• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SDN 146 GATTARENG KABUPATEN SOPPENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SDN 146 GATTARENG KABUPATEN SOPPENG"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

i

MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SDN 146

GATTARENG KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Teknologi Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh ASRIANTO 10531214314

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DESEMBER 2021

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

“Tujuan utama dalam hidupku adalah membantu orang lain. dan jika kita tidak dapat membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka ”

Tujuan tertinggi dalam hidupku adalah bagaimana kita biasa memberikan dampak positif ke orang lain.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukurku pada- Nya. Sebagai wujud dedikasi tertinggi untuk kedua orang tuaku Sebagai kado terindah untuk kakak-kakakku tercinta, Adik-adikku tersayang dan sahabat-sahabat terkasih, Yang senantiasa mengiringi setiap kesuksesanku. Semoga Allah SWT. Senantiasa merangkul mereka dalam cinta-Nya. Amin

(5)

v ABSTRAK

Asrianto. 2020. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah Terhadap mutu Pendidikan di SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng. Skipsi. Dibimbing oleh Pembimbing I. Syarifuddin Cn. Sida, Pembimbing II. M. Arsyad, Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini mengunakan metode wawancara untuk mengetahui adakah mutu pendidikan di SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng. sedangkan teknik pengumpulan data membahas tentang wawancara yang akan di teliti wawancara tersebut memiliki 4 indikator capaian, indikator tersebut ialah 1. perencanaan 2. pengorganisasian 3. pengarahan 4. evaluasi.

Alasan pemilihan jenis penelitian ini adalah ingin mengetahui ada tidaknya mutu pendidikan terkait manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah. Sehingga sekolah tersebut dapat dikatakan berhasil dan dikatan bermutu terhadap pendidikan. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan 1 guru SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng untuk mengetahui manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan.

Kata kunci : Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah, Mutu Pendidikan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji dan syukur kehadirat Allah atas berkah, rahmat dan karunia-Nya hingga saya masih selalu diberi kesehatan sampai detik ini hingga tak dapat tersuratkan lagi.Salam dan salawat juga senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw sebagai suri taula dan bagi semua umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SDN 146 GATTARENG KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG”. Laporan skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk program Strata-1 di jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari dalam penyususunan Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih... Dengan rasa hormat penulis ucapkan kepada Kedua orang Tua saya Mapeasse dan Salenna atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Dr. Syarifuddin Cn Sida, M. Pd pembimbing I dan Drs. H. M. Arsyad,M. Pd. I.pembimbing II yang telah banyak melangkan waktu, pikiran serta kesabaran

(7)

dalam membimbing penulis memulai dari persiapan penelitian hingga akhir penelitian. Dan Rekan-rekan Mahasiswa yang telah bersama-sama berjuang dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universrsitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. H. Ambo Asse, M.Ag. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd. Selaku ketua Jurusan Teknologi Pendidikan. Penulis menyadari Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut .Amin

WassalamualaikumWr.Wb

Makassar, Januari 2021

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR,HIPOTESIS ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Manajemen Kurikulum ... 7

a. Pengertian Manajemen Kurikulum ... 7

b. Prinsp Manajemen Kurikulum ... 10

c. Fungsi Manajemen Kurikulum ... 10

2. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah ... 11

a. pengertian Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah ... 11

b. Standar Penilaian ... 14

c. Ruang Lingkup ... 15

(9)

ix

a. Faktor Guru ... 17

b. faktor Peserta Didik ... 18

4. Problem Manajemen Kurikulum dan Peningkatan Mutu Pendidikan 20 5. Startegi Manajemen Kurikulum sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan ... 20

B. Kerangka Pikir ... 24

C. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Data, Sumber Data, dan Narasumber ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

a. Temuan Umum Penelitian... 39

1. Sejara Singkat SDN 146 Gattareng ... 35

2. visi SDN 146 Gattareng ... 36

3. Struktur Organisasi SDN 146 Gattareng ... 37

4. Keadaan sarana dan prasarana SDN 146 Gattareng ... 38

5. Keadaan murid SDN 146 Gattareng ... 39

b. Temuan Khusua Penelitian ... 40

B . Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Surat izin penelitian dari penanaman modal...53

2. Surat Izin penelitian dari bupati...54

3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SDN 146 Gattareng...55

4. Pedoman wawancara kepala sekolah ...56

5. Pedoman wawancara guru...57

6. Foto dari depan SDN 146 Gattareng...58

7. Foto dari samping SDN 146 Gattareng...58

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pengertian Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Driyarkara (1980) Menyatakan bahwa, “pendidikan merupakan sebagai usaha sadar dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke skala insani. Apabila kita melakukan segala sesuatu itu maka harus dikerjakan dan dikelola dengan baik, rapi, tertib, dan teratur. Tidak boleh dilakukan secara asal asalan agar didapatkan hasil yang maksimal. Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, sebaliknya sulit dan sebesar apapun suatu hal apabila diproses dengan manajemen yang baik maka bias dipastikan akan berhasil dengan baik, efektif dan efisien.”

Tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Peranan manajemen sangat signifikan dalam menentukan kualitas sebuah lembaga pendidikan. Karena bidang garapannya meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan atau evaluasi dan pemberdayaan segala sumber daya yang ada. Begitu juga pendidikan tidak akan berhasil tanpa diatur sesuai dengan fungsi dan peran masing- masing efektif dan efisien.

(13)

Telah dijelaskan dalam Undang-undang system pendidikan nasional 2003 bahwa yang dimaksud pendidikan adalah “ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan atas pernyataan tujuan pendidikan diatas, untuk mencapai suatu pendidikan yang baik dan berkualitas sebagaimana yang tersurat dalam UUSPN tersebut maka perlu adanya sebuah manajemen yang baik terutama dalam bidang kurikulum yang akan diajarkan kepada anak didik baik mengenai tujuan, isis atau bahan ajar, pelaksanaan serta evaluasi dari kurikulum.

