TUGAS GEOGRAFI PERMUKIMAN
TELAAH KRITIS JURNAL “Asosiasi Dan Distribusi Spasial Permukiman Kumuh Di Kota Yogyakarta”
Disusun oleh
Nama
: Fashabilla Alfi
NIM
: 19/445017/GE/09124
Mata Kuliah
: Geografi Permukiman
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2021
Nama : Fashabilla Alfi
NIM : 19/445017/GE/09124 Mata Kuliah : Geografi Permukiman
Judul : Asosiasi Dan Distribusi Spasial Permukiman Kumuh Di Kota Yogyakarta Jurnal : Media Komunikasi Geografi
Volume dan Tahun : Vol. 20, No.2, Desember 2019 (173 - 185)
Penulis : Mohammad Isnaini Sadali, Fitri Noviyanti, Rifan Andika
Kecenderungan perkembangan permukiman yang terjadi di Indonesia secara umum dan di Kota Yogyakarta saat ini adalah mengelompok dan banyak terdapat di wilayah perkotaan atau pusat kegiatan tertentu. Kecenderungan perkembangan permukiman yang terjadi di Indonesia secara umum dan di Kota Yogyakarta saat ini adalah mengelompok dan banyak terdapat di wilayah perkotaan atau pusat kegiatan tertentu. Kawasan perumahan dengan luas dan jumlah penduduk tertentu yang dilengkapi dengan sistem sarana prasarana lingkungan melalui penataan terencana dan teratur disebut sebagai lingkungan permukiman. Akan tetapi kondisi permukiman kumuh dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan dan menciptakan kawasan dengan kualitas lingkungan yang baik. Provinsi DIY telah menetapkan bahwa permukiman kumuh merupakan bagian dari lingkungan yang kritis dan memerlukan p enanganan serius. Permasalahan permukiman kumuh dan rumah tidak layak huni selalu menjadi perhatian pemerintah, karena erat kaitannya dengan kemiskinan, kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat. Pembangunan perumahan dan permukiman masih dihadapkan pada tiga permasalahan pokok yaitu: (1) keterbatasan penyediaan rumah, (2) peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai dan (3) permukiman kumuh yang semakin meluas.
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini telah memenuhi komponen-komponen yang harusnya terpapar dalam latar belakang. Pada latar belakang jurnal, telah dipaparkan dasar atau undang-undang dari pemerintah mengenai fungsi rumah. Pada jurnal ini disebutkan bahwa perkembangan permukiman yang terjadi di Kota Yogyakarta saat ini mengelompok, tetapi tidak terdapat data yang mendukung. Sehingga jika lebih baik dipaparkan data berupa luasan
permukiman yang menunjukkan permukiman tersebut mengelompok. Pada jurnal sudah dipaparkan hipotesis penelitian.
Penelitian ini menggunakan data spasial (Sekunder) sebagai data utama dan analisis dilakukan secara deskriptif. Data utama yang dikumpulkan adalah: data permukiman kumuh Kota Yogyakarta, data spasial Kota Yogyakarta, dan dokumen Peraturan Walikota tentang permukiman kumuh. Batasan wilayah dari penelitian ini secara administrasi dilakukan di Kota Yogyakarta dengan unit analisis berbasis kawasan dan batas administrasi wilayah kota . Pada bagian metode ini, metode jurnal cukup lengkap. Selain itu sudah dijelaskan proses penetilian dengan menggunakan diagram alir tahapan penelitian. Proses penelitian dimulai dengan pengumpulan data permukiman kumuh yang bersumber dari peraturan walikota, dimana penggunaan sampel penelitian sudah tepat dikarenakan menggunakan sumber terpercaya, kemudian menyiapkan peta dasar, dan memasukkan informasi ke dalam data spasial. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data spasial dan analisis hasil sebaran permukiman kumuh di Kota Yogyakarta, pengolahan data ini menggunakan software ArcGis yang akan menghasilkan dua klas, tidak dilakukan secara manual sehingga memiliki tingkat validasi yang cukup besar. Rancangan model penelitian ini menggunakan Teknik analisis dan pengolahaan data spasial.
Perkotaan merupakan salah satu tujuan penduduk yangberdampak pada tekanan kebutuhan pembangunan perumahan di wiayah perkotaan yang terus meningkat. Lahan perkotaan yang semakin terbatas dan penambhan jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan meningkat mencapai lebih dari 50% total penduduk nasional tentu saja tidak mampu menampung pertumbuhan penduduk dan pada akhirnya menimbulkan tingginya tekanan lahan oleh penduduk yang menjadi salah satu penyebab permukiman yang tidak teratur, minim fasilitas penunjang, tidak layak huni, dan kumuh. Salah satu indikator kawasan kumuh yang dapat menentukan kualitas kawasan pemukiman adalah infrastruktur fisik rumah dan penunjang lingkungan permukiman (Fithra, Olivia, & Siska, 2019). Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 393 Tahun 2014 tentang Permukiman Kumuh, luas kawasan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar 278,7 Hektar atau 8,58 persen dari total luas wilayah Kota Yogyakarta. Sedangkan pada tahun 2015, berdasarkan hasil inventarisasi data permukiman kumuh di Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan melalui Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 216 tahun 2016, maka luas permukiman kumuh di Kota Yogyakarta sebesar 264,90 Hektar atau 8,58 persen dari
luas total keseluruhan Kota Yogyakarta. Pada jurnal ini telah di sebutkan data luas permukiman dari tiap tahun sehingga data yang dimiliki cukup lengkap, sehingga pembasan dapat dilakukan lebih dalam. Dimana terdapat pengurangan luas kawasan permukiman kumuh sekitar 5 persen dari tahun 2014.
Pada bagian pembahasan sub bab distribusi spasial permukiman kumuh di Kota Yogyakarata ini terdapat peta distribusi permukiman kumuh Kota Yogyakarta, yang dibahas secara rinci. Pada peta tersebut terdapat 13 Kecamatan di Kota Yogyakarta yang memiliki kawasan kumuh. Ketiga belas kawasan kumuh tersebut berada di Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtenen, Jetis dan Tegalrejo. Sedangkan kecamatan di Kota Yogyakarta yang tidak memiliki kawasan permkiman kumuh hanya berjumlah satu kecamatan yakni Kec amatan Kraton. Data peta tersebut sangat mendukung argument yang didiskusikan yaitu pola permukiman kumuh yang mengelompok dan tidak semua kelurahan memiliki permukiman kumuh. Selain peta, untuk mendukung argument tersebut di lampirkan tabel, yaitu tabel sebaran Kawasan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta. Adanya tabel tersebut memberikan kemudahan pembaca dalam membaca jurnal atau data yang mendukung. Berdasarkan tabel tersebut k awasan permukiman kumuh yang tersebar pada 13 kecamatan tersebut memiliki variasi jumlah dan sebaran di setiap kelurahan dan Rukun Warga. Pada jurnal ini pembahasan, hanya menjabarkan dari data yang didapat yaitu data dari tabel dan terlalu panjang, sehingga kurang terdapat analisis. Namun data yang dipaparkan sudah lengkap dan tidak perlu dijelaskan secara detail hanya perlu dipaprkan saja.
Kawasan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta berasosiasi dengan keberadaan sungai utama yang melewati Kota Yogyakarta. Terdapat tiga sungai yang membelah Kota Yogyakarta menjadi empat bagian, yakni: (1) di sebelah barat Kota Yogyakarta dibelah Sungai Winongo, (20 di tengah Kota Yogyakarta dibelah Sungai Code, dan (3) di sebelah timur Kota Yogyakarta dibelah Sungai Gajah Wong. Sebagian besar permukiman kumuh di Kota Yogyakarta merupakan permukiman di bantaran sungai. Kawasan permukiman kumuh yang ada di Kota Yogyakarta termasuk dalam kawasan permukiman kumuh di tepi air, hal ini ditunjukkan dengan sebaran permukiman kumuh yang mayoritas berada di sekitar sungai atau bantaran sungai (kawasan permukiman kumuh pinggiran sungai (KPKPS). Sulitnya mendapatkan lahan permukiman dan desakan faktor ekonomi menjadi salah satu alasan masyarakat memilih tinggal di permukiman
kumuh. Selain itu, penghuni juga telah tinggal di daerah itu secara turun temurun dan telah mengalami berbagai kondisi perumahan di bawah standar, padat serta tidak sehat. Hasil penelitian di beberapa kota menunjukkan bahwa beberapa migran juga berperan sebagai penghuni permukiman kumuh. Pada bagian pembahasan sub bab Implikasi Asosiasi Permukiman Kumuh dengan Sungai terdapat perbandingan dengan hasil penelitian lain, sehingga bagus untuk menambah refrensi dan sudut pandang pada jurnal ini. Pada jurnal ini disebutkan urbanisasi merupakan salah satu penyebab adanya permukiman kumuh, namun tidak diberikan bukti dengan jelas. Pada pembahasan ini terdapat argument yang menyatakan bahwa kurangnya kesadaran warga terhadap lingkungannya sendiri, tetapi tidak terdapat bukti yang jelas, hanya disebutkan akibatnya saja yaitu bahaya terhadap banjir.
Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada beberapa masalah terkait dengan kondisi lingkungan permukiman di tepi sungai, yaitu kondisi kawasan padat penduduk, ketersediaan lahan terbatas, dan terbatasnya ruang public. Berdasarkan identifikasi permukiman kumuh yang dilakukan pada tahun 2015, masing-masing kawasan permukiman kumuh di bantaran sungai memiliki kondisi yang berbeda. Jurnal ini memiliki kelebihan yaitu terdapat data penelitian dari tahun sebelumnya yang dapat mendukung argument. Selain itu jurnal ini membahas permasalahan yang menyebabkan terdapat Kawasan permukiman kumuh menurut Klaster Bantaran Sungai, sehingga menjadikan nilai lebih dan pembaca jurnal menjadi lebih paham. Berdasarkan indentifikasi yang telah dilakukan, permasalahan yang hampir dimiliki permukiman kumuh yang berada di tepi sungai (bantaran sungai) adalah terkait salurah air hujan dan pembuangan air limbah. Kombinasi dari faktor manusia dan alam menghasilkan berbagai bahaya perkotaan dengan dampak serius pada orang miskin.
Distribusi spasial keberadaan kawasan permukian kumuh di Kota Yogyakarta berasosiasi dengan ketiga sungai utama yang membelah Kota Yogyakarta menjadi empat. Dengan demikian, kawasan permukiman kumuh yang ada di Kota Yogyakarta termasuk dalam kawasan permukiman kumuh di tepi air (KPKPS). Permasalahan permukiman kumuh di sebuah kota memang banyak dijumpai di negara berkembang maupun negara maju. Upaya penanganan permukiman kumuh di Kota Yogyakarta perlu dilakukan melalui pendekatan sosial dan teknis. Pendekatan sosial dilakukan untuk memberikan edukasi dan pemahaman terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, sehingga bisa menjadi kebiasaan (budaya) atau berperilaku menjaga kebersihan lingkungan tempat
tinggal/rumah. Secara keseluruhan pada bagian kesimpulan, dari data yang didapatkan cukup untuk menarik kesimpulan. Pada kesimpulan ini juga sudah dipaparkan rekomendasi, yaitu secara pendekatan teknis dalam penanganan permukiman kumuh dilakukan untuk melakukan perbaikan rumah dan lingkungannya terkait dengan aspek-aspek kondisi fisik yang tidak bisa diakses oleh masyarakat penghuni permukiman kumuh, seperti perbaikan rumah, perbaikan sanitasi dan drainase (termasuk air bersih), perbaikan sarana prasarana mandi, cuci, kakus (MCK), serta fasilitias permukiman lainnya yang menunjang rumah layak huni.
DAFTAR PUSTAKA
1. Giyarsih S.R. (2010). Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta -Surakarta. Forum Geografi 24 (1) : 28-38
2. Giyarsih S.R., Abdi. Z., Ma’mun. S., Hasanati. S., Sitohang. L.L., & Junaidi, I.A.( 2011). Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi dan Sinergisme Kelembagaan Sebagai Bentuk Pengelolaan DAS Terpadu. Potensi dan Permasalahan Lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Wilayah Pesisir. Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
3. Giyarsih S.R., & Dalimunthe. S.A. (2012). Surviving the Bantul Earthquake: Perspective from Livelihood Aspecte. Community Approach to Disaster. Gadjah Mada University Press. 4. Giyarsih S.R. (2012). Sinergisme Spasial dan Sinergisme Fungsional Sebagai Bagian Penting
Untuk Kerjasama Antar Daerah di Koridor Antar Kota. Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat di Sura karta 22 Maret 2012 : 222-232. 5. Giyarsih S.R. (2012). Pola Spasial Kepadatan Unit Aktivitas Sektor Informal di Ruang Publik Perkotaan di Kota Yogyakart. Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat di Surakarta 22 Maret 2012 : 233-239.
6. Giyarsih S.R. (2012). Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme Spasial, Kajian Geografi Yang Semakin Penting. Jurnal Tata Loka 14 (2): 90-97.
7. Giyarsih S.R. (2012). Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural Penduduk,Tinjauan Perspektif Geografis. Forum Geografi 26 (2) :120-131
8. Giyarsih S.R. (2012). Strategi Penghidupan Korban Bencana Merapi di Tempat Hunian Sementara di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Merapi Dalam Kajian Multidisiplin, Badan Penerbit Sekolah Pascasarjana UGM : 155-168
9. Arsanti. V.A., & Giyarsih S.R. (2012). Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat Perkotaan di Kota Yogyakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 4 (1): 55-66.
10. Akuntomo. P., Suprodjo. S.W., & Giyarsih S.R. (2012). Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Sosial Budaya Berbasis Konsep Tri Hita Karana di Lingkungan Permukiman Perkotaan di Perumnas Monang Maning Kota Denpasar. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 8 (1): 95-104.
11. Ridwan. U.H., & Giyarsih S.R. (2012). Kualitas Lingkungan Permukiman Masyarakat Suku Bajo di Daerah Yang Berkarakter Pinggiran Kota dan Daerah Berkarakter Perdesaan di Kabupaten Muna. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 8 (2):118-125
12. Purwaningsih. E., & Giyarsih S.R. (2012). Penyesuaian Diri Penghuni Rumah Susun Terhadap Lingkungan Tempat Tinggal, Kasus Penghuni Rumah Susun Cokrodirjan Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional tentang Green Urban Policy, di Semarang 4 September 2012: 227-239
13. Akuntomo. P., Suratman., & Giyarsih S.R. (2012). The Application of Tri Hita Karana Concept in the Environment of Perumnas (Public Settlement) Monang Maning in Denpasar Bali Based on the Cultural Component of Environment. Proceeding of International Conference on Sustainable Built Environment di Yogyakarta tanggal 10-12 Juli 2012: 393-400
14. Ma’mun S., Giyarsih S.R.,, & Marfai. M.A. (2012). Participation of Coastal Communities in Mangrove Forests Conservation in Pasekan Sub District Indramayu District. Prceeding of International Conference on Sustainable Built Environment di Yogyakarta tanggal 10-12 Juli 2012: 546-554.
15. Akuntomo P., Suratman, & Giyarsih. S.R. (2012). Persepsi Masyarakat Terhadap Konsep Tri Hita Karana di Lingkungan Perumnas Monag Maning Kota Denpasar Provinsi Bali. Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat, Surakarta 22 Maret 2012 : 208-214.
16. Giyarsih S.R. (2012). Sinergisme Spasial dan Sinergisme Fungsional Sebagai Bagian Penting Untuk Kerjasama Antar Daerah di Koridor Antar Kota. Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat di Surakarta 22 Maret 2012 : 222-232. 17. Giyarsih S.R. (2012). Pola Spasial Kepadatan Unit Aktivitas Sektor Informal di Ruang Publik Perkotaan di Kota Yogyakart. Prosiding Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pe ngembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat di Surakarta 22 Maret 2012 : 233-239.
18. Giyarsih S.R. (2012). Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme Spasial, Kajian Geografi Yang Semakin Penting. Jurnal Tata Loka 14 (2) : 90-97.
