• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kegiatan Belajar-4

Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran A. Petunjuk belajar

Untuk memudahkan pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran guna tercapainya kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik diperlukan adanya proses perancangan. Materi pembelajaran yang akan dibahas di dalam Kegiatan Belajar-4 ini adalah mengenai upaya yang perlu dilakukan untuk merancang media pembelajaran agar mampu memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam Kegiatan Belajar-4 ini, dua jenis model atau pendekatan desain pembelajaran akan dibahas, yaitu model ASSURE dan ADDIE. Kedua model ini telah mengintegrasikan penggunaan media sebagai sarana untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

Setelah selesai mempelajari isi/materi pembelajaran yang terdapat di dalam Kegiatan Belajar-4 ini, Anda diharapkan akan memiliki kemampuan mengimplementasikan langkah-langkah sistematik dan sistemik perancangan model pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran yang digunakan sebagai upaya untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.

B. Uraian Materi

1. Perencanaan dan Produksi Media

Beberapa cara pemanfaatan media pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik yang dapat dilakukan guru atau institusi sekolah adalah: (a) memanfaatkan media yang sudah tersedia, (b) memodifikasi dan memproduksi media sesuai dengan keperluan, dan (c) membeli media pembelajaran dari sumber komersial. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengadaan media pembelajaran adalah memastikan bahwa media yang akan diadakan tersebut dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah ditetapkan.

Pemilihan dan pengadaan media pembelajaran yang akan digunakan haruslah memperhatikan kriteria: (a) kesesuaian media yang akan digunakan dengan kurikulum, (b) tingkat akurasi dan kebaruan materi pengetahuan yang terkandung di dalamnya, (c) kejelasan media dalam penyampaian isi atau materi, (d) kemampuan media memotivasi dan menggugah minat belajar

(2)

2

peserta didik, (e) kemampuan media dalam melibatkan mental peserta didik dengan aktivitas pembelajaran, (f) kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan, (g) uji coba media yang telah dilakukan sebelumnya, (h) keterbebasan media dari kepentingan dan iklan komersial tertentu, dan (i) kelengkapan petunjuk tentang cara penggunaan media.

Beberapa model desain pembelajaran menyertakan pemanfaatan media pembelajaran dalam komponen langkah yang perlu ditempuh untuk merealisasikan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model desain pembelajaran ASSURE dan ADDIE memasukkan penggunaan unsur pemanfaatan media di dalamnya. Uraian berikut ini akan menjelaskan unsur media di dalam komponen-komponen model desain pembejaran ASSURE dan ADDIE.

a. Model ASSURE

Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russell, dan Michael Molenda (2005) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning”. Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau langkah-langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu:

Analyze learner characteristics (menganalisis karakteristik peserta didik). State performance objectives (menetapkan tujuan pembelajaran).

Select methods, media and materials (memilih metode, media, dan bahan pelajaran). Utilize materials (memanfaatkan bahan pelajaran).

Requires learner participation (mengaktifkan keterlibatan peserta didik). Evaluation and revision (evaluasi dan revisi).

Model pembelajaran ASSURE ini lebih berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal yaitu terciptanya pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Pada dasarnya, model desain pembelajaran ASSURE dapat diimplementasikan dalam beragam “setting” pendidikan, baik formal maupun nonformal. Model desain pembelajaran ini akan memberikan dampak yang lebih positif apabila diaplikasikan dalam skala kecil (mikro) seperti halnya program pembelajaran yang berlangsung di kelas dan pada program pelatihan.

(3)

3

Langkah awal dari model desain pembelajaran ini adalah mengenal peserta didik sebagai individu yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal dan mengetahui “profil” peserta didik yang akan mengikuti aktivitas pembelajaran, maka guru, instruktur, pelatih dan perancang program pembelajaran akan dapat menentukan kompetensi yang sesuai dan yang perlu dicapai.

Rancangan kompetensi dapat digunakan dalam menentukan metode, media, dan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Evaluasi yang merupakan langkah akhir dari model desain pembelajaran ASSURE dapat digunakan, baik untuk mengetahui kualitas hasil belajar maupun untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik. Model ASSURE dikembangkan agar dapat digunakan oleh guru, instruktur, dan pelatih dalam kegiatan pembelajaran khususnya yang memanfaatkan media dan teknologi di dalamnya. Model desain pembelajaran ini dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik agar mampu mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Pada Gambar 18 berikut ini disajikan langkah atau komponen kegiatan pengembangan model desain pembelajaran versi ASSURE.

M O DEL DESAIN PEM BELAJARAN “ ASSURE”

An aly ze le ar n e r ch ar act e r ist ics

St at e o b je ct iv e s Se le ct m e t h o d , m e d ia an d le ar n in g m at e r ials Ut ilize m at e r ials Re q u ir e le ar n e r p ar t icip at io n Ev alu at e an d r e v ise

Gambar 18. Langkah-langkah Pengembangan Model Desain Pembelajaran ASSURE Banyak metode dan strategi yang dapat digunakan dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Guru, instruktur, dan pelatih memerlukan kreativitas untuk mengkombinasikan penggunaan

(4)

4

metode, media, dan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat menciptakan aktivitas pembelajaran yang mampu melibatkan peserta didik secara aktif di dalamnya. Untuk lebih memahami model desain pembelajaran versi ASSURE, berikut ini dikemukakan deskripsi dari setiap komponennya.

1) Menganalisis Karakteristik Peserta Didik

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi karateristik peserta didik yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Siapakah peserta didik yang akan melakukan proses belajar? Dalam kaitan ini, Keller (2010) mengemukakan bahwa pemahaman yang baik tentang karakteristik peserta didik akan sangat membantu guru atau instruktur untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran. Analisis terhadap karakteristik peserta didik meliputi beberapa aspek penting, yaitu (a) karakteristik umum, (b) kompetensi spesifik yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya, (c) gaya belajar (learning style) peserta didik, dan (d) motivasi.

2) Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Langkah atau komponen kedua dari model desain pembelajaran ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau kurikulum, informasi yang tercatat di dalam buku teks, atau yang dirumuskan sendiri oleh perancang atau instruktur setelah melalui proses penilaian kebutuhan belajar atau learning need assessment. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang kompetensi, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang akan dimiliki peserta didik setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran. Selain menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai peserta didik, maka rumusan tujuan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi evaluasi yang diperlukan peserta didik untuk menunjukkan hasil belajar yang telah mereka capai. Tujuan pembelajaran juga berisi uraian tentang tingkat penguasaan peserta didik atau degree terhadap pengetahuan, keterampilan atau sikap yang akan dipelajari.

(5)

5 3) Memilih Metode, Media, dan Bahan Ajar

Langkah berikutnya yang perlu dilakukan setelah merumuskan tujuan pembelajaran adalah memilih metode, media, dan bahan belajar yang akan digunakan. Ketiga komponen ini berperan sangat penting untuk digunakan dalam membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah digariskan.

Pemilihan metode, media, dan bahan belajar yang tepat akan dapat membantu guru dan instruktur mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan ketiga subsistem ini secara tepat pada akhirnya akan dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan, ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dilakukan, yaitu (a) membeli media pembelajaran yang ada, (b) memodifikasi media pembelajaran yang telah tersedia, dan (c) memproduksi media pembelajaran baru.

4) Memanfaatkan Bahan Ajar

Setelah memilih metode, media, dan bahan belajar, maka langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum menggunakan metode, media, dan bahan belajar, maka Anda sebagai instruktur atau perancang perlu terlebih dahulu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efisien untuk digunakan dalam situasi atau setting yang sebenarnya. Langkah berikutnya adalah menyiapkan kelas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media, dan bahan belajar yang telah dipilih. Setelah semuanya siap, ketiga komponen tersebut barulah dapat digunakan.

5) Melibatkan Peserta Didik dalam Aktivitas Pembelajaran

Agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien diperlukan adanya keterlibatan mental peserta didik secara aktif mengenai materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental peserta didik mengenai materi yang sedang dipelajari. Peserta didik yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya akan dapat lebih mudah mempelajari materi

(6)

6

pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses pembelajaran, maka pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

6) Melakukan Evaluasi dan Revisi

Setelah desain aktivitas pembelajaran diselesaikan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi dan revisi. Tahap evaluasi dan revisi dalam model desain pembelajaran ASSURE ini dilakukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar peserta didik. Agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu dilakukan proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran.

Contoh pertanyaan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran adalah (a) apakah peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b) apakah metode, media, dan strategi pembelajaran yang digunakan dapat membantu berlangsungnya proses belajar peserta didik, dan (c) apakah peserta didik terlibat aktif dengan isi/materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil evaluasi inilah dilakukan revisi apabila memang hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Langkah revisi perlu dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran sebagai langkah untuk lebih meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.

Model ASSURE merupakan model desain pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun klasikal. Langkah analisis karakteristik peserta didik dan perumusan tujuan akan memudahkan pelaksanaan pemilihan metode, media, dan materi pelajaran yang tepat untuk mencapai aktivitas pembelajaran yang sukses. Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kualitas proses pembelajaran yang diciptakan.

b. Model ADDIE

Salah satu model desain pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai

(7)

7

dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap, yaitu; (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Kelima fase atau tahap dalam model desain pembelajaran ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik. Model desain pembelajaran ADDIE dengan komponen–komponennya dapat divisualisasikan [DALAM BENTUK ANIMASI] pada Gambar 19 berikut ini.

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

“ADDIE”

Analyze Design Develop Implement Evaluate

Gambar 19. Model Desain Pembelajaran ADDIE 1) Analisis

Langkah analisis terdiri atas 2 tahap, yaitu analisis kinerja (performance analysis) dan analisis kebutuhan (needs analysis). Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Contoh masalah kinerja yang memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Keadaan yang demikian ini dapat menyebabkan rendahnya kinerja individu di dalam organisasi atau perusahaan.

Contoh masalah kinerja yang memerlukan solusi berupa perbaikan terhadap kualitas manajemen adalah rendahnya motivasi berprestasi dan kejenuhan atau kebosanan dalam bekerja. Masalah–masalah ini memerlukan solusi berupa perbaikan manajemen. Sebagai contoh adalah pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi tenaga, serta penyediaan fasilitas kerja yang lebih memadai.

Tahap kedua adalah analisis kebutuhan, yaitu langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan

(8)

8

kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

Ada dua pertanyaan kunci yang harus dijawab oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah atau tahap analisis, yaitu (a) apakah peserta didik memerlukan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan (b) apakah peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Jika seandainya hasil analisis data mengarah pada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, maka perancang (designer) program pembelajaran perlu melakukan analisis kebutuhan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.

a) Bagaimana karakterisik peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran (learner analysis)?

b) Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki peserta didik (pre-requisite skills)?

c) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki peserta didik (task atau goal analysis)?

d) Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan proses pembelajaran (evaluation and assessment)?

e) Kondisi seperti apa yang diperlukan peserta didik agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajarinya (setting or condition analysis)?

2) Desain

Desain merupakan langkah kedua dari model desain pembelajaran versi ADDIE. Pada langkah ini, diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Pusat perhatian pada langkah desain yang perlu difokuskan adalah menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.

(9)

9

Langkah penting untuk dilakukan adalah menentukan pengalaman belajar (learning experiences) seperti apa yang perlu dimiliki peserta didik selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan kinerja atau performa (performance gap) yang terjadi pada diri peserta didik. Kesenjangan kemampuan yang dimaksudkan di sini adalah perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.

Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan adalah: ”Siswa tidak mampu mancapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran”. Contoh lain adalah pernyataan yang mengatakan bahwa “Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60 persen dari standar kompetensi yang telah digariskan”.

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dijawab oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan tahap atau langkah desain adalah:

a) Kemampuan dan kompetensi khusus seperti apa yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan program pembelajaran?

b) Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran?

c) Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan peserta didik agar dapat melakukan unjuk kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap setelah mengikuti program pembelajaran?

d) Bahan belajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan untuk mendukung program pembelajaran?

3) Pengembangan

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain pembelajaran versi ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi media pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pengadaan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik (learning outcomes) yang telah dirumuskan oleh

(10)

10

perancang (designer) program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan, dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.

Ada 2 tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah pengembangan, yaitu (a) memproduksi, membeli atau merevisi media pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, dan (b) memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dijawab seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah pengembangan adalah:

a) Media pembelajaran seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran?

b) Media pembelajaran seperti apa yang harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang unik dan spesifik?

c) Media pembelajaran seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang unik dan spesifik?

d) Kombinasi media pembelajaran yang bagaimana yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? Kombinasi media pembelajaran yang dipilih haruslah yang dapat memenuhi standar efektivitas pada sekolah tempat aktivitas pembelajaran berlangsung.

4) Implementasi

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain pembelajaran versi ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada peserta didik. Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi dari desain dan pengembangan, adalah sebagai berikut:

a) Membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.

b) Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh peserta didik.

(11)

11

c) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, peserta didik perlu memiliki kompetensi, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang diperlukan.

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dijawab oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah pengembangan adalah:

a) Metode pembelajaran seperti apakah yang paling efektif untuk digunakan dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran?

b) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk dapat menarik dan memelihara minat peserta didik agar tetap mampu memusatkan perhatiannya terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaiakan?

5) Evaluasi

Langkah terakhir atau kelima dari model desain pembelajaran versi ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model ADDIE.

Pada langkah analisis misalnya, proses evaluasi dilaksanakan dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi (pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi formatif. Di samping itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui: a) sikap peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan;

b) peningkatan kompetensi peserta didik yang merupakan dampak dari keikutsertaannya dalam program pembelajaran; dan

c) keuntungan bagi sekolah sebagai akibat dari adanya peningkatan kompetensi peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran.

Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan oleh perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi adalah:

(12)

12

a) apakah peserta didik menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini? b) seberapa besar manfaat yang dapat dirasakan peserta didik dalam mengikuti program

pembelajaran?

c) seberapa jauh peserta didik dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran? d) Sejauh mana peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang telah dipelajarinya?

e) seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang telah dilaksanakan terhadap prestasi belajar peserta didik?

Implementasi model desain pembelajaran versi ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik atau menyeluruh diharapkan akan dapat membantu perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. C. Latihan

Sejauh ini, Anda telah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-4. Dengan telah selesainya Anda mempelajari Kegiatan Belajar-4, maka Anda telah memiliki wawasan pengetahuan yang bertambah luas. Tentunya Anda juga telah membuat catatan-catatan penting tentang materi pembelajaran yang belum sepenuhnya dapat Anda pahami.

Nah, untuk lebih memantapkan penguasaan terhadap pengetahuan yang telah Anda pelajari dan sekaligus juga untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran, kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini pada kertas tersendiri! Usahakanlah untuk tidak melihat Kunci Jawaban sebelum semua soal latihan berikut ini telah selesai Anda kerjakan.

1. Jelaskan bagaimana pemanfaatan media pembelajaran yang diintregasikan dalam model desain pembelajaran versi ASSURE?

2. Jelaskan dalam komponen apakah pemanfaatan media pembelajaran yang diintregasikan kedalam model desain pembelajaran versi ADDIE?

(13)

13 C. RANGKUMAN

Anda telah mempelajari seluruh materi yang terdapat di dalam modul Mata Diklat “Media Pembelajaran dan Pengelolaan Sumber Belajar” untuk calon Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran. Untuk lebih memahami keterkaitan semua materi yang terdapat di dalam modul ini, pelajarilah secara cermat rangkuman materi pembelajaran yang disajikan berikut ini.

Pertama, belajar merupakan sebuah upaya yang dilakukan seseorang untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Proses belajar perlu dirancang agar berlangsung efektif, efisien, dan menarik. Kegiatan yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi individu yang belajar disebut sebagai pembelajaran. Dalam aktivitas pembelajaran, salah satu komponen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar adalah media pembelajaran.

Kedua, media pembelajaran memiliki peran dalam menjembantani proses komunikasi yang berlangsung antara sumber belajar (guru, dosen, atau instruktur) dengan penerima (peserta didik atau peserta pelatihan). Beragam media, yang memiliki karakteristik masing-masing, dapat dirancang dan dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik agar dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Ketiga, setiap jenis media memiliki kemampuan dan karakteristik atau fitur spesifik yang dapat digunakan untuk keperluan yang spesifik pula. Fitur-fitur spesifik yang dimiliki sebuah media pembelajaran membedakan media tersebut dengan jenis media yang lain. Berdasarkan fitur yang dimilikinya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: (1) media cetak (printed media), (2) media pameran (display), (3) media audio, (4) media gambar bergerak (motion pictures), (5) multimedia, dan (5) media berbasis web atau internet.

Keempat, ragam media yang digunakan untuk aktivitas belajar dan pembelajaran dapat juga dikelompokkan berdasarkan cara pemanfaatannya, yaitu menjadi media tradisional dan media digital. Media tradisional adalah ragam media yang digunakan tanpa memerlukan dukungan perangkat elektronik atau komputer. Sedangkan media digital adalah ragam media yang penggunaannya harus didukung oleh penggunaan perangkat komputer. Ragam media yang tergolong sebagai media tradisional, yaitu: buku, poster, realia, dan model. Walaupun tidak tergolong sebagai media yang mutakhir, namun media tradisional tetap populer untuk digunakan sebagai sumber belajar. Contoh media yang tergolong digital adalah media audio, video, animasi, visual atau program multiedia dan program yang ditayangkan lewat jaringan internet.

(14)

14

Kelima, perkembangan teknologi yang sangat pesat telah membuat perubahan yang dramatis terhadap aktivitas belajar manusia. Teknologi jaringan dan digital telah membuat manusia dapat mengakses dan memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang pada umumnya dilakukan secara terbuka. Informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam jaringan komputer dapat dipandang sebagai ”Open Educational Resources” yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang diperlukan untuk mencapai sebuah kompetensi yang bersifat spesifik. Untuk dapat menciptakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik, diperlukan adanya sebuah prosedur yang sistematik dan sistemik.

Keenam, beberapa jenis model desain sistem pembelajaran dapat digunakan untuk merancang aktivitas pembelajaran yang memfasilitasi proses belajar peserta didik. Model desain pembelajaran tersebut mengintegrasikan pemanfaatan media pembelajaran untuk mendukung aktivitas belajar peserta didik, yaitu model ASSURE dan model ADDIE. Baik model ASSURE maupun model ADDIE berisi sejumlah langkah yang merupakan akronim dari kedua nama model tersebut.

Model desain pembelajaran versi ASSURE lebih berorientasi pada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap (sistematik) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang optimal, yaitu terciptanya pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Komponen atau langkah model desain pembelajaran versi ASSURE adalah (1) Analyze learner characteristics (menganalisis karakteristik peserta didik), (2) State performance objectives (menetapkan tujuan pembelajaran), (3) Select methods, media and materials (memilih metode, media, dan bahan pelajaran), (4) Utilize materials (memanfaatkan bahan pelajaran), (5) Requires learner participation (mengaktifkan keterlibatan peserta didik), dan (6) Evaluation and revision (evaluasi dan revisi). Model ADDIE terdiri dari langkah A (Analysis), D (Design), D (Development), I (Implementation), dan E (Evaluation).

(15)

15 D. PENUTUP

Selamat karena Anda sejauh ini telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang berjudul “Media Pembelajaran dan Pengelolaan Sumber Belajar”. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian Modul ini, Anda haruslah mempersiapkan diri untuk mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan materi pembelajaran yang telah Anda pelajari melalui modul ini.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul ini mencakup (1) Kegiatan Belajar-1 tentang pengertian dan perkembangan konsep media pembelajaran, (2) Kegiatan Belajar-2 tentang jenis dan klasifikasi media pembelajaran, (3) Kegiatan Belajar-3 tentang belajar berbasis aneka sumber (BEBAS), dan (4) Kegiatan Belajar-4 mengenai perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran. Soal-soal TAM ada pada nara sumber pelatihan atau panitia penyelenggara pelatihan atau di dalam Portal Rumah Belajar. Oleh karena itu, mintalah kesempatan agar Anda diberikan waktu untuk mengerjakannya (untuk peserta Diklat Tatap Muka). Untuk peserta Diklat Online, perhatikan secara cermat tentang waktu yang dijadwalkan untuk mengerjakan soal-soal TAM secara online mengenai modul “Media Pembelajaran dan Pengelolaan Sumber Belajar”. Soal-soal TAM mengenai modul ini hanya dapat dibuka untuk dikerjakan pada dan selama waktu tertentu saja. Jangan sampai Anda melewatkannya.

Selanjutnya, selamat mengerjakan soal-soal TAM dan sukses tentunya bagi Anda. Setelah selesai mengerjakan soal-soal TAM, tanyakanlah kepada nara sumber atau panitia penyelenggara pelatihan tentang waktu pemberitahuan hasilnya. Apabila Anda telah berhasil mengerjakan TAM minimal 80% benar, maka Anda dikatakan telah menguasai sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan di dalam Modul.

Seandainya jawaban Anda masih belum berhasil mencapai 80% benar, maka disarankan Anda mempelajari ulang Modul ini. Setelah yakin benar bahwa Anda telah memahami materi pelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini, cobalah hubungi nara sumber atau penyelenggara pelatihan apakah dimungkinkan atau ada kesempatan yang kedua untuk mengerjakan soal-soal TAM. Jika memang disediakan, usahakanlah mengerjakan soal-soal TAM secermat mungkin dan semoga Anda berhasil.

(16)

16

PUSTAKA ACUAN

Cruickshank.D. B. (200). The Act of Teaching. New York: McGraw Hill Inc. Dick, W, Dkk. (2006). The Systematic Design of Instruction. New York: Pearson.

Gagne, R. M, dkk. (2005). Principles of Instructional Design. New York: Wadsworth Publishing Co.

Gagnon dan Collay. (2001). Designing for Learning: Six Elements in Constructivist Classroom. California: Corwin Press, Inc.

Keller. J. (2008). Motivational Design for Learning and Performance: the ARCS Model Approach. London: Springer.

Moore K.D. (2005). Effective Instructional Strategies: From Theory to Practice. London: Sage Publications. Koumi, J (2008). Designing Video and Multimedia for Open and Flexible Learning. England: Open and

Flexible Learning Series.

Miarso.Yusufhadi. (2001). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Molenda. Michael. (2005). Technology, Hard & Soft for Acess in Quality and Quantity in Education. A Paper presented in the International Seminar on Instructional Technology. Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.

Newby.T.J. dkk. (2000). Instructional Technology for Teaching and Learning: Designing Instruction, Integrating Computers and Using Media. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Pribadi. B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Pribadi. B. A. (2011). Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Smaldino, S.E, Russell, J.D. Heinich, R. & Molenda, M. (2005). Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall, Inc.

Smith. P. L. & Ragan. T. L. (2003). Instructional Design. New Jersey: Merril Prentice Hall, Inc.

Gambar

Gambar 19.  Model Desain Pembelajaran ADDIE 1)  Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Dokazivanje junopanonske proizvodnje nije problem samo na Štrbincima, nego na cijelom podruèju hrvatskog dijela provincije, s obzirom da osim pretpostavljenih staklarskih peæi iz

Berdasarkan pengujian yang membandingkan 3lokasi yaitu dari Pusat Penelitian Amikom, Lokasi Tambal Ban, Lokasi Tidak Ditemukan Tambal Ban sistem telah berjalan dengan baik dan dapat

selaku kepala sekolah pada saat itu, mempunyai ide dan inovasi untuk meningkatan mutu pendidikan di sekolahnya yakni dengan memberlakukannya sistem kredit

McCalister dkk (dalam Kardum, 2012) menyatakan bahwa individu dengan kepribadian hardiness memiliki jaringan sosial yang lebih baik dan lebih luas yang memberi

b. Tiap peserta menerima dokumen kelengkapan Rakernas pada saat kedatangan dan mendaftarkan sebagai peserta Rakernas. Dokumen dibagikan kepada peserta Rakernas yang memiliki

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan mengelola keuangan adalah proses bagaimana individu menggunakan dana/uang yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan

Perilaku sosial jalak bali di UPKPJB terdiri dari perilaku saling menelisik bulu antar indukan, menelisik buluanakan, saling mendekati antar indukan, saling

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui tingkat adversity quotient peserta didik MTs Darul Karomah (2) Mengetahui tingkat kecerdasan intelektual peserta didik MTs