Manajemen kurikulum adalah kegiatan pengaturan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan, dan pengawasan atau evaluasi agar program pendidikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Sutomo (2004 : 23) mengatakan bahwa: “manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sunggu-sungguh secara pembinaan secara koninyu terhadap situasi belajar efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.”

Dapat disimpulkan manajeman kurikulum dalam bidang pendidikan dilembaga sekolah memang sangat urgen dan perlu ditingkatkan

(14)

profesionalismenya agar proses pendidikan berjalan lancer dan berhasil sesuai dengan cita-cita masyarakat dan bangsa.

Manajemen kurikulum dan Pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meniputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran di dalam pendidikan. Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. Dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembangan kurikulum sesungguhnya.

Adanya rancangan atau kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak, hal itu berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pelajaran.

(15)

Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita ketahui bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat.

Dengan pendidikan kita tidak menghrapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhdapap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita dari pendidikan perlu adanya sebuah manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah yang baik dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan kehidupan dimasyarakat.

Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng?

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan Manfaat Dari Penelitian Ini Diharapkan Berguna bagi:

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar mandiri dan mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam belajar. b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kreativitas dalam upaya pemaksimalan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran.

c. Bagi kepala sekolah, hasil peenelitian ini diharapkan dapat membantu dalam kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah..

(17)

d. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

e. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi masukan baru yang statusnya masih sebagai peneliti awal, serta menambah dan memperkaya pemahaman dalam bidang manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan

(18)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A.Kajian Pustaka

1. Manajemen Kurikulum

a. Pengertian manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan salah satu bagian dari manajemen pendidikan. Sebelum lebih jauh berbicara tentang pengertian manajemen itu sendiri.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, manajemen biasa diartikan sebagai seni, ilmu dan proesi. Follet (2007 : 7) mengartikan “ Manajemen sebagai seni, karena untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, seorang manajer harus bias mengatur dan menggerakkan orang untuk melakukan tugas-tugasnya”. Dikatakan sebagai ilmu oleh gulick karena “ manajemen dipandang sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan suatu profesi karena untuk menjadi manager seseorang membutuhkan keahlian khusus dan professional”

Pengertian manajemen secara umum seperti yang telah diulas diatas, para ahli dan pakar memiliki pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen.

(19)

Asep Sudarsyah dkk (2009 : 191) menyatakan bahwa, “manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolahan kurikulum yang koperatif, komprehensif, sistematik dan sistemik dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaanya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Adapun Sutomo (2004 : 23) mengatakan bahwa “manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sunggu-sungguh secara pembinaan secara koninyu terhadap situasi belajar efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.”

Sedangkan Husaini Usman (2009 : 16) bahwa manajemen kurikulum dan pembelajaran adalah meliputi seluruh kegiatan dalam rangka melaksanakan kurikulum dan pembelajaran melalui taahapan perencanaan, pengorganisasian, dengan pengarahan dan pengendalian seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.

Dari definisi para ahli tersebut diatas dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa manajemen kurikulum adalah suatu proses kegiatan yang sengaja diusahakan untuk mengelolah kurikulum yang komprehensif, kooperatif, sistematif dan sistemik melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalihan sumber daya organisasi, dalam usaha untuk mencapai tujuan kurikulum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

(20)

Penjabaran perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan evluasi (controlling). Penjelasan secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan

Perencanan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Roger A. Kauffman (1972:185) yang dikutip oleh Fattah.Nanang. (1996) menyatakan bahwa “Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu (3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.”

b) Pengorganisasian (organizing).

Pengorganisasian adalah system kerja sama kelompok orang yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan menentukan sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu satuan atau unit kerja.

c) Pengarahan (actuating)

Pengarahan adalah menempatkan semua anggota dari pada kelompok Bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.

(21)

d) evaluasi (controlling)

evaluasi adalah proses pengamatan atau pemamtauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Demikian penjelasan mengenai manajemen, selanjutnya akan dijelaskan mengenai kurikulum.

b. Prinsip Manajemen Kurikulum

Asep Sudarsyah dkk, (2009 :192) adapun prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut yaitu :

a) Produktifitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspe yang harus di perimbangkan dalam manajemen kurikulum. pertiimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapaii hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kkurikulum. b) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan pada demokrasi yang menenpatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek didik pada posisi yang seharusanya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untukk mencapai tujuan kurikulum. c) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yaang positif dan berbagai pihak yang terlibat. d) Efektifitas dan efisiensi, rangkai kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegatan manajemen kurikulum tersebut memberi hasil yang berguna dengan biaya, tenaaga dan waktu yang relatif singkat.e) Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.

c. Fungsi Manajemen Kurikulum

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksaan pemerintah maupun depertemen pendidikan nasional. selanjutnya ada beberapa

(22)

fungsi dari manajemen kurikulum diantaranya adalah : Asep Sudarsyah dkk (2009 : 193) :

a) Meningkatkkan efisiensi pemamfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber daya maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif b) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada sisiwa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tdak hanya melaluo kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritaas dalam mencapai tujuan kurikulum. c) Meningkatkan relevensi dan efektifitas pembelajaran sesuai dangan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar perserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. d) Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktifitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolahan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktifitas siswadalam belajar.e) Meningkatkan efisiensi dan efektifitaas proses belajar mengajar, proses pembelajaran harus dipantau daam rangka melihat konsistensi antara desain yang ttelah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. disamping itu guru mampu siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiiatan pengelolaan kurikulum.f) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah

setempat.

2. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

a. Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah atau manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan

(23)

mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah..

Nurkholis (2003:1) menjelaskan bahwa “Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai proses mengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan.” Ditinjau dari aspek pendidikan, manajemen pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang. Kedua, kata berbasis mempunyai kata dasar basis atau dasar. Ketiga , kata sekolah merujuk pada lembaga tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bertolak dari arti ketiga istilah itu, maka Manajemen Berbasis Sekolah dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya yang berdasar pada sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Slamet PH (2001) mendefinisikan MBS dengan bertolak dari kata manajemen, berbasis, dan sekolah. Menurut Slamet, manajemen berarti koordinasi dan penyerasian sumber daya melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berbasis artinya “berdasarkan pada” atau “berfokuskan pada”. Sedangkan sekolah merupakan organisasi terbawah dalam jajaran Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang bertugas memberikan “bekal kemampuan dasar” kepada peserta didik atas

(24)

dasar ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik (makro, meso, mikro) dan profesionalistik (kualifikasi, untuk sumber daya manusia).

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51, ayat (1) menyatakan, “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.” Selanjutnya, penjelasan pasal 51, ayat (1) menerangkan bahwa, “Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendi dikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/ madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan”.

Otonomi memang bermakna pemilikan kewenangan mengatur semua masalah secara mandiri. Namun, dalam konteks MBS di Indonesia, pelaksanaannya masih terikat dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik secara nasional, maupun daerah. Artinya otonomi yang dimaksudkan di dalam penjelasan pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas No. 23 Tahun 2003 merupakan bentuk desentralisasi yang bersifat relatif dan mengacu kepada perundang-undangan dan peraturan yang berlaku baik di tingkat nasional maupun di daerah. Sungguh pun demikian, dengan MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih besar. Sekolah dituntut untuk menunjukkan hasil kerjanya sehubungan dengan kewenangan lebih besar yang diperolehnya sebagai bentuk akuntabilitas, baik kepada warga sekolah maupun pemerintah.

Selanjutnya, peran komite sekolah yang dalam hal ini merupakan refleksi dari pemangku kepentingan pendidikan (orang tua, masyarakat, pengguna lulusan, guru-kepala sekolah, dan penyelenggara pendidikan) terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Artinya, dengan MBS tujuan pendidikan yang diharapkan oleh pemangku dapat dipenuhi.

(25)

b. Standar Penilaian

Suriyadi (2012:114-116) menyatakan bahwa: standar penilaian Mutu pembelajaran disekolah dikembangkan dengan :

a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses; b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis; c) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi; dan d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan

oleh guru.

sedangkan pernyataan Suriyadi (2012:114-116) dalam peran kepala sekolah menyatakan bahwa Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Pemerintah. Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu:

a) meningkat rasa ingin tahunya b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan; c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi; d) mengolah informasi menjadi pengetahuan; e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah; f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

adapun peran guru, Suriyadi (2012:114-116) menyatakan Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:

a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir; b) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat

(26)

untuk mencapai tujuan pembelajaran; c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien; d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat; e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya; dan f) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.

c. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Rusman (2009:4) menyatakan bahwa “Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP) dan manajemen berbasis sekolah (MBS) Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan evaluasi kurikulum”.

Pada tingkat saatuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi / kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum tersbut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan sekolah.

3. Kualitas pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan kemanpuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi pendidikan ,yang di arahkan secara efektifuntuk meningkatkan nilai tambah dan faktor-faktor infut agar mendafatkan output yang setinggi-tingginya.

(27)

Kata kualitas Dahlal Al-Barry (1994:123) menjelaskan bahwa: kamus modem bahasa indonesia adalah ‘kualinet’ ;’mutu’; baik buruknya suatu barang .Seperti halnya yang dikutip oleh Quraish bahwasnya kualitas adalah “baik buruknya sesuatu atau mutu sesuatu”

Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasikan lulusan yang memiliki kemanpuan dasar untuk belajar sehingga dafat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif.

Peningkatan kualitas pendidikan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia khusunya dilingkungan pendidikan itu sendri ,untuk mengimbangi perubahan dana kemajuan di berbagai bidang misalnya: Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya

Peningkatan kualiatas pendidikan terjadi karena adanya pengaruh yang saling memperkuat yang akhirnya melahirkan sesuaatu yang baru. Peningkatan pendidikan yang terjadi karena adanya suatu yang mendorong yang berasal dari masyarakat itu sendri, tetapi dapat pula dari luar misalnya karena adanya pengaruh kebudayaan asing. pengkatan kualiatas pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang berdasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana dan berpola dalam pendidikan untuk mengarahkan sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zamannya.

(28)

Peningkatan dibidang pendiddikan terus selaras dan teringtegrasi serta menungjang pembagunan bangsa yang menyeluruh. Dalam kerangka berfikir ini tugas peningkatan kualitas pendidikan adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan itu sendri dengan baik. Peningkatan kualiatas pendidikan juga merupakan suatu tangapan baru terhadap masalah pendidikan yang jelas akan dihadapi.

Titik pangkal peningkatan kualitas pendidikan adalah masalah pendidikan yang aktual yang secara sitematis akan dipecahkan secara inovatif. Cara yang inofatif dimaksud adalah segala cara pemecahan yang terpilih dan secara nyata mamppu memecahkan masala yang timbul.

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam pelaksaanaan pendidikan dalam satu lembaga pendidikan tidak lepas dari beberapa faktor di bawah ini:

1) Fator guru

Guru merupakan faktor penentu dalam upaya meningkatakn kualiats pendidikan, sebab guru lah yang merupakan pengerak utama dalam melaksanakan prosesbelajar mngajar. Suparlan (2008 : 13) Menyatakan bahwa: “Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainya”. ada beberapa jalan yang bisah ditemukan dalam meningkatakan kualitas guru, antara lain.

(29)

a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru

Peningkatan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh guru biasa di lakukan dengan cara mengikuti penataran-penataran, workshop,seminar dan lain-lain. Dengan cara seperti itu maka guru tidak akan ketingalan jaman. Dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meninkat dewasa ini.Dan juga mengadakan studi banding kesekolah yang lebih maju. Dengan cara seperti itu guru akan memperoleh masukan tentang hal-hal yang berkenan dengan pelaksanaan pembelajaran dan upaya peningkatannya.

b. Mengadakan musyawarah

Dengan seringnya mengadakan musyawarah atau rapat juga menjadi penentu bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan. Karena dalam forum rapat atau musyawarah tersebut para guru akan memproleh langka yang lebih baik dalam proses belajr mngajar dan juga dengan musyawarah dapat menyelasaikan masalah.Untuk musyawarah guru mata pelajaran bisah disebut MGMP (Musyawarah guru mata pelajaran).

2) Faktor peserta didik

Sudarwan Danim (2010:1) Menyatakan bahwa: “Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam peroses pendidikan formal”. Peserta didik bisah belajar tampa guru. Sebalinya guru tidak bisa mengajar tampa adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik menjadai kinescayaan dalam peroses pendidikan formal atau peserta didik yang dilembagakan dan menuntut intraksi antara pendidik dan peserta didik.

(30)

Sudarwan Danim (2010:2) Menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial mengenai hakikat peserta didik, yaitu:

1) Peserta didik merupakan manusia yang memiliki deferensiasi potensi dasar kongnitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik 2) Peserta didik merupakan manusia yang memiliki deferensiasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama. 3) Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendri bukan sekedar miniatur orang dewasa. 4) peserta didik merupakan manusia yang memiliki deferensiasi kebutuhan yang harus di penuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan. 5) Peserta didik merupakan manusia bertangung jawab bagi peroses belajar peribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat. 6) Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus mengembankan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik. 7) Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan kelompok, serta mengharapan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya. 8) Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadap lingkunganya. 9) Peserta didik sejatinya berparilaku baik dan lingunganlah yang paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk. 10) Peserta didik merupakan makhluk tuhan yang memiliki aneka keunggulan, namun tidak akan munkin bisah berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapalitasnya.

Disamping itu Oemar Hamalik ( 2004: 99) Menjelaskan bahwa “Peserta didik merupakan sala satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru,tujuan, dan metode pengajaran”. Sedangkan Samsul Nizar ( 2002: 47) menjelaskan bahwa: “Peserta didik merupakan orang yang dikembangkan”.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan ,di kembangkan pula berbagi kurikulum dan metode mengajar yang lebih sesuai, lebih efektif dan efesien.

Tidak dapat disangka baha perkembangan teknologi yang telah menyebabkan kehidupan lebih baik , transportasi lebih mudah ,komunikasi lebih

(31)

lancar dan sebaiknya. tetapii disisi lain terjadi pula akibat-akibat negatif seperti makin banyaknya penganguran.

4. Problem manajemen kurikulum dan meningkatkan mutu pendidikan

Beberapa pendapat ahli penedidikan tentang problem peningkatan mutu pendidikan diantranya adalah:

1).Soedijarto (2008:108) Bahwa rendahnya kualitas pendidikan disamping disebabkan oleh karena pemberian peranan yang kurang propesional terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan. Pelaksanaan dan pengelolaan sistem kurikulum , dan pembangunan prestasi belajar secara kongnitif sebagai satu-satunya indidkator penghasilan alat pendidikan dan bagian terpadu dari sistem kurikulum.2) Secara umum Edward sallis (2008:45) dalam Total Quallty management in Educatin menyebutkan , kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinya perncanaan kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung ,lingkungan kerja yang tidakkondusif, ketidak sesuainan sistem dan prosedur (majemen), tidak cukupnya jam pelajaran , keruanganya jam pelajaran, kurangnya sumberdaya dan pengadaan staf.

5. Strategi Majemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Siagian (2004) Menyatakan bahwa: “Strategi merupakan serangkain keputusa dan tindakan mendasar yang di buat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.” Secara umum strategi menpunyai suatu pengertian suatu gariis-garis besar atau haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan

(32)

Dalam rangka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan,perlu di lakukan sebagai strategi diantranya adalah:

1) pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan sistem studi pada umumya.

2) Pengadaaan buku-buku pelajaran pokokuntuk murid serta buku pedoman guru sekolah dasar dan sekola-sekolah lanjutan . buku-buku pelajaran kejuruan dan teknik untuk sekolah-sekolah yang memerlukan dan buku-buku perpustakaan dalam berbagai bidang studi pada pendidikan tertingi.

3) Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainya pada sekolah dasar (SD), TK, dan SLB, labolatorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas dan perlenkapan latihan dan fraktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta labolatorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk perguruaan timggi.

4) Penataran guru-guru dan dosen

5) Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah.

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum,baik

kurikulum naional maupun muatan lokal, yang diwujudkan dalam proses belajar mngajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

,internasional,kurikuler dan intuksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksakan secara efektifdan efesien serta mencapai hasil yang diharap kan, maka di perlukan kegiatan manajemen program pengajaran manajemen atau

(33)

adaministrasi pengajaran adalah keseluruhan prosespenyelangaran kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efesien.

Diantara komponen pokok sistem pendidikan, yaitu berupa masukan sumber, proses pendidikan dan hasil pendidikan. Ketiga komponen tersebutmemeng saaling berkaitan dan saaling mempengaruhi,namun yang palingberpengaruh terhadap output adalah proses pendidikan, artinya walaupun masukan sumber kurang bermutu, maka akan dapat menghasilkan output yang berkualitaspula.

Dengan tercapainya proses pendidikan yang bermutu,maka passtikan puladapat menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidkan nasional, seperti yang dapat dalam UUSPN No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan kemanpuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan beermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manuasia yang beriman dan bertakwa kepda Tuhan Yang Maha Esa,berahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggu jawab.

Tujuan ini kemudian dioperasionalkan dalam setiap jenjang pendidikan. Adapun ciri atau profil lulusan pendidikan menengah umumadalah sebagai berikut:

(34)

a. Memiliki ke imanan dan ketakwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa. b. Memiliki etika

c. Memiliki penalaran yang baik. d. Kemanpuan berkomunikasi/sosial. e. Dapat mengurus dirinya dengan baik.

Mulyasa (2006:109) Menyatakan bahwa: “peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena tidak hanya beraitan denngan permasalahan teknis,tetapi mencangkup berbagi persoalan yang sangat rumit dan kompleks,baik yang mencangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sistem sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut manajemen sekolah”

Hasil penelitian badan penilitian dan pengembangan dapartemen pendidikan dan kebudayaan menunjudkan bahwa manajemen sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah akan menpengaruhi secara langsung efektip tidaknya kurikulum proses pembelajaran dan sarana prasarana sekolah Untuk itu pemanfaatan pengatahuan manajemen oleh para pengelolah (kepala sekolah,administrator,supervisor,tata usaha) dan pendidikan di sekolah merupakan keharuan organisatoristetapi jauga dari pelyan terhadap pelanggan pendidikan (siswa,orang tua,masyarakat dan pengguna lulusan sekolah) yaitu dunia industri, pemerinta dan lain sebagainya

Salah satu bidng garapan manajemen sekolah yaitu manajem kurikulum. Komponen-komponen kurikulum dan unsur sistem kurikulum meliputi tujuan institusional, strukturprogram kurikulum, garis-garisprogram pengajaran (silsbi) buku pedoman guru, buku pelajaran,dan yang trakhir strategi belajar mengajar.

(35)

Kesemuanya memiliki kedududkan yang sangat penting dalam penyelanggaraan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang berkualits adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yaitu lulusan yaang memiliki prestasi akademikdan non akademikyang mampu menjadi pelopor pembaharuan dan perubahan sehingga mampu menjawap berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya. Baik dimasa sekarang maupun yang akan datang.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa manajemen kurikulum merupakan suatu peroses mengarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan melalui rangkaian proses yang mencangkup: perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, atau evaluasi dan mengupayakan efektifitas pembelajaran.Apabila langka-langka tersebut dilakssanakan dengan baik, maka pendidikan yang berkualitasbukan hanya sekedar wacana tetapi dapat menjadi sesuatu yang nyata.

Jadi dengan pelaksanaan manajemen kurikulumini diharapkan proses belajer mengajar yang terjadi disekolah dapat berjalan dengan baik,sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

B. Kerangka Pikir

Manajemen kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman bkegiatan belajarn mengajar disekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan manejemen pembelajran adalah proses mengelolah yang meliputi kegiatan tahap perencanaan, pengorganisasian,

(36)

pengarahan dan pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan proses menbelajarkan siswa (orang yang belajar) dengan mengikutsertakan berbagai factor guna mencapai tujuan.

Kepala sekolah dalam manejemen kurikulum dan pembelajaran bertugas sebagai seorang manajer, kepala sekolah tersebut bertugas untuk menjalankan komponen-komponen manajemen tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan,

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui penerapan manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam penelitian ini manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan dilakukan di sekolah SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Untuk memperjelas kerangka pikir ini akan disajikan sebagai berikut:

(37)

secara skematik karangka pikir penilaian ini dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan di Sekolah SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Manajemen Kurikulum Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Evaluasi

(38)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenias penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sugiyono (2015: 9) Menyatakan bahwa: “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang di alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.”

Penelitian kualitatif memiliki ciri yang membedakanya dari penelitian jenis lain ciri-cirinya yaitu: 1) latar ilmiah, 2) manusia sebagai alat atau instrumen, 3) metode kualitatif, 4) analisis data secara indukatif, 5) teori dari dasar, 6) deskriptif, 7) lebih mementingkan peroses dari pada hasil, 8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus, 9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan oleh fokus, 10) desain yang bersifat sempurna, 11) hasil penelitin yang dirundingkan dan di sepakati bersama.

Adapun jenis penelitiannya adalah bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif Sanapiah Faisal (2007:126) Menyatakan bahwa: “adalah dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan social dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.”

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan

(39)

variabel-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan social. akan tetapi hal tersebut di perkuat oleh indikator yang akan di jabarkan melalui wawancara dimana hal tersebut ialah 1. perencanaan 2. pengorganisasian 3. pengarahan 4. evaaluasi. setelah mengetahui penjabaran tersebut dapat akan terlihat hasil dari pencapaian yang akan dinilai. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng.

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya mencatat secara teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat, didengar dan dibaca (lewat wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen pribadi catatan atau memo, dokumen resmi dll).

Arikunto, Suharsimi (2006:187) dalam bukunya “manajemen penelitian” menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala, keadaan, dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umumnya adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.

Penelitian ini tidak lain hanyalah ingin mengetahui dan mendeskripsikan sesuatu yang terdapat dalam rumusan masalah yaitu bagaimanakah Manajemen Kurikulum Dalam dan Pembelajaran Berbasis Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan

(40)

di SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng. Akan tetapi penelitian ini memiliki indikator capaian dimana hal tersebut dapat di uraikan melalui wawacara.

B. Data, Sumber Data, dan Narasumber 1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data seekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau dapat disebut sebagai data utama. Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang telah tersedia sehingga peneliti dapat disebut sebagai tangan kedua (Mulyadi, 2016: 144). Di dalam peneletian ini data primer di peroleh dari wawancara melaui 4 indikator yang akan di wawancarai yakni 1. perencanaan 2. pengorganisasian 3. pengarahan 4. evaluasi. Sedangkan data sekunder akan diambil dari dokumen, observasi, foto, data serta penelitian terdahulu yang relevan.

2. Sumber Data

Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data akan diambil dari dokumen, hasil wawancara, catatan lapangan dan hasil dari observasi.

3. Narasumber

Sugiyono (2016: 218) Menyatakan bahwa: “Narasumber merupakan individu pada latar penelitian yang di sajikan pada sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.” Narasumber dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guru SDN 146 Gattareng Kabupaten Soppeng.

(41)

C. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2015: 224) Menyatakan bahwa: “Teknik pengumpulan data merupakan langka paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Peneliti ini merupakan penelitian kualitatif yang mengunakaan metode pungumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi”.

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini mendapat data yang akurat, maka penelitian menggunakan alat pengumpulan data berupa:

1. Pengamatan (observasi)

Observasi adalah pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi observasi ini dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, peraba dan pengecap atau pengamatan langsung. Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kulitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya, yaitu: 1) teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman langsung, 2) teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya, 3) pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data, 4) sering terjadi ada keraguan pada peneliti, 5) teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, 6) dalam kasus-kasus tertentu di mana tehnik komunikasi lainnya tidak memungkinkan, maka pengamatan dapat

(42)

menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Menurut Buford Junker dalam Patton (1980) menjelaskan tentang macam-macam pengamatan yaitu: 1) berperan serta secara lengkap, 2) peran serta sebagai pengamat, 3) pengamat sebagai pemeran serta, 4) pengamat penuh. Data yang dikumpulkan melalui observasi adalah kegiatan proses belajar mengajar, keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang menujang keberhasilan pendidikan.

2. Interview (wawancara)

Sugiyono (2015: 72) Menyatakan bahwa: “Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu idee dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu”.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstrtuktur dimana akan dilakukan kepada kepala sekolah dan guru yang akan diteliti. Tujuan dari wawancara ini adalah menemukan masalah lebih terbuka, pihak yang di wwancarai dapat diminta mengemukakan pendapat dan idenya (Sugiyono, 2015 :73).

Dalam wawancara terdapat tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti untuk melakukan pengumpulan data yaitu:

1. membuat pedoman pertanyaan wawancara , sehingga pertanyaan yang diberikan sesuai dengan tujuan wawancara tersebut.

2. menentukan narasumber wawancara 3. menentukan lokasi dan waktu wawancara

(43)

4. melakukan proses wawancara 5. dokumentasi

6. memastikan hasil wawancara telah sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

7. merekap hasil wawancara

Dalam melakukan proses wawacara peneliti memiliki 4 indikator. Dimana indikator tersebut dapat menopang metode wawacara yang akan dilakukan serta mempermudah proses wawancara. Adapun indikator ini ialah 1) perencanaan 2) pengorganisasian 3) pengarahan. 4) evaluasi. dimana indikator tersebut dirumuskan dalam pedoman wawancara sebagai tujuan yang akan di teliti.

Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data tentang problematika manajemen kurikulum, serta manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan di SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Wawancara ini peneliti lakukan dengan kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka keuangan, lima orang guru dari berbagai macam bidang studi dan tiga orang siswa.

3. Dokumentasi

Tehnik pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah pengambila data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Sugiyono (2015:82) Menyatakan bahwa: “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa pada waktu yang berlalu , dan dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya-karya monumental dari seseorang”.

(44)

Sedangkan Arikunto (2006) menyatakan bahwa: “metode dokumentasi yaitu mencari atau mengambil data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya.”

Macam-macam dokumen ada dua yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. Yang termasuk dalam dokumen pribadi adalah buku harian, surat pribadi dan autobiografi.

b. Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dikalangan sendiri. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang di hasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin dan lain-lain.

Metode ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang catatan, arsip kepengurusan atau struktur lembaga atau organisasi, jumlah tenaga pengajar dan karyawan serta data-data yang lain.

D. Teknik Analisis Data

(45)

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.” Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif. Yaitu dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan

Sedangkan pernyataan Moleong (2013) proses analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a) Mencatat sesuatu yang dihasilkan dari catatan lapangan, kemudian diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeks.” Adapun langkah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data yang di peroleh dari berbagai sumber, tidak jauh beda dengan langkah-langkah analisis data diatas, yaitu:

a. Mencatat dan menelaah seluruh hasil data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan mengklasifikasikan data sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah.

c. Dari data yang dikategorikan tersebut, kemudian peneliti berpikir untuk mencari makna hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum terkait dengan rumusan masalah. Dalam menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar memperoleh data yang valid maka dalam penelitian ini digunakan lima tehnik pengecekan.

(46)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA A. Hasil Penelitian

a. Temuan Umun Penelitian

Temuan umum penelitian merupakan hasil penelitian tentang keadaan sekolah secara umum yang dapat dilihat dari garis besar sekolah tersebut seperti keadaan fisik, jumlah sumber daya sekolah, latar belakang pendirian sekolah serta yang bersankut paut dengan hal-hal yang sudah bisah ada pada setiap sekolah. Dalam temuan umum ini peneliti menggunakan teknik studi dokumen,yang dilakukan dari tanggal 3 agustus sampai dengan 03 oktober 2019.

Tanggal 5 agustus 2019 peneliti melakukan observasi ke sekolah yang dimana peneliti temukan antara lain: 1) Sejarah sikat 2) Visi 3) Struktur Organisasi 4) Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah 5) Keadaan Sumber daya Manusia.

1. Sejarah Singkat SDN Gattareng

SDN 146 Gattareng Sekolah dasasr Negeri 146 Gattareng didirikan tahun 1981 dan baru beroperasi pada tahun 1984. SDN 146 Gattareng terletak di dudusun Gattareng Desa Gattareng Toa kecematan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Kode 90862 Kepala sekolah dipegang Oleh Hj. A. Darmauleng, S.Pd dalam menjalankan proses belajar mengajar beliau Oleh 10 Guru atau pengejar, dan dibantu staf tata usaha 2 orang.

(47)

2. Visi

SDN 146 Gattareng memiliki mempunyai visi “ Unggul Dalam mencapai prestasi Berdasarkan Iptek dan Imtaq” Tujuan Seklolah ini adalah “ Menerapkan nilai-nilai spritual dan sosial dalam pergaulan , melaksanakan pendekatan PAKEM pada semua muatan pembelajaran , melaksanakan kegiatan keperamukaan dan seni budaya melalui pengembangan diri, memamfaatkan fasilitas mendukung proses pembelajaran berbasis TIK, Bekerjasama dengan lembaga lain dalam merealisasikan Program sekolah.

SDN 146 Gattareng memiliki 12 ruangan kelas dari kelas I, II, II, IV, V, dan VI. Ruang penunjang lainnya Terdiri dari: Ruang kepala Sekolah, ruangan wakil kepala sekolahg, ruang guru, ruang tata usaha, ruan bimbingan konseling, ruangan usaha kesehatan sekolah, ruangan perpustakaan mesjid, koperasi, ruang keterampilan, ruang bermain musik, ruang tamu, kantin, kamar kecil, gudang lapangan olahraga, dan ruang keamanan

Jumlah siswa yang aktif belajar di SDN 146 Gattareng pada tahun pelajaran 2018-2019 adalah 122 siswa. Kondisi orang tua siswa sangat beragam dari berbagai status sosial dan pekerjaan, seperti pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, Petani, Wirasuwasta, buruh dan sebagainya. Kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif dann strategis untuk proses kegiatan belajar mengajar, dikarenkan letaknya yang sejuk, nyaman dan jauh dari pusat keramaian.

(48)

3. Struktur Organisasi SDN 146 Gattareng

Struktur organisasi adalah merupakan pengelompokan, pengkoordinasian seseorang dalam satu lembaga yang disusun secara terstruktur berdasarkkan tingkatan jabatan yang telah di emban dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.Sedangkan untuk SDN 146 Gattareng struktur organisasi sudah tersusun secara baik dan lengkap dengan para angotanya telah mampuh bekerja sesuai dengan sesuai posisi dan jabatanya, serta dapat bekerjasama dengan baik antara kepala sekolah dan staf, maupun antara guru dengan guru lainya. Akan tetapi, terdapat beberapa staf yang hanya lulusan SMA seperti kepala TU dan oprator, namun mereka tetap dipergunakan pihak sekolah karena memiliki keahlian dalam bidang komputer.

untuk data yang lebih lenkap dapat dilihat struktur organisasi di SDN 146 Gattareng adalah sebagai berikut

STRUKTUR KELEMBAGAAN SDN 146 GATTARENG 1) kepala sekolah : Sarif S.PD.M.S1

2) Bendahara : HJ. Samsiriawati S.pd 3) Komite : Mulawarman S.pd 4) Kepala TU : Sulaeman S.pd 5) Oprator : Damriawati S.pd 6) Wali Kelas : a) Kelas I : Hj. Samsiriawati S.pd b) Kelas II : Nurmi S.pd

c) Kelas III : Itastiawati S.pd d) Kelas IV : Maryam S.pd e) Kelas V : Roswati S.pd f) Kelas VI : Fasriani S.pd

(49)

7) Guru Mapel

a. Guru Agama : Reni Anggreni S.pd b. Guru Penjas : Taufik S.pd

8) Seluruh Siswa/Siswi SDN 146 Gattareng

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN 146 Gattareng

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan alat-alat kelengkapan yang di butuhkan untuk mendukun berjalanya proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan. perbedaan antara sarana dan prasarana adalah sarana merupakan alat pendukung proses pendidikan yang secara langsung dipake oleh siswah seperti meja, kursi,papan tulis, buku, projektor dan media pembelajaran lainya. Sedangkan prasarana adalah alat pendukung terselenggaranya prosees pendidikan namun secara tidak langsung dipakai seperti lapangan sekolah gedung sekolah, lapangan olahraga,ruang ibadah, suang UKS dan bagunan ruangan sekolah lainya.

Pada kesempatan ini peneliti menggunakan teknik studi dokumen, peneliti memperoleh data prasarana pendidikan atau yang disebut keadaan ruang di sekolah SDN 146 Gattareng sebagai berikut:

Tabel 1.1 Keadaan Ruangan (prasarana) SDN 145 Gattareng

KEADAAN KEUANGAN jumlah

NAMA RUANGAN Keadaan Ruangan

Baik R.Ringan R.Berat

Ruang Kelas 6 - - 6

Ruang Dewan Guru - - - 1

Ruang kantor Kepsek - - - 1

Perpustakaan - - - -

UKS - - - -

RDKS - - - -

RGD - - - -

RDPS - - - -

Kamar Mandi Guru 1 - - 1

Kamar Mandi Murid 2 - - 2

Sumber: Dokumen Laporan bulanan SDN 146 Gattareng Tahun 2018-2019

Selanjutnya Peneliti meperoleh data keadaan sarana SDN 146 Gattareng yang disajikan dalam tabel berikut ini:

(50)

Tabel 1.2 Keadaan Sarana SDN 146 Gattareng.

KEADAAN SARANA

JENIS BARANG D A K L Keteranga

n

Meja Siswa 61 Baik

Kursi Siswa 122 Baik

Meja Guru 6 Baik

Kursi Guru 6 Baik

Lemari kantor 2 Baik

Papan Tulis 6 Baik

Rak Buku Perpustakaan 1 Baik

Lonceng/ Bel 1 1 Baik

Listrik 1 1 Baik

PDAM 1 Baik

Laptop 1 Baik

LCD Proyektor 1 Baik

Screen Proyektor 1 Baik

Tempat Sampah 8 Baik

TV/DVD 1 Baik

Pengeras Suara/ Tape 1 Baik

Sumber: Dokumen Laporan bulanan SDN 146 Gattareng Tahun 2018- 2019 Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa keadaan sarana dan prasarana SDN 146 Gattareng Belum Memenuhi standar karna masih banyak prasarana yang belum terpenuhi, diantaranya belum ada ruang ibadah dan ruang UKS. Selain Itu terdapa pula sarana yang belum terpenuhi seperti papan absensi dan papan merk.

5. Keadaan murid SDN 146 Gattareng

siswa SDN 146 Gattareng secara keseluruhan berjumlah 122 anak selama 3 tahun terakhir jumlah siswa yang diperoleh semakin meningkat. pada tahun 2016-2017 siswa yang diperoleh sebanyak 26 orang tahun 2017-2018 siswa yang diperoleh tetap berjumlah 26 orang sedangkan tahun 2018-2019 perolehan siswa meningkat menjadi 46 orang.

(51)

Siswa terbanyak berada di kelas I Terbagi menjadi 2 rombongan belajar, semenatara kelas lainnya hanya terdiri 1 rombongan belajar. siswa yang paling sedikit kelas 5 berjumlah 17 orang untuk informasi lebih lengkap dapat dilihat dari tabel berikkut ini

Tabel 1.3 keadaan Murid SDN 146 Gattareng Kel

as

Keadaan Murid Juml

ah rom bel Jumlah Awal masuk Kelua r Masuk Jumlah masuk L P L P L P L P I 28 15 0 0 0 0 28 15 2 43 II 20 6 0 0 0 0 20 6 1 26 III 18 8 0 0 0 0 18 8 1 26 IV 9 10 0 0 0 0 9 10 1 19 V 9 8 0 0 0 0 9 8 1 17 VI 16 11 0 0 0 0 16 11 1 27 Jum lah 100 58 0 0 0 0 100 58 7 158

Sumber: document laporan bulanan SDN 146 Gattareng Toa tahun 2019/2020

dari segi kuantitas siswa di SDN ini dapat dikatakan tidak banyak, hal ini dilakarenakan SDN belum mampu untuk menyediakan fasilitas yang cukup banyak, untuk siswa yang banyak karena kekurangan ruang untuk belajar.

b. Temuan Khusus Penelitian

Temuan khusus peneliti diperoleh dengan melakukan proses wawancara kepada pihak-pihak pada tanggal 13-19 agustus 2019 SDN yang terkait dengan penelitian.

Pada tanggal 13 agustus 2019 jam 10.30 hari selasa peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah SDN 146 Gattareng. Adapun indikator capaian yang ingin dicapai terkuap di dalam pertanyaan-pertanyaan wawancara. 1.

(52)

kurikulum apa saja yang di pakai di sekolah ini pak 2. bagaimana perencanaan manajemen kurikulum di sekolah ini pak 3. bagai mana kerja sama bapak dengan guru untuk melaksanakan kurikulum di sekolah ini 4 bagamana peran bapak meminpin guru dalam mengarahkan ke kurikulum disekolah ini 5. secara umum, bagaimana evaluasi yang dilakukan sekolah mengenai kurikulum yang dilaksanakan

1. Kurikulum apa saja yang di pakai di sekolah ini pak

Pertanyaan no.1 bertujuan untuk mengetahui kurikulum apa yang di gunakan di dalam sekolah SDN 146 Gattareng.

Adapun jawaban kepala sekolah yaitu beliau mengatakan bahwa kurikulum yang di pakai di sekolah SDN 146 Gattareng mengunakan kurikulum 2013, itu untuk kelas V dan VI saja ,sedangkan kels I, II, III, IV Mengunakaan kurikulum KTSP. Sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 baru berjalan 2 tahun akan tetapi untuk tahun-tahun selanjutnya keseluruhan akan mengunakan kurikulum 2013.

2. Bagaimana perencanaan manajemen kurikulum di sekolah ini pak

Pertanyaan no. 2 bertujuan untuk mengetahui perencanaan manajemen kurikulum di dalam proses pembelajaran SDN 146 Gattareng.

Adapun jawaba dari kepala sekolah yaitu untuk perencanaan pada saat ini adalah instruksi kepada wali kelas masing-masing untuk menyiapkan komponen-komponen kegiatan belajar , termasuk RPP, Prota, Prosem, silabus, dan setiap pendidik atau pengajar di sekolah ini, itu harus mengerti tentang ruang linkup, teknik dan instrumen penilaian di dalam kelas itu meliputi penilaian kompotensi sikap, keterampilan dan pengetahuan

Gambar

Tabel  1.1 Keadaan Ruangan (prasarana) SDN 145 Gattareng
Tabel  1.2 Keadaan Sarana SDN 146 Gattareng.
Tabel  1.3 keadaan Murid SDN 146 Gattareng
tabel 1.4 prestasi murid SDN 146  Gattareng
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

atau tidak sesuai dengan gambar yang sudah ada di online shop , barang yang dibeli tidak sampai ke alamat pembeli tepat waktu, dan sebagainya1. Pengambilan keputusan pembelian

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Penyedia , dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk

Adapun target kegiatan program kemitraan masyarakat ini adalah untuk menambah wawasan siswa SMK tentang perlunya memiliki jiwa wirausaha; menambah wawasan perlunya

Terdapat 2 kelompok utama aberasi kromosom yang diinduksi oleh radiasi pengion pada sellimfosit darah yaitu aberasi kromosom tidak stabil, seperti kromosom

Medan listrik keluar dari pusat bola menembus secara tegak lurus permukaan bola sehingga rumus fluks listrik adalah Φ = E A.. Bola pejal berjari-jari R sedangkan permukaan

Walaupun dari hasil penelitian ada juga yang menilai anak laki- laki tidak berperan di dalam keluarga Lampung hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa zaman sudah

Kendala-kendala Yang di Hadapi Dalam Proses Pembinaan Karakter Bangsa Berbasis Budaya Lokal di Lampung Timur...1082. Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala

Hasil observasi lapangan ketika guru mengajarkan materi hukum newton menunjukan bahwa ketika dalam proses pembelajaran siswa hanya terfokus dan hanya mendapatkan apa yang