• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berikut adalah kesaksian kuasa doa dari beberapa umat Paroki kita yang berhasil dikumpulkan oleh Sabitah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berikut adalah kesaksian kuasa doa dari beberapa umat Paroki kita yang berhasil dikumpulkan oleh Sabitah:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Banyak dari kita mengalami keajaiban – mukjizat – dari doa-doa yang kita panjatkan dengan sungguh dan dalam segala kerendah-hatian.  Terkadang, terkabulnya permohonan doa kita menjadi sesuatu yang membuat kita ternganga-nganga karena kekaguman kita akan belas kasih Allah pada seluruh umatNya.  Mendengar kesaksian mereka yang mengalami keajaiban kuasa doa tentu membuat kita semakin terbuka mata akan kebesaran Tuhan, sekaligus juga berefleksi diri akan keakraban komunikasi kita dengan Dia yang selalu mengasihi kita.

Berikut adalah kesaksian kuasa doa dari beberapa umat Paroki kita yang berhasil dikumpulkan oleh Sabitah:

Mama Bisa Mendampingi Pemberkatan Pernikahan

08 Juli 1990 merupakan hari yang bersejarah bagi saya dan keluarga, karena hari itu

dilangsungkan pemberkatan pernikahan saya dan istri di Gereja Trinitas, Paroki Cengkareng, oleh Romo F.X. Sudirman,OMI. Sejak tahun 1986, saya dan istri adalah aktivis Mudika Paroki Cengkareng dan menjadi pasangan pengantin yang pertama yang menggunakan gedung Gereja Trinitas  setelah di resmikan pada bulan Juni 1990.

Hal yang menarik terjadi dalam pernikahan saya. Orangtua saya (Mama) sudah sakit lumpuh sejak tahun 1986. Saya  selalu mendampingi Mama dan merawatnya dalam sakit dan dalam penderitaannya yang hanya tertidur dan tidak berdaya dalam mengatasi penyakitnya. Setiap saya pulang dari bekerja, saya selalu menghibur dan merawat Mama serta menguatkannya dalam doa.  Doa bagi saya adalah suatu hubungan pribadi dan relasi saya dengan Tuhan. Saya yakin dan percaya bahwa lewat doa serta perantaraan Bunda Maria, doa saya pasti akan

dijawab. Dalam ujud doa pribadi, saya hanya berharap  suatu saat Mama bisa mendampingi pernikahan saya. Di dalam ruang doa yang saya dan keluarga biasa gunakan untuk

mengungkapkan permohonan dan harapan akan kesembuhan Mama dari penyakitnya, saya selalu memanjatkan setiap doa,  mempersembahkan serta menyerahkan sepenuhnya kepada Bunda Maria  untuk kesembuhan Mama agar bisa segera sembuh dan mendampingi saya dalam pernikahan nanti. Inilah harapan dalam setiap doa dan permohonan saya.

Menjelang persiapan dan pelaksanaan mendekati hari “H”, keluarga besar saya semakin intens berdoa, memohon agar Mama bisa sehat dan mendampingi saya dalam penerimaan Sakramen Pernikahan di Gereja. Yang membuat saya terharu adalah Mama bisa hadir dan senantiasa

(2)

mendampingi saya dalam pemberkatan  pernikahan saya di gereja dan bahkan bisa berdiri bersama keluarga besar. Mama juga bisa hadir dan berdiri mendampingi saya  pada pesta pernikahan di Gedung Serba Guna Bunda Hati Kudus. Walau tetap terlihat pucat pada raut mukanya karena sakit yang cukup lama, Mama tetap bisa tegar berdiri dan menerima ucapan selamat dari para tamu yang hadir. Saya dan keluarga besar hanya bisa mengucap syukur kepada Tuhan dan Bunda Maria, karena doa yang kami persembahkan dikabulkan oleh Tuhan dan berkat doa Bunda Maria pula yang menguatkan iman dan keyakinan saya, semuanya sungguh menjadi nyata. Mujizat yang amat luar biasa sudah terjadi dalam keluarga kami. Inilah hadiah terbesar yang amat berarti dan mempunyai kesan yang sangat mendalam bagi

kehidupan saya, bahwa doa orang yang beriman kuat kuasanya.

Terima kasih Tuhan untuk semua hal yang kami terima dan alami, terima kasih Bunda Maria yang senantiasa hadir dan berdoa bersama kami. Semoga kesaksian ini menjadi inspirasi dan keyakinan kita  semua bahwa apa saja yang kita minta di dalam nama-Nya menjadi tidak sia-sia dan mujizat itu nyata serta hadir dalam keluarga saya.  Tuhan Jesus Memberkati dan Bunda Maria mendampingi. Amin.  (Michael.A.Maturbongs, Lingkungan St.Tarsisius)

Kakak Pulang karena Didoakan Keluarga

Empat tahun yang lalu, setelah Papa meninggal, Kakak berangkat ke Manado untuk mencari suasana baru, mungkin karena sedih setelah kepergian Papa. Kakak tinggal dengan Om saya. Setelah setahun bekerja di sana, suatu hari Om menelpon ke Jakarta dan mengabarkan bahwa Kakak menghilang karena sudah 2 hari tidak kembali ke rumah.  Saudara-saudara di sana pun sudah mencari, tapi tidak bisa menemukan Kakak. Menghubungi HP-nya pun tidak diangkat. Mama hanya bisa menangis dan berdoa, semoga Kakak bisa kembali dan ditemukan. Saya pun menjadi kuatirr, karena sudah 4 hari berlalu dan masih belum ada kabar berita.

Akhirnya, saat berada di gereja, saya berjumpa dengan seorang ibu. Beliau dikenal sebagai seorang pendoa. Dan saya pun menceritakan kejadian tentang hilangnya Kakak. Beliau menyuruh saya dan seluruh keluarga untuk berdoa Rosario Pembebasan. Dan kami ikuti

(3)

sarannya. Selama 3 hari, saya, Mama dan Kakak Perempuan berdoa dengan

sungguh-sungguh dan penuh harapan. Memang kami sudah berdoa sebelumnya, namun mungkin selama ini kami kurang bersungguh-sungguh. Pada hari ke-4, Om saya menelepon ke rumah dan mengabarkan bahwa Kakak saya telah pulang dengan selamat dan dalam keadaan sehat. Singkat cerita, kami masih harus terus berdoa, agar Kakak bisa kembali ke Jakarta. Karena ternyata selama di Manado, dia dimanfaatkan dan diperalat oleh orang-orang yang tidak suka dengannya.   Doa yang kami panjatkan sungguh sangat menguatkan dan melindungi kakak kami, sehingga akhirnya kakak bisa kembali ke Jakarta. Puji Tuhan!!  (Eveline Anastasia)

Doa Membawa Ketegaran dalam Menatap Hidup

“Saat kenyataan di depanku mengecewakan perasaanku, ku menutup mata memandang-Mu, sebab doa mengubah segala sesuatu.”

Sabtu, 30 April 2005, jam 10 pagi Mama terkena stroke. Rasanya langit runtuh. Segera kami membawanya ke RS. Husada. Di sana dokter mengatakan Mama harus dioperasi pembukaan tempurung kepala untuk mengeluarkan darah yang menekan otak dengan kemungkinan berhasil 70% , namun akibat setelah itu Mama akan lumpuh di sebelah kirinya, dan beberapa saraf pun akan tidak berfungsi lagi. Untuk operasi kami harus menaruh uang deposit 12 juta! Aku tidak punya uang. Limit kartu kredit hanya 7 juta dan itu pun sudah terpakai. Menunggu bantuan saudara yang masih harus menutup took.  Sampai jam 22.00 baru ada uang dan Mama baru bisa dioperasi. Operasi mulai dari jam 23.00 sampai jam 3 pagi. Setelah itu Mama koma selama 2 minggu. Setiap hari aku menangis memikirkan Mama dan juga karena tidak ada uang untuk menebus obat di ICU yang sehari bisa mencapai 2 hingga 5 juta! Hanya berharap ada bantuan dan sumbangan dari saudara, teman-teman,  Gereja dan sebagainya. Waktu aku kuliah, Mama bekerja di Hongkong menjadi TKW selama 2 tahun untuk membiayai kuliahku, padahal Mama tidak tahan dengan udara dingin. Saat Mama menderita stroke,  aku sebagai anak tidak bisa berbuat banyak. Seandainya aku punya uang, pasti Mama cepat tertolong dan tidak perlu menunggu hingga 12 jam baru bisa dioperasi. Aku teringat, ada seorang ibu yang memberikanku Rosario dan teks doa Koronka. Jujur, selama hidup aku jarang berdoa Rosario.  Jadi, dari sanalah aku mulai berdoa Koronka. Setiap masuk ruang ICU, aku bisikkan ke kuping Mama: “Mama harus kuat, Mama harus bangun, kan mama sering bilang kalau mau liat aku menikah nanti.” Aku yakin sekali bahwa ini belum saatnya Mama dipanggil.

Selama 2,5 bulan perjuangan di rumah sakit, ada saja jalan yang dilapangkan bagi keluargaku, hingga kami harus membayar biaya rumah sakit sebesar Rp.150.000.000. Kami yang tidak memiliki tabungan sedikit pun, tidak ada yang bisa dijual, hanya berharap bantuan.  Puji Tuhan, semua berkat dari-Nya. Saudara, teman Gereja, dari Budha Tzu Chi , Keuskupan dan lain-lain

(4)

banyak yang membantu kami.

Selama 4 tahun kami merawat Mama dengan penuh cinta namun Mama kena serangan kedua dan dirawat di RS Royal Taruma. Kali ini aku tahu kalau sudah saatnya Mama harus pergi. Aku pun tidak bisa berbuat banyak. Setiap hari aku nyanyikan lagu: “Doa Mengubah Segala

Sesuatu”. Aku putarkan walkman ditelinga Mama agar ia juga bisa mendengar. Hari itu hari Rabu, aku ingat sekali, karena sudah tidak ada uang untuk membayar biaya rumah sakit lagi.  Aku pindahkan Mama ke ruang isolasi. Aku sedih sekali, harus menanda-tangani surat

persetujuan untuk mencopot selang dan alat bantu nafas Mama. Aku benci sekali melihat surat itu. Setelah Mama dipindahkan, Mama menjadi lebih segar, bisa menguap dan membuka satu matanya. Aku senang sekali melihatnya. Tetapi malamnya, Mama sudah tidak sadar lagi sampai Mama meninggal keesokan harinya, Kamis 16 Juli 2009, pkl.21.00.

Berat sekali Mama harus meninggalkan kami, walaupun sudah tidak sadar dan nafasnya sudah tersengal-sengal. Jadi kami meminta bantuan teman-teman dari Kelompok Karismatik untuk mendoakan Mama, sambil satu persatu dari kami membisikkan ke telinga Mama.

Doa mengubah segala sesuatu. Mama yang sakit dan menderita telah bahagia di Surga bersama Bapa. (Patricius)

Berdoa untuk Sukacita Bersama

Kisah kuasa doa yang saya dengar dari seorang Bapak yang saya kenal.  Beliau pernah

menjabat sebagai Ketua Paduan Suara selama 3 tahun. Tetapi selama 3 tahun itu, Koor ini bisa dibilang tidak mengalami kemajuan. Bahkan saat melayani tugas yang besar seperti Jumat Agung, mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Akhirnya, dalam keadaan sedih, Beliau memutuskan untuk berdoa lebih sungguh-sungguh khusus untuk kemajuan

Paduan Suara tersebut, karena selama ini Beliau hanya berdoa untuk kepentingan sendiri saja. Selama beberapa hari Beliau selalu berdoa, bahkan hingga jam 2 subuh. Hingga pada suatu hari, Beliau mendapat kabar dari seorang teman Lingkungan bahwa ada tetangga yang baru pindah sebulan yang lalu dan ternyata satu keluarga itu pintar bernyanyi. Bahkan salah satu anaknya bisa melatih koor.  Betapa senang hati Beliau dan langsung bergumam dalam hati: “Terima kasih Tuhan, doaku Engkau kabulkan.”

(5)

Keesokan harinya, Beliau bersama beberapa Pengurus Lingkungan datang berkunjung ke rumah keluarga itu. Dan anak itu pun setuju untuk melatih Koor. Kini, usia Kelompok Paduan Suara ini telah menginjak tahun ke-18 dan telah mencapai berbagai prestasi yang

mengagumkan. Bahkan turut membantu pembangunan gereja, serta membantu suatu yayasan untuk orang sakit.

Berdoalah kepada Tuhan, bersama-sama dengan Bunda Maria; berdoalah dengan sungguh-sungguh, niscaya Tuhan akan mengabulkan doa kita. (Eveline Anastasia)

Orangtua Yang Mempercayakan Anaknya pada Tuhan

Aku ingat, waktu aku hamil anak ke-2,  diusia kehamilan yang memasuki bulan ke-3, aku terkena sakit cacar air. Segera aku periksakan ke dokter terdekat (bukan dokter kandungan). Hasilnya? Dokter itu tidak berani memberi aku obat karena aku sedang hamil. Dokter malah menyarankan untuk menggagalkan kandungan merujuk ke pengalaman ada kerabatnya yang karena ibunya sakit cacar air, anaknya cuma berusia beberapa minggu saja. Bahkan ada saudara yang mendengar berita ini, malah memintaku pula untuk menggugurkan kandungan. Aku tetap tidak mau, dan tidak peduli pada pendapat siapa pun. Aku bawa dalam doa yang terus menerus. Aku kesal, lalu mencari pendapat lain ke dokter kandungan terdekat  -kebetulan pada waktu itu dokter kandungan yang kupakai sedang seminar ke luar negeri. Dokter itu tidak setuju dengan pendapat dokter sebelumnya, Beliau mengatakan bisa

dipertahankan tapi dengan mengkonsumsi obat-obatan yang harganya cukup mahal tapi tidak aan membahayakan janin.

Setelah beberapa hari kemudian dokter kandunganku  kembali ke Jakarta, ku langsung

menemuinya.  Sungguh diluar harapan, diagnosanya membuat pikiranku sesaat kosong.  Saat di USG dan didengarkan detak jantungnya, perkembangan janin sangat lambat, dibawah

ukuran normal, pertumbuhannya tidak sesuai dengan usia kandungan bahkan detak jantungnya pun sangat lemah.  Dokter ini berasumsi, kelainan ini diakibatkan dari obat-obatan yang aku konsumsi dari dokter kandungan sebelumnya. Lalu dokter ini bertanya padaku, “Kamu percaya Tuhan, kan? Bawalah dalam doamu, supaya anak ini diberkati.” Maka aku semakin kuat

berdoa, setiap saat setiap hari, aku serahkan ke dalam Tuhan, karena aku percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik, karena walau hanya dengan 1 indung telur, Tuhan bisa

memberikanku kehamilan yang cukup cepat, maka aku yakin Tuhan punya rencana.

(6)

sekali. Minggu-minggu awal, belum ada perkembangan yang berarti. Namun, selang beberapa bulan kemudian mukjizat Tuhan terjadi! Detak jantung janin dalam kandunganku mulai kembali normal, pertumbuhannya pun sangat pesat, gerakannya sangat aktif mengikuti setiap gerakan alat USG. Dokter pun sangat terkejut, seakan tidak percaya. Minggu berikutnya, si calon bayi -yang akhirnya kutahu dia perempuan - sudah dinyatakan normal dan gerakan janin sangat aktif, hingga sang dokter berkata, kelak anak ini akan menjadi anak yang spesial, berani, pintar dan cerdas. Aku menangis terharu, hatiku sibuk mengucap syukur. Anak ini sungguh anak yang diberkati, karena mukjizat terjadi padanya. Tepat pada 18 September 2002, seorang bayi

perempuan yang kuberi nama Bernadette lahir ke dunia. Puji Tuhan, dia lahir sebagai bayi yang normal & cantik, dan tidak ada kelainan yang terjadi padanya. Suamiku saat itu belum

beragama Katolik, tapi mengingatkan supaya Bernadette segera dibaptis. Di usia 3 bulan, kami membaptis bayi kami dengan Sta. Bernadette (yang berarti: Pemberani) menjadi Santa

pelindungnya.

Inilah buah iman dan kuasa doa yang luar biasa. Dari sinilah aku semakin ingin melakukan pelayanan lebih untuk Tuhan.  Tuhan sudah buktikan betapa dahsyat kuasa-Nya, mukjizat bisa terjadi kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya. Bernadette yang semula detak jantungnya sangat lemah, dengan pertumbuhan janin dibawah normal, bisa melesat sedemikian rupa. Betul seperti yang dikatakan dokter kandunganku, karena anakku saat ini terbilang anak yang pintar di kelasnya. Bahkan tanpa kusuruh, dia sekarang bersedia melayani Tuhan, dengan mengikuti Koor Little Angel dan rajin latihan di gereja.

Sebagai orangtua, kita harus percayakan anak-anak kepada Tuhan. Jangan pernah lupa

membawa mereka dalam doa kita. Serahkan mereka ke dalam tangan Tuhan dan minta kepada Tuhan untuk meraja, berkuasa dan campur tangan dalam kehidupan mereka. (LYS)

Berdoa Bersama untuk Kebutuhan Orang Banyak

Saya adalah seorang Legioner, Anggota Legio Mariae yang bisa dibilang masih “anak bawang”. Kegiatan saya sebagai seorang Legioner cukup banyak walaupun tidak sebanyak

anggota-anggota yang lain. Legio Mariae yang saya ikuti adalah Presidium Bintang Timur. Pertama sekali saya ikut dalam Legio Maria adalah karena nama Presidium yang menurut saya sangat menarik: Bintang Timur. Dulu saya pernah menjadi Bintang Timur dalam drama

Kelahiran Tuhan Yesus Kristus saat saya masih kecil. Maka saya berpikir Bintang Timur sangatlah berarti dan penting, karena jika tidak ada Bintang Timur, maka tiga raja yang dari Timur tidak akan dapat menemukan Bayi Yesus. Saat saya masih kecil, Saya menjadi bangga dapat memerankan Bintang Timur yang di lambangkan sebagai penunjuk jalan dan arah bagi tiga raja tersebut.

(7)

Kegitan-kegiatan Legio Maria sangat banyak. Ada mengunjungi orang-orang yang sakit,

Oma-Opa Katolik, Christmas carol, Easter carol, dan juga Imlek carol.  Kesemua kegiatan pasti diakhiri dengan doa. Saya juga ikut terlibat dalam kegiatan Seminar, ramah tamah, Rosario Lingkungan maupun Rosario Wilayah, Misa Tahunan Legio Mariae yang di hadiri oleh semua Legioner maupun Auxiler dan Misa Acies yang diadakan di Gereja Paroki.

Saya selalu berusaha untuk dapat meneladan Bunda Maria, karena Bunda baik sekali. Sebelum saya menjadi seorang Legioner, saya sudah mengagumi Bunda Maria karena kasih dan doanya yang luar biasa.  Walau kita jarang mengikutsertakan Bunda Maria dalam doa atau permohonan yang kita panjatkan pada Tuhan Yesus, Bunda Maria selalu mengupayakan agar permohonan kita dapat tersampaikan kepada Tuhan Yesus. Coba bayangkan, betapa baiknya Bunda kita. Ia juga selalu menemani kita jika kita kesepian atau merasa sendiri.  Sebagai seorang ibu, tentu Bunda Maria tidak akan tega membiarkan kita sendirian. Tapi kalau kita merasa kesepian, tidak merasakan kehadirannya itu berarti kita kurang peka.

Saya pernah berdoa bersama Bunda selama sebulan berturut-turut saat pagi.  Saya bangun untuk berdoa dengan juga menyertakan Rosario dan Firman. Walaupun saat pertama saya hampir tidak bisa bangun karena sangat mengantuk,  tapi selanjutnya saya selalu dapat

bangun, sampai-sampai saya dapat bangun sebelum alarm yang saya pasang saat malamnya. Selama sebulan itu saya merasakan kedekatan luar biasa dengan Bunda Maria, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus.  Saya juga selalu dikuatkan setiap hari oleh Firman-Firman Tuhan yang

membangkitkan iman. Pada akhirnya, saya dapat menjalani hari-hari saya dengan senyum dan selalu dikuatkan jika ada masalah sekolah yang sulit saya lakukan dan membutuhkan waktu yang lama. (Lusia Fransiska Sena, Legioner Presidium Bintang Timur, Stasi St. Vincentius

Pallotti, Dadap)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa pembahasan skripsi ini adalah tentang kompetensi yang dimiliki oleh Pengadilan Agama dalam penyelesaian sengketa harta

Rancang Bangun Sistem Informasi Kualitas Air Wilayah Sungai di Provinsi Lampung dengan Metode Personal Extreme Programming.. Tri Sandika, 1) Henry Kurniawan

mencari solusi dan penyamaan persepsi terkait permasalahan 1) Terevaluasinya implementasi kerjasama antara Polda dengan aparat CJS dan penegak hukum. 2) Terinventarisasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman (batimetri) dan morfologi dasar laut (seabed characteristics) yang selanjutnya digunakan untuk menentukan jalur

Sehingga dari peran project manager sebagai change agent dapat disimpulkan bahwa project manager harus mampu mengambil kebijakan untuk melakukan perubahan dalam proyek, antara

Jaket allcon mempunyai peluang usaha yang menjanjikan karena dengan menggunakan satu jaket allcon ini pengguna akan dapat menghadapi berbagai kondisi iklim yang kadang

Dari penelitian ini semua variabel pendidikan, pendapatan keluarga, ketersediaan lowongan pekerjaan dan aspirasi pekerjaaan adalah factor yang mempengaruhi lama