19. Giyarsih S.R. (2012). Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural Penduduk,Tinjauan Perspektif Geografis. Forum Geografi 26 (2) :120-131
20. Giyarsih S.R. (2012). Strategi Penghidupan Korban Bencana Merapi di Tempat Hunian Sementara di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Merapi Dalam Kajian Multidisiplin, Badan Penerbit Sekolah Pascasarjana UGM : 155-168
21. Giyarsih S.R. & Alfana M.A.F. (2013). The Role of Urban Area as the Determinant Factor of Population Growth. Indonesian Journal of Geography 45(1): 25-36
22. Giyarsih S.R., & Alfana. M.A. F. (2013). Livelihood Strategies of Informal Sector in Urban Area (Particular Reference from Angkringan Merchant in Yogyakarta City. Proceeding of Internatonal Seminar, Utilizaion of Geospatial Information to Raise Environmental Awareness in Realizing the Nation Character, di Surakarta 3th-4th November 2012 : 321-327
23. Giyarsih S.R., & Dalimunthe S.A. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Permukiman Pasca Gempa Bumi di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. Jurnal Tataloka 15 (1) : 28-38
24. Giyarsih S.R.,Listyaningsih U., & Sarmita. I.M. (2013). Pedagang Angkringan Sebagai Entitas Ekonomi di Kota Yogyakarta : Pelarian atau Menjanjikan?.Jurnal Patrawidya 14 (2) : 211-230
25. Giyarsih S.R., U.Listyaningsih., & S.R. Budiani. 2013. Aspek Sosial Banjir Lahar., Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
26. Tuloli. Y., Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2013). Proses Perubahan Spasial Kota Gorontalo, Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Terbangun. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI Ikatan Geograf Indonesia, Banjarmasin 2-3 November 2013 : 478-484
27. Sarwadi A., Giyarsih S.R., & Pramono R.W.D. (2013). Kajian Perluasan Sifat Fisik Kekotaan Kota Yogyakarta di Kawasan Hinterland, Studi Kasus Kawasan Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI Ikatan Geograf Indonesia, Banjarmasin 2-3 November 2013 : 503-514
28. Christiawan P.I., Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2014). The Spatial Patterns of the Carrying Capacity of Road in Singaraja City, Bali. KKU International Journal of Humanities and Social Sciences : 15-23
29. Saputra I.A., Giyarsih S.R., & Marwasta D. (2014). Faktor Pengaruh Transformasi Wilayah di Kabupaten Klaten. Prosiding Mega Seminar Nasional, Geografi Untukmu Negeri, di Yogyakarta 5 Mei 2014 : 91-102
30. Harini R., Giyarsih S.R., Ariani R.D., & Darusasi R. (2014). Community Adaptation Model of Food Security Due to Global Warming in Kulon Progo. Proceeding of The 6th International
Graduate Students and Scholars’ Conference in Indonesia, Yogyakarta November 19 -20, 2014: 305-320.
31. Giyarsih S.R. (2014). The Role of Yogyakarta and Surakarta Cities in the Intensity of the Regional Transformation of Two Villages Located in th e Yogyakarta-Surakarta Corridor. Romanian Review of Regional Studies X (1): 15-22.
32. Giyarsih S.R. (2015). Kegiatan Digitalisasi Data Kependudukan Berdasarkan Registrasi Penduduk di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprog. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1(1) : 63-66
33. Ramdani D., Giyarsih S.R., & Ariani I. (2015). Peran Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP-3) Terhadap Kemandirian Wirausaha Pemuda Dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi Wilayah di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Pengembangan Iptek Berbasis Multikultural dan Kearifan Lokal Sebagai Fondasi Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa. Badan Penerbit Sekolah Pascasarjana UGM : 1-20. 34. Tajuddin, L., Rijanta R., Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2015). Migrasi Internasional : Perilaku
Pekerja Migran di Malaysia dan Perempuan Ditinggal Migrasi di Lombok Timur. Jurnal Kawistara 5 (3) : 310-321.
35. Sriartha, I.P., Suratman., & Giyarsih S.R. (2015). Spatial Zonation Model of Local Irrigation System Sustainability (A Case of Subak System in Bali). Indonesian Journal of Geography 47(2): 142-150
36. Sriartha, I.P., & Giyarsih S.R. (2015). The Effect of Regional Development on The Sustainability of Local Irrigation System (A Case of Subak System in Badung Regency, Bali Province). Forum Geografi 29 : 31-40.
37. Giyarsih S.R., & Fauzi N. (2016). Factors That Affect Urban Sprawl Symptoms in Sub Urban Areas of Yogyakarta. Proceeding of The 8th International Graduate Students and Scholars’
Conference in Indonesia (IGSSCI, Yogyakarta 26-27 October 2016: 314-329.
38. Anjarsariningtyas, R., Laksmiasri W., Pratiwi A.A., & Giyarsih S.R. (2016). Food Security in Urban Sprwal Effected Area : Case Study in Sub Districts on The Outskirts of Yogyakarta City. Proceeding of The 13th International Asian Urbanization Conference, di Yogyakarta,
January 6-8, 2016 : 713-718
39. Harini, R., Rahayu E., Sarastika T., & Giyarsih S.R. (2016). Adaptation Strategy of Communities Facing Coastal Hazard in Demak Coastal Area. Proceeding of The 8th
International Graduate Students and Scholars’ Conference in Indonesia (IGSSCI, 26-27 October 2016: 314-329
40. Alviawati, E., Rijanta R., & Giyarsih S.R. (2016). Household Livelihood Strategies of Dairy Cattle Farmers in Kepuharjo Village, Pre and Post 2010 Merapi Volcano Eruption. Romanian Review of Regional Studies XI (1): 91-98.
41. Abadi, R., Ritohardoyo S., & Giyarsih S.R. (2016). Persepsi dan Motivasi Masyarakat Lokal Terhadap Program Transmigrasi Pasca Konflik di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Jurnal Kawistara 6 (2) : 188-197
42. Shofa. M A., Riyono B., & Giyarsih S.R. (2016). Peran Pemuda Dalam Pendampingan Mahasiswa Difabel dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi di Pusat
Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional 22 (2) : 199-216
43. Hatam, R., Rijanta R, Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2016). Transformation of Land Use in Kota Utara Subdistrict Kotamobagu City From 2000-2013. International Multidisciplinary e-Journal (An International Peer Reviewed, Refereed e-Journal) 5(9): 31-38
44. Setyono, J.S. Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2016). Spatial Pattern of Urbanization and Small Cities Development in Central Java : A Case Study of Semarang-Yogyakarta-Surakarta Region. Journal of Geomatic and Planning. 3(1): 53-66
45. Putri, R.F., Wibirama S., Sukamdi., & Giyarsih S.R. (2017). Sand Dune Conservation Assessment in Coastal Area Usng Alos Palsar DlnSAR Technique . Journal of Urban and Environmental Engineering 11(1) : 9-29
46. Sriartha, I.P., & Giyarsih S.R. (2017). Subak Edurance in Facing External Development in South Bali, Indonesia. International Research Journal of Management, IT & Social Sciences (IRJMIS) 4 (4) : 20-30, http://ijcu.us/online/journal/index.php/irjmis, DOI
http://dx.doi.org/10. 21744/irjmis.v4i4.494
47. Setyono, J.S., Yunus H.S., & Giyarsih S.R. (2017). Pengelolaan Kota-Kota Kecil di Jawa Tengah : Studi Kasus Pada Empat Kota Kecil di Wilayah Joglosemar. Jurrnal Tataloka 19 (2): 142-162. http://www.ejournal2.undip.ac.id/index.php/tataloka
48. Murwani, P., Rijanta R., Giyarsih S.R., & Khakim N. (2017). Circular Mobility of Migrants in Small Islands: A Case Study of Migrantsin Lease Islands to Ambon City. International Multidisciplinary e-Journal (An International Peer Reviewed, Refereed Journal), 6 (7) :
37-45; ISSN: 2277-4262,
http://www.shreeprakashan.com/Documents/20170726093943437.5.%20Prapti%20Murwan i.pdf
49. Arif, D.A., Mardiatno D., & Giyarsih S.R. (2017). Kerentanan Masyarakat Perkotaan Terhadap Bahaya Banjir Di Kelurahan Legok Kecamatan Telanipura Kota Jambi. Majalah Geografi Indonesa 31 (1) : 1-11
50. Giyarsih S.R.,& Marfai, M.A. (2017). Regional Transformation in Semarang City, Indonesia. Journal of Urban and Regional Analysis IX (2) : 129-139
51. Giyarsih S.R. (2017). Regional Management of Areas with Indications of Urban Sprawl in the Surrounding Areas of Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Indonesia. Indonesian Journal of Geography 49 (1) : 35-41, DOI https://dx.doi.org/10.22146/ijg2323
52. Putra M., Giyarsih S.R., & Kurniawan A. (2017). Sektor Unggulan dan Interaksi Antar Wilayah Pada Kawasan Strategis Nasional Perkotaan MEBIDANGRO. Jurnal Wilayah dan Lingkungan 5 (3) : 181-187
53. Giyarsih S.R., & Marfai M.A. (2018). The Perception of Stakeholders on Regional Transformation on the Outskirts of Yogyakarta City, Indonesia. Geojournal 83 : 983-991 54. Putri R.F., Wibirama S., Sukamdi., & Giyarsih S.R. (2018). Population Condition Analysis of
Jakarta Land Deformation Area. IOP Conf. Series : Earth and Environmental Science 148 (2018)012007 doi : 10.1088/1755-1315/148/1/012007. ICERM 2017 IOP Publishing. 55. Putri R.F., Wibirama S., Giyarsih S.R., Pradana A., & Kusmiati Y. (2018). Landuse Change
Monitoring and Population Density Analysisi of Penjaringan, Cengkareng, and Cakung Urban Area in Jakarta Province. Paper Presented in the International Conference on Science and Technology (ICST 2018) held on 7-8 August 2018 in Yogyakarta, Indonesia, organied by Universitas Gadjah Mada
56. Kaho H.E.D.P.R., & Giyarsih S.R. (2018). Kualitas Permukiman di Basin Wonosari dan Perbukitan Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul. Majalah Geografi Indonesia 32 (1) :68-76
57. Choirunnisa A.K., & Giyarsih S.R. (2018). The Socioeconomic Vulnerability of Coastal Communities to Abrasion in Samas, Bantul Regency, Indonesia. Quaestiones Geographicae 37 (3) : 115-126
58. Setyawan A., Gunawan T.,Dibosaputra S,. & Giyarsih S.R. (2018). Jasa dan Etika Lingkungan Untuk Pengendalian Air dan Banjir Sebagai Dasar Pengelolaan DAS Serang. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 14, No 4 : 241-251
59. Yetti A., Giyarsih S.R., & Pangaribowo E.H. (2018). Kajian Ketimpangan Wilayah di Kawasan Subosukowonosatren Tahun 2001-2016. Kawistara 8 (3) : 288-295
60. Pradika M.I., Giyarsih S.R., & Hartono. (2018). Peran Pemuda Dalam Pengurangan Risiko Bencana Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ketahanan Nasional 24 (2) :261-286
61. Nastiti F.N.,& Giyarsih S.R. (2019). Green Open Space in Urban Areas : A Case in the Government Office of Boyolali, Indonesia. Regional Science Inquiry, XI (2) : 19-28
62. Fauziyah, C., Priyambodo, T.K. & Giyarsih S.R. (2019). Kontribusi PT. Telkom dalam Pengembangan UMKM Perkotaan di Kota Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia 33 (2) : 14-21
63. Shara, A. R. I. D., Listyaningsih. U.,& Giyarsih S.R. (2019). Analisis Sebaran Spasial Pengemis di Kawasan Sanglah Denpasar. Media Komunikasi Geografi 20 (2) : 150-160. 64. Putri, R.F., Giyarsih S.R., Naufal, M., Dwiputra, D.S., Wibirama, S., Sumantyo, J.T.S. (2019).
The Impact of Population Pressure on Agricultural Land Toawrds Food Suffiency (Case in West Kalimantan Province, Indonesia. IOP Conference Series : arth and Environmental Science 256 (2019) 012050 doi 10.1088/1755-1315/256/1/012050
65. Saputra, W., Giyarsih S.R., & Pitoyo, A.J. (2019). Effects of Disruptive Innovation on the Employment Status and Income of Migrants and Non Migrants Engaging in Online Transportation, the City of Palembang. Proceeding of the International Conferences on Information System and Technology (CONRIST) : 261-265
66. Alabshar, N., & Giyarsih S.R. (2020). Factors Infuencing the Prosperity of Migrants in Indonesia. Solid State Technology 63 (3) : 4358-4372.
67. Saputra, W., Giyarsih S.R., & Pitoyo, A.J. (2020). Employment Status Transformation of Online Transportation Workers at the City of Palembang in the Demographic Bonus Era. Solid State Technology 63 (1) : 1390-1402
68. Saputra, W., Giyarsih S.R., & Pitoyo, A.J. (2020). Redefinition of the Employment Status and Income Transformation of Online Transportation Workers in Palembang, Indonesia. Solid State Technology 63 (3) : 4419-4433
69. Giyarsih S.R., & Harini, R. (2020). The Social and Demographic Characteristics of Vulnerable Communities on the Outskirts of Yogyakarta City, Indonesia. Solid State Technology 63 (3): 4373-4387
70. Giyarsih S.R., & Harini R. (2020). Roles of University Campuses in Building the Capacity of Vulnerable Communities in Urban Fringe of Yogyakarta, Indonesia. Solid State Technology 63 (3) : 4388-4401
71. Rahmawati, S.S., Sudrajat.,& Giyarsih, S.R. (2020). Analysis of Settlements along Abandoned Railway Tracks in Majalaya Subdistric, Bandung Regency, Indonesia. Forum Geografi 34 (1) : 51-65
72. Saputra, W., Giyarsih, S.R., & Pitoyo, A. J. (2020). Online Transportation Workers in Palembang City : Context and Characteristics. IOP Conferences Earth and Environmental Sciences 451 (2020) 012100, doi 10.1088/1755-1315/451/1/012100 : 1-8
73. Amri, I., & Giyarsih, S.R. (2020). Quantifying urban physical growth types in Banda Aceh City after the 2004 Indian Ocean Tsunami. The 1st Geosciences and Environmental Sciences
Symposium (ICST 2020) E3S Web of Conferences 200 : 1-6.
74. Purwatiningsih, S.E., Sukamdi., & Giyarsih, S.R. (2020). Timor Leste Population on Internal Migration, in the Analysis of Direction, Flow, Pathways, Boundarie s, and International Procedures. The 1st Geosciences and Environmental Sciences Symposium (ICST 2020) E3S
Web of Conferences 200 : 1-9
75. Purwatiningsih, S.E., Sukamdi., & Giyarsih, S.R. (2020). The Comparative Analysis of TL-SDI Values, Within the Area of Administrative Posts in the Municipality of Oecusse. The 1st
Geosciences and Environmental Sciences Symposium (ICST 2020) E3S Web of Conferences 200 : 1-10
76. Nuranisa., Mei. E.T.W., Giyarsih, S.R., Sukmaniar., Saputra, W.,& Putri, M.K. (2020). Socioeconomic Vulnerability Level in the Demographic Bonus Era among Musi Riverbanks Community, the City of Palembang. TEST Enginnering A Management : 6493-6502
77. Shara, A. R I. D., Listyaningsih, U., & Giyarsih, S.R. (2020). Differences in the Spatial Distribution and Characteristics of Urban Beggars : The Case of the Sanglah District in Denpasar (Indonesia). Quaestiones Geographicae 39 (4) : 109-119
78. Amri, I., & Giyarsih, S.R. (2020). Monitoring Urban Physical Growth in Tsunami Affected Areas : A Case Study of Banda Aceh City, Indonesia. Geojournal 85 (6)
79. Satriawan D., Pitoyo A.J., Giyarsih S.R. (2020). Cakupan Kesehatan Universal (UHC) Pekerja Sektor Informal di Indonesia. Tata Loka 22 (4) : 556-572
80. Jannah R., Giyarsih S.R., & Marwasta D. (2021). Feasibility of Determ ining Padukuhan Blotan As Slum Settlement in Sleman Regency : Perspective From Community and Local Government. Book Chapter Empowering Human Development Through Science and Education : 177-186