BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Babi
Ternak babi adalah ternak monogastrik penghasil daging yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein
hewani bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena ternak babi memiliki
keunggulan antara lain karena pertumbuhannya yang cepat, konversi ransum yang
sangat baik dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang beranekaragam
serta persentase karkasnya dapat mencapai 65% - 80% (Siagian, 1999). Salah satu
faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak babi adalah
masalah pakan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan ternak
babi sangat tergantung pada pakan yang diberikan dan biaya untuk penyediaan
pakan pada usaha beternak babi dapat mencapai 80% dari total biaya yang
dibutuhkan (Sihombing, 1997).
Ternak babi memiliki kemampuan dalam mengubah bahan makanan
secara efisien apabila ditunjang dengan kualitas ransum yang dikonsumsinya.
Babi akan lebih cepat tumbuh dan cepat menjadi dewasa serta bersifat prolifik
yang ditunjukkan dengan kemampuan mempunyai banyak anak setiap
kelahirannya yaitu berkisar antara 8 – 14 dan dalam setahun bisa dua kali
Menurut Sihombing (1997), klasifikasi zoologis ternak babi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Klass : Mamalia (menyusui)
Ordo : Artiodactyla (berkuku genap)
Famili : Suidae (non ruminansi)
Genus : Sus
Spesies : Sus scrofa
Sus vittatus
Sus celebensis
Sus barbatus
Secara umum dapat dikenal tiga tipe babi yaitu babi tipe lemak lard type,
tipe sedang bacon type dan tipe daging meat type (Mangisah, 2003). Di
negara-negara yang telah maju dan berkembang peternakan babinya, penggolongan ini
hampir tidak ditemui lagi karena tujuan dari pemeliharaannya sudah untuk
menghasilkan daging yang berkualitas baik tanpa melihat tipe babi yang
dipeliharanya. Blakely dan Bade (1998) menyatakan bahwa ternak babi yang
dikembangkan dewasa ini merupakan babi hasil persilangan yang dilakukan oleh
perusahaan pembibitan babi untuk memenuhi kebutuhan dan kualitas yang
terkontrol.
Babi Landrace termasuk bacon type atau babi tipe sedang, dengan ukuran
lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang dan halus (Mangisah, 2003).
Menurut sejarahnya, babi Landrace awalnya dikembangkan di Denmark,
antara pejantan babi Large white dengan babi lokal Denmark. Babi Landrace juga
banyak digunakan untuk program persilangan babi-babi di daerah tropik, terutama
di Asia Tenggara (Reksohadiprodjo, 1995). Ciri-ciri babi Landrace adalah
berwarna putih dengan bulu yang halus, badan panjang, kepala kecil agak panjang
dengan telinga terkulai, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang bulat dan
tumit yang kuat pula serta tebal lemaknya lebih tipis. Babi Landrace mempunyai
karkas yang panjang, pahanya besar, daging di bawah dagu tebal dengan kaki
yang pendek (Mangisah, 2003). Budaarsa (2012) melaporkan bahwa babi
Landrace menjadi pilihan pertama para peternak karena pertumbuhannya cepat, konversi makanan sangat bagus dan temperamennya jinak. Lebih lanjut
dilaporkan bahwa babi Landrace yang diberi pakan komersial (ransum yang
seimbang), maka pertambahan berat badannya bisa mencapai 1 kg per hari dengan
berat sapih pada umur 35 hari bias mencapai 15 kg.
2.2 Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa latin yang berarti “untuk kehidupan”; disebut
juga “bakteri bersahabat”, “bakteri menguntungkan”, “bakteri baik”, atau “bakteri sehat”. Apabila didefinisikan secara lengkap, probiotik adalah kultur tunggal atau campuran dari mikroorganisme hidup yang apabila diberikan ke manusia atau
hewan akan berpengaruh baik, karena akan menekan pertumbuhan bakteri
patogen/bakteri jahat yang ada di usus manusia/hewan. Berbeda dengan
antibiotika, probiotik merupakan mikroorganisme yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses
penyerapan komponen probiotik dalam tubuh ternak, sehingga tidak terdapat
senyawa kimia murni yang mengalami proses penyerapan dalam saluran
pencernaan.
Probiotik adalah organisme beserta substansinya yang dapat mendukung
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan (Parker, 1979). Kemudian
Fuller (1992) menyatakan probiotik adalah mikroorganisme hidup (bentuk kering)
yang mengandung media tempat tumbuh dan produk metabolismenya. Fuller
(1992) mendefinisikan probiotik merupakan suatu mikroba hidup yang
dicampurkan sebagai suplemen dalam pakan yang menguntungkan induk semang
dengan memperbaiki populasi mikroba dalam usus. Probiotik didefinisikan juga
sebagai organisme yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan mikroba
dalam usus. Probiotik didefinisikan juga sebagai organisme yang memberikan
kontribusi terhadap keseimbangan mikroba dalam usus. Sedangkan prebiotik
dapat diartikan sebagai bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang secara
selektif merangsang pertumbuhan atau aktivitas bakteri yang bermanfaat pada
bagian usus.
2.3 Starbio
Starbio adalah probiotik hasil bioteknologi dalam bidang peternakan yang
memanfaatkan bakteri alami dalam pakan ternak (Zainuddin et. al., 1995)
Probiotik kering yang dikenal salah satunya adalah Starbio. (Sartika et.al., 1994)
menyatakan bahwa probiotik starbio (starter mikroba) adalah bubuk berwarna
coklat. Starbio adalah probiotik anaerob hasil pengembangan bioteknologi pakan
yang terdiri dari mikroba proteolitik, selulotik, lignolitik, lipolitik, dan nitrogen
fiksasi non simbiosis yang berfungsi untuk memecah karbohidrat khususnya
Lebih lanjut, Zainuddin et al., (1995) menyatakan koloni mikroorganisme yang
terdapat dalam starbio memiliki mikroba yang spesifik dengan fungsi yang
berbeda-beda, seperti : Cellulomonas dan Clostridium thermocellulosa yang
berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna lemak, Agaricus dan Coprinus yang
berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna lignin, serta Klebsiella brasillensis
yang berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna protein.
2.4 Karkas Babi
Pemotongan babi adalah kegiatan untuk menghasilkan daging babi yang
terdiri dari pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, penyelesaian
penyembelihan dan pemeriksaan post mortem. Pemeriksaan ante mortem adalah
pemeriksaan kesehatan babi sebelum disembelih. Penyelesaian penyembelihan
adalah kegiatan menguliti dan mengerjakan lebih lanjut babi yang telah
disembelih guna memungkinkan pemeriksaan dagingnya. Pemeriksaan post
mortem adalah pemeriksaan daging babi dan hasil ikutan pemotongan babi sebelum dikeluarkan dari rumah pemotongan babi. Daging babi adalah
bagian-bagian babi yang disembelih dan lazim dimakan manusia termasuk isi rongga
perut dan dada.
Boggs dan Merkel (1984) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
karkas babi adalah bagian dari ternak setelah dilakukan pengeluaran darah,
pemisahan bulu, kuku, kepala, isi rongga perut dan rongga dada. Lawrie (2003)
menyatakan bahwa karkas merupakan bagian tubuh ternak yang tertinggal setelah
diambil kepala, darah, kaki, saluran pencernaan, intestine, kantong urin, jantung,
Seputra (2004), yang dimaksud dengan karkas babi adalah berat babi hasil
pemotongan setelah dikurangi kepala, darah, organ-organ dalam dan kaki bagian
bawah. Kualitas karkas yang baik adalah karkas yang lebih banyak bagian
dagingnya daripada bagian tulang dan lemak (Seputra, 2004).
Forrest et al., (1975) menyatakan bahwa persentase karkas akan
meningkat dengan meningkatnya bobot potong, sedangkan meningkatnya
persentase lemak karkas akan menyebabkan menurunnya persentase otot dan
tulang. Menurut Seputra (2004), persentase daging akan semakin tinggi jika tebal
lemak punggungnya semakin tipis, dan sebaliknya persentasenya akan semakin
rendah jika tebal lemak punggungnya semakin tinggi.
Karakteristik karkas merupakan sesuatu yang digunakan untuk
menentukan apakah karkas tersebut itu baik ataupun buruk. Ada beberapa
karakteristik yang digunakan untuk menilai suatu karkas antara lain, berat karkas,
panjang karkas, luas urat daging mata rusuk dan tebal lemak punggung. Tebal
lemak punggung secara langsung dapat menggambarkan produksi dari daging
atau lemak, dimana semakin tipis tebal lemak punggung akan memberi persentase
hasil daging yang lebih tinggi begitupun sebaliknya jika persentase daging yang
rendah digambarkan oleh tebal lemak punggung yang tinggi (Seputra, 2004).
Kualitas daging erat hubungannya dengan ukuran luas penampang otot longisimus
sering juga disebut urat daging mata rusuk yang diukur diantara tulang rusuk ke
10 dan 11 (Miller, dkk. 1990). Luas urat daging mata rusuk dapat digunakan
untuk menduga perdagingan karkas dan berat karkas karena terdapat korelasi
dengan total daging pada karkas dimana yang lebih berat akan mempunyai ukuran
Luas urat daging mata rusuk dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi
ternak. Menurut Figueroa (2001) yang meneliti pengaruh performans babi
pertumbuhan finisher yang diberikan pakan rendah protein, rendah energi, tepung
biji sorghum-kedelai memperoleh nilai rata-rata luas urat daging mata rusuk yang
rendah.
2.5 Penambahan Probiotik Dalam Ransum dan Pengaruh Terhadap Karkas Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak akan meningkatkan
kecernaan protein dan mineral posfor. Hal ini terjadi karena probiotik starbio
merupakan kumpulan mikroorganisme (mikroba probiolitik, selulotik, lignolitik,
lipolitik dan aminolitik serta nitrogen fiksasi non simbiosis) yang mampu menguraikan bahan organik kompleks pada pakan menjadi bahan organik yang
lebih sederhana. Perker (1974) menyatakan bahwa probiotik menggambarkan
tentang keseimbangan di dalam saluran pencernaan. Pada saat ternak stress,
keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan menjadi terganggu dan
mengakibatkan system pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri patogen
berkembang dengan cepat. Nahashon et al., (1994), menyatakan penambahan
probiotik dalam ransum ternyata dapat meningkatkan retensi protein sehingga