• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PERIZINAN BERUSAHA PEMANFAATAN RUANG LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR PERIZINAN BERUSAHA PEMANFAATAN RUANG LAUT"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jakarta, 29 Maret 2021

STANDAR PERIZINAN BERUSAHA

PEMANFAATAN RUANG LAUT

(2)

DAFTAR JENIS PERIZINAN BERUSAHA KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG LAUT

No Jenis Dasar Kewenangan

1 PB Kegiatan Pengangkatan Benda Muatan Kapal Tenggelam

Lampiran Sektor KP Nomor 139 PP 5/2021

2 PB Kegiatan Wisata Bahari Lampiran Sektor KP Nomor 141 PP 5/2021

3 A. PB Kegiatan Produksi Garam di Tambak Garam >15 ha B. Rekomendasi Impor Garam

A. Lampiran Sektor KP Nomor 161, 162, 163, 164 PP 5/2021

B. Lampiran Sektor KP Nomor 2

4 PB Kegiatan Pemanfaatan Air Laut Selain Energi (ALSE) Lampiran Sektor KP Nomor 135, 136 PP 5/2021

5 A. PB Pelaksanaan Reklamasi

B. PB Reklamasi yang belum memiliki izin

Lampiran Sektor KP Nomor 137 PP 5/2021, Pasal 18 PP 43/2021

6 PB Pemanfaatan Pasir Laut Lampiran Sektor KP Nomor 160 PP 5/2021

7 Persetujuan Kegiatan wisata Memancing pasal 114 PP 27/2021

PB : Perizinan Berusaha

PP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko PP Nomor 27 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan

(3)

Verifikasi dan rekomendasi Tim Kornas

PEMOHON MELAKSANAKAN PENGANGKATAN BMKT

PENGAJUAN Izin Berusaha Pengangkatan BMKT

PROSES BISNIS PENGELOLAAN BMKT

Diatur dalam UU No. 11/2020, PP No. 5/2021, PP No. 21/2021, PP No. 32/2019 dan Permen No. 54/2020

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan

Ruang Laut

PENGAJUAN

Verifikasi kesesuaian ruang dan lokasi

Disetujui Tidak Disetujui Pemohon bayar PNBP PKKPRL Rekomendasi terbit Tidak Direkomendasikan Pemohon bayar PNBP

PEMANFAATAN

BMKT

Opsi pemanfaatan: lelang dan bagi hasil atau konsesi

pengelolaan, dan dikelola untuk display; Ranperpres Pengelolaan BMKT mengatur mekanisme pemanfaatan sedang disusun Pejabat berwenang MKP* Pemda** *<12 NM, KSN/KSNT ** >12 NM

(4)

• KBLI 43120

• Ruang Lingkup : Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah

Pesisir dar

STANDAR DESKRIPSI

KBLI 74909

Ruang Lingkup Kegiatan profesional, ilmiah dan teknik lainnya yang berkaitran dengan pengangkatan benda muatan kapal tenggelam di kapal tenggelam.

Penggolongan Usaha

-

Persyaratan Umum Usaha

1. Persyaratan Umum yang harus dipenuhi pelaku usaha

a. Memiliki Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPR Laut) b. Menyediakan asuransi bagi personil survei, pengangkatan, dan penyelaman ilmiah. c. Bukti pembayaran PNBP.

d. Bukti pembayaran kompensasi ekosistem terdampak pengangkatan BMKT. e. Memiliki AMDAL yang dikeluarkan instansi sesuai kewenangannya.

f. Surat Rekomendasi/Persetujuan yang ditebitkan oleh Tim yang merekomendasikan pengelolaan BMKT. (syarat ini mengakomodir norma yg akan di atur di dlm Ranperpres Pengelolaan BMKT).

2. Melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak 3. Durasi pemenuhan persyaratan umum selama 7 (tujuh) hari.

(5)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

A. Memiliki dokumen perencanaan pengelolaan BMKT yang diperoleh dari survei, yang meliputi; 1. Rencana pengangkatan, yang memuat:

a. luasan area kerja dengan minimal 4 (empat) titik koordinat; b. titik kerangka kapal, minimal 2 (dua) titik koordinat;

c. site plan sebaran BMKT

d. deskripsi BMKT yang meliputi gambaran jenis, material, perkiraan jumlah e. metode pengangkatan

f. pendokumentasian yang terdiri atas penggambaran, video dan foto g. kebutuhan moda atau kapal pengangkat dan kapal logistik

h. kebutuhan peralatan pengangkatan i. kebutuhan sarana penanganan BMKT j. kebutuhan tenaga kerja dan tenaga ahli

k. risk analysis kegiatan pengangkatan yang meliputi:

• analisa resiko yang dapat disebabkan dari aktifitas pengangkatan • analisa resiko yang disebabkan oleh biota laut

• analisa resiko terhadap BMKT • penanganan resiko

l. waktu pelaksanaan pengangkatan

(6)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

A. Memiliki dokumen perencanaan pengelolaan BMKT yang diperoleh dari survei, yang meliputi; 1. Rencana pengangkatan, yang memuat:

a. luasan area kerja dengan minimal 4 (empat) titik koordinat; b. titik kerangka kapal, minimal 2 (dua) titik koordinat;

c. site plan sebaran BMKT

d. deskripsi BMKT yang meliputi gambaran jenis, material, perkiraan jumlah e. metode pengangkatan

f. pendokumentasian yang terdiri atas penggambaran, video dan foto g. kebutuhan moda atau kapal pengangkat dan kapal logistik

h. kebutuhan peralatan pengangkatan i. kebutuhan sarana penanganan BMKT j. kebutuhan tenaga kerja dan tenaga ahli

k. risk analysis kegiatan pengangkatan yang meliputi:

• analisa resiko yang dapat disebabkan dari aktifitas pengangkatan • analisa resiko yang disebabkan oleh biota laut

• analisa resiko terhadap BMKT • penanganan resiko

l. waktu pelaksanaan pengangkatan

(7)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

A. Memiliki dokumen perencanaan pengelolaan BMKT yang diperoleh dari survei, yang meliputi; 2. Rencana penanganan diatas kapal memuat:

• konservasi yang meliputi desalinasi dan pembersihan

• inventarisasi yang meliputi penghitungan, pengklasifikasian dan pelabelan. • penyimpanan sementara di atas kapal

3. Rencana pemulihan ekosistem

• identifikasi biota dalam area kerja dan sekitar kerangka kapal • membuat modeling dampak dan rencana rehabilitasinya. 4. Rencana pengelolaan pasca pengangkatan

• rencana penyimpanan di darat • dokumen analisa dan proses bisnis

• master plan dan DED pemanfaatan hasil pengangkatan • roadmap dan rencana aksi pemanfaatan

B. Durasi pemenuhan persyaratan khusus selama 7 (tujuh) hari

(8)

STANDAR DESKRIPSI

Sarana 1. Kapal Pengangkat BMKT

• laik laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

• laik simpan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

• dilengkapi peralatan keselamatan kerja

• memiliki ruang yang cukup untuk menampung tenaga pengangkatan, ruang kerja, penanganan dan

penyimpanan yang diangkat. 2. Kapal pendukung logistik

• mobilisasi penyelam, bahan makanan dan safety boat.

3. Alat pengangkat BMKT, antara lain: • water dredge

• air lift • crane • lifting bag

4. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan medical check up unit

5. Alat Penanganan BMKT di atas kapal, yang dapat meliputi:

• meja kerja

• bak perendaman

• air tawar dan/atau aquades • alat untuk membersihkan • ayakan

• keranjang pengepakan • bubble wrap

• pH meter • label tahan air

6. Alat dokumentasi dan pengukuran, dapat berupa:

• Kamera bawah air • Alat gambar tahan air • Frame/grid • Skala meter • Roll meter • Tali • Patok • DGPS/GPS • Kompas

7. Alat Selam dan lainnya • scuba gear

• HP Charging Compressor • Diving Personal Equipment • SCUBA Tank 12 Lt Aluminium • Pisau

• senter • kompas

• dive computer • buoy dan sosis

(9)

STANDAR DESKRIPSI

Struktur

organisasi SDM dan SDM

1. Manajer lapangan 1 (satu) orang;

2. Safety Diver;

3. Konservator;

4. Peneliti dengan keahlian Arkeologi, didukung oleh tenaga ahli Oseonografi, Biologi Laut, Geologi, Kelautan, dan Kimia;

5. Peselam pekerja; 6. Tenaga medis. Pelayanan - Persyaratan Produk/Jasa

Pengangkatan BMKT sesuai dengan kaidah di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 576 Tahun 2018 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktifitas Profesional Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Pengelolaan BMKT.

(10)

STANDAR DESKRIPSI

Sistem

Manajemen Usaha

Manajemen Pengangkatan BMKT:

1. Dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang disusun melalui survei;

2. Pelaksanaan pengangkatan mengedepankan keselamatan kesehatan kerja dan kehati-hatian serta keamanan BMKT;

3. Penanganan BMKT yang sistematis dan terkontrol;

4. Memiliki mekanisme pelaporan yang terbuka, berkala dan komprehensif;

Penilaian Kesesuaian

1. Pemenuhan terhadap standar dilakukan melalui verifkasi permohonan izin, mencakup: 2. Pemenuhan terhadap persyaratan administrasi dan teknis pengelolaan BMKT;

3. Pemenuhan terhadap persyaratan teknis pengangkatan; 4. Efektifitas penerapan sistem manajemen usaha;

5. Mekanisme penilaian kesesuaian rencana usaha yang disampaikan.

(11)

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

PROSES BISNIS STD WISATA BAHARI

UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Pasal 19 Ayat 1 huruf e

Memastikan Keseimbangan: 1. Keberlanjutan Ekologis

2. Ekonomi Masyarakat Pesisir

Tarif pada RPP PNBP = (Faktor E infrastruktur) + (50% x Faktor E non – infrastruktur)

PP No. 05/2021 Lampiran 1 : halaman 192-194

KBLI : 93249

Pemanfaatan Ruang Laut secara menetap minimal 30 hari ( Atraksi Dan Amenitas)

Perijinan Berusaha

Pengelolaan Wisata Bahari

- Resort

- Ponton Wisata

- Dermaga

(12)

• KBLI 43120

• Ruang Lingkup : Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah

Pesisir dar

STANDAR DESKRIPSI

KBLI 93249

Ruang Lingkup Kelompok ini mencakup suatu usaha pengelolaan untuk mengadakan wisata tirta lainnya yang belum

tercakup di kelompok 93241 s.d. 93246 yang sifatnya menetap dan tidak menetap (wisata mancing) dilakukan di wilayah perairan baik itu pesisir, bentang laut, dan kolom air.

Penggolongan Usaha

-

Persyaratan Umum Usaha

1. Persyaratan Umum yang harus dipenuhi pelaku usaha:

a. Memiliki Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPR Laut) b. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk:

• melibatkan masyarakat di sekitar kawasan wisata di dalam pelaksanaan kegiatan usahanya; dan • membongkar bangunan dan instalasi bila masa berlaku telah habis dan kegiatan usaha tidak

dilanjutkan.

c. Dokumen izin lingkungan yang dikeluarkan instansi sesuai kewenangannya. d. Bukti pembayaran PNBP.

2. Durasi pemenuhan persyaratan umum selama 14 (empat belas) hari

(13)

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Persyaratan Khusus usaha

1. Analisis kesesuaian dan daya dukung kawasan Berisi tentang deskripsi daya dukung dan daya tamping lokasi yang dimohonkan;

2. Dokumen Detail Engineering Design (DED) Menggambarkan rencana detail yang akan dilakukan dale rencana pembangunan terkait dengan sarana dan prasarana yang akan dibangun termasuk rencana pelaksanaan kegiatan, antara lain:

a. koordinat lokasi bangunan dan instalasi di Laut untuk Wisata Bahari; b. jenis dan daftar bangunan dan instalasi di Laut untuk Wisata Bahari; dan c. metode penempatan dan pendirian bangunan dan instalasi di Laut dan

material yang digunakan ramah lingkungan; 3. Dokumen kelayakan usaha paling sedikit memuat:

a. analisa keuangan Berisi gambaran dan perhitungan rencana usaha;

b.analisa operasional Mengambarkan rencana operasional kegiatan yang meliputi: • manajemen pengelolaan pengunjung,

• rencana pengelolaan sarana dan prasarana,

• rencana monitoring dan pengawasannya dalam mengatasi dampak; • rehabiitasi kondisi ekosistem;

• pelibatan masyarakat setempat dalam kegiatan usaha; dan • lainnya bila ada; dan

c. analisa sumber daya manusia

Berisi tentang kebutuhan tenaga kerja, rencana pelibatan masyarakat dan kualifikasi SDM yang digunakan.

4. Menyampaikan laporan monitoring kegiatan secara berkala setelah usaha berjalan,

sekurang-kurangnya 6 bulan sekali;

5. Merehabilitasi ekosistem akibat kegiatan usaha wisata sesuai dengan hasil monitoring, hingga kondisi membaik/pulih.

6. Durasi pemenuhan persyaratan khusus selama 14 (empat belas) hari

(14)

STANDAR DESKRIPSI

Sarana A. Wisata Mangrove

1. Bangunan tracking mangrove/ Menara pandang/ Gazebo/ dan sarana wisata lainnya

• memenuhi persyaratan teknis menurut peraturan yang berlaku • menggunakan material yang

sesuai dengan kondisi salinitas; • meminimalkan penebangan

mangrove dalam penempatan bangunan;

• terjamin keamanannya; • menggunakan material yang

ramah lingkungan dan laik digunakan

2. Dilengkapi dengan sarana dasar keselamatan dan keamanan

B. Ponton Wisata: 1. Bangunan

• memenuhi persyaratan teknis menurut peraturan yang

berlaku;

• menggunakan material yang sesuai dengan kondisi salinitas; • memiliki sistem sanitasi;

• memiliki sistem pengolahan limbah;

• pendirian dan/atau

penempatan ponton tidak di atas ekosistem terumbu karang; • memperhitungkan penempatan

tali tambat agar tidak

mengakibatkan kerusakan ekosistem laut;

2. Dilengkapi dengan sarana dasar keselamatan dan keamanan

C. Resort di perairan 1. Bangunan

•memenuhi persyaratan teknis menurut peraturan yang berlaku; •menggunakan material yang

sesuai dengan kondisi salinitas; •memiliki sistem sanitasi;

•memiliki sistem pengolahan limbah rumah tangga;

•memiliki jalan pelantar 2. Dilengkapi dengan sarana dasar keselamatan dan keamanan

(15)

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Sarana D. Marine Scapping penempatan taman bawah air • memenuhi persyaratan teknis menurut peraturan yang berlaku; • menggunakan material yang ramah lingkungan; • memasang penanda keberadaan

taman bawah air; • menghindari kerusakan ekosistem. E. Dive Operator: 1. Bangunan • memenuhi persyaratan teknis menurut

peraturan yang berlaku • menggunakan material

yang sesuai dengan kondisi salinitas;

• memiliki sistem sanitasi; • memiliki tempat

penyimpanan dan pencucian alat yang aman;

2. Dilengkapi dengan sarana dasar keselamatan dan keamanan

F. Dermaga marina 1. Bangunan

• memenuhi persyaratan teknis menurut

peraturan yang berlaku; • menggunakan material

yang sesuai dengan kondisi salinitas;

• menggunakan material yang ramah lingkungan; • tidak di area ekosistem

terumbu karang, lamun dan mangrove;

• memberikan akses bagi nelayan;

2. Dilengkapi dengan sarana dasar keselamatan dan

keamanan

G. Wisata Tirta Lainya

• memenuhi persyaratan teknis menurut

peraturan yang berlaku; • menggunakan material

yang sesuai dengan kondisi salinitas;

• menggunakan material yang ramah lingkungan; • meminimalisir kerusakan

ekosistem pesisir dan laut dalam penempatan bangunan/infrastruktur.

(16)

STANDAR DESKRIPSI

Struktur

organisasi SDM dan SDM

Struktur organisasi minimal: • Operator wisata;

• Staf operasional yang memahami operasional usaha wisata bahari khususnya jenis wisata yang dijalankan; • Pemandu wisata yang memahami kegiatan wisata bahari yang dijalankan;

• Pengawas yang bertugas mengawasi keamanan jalannya kegiatan wisata. • Kualifikasi SDM mengacu pada SKKNI

Pelayanan -

Persyaratan Produk/Jasa

Persyaratan jasa yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam standar usaha pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

(17)

STANDAR DESKRIPSI

Sistem

Manajemen Usaha

Sistem manajemen usaha yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam standar usaha pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Penilaian Kesesuaian

Penilaian kesesuaian untuk kegiatan wisata tirta lainnya yaitu dengan mempertimbangkan: • pemenuhan terhadap persetujuan kesesuaian pemanfaatan ruang laut;

• kesesuaian kegiatan wisata dengan standar (SOP); • kesesuaian usaha atau kegiatan dengan perencanaan; • kesesuaian jasa, dan/atau;

• keabsahan dokumen.

(18)

PP 5 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha

Berbasis Risiko

(Non KBLI)

PROSES BISNIS STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT (termasuk Ekstraksinya)

2

Pemanfaatan Air

Laut Selain Energi

ALSE)

PP 5 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (KBLI)

Menjadi Produk

(misal: Air Minum dari

SWRO, dsb)

Sebagai bahan pendukung

(misal: Air Pendingin

Turbin,dsb)

KBLI 36001

Ekstraksi Garam

KBLI 36002

KBLI 08930

Rekomendasi

Impor Garam

KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2020

(19)

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

KBLI 36001 36002

Ruang Lingkup Segala usaha Penampungan, Penjernihan dan Penyaluran Air (laut) secara langsung dari terminal air melalui saluran pipa, mobil tangki (asal mobil tangki tersebut masih dalam satu pengelolaan administratif dari perusahaan air minum tersebut) untuk dijual kepada konsumen atau pelanggan, seperti rumah tangga, instansi/lembaga/badan pemerintah, badan-badan sosial, badan usaha milik negara, perusahaan/usaha swasta antara lain hotel, industri pengolahan dan pertokoan.

Segala usaha pengadaan dan penyaluran air baku (dari air laut) untuk keperluan (Pendukung) industri, pembangkit listrik dan lain-lain. Kelompok ini juga mencakup kegiatan pengelolaan jaringan irigasi, namun tidak mencakup pengoperasian peralatan irigasi seperti alat penyemprot untuk keperluan pertanian.

Batasan minimum berskala > 50 liter/detik dan/atau

berada pada Kawasan Strategis Nasional (KSN), Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT), Kawasan Konservasi, serta ditujukan untuk kepentingan komersial skala luas yang memanfaatkan ruang laut secara menetap minimal 30 hari.)

(20)

STANDAR DESKRIPSI Penggolongan Usaha - Persyaratan Umum Usaha

1. Melampirkan Bukti kesesuaian ruang di laut 2. Melampirkan Bukti kesesuaian ruang di darat 3. Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat

4. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk melibatkan masyarakat di sekitar kawasan di dalam pelaksanaan kegiatan usahanya; dan 5. Surat pernyataan kesanggupan pemenuhan data

dan informasi pemanfaatan ALSE

6. Durasi pemenuhan persyaratan umum selama 14 (empat belas) hari

(21)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

a. Dokumen kelayakan teknis kegiatan

Dokumen ini mencakup data dan informasi kawasan untuk kegiatan pemanfaatan ALSE dan kelayakan teknis kegiatan pemanfaatan ALSE.

- Data dan Informasi Kegiatan

1. Letak Geografis dan Administrasi; 2. Kondisi Hidrooseanografi;

3. Kondisi Ekosistem Perairan; 4. Kondisi Sosial Ekonomi;

5. Pemanfaatan Eksisting Perairan.

- Kelayakan Teknis Kegiatan Pemanfaatan ALSE 1. Aspek Analisis Kelayakan Usaha;

a) perhitungan kelayakan usaha; b) biaya investasi lahan;

c) biaya pembangunan;

d) perkiraan pendapatan tarif (revenue); dan e) proyeksi perkiraan besaran tarif;

(22)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Persyaratan Khusus

Usaha

2. Aspek Pasar dan Pemasaran; a) tujuan pasar;

b) tren perkembangan permintaan produk pada masa yang lampau; dan

c) proyeksi permintaan produk di masa yang akan datang;

3. Aspek Lingkungan Hidup;

Simulasi modelling untuk pengambilan dan

pembuangan air laut yang sesuai karakteristik lokasi;

4. . Aspek Teknis dan Teknologi;

a) kapasitas produksi yang direncanakan;

b) metode pengambilan/pemanfaatan air laut selain energi; c) metode pengoperasian meliputi waktu operasional dan intensitas pemanfaatan;

d) metode perawatan dan perbaikan instalasi, prasarana dan sarana;

e) jumlah dan sumber bahan baku dan pendukung; f) jenis teknologi yang digunakan; dan

g) biaya produksi;

5. Aspek Sosial dan Ekonomi melalui pelibatan masyarakat setempat dalam kegiatan pemanfaatan ALSE;

6. Aspek Pengelolaan;

a) jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang digunakan; dan b) sumber pengadaan tenaga kerja tersebut;

(23)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

7. Aspek Usulan Biaya Operasional dan Pemeliharaan.

a) perkiraan biaya operasional;

b) biaya operasional dan maintenance; c) biaya depresiasi; dan

d) biaya umum dan administrasi.

b. Dokumen rencana memuat:

- jenis pemanfaatan air laut selain energi; - desain tata letak:

1) skema proses pengambilan air laut; 2) skema proses pembuangan air laut; dan 3) skema proses pengolahan/penggunaan air

laut.

- kapasitas pengambilan/pemanfaatan air laut; 1) debit volume penggunaan air laut; dan 2) debit volume pelepasan air sisa.

- rencana aktivitas setelah berakhirnya izin; - rencana pembongkaran;

c. Dokumen AMDAL Kategori C

(24)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Sarana 36001 36002

a) Pipa pengambilan bahan baku air laut;

b) Mesin pompa untuk pengambilan bahan baku air laut; c) Pipa penyaluran hasil olahan;

d) Pipa pembuangan hasil produksi; e) Unit pengolahan (bila ada);

f) Mesin desalinator; g) Panel kontrol.

a) Pengolahan dengan bahan kimia; b) Pipa pembuangan hasil produksi; c) Panel control

Struktur

Organisasi SDM dan SDM

a) Manajer Unit;

b) Teknisi paling sedikit, satu (1) orang per bagian sistem;

Pelayanan -

Persyaratan Produk/Jasa

- Produk dari pemanfaatan ALSE harus sesuai baku

mutu pada saat dialirkan melalui pipa pembuangan hasil produksi dengan baku mutu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(25)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN AIR LAUT

STANDAR DESKRIPSI Sistem Manajemen Usaha - Penilaian Kesesuaian dan Pengawasan A. PENILAIAN KESESUAIAN 1. keabsahan dokumen;

2. kesesuaian lokasi perairan;

3. kesesuaian usaha dan/atau kegiatan; dan/atau 4. kesesuaian produk.

(26)

STANDAR DESKRIPSI

KBLI 08930

Ruang Lingkup Segala usaha ekstraksi garam yaitu pengambilan garam dari bawah tanah termasuk dengan pelarutan dan

pemompaan, serta produksi garam dengan penguapan air laut atau air garam lainnya di tambak/empang/media lainnya, dan penghancuran, pemisahan dan penyulingan garam oleh petani garam.

Istilah dan Definisi

a) Ekstraksi Garam adalah pengambilan garam dari bawah tanah termasuk dengan pelarutan dan pemompaan, serta produksi garam dengan penguapan air laut atau air garam lainnya di

tambak/empang/ media lainnya, dan penghancuran, pemurnian dan penyulingan garam oleh petani

garam. Termasuk juga kegiatan pengumpulan, pembersihan, penggilingan, penghancuran, dan

pengolahan terhadap mineral garam yang tidak dapat dipisahkan secara administratif dari usaha ekstraksi tersebut.

b) Persetujuan Kesesuaian Pemanfaatan Ruang di Laut adalah persetujuan yang diberikan untuk

memanfaatkan ruang secara menetap dari sebagian perairan pesisir yang mencakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu

c) Garam adalah senyawa kimia yang komponen utamanya berupa natrium klorida dan dapat

mengandung unsur lain seperti magnesium, kalsium, besi, dan kalium dengan bahan tambahan atau tanpa bahan tambahan iodium.

d) Integrasi lahan garam adalah penyatuan tempat dan proses produksi garam dalam kesatuan hamparan yang utuh dengan batas minimal seluas 15 (lima belas) Ha.

(27)

STANDAR DESKRIPSI

Penggolongan Usaha

a) Skala Usaha Besar, dengan luas lahan tambak garam >500 hektare

b) Skala Usaha Menengah, dengan luas lahan tambak garam >100 - 500 hektar c) Skala Usaha Kecil, dengan luas lahan tambak garam 15 -100 hektar

d) Skala Usaha Mikro, dengan luas lahan tambak garam <15 hektar

Persyaratan Umum Usaha

1. Melampirkan Bukti kesesuaian ruang di laut 2. Melampirkan Bukti kesesuaian ruang di darat

3. Rekomendasi dari pemerintah daerah setempat (luas lahan tambak garam >500 hektare)

4. Surat Pernyataan Kesanggupan untuk melibatkan masyarakat di sekitar kawasan wisata di dalam pelaksanaan kegiatan usahanya (luas lahan tambak garam >100 - 500 hektar dan >500 hektar); 5. Durasi pemenuhan persyaratan umum selama 14 (empat belas) hari

Persyaratan Khusus Usaha

A. Dokumen kelayakan teknis kegiatan;

- Data dan Informasi Kegiatan ekstraksi garam 1. Letak Geografis dan Administrasi;

2. Kondisi Topografi Tambak Garam; 3. Kondisi Hidroklimatologi;

4. Kondisi Prasarana dan Sarana (jumlah dan/atau luasan); 5. Kondisi Sosial Ekonomi;

6. Kondisi Eksisting Lahan Tambak Garam;

(28)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

- Kelayakan Teknis Kegiatan ekstraksi garam 1. Aspek Analisis Kelayakan Usaha;

2. Aspek Pasar dan Pemasaran; 3. Aspek Lingkungan Hidup; 4. Aspek Teknis dan Teknologi; 5. Aspek Sosial dan Ekonomi; 6. Aspek Pengelolaan;

7. Aspek Usulan Biaya Operasional dan Pemeliharaan.

B.Dokumen rencana kegiatan yang memuat rencana rinci (detail engineering design) berupa desain dan tata letak tambak garam paling sedikit memuat saluran pengairan, jalan produksi, dan tempat

penyimpanan garam:

- Desain dan Tata Letak Tambak Garam: 1. perencanaan tapak dan petakan garam; 2. modul gudang garam;

3. skematik rencana induk (masterplan) lahan tambak; 4. peta batas rencana lahan tambak;

5. peta batas meja tambak garam; 6. peta batas bozem;

7. peta batas kolam evaporasi/peminihan; 8. gambar penampang melintang bozem;

(29)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

9. gambar penampang melintang tambak garam; 10. gambar penampang melintang saluran air;

11. gambar penampang melintang meja evaporasi;

12. gambar penampang melintang meja kristalisasi; dan 13. gambar penampang melintang meja penirisan garam.

- Perencanaan Prasarana dan Sarana yang memuat Rencana Struktur Prasana dan Sarana (paling sedikit memuat saluran pengairan, jalan produksi, dan tempat penyimpanan garam);

C. Metode pengambilan air laut.

Pada bagian metode pengambilan air laut mencakup komponen utama sistem pengambilan dan pembuangan air laut, serta sistem/tipe pengambilan air laut.

D. Dokumen AMDAL

1. luasan tambak garam >500 hektar : AMDAL Kategori A 2. luasan tambak garam 100 - 500 hektar : AMDAL Kategori B

3. luasan tambak garam 15 -100 hektar : Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

4. luasan tambak garam < 15 hektar : Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (SPPL)

(30)

STANDAR DESKRIPSI

Sarana a) pompa air;

b) kincir angin; c) geoisolator;

d) ekstraktor garam; e) rumah garam;

f) peralatan ekstraktor garam lainnya; g) alat pendeteksi kandungan garam; h) alat angkut sederhana;

i) alat perata tanah; j) alat pelubang tanah;

k) alat ukur suhu atau termometer; dan

l) alat ukur kekentalan air laut (boume-hydro-meter). m) mesin pemurnian atau pencucian Garam;

n) alat pengemas;

Struktur Organisasi SDM dan SDM

-

Pelayanan -

(31)

STANDAR BERUSAHA EKSTRAKSI GARAM

STANDAR DESKRIPSI Persyaratan Produk/Jasa - Sistem Manajemen Usaha

a) Pengecekan kekentalan air laut; b) Pengecekan ketebalan air; c) Pengecekan hari produksi;dan d) Pengecekan kualitas garam.

Penilaian

Kesesuaian dan Pengawasan

A. PENILAIAN KESESUAIAN

1. keabsahan dokumen;

2. kesesuaian lokasi perairan;

3. kesesuaian usaha dan/atau kegiatan; dan/atau 4. kesesuaian teknik produksi.

(32)

STANDAR DESKRIPSI

NON KBLI

Terkait KBLI 08930 Ekstraksi Garam

Ruang Lingkup Standar ini mengatur dan menetapkan batasan tentang kegiatan impor garam selain bahan baku dan bahan penolong industri untuk konsumsi yang mencakup persyaratan umum, persyaratan khusus, sarana dan

penilaian kesesuaian dan pengawasan

Istilah dan Definisi

a) Garam adalah senyawa kimia yang komponen utamanya berupa natrium klorida dan dapat

mengandung unsur lain seperti magnesium, kalsium, besi, dan kalium dengan bahan tambahan atau tanpa bahan tambahan iodium.

b) Rekomendasi Impor Garam adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan kepada menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang perdagangan untuk melakukan Impor Komoditas Pergaraman ke dalam wilayah negara Republik Indonesia

Persyaratan Umum

-

(33)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus atau Persyaratan Teknis

a. Kesesuaian penggunaan Rekomendasi Impor Garam selain Bahan Baku Industri dan Bahan Baku Penolong Industri meliputi:

1. jenis dan standar mutu garam;

2. volume garam yang akan diimpor dan volume penyerapan garam hasil produksi petambak; 3. tempat pemasukan;

4. waktu pemasukan; 5. penyerapan garam;

b. Menyampaikan laporan realisasi pemasukan, dan realisasi distribusi secara berkala basis bulanan.

c. Menyampaikan bukti serap garam lokal untuk periode berjalan berdasarkan peraturan yang berlaku (jika dipersyaratkan sebelumnya)

Sarana -

(34)

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT 14 STANDAR DESKRIPSI Penilaian Kesesuaian dan Pengawasan A. PENILAIAN KESESUAIAN 1. Jenis Garam

a. Jenis garam yang masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia merupakan garam yang termasuk dalam Pos Tarif/HS nomor:

1. 2501.00.10: garam meja;

2. 2501.00.20: garam batu tidak diproses; 3. 2501.00.50: air laut;

4. 2501.00.91: dengan kandungan natrium klorida lebih dari 60% (enam puluh persen) tetapi kurang dari 97% (sembilan puluh tujuh persen), dihitung dari basis kering, diperkaya dengan iodium; dan

5. 2501.00.99: lain-lain.

b. Jenis garam yang masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia harus memenuhi standar mutu garam yang ditetapkan dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2017.

2. Impor Garam dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan garam nasional.

3. Tempat Pemasukan

1. Pelabuhan Ciwandan, Banten;

2. Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara;

3. Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur; dan/atau

4. tempat pemasukan lain berdasarkan usulan menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

(35)

STANDAR DESKRIPSI

Penilaian

Kesesuaian dan Pengawasan

4. Waktu Pemasukan

a) Waktu pemasukan impor garam ke dalam wilayah Republik Indonesia dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April.

b) Selain itu dapat dilakukan apabila terjadi perubahan dan/atau pergeseran musim kemarau setelah mendapat masukan dari badan yang membidangi urusan pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

c) Waktu pemasukan lainnya ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

5. Penyerapan Garam

a) Importir Garam wajib memprioritaskan penyerapan garam hasil produksi Petambak Garam yang tersedia untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri pada tahun berjalan.

b) Penyerapan garam hasil produksi Petambak Garam dilakukan oleh Importir Garam paling sedikit sejumlah volume garam yang direkomendasikan Menteri.

c) Kesesuaian bukti penyerapan oleh importer dan bukti pengiriman penyerapan oleh petambak garam

(36)

PROSES BISNIS STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI

Pelaksanaan

Reklamasi

Rencana pelaksanaan reklamasi wajib memenuhi Standar Berusaha

Reklamasi yang telah selesai namun belum memiliki izin

wajib mengajukan perizinan berusaha

PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

• PP Nomor 43 Tahun 2021

Penyelesaian

Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, Dan/Atau Hak Atas Tanah

• Diberi kesempatan mengurus

(37)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (1/11)

• KBLI 43120

• Ruang Lingkup : Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah

Pesisir dar

STANDAR DESKRIPSI

KBLI 43120

Ruang Lingkup Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Laut yang mengubah bentang perairan menjadi daratan

Penggolongan Usaha

A. Reklamasi

B. Reklamasi yang belum memiliki izin

Persyaratan Umum Usaha

A. Reklamasi

1. PKKPRL

2. Perseujuan Lingkungan yang disertai Dokumen Kajian Lingkungan Hidup untuk kegiatan reklamasi dan kegiata pengambilan sumber material reklamasi

3. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi atau sejenis sesuai ketentuan perundang-undangan dari penyedia material reklamasi atau Surat Perjanjian antara Pelaku Usaha dan penyedia material yang dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan menyediakan sumber material

4. Dokumen Rencana Induk Reklamasi yang memuat :

i. Peta rencana lokasi reklamasi (termasuk rencana di masa yang akan datang jika ada) yang dipadukan dengan batas sempadan pantai sesuai ketentuan perundang undangan

ii. Rencana pemanfaatan lahan hasil reklamasi iii. Struktur organisasi pemohon

iv. Struktur organisasi pelaksana reklamasi v. Rencana waktu pelaksanaan reklamasi

(38)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (2/11)

• KBLI 43120

• Ruang Lingkup : Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah

Pesisir dar

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Umum Usaha

5. Dokumen studi kelayakan yang memuat :

i. Strategi pelaksanaan usaha memberikan gambaran tentang rencana usaha dan metode dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan terutama metode pelaksanaan reklamasi

ii. Kelayakan ekonomi-finansial kegiatan usaha (reklamasi dan pemanfaatan di atasnya) terdiri dari :

a) rasio manfaat dan biaya [(Benefit Cost Ratio(B/C-R)]

b) nilai bersih perolehan sekarang [(Net Present Value (NPV)] c) tingkat bunga pengembalian [(Internal Rate of Return (IRR)]

d) jangka waktu pengembalian investasi [(Return of Investment (ROI)]

6. Dokumen Rancangan Detail Reklamasi yang memuat :

i. Jadwal, tahapan dan metode reklamasi yang digunakan

ii. Jumlah, jenis dan kapasitas peralatan utama pelaksanaan reklamasi (alat konstruksi dan alat monitoring tanah)

iii. Lokasi penempatan alat pemantau kualitas lingkungan hidup

iv. Lokasi penempatan material (jika menggunakan penampungan di darat) v. Lokasi penempatan pompa air (jika menggunakan pompa)

vi. Jenis titik kontrol veritikal dan titik kontrol horizontal yang digunakan vii. Rencana penempatan rambu laut

viii. gambar teknik konstruksi (denah potongan melintang dan memanjang)

ix. gambar rencana infrastruktur yang telah memuat Ruang Terbuka Hijau sesuai ketentuan perundang-undangan, gambar rangcang jalan, gambar rancang mekanik, gambar rancang elektrik, gambar rancang pengolahan limbah dan gambar rancang drainase

(39)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (3/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Umum Usaha

6. Dokumen Rancangan Detail Reklamasi yang memuat : ix. ……

x. Jumlah dan jenis material urugan beserta hasil laboratorium analisa hasil ayakan, volumetrik dan gravimetrik material.

xi. Hasil laboratorium penyelidikan tanah minimal 8 (delapan)titik untuk tiap luasan 5 (lima) hektar. Penyelidikan tanah terdiri atas :

a. Standard Penetration Test (SPT) dilaksanakan sampai kedalaman lapisan tanah dengan tingkat kepadatan medium

untuk cohesive dan non cohesive soil pada lokasi rencana reklamasi, yang peruntukannya tidak direncanakan adanya pondasi dalam. Untuk lahan reklamasi yang peruntukannya direncanakan ada pondasi dalam maka kedalamannya harus mencapai minimal nilai tahanan SPT (N SPT) sebesar 30 (tiga puluh).

b. Sondir (Cone Penetration Test – CPT) dilakukan sesuaiketebalan lapisan tanah lunak dan sangat lunak. c. Analisa Granulometri

d. Volumetri dan Gravimetri e. Atterberg Limits

(40)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (4/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Umum Usaha

6. Dokumen Rancangan Detail Reklamasi yang memuat : xi. …….

xii. Data hidro oseanografi yang terdiri atas :

a. Tipe pasang surut hasil pengukuran 29 (dua puluh sembilan) hari

b. Model simulasi arus musim barat dan musim timur dengan skenario sebelum dan sesudah reklamasi dilakukan. Validasi model dilakukan dengan data hasil pengukuran arus selama 14 (empat belas) hari

c. Model simulasi tinggi dan arah rambat gelombang laut musim barat dan musim timur dengan skenario sebelum dan sesudah reklamasi dilakukan.

d. Hasil survey batimetri dengan interval pemeruman 25 (dua puluh lima) meter pada rencana lokasi reklamasi dan interval 50 (lima puluh) meter di sekitar rencana lokasi reklamasi (adjacent location). Hasil pemeruman digambarkan pada peta dengan interval kontur batimetri sebesar 0,5 (nol koma lima) meter

xiii. Peta topometri yang dipadukan dengan peta batimetri dengan interval kontur topometri sebesar 0.5 (nol koma lima) meter.

xiv. Perhitungan stabilitasi timbunan hasil reklamasi yang memuat :

a. Perhitungan amplitudo dan waktu penurunan tanah.

b. Perhitungan tinggi timbunan pelaksanaan dengan memperhitungkan besarnya settlement yang akan terjadi

c. Perhitungan stabilitas timbunan terhadap keruntuhan tanah (puncture failure, sliding, dan tinggi timbunan kritis). d. Perhitungan settlement dan stabilitas lereng apabila penimbunan dilakukan secara bertahap dalam fungsi waktu

Rencana perbaikan tanah (apabila ada)

(41)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (5/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Umum Usaha

7. Bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan apabila lokasi reklamasi berhimpitan dengan daratan; 8. Pernyataan kesanggupan untuk menjaga dan menjamin keberlanjutan kehidupan dan penghidupan

masyarakat paling sedikit memuat kesediaan untuk menjaga dan memperhatikan: a. keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat;

b. keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan pesisir dan pulaupulau kecil;

c. akses kepada masyarakat menuju pantai;

d. mata pencaharian penduduk sebagai nelayan, pembudidaya ikan, dan usaha kelautan dan perikanan lainnya;

e. kompensasi/ganti kerugian kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak reklamasi; f. jaminan merelokasi permukiman bagi masyarakat yang berada pada lokasi reklamasi; dan g. pemberdayaan masyarakat sekitar yang terkena dampak reklamasi.

9. Melakukan pembayaran PNBP atau retribusi daerah 10. Masa berlaku Perizinan Berusaha adalah 5 (lima) tahun

(42)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (6/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Umum Usaha

B. Reklamasi yang belum memilki izin

1. Dokumen Kajian Evaluasi Teknis Lahan Reklamasi terdiri atas:

a. Peta citra satelit periode waktu tahunan atau peta yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang menunjukkan waktu pelaksanaan reklamasi

b. peta pemanfaatan lahan reklamasi dan fasilitas di atasnya

c. surat pernyataan dukungan dari masyarakat di sekitar lahan reklamasi d. rencana pengembangan pemanfaatan lahan reklamasi

e. pendapatan bersih hasil pengusahaan di atas lahan reklamasi 2. Melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak

3. Masa berlaku Perizinan Berusaha adalah 5 (lima) tahun

Persyaratan Khusus

A. Reklamasi

1. Material reklamasi memenuhi kriteria

a. tidak mengandung kategori bahan beracun dan berbahaya sesuai ketentuan perundang-undangan

b. tidak berasal dari pulau- pulau kecil terluar, pulau kecil dengan luasan kurang dari 100 (seratus) hektar, kawasan konservasi, kawasan terumbu karang, kawasang mangrove, atau kawasan terumbu karang

c. tidak berasal dari penambangan pulau kecil yang menyebabkan 10% (sepuluh persen) luasannya hilang

2. Jika menggunakan metode pengurugan atau pengeringan, maka didahului dengan pembangunan sistem tanggul sebelum melakukan penebaran material.

(43)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (7/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

B. Reklamasi yang belum memiliki izin

-

Sarana A. Reklamasi

1. Sarana reklamasi dengan cara pengurugan a. sarana pembangunan tanggul;

b. silt barricade;

c. sarana pengangkutan material reklamasi; d. sarana penebaran material;

e. sarana perataan lahan reklamasi; f. sarana pematangan lahan; dan

g. sarana penimbunan/pengurugan tanah lapisan terakhir h. sarana pemantauan kualitas lingkungan hidup

i. sarana monitoring tanah

2. Sarana reklamasi dengan cara pengeringan

a. sarana pembangunan tanggul kedap air mengelilingi daerah yang akan dilakukan reklamasi; b. sarana pemompaan air dilaksanakan pada lahan yang akan dilakukan reklamasi;

c. sarana perbaikan tanah dasar melalui penimbunan dan pemadatan tanah;

(44)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (8/11)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

B. Reklamasi yang belum memiliki izin

-

Sarana A. Reklamasi

2. Sarana reklamasi dengan cara pengeringan d. ………..

e. sarana perataan lahan reklamasi; f. sarana pematangan lahan;

g. sarana penimbunan/pengurugan tanah lapisan terakhir; h. sarana pemantauan kualitas lingkungan hidup; dan

i. sarana monitoring tanah

3. Sarana reklamasi dengan cara drainase a. sarana pengaliran air

b. sarana penebaran material;

c. silt barricade;

d. sarana perataan lahan reklamasi; e. sarana pematangan lahan; dan

f. sarana penimbunan/pengurugan tanah lapisan terakhir g. sarana pemantauan kualitas lingkungan hidup

(45)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (9/11)

STANDAR DESKRIPSI

Sarana B. Reklamasi yang belum memiliki izin

-

Struktur

organisasi SDM dan SDM

A. Reklamasi

Penanggung jawab teknik

Penanggung jawab lingkungan hidup

B. Reklamasi yang belum memiliki izin

-

Pelayanan -

Persyaratan Produk/Jasa

Lahan hasil reklamasi harus memenuhi nilai faktor keamanan lahan (Factors of Safety) yang sesuai dengan beban pemanfaatan di atasnya

(46)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (10/11)

STANDAR DESKRIPSI Sistem Manajemen Usaha A. Reklamasi

Pelaku usaha menyampaikan laporan perkembangan konstruksi reklamasi pada tahapan : 1. Jika metode reklamasi yang digunakan adalah pengurugan

a. Pembangunan tanggul selesai 100% b. Penebaran material selesai 50% c. Penebaran material selesai 100%

d. Pengurugan tanah lapisan terakhir selesai 100%

2. Jika metode reklamasi yang digunakan adalah pengeringan a. Pembangunan tanggul selesai 100%

b. Pengeringan selesai 100%

c. Penebaran material selesai 100%

d. Pengurugan tanah lapisan terakhir selesai 100%

3. Jika metode reklamasi yang digunakan adalah sistem drainase a. Penempatan sarana pengaliran air selesai 100%

b. Pengeringan selesai 100%

c. Penebaran material selesai 100%

d. Pengurugan tanah lapisan terakhir selesai 100%

B. Reklamasi yang belum memiliki izin -

(47)

STANDAR BERUSAHA PELAKSANAAN REKLAMASI (11/11)

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Penilaian

kesesuaian dan pengawasan

PENILAIAN KESESUAIAN A. REKLAMASI

1. Penilaian Aspek Perencanaan meliputi penilaian kelayakan Dokumen Rencana Induk, Dokumen Studi Kelayakan dan Dokumen Rancangan Detail Reklamasi;

2. Penilaian Aspek implementasi dilakukan melalui verifikasi terhadap

a. Kesesuaian titik koordinat dengan Perizinan Berusaha b. Kesesuaian dengan Persyaratan Umum Usaha

c. Kesesuaian dengan Persyaratan Khusus Usaha

3. Pelaksanaan penilaian Aspek Perencanaan dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pada saat pengajuan Perizinan Berusaha

4. Pelaksanaan penilaian Aspek Implementasi

dilakukan sebanyak 4 (empat) kali pada tahapan a. Jika metode reklamasi yang digunakan adalah

pengurugan

i. Pembangunan tanggul selesai 100% ii. Penebaran material selesai 50% iii. Penebaran material selesai 100%

iv. Pengurugan tanah lapisan terakhir selesai 100%

b. Jika metode reklamasi yang digunakan adalah pengeringan

i. Pembangunan tanggul selesai 100% ii. Pengeringan selesai 100%

iii. Penebaran material selesai 100%

iv. Pengurugan tanah lapisan terakhir selesai 100%

c. Jika metode reklamasi yang digunakan

adalah sistem drainase

i. Penempatan sarana pengaliran air selesai 100% ii. Pengeringan selesai 100%

iii. Penebaran material selesai 100%

(48)

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

PROSES BISNIS STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN PASIR LAUT

PKKPRL IUP Persetujuan LH

Perizinan Berusaha Pemanfaatan

Pasir Laut

Proses Perizinan Berusaha Pemanfaatan Pasir Laut

KLHK KKP

(49)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN PASIR LAUT (1/4)

• KBLI 43120

• Ruang Lingkup : Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah

Pesisir dar

STANDAR DESKRIPSI

KBLI 08104

Ruang Lingkup Ruang lingkup standar ini untuk kegiatan pemanfaatan pasir laut meliputi pengambilan, pemanfaatan, dan perdagangan Penggolongan Usaha - Persyaratan Umum Usaha

A. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPR Laut) B. Proposal yang memuat :

1. Dokumen yang berisikan lokasi pemanfaatan pasir laut yang menunjukkan posisi administratif, titik koordinat dan peta citra satelit

2. Dokumen yang berisikan jumlah dan durasi pemanfaatan pasir laut yang menggambarkan estimasi volume pengambilan pasir dan volume penjualan berdasarkan tujuan pembeli

(50)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN PASIR LAUT (2/4)

STANDAR DESKRIPSI DESKRIPSI

Persyaratan Umum

Usaha

B. Proposal yang memuat : 2. …..

3. Dokumen yang berisi kondisi lokasi pada rencana pengambilan pasir laut yang memuat paling sedikit:

i. Parameter fisika perairan Kecerahan perairan, kecepatan dan arah arus Musim Barat dan Musim Timur, ketinggian gelombang efektif perairan Musim Barat dan Musim Timur, dan batimetri perairan

ii. Parameter biologi perairan meliputi jenis dan kelimpahan biota laut yang hidup di habitat dasar perairan dan kolom air; dan

iii. Parameter kimia meliputi konsentrasi logam berat pada kolom perairan dan sedimen untuk unsur Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Cadmium (Cd), dan Chromium (Cr).

iv. Parameter sosial, ekonomi dan kependudukan meliputi jumlah penduduk sekitar, jenis mata pencaharian penduduk sekitar, dan persepsi masyarakat terhadap rencana pemanfaatan pasir laut

4. Pemodelan kondisi oseanografi perairan lokasi pemanfaatan pasir laut yang memberi informasi arah dan volume polutan selama masa pengambilan pasir laut

5. Metode dan waktu pengambilan atau penggalian pasir laut

6. Rencana pengelolaan dampak fisik, kimia, biologi dan sosial

7. Lokasi tujuan pemanfaatan pasir laut

C. Perizinan Berusaha Pemanfaatan Pasir Laut berlaku 3 (tiga) tahun

D. Melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

E. Instansi penerbit Kementerian Kelautan dan Perikanan F. Durasi pemenuhan standar adalah 15 hari kerja

(51)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN PASIR LAUT (3/4)

STANDAR DESKRIPSI

Persyaratan Khusus Usaha

1. Melakukan pengusahaan pasir laut di lokasi yang telah ditentukan;

2. Mengaktifkan sistem transmitter pemantauan kapal sejak berangkat dari pelabuhan, selama beroperasi untuk pengambilan pasir laut dan kembali ke Pelabuhan.

Sarana Alat pengukur kualitas fisika dan kualitas kimia perairan

Struktur

Organisasi SDM dan SDM

Penanggung jawab kegiatan; 1. Tenaga ahli Teknik kelautan; 2. Tenaga ahli ilmu kelautan; 3. Tenaga ahli perikanan;

4. Tenaga ahli teknik pertambangan; dan 5. Tenaga ahli sosial ekonomi

Pelayanan -

Persyaratan Produk/Jasa

Tidak mengandung unsur mineral golongan A dan/atau golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan

(52)

STANDAR BERUSAHA PEMANFAATAN PASIR LAUT (4/4)

STANDAR DESKRIPSI

Sistem

Manajemen Usaha

Pelaku usaha menyampaikan laporan kepada KKP c.q Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut berdasarkan tahapan perkembangan pemanfaatan pasir :

1. Realisasi volume pengambilan pasir laut 30% dari rencana awal yang tertuang dalam proposal atau paling lambat 6 bulan sejak penerbitan Perizinan Berusaha;

2. Realisasi volume pengambilan pasir laut 70% dari rencana awal yang tertuang dalam proposal atau paling lambat 18 bulan sejak penerbitan Perizinan Berusaha;

3. Realisasi volume pengambilan pasir laut 100% dari rencana awal yang tertuang dalam proposal atau paling lambat 35 bulan sejak penerbitan Perizinan Berusaha;

Penilaian

Kesesuaian dan Pengawasan

PENILAIAN KESESUAIAN

Penilaian kesesuaian untuk kegiatan pemanfaatan pasir laut dilakukan terhadap persyaratan umum dan khusus melalui verifikasi:

1. Penilaian proposal pada saat pengajuan Perizinan Berusaha

2. Kesesuaian realisasi dengan Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus pada tahap a. Realisasi volume pengambilan pasir laut 30% dari rencana awal

b. Realisasi volume pengambilan pasir laut 70% dari rencana awal c. Realisasi volume pengambilan pasir laut 100% dari rencana awal

(53)

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

PROSES BISNIS PERSETUJUAN WISATA MANCING

PP Nomor 27 tahun 2021, BAB IV, pasal 114 :

• Penangkapan Ikan/

Pembudidayaan Ikan di WPPRI untuk Tujuan Non Komersial wajib persetujuan

• (Salah satunya untuk kegiatan kesenangan atau wisata)

WNA

Warga Negara Asing

Tarif PNBP pada RPP PNBP Persetujuan diberikan setiap ada aktivitas memancing : - 1- 14 hari Rp 500.000

- 14 hari - 30 hari Rp750.000

Tarif PNBP pada RPP PNBP Persetujuan diberikan setiap ada aktivitas memancing : - (1 – 14 hari). Rp 100.000/

- 15 hari – 30 hari Rp 200.000

WNI

Warga Negara Indonesia

Kegiuatan

Pemancing

Memenuhi persyaratan • kapal,

• alat tangkap,

• dan alat bantu tangkap

Pengajuan system online • Disetujui

(54)

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Jalan Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat

Maret 2021

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Kenaikan index yang dibayar petani lebih besar dibanding dengan kenaikan index yang diterima petani, akibatnya Nilai Tukar Petani juga turun dari 100,02% menjadi 99,46%

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pengajuan dan Penetapan

Ke- layakan instrumen penilaian sikap pada penelitian didasarkan atas hasil uji/ validasi desain yang telah dilakukan, dan didapatkan hasil bahwa produk tersebut

KELUARGA PEMBINAAN KELOMPOK LAIN- LAIN UMUR (TAHUN) KLASIFIKASI.. PPKBD

Dibalik karakter seorang wanita yang lebih dikenal dengan sikap lemah lembut, Ratu Kalinyamat mampu membuat berbagai macam kebijakan yang cukup tegas dengan

Biaya transportasi darat dan atau air peserta terdekat dari Provinsi Sumsel, Bengkulu, Jambi, Lampung dan Babel menuju tempat pelatihan ditanggung oleh panitia,

dikembangkanlah perangkat pembelajaran fisika fluida berbasis lingkungan lahan basah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran