagai informasi data pemilih dan e-KTP
Reader untuk membaca isi e-KTP tersebut, jadi seluruh warga Indonesia yang telah memiliki hak untuk memilih harus memiliki e-KTP sebagai syarat untuk memberikan suara mereka.
Dalam sistem e-KTP, seluruh data masyarakat Indonesia yang berumur 17 tahun keatas atau telah memiliki e-KTP telah tersimpan dalam database pemerintah yang telah terintergrasi, oleh sebab itu kami tidak perlu lagi membuat database untuk aplikasi kami, tatapi cukup menghubungkan antara aplikasi kami dan
database SIAK (Sisten Informasi Administrasi Kependudukan).
Untuk memperlancar penelitian dan pembuatan aplikasi, kami menggunakan beberapa alat diantaranya,
e-KTP Reader, e-KTP, dan seperangkat komputer. Selain
alat – alat yang kami sebutkan tadi kami juga nantinya membutuhkan koneksi internet agar biodata yang terdapat pada e-KTP biasa kami cocokkan dengan
database SIAK (Sisten Informasi Administrasi Kependudukan). Berikut ini perancangan workflow atau alur kerja sistem komputerisasi pemilu dengan e-KTP yang kami akan buat.
Gambar 1. Workflow atau alur kerja sistem
komputerisasi pemilu dengan E-KTP
Gambar 2. Rancangan Alat Sistem Komputerisasi
Pemilu
Gambar 3. Flowchart Software
Keterangan:
1. Pemilih masuk ke bilik pemilihan, kemudian memasukkan e-KTP
2. Software akan mengecek, apakah pemilih sudah terdaftar di database atau belum. Jika sudah, akan masuk ke tampilan pemilihan, jika belum terdaftar maka tidak bisa memilih.
3. Setelah pemilih terdaftar, software akan mengecek lagi, apakah sudah memilih atau belum. Jika belum, bisa melakukan pemilihan, jika sudah memlih maka tidak bisa memilih lagi.
4. Setelah melakukan pemilihan, maka data akan tersimpan di database server.
5. Selesai melakukan pemilihan, pemilih mengambil e-KTP nya
6. Pemilih keluar dari bilik pemilihan.
Gambar 4. Tampilan awal aplikasi
Gambar 4. Tampilan form setelah mealakukan pemilihan
Gambar 4. Tampilan form khusus untuk admin
Tampilan Aplikasi tersebut masih dalam bentuk
prototype, jadi belum sempurna. Sedangkan Dalam pembuatan aplikasi kami menggunakan bahasa pemrogrman java dengan aplikasi bernama Netbeans.
Setelah peralatan yang kami butuhkan dalam membuat aplikasi ini telah tersedia dan perancangan sistem sudah fix, maka kegiatan selanjutnya yang akan kami lakukan adalah merancang aplikasi agar bisa terhubung dengan database SIAK (Sisten Informasi Administrasi Kependudukan).
Setelah aplikasi tersebut selesai dibuat maka tugas kami selanjutnya adalah mencoba dan menganalisa aplikasi tersebut, apakah aplikasi tersebut memiliki banyak error atau tidak, selain itu kami juga akan meninjau dari segi keamanan apalikasi tersebut. Setelah masalah diatas sudah terselesaikan maka selanjutnya
kami akan mencoba menghubungkan dengan database..
3. Kesimpulan dan Saran
Sistem yang akan direalisasikan dalam penelitian ini adalah, untuk Hardware yang butuhkan adalah perangkat komputer, e-KTP dan e-KTP Reader. Sedangkan software atau aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemrograman java, dan fungsi dari aplikasi tersebut untuk menampilkan calon yang diplih. Data akan langsung tersimpan di database server, bisa di pemerintah kabupaten, provinsi atau pusat menyesuaikan jenis pemilu yang dilakukan.
Dengan diciptakannya sistem ini, diharapkan dapat menghilangkan suara yang tidak valid dan mengurangi pemakaian kertas yang berlebih untuk mendukung gerakan ramah lingkungan.
Memang tidak mudah untuk merealisasikan kegiatan ini, karena pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada masyakat dan itu tidak membutuhkan waktu yang singkat. Masyarakat
Daftar Pustaka
[1] Akbar Reesa, 2009, “Implementasi Pengumpulan dan Perhitungan Suara Elektronik Pemilu di TPS dengan Minimum Sistem”, ITS. [2] Hartanto, Agus Budi, 2011, “Implementasi E-KTP (Kartu Tanda
Penduduk) di Kota Yogyakarta”, STMIK Amikom Yogyakarta.. [3] Utomo, Yunanto Wiji, 2013. “E-KTP, Apa Saja Teknologi di
Dalamnya”, Kompas, Dikutip pada tanggal 26 Oktober 2013 dari situs: http://sains.kompas.com/read/2013/05/15/18315786/E-KTP.Apa.Saja.Teknologi.di.Dalamnya.
Biodata Penulis
Randika Priyatma, Mahasiswa Jurusan Teknik
Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, Semester 5 Angkatan 2011 .
Khoirul Amri, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta, Semester 5 Angkatan 2011 .
Saiful Bachri M., Mahasiswa Jurusan Teknik
Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, Semester 5 Angkatan 201 .
Surapurna A.S.,Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika