i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 08 Agustus 2017 Mahasiswa,
Mahendra Bayu Khresna Putra 1306105111
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Usia Kawin Pertama (Studi Kasus Pernikahan Dini Masyarakat Di Kota Denpasar)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.S selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Luh Gede Meydianawathi, SE., M.Si. selaku Pembimbing Akademik.
6. Drs. Sudarsana Arka, MP selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, motivasi serta kesabarannya selama penyelesaian skripsi ini.
7. Prof. Dr. I Ketut Sudibia, SE, SU. selaku dosen pembahas atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini. 8. Anak Agung Ketut Ayuningsasi, SE.,M.Si selaku dosen penguji atas waktu,
bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen pengajar serta segenap pegawai dan staf Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
10. Bapak dan Ibu selaku pegawai instansi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
11. Keluarga tercinta, kedua orang tua Mahisa Bayu Wiranatha dan Annie Srie Anindya Ries Yuniana Noegroho, SS, serta adik tercinta Erlangga Bayu Dhaniswara atas dukungan, materi, masukan, bantuan, kasih sayang dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
12. Kepada yang tersayang Putu Anna Christiani yang telah memberikan banyak dukungan baik waktu, materi, dan tenaga selama pengerjaan skripsi ini. 13. Teman-teman Kicau Maniak yang sangat membantu dalam ketersediaan
jurnal demi kelancaran pengerjaan skripsi ini.
14. Ekonomi Pembangunan 2013, Kependudukan 13 serta sahabat-sahabat yang saya cintai Ary Candra, Wayan Ardika, Dwi Saputra, Kicen Saputra, Windu Wiyasa, Krisnaryana, Andika Miarta, Gede Agustika, Komang Suartawan, Dany Satriya, Wayan Mardiana, Panji Prabawa, Dewa Jati, Krisna Aryastha, Anom Arimbawa, Erik Andika, Yogi Jenana, Putra Pendit, Herry Adie,
i
Ariyuda Pratama, Arnadi Putra dan Ade Winata atas bantuan, dan motivasinya.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Agustus2017
i
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Usia Kawin Pertama (Studi Kasus Pernikahan Dini Masyarakat Di Kota Denpasar)
Nama : Mahendra Bayu Khresna Putra NIM : 1306105111
Abstrak
Pernikahan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh masyarakat. Selain untuk menghasilkan keturunan, pernikahan pada usia yang cukup matang juga mempengaruhi pertumbuhan demografi suatu wilayah. Pernikahan dini adalah salah satu contoh kasus yang perlu diperhatikan. Walaupun masih menjadi hal yang tabu, tapi kejadian pernikahan dini sudah sepatutnya ditangani sebelum terlambat. Karena pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tidak hanya dinilai dari lapangan pekerjaan dan pendapatan yang tinggi, tetapi juga komponen demografi masyarakatnya memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor seperti pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis yang berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap usia kawin pertama masyarakat di Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan terhadap responden yang rendah usia kawin pertamanya di Kota Denpasar. Pada penelitian ini jumlah populasi sebanyak 1463 orang, dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 94 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan observasi. Metode penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan Slovin. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan dummy sebagai variabel bebas.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis yang berpengaruh secara simultan terhadap terhadap usia kawin pertama masyarakat di Kota Denpasar. Secara parsial, pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap usia kawin pertama masyarakat di Kota Denpasar. Hal tersebut menandakan bahwa meningkatnya pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis akan berpengaruh terhadap usia kawin pertama masyarakat di Kota Denpasar.
Kata kunci: pernikahan dini, pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, etnis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 12
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Kegunaan Penelitian... 13
1.5 Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ……….. ……… 16
2.1.1 Teori Fertilitas ………. 16
2.1.2 Usia Kawin Pertama ……… 17
2.1.3 Pendidikan ………... 17
2.1.4 Hubungan Pendidikan Dengan Usia Kawin 18
2.1.5 Jumlah Anggota Keluarga …………. ……... 19
2.1.6 Hubungan Jumlah Anggota Keluarga Dengan Usia Kawin ... 20
2.1.7 Status Ketenagakerjaan ………. ……… 21
2.1.8 Hubungan Status Ketenagakerjaan Dengan Usia Kawin ... 23
2.1.9 Etnis ……… 24
2.1.10 Hubungan Etnis Dengan Usia Kawin …….... 25
2.2 Hipotesis Penelitian ……… 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………. 27
3.2 Lokasi Penelitian Atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 27
3.3 Obyek Penelitian ………. 27
3.4 Identifikasi Variabel ………..……… 28
i
3.6 Jenis Dan Sumber Data ………..……… 29
3.6.1 Jenis Data ……… 29
3.6.2 Sumber Data ……… 29
3.7 Populasi, Sampel, Dan Metode Penentuan Sampel ... 30
3.7.1 Populasi ………..……… 30
3.7.2 Sampel ……… 30
3.7.3 Metode Penentuan Sampel ………….……… 31
3.8 Metode Pengumpulan Data ……… 33
3.9 Teknik Analisis Data ………..……… 34
3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda ……… 34
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ………..……… 34
3.9.3 Uji Normalitas ……… 35
3.9.4 Uji Multikolinieritas ……... 35
3.9.5 Uji Heteroskedastisitas …... 35
3.9.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Serempak (Uji F) ... 36
3.9.7 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 38
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Atau Wilayah Penelitian 43
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……… 44
4.3 Karakteristik Responden ……….. 44
4.3.1 Pendidikan ……… 44
4.3.2 Jumlah Anggota Keluarga ……… 45
4.3.3 Status Ketenagakerjaan ……… 46
4.3.4 Etnis ………. 46
4.3.5 Usia Kawin Pertama ……….... 47
4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ……….. 47
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ……… 47
4.5.1 Uji Asumsi Klasik ………... 48
4.5.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi ……….. 51
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 57
4.6.1 Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Usia Kawin Pertama (Studi Kasus Pernikahan Dini Masyarakat Di Kota Denpasar) ... 57 4.6.2 Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Secara Parsial Terhadap Usia Kawin
i
Pertama (Studi Kasus Pernikahan Dini Masyarakat Di Kota
Denpasar) ... 58
4.6.3 Pendidikan ……….. 58
4.6.4 Jumlah Anggota Keluarga ……….. 59
4.6.5 Status Ketenagakerjaan ………. ……… 60
4.6.6 Etnis ……… 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……… 63
5.2 Saran ……….. 63
DAFTAR RUJUKAN ……… 65
i
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Jumlah Perkawinan Menurut Usia di Kota Denpasar Tahun 2010-
2015 (Dalam Satuan Orang) ... 8 1.2 Jumlah Kelahiran Menurut Usia Ibu di Kota Denpasar
Tahun
2010-2015 (Dalam Satuan Orang) ... 10 4.1 Jumlah Responden Menurut Pendidikan ……….. 45 4.2 Jumlah Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga ………….. 45 4.3 Jumlah Responden Menurut Status Ketenagakerjaan ……….. 46 4.4 Jumlah Responden Menurut Etnis ……… 47 4.5 Jumlah Responden Menurut Usia Kawin Pertama ……… 47 4.6 Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Usia
Kawin Pertama Di Kota Denpasar ... 48 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test ... 49 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ……… 50 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Glejser ………
i
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konsep Penelitian ………... 26 3.1 Daerah Penerimaan atau Penolakan H0 dengan Uji F ………….. 37
3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
Pendidikan ... 39 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
Jumlah Anggota Keluarga ... 40 3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
Status Ketenagakerjaan ... 41 3.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Etnis ……. 42
i DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuisioner Penelitian ……….. 69
2 Rekapitulasi Tabulasi Data ………
71
3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ……… 74 4 Uji Normalitas ……… 75 5 Uji Multikolinieritas ………... 76 6 Uji Heteroskedastisitas ………... 77 7 Tabel Distribusi F ………... 78 8 Tabel Distribusi t ……… 79
i BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam banyak masyarakat peristiwa kelahiran hanya dapat terjadi melalui hubungan suami istri yang sedang dalam status kawin. Oleh karena itu, perilaku perkawinan merupakan determinan fertilitas. Perilaku perkawinan merupakan salah satu dari sebelas variabel antara (proximate determinants) fertilitas yang diajukan oleh Davis dan Blake (1956). Variabel antara fertilitas adalah faktor-faktor yang secara langsung memengaruhi tingkat kelahiran. Dalam kerangka pikir teoritis fertilitas Davis dan Blake, perilaku perkawinan adalah faktor-faktor yang memengaruhi keterpaparan terhadap hubungan suami istri (intercourse
variables), yang dikelompokkan dalam variabel antara yang mengatur
pembentukan dan berakhirnya perkawinan, yaitu usia kawin pertama, proporsi perempuan yang tidak menikah, dan lama berstatus kawin. Perilaku perkawinan merupakan akibat (konsekuensi) dari pembangunan, seperti pembangunan sosial, ekonomi, budaya, hukum, politik, dan lingkungan. Perempuan yang berpendidikan tinggi, yang tinggal di sektor nonpertanian dan berasal dari keluarga yang mampu, lebih cenderung untuk menikah pada usia yang lebih tua. Etnik, kepercayaan, agama, adat istiadat, dan status perempuan dalam masyarakat dapat mempengaruhi umur perkawinan dan dengan demikian mempengaruhi proporsi laki-laki atau perempuan yang berstatus menikah pada umur tertentu. Di daerah-daerah yang menganut sistem patriarkat, perempuan cenderung kawin pada usia yang lebih muda (Adioetomo, dan Samosir, 2010:171).
i
Pernikahan atau perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Melalui jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan. Pergaulan hidup berumah tangga dibina dalam suasana damai, tentram, dan kasih sayang antar suami dan istri. Anak hasil perkawinan yang sah juga menghiasi kehidupan berkeluarga dan sekaligus menjaga kelangsungan hidup manusia secara terhormat. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 tentang Perkawinan juga disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Anshori, 2006).
Walaupun undang-undang perkawinan telah berlaku, tetapi penyimpangan banyak dilakukan. Di beberapa daerah terutama pedesaan, masih terdapat adanya perkawinan di bawah umur atau perkawinan anak-anak yang diatur oleh orang tua masing-masing. Kawin gantung misalnya, adalah perkawinan yang dilakukan pasangan laki-laki dan perempuan (sering kali dibawah umur) yang disahkan, baik secara adat maupun agama, tetapi dalam perkawinan semacam ini hubungan suami istri dilakukan setelah pasangan tersebut siap secara biologis, yaitu setelah istri mendapat haid yang pertama. Perkawinan anak-anak biasanya dilakukan karena adanya ikatan antara dua keluarga; masih adanya cela bagi anak yang belum menikah; dan adanya ketakutan anak-anak mereka akan membawa aib. Motif dari perkawinan anak-anak biasanya adalah motif ekonomi, yaitu
i
mempertahankan harta keluarga atau mempertahankan keturunan (Adioetomo, dan Samosir, 2010:173).
Lama (durasi) masa subur yang dijalani sepasang suami istri dalam status perkawinan memengaruhi tingkat fertilitas pasangan tersebut. Oleh karena itu, peristiwa perkawinan pertama, cerai, pisah, menjadi janda, rujuk atau menikah kedua kali dan seterusnya merupakan aspek penting dalam studi demografi. Dalam hal ini, usia kawin pertama menjadi penting karena menandakan saat di mana seseorang memasuki masa reproduksi untuk yang pertama kali. Selain dapat mempengaruhi jumlah penduduk melalui kelahiran, perkawinan dapat mengubah komposisi penduduk, yakni perubahan status perkawinan itu sendiri. Status perkawinan merupakan suatu karakteristik demografi yang mencakup aspek sosial, ekonomi, biologis, hukum, dan agama. Dari sisi aspek biologis dapat diteliti kapan seorang perempuan mulai melakukan hubungan seksual pertama kali, kapan hubungan seksual tersebut berakhir, dan kapan mempunyai resiko hamil/melahirkan. Perubahan status perkawinan seseorang dari status bujangan/belum menikah menjadi berstatus menikah, dari status menikah menjadi janda, bercerai, atau berpisah membawa konsekuensi sosial dan ekonomi tersendiri. Perubahan status perkawinan dapat menyebabkan perubahan tempat tinggal atau migrasi, perubahan partisipasi angkatan kerja, atau perubahan pendidikan. Perilaku perkawinan dapat dipengaruhi oleh struktur umur penduduk, terutama komposisi umur laki-laki dan perempuan pada usia pantas kawin. Dalam keadaan ekstrem, perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan pada usia pantas kawin bisa menjadi sangat tidak seimbang. Misalnya, di negara-negara
i
Eropa, setelah perang dunia kedua banyak laki-laki dewasa menjadi korban peperangan, sehingga jumlahnya jauh lebih kecil dari jumlah perempuan yang akan menjadi pasangannya. Bagi negara Amerika Serikat, keadaan seperti ini diikuti dengan penyesuaian usia pasangan laki-laki dan perempuan yang terkenal dengan sebutan marriage squeeze, dimana perbedaan usia antara suami dengan istri menjadi sangat kecil bahkan usia istri jauh lebih tua dari usia suami. Keadaan semacam ini dapat memengaruhi tingkat kelahiran. Pada Indonesia, banyak orang muda menunda pernikahan saat perang kemerdekaan. Pada waktu perang selesai dan keadaan menjadi lebih normal, maka banyak terjadi perkawinan yang menyebabkan meningkatnya kelahiran di sekitar tahun 1950-an. Tingkat kelahiran tinggi ini sering disebut dengan ledakan bayi (baby boom), yang kohornya terus terlihat pada piramida penduduk Indonesia dengan segala implikasi sosial dan ekonominya, termasuk jumlah kelahiran yang juga tinggi saat bayi-bayi baby
boom ini memasuki usia reproduksi. (Adioetomo, dan Samosir, 2010:155)
Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran. Salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas yaitu umur memulai hubungan kelamin. Umur memulai hubungan kelamin yang rendah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kelahiran yang artinya makin rendah usia kawin pertama akan diikuti oleh kelahiran yang semakin banyak. Sebaliknya jika usia kawin pertama makin tinggi, angka kelahiran akan semakin rendah (Mantra, 2000:168). Faktor lain yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan menikah dini berturut-turut mulai dari yang paling kuat hubungannya adalah pendidikan remaja yang rendah, orangtua tidak bekerja, persepsi orangtua
i
yang tidak baik dan kesulitan ekonomi keluarga (Rafidah, 2009). Kehamilan remaja pada suatu waktu, ketika wanita tidak mengalami peningkatan organ-organ intim secara matang dapat berisiko merusak reproduksi, komplikasi terkait kehamilan, seperti anemia, hipertensi akibat kehamilan, persalinan prematur,
sefalopelvik disproporsi, kematian ibu, perinatal dan kematian neonatal, dan berat
badan lahir rendah (Goli et al, 2015). Perkembangan remaja menjadi terhenti akibat pernikahan usia dini, dapat dilihat dari pernikahan di usia dini yang memberi resiko lebih besar pada individu khususnya pada aspek kesehatan reproduksinya. Pernikahan usia dini juga akan berimplikasi pada keterbelakangan pengetahuan akibat terhambatnya proses pendidikan yang disebabkan oleh pernikahan tersebut (Landung, 2010). Selain itu tidak jarang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, berpengaruh pada anak yang akan dilahirkan, kesehatan psikologis anak dan kemampuan membuat keputusan, serta kemampuan bernegosiasi dengan pasangan dan keluarga yang dapat menyebabkan berkurangnya harmonisasi keluarga serta meningkatnya kasus perceraian. Maka perkawinan berdampak pada adaptasi sosial individu (Antara dalam Rosaidah, 2012).
Sebagai bagian dari fakta sosial, etnisitas menjadi bagian dari interaksi sosial tradisional. Etnis dapat dimengerti sebagai pengelompokan manusia karena perbedaan bawaan dan kelahiran dari aspek warna kulit, bahasa, lingkungan, dan kesemuanya itu merupakan ciri-ciri bawaan. Pertimbangan etnisitas dijadikan kriteria inisiasi untuk seleksi. Seperti dalam hubungan perkawinan terdapat kecenderungan untuk lebih memilih dari kelompok atau golongan yang sama.
i
Suatu hal yang alami bahwa penilaian strerotype dan prejudice mewarnai bentuk penilaian hubungan antar individu atau kelompok dengan etnis yang berbeda. Perkawinan antara etnis bangsa telah banyak terjadi di Indonesia. Perkawinan antara etnis yang berbeda yang merupakan salah satu akibat dari adanya hubungan sosial yang terjadi pada masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam etnis, juga tidak terlepas dari adanya interaksi antara satu etnis dengan etnis lainnya. Kejadian yang demikian dalam interaksi sosial ada kalanya mengandung arti yang positif, tetapi ada juga yang bersifat negatif nantinya dalam menyatakan identitas etnis dari masing-masing individu yang telah melakukan ikatan perkawinan. Perkawinan juga dapat dibagi menjadi 2 pengertian yaitu perkawinan eksogami dan endogami. Perkawinan eksogami yaitu perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda suku atau diluar lingkungan sendiri. Kedua yaitu perkawinan endogami, adalah perkawinan yang dilakukan oleh pasangan dalam suku yang sama atau didalam lingkungan sendiri. Maksud dari perkawinan endogami adalah untuk menjaga kemurnian keturunan daripada suatu suku, menjaga warisan leluhur, dan menjaga pasangan agar tetap berasal dari wilayah sukunya (Punuh, 2013).
Penelitian menunjukkan bahwa pernikahan di bawah umur dapat merusak mental anak, kesehatan fisik, dan peluang kehidupan dari remaja perempuan. Studi tentang pendidikan mengungkapkan bahwa pernikahan dini menghambat anak usia sekolah memperoleh hak untuk menerima pendidikan dan akses ke lingkungan sekolah untuk pengembangan diri dan masyarakat. Literatur mengenai pernikahan dini dan pembangunan ekonomi juga mengidentifikasi hubungan
i
terbalik antara fenomena tersebut dan efektivitas dari bantuan pembangunan. Bila digabungkan, penderitaan dari pasangan muda berkontribusi kepada keterbelakangan masyarakat melalui peningkatan beban penyakit dan produktivitas yang rendah (Walker, 2012).
Perkawinan usia remaja juga berdampak pada rendahnya kualitas keluarga, baik ditinjau dari segi ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga, risiko tidak siap mental untuk membina perkawinan dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab, kegagalan perkawinan, kehamilan usia dini berisiko terhadap kematian ibu karena ketidaksiapan calon ibu remaja dalam mengandung dan melahirkan bayinya. Kehamilan usia dini ada risiko pengguguran kehamilan yang dilakukan secara ilegal dan tidak aman secara medis yang berakibat komplikasi aborsi. (Rafidah dkk, 2014).
Khairani, dan Putri (2002) menyebutkan kematangan emosi merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan perkawinan di usia muda. Mereka yang memiliki kematangan emosi ketika memasuki perkawinan cenderung lebih mampu mengelola perbedaan yang ada di antara mereka. Salah satu fungsi utama keluarga adalah memberikan perhatian dan kasih sayang (afeksi) terhadap keluarganya. Selain itu, keluarga merupakan wahana untuk melakukan sosialisasi pendidikan norma sosial dan etika kehidupan bagi generasi penerus.
Kota Denpasar merupakan ibukota dengan kepadatan penduduknya mencapai urutan terbesar di Provinsi Bali. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk,
i
penduduk Kota Denpasar pada tahun 2014 berjumlah 863.600 jiwa yang terdiri dari 440.900 penduduk laki-laki (51,05 persen) dan 422.700 penduduk perempuan (48,95 persen). Kepadatan penduduk di Kota Denpasar pada tahun 2014 telah mencapai 6.759 jiwa per km². Angka ini merupakan angka tertinggi di Provinsi Bali. Dari 4 kecamatan, yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Denpasar Barat (10.409 jiwa per km²) kemudian Kecamatan Denpasar Timur (6.674 jiwa per km²), Kecamatan Denpasar Utara (6.085 jiwa per km²), dan Kecamatan Denpasar Selatan (5.463 jiwa per km²) (Denpasar dalam Angka, 2015).
Tabel 1.1 Jumlah Perkawinan Menurut Usia di Kota Denpasar Tahun 2010-2015 (Dalam Satuan Orang)
Usia Tahun <15 15 16 17 18 19 Total 2010 0 2 6 3 14 10 35 2011 0 0 4 11 9 20 44 2012 0 0 2 6 14 30 52 2013 1 4 11 19 47 80 162 2014 0 3 3 26 72 107 211 2015 2 0 6 15 49 95 167
Sumber: Dinas Kependudukan dan Kantor Pencatatan Sipil Kota Denpasar, 2017
Dari Tabel 1.1 dapat diamati perkembangan perkawinan usia dini selama kurun waktu 2010 sampai 2015 dimana dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Kendatipun jumlahnya fluktuatif, dan terjadi penurunan pada tahun 2015. Di Kota Denpasar kecenderungan pernikahan dini terjadi oleh kejadian
Married By Accident (MBA) yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang
tidak dibarengi dengan pola didik dan pola asuh dari orang tua yang baik. Faktor seperti pola didik dan kehidupan dari keluarga terdekat juga dapat berpengaruh
i
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga mempengaruhi pola pikirnya.
Pada kehidupan keluarga itulah berlangsung proses internalisasi, enkulturasi (pembudayaan) dan sosialisasi (pengajaran) nilai-nilai kehidupan dari orang tua kepada para anaknya. Resiko kematian ibu dan anak, perasaan keluarga, putus sekolah, kemiskinan dalam keluarga, kontrol sosial masyarakat dalam konteks remaja dapat dipisahkan dalam aturan-aturan yang sudah berlaku di masyarakat misalkan adanya teruna-teruni dalam masyarakat yang akan membantu untuk memberikan pengarahan kepada sahabat sahabat mereka yang cenderung berperilaku negatif yang merugikan remaja itu sendiri (Artono, 2016). Sebelumnya disebutkan bahwa pendewasaan usia kawin wanita merupakan salah satu program strategis dalam program Keluarga Berencana (KB) baik dalam upaya menekan angka kelahiran maupun kesehatan ibu dan anak. Tetapi disebutkan juga, bahwa kendatipun median umur kawin wanita sudah diatas 20 tahun dan meningkat, tetapi peningkatannnya tidak signifikan atau stagnan pada angka kisaran 21 tahun (Sudibia dkk, 2015).
Usia perkawinan wanita mempunyai pengaruh bagi perkembangan penduduk suatu wilayah karena akan berpengaruh terhadap tingkat kelahiran. Selain itu usia perkawinan juga berpengaruh terhadap keadaan kesehatan suatu keluarga terutama kesehatan ibu melahirkan dan anak yang dilahirkan. Informasi Keluarga Berencana memberikan pengertian kepada pasangan suami istri mengenai usia terbaik hamil pertama kali, kapan berhenti melahirkan, berapa tahun jarak ideal antara anak yang satu dengan berikutnya dan jumlah anak yang
i
ideal. Pasangan usia subur hendaknya paham bahwa kehamilan bagi istri yang terlalu muda dan terlalu tua tidaklah baik bagi kesehatan bayi maupun wanita tersebut. Wanita yang belum berusia 17 tahun belum siap untuk hamil, baik dari segi fisik maupun psikis. Kemungkinan besar bayi yang lahir akan menderita Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu berat badan bayi pada saat lahir kurang dari 2.500 gram. Begitu pula bila kehamilan terjadi pada wanita usia 35 tahun keatas, resiko kematian juga tinggi baik untuk Ibu maupun janinnya (Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Denpasar, 2015).
Tabel 1.2 Jumlah Kelahiran Menurut Usia Ibu di Kota Denpasar Tahun 2010-2015 (Dalam Satuan Orang)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa angka kelahiran di Kota Denpasar pada kelompok umur ibu dibawah 20 tahun mengalami peningkatan pada tahun 2010-2012. Pada tahun berikutnya yaitu 2013-2015 terjadi penurunan yang signifikan. Kejadian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu jarak kehamilan ibu yang terlalu dekat antara anak pertama dengan kedua atau pada satu kelahiran terdapat lebih dari satu bayi atau disebut juga kembar. Memang tidak besar jumlahnya, apalagi dengan berkembangnya teknologi para orang tua jadi semakin memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Namun resiko
Usia Tahun <15 15 16 17 18 19 Total 2010 1 5 11 28 56 69 170 2011 4 4 11 47 85 135 286 2012 2 2 11 45 76 157 293 2013 4 5 17 31 81 132 270 2014 0 6 7 28 62 101 204 2015 0 1 7 19 53 81 161
i
kesehatan yang ditimbulkan bagi ibu usia muda yang terlanajur memiliki anak sangat berpengaruh dan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan pada kehamilan dari istri tersebut, sehingga perlu diberi perhatian khusus.
Bila ditinjau dari perspektif gender, perkawinan dini merupakan praktik diskriminasi terhadap hak asasi perempuan atau sering disebut “kekerasan berbasis gender”. Alasan karena perempuan “bukan pencari nafkah” maka praktik perkawinan dini semakin kuat di sejumlah daerah. Di satu pihak, perkawinan dini dianggap seolah “memuliakan” perempuan, karena tidak ada tuntutan untuk ikut mencari nafkah dan semua menjadi tanggung jawab suami. Sebaliknya, sesungguhnya situasi tersebut “memandang rendah perempuan,” yang secara inheren menyuburkan perspektif bias gender dalam konfigurasi perkawinan. Pada banyak kasus diakui bahwa persoalan kemiskinan dan konstruksi sosial yang bias telah menempatkan perempuan sebagai second sex. Ini merupakan kenyataan objektif yang ikut menyuburkan terjadinya perkawinan dini. Ketika orang tua mengalami masalah ekonomi maka anak perempuan sering “dikorbankan”, diminta berhenti bersekolah dan kemudian dikawinkan. Dengan mengawinkan anak perempuannya, orang tua berharap beban hidup dan masalah ekonomi mereka teratasi (Susanto, 2012). Menurut Kepala Badan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bali (BKKBN) Ida Bagus Wirama, terdapat peningkatan antara angka perkawinan di bawah usia 20 tahun mencapai 20 persen. Kemudian angka kehamilan di bawah usia 20 tahun sebanyak 19 persen di Provinsi Bali pada tahun 2016.
i
Selain sebagai ibukota dari Provinsi Bali secara administratif, dan juga sebagai pusat perkembangan masyarakat urban dengan segala kemajuan jaman baik di bidang demografi, ekonomi, dan sosial. Meskipun angka usia pernikahan pertama berada pada kelompok umur tinggi dengan rata-rata 23 tahun, namun terjadi beberapa kasus pernikahan pada kelompok umur dini juga. Walaupun angkanya tidak besar tapi harus tetap diperhatikan apa penyebab dan bagaimana solusinya kedepan nanti. Karena topik yang diangkat mengenai pernikahan pada usia dini, maka bahan yang digunakan menarik minat peneliti, untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkawinan pertama pada usia dini yang terjadi di Kota Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis secara simultan berpengaruh terhadap usia kawin pertama di Kota Denpasar?
2. Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis secara parsial terhadap usia kawin pertama di Kota Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
i
1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis secara simultan terhadap usia kawin pertama di Kota Denpasar.
2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, status ketenagakerjaan, dan etnis secara parsial terhadap usia kawin pertama di Kota Denpasar.
1.1 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, dan informasi untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mendorong keputusan seseorang untuk kawin pertama pada usia rendah dengan variabel-variabel yang mempengaruhi sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dan memberikan informasi kepada pemerintah atau instansi yang berkepentingan serta masyarakat terkait untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan usia kawin pertama. Serta mampu memberi manfaat dan penyelesaian tentang faktor-faktor yang mendorong keputusan seseorang untuk kawin pertama pada usia rendah.
i 1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini membahas kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai usia kawin pertama, pendidikan, jumlah anggota keluarga, etnis, serta hubungan-hubungan antara variabel.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
i Bab V : Simpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.