• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

SEKTOR KONSTRUKSI

SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG

EDISI 2011

JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

PEMBUATAN LAPORAN PENGUKURAN

(2)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 1 dari 51 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

BAB I PENGANTAR ... 4

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 4

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 4

1.2.1. Desain Materi Pelatihan ... 4

1.2.2. Isi Materi Pelatihan ... 4

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan. ... 5

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ... 6

1.4. Pengertian-pengertian Istilah ... 6

1.4.1. Profesi. ... 6

1.4.2. Standardisasi. ... 6

1.4.3. Penilaian / Uji kompetensi. ... 6

1.4.4. Pelatihan. ... 6

1.4.5. Kompetensi. ... 7

1.4.6. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). ... 7

1.4.7. Standar Kompetensi. ... 7

1.4.8. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). ... 7

1.4.9. Sertifikat Kompetensi. ... 7

1.4.10. Sertifikasi Kompetensi. ... 7

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 8

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 8

2.2. Pengertian Unit Standar ... 8

2.2.1. Unit kompetensi. ... 8

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari. ... 8

2.2.3. Durasi / waktu pelatihan. ... 8

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten. ... 8

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 9

Batasan Variabel. ... 10

(3)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 2 dari 51

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 13

3.1. Strategi Pelatihan ... 13

3.1.1. Persiapan / perencanaan. ... 13

3.1.2. Permulaan dari proses pembelajaran. ... 13

3.1.3. Pengamatan terhadap tugas praktek. ... 13

3.1.4. Implementasi. ... 13

3.1.5. Penilaian. ... 14

3.2. Metode Pelatihan ... 14

3.2.1. Belajar secara mandiri. ... 14

3.2.2. Belajar berkelompok. ... 14

3.2.3. Belajar terstruktur. ... 14

BAB IV LAPORAN PENGUKURAN ... 15

4.1. Umum ...15

4.2. Laporan Peralatan ... 16

4.2.1. Penyusunan Laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan peralatan. ... 16

4.2.2. Laporan kondisi peralatan selama pekerjaan. ... 18

4.2.3. Laporan penyimpangan peralatan selama pekerjaan ... 21

4.3. Laporan Pengukuran...23

4.3.1. Penyusunan Laporan yang menyangkut pekerjaan pengukuran selama pekerjaan. ... 23

4.3.2. Penyiapan data ukur dan hitungan selama pekerjaan berlangsung. ... 31

4.3.3. Penyiapan dokumentasi yang diperlukan. ... 35

4.3.4. Penyusunan data yang diperlukan untuk pembuatan laporan akhir pengukuran. ... 35

4.4. Data Pendukung Untuk Pembuatan Laporan Volume...42

4.4.1. Penyusunan data pendukung untuk pembuatan Laporan Volume... 43

4.4.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume awal. ... 44

(4)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 3 dari 51 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI ... 49

5.1. Sumber Daya Manusia ... 49

5.1.1. Pelatih ... 49

5.1.2. Penilai ... 49

5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan. ... 49

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi ... 50

(5)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 4 dari 51 BAB I

PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). • Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

• Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan. 1.2.1. Desain Materi Pelatihan.

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri :

• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. • Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan. 1) Buku Informasi.

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja.

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

(6)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 5 dari 51 • Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian

keterampilan peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

3). Buku Penilaian.

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. • Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.

• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan.

1) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan :

• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. • Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. • Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

• Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

(7)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 6 dari 51 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini.

• Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC).

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

• Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan

yang sama.

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah. 1.4.1 Profesi.

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.

1.4.2 Standardisasi.

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji kompetensi.

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan.

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

(8)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 7 dari 51 1.4.5 Kompetensi .

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 1.4.7 Standar Kompetensi.

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi.

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi.

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(9)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 8 dari 51 BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan.

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Juru Ukur Bangunan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melaksanakan pekerjaan Pembuatan Laporan Pengukuran, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

2.1.1. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar. 2.1.2. Penerapan Jadwal Konstruksi.

2.1.3. Penguasaan Peralatan Ukur. 2.1.4. Stake Out dan Monitoring.

2.1.5. Pengukuran Dimensi dan Perhitungan Volume. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi.

2.2.1 Unit kompetensi.

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari.

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Pembuatan Laporan Pengukuran”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan.

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten.

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(10)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 9 dari 51 Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang Dipelajari.

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian

2.3.1 Kemampuan Awal.

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal : jadwal pekerjaan, pembuatan laporan pengukuran dan standar pengukuran.

2.3.2 Judul Unit : Pembuatan Laporan Pengukuran. 2.3.3 Kode Unit : INA.5230.223.23.06.07

2.3.4 Deskripsi Unit.

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam Penerapan Jadwal Konstruksi yang dilakukan oleh Juru Ukur Bangunan Gedung.

2.3.5 Elemen Kompetensi & Kriteria Unjuk Kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Membuat laporan peralatan

1.1. Laporan daftar rencana dan realisasi pengunaan peralatan disusun secara cermat dan teliti. 1.2. Laporan kondisi peralatan selama pekerjaan

berlangsung disusun secara jelas.

1.3. Penyimpangan peralatan selama pekerjaan dilaporkan kepada atasan langsung. 2. Membuat laporan

pengukuran

2.1. Laporan yang menyangkut pekerjaan pengukuran selama pekerjaan disusun secara lengkap dan jelas.

2.2. Data ukur dan hitungan selama pekerjaan berlangsung disiapkan secara lengkap dan jelas. 2.3. Dokumentasi yang diperlukan selama pekerjaan

berlangsung disiapkan secara lengkap dan jelas. 2.4. Data yang diperlukan untuk pembuatan laporan

(11)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 10 dari 51

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3. Menyiapkan data pendukung untuk pembuatan laporan volume

3.1. Data pendukung untuk pembuatan laporan volume disusun secara lengkap dan jelas.

3.2. Data untuk menghitung volume awal disusun secara lengkap dan jelas.

3.3. Data untuk menghitung volume akhir disusun dan disiapkan secara rapi.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel.

1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan Pengukuran Bangunan Gedung.

1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan pengukuran bangunan gedung sesuai dengan instruksi kerja dalam melaksanakan pekerjaan pada:

1.2.1. Bangunan gedung. 1.2.2. Jalan dan jembatan. 1.2.3. Bangunan air.

1.2.4. Bangunan fisik lainnya.

2. Peralatan dan Perlengkapan yang diperlukan: 2.1. Peralatan :

2.1.1. Theodolite. 2.1.2. Waterpass.

2.1.3. Alat ukur jarak elektronik (EDM). 2.1.4. Total station.

2.1.5. Meteran (pita ukur). 2.1.6. Bak ukur (rambu ukur). 2.1.7. Yalon (target).

2.2. Perlengkapan dan bahan : 2.2.1. Gambar Kerja.

2.2.2. Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK). 2.2.3. Patok.

2.2.4. Palu.

(12)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 11 dari 51 2.2.6. Paku.

2.2.7. Alat-alat tulis dan kantor.

2.2.8. Alat hitung (calculator/komputer). 2.2.9 Payung.

3. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 3.1. Pemeriksaan kondisi peralatan ukur .

3.2. Pemeriksaan penyimpangan-penyimpangan alat ukur.

3.3. Penyusunan laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan peralatan. 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan :

PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian.

Kompetensi ini yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis.

1.2. Tes lisan/wawancara.

1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi. 1.4. Praktek ditempat kerja.

1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan. 2. Keterkaitan dengan unit lain.

2.1. Penerapan jadwal konstruksi. 2.2. Penguasaan alat ukur .

2.3. Stake out dan monitoring.

2.4. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume. 3. Pengetahuan yang dibutuhkan.

3.1. Spesifikasi teknis pengukuran. 3.2. Skala gambar.

(13)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 12 dari 51 3.3. Membaca gambar.

3.4. Pemeriksaan peralatan ukur. 3.5. Penggunaan peralatan ukur.

3.6. Penyimpangan-penyimpangan peralatan ukur. 3.7. Kejanggalan-kejanggalan gambar kerja. 3.8. Data ukur dan hitungan.

3.9. Kondisi awal dan akhir pekerjaan. 4. Keterampilan yang dibutuhkan.

4.1 Melaksanakan pengukuran dari awal sampai selesai pekerjaan. 4.2 Perhitungan dan penggambaran hasil ukuran.

4.3 Memeriksa peralatan ukur.

4.4 Menyusun dan menyiapkan data ukur dan hitungan yang diperlukan. 4.5 Menyusun dan menyiapkan dokumentasi yang diperlukan.

4.6 Menyusun laporan pengukuran. 5. Aspek Kritis.

5.1. Menunjukan kecermatan, ketelitian dan kehati-hatian dalam pengukuran. 5.2. Menunjukan kemampuan dalam membaca skala gambar.

5.3. Menunjukan ketepatan dalam penggunaan rumus (matematika) untuk perhitungan pengukuran.

5.4. Menunjukan kerja sama yang baik dengan pihak-pihak terkait. 6. Kompetensi Kunci.

No. Kompetensi Kunci dalam unit ini Tingkat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis Memecahkan masalah Menggunakan teknologi 1 1 1 2 2 2 1

(14)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 13 dari 51 BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan.

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran.

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek.

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi.

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

(15)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 14 dari 51 3.1.5 Penilaian.

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan 3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri.

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok.

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar / ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur.

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(16)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 15 dari 51 BAB IV

LAPORAN PENGUKURAN

4.1. Umum.

Modul TS-06 : Pembuatan laporan pengukuran mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Juru Ukur Bangunan Gedung (Technician Surveying). Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan. Laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan peralatan disusun secara cermat dan teliti, laporan kondisi peralatan selama pekarjaan berlangsung disusun secara jelas, penyimpangan peralatan selama pekerjaan pengukuran berlangsung disusun secara lengkap dan jelas. Data ukur dan hitungan selama pekerjaan berlangsung, disiapkan secara lengkap dan jelas. Dokumentasi yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung disiapkan secara lengkap dan jelas. Data yang diperlukan untuk pembuatan laporan akhir pengukuran, disusun dengan baik. Data pendukung untuk pembuatan laporan volume disusun secara lengkap dan jelas. Data untuk menghitung volume awal dan akhir disusun secara lengkap, jelas dan rapi.

Data ukur dan hitungan serta dokumentasi pendukung mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap proses pelaksanaan proyek baik proyek pembangunan gedung, irigasi, jalan raya dan lain-lainnya. Oleh karena itu laporan pengukuran selama berlangsungnya pelaksanaan proyek sejak dari awal hingga selesai harus disusun dengan baik dan lengkap.

Laporan tersebut akan banyak manfaatnya dikemudian hari, misalnya : - Sebagai referensi pekerjaan-pekerjaan mendatang.

- Bahan evaluasi/klarifikasi bila terjadi penyimpangan/kejanggalan. - Dan lain-lainnya.

(17)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 16 dari 51 4.2. Laporan Peralatan.

4.2.1. Penyusunan Laporan daftar rencana dan realisasi penggunaan peralatan. Sebagai kelengkapan utama seorang juru ukur, peralatan ukur sangat perlu untuk selalu diperhatikan dan diinventaris agar keberadaan, kondisi dan statusnya dapat diketahui.

Keberadaan peralatan ukur serta personil yang bertanggung jawab perlu dimonitor, hal ini dimaksudkan jika sewaktu-waktu peralatan tersebut akan dipergunakan untuk pekerjaan lain dapat segera dimobilisasi. Disamping itu dengan terpantaunya kondisi peralatan ukur maka akan mendukung pula kualitas data yang dihasilkan. 4.2.1.1. Daftar rencana penggunaan peralatan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran, seorang Juru Ukur tidak terlepas dari penggunaan peralatan ukur. Keberadaan peralatan ukur tersebut bisa dari instansi tempat kerja atau dari sewa pinjam dari pihak ketiga. Oleh karena itu perencanaan penggunaan peralatan ukur diperlukan dengan baik untuk keperluan administrasi. Laporan daftar rencana dan realisasi peralatan ukur perlu dibuat dan diketahui bersama antara bagian logistik dan bagian pengukuran.

Kondisi peralatan yang digunakan dalam kurun waktu pekerjaan konstruksi perlu dibuat laporannya, hal ini untuk pertanggung-jawaban seorang Juru Ukur terhadap penggunaan peralatan ukur selama pelaksanaan pekerjaan. Dalam kurun waktu pelaksanaan kemungkinan akan terjadi perubahan-perubahan kondisi dari peralatan ukur, hal ini akibat kecelakaan, goncangan-goncangan selama mobilisasi atau diwaktu pengoperasiannya tidak sesuai dengan standar.

Sebagai gambaran waktu pengoperasian alat ukur dapat dilihat dalam Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Peralatan Ukur Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolahan.

(18)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 17 dari 51 Table 4.1 Contoh Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Alat Ukur.

Dari waktu pelaksanaan tersebut di atas dapat disusun daftar rencana penggunaan peralatan.

Tabel 4.2 Daftar rencana penggunaan peralatan

No Jenis Peralatan Jumlah Penggunaan Waktu Keterangan 1. Total station 1 unit - pengukuran poligon.

- pengukuran stake out.

1 bulan 11 minggu

Layak pakai

2. Theodolite 1 unit - pengukuran stake out.

- monitoring dan pengarahan.

1 bulan 12 minggu

Layak pakai

3. Waterpass 1 unit - pengukuran ketinggian

- setting out, monitoring dan pengarahan 1 bulan 3 bulan Layak pakai 4. Perlengkapan : - meteran - rambu ukur - yalon - statip - reflektor - HT

- tataan rambu ukur

2 buah 4 buah 4 buah 3 buah 2 unit 4 buah 2 buah

- melengkapi peralatan utama: Total station, theodolite dan

waterpass

(19)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 18 dari 51 4.2.1.2. Daftar realisasi penggunaan peralatan.

Dari jadwal/waktu pelaksanaan tersebut di atas dapat disusun daftar realisasi penggunaan peralatan.

Tabel 4.3 Daftar realisasi penggunaan peralatan.

No Jenis Peralatan Jumlah Penggunaan Waktu Keterangan

1. Total station 1 unit - pengukuran poligon.

- pengukuran stake out. - pengukuran profil memanjang

/melintang - pengecekan

14 minggu Layak pakai

2. Theodolite 1 unit - pengukuran stake out.

- monitoring dan pengarahan. - marking.

15 minggu Layak pakai

3. Waterpass 1 unit - pengukuran ketinggian

- marking

- setting out, monitoring dan pengarahan

15 minggu Layak pakai

4. Perlengkapan : - meteran - rambu ukur - yalon - statip - reflektor - HT

- tataan rambu ukur

2 buah 4 buah 4 buah 3 buah 2 unit 4 buah 2 buah

- melengkapi peralatan utama: Total station, theodolite dan

waterpass

6 bulan Layak pakai

4.2.2. Laporan kondisi peralatan selama pekerjaan. 4.2.2.1. Pemeriksaan kondisi peralatan ukur.

Pemeriksaan kondisi peralatan ukur selama digunakan diproyek secara rutin harus diperiksa sehingga kalau ada penyimpangan cepat diketahui kalau ada penyimpangan dari peralatan ukur segera diadakan perbaikan/kalibrasi atau diganti.

a) Pemeriksaan total station.

Persyaratan-persyaratan total station :

1. Sekrup-sekrup penyetel A, B dan C serta ukuran harus berfungsi dengan baik.

2. Sumbu pertama dalam keadaan vertikal. 3. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar. 4. Garis bidik tegak lurus sumbu kedua.

(20)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 19 dari 51 5. Sumbu kedua tegak lurus sumbu pertama.

6. Ketelitian bacaan sudut horizontal. 7. Ketelitian bacaan sudut vertikal.

8. Ketelitian bacaan jarak horizontal dan vertikal.

9. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan koordinat dan beda tinggi.

10. Garis jurusan nivo dalam keadaan mendatar.

11. Kejernihan lensa atau kaca pada teropong harus benar-benar dalam kondisi baik dan normal.

12. Tampilan bacaan (display) harus jelas. b) Pemeriksaan theodolite.

Persyaratan-persyaratan theodolite :

1. Sekrup-sekrup penyetel A, B, C dan klem harus berfungsi dengan baik.

2. Sumbu pertama dalam keadaan vertikal.

3. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu pertama.

4. Garis bidik tegak lurus sumbu kedua.

5. Garis jurusan nivo dalam keadaan mendatar.

6. Index bacaan sudut vertikal dan horizontal harus menunjukan 0. c) Pemeriksaan waterpass.

Persyaratan-persyaratan waterpass :

1. Sumbu pertama dalam keadaaan vertikal.

2. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu pertama.

3. garis bidik tegak lurus sumbu kedua.

4. Lensa-lensa dalam keadaan terang sehingga jelas pembacaannya. 5. Garis visir mendatar sejajar garis bidik.

d) Perlengkapan pendukung.

Peralatan pendukung lengkap dan dalam keadaan layak pakai sesuai dengan standar pengukuran.

(21)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 20 dari 51 1. Meteran : index nol masih ada dan jelas terbaca, angka-angka millimeter, centimeter dan meteran terbaca jelas. Meteran yang digunakan jenis meteran baja atau sejenisnya yang tidak memuai atau mengembang.

2. Rambu ukur : index nol rambu ukur masih lengkap.

3. Reflektor : Lensa-lensa terang dan memancarkan signal dengan normal.

4. Handy talky berfungsi dengan baik. 4.2.2.2. Laporan kondisi peralatan.

Kondisi peralatan-peralatan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi juga perlu dibuatkan laporannya, hal ini menyangkut pertanggungjawaban seorang juru ukur terhadap penggunaan peralatan ukur. Selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi perubahan-perubahan kondisi dari peralatan ukur yang digunakan. Hal ini kemungkinan dikarenakan faktor kecelakaan ataupun faktor pengoperasian yang tidak sesuai dengan standar. Laporan kondisi peralatan segera mungkin, sehingga perlu antisipasi bila terjadi perubahan-perubahan kondisi peralatan agar pekerjaan pengukuran tidak terganggu yang mengakibatkan hasil pengukuran tidak akurat. Kondisi dari peralatan ukur tersebut yang mengetahui secara jelas adalah juru ukur yang mengoperasikan, sehingga kejadian-kejadian yang dialami oleh seorang juru ukur yang berkaitan dengan peralatan ukur perlu dicatat dan dibuatkan laporannya. Laporan ini secara berkala atau sesuai dengan tingkat kejadiannya secara bersama dengan bagian peralatan atau gudang ditandatangani sebagai langkah legalisasi terhadap laporan tersebut serta dilaporkan kepada atasan langsung untuk mendapatkan pengesahan dan tindak lanjut.

Dengan adanya laporan kondisi peralatan selama pekerjaan berlangsung maka dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan kondisi peralatan-peralatan ukur tersebut. Disamping itu dengan laporan ini pula dapat dilakukan pengambilan keputusan untuk menentukan apakah peralatan tersebut masih layak untuk digunakan perlu diganti agar pekerjaan tidak mengalami hambatan.

(22)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 21 dari 51 Contoh Tabel Laporan Kondisi Peralatan Selama Pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

4.2.3. Laporan penyimpangan peralatan selama pekerjaan. 4.2.3.1. Pemeriksaan penyimpangan peralatan ukur.

Peralatan ukur tentu tidak selalu berfungsi dengan baik selama pemakaian di proyek hal ini mungkin saja terjadi. Apakah itu disebabkan oleh suatu benturan, jatuh, cara pengoperasian yang tidak sesuai standar atau karena sudah aus. Dengan tidak berfungsinya dengan baik peralatan ukur, maka akan mempengaruhi data-data yang dihasilkan pada saat peralatan ukur yang menyimpang digunakan. Oleh sebab itu kejadian penyimpangan peralatan tersebut selama pekerjaan perlu dicatat, karena dengan adanya catatan ini dapat diketahui kejadian-kejadian yang ditimbulkan oleh karena terjadinya penyimpangan peralatan yang digunakan, namun demikian pada saat diketahui terjadi penyimpangan peralatan ukur tersebut perlu segera diputuskan apakah perlu diperbaiki atau diganti.

(23)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 22 dari 51 4.2.3.2. Laporan penyimpangan-penyimpangan alat ukur.

Selama kurun waktu penggunaan peralatan ukur kemungkinan terjadi penyimpangan-penyimpangan diakibatkan oleh : goncangan-goncangan diwaktu mobilisasi dari kantor ke lapangan atau perpindahan lokasi di lapangan, terjadi kesalahan operasional, terjatuh dan sebab-sebab lainnya.

Akibat penyimpangan-penyimpangan tersebut peralatan ukur tidak memenuhi persyaratan-persyaratan sehingga tidak layak digunakan.

Tabel-tabel di bawah ini adalah contoh laporan penyimpangan peralatan ukur.

Tabel 4.5 : Contoh laporan penyimpangan Peralatan Total station

Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.

Nomor Jenis Peralatan No.Seri Penyimpangan Penyebab Tanggal Penyimpangan

1 Total station 223067 Teropong tidak jelas/berembun. Layar tampilan tidak muncul. Kehujanan. Tidak diketahui. 2 Agustus 2011 2 Oktober 2011 Keterangan : Jakarta, Nopember 2011

Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat

(Chief Juru Ukur) (Bagian Gudang/Peralatan) (Juru Ukur)

Tabel 4.6 : Contoh Laporan Penyimpangan Peralatan Theodolite

Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.

Nomor Jenis Peralatan No.Seri Penyimpangan Penyebab Tanggal Penyimpangan

1 Theodolite 527897 Teropong bacaan tidak jelas.

Sekrup penggerak A, B, C tidak berfungsi.

Kehujanan. Alat ukur jatuh.

20 Agustus 2011 22 Agustus 2011

Keterangan :

Jakarta, September 2011

Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat

(24)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 23 dari 51

Tabel 4.7 : Contoh Laporan Penyimpangan Peralatan Waterpass

Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan : 6 bulan.

Nomor Jenis Peralatan No.Seri Penyimpangan Penyebab Tanggal Penyimpangan

1 Waterpass 222456 Sekrup penggerak halus tidak lancar. Teropong berembun/bacaan tidak jelas. Hasil pengukuran stand I – Stand II > 2 mm. Tidak diketahui. Tidak diketahui.

Garis bidik tidak mendatar.

15 Nopember 2004 16 Nopember 2004

Keterangan :

Jakarta, Desember 2004

Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat

(Chief Juru Ukur) (Bagian Gudang/Peralatan) (Juru Ukur)

4.3. Laporan Pengukuran.

Dalam setiap pekerjaan pengukuran pada akhir penugasan selalu disertai dengan pembuatan laporan pengukuran. Meskipun pembuatan laporan pengukuran bukan merupakan tugas pokok dari juru ukur akan tetapi informasi data yang diperlukan dari kegiatan pengukuran tersebut bersumber dari hasil kegiatan juru ukur. Tugas pembuatan laporan pengukuran sendiri berada pada chief juru ukur atau survey engineer.

Dengan diperlukannya data ukur sebagai pendukung pembuatan laporan pengukuran, maka juru ukur wajib menyiapkan data tersebut secara lengkap, jelas dan tersusun rapi.

4.3.1. Penyusunan Laporan yang menyangkut pekerjaan pengukuran selama pekerjaan.

4.3.1.1. Kebutuhan tenaga local, peralatan dan perlengkapan.

Selama kegiatan pelaksanaan konstruksi, juru ukur harus mengumpulkan dan menyusun semua data yang dihasilkannya, karena produk utama dari juru ukur adalah data ukur tersebut. Selain itu juru ukur juga perlu untuk membuat suatu laporan aktivitasnya selama masa penugasannya. Laporan disajikan secara jelas dan memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Daftar juru ukur dan tenaga lokal yang terlibat di dalam kegiatan konstruksi.

(25)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 24 dari 51 b. Jenis dan jumlah peralatan ukur yang digunakan beserta

kelengkapannya.

c. Lama penugasan juru ukur yang bersangkutan d. Jenis aktivitas pengukuran

e. Jenis aktivitas konstruksi yang didukungnya f. Tanggal aktivitas

g. Permasalahan yang dialami serta penyelesaiannya h. Dan sebagainya.

Tabel 4.8 Daftar kebutuhan tenaga, peralatan dan perlengkapan.

No Jenis Pekerjaan

Kebutuhan

Peralatan

ukur Perlengkapan Keterangan Juru ukur Tenaga pembantu 1. Pengukuran jaringan BM : polygon dan waterpass

2 orang 5 orang - Total

station / theodolite. - Waterpass - statip - reflector - meteran - rambu ukur - yalon - unting-unting - patok, cat, paku dan palu - ATK - HT - Payung 2. Stake out tapak

bangunan. 1 orang 3 orang - Total station / theodolite. - statip - reflector - meteran - rambu ukur - yalon - unting-unting - patok, cat, paku dan palu - ATK - HT - Payung 3. Stake out posisi

vertikal dan marking 1 orang 2 orang - Waterpass - - rambu statip ukur - ATK - Tataan bak

ukur 4. Dan lain-lainnya.

(26)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 25 dari 51 4.3.1.2. Catatan-catatan penting.

Dalam kurun waktu pelaksanaan konstruksi fungsi dan peranan tim pengukuran sangat diperlukan. Selama melaksanakan pengukuran juru ukur akan menemui permasalahan-permasalahan yang penting. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian dicatat secara rapi dan berurutan yang kemudian dilaporkan kepada atasan langsung dan juga akan bermanfaat jika diperlukan kembali.

Dengan adanya laporan pekerjaan pengukuran selama pekerjaan konstruksi, maka akan tercatat langkah-langkah yang sudah dilaksanakan. Catatan dibuat secara rapi dan berurutan berdasarkan tanggal dan jenis pekerjaan : jika ada yang memerlukan informasi yang ada hubungannya dengan pekerjaan juru ukur maka yang bersangkutan dapat memberikan penjelasan. Selain itu dengan memiliki catatan aktivitas juru ukur selama pekerjaan konstruksi akan sangat berguna bagi juru ukur sendiri apabila menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul pada proyek lain tetapi mirip dengan apa yang sudah dialaminya di proyek sebelumnya. Dengan kata lain catatan-catatan ini akan memperkaya pengetahuan juru ukur itu sendiri dan menambah pengetahuannya di dalam menyelesaikan masalah yang sama pada proyek selanjutnya.

Sebagai contoh daftar simak aktivitas pengukuran sebagaimana instruksi kerja sebagai berikut :

(27)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 26 dari 51 Tabel 4.9

INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : 4 – 3 - 1996 No.Kopi :

Pembuatan Base Camp No. Edisi : Tgl.Revisi :

Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.96.68.004 Hal Ke. :

A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN

- Waterpass, Theodolite. - Bull Dozer.

- Alat-alat bantu.

NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS

BAIK TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Gambar Kerja dihitung volumenya. Hitung kebutuhan material dan diorder.

Pengukuran lokasi Base Camp. Ijin memulai pekerjaan.

Pembersihan lokasi Base Camp.

Penentuan sudut bangunan/lokasi bangunan.

Pasang profil galian dan pasang pondasi. Pekerjaan dinding, kosen dan atap.

Pekerjaan Instalasi listrik dan air. Pekerjaan lantai.

Pekerjaan Pengecatan dan Finishing.

- sesuai gambar kerja. - sesuai spesifikasi

- sesuai gambar kerja - disetujui direksi

- disaksikan direksi - disetujui direksi

- disetujui direksi - sesuai gambar kerja

- sesuai spesifikasi - sesuai spesifikasi

- sesuai spesifikasi

Lampiran : 1

: 2

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat Suharno Pengendali mutu disetujui Sarwono Kepala Proyek

(28)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 27 dari 51 Tabel 4.10

INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : 12 – 1 – 1996 No.Kopi : Survey dan Pengukuran No. Edisi : Tgl.Revisi :

Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari 1

A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN

- Waterpass, Theodolite. - meter, bak ukur - Palu, gergaji, linggis - Alat gambar - Kalkulator

- Patok-patok kayu - Paku

- Kertas gambar

Pembangunan SABO DAM

NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS

BAIK TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8

Cari letak patok referensi (BM). Pembersihan semak belukar.

Buat patok as pada masing-masing ujung Main Crest dan Sub Crest

Buat patok elevasi pembantu pada setiap ujung Main Crest, masing-masing 1 buah

Pengukuran potongan memanjang pada as Main Crest, Sub Crest dan pada bagian tengah apron

Pengukuran potongan melintang (Cross section) dengan jarak 5 m

Gambar hasil pemotongan memanjang dan melintang

Hitung volume pekerjaan galian

- Sesuai petunjuk Direksi - Tidak menghalangi

pengukuran - Disetujui Direksi

- Patok berada pada tempat yang aman

- Kuat tidak mudah menggeser

- Disetujui Direksi

- Patok berada pada tempat yang aman

- Kuat tidak mudah menggeser - Disetujui Direksi - ketelitian ± 1mm - Disetujui Direksi - ketelitian ± 1mm - Skala 1 : 100 - Ketelitian penggambaran ±1 mm - Disetujui Direksi - Disetujui Direksi Lampiran : 1 : 2

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat Suharno Pengendali mutu disetujui Sarwono Kepala Proyek

(29)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 28 dari 51 Tabel 4.11

INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : 01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08

Pengukuran sudut No. Edisi : 2 Tgl.Revisi : 01 – 09 – 1995 Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari 1

A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN

- Theodolite

- Palu - Patok-patok kayu - Paku

NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS

BAIK TIDAK 1 2 a. b. 3 4 5 6

Pengecekan alat ukur dan alat bantu yang akan digunakan, baik kondisi maupun ketelitian nya.

Pengecekan alat ukur dengan cara:

Pembacaan sudut horisontal dalam posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) yang mengarah ke satu target yang sama, bila dikurangkan besarnya = 180000’00.00” dengan toleransi 1” s/d 2” sesuai tie jenisnya.

Pembacaan sudut vertikal dalam posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) yang mengarah ke satu target yang sama, bila dijumlahkan besarnya = 360000’00.00” dengan

toleransi 1” s/d 2” sesuai tipe dan jenis alatnya. Membuat rencana untuk menentukan titik dimana alat ukur harus didirikan dan menentukan satu arah sudut yang sudah diketahui.

Menyetel alat ukur diatas titik sesuai poin 3, kemudian mengarahkan pembacaan sudut dibuat nol derajat ke arah titik yang diketahui(ditentukan).

Berdasarkan poin 4 di atas maka titik yang dicari dapat ditentukan dengan memutar teropong sehingga diperoleh bacaan sudut yang sebesar yang dikehendaki.

Khusus untuk membuat sudut 900 di lapangan tanpa menggunakan alat ukur theodolite dan prisma, bisa dilakukan dengan menggunakan rumus phytagoras (yaitu : sisi siku-siku panjang 3 bagian dan 4 bagian serta sisi miringnya 5 bagian)

- Sesuai manual operasi alat.

- B – LB = 180000’00.00”.

- B + LB = 360000’00.00”.

- Sesuai manual operasi alat.

- Sesuai rencana.

Lampiran : 1

: 2

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat Sudirman Kepala lapangan 01 – 09 – 1995 disetujui Karyono KUJM 01 – 09 – 1995

(30)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 29 dari 51 Tabel 4.12

INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : 01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08

Pematokan No. Edisi : 1 Tgl.Revisi : 01 – 09 – 1995 Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari 1

A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN - Theodolite - Meteran - Palu - Patok-patok kayu - Paku

NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS

BAIK TIDAK 1 2 3 4 5 6 7

Pengecekan kondisi alat sesuai fungsi dan bahan yang akan dipakai.

Mengecek kebenaran dan mengidentifikasikan titik referensi (BM) yang akan dipakai sebagai acuan dalam penentuan posisi mendatar maupun vertikal.

Menyiapkan rencana dan perhitungan untuk lokasi yang akan diukur meliputi jarak dan sudut dari BM ke titik yang akan dibuat.

Di apangan ditentukan pematokan yang menunjukan As, grid dan line dari bangunan yang akan dibuat.

Mengidentifikasikan poin 4 sesuai gambar rencana.

Pada waktu lokasi yang sudah dipatok akan dikerjakan (poin 4) maka harus dibuat titik simpanan dilokasi yang aman dengan konstruksi yang kuat dari beton, dan titiknya dari besi beton dengan tanda di tengahnya. Membuat gambar/peta sket lokasi patok-patok yang terpasang dengan titik simpanannya

- Sesuai rencana layak pakai

- sesuai spesifikasi peta situasi - Sesuai spesifikasi - Sesuai rencana - Sesuai lapangan Lampiran : 1 : 2

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat Sudirman Kepala lapangan 01 – 06 – 1995 disetujui Karyono KUJM 01 – 06 – 1995

(31)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 30 dari 51 Tabel 4.13

INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : 01 – 06 – 1995 No.Kopi : 08

Pengukuran elevasi No. Edisi : 2 Tgl.Revisi : 01 – 09 – 1995 Kode Dokumen : IKP – 09 – AB.95.80.002 Hal Ke. : 1 dari 1

A L A T B A H A N LOKASI PEKERJAAN - Waterpass - Selang air - Rambu ukur - Meteran - -

NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA STATUS

BAIK TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8

Pengecekan kondisi alat ukur dan alat bantu yang akan dipergunakan termasuk ketelitiannya.

Pengecekan alat ukur dengan cara:

Mengukur beda tinggi 2 target yang tetap sama, dengan posisi dan jarak alat ukur yang berbeda-beda (pindah-pindah) akan didapat hasil beda tinggi yang sama, dengan toleransi ± 0.50 s/d 1.00 mm sesuai tipe dan jenis alatnya.

Membuat rencana untuk menentukan titik referensi yang dipergunakan sebagai acuan Alat ukur disetel diantara titik referensi dan titik yang akan dicari elevasinya.

Dengan bantuan rambu ukur yang dipasang di titik referensi dan titik yang akan diukur, maka bacaan masing-masing rambu ukur dicatat. Selisih bacaan dari kedua rambu ukur tersebut merupakan beda tinggi/beda elevasi kedua titik.

Elevasi dari titik yang dicari dapat dihitung dengan rumus Tinggi titik referensi + beda tinggi (poin 6) kedua titik tersebut.

Khusus untuk mengukur elevasi di lapangan tanpa menggunakan waterpass maka dapat dipergunakan selang air dan meteran.

- Sesuai manual operasi alat.

- Beda 1 = Beda 2 = Beda ke n.

- Sesuai rencana

- Sesuai manual operasi alat

- Sesuai manual operasi alat

- Selang air harus : • Transparan • Tidak bocor • Tidak tertekuk

• Tidak ada gelembung udara

Lampiran : 1

: 2

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat Sudirman Kepala lapangan 01 – 09 – 1995 disetujui Karyono KUJM 01 – 09 – 1995

(32)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 31 dari 51 Laporan kegiatan pengukuran bangunan gedung

Nama proyek :

Lokasi :

Waktu pelaksanaan : Tabel 4.14

No Nama Juru Ukur

Peralatan ukur dan perlengkapan yang digunakan Waktu peggunaan Aktivitas pengukuran Keterangan 1 2 3 4 Suharno Suharno Sudarman Karyono - waterpass - theodolite - meteran - kalkulator - bahan-bahan - theodolite - palu - bahan-bahan - waterpass - rambu - meteran - 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan Pembuatan base camp Pembuatan base camp Survey dan pengukuran Pengukuran sudut Pengukuran ketinggian - Pelaksana lapangan Pelaksana lapangan Juru ukur Kepala Direksi

4.3.2. Penyiapan data ukur dan hitungan selama pekerjaan berlangsung. 4.3.2.1. Pengambilan data.

Data ukur yang dihasilkan oleh juru ukur selama menjalankan tugasnya harus diinventaris atau dikumpulkan secara rapi dan lengkap. Dengan disusunnya data ukur secara rapi, jelas dan lengkap maka akan memudahkan pencarian terhadap data yang diperlukan. Data tersebut dapat diseleksi sebagai berikut:

a. Data pengecekan titik referensi, data ini memuat hasil pekerjaan pengecekan titik ikat yang terdiri dari :

1. Data koordinat titik ikat (X, Y, Z) 2. Data poligon

3. Data waterpass

b. Data pengukuran harian, data ini memuat hasil pekerjaan pengukuran atau kegiatan pengukuran harian.

c. Data Stake out, data ini memuat hasil-hasil pengukuran kegiatan stake out baik hasil pengukuran stake out horisontal maupun kegiatan stake out vertikal.

(33)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 32 dari 51 d. Data monitoring posisi, data ini memuat hasil pengukuran pada

kegiatan pekerjaan monitoring posisi baik posisi horisontal dan vertikal. e. Data Pengukuran dimensi, data ini memuat hasil pekerjaan

pengukuran dimensi yang pada akhirnya akan digunakan untuk bahan menghitung volume.

Contoh data koordinat titik ikat atau referensi, pengikatan poligon dan pengikatan waterpass dapat disajikan seperti Gambar 4.1. Tabel.4.15.dan Tabel 4.16. berikut:

Di samping itu data ukur poligon, waterpass dan tachymeter sebagaimana contoh formulir (blanko) pengukuran poligon, pengukuran waterpass dan pengukuran tachymethri.

Tabel 4.15

DISKRIPSI BENCH MARK LOKASI PEKERJAAN

Nama Lokasi : Rencana Pembangunan Apartemen “x” Desa : Jaya

Kecamatan : Maju Kabupaten : Maju Jaya

PEMASANGAN

Dipasang Oleh : Agus Bulan/Tahun : 2 April 2004 Konsultan : PT. ABC Foto : PATOK NOMOR KOORDINAT X (m) Y (m) Elevasi (m) BENCH MARK BL.2/BM.2 570.169,890 369.513,111 13,025.000 Gambar.4.1 Contoh Koordinat Titik Ikat.

(34)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 33 dari 51 4.3.2.2. Penyiapan data ukur hitungan.

Data-data pengukuran selama pelaksanaan, konstruksi meliputi : • Data ukur dan hitungan koordinat.

• Data ukur dan hitungan waterpass. • Data ukur dan hitungan stake out.

• Data ukur dan hitungan pengecekan dan monitoring. • Data ukur dan hitungan dimensi.

Data-data tersebut sejak awal pekerjaan hingga selesai dicatat, disusun secara berurutan dan rapi serta diarsipkan. Sebagai contoh dapat disimak contoh data ukur dan hitungan poligon dan hitungan sipat datar berikut ini. Tabel 4.16. Contoh Pengikatan Waterpass

HITUNGAN SIPAT DATAR

Konsultan / PT : PT. Giat Tanggal : 21 April 2003 Dihitung Oleh :Eq Diperiksa Oleh : Darmaji Proyek : Apartemen X Mat Hitung : Excel Lokasi : Maju Jaya Halaman : 1 Jalur : CP MJT2 - P.71 - P.86

No titik

Jarak Beda Tinggi Rata-rata Koreksi Elevasi Tinggi No Titik Ket Dari Ke muka belakang

CP MJT2 94.742 CP MJT2 CP MJT2 HP 100.2 0.152 0.152 0.152 0.000 94.894 HP HP P71 101.4 -0.194 -0.194 -0.194 0.000 94.700 P 71 P71 P 72 70.4 0.153 0.153 0.153 0.000 94.853 P 72 P 72 P73 93.8 -0.019 -0.019 -0.019 0.000 94.834 P73 P 73 P74 52.2 0.034 0.034 0.034 0.000 94.868 P 74 P 74 P75 65 -0.561 -0.561 -0.561 0.000 94.307 P 75 P 75 P76 60.2 -0.088 -0.087 -0.088 0.000 94.220 P 76 P 76 P 77 67.6 0.885 0.885 0.885 0.000 95.105 P 77 P 77 P78 16.4 -0.278 -0.279 -0.279 0.000 94.826 P 78 P 78 P 79 99.2 0.445 0.445 0.445 L0.000 95.271 P 79 P 79 P80 78.6 -1.363 -1.363 -1.363 0.000 93.908 P 80 P 80 P 81 83 1.091 1.091 1.091 0.000 94.999 P 81 P 81 P 82 57.8 0.110 0.110 0.110 0.000 95.109 P 82 P 82 P83 97.4 0.000 0.000 0.000 0.000 95.109 P 83 P83 P 84 82.8 -0.112 -0.112 -0.112 0.000 94.997 P 84 P 84 P 85 79 0.068 0.068 0.068 0.000 95.065 P 85 P 85. P 86 42.2 -0.018 -0.018 -0.018 0.000 95.047 P86 Jumlah 1247.200 0.305 0.305 0.305 0.000 Jumlah jarak 1247.200

(35)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 34 dari 51 Tabel 4.17 Contoh pengikatan poligon.

(36)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 35 dari 51 4.3.3. Penyiapan dokumentasi yang diperlukan.

4.3.3.1. Pengambilan dokumentasi.

Selain data ukur, data dokumentasi juga perlu dimiliki oleh juru ukur. Dokumentasi tersebut baik dokumentasi aktivitas dari juru ukur maupun dokumentasi kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya konstruksi, agar secara visual dapat mendukung data-data yang disajikan oleh juru ukur. Dokumentasi yang perlu disusun antara lain :

a. Foto Titik referensi atau BM ( Bech Mark) b. Foto peralatan-peralatan yang digunakan c. Foto pelaksanaan pengukuran MC-0

d. Foto pelaksanaan pengukuran untuk stake out. e. Foto pelaksanaan monitoring posisi.

f. Foto penandaan hasil stake out maupun peil-peil yang dipasang. g. Foto pengukuran dimensi.

h. Dan sebagainya.

Contoh dari titik referensi atau BM dapat dilihat pada dokumentasi berikut ini :

Gambar 4.2. Contoh titik refrensi atau BM (Bench Mark)

4.3.4. Penyusunan data yang diperlukan untuk pembuatan laporan akhir pengukuran.

4.3.4.1. Seleksi dan pengelompokan data.

Data yang perlu disusun lainnya adalah data yang akan digunakan untuk pembuatan laporan akhir. Data untuk pendukung pembuatan laporan akhir ini biasanya lebih sederhana tetapi mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh juru ukur, karena pekerjaan pengukuran merupakan sebagian dari keseluruhan kegiatan pelaksanaan konstruksi, sehingga

(37)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 36 dari 51 diperlukan masukan atau keterlibatan di dalam penyusunan Laporan akhir. Data yang diperlukan antara lain :

a. Titik Ikat

b. Jumiah dan jenis peralatan yang digunakan c. Personil pengukuran

d. Data ukur

berikut adalah contoh formulir/blangko pengukuran : Form 1 : Pengukuran waterpass.

Form 2 : Pengukuran poligon.

Form 3 : Pengukuran tachymetri (crossection/detil situasi). Form 1a : Hitungan waterpass

(38)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 37 dari 51 Form 1 PENGUKURAN WATERPASS PELAKSANA : PROYEK : LOKASI : SEKSI : JURU UKUR : ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN : NO TARGET

STAND I STAND II JARAK

∆ h rata-rata ELEVASI/ KETINGGIAN KETERANGAN BACAAN BENANG ∆ h BACAAN BENANG ∆ h BL K M U K. A TENGAH ATAS TENGAH ATAS BAWAH BAWAH m m m m m m m m m m Sketsa :

DIREKSI : KONSULTAN : KONTRAKTOR :

(39)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 38 dari 51 Form 2 PENGUKURAN POLIGON PELAKSANA : PROYEK : LOKASI : SEKSI : JURU UKUR : ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN : TE M P A T ALA T TP/TA TA RGE T BACAAN SUDUT

HORISONTAL BESAR SUDUT HORISONTAL

SUDUT VERTIKAL

JARAK

KETERANGAN

BIASA BIASA LUAR

BIASA MIRING DATAR RATA-RATA LUAR-BIASA 0 ‘ “ 0 ‘ “ 0 ‘ “ 0 ‘ “ Sketsa :

DIREKSI : KONSULTAN : KONTRAKTOR :

(40)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 39 dari 51 Form 3 PENGUKURAN TACHYMETRI (CROSSECTION/DETAIL SITUASI) PELAKSANA : PROYEK : LOKASI : SEKSI : JURU UKUR : ALAT/NO : TANGGAL : CUACA : DIPERIKSA : HALAMAN : TEM P AT ALA T TP T ARGE T BACAAN SUDUT HORISONTAL BACAAN RAMBU SUDUT VERTIKAL JARAK KETINGGIAN KE T E RA N GAN TENGAH ATAS

TA BAWAH MIRING DATAR ∆ H ELEVASI

0 ‘ “ m m 0 ‘ “ m m m m

Sketsa :

DIREKSI : KONSULTAN : KONTRAKTOR :

(41)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 40 dari 51 Form 1a HITUNGAN WATERPASS PELAKSANA : PROYEK : LOKASI : SEKSI : JURU UKUR : DIHITUNG : TANGGAL : ALAT HITUNG : DIPERIKSA : HALAMAN : NO MO R NO MO R TI TI K

BEDA TINGGI (∆ H) KETINGGIA

N (ELEVASI) NAMA

TITIK PERGI PULANG RATA-RATA JARAK KOREKSI DEFFINITIF

m m m m m m m

TOTAL

Sketsa :

DIREKSI : KONSULTAN : KONTRAKTOR :

(42)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 41 dari 51 Form 2a HITUNGAN KOORDINAT PELAKSANA : PROYEK : LOKASI : SEKSI : JURU UKUR : DIHITUNG : TANGGAL : ALAT HITUNG : DIPERIKSA : HALAMAN : NO MO R NOMOR TITIK SUDUT HORISONT AL KO RE KS I

AZIMUTH JARAK ABSIS (∆x)

KO RE KS I x ORDINAT (∆y) KO RE KS I y KOORDINAT NOMOR TITIK x y 0 ‘ “ 0 ‘ “ m m m m m m m TOTAL

DIREKSI : KONSULTAN : KONTRAKTOR :

(43)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 42 dari 51 4.3.4.2. Penyusunan data ukur.

Data yang diperlukan untu pembuatan laporan akhir pengukuran disusun secara rapi sesuai dengan jenis pengukuran. Data pendukung ini diseleksi sesuai dengan seluruh kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh juru ukur selama proyek berlangsung mulai dar awal hingga selesai (MC 0 sampai dengan MC 100). Data-data yang diperlakukan untuk laporan akhir pengukuran meliputi :

a. Titik referensi (BM).

b. Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan termasuk waktu penggunaannya.

c. Jumlah personil pengukuran. d. Data ukuran :

• Poligon dan hitungannya. • Waterpass dan hitungannya. • Stake out.

• Pengarahan dan monitoring.

• Pengukuran dimensi dan perhitungan volume. 4.4. Data pendukung untuk pembuatan Laporan Volume.

Salah satu tugas dari seorang juru ukur pada pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi adalah menyajikan data ukur dan hasil kegiatan-kegiatan di lapangan seperti menentukan arah serta posisi dari suatu detil konstruksi dan dimensi-dimensi yang diperlukan untuk menghitung volume Dengan demikian seorang juru ukur harus melakukan pengumpulan dan penyusunan data ukur yang dihasilkan selama melaksanakan tugasnya.

Data-data hasil pelaksanaan pengukuran perlu disusun secara iengkap dan rapi agar selalu siap apabila diperlukan, baik untuk kepentingan juru ukur sendiri maupun pihak lain semisal untuk menghitung volume. Disamping itu data juga perlu dirawat dan disimpan ditempat yag aman agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Data yang merupakan hasil dari kegiatan juru ukur ini nantinya akan menjadi salah satu dasar untuk melakukan perhitungan volume yang dilakukan oleh quantity surveyor atau quantity engineer. Jadi perlu ditegaskan bahwa juru ukur hanya menyediakan data ukur pendukung perhitungan volume, yang kemudian oleh atasannya secara langsung dikoordinasikan dengan bagian lain untuk keperluan selanjutnya.

(44)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 43 dari 51 4.4.1. Penyusunan data pendukung untuk pembuatan Laporan Volume.

Untuk mendukung pembuatan laporan volume, juru ukur mempunyai tugas untuk menyediakan dan menyususn data-data hasil pengukuran dimensi detil-detil konstruksi. Data-data dari juru ukur tersebut oleh personil yang bertanggungjawab untuk membuat laporan volume akan dikompilasi sesuai dengan keperluannya, sehingga pengelompokan data pendukung untuk penghitungan volume masing-masing bagian konstruksi perlu disusun secara jelas, Iengkap dan sistimatis.

Data yang dihasilkan oleh juru ukur selalu harus disahkan oleh atasannya langsung yaitu chief juru ukur atau survei engineer. Data yang sudah sah atau valid inilah yang disiapkan untuk dijadtkan bahan untuk menyusun laporan volume, termasuk juga di dalamnya data hasil pengukuran bersama atau joint survei.

Data-data yang perlu untuk disusun guna mendukung pembuatan laporan volume adalah :

a. Data awal untuk pembuatan Mutual Check -0 (MC-0) b. Data ukur untuk tiap-tiap progress penagihan

c. Data akhir untuk pembuatan Mutual Check -100 (MC-100)

4.4.1.1. Penyeleksian data.

Selama pelaksanaan konstruksi, juru ukur bangunan gedung harus mengumpulkan dan menyusun semua data yang dihasilkan. Produk utama juru ukur bangunan gedung adalah data ukur dan hitungannya, selain itu juru ukur bangunan gedung juga perlu membuat laporan aktivitasnya selama masa penugasannya. Data ukur dari hitungannya sejak awal sampai dengan akhir pengukuran harus dipisah-pisahkan dan diarsipkan secara berurutan dan rapi sesuai dengan jenis pekerjaannya seperti : a. Data pengukuran dan hitungan pengecekan titik referensi (BM) terdiri

dari :

- Pengukuran dan hitungan koordinat. - Pengukuran dan hitungan ketinggian. b. Data pengukuran stake out :

- Titik utama dan titik-titik detil. - Tiang pancang.

(45)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 44 dari 51 - Dan lain-lainnya.

c. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring horizontal. d. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring vertikal. e. Data pengukuran dan hitungan dimensi awal.

f. Data pengukuran dan hitungan dimensi akhir.

Sesuai dengan perkembangan/kemajuan pekerjaan konstruksi, maka pekerjaan pengukuran terus mengikuti, sehingga data ukur yang dihasilkan akan bertambah, sehingga perlu pengarsipan yang teliti, cermat dan rapi sehingga memudahkan untuk mencari bila diperlukan. Terutama data-data untuk perhitungan volume harus diarsipkan dan disimpan baik-baik.

4.4.1.2. Penyusunan data.

Data ukur dan hitungan yang dihasilkan oleh juru ukur selama menjalankan tugasnya harus diinvetaris atau dikumpulkan secara rapi, lengkap dan berurutan, untuk memudahkan pencariannya bila diperlukan. Data dan hitungan tersebut meliputi :

a. Data pengecekan titik referensi (BM) : - Data koordinat (X, Y)

- Data waterpass atau ketinggian (E).

b. Data pengukuran stake out horizontal dan vertikal. c. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring. d. Data pengukuran dimensi awal dan akhir. e. Sketsa-sketsa lapangan.

Contoh data hitungan koordinat dan waterpass dapat dilihat pada butir 4.3.2.2 dan contoh data ukur (formulir) pada butir 4.3.4.1.

4.4.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume awal.

4.4.2.1. Penyeleksian data pendukung untuk perhitungan volume awal.

Meskipun secara tanggung jawab perhitungan volume bukan berada pada juru ukur, akan tetapi sumber data yang diperlukan untuk menghitung volume salah satunya berasal dari kegiatan yang dilakukan oteh juru ukur. Data-data tersebut mulai dari awal perlu disusun secara rapi oleh juru ukur agar pada saat diperlukan untuk menghitung volume dapat segera disajikan.

(46)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 45 dari 51 Data-data yang diperlukan untuk menghitung volume awal atau menghitung MC-0 tersebut antara lain :

a. Data original ground line atau permukaan tanah asli dari suatu tapak bangunan, data ini diperlukan untuk mengitung volume pekerjaan galian dan timbunan.

b. Data mengenai dimensi awal sebelum suatu konstruksi dilaksanakan, sehingga perkiraan volume dapat diketahui. Data ini diperlukan untuk mengetahui volume-volume seperti rencana pengecoran pondasi, kolom, balok, lantai, saluran drainase dan sebagainya.

Data awal untuk pekerjaan didapat dari pengukuran langsung, sedang untuk pekerjaan konstruksi didapat dari gambar kerja.

4.4.2.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume awal.

Data-data yang dimaksudkan pada butir 4.4.2.1 a dan 4.4.2.1.b disusun dan dikelompokan sesuai dengan pelaksanaan konstruksi masing-masing detil bangunan dan masing-masing kelompok ditempatkan pada ordner atau stop map sendiri-sendiri.

a. Map 1 berisi data ukur dan hitungan original ground line meliputi : • Data dan hitungan koordinat (polygon).

• Data dan hitungan ketinggian (waterpass). • Data dan hitungan profil memanjang. • Data dan hitungan profil melintang. • Sketsa-sketsa lapangan.

• Data dan hitungan galian tanah. • Data dan hitungan timbunan tanah.

b. Map 2 berisi data dan hitungan dimensi awal meliputi : • Data dan hitungan volume rencana pengecoran :

- Pondasi. - Kolom. - Balok. - Lantai. - Saluran drainase. - Dan sebagainya. • Dan lain-lainnya.

(47)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 46 dari 51 4.4.3. Penyusunan data untuk perhitungan volume akhir.

4.4.3.1. Penyeleksian data pendukung untuk perhitungan volume akhir. Selain data awal, diperlukan juga tersusunnya data paling uptodate atau terkini maupun data akhir. Data ini diperoleh dari pengukuran setelah dilaksanakan pekerjaan konstruksi. Data yang dihasilkan diperlukan dalam hubungannya dengan perhitungan volume untuk pembayaran tagihan dari pihak kontraktor pelaksana kepada pemilik pekerjaan pada progres tertentu atau pada akhir pelaksanaan suatu pekerjaan.

Data-data ini secara otentik dihasilkan melalui pelaksanaan pengukuran atau joint survei, karena penggunaannya untuk kepentingan bagi semua pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan konstruksi. Data hasil pengukuran bersama dan yang sudah disepakati inilah yang perlu disusun secara rapi, Iengkap, jelas dan akurat.

Data-data yang diperlukan untuk menghitung volume akhir tersebut antara lain :

a. Data ukur aktual permukaan hasil galian. b. Data ukur aktual permukaan hasil timbunan.

c. Data ukur aktual permukaan hasil pengecoran seperti pengecoran lantai, pondasi dan sebagainya.

d. Data dimensi aktual hasil pengukuran detil bangunan setelah pelaksanaan konstruksi.

Data-data di atas baik secara berkala atau per-progres maupun data akhir setelah pelaksanaan konstruksi dipilah-pilah, data yang secara berkala atau per progres digunakan untuk penarikan tagihan tiap kala ulang waktu tertentu atau per-progres, sedangkan data akhir digunakan untuk menghitung volume akhir atau untuk keperluan MC-100 (Mutual Check 100) dan juga nantinya akan digunakan untuk dasar pembuatan gambar purna bangun atau as built drawing.

4.4.3.2. Penyusunan data untuk perhitungan volume akhir.

Data-data untuk perhitungan volume akhir disusun secara rapi dan berurutan meliputi :

• Data hasil Mutual check 100 (MC 100) pekerjaan selesai meliputi :

- Data dan hitungan koordinat. - Data dan hitungan ketinggian.

(48)

Judul Modul : Pembuatan Laporan Pengukuran

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 47 dari 51 - Data dan hitungan dimensi.

- Sketsa-sketsa lapangan.

- Ploting hasil pengukuran dalam gambar kerja.

- Catatan-catatan/gambar kalau ada perubahan gambar. - Dan lain-lainnya.

Gambar

Table 4.1 Contoh Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Alat Ukur.
Tabel 4.3 Daftar realisasi penggunaan peralatan.
Tabel 4.5 : Contoh laporan penyimpangan Peralatan Total station  Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan
Tabel 4.7 : Contoh Laporan Penyimpangan Peralatan Waterpass  Penyimpangan Peralatan Selama Pekerjaan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Alat Pelindung Diri adalah perlengkapan standar yang wajib digunakan oleh pekerja yang ter;ibat di dalam suatu kegiatan konstruksi semisal : pakaian kerja, helm pengaman,

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Arti kontrak bersifat fixed cost adalah tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan dan harga satuan yang telah dihitung Kontraktor selama pekerjaan tidak mengalami

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan