• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat hidup yang ditulis sendiri.

THE HYDE adalah judul sebuah buku otobiografi yang ditulis oleh Hideto Takarai (寶井 秀人). Hideto Takarai atau biasa dikenal dengan nama Hyde (ハイド) adalah seorang penyanyi, penulis lirik dan pemain musik asal Wakayama, Jepang. Saat ini Hyde berkarya bersama dengan kelompok musik L‟Arc~en~Ciel dan VAMPS. Buku otobigrafi ini berisi tentang perjalanan hidup Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

Hyde memulai debut sebagai penyanyi atau vokalis dari sebuah kelompok musik bernama L‟Arc~en~Ciel di tahun 1991, kemudian memulai side project sebagai penyanyi solo di tahun 2002 dan terakhir membentuk sebuah duo bernama VAMPS di tahun 2008. Selama lebih dari 20 tahun berada di industri hiburan di Jepang tentu tidak sedikit pengalaman yang didapatkan. Pengalaman-pengalaman yang didapatkan tersebut dituangkan ke dalam buku otobiografi ini. Selain berisi tentang pengalamannya, buku ini juga mencakup beberapa topik

(2)

2

yang masih berkaitan dengan dirinya dari sejarah kelompok musik L‟Arc~en~Ciel yang telah membesarkan namanya, konflik yang dihadapi selama berkarir kurang lebih 20 tahun terakhir, alasan membentuk sebuah kelompok musik baru bernama VAMPS sampai cerita mengenai keluarga dan masa kecilnya. Semua cerita itu dirangkum dalam sebuah buku dengan tebal 189 halaman yang dibagi menjadi 26 bab. Di Jepang, buku ini mulai diedarkan sejak Januari 2012.

Buku otobiografi ini menarik karena berisi informasi seorang public figure yang selama ini dikenal misterius dan tertutup dari media. Selain itu, proses kreatif dari HYDE yang tidak pernah terpublikasikan juga menjadi salah satu poin menarik dalam buku ini.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut penulis berniat menerjemahkan 2 bab dari 26 bab yang ada di buku otobiografi ini yakni “bab HYDE” dan “bab VAMPS” dari bahasa sumber yaitu bahasa Jepang ke dalam ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia. Alasan pemilihan dua bab ini ada beberapa, di antaranya karena belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Dari 26 bab yang ada di dalam buku THE HYDE ini, 3 bab awal sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penggemar dan dipublikasikan di media sosial dengan tujuan untuk menyalurkan informasi di kalangan penggemar. Kemudian secara konten, dua bab ini sangat berkaitan dengan tujuan penerjemahan dari penulis. Bab pertama, berjudul “HYDE” yaitu memuat tentang hal di luar bermusik. Seperti penjelasan nama dan asal yang tidak dipublikasikan, Penggunaan nama panggung di dunia hiburan dan apa dampaknya, bagaimana

(3)

3

mengembangkan sebuah karya dan tidak hanya terpaku pada satu ruang lingkup saja. Dalam hal ini, sebagai musisi HYDE tidak hanya berkreatifitas membuat lagu. Tetapi juga bagaimana mengkonsep sebuah konser yang menarik dan lain sebagainya. Kemudian sebagai orang yang bekerja di dunia hiburan, sikap seperti apa yang harus diterapkan sebagai publik figur yang mempunyai pengaruh besar. Selanjutnya bab kedua berjudul “VAMPS” berisi hal-hal tentang bermusik. Seperti, bagaimanakah kelompok musik yang ideal sampai dengan situasi industri musik, hal-hal yang dipertimbangkan ketika membuat kontrak dengan label dan lain sebagainya. Selain itu, pemilihan 2 bab ini karena terdapat keterbatasan waktu dalam pengerjaan sehingga penulis hanya mampu untuk menerjemahkan dua bab.

Penerjemahan buku ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengambil pengalaman yang dialami oleh HYDE selaku penulis buku. Kemudian dengan membaca hasil terjemahan dari buku ini semoga dapat memudahkan pembaca untuk menjadikan buku ini sebagai referensi, inspirasi dan motivasi untuk menciptakan sebuah karya seni khususnya di bidang musik.

(4)

4 1.2 Pokok Bahasan

Pokok bahasan dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana proses penerjemahan dan hasil penerjemahan bab HYDE dan bab VAMPS dari buku yang berjudul “THE HYDE” dari bahasa sumber yaitu bahasa Jepang ke bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah menerjemahkan buku otobiografi “THE HYDE” ke bahasa Indonesia agar maksud dan pesan yang ada di buku ini bisa di pahami oleh pembaca.

1.4 Landasan Teori

Berikut ini adalah landasan teori yang dipakai dalam Tugas akhir ini adalah :

1) Definisi Penerjemahan

Definisi tentang terjemahan cukup beragam. McGuire (via Nadar 2007: 6-7) menjelaskan secara rinci mendefinisikan terjemahan sebagai “the rendering of a source laguage (SL) text into the target language(TL) so as to ensure that (1) the surface meaning of the two will be approximately similar and (2) the structure of the SL will be preserved as closely as possible but not so closely that the TL structure will be distorted”. Jadi, menurut McGuire menerjemahakan adalah proses penyampaian teks bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan memperhatian bahwa makna lahir teks dalam kedua bahasa tersebut akan sama atau hampir sama

(5)

5

dan struktur bahasa sumber tetap terjaga secara ketat walaupun tidak berarti harus mengorbankan struktur bahasa sasaran.

2) Metode Penerjemahan

Menurut Newmark (Via O. Setiawan Djuhari 2004: 18-20) Memaparkan delapan jenis penerjemahan sebagai berikut :

a) Penerjemahan kata demi kata

Penerjemahan ini dilakukan secara interlinear, antarbaris, dengan kosakata BSa berada tepat dibawa BSu-nya. Susunan kata dalam kalimat dipertahankan dan kosakatanya diterjemahakn satu demi satu dengan arti yang paling umum tanpa mempertimbangkan konteks. Kosakata kurtural diterjemahkan secar harafiah.

b) Penerjemahan harfiah

Dalam terjemahan ini, Konstruksi tata bahasa diubah sedekat mungkin dengan padanannya dalam BSa, Tetapi kata – katanya diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteks.

c) Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia berusaha menghasilkan makna kontekstual yang tepat pada teks asal dengan keterbatasan struktur tata bahasa BSu. Dalam penerjemahan ini, kosakata kultural „dialihkan‟ dan tingkat „abnormalitas‟ gramatikal dan leksikal dipertahankan.

d) Penerjemahan Semantik

Penerjemahan semantik berbeda dari penerjemahan setia hanya karena penerjemahan semantik lebih mempertahankan nilai estetika (bunyi yang

(6)

6

indah dan alamiah) teks BSu dan menyesuaikan „makna‟ bilamana perlu supaya irama kata, penggunaan dan pengulangan kata tidak menganggu dalam versi terjemahan.

e) Adaptasi

Ini merupakan bentuk penerjemahan yang paling „bebas‟ dan terutama digunakan dalam penerjemahan drama (komedi) dan puisi.

f) Penerjemahan Bebas

Penerjemahan bebas mereproduksi masalah (matter) tanpa cara (manner), atau isi tanpa bentuk asli. Biasanya merupakan parafrase yang jauh lebih panjang dari bahan aslinya yang juga disebut „penerjemahan intrabahasa‟, sering bertele-tele dan bahakan bukan terjemahan sama sekali. g) Penerjemahan idiomatis

Penerjemahan idiomatis mereproduksi „pesan‟ asli tetapi cenderung mengubah nuansa arti dengan lebih banyak menggunakan bahasa sehari-hari (klokual) dan idiom yang tidak ada dalam BSu.

h) Penerjemahan komunikatif

Penerjemahan komunikatif berusaha mengalihkan makna konstektual yang tepat dari teks BSu sedemikian rupa sehingga baik isi maupun bahasanya mudah diterima dan dapat dipahami oleh pembaca.

Dari delapan cara yang dipaparkan oleh Newmark tersebut, dalam tugas akhir ini penulis menggunakan terjemahan komunikatif. Alasan pemilihan metode penerjemahan komunikatif, karena prinsip metode ini adalah memahami kata atau frasa dari di bahasa sumber kemudian menterjemahkan dengan penyesuaian ke

(7)

7

bahasa sasaran dengan tidak melenceng dari makna asli sebuah kata atau frasa tersebut. Kemudian didalam tugas akhir ini penulis menerjemahkan buku otobiografi yang menggunakan bahasa Jepang non-formal atau bahasa Jepang sehari-hari, maka untuk hasil terjemahan ke bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa yang tidak formal agar dapat dipahami dengan mudah dan nuansa santai yang disampaikan lebih terasa.

3) Proses Penerjemahan

Menurut Rose (via Nadar 2007: 22-25) Proses penerjemahan melewati enam langkah yaitu :

a) Analisa awal (Preliminary analysis)

Penerjemah memeriksa materi terjemahan untuk menentukan apakah materi itu memungkinkan untuk diterjemahkan olehnya.

b) Analisa rinci mengenal gaya dan isi (exhaustive style and content analysis)

Penerjemah harus serius dalam menganalisis kekuatan materi atau text tersebut. Misalnya, Mengapa naskah sastra, itu begitu kuat dari segi sastra. c) Penyesuaian diri terhadap naskah (acclimationof the text)

Penerjemah diharapkan mulai berpikir bagaimana mengungkapkan kata, istilah-istilah penting, dan lain-lain kedalam bahasa sasaran.

d) Reformulasi naskah (reformulation of the text) Pada tahap ini penerjemahan mulai berlangsung. e) Analisa terjemahan (analysis of the translation)

(8)

8

Pada tahap ini penerjemah harus memposisikan dirinya selain sebagai penerjemah juga sebagai editor dan kritikus terjemahan.

f) Tinjauan ulang dan perbandingan (review and comparison).

Pada tahap ini penerjemah biasanya menyerahkan hasil terjemahanya kepada orang lain yang berkualifikasi untuk memeriksa hasil terjemahannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama berisi tentang latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, landasan teori, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi teks asli buku otobiografi “THE HYDE”, terjemahan perkalimat, dan hasil terjemahan keseluruhan buku tersebut. Bab ketiga adalah penutup yang berisi kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Bustami dan Nurlela (2007:136) produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu

Penelitian ini merupakan penelitian pertama dalam pengamatan titik kontrol Wall Station yang ada di tambang bawah tanah dengan menggunakan 2 metode pengamatan yaitu poligon

Perbuatan guru yang tidak disengaja yang dapat menimbulkan perbuatan tindak pidana menurut kesalahpahaman atau salah pengertian dari peserta didik atau orang tua

Dengan menggunakan enam lintasan yaitu B5, B9, B11, B13, B25 dan B27 diperoleh kondisi struktur geologi bawah permukaan laut dimana terdapat banyak sesar normal

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah struktur modal (LTDER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap inisiasi dividen (Dividend Payout Ratio) pada

Kecepatan pengadukan dalam proses ekstraksi akan menyebabkan distribusi solut dari fasa air ke fasa organik semakin besar pula, tetapi kecepatan pengadukan yang terlalu cepat

Grafik di atas menunjukkan pada FBG dengan material terdispersi di dapati lebih dari satu pulsa koefisien transmisi dengan ukuran yang beragam disebabkan oleh dispersi yang

a) Meningkatkkan efisiensi pemamfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber daya maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang