• Tidak ada hasil yang ditemukan

Societies Participation in managing Wonder Hill Jojogan as a Tourist Destination in Cintaratu Village Parigi District Pangandaran Regency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Societies Participation in managing Wonder Hill Jojogan as a Tourist Destination in Cintaratu Village Parigi District Pangandaran Regency"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN OBJEK WISATA WONDER HILL JOJOGAN SEBAGAI

DAERAH TUJUAN WISATA DI DESA CINTARATU KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN

Societies Participation in managing Wonder Hill Jojogan as a Tourist Destination in Cintaratu Village Parigi District Pangandaran Regency

Saepul Harja1 (saepulharja@gmail.com) Nedi Sunaedi2 (nedi_pdil@yahoo.com)

Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRAK

Penelitian ini mempunyai latar belakang mengenai partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam mengelola objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata dan faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, kuesioner, studi literatur dan studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini meliputi Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) sebanyak 1 orang, masyarakat Dusun Gunungtiga 167 KK, dan wisatawan/pengunjung 200 orang perminggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran berpartisipasi langsung dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata. Dengan jawaban responden seluruhnya 100% masuk dalam keanggotaan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar). Sedangkan faktor pendukung dalam mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata yaitu panorama alam dengan (67,65%), aktivitas di air dengan kegiatan body rafting dan river tubing (74,41%) merupakan kegiatan yang memuaskan, dan bentuk karst dengan gua-gua alam dan sungai bawah tanahnya (58,82%), sedangkan faktor penghambatnya yaitu lahan parkir yang masih sempit (100%), sarana yang perlu dikembangkan (94,12%) perbaikan jalan, dan prasarana yang perlu dikembangkan (58,82%) mobil offroad adventure (hardtop).

(2)

2 ABSTRACT

This research about public participation and managing the tourism object of Wonder Hill Jojogan as a destination tourism in Cintaratu village, Parigi District, Pangandaran County. The problems are learned in this research is public participation to managing Wonder Hill Jojogan as a destination tourism and what are the factors of opportunities and obstacles to make Wonder Hill Jojogan as a destination tourism area. The research method is descriptive method with quantitative approached and the technique for data collection are observation, interview, questionnaire, study of literature and study documentation. Population in this research include, 1 person of the leader Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar), 167 heads of household in Gunungtiga hamlet society, and 200 respondents from tourists in every weeks. The result showed that society in Cintaratu Village, Parigi District, Pangandaran County are participated to managing the tourism object of Wonder Hill Jojogan as a destination tourism. The answered all of respondents are 100% as a membered of Kelompok Penggerak Pariwsata (Kompepar). The opportunities or supported factors to make a destination tourism object of Wonder Hill Jojogan because the beautiful views with (67,65%), water acivities by body rafting and river tubing (74,41%) are the satisfying activities, the karst landscape with caves, and groundwater river (58,82%), and then for the obstacles at the Wonder Hill Jojogan are narrowed parking area (100%), the facilities are need to be developing (94,12%) repairing the road, and infrastructure need to be developing (58,82%) offroad adventure cars (hardtop).

Keywords : Public Participation, Wonder Hill Jojogan, Destination Tourism Area

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten yang sangat kaya dengan potensi wisata, baik yang mengandung nilai sejarah, budaya, dan kekayaan alam flora dan fauna, maupun bentang lahan. Kabupaten Pangandaran sebagai Kabupaten Daerah Otonomi Baru (DOB) yang disahkan pada tanggal 25 Oktober 2012 (Undang-undang no 21 Tahun 2012), terus melakukan pembangunan khususnya dalam sektor pariwisata, sesuai dengan visi pemerintah yaitu “Mewujudkan Kabupaten Pangandaran sebagai Daerah Tujuan Wisata Dunia”. Objek wisata di Kabupaten Pangandaran yang telah terkenal diantaranya adalah objek wisata Pantai Pangandaran, Pantai Batukaras, Pantai Madasari, Green Canyon (Cukang Taneuh), Citumang, Santirah dan lain-lain.

(3)

3

Pengembangan berbasis masyarakat merupakan salah satu peran yang sangat sangat penting dalam menunjang perkembangan potensi pariwisata. Masyarakat dianggap sebagai komponen penting dalam menjaga dan melestarikan sebuah objek wisata. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata dianggap sebagai suatu keberhasilan. Karena tanpa melibatkan masyarakat, pembangunan pariwisata hanya akan melahirkan produk-produk wisata yang kurang berarti bagi masyarakat dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Wardiyanto dan Baiquni 2011: 82).

Salah satu objek wisata yang berbasis partisipasi masyarakat adalah objek wisata Wonder Hill Jojogan yang terletak di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Objek wisata Wonder Hill Jojogan mulai dikembangkan serta dipublikasikan kembali dengan akses dan sarana-prasaran yang dapat menunjang bagi para wisatawan yaitu pada tanggal 7 Juli 2016. Objek wisata Wonder Hill Jojogan memiliki luas 18 Ha serta masih memiliki flora dan fauna yang alami dengan status kepemilikan lahan adalah milik tanah negara. Dengan kondisi dan keunikan lingkungan, flora dan fauna sering menjadi atraksi kunci bagi pariwisata (Pitana dan Diarta 2009: 90).

Melihat potensi yang dimiliki Wonder Hill Jojogan yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, membuat pemikiran tokoh adat, karang taruna mencoba untuk mempublikasikan Wonder Hill Jojogan kepada para wisatawan. Oleh karena itu masyarakat harus terus berupaya untuk mengelola objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata nomor satu di Kabupeten Pangandaran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis mencoba untuk meneliti dengan judul ‘Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Objek Wisata Wonder Hill Jojogan sebagai Daerah Tujuan Wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupetan Pangandaran’.

(4)

4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?

2. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dikenal juga sebagai metode analisa statistik, dianalisa kemudian diinterpretasikan yang selanjutnya diambil suatu kesimpulan (Sumaatmadja 1988: 115) dengan teknik pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, kuesioner, studi literatur dan studi dokumentasi.

3. PEMBAHASAN

Menurut Banowati (2012: 241) mengemukakan:

Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu: pari, artinya banyak, berkali-kali, berputar-putar dan wisata, artinya perjalanan, bepergian. Berdasarkan arti kata tersebut, pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan rekreasi atau bersenang-senang.

Menurut Schulalard (1910) dalam Yoeti (1996: 115) Kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah dan negara.

(5)

5

Berdasarkan Gambar site map diatas, dapat diketahui objek-objek dan sarana prasarana yang terdapat di objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai berikut:

a. Taman Farikota

Berdasarkan pengamatan peneliti dan pendapat responden bahwa Taman Farikota merupakan sebuah konsep taman yang ada di desa dengan berbagai jenis tanaman bunga dan pohon yang dapat memberikan kesan menarik akan keindahan dari tanaman dan pohon tersebut bagi pengunjung/wisatawan dari perkotaan.

Jenis pepohonan dan tanaman yang ditanam diantaranya bunga pacar, bunga matahari, bunga anggrek, pohon akasia, pohon mahoni, dan lain sebagainya.

b. Farikota Heaven Side

Farikota Heaven Side merupakan tempat tertinggi yang ada di objek wisata Wonder Hill Jojogan. Berdasarkan pengamatan peneliti dan pendapat responden dinamakan Farikota Heaven Side karena dari lokasi ini

(6)

6

dapat melihat pemandangan hamparan birunya lautan dan hijaunya pepohonan yang memiliki keindahan bagaikan surga.

c. Batu Bodas

Berdasarkan pengamatan peneliti dan pendapat responden bahwa penamaan Batu Bodas karena batu ini memiliki warna yang putih. Jenis batu berwarna putih ini adalah jenis batuan kapur atau karst. Di lokasi ini juga menjadi spot untuk menikmati pemandangan.

d. Petilasan

Di objek wisata Wonder Hill Jojogan terdapat sebuah petilasan tokoh Eyang Kiara Bangsa yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tokoh pertama yang datang ke daerah Gunungtiga. Dikatakan petilasan karena tidak ada yang mengetahui jasad dari Eyang Kiara Bangsa, hanya saja lokasi tersebut dipercaya merupakan lokasi yang pernah dijadikan tempat tinggal atau tempat beristirahat Eyang Kiara Bangsa.

e. Gua Bebentang

Gua Bebentang merupakan gua yang berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan pendapat responden merupakan gua vertikal dengan kedalaman 97 meter dan merupakan tempat keluarnya kelelawar yang menjadi atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh para pengunjung atau wisatawan.

f. Gua Lawang

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan pendapat responden Gua Lawang merupakan gua horizontal yang memiliki panjang 150 meter dengan kedalaman air 6-10 meter. Gua Lawang berasal dari kata Lawang yang artinya gerbang/pintu. Gua Lawang merupakan gerbang masuk untuk kegiatan body rafting.

g. Gua Kalinumpang

Berdasarkan pengamatan peneliti dan pendapat responden Gua Kalinumpang merupakan gua vertikal dengan kedalam 120 meter. Dikatakan Gua Kalinumpang karena terdapat aliran air diatas air yang menempel pada batuan.

(7)

7 h. Gua Tengah

Dibawah Gua Kalinumpang terdapat lorong yang merupakan jalur aliran air menuju Gua Tengah. Dikatakan Gua Tengah karena posisinya berada di tengah.

i. Sungai Sindangmelang

Merupakan aliran sungai sebagai titik start yang digunakan untuk kegiatan river tubing. Panjang trek untuk kegiatan body rafting yaitu 650 meter.

j. Air Terjun/Curug Jojogan

Curug Jojogan merupakan ikon yang menjadi daya tarik sebelum objek wisata ini menjadi terkenal dan ramai seperti saat ini. Berdasarkan pengamatan peneliti dan pendapat responden Curug Jojogan memiliki ketinggian ± 30 meter dengan kondisi air yang jernih.

k. Kedung Bunder

Kedung Bunder (kedung berarti lubuk) merupakan tempat favorit bagi wisatawan untuk melakukan aktivitas berenang. Kedalaman air di Kendung Bunder 3-5 meter.

l. Kedung Cilik

Di Kedung Cilik banyak terdapat cekungan-cekungan yang menampung air dengan ukuran yang kecil. Banyakna pepohonan yang berada di Kedung Cilik dapat dijadikan untuk aktivitas hamock/ayunan dengan menikmati udara yang sejuk.

m. Homestay

Di sekitar objek wisata Wonder Hill Jojogan masyarakat setempat menyediakan rumah yang sehari-hari digunakan untuk tempat tinggal, dijadikan sebagai homestay.

n. Gazebo (Saung Joglo)

Merupakan bangunan yang terbuat dari bahan dasar kayu dan bambu yang memang fungsinya untuk memberikan seputar informasi serta menjadi tempat beristirahat bagi pengunjung/wisatawan yang berkunjung di objek wisata Wonder Hill Jojogan.

(8)

8 o. MCK (Mandi Cuci Kakus)

Di Objek wisata Wonder Hill Jojogan juga masyarakat menyewakan MCK dan Mushola yang digunakan oleh pengunjung untuk buang air kecil, membersihkan badan setelah melakukan body rafting/river tubing, melakukan ibadah dan lain sebagainya.

p. Warung/Kios Cindramata

Di objek wisata Wonder Hill Jojogan masyarakat menyediakan berbagai makanan seperti nasi liwet, bakar ikan, makanan ringan dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat cindramata atau oleh-oleh seperti kaos dan topi yang bertuliskan Wonder Hill Jojogan.

q. Area Parkir

Di objek wisata Wonder Hill Jojogan terdapat lahan parkiran untuk menyimpan kendaraan pengunjung baik kendaraan bermotor, mobil maupun bus.

r. Motor ATV

Di objek wisata Wonder Hill Jojogan terdapat penyewaan motor ATV yang dapat digunakan oleh pengunjung/wisatawan untuk memacu adrenaline.

s. Mobil offroad adventure (hardtop)

Merupakan mobil yang digunakan untuk mengantarkan pengunjung menuju Sungai Sindangmelang untuk melakukan kegiatan river tubing. Menggunakan mobil offroad adventure (hardtop) dapat memacu adrenaline serta memberikan sensasi petuangan.

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Objek Wisata Wonder Hill Jojogan

Menurut Tikson (2001) dalam Wardiyanto (2011: 82) Partisipasi merupakan sebuah proses yang disitu masyarakat sebagai stakeholders, terlibat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan di tempat mereka masing-masing. Masyarakat Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran berpartisipasi langsung dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata. Keterlibatan masyarakat dalam mengelola objek

(9)

9

wisata Wonder Hill Jojogan diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi masyarakat maupun terhadap jalannya kegiatan pariwisata. Karena dengan terlibatnnya masyarakat dalam pengelolaan, masyarakat dapat berperan secara aktif dalam menggali akan segala potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh objek wisata Wonder Hill Jojogan.

Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) merupakan suatu wadah yang dibentuk oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat Dusun Gunungtiga Desa Cintaratu pada April 2016 yang bertujuan untuk memanajemen tata kelola di objek wisata Wonder Hill Jojogan mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai mengevaluasi dari kegiatan pariwisata yang berlangsung di objek wisata Wonder Hill Jojogan. Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden 100% masuk dalam keanggotaan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) dan terlibat langsung dalam pengelolaan. Adapun keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan meliputi: 35,29% sebagai pemadu/guide, 5,88% pengelola parkir, 8,82% penjaga tiket, 20,58% warung/rumah makan, 8,82% sewa alat body rafting dan river tubing, 2,94% sewa mobil offroad adventure (hardtop), 2,94% sewa motor ATV, 8,82% penginapan/homestay, dan 5,88% pembuat cindramata. Selain itu seluruh responden terlibat melakukan kegiatan gotong-royong, menjaga kebersihan, menjaga tumbuhan dan hewan, mempromosikan, serta menjaga keamanan.

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mewujudkan Objek Wisata Wonder Hill Jojogan sebagai Daerah Tujuan Wisata meliputi:

a. Faktor Pendukung 1) Panorama alam

Panorama alam di objek wisata Wonder Hill Jojogan dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan khusunya wisatawan dari daerah perkotaan yang sudah jenuh akan kebisingan, polusi dari kendaraan maupun industri, dan lain sebagainya. Lingkungan yang masih alami dengan flora dan fauna yang tetap terjaga kelestariannya membuat objek wisata Wonder Hill Jojogan memliki udara yang sejuk

(10)

10

dan pemandangan yang sangat indah. Karena berada pada ketinggian ± 133 meter, sehingga dari lokasi objek wisata Wonder Hill Jojogan dapat melihat birunya hamparan lautan mulai dari Pulau Nusakambangan, Pantai Pangandaran, Pantai Batuhiu, Pantai Bojongsalawe, dan Pantai Batukaras serta hijau pepohonan yang membentang mulai dari Bagolo, Kalijati, sampai ke Gunung Porang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (67,65%) menjawab panorama alam merupakan daya tarik yang dapat dilihat dan dinikmati di objek wisata Wonder Hill Jojogan. Dengan menerapkan konsep taman di objek wisata Wonder Hill Jojogan sehingga pengelola menanam berbagai jenis bunga seperti bunga pacar, bunga matahari, bunga anggrek, dan lain sebagainya yang dapat membuat akan keindahan dari objek wisata Wonder Hill Jojogan. 2) Aktivitas di Air

Objek wisata Wonder Hill Jojogan merupakan objek wisata yang memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citonjong yang dijadikan sebagai wisata alam untuk memacu adrenaline. Daerah Aliran Sungai (DAS) Citonjong dimanfaatkan oleh tiga objek wisata diantaranya objek wisata Santirah di Desa Selasari, objek wisata Wonder Hill Jojogan di Desa Cintaratu, dan objek wisata Citumang di Desa Bojong. Aktivitas yang menjadi favorite bagi wisatawan/pengunjung yaitu kegiatan body rafting dan river tubing.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan body rafting dan river tubing merupakan salah satu wahana olahraga yang banyak dinikmati oleh para wisatawan/pengunjung untuk memacu adrenaline. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden (74,41%) mengatakan memuaskan mengenai kegiatan body rafting dan river tubing.

3) Bentuk karst

Secara geologis objek wisata Wonder Hill Jojogan termasuk ke dalam zone Pegunungan Selatan yang memiliki topografi yang berbukit

(11)

11

dengan kemiringan lereng berkisar 10-60% dan terletak pada ketinggian 100-150 meter diatas permukaan laut. Wilayah perbukitan yang didominasi jenis batuan karst ini merupakan wilayah yang mudah rusak, karena batuan dasarnya mudah larut sehingga banyak terdapat gua-gua alam yang berasal dari celah dan retakan yang membentuk sungai bawah tanah. Keunikan dari kawasan karst adalah banyaknya daerah cekungan-cekungan, terdapat bukit-bukit kecil, sungai yang dipermukaan nampak hilang masuk ke dalam tanah, terdapat warna tanah merah yang merupakan hasil dari pelapukan batugamping, dan lain sebagainya.

Potensi gua-gua alam maupun sungai bawah tanah, dapat dijadikan sebagai wisata minat khusus maupun sebagai sumber mata air yang dapat digunakan untuk pertanian maupun kebutuhan domestik bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden lebih dari setengahnya 20 responden (58,82%) menjawab keunikan yang dimiliki oleh objek wisata Wonder Hill Jojogan merupakan gua-gua alam dan sungai bawah tanah.

b. Faktor Penghambat

1) Lahan Parkir yang Masih Sempit

Sebagai daerah tujuan wisata lahan parkir merupakan sarana yang dapat membuat kenyamanan bagi para pengunjung/wisatawan untuk menyimpan kendaraan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden 100% menyatakan lahan parkir tidak memadai. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai alasan memilih tidak memadai, seluruh responden menjawab 100% luas lahan parkir yang sempit.

2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Wonder Hill Jojogan memang sebagian telah memadai. Namun karena masih dalam tahap pengelolaan serta pengembangan sampai saat ini masih memliki sarana dan prasarana yang belum memadai.

(12)

12 a) Sarana

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (94,12%) menjawab perbaikan jalan merupakan sarana yang menghambat dan harus dikembangkan lagi. Akses jalan menuju ke objek wisata Wonder Hill Jojogan yang kurang lebar serta jalan yang ektrim sehingga tidak bisa dilalui oleh bus dengan kapasitas besar dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan jenis mobil satu arah. Oleh karena itu pengelola melakukan sistem buka tutup jalan untuk mengatur lalu lintas di objek wisata Wonder Hill Jojogan.

b) Prasarana

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya (58,82%) menjawab mobil offroad adventure (hardtop) yang harus dikembangkan lagi. Mobil offroad adventure (hardtop) yang jumlahnya sangat terbatas sehingga menyulitkan bagi para wisatawan/pengunjung yang akan melakukan kegiatan river tubing, karena kegiatan ini akses jalannya yang masih kurang baik hanya bisa dilalui oleh jenis mobil offroad adventure.

4. SIMPULAN

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Objek Wisata Wonder Hill Jojogan sebagai Daerah Tujuan Wisata

Masyarakat Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran berpartisipasi langsung dalam pengelolaan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan diharapkan dapat memberikan dampak postif, dimana masyarakat lokal lebih mengetahui potensi dan permasalahan yang ada di objek wisata Wonder Hill Jojogan. Seluruh responden 100% masuk dalam keanggotaan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar). Melalui Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) masyarakat terlibat dalam tata kelola di objek wisata Wonder Hill Jojogan mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai mengevaluasi dari kagiatan pariwisata.

(13)

13

Adapun keterlibatan langsung masyarakat dalam pengelolaan berdasarkan hasil penelitian seluruh responden 100% terlibat secara langsung dengan 35,29% sebagai pemadu/guide, 5,88% pengelola parkir, 8,82% penjaga tiket, 20,58% warung/rumah makan, 8,82% sewa alat body rafting dan river tubing, 2,94% sewa mobil offroad adventure (hardtop), 2,94% sewa motor ATV, 8,82% penginapan/homestay, dan 5,88% pembuat cindramata. Selain itu seluruh responden terlibat dalam kegiatan gotong-royong, menjaga kebersihan, menjaga tumbuhan dan hewan, melakukan promosi, serta menjaga keamanan. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mewujudkan Objek Wisata Wonder Hill Jojogan sebagai Daerah Tujuan Wisata

a. Faktor Pendukung

1) Panorama alam: Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengahnya sebanyak 23 responden (67,65%) menjawab panorama alam merupakan daya tarik yang dapat dilihat dan dinikmati di objek wisata Wonder Hill Jojogan.

2) Aktivitas di air: Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengahnya 27 responden (74,41%) menjawab memuaskan mengenai kegiatan body rafting dan river tubing yang ada di objek wisata Wonder Hill Jojogan. 3) Bentuk karst: Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengahnya 20

responden (58,82%) menjawab keunikan yang dimiliki oleh objek wisata Wonder Hill Jojogan merupakan gua-gua alam dan sungai bawah tanah. b. Faktor Penghambat

1) Lahan parkir yang masih sempit: Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden 100% menyatakan lahan parkir di objek wisata Wonder Hill Jojogan kurang memadai karena lahannya sempit.

2) Sarana dan Prasarana a) Sarana

Berdasarkan hasil penelitian 32 responden (94,12%) menjawab perbaikan jalan merupakan kendala yang harus dikembangkan untuk mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata.

(14)

14 b) Prasarana

Sedangkan prasarana yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan objek wisata Wonder Hill Jojogan sebagai daerah tujuan wisata berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengahnya 20 responden (58,82%) menjawab mobil offroad adventure (hardtop).

DAFTAR PUSTAKA

Banowati, E. 2012. Geografi Indonesia. Penerbit Ombak : Yogyakarta. Pemerintah Desa Cintaratu. 2016. Profil Desa Cintaratu. Tidak Diterbitkan. Pitana, I. G dan I. K. S Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. C.v Andi

OFFSET : Yogyakarta.

Sumaatmadja, N. 1988. Studi Geografi. Penerbit Alumni : Bandung.

Undang-undang Republik Indonesia no 21 tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat. Jakarta.

Wardiyanto dan Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. C. V Andi OFFSET : Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1 Site Map Objek Wisata Wonder Hill Jojogan

Referensi

Dokumen terkait

PENGUKURAN PETA BIDANG TANAH CALON KAMPUS PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA UNIVERSITAS PADJAJARAN DESA CINTARATU KECAMATAN PERIGI KABUPATEN PANGANDARAN Universitas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang bertujuan untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam dalam Yayasan Madrasah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar ini menjelaskan pencapaian kinerja Balai selama Tahun 2017, capaian kinerja

The research to Effectiveness of Management of Village Fund Allocation in Tanjung Morawa A Village, Tanjung Morawa District, Deli Serdang Regency. Allocation of

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kehidupan masyarakat petani yang ada di Desa Cintaratu tidak selamanya sejahtera. Hal ini dikarenakan minimnya inovasi baru

Aksesibilitas ke destinasi wisata (accessibility to the tourist destination), akses menuju ke objek wisata yang mudah di jangkau oleh wisatawan untuk berwisata

TERBUKA.. mahasiswa dengan tutor, antara sesama mahasiswa, maupun antara mahasiswa dengan materi. Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat dewasa ini sangat mendukung

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik