• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS

KOTA PADANG

Dita Veviana Verasari , Mawardi Samah , Zahrul Umar

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail:Ditavevi07@gmail.com,Mawardi_samah@yahoo.com,Zahrul_umar@yahoo.co.id.

Abstrak

Pada tahun 2012 terjadi banjir galodo di area Limau Manis kota Padang yang berakibat rusaknya bendung dan memperparah sektor pertanian di daerah irigasi tersebut. Tinjauan ulang perencanaan bendung Limau Manis ini direncanakan dengan menggunakan mercu tipe Bulat dengan kondisi Geografis sungai Danau Limau Manis yang terjal dan banyak mengangkut bongkahan batu-batu besar. Dalam pembuatan Tugas Akhir ini dilakukan perhitungan-perhitungan seperti analisa hidrologi, perhitungan hidrolis bendung, perhitungan dimensi bendung dan perhitungan stabilitas bendung. Data-data pendukung adalah peta topografi berskala 1:50.000 dan data curah hujan berdasarkan 15 tahun pengamatan. Bendung ini direncanakan untuk umur rencana 100 tahun. Dari hasil perhitungan didapat : luas catchment area seluas 34 km2, debit 100 tahunan (Q100) = 364,2897 m3/dt. Lebar bendung 23 m, tinggi mercu bendung 1,27 m dan tinggi energi (H1) = 3,813 m, sehingga dapat mengairi areal pertanian seluas 555,00 Ha. Pada perhitungan Stabilitas Bendung dalam keadaan air normal didapat angka keamanan terhadap guling 2,87 dan geser 2,85. Pada saat air keadaan banjir didapat angka keamanan terhadap guling 1,53 dan geser 1,69. Maka didapat kontruksi bendung stabil.

(2)

REVIEW OF WEIR PLANNING LIMAU MANIS, PADANG CITY

Dita Veviana Verasari , Mawardi Samah , Zahrul Umar

Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University, Padang

E-mail:Ditavevi07@gmail.com,Mawardi_samah@yahoo.com,Zahrul_umar@yahoo.co.id.

Abstract

In 2012 there was Galodo flood at Limau Manis area Padang city resulting weir become defective and damage the agricultural sector in Irrigation area. Review of Limau manis planning weir is planned to use beacon-type Spherical with Danau Limau Manis river Geographical conditions steep and many carrying cobblestone. In making this final project carried out calculations such as hydrological analysis, hydraulic calculations weir, weir dimensional calculations and stability calculations weir. Supporting data is a topographic map scale of 1: 50.000 and rainfall data is based on 15 years of observation. This weir is planned for the 100-year design life. The research result shows: wide catchment area of 34 km2, 100 annual discharge (Q100) = 364.2897 m3 / sec. Weir width 23 m, 1.27 m tall lighthouse weir and high energy (H1) = 3.813 m, which can irrigate an area of 555.00 ha of agricultural area. In the calculation of weir stability in a state of normal water obtained to bolster safety factor of 2.87 and 2.85 slide. At the current state of flood water to bolster safety factor obtained 1.53 and 1.69 slide. The importance of the construction of the weir is stable.

(3)

PENDAHULUAN

Seiring dengan kebutuhan air, manusia berusaha mengatasi kendala yang

disebabkan air dan memanfaatkan

seoptimal mungkin. Adanya sumber air

yang dimanfaatkan untuk mencukupi

kebutuhan air pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Siklus hidrologi yang terjadi menyebabkan jumlah volume air yang ada di dunia ini adalah tetap. Akan tetapi, dipandang dari aspek ruang dan waktu distribusi air secara alamiah tidaklah ideal. Sebagai contoh, dalam usaha sumber air baku. Jika tidak ada usaha pengendalian air

pada musim hujan, maka akan

menyebabkan terjadinya erosi dan banjir, sedangkan pada musim kemarau akan

kekeringan dan kesulitan mendapatkan

sumber air baku. Hal tersebut diatas merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam usaha pengembangan dan pengendalian sumber daya air.

Dalam Kondisi Geografis Kota Padang yang merupakan dataran dan

Perbukitan/Pegunungan menyebabkan

daerah Kota Padang rawan terjadi tanah longsor, banjir dan galodo baik di area perbukitan maupun di aliran sungai. Ketiadaan vegetasi penyerap air, penutup permukaan tanah serta daya tampung aliran sungai yang tidak memadai menyebabkan ketidakmampuan lahan dalam menyerap dan menampung intensitas air yang tinggi dari hulu sungai. Maka saat curah hujan yang tinggi terjadilah aliran yang cukup besar sehingga rentan terjadinya bencana banjir, galodo dan kerusakan pada aliran sungai. Pasca Bencana banjir galodo yang terjadi pada tahun 2012 di Kota Padang turut memperparah kondisi sungai-sungai yang sudah mempunyai potensi kerusakan sungai, bahkan sebagian bangunan sungai yang ada di daerah bencana tersebut turut rusak akibat gempa tersebut. Tidak terkecuali terjadi pula pada aliran sungai Danau Limau Manis Kota Padang.

Sungai yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut dapat menimbulkan

ancaman bencana lanjutan yang

(4)

sekitar daerah bantaran sungai yang ada, seperti longsor, galodo dan bencana banjir. Luapan sungai akibat banjir dapat merusak areal lahan usaha pertanian, permukiman, badan jalan dan prasarana umum lainnya sehingga akan berakibat pada turunnya produktifitas lahan, panen mengalami kegagalan, kerugian material masyarakat

dan rusaknya infrastruktur sehingga

rnenghambat laju pembangunan.

Perbaikan dan Pengembangan suatu areal pertanian Khusus nya Daerah Irigasi Limau Manis Kota Padang menjadi suatu daerah irigasi teknis lengkap dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya adalah

cerminan bagi pemerintah untuk

pemerataan pembangunan yang dapat dirasakan dan dinikmati semua lapisan masyarakat.

Untuk itu penulis mengangkat

masalah ini sebagai bahan untuk pembuatan Tugas Akhir dengan judul “TINJAUAN

ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG”.

METODE

Penulis melakukan studi literatur dan pegumpulan data. Kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar dibedakan atas: a. Studi literatur

Dalam studi literatur didapatkan teori-teori yang diperoleh melalui buku – buku untuk analisa hidrologi yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir.

b. Pengumpulan data

Data yang dibutuhkan adalah peta DAS, data curah hujan 15 tahun (tahun 1999 sampai tahun 2013) yang berasal dari Stasiun Batu Busuk.

c. Analisa dan perhitungan. 1) Curah hujan maksimum

Pada analisa ini, data curah hujan yang akan digunakan adalah data curah hujan rata – rata maksimum yang diperoleh dengan menghitung data curah hujan 15 tahun dari 1 stasiun dengan menggunakan Metode Aljabar ( Arithmetic mean ).

(5)

2) Curah hujan rencana

Untuk menghitung curah hujan rencana

penulis menggunakan Distribusi

Probabilitas Normal, Log Normal,Log Pearson III dan Gumbel. Dilanjutkan dengan Uji Chi-Kuadrat dan Uji

Smirnov Kolmogorov untuk

mendapatkan hasil distribusi yang diterima dan mempunyai nilai terkecil. 3) Analisa Debit Banjir Rencana

Untuk perhitungan Debit Banjir

Rencana dilakukan dengan metode

Hasper. Data untuk metode tersebut di ambil dari nilai curah hujan rencana. Perhitungan debit rencana dengan

metode ini, tinggi hujan yang

diperhitungkan adalah tinggi hujan pada titik pengamatan.

4) Perhitungan Dimensi Bendung.

Perhitungan dimensi bendung

berguna untuk mengetahui seberapa besar debit yang mampu ditahan oleh bendung dengan menggunakan data dimensi yang ada dilapangan pada saat ini. Selanjutnya hasil perhitungan akan

menunjukkan apakah diperlukan dimensi baru untuk bendung atau tidak.

ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Perhitungan Curah Hujan

Didalam perhitungan data curah hujan rata – rata menggunakan Metode Aljabar.

Tabel 1. Perhitungan curah hujan rata-rata

No Tahun Pengamatan Curah Hujan Maksimum Stasiun Batu Busuk (mm) 1 1999 100 2 2000 221 3 2001 258 4 2002 145 5 2003 155 6 2004 155 7 2005 193 8 2006 135 9 2007 175 10 2008 155 11 2009 87 12 2010 56 13 2011 115 14 2012 145 15 2013 169 n=15 ∑R = 2264

(Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat I Sumatera Barat)

(6)

b. Curah hujan rencana

Untuk curah hujan rencana penulis

menggunakan 4 Metode Distribusi

Probabilitas, yaitu :  Distribusi Normal  Distribusi Log Normal  Distribusi Gumbel  Distribusi Log Pearson II

Dan dilakukan Uji Kecocokan Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Nilai uji Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof

N O METODE PENGUJIA N DISTRIBUSI NORMA L GUMBE L LOG NORMA L LOG PEARSO N III 1 Chi-Kuadrat (X²) 2 < 5,991 (diterima) 4 < 5,991 (diterima) 4,667 < 5,991 (diterima) 8 > 5,991 (tidak dapat diterima) 2 Smirnov Kolmogorov 0,0931< 0,34 (diterima) 0,0285 < 0,34 (diterima 0,055 < 0,34 (diterima) 0,090 < 0,34 (diterima)

Maka, Distribusi yang dapat diterima dan selisih nilai yang terkecil adalah

Metode Normal

Tabel 3. Curah hujan rencana Distribusi Normal No T (tahun) KT Xr (mm/hari) 1 2 0.0000 150.9300 2 5 0.8416 193.8474 3 10 1.2816 216.2852 4 25 1.7507 240.2069 5 50 2.0573 255.8420 6 100 2.3263 269.5597 (Sumber Data : Hasil Perhitungan)

c. Perhitungan Debit Banjir Rencana Tabel 4. Resume Debit Banjir

No Metode Q2 (m3/d t) Q5 (m3/dt ) Q10 (m3/dt) Q25 (m3/dt ) Q50 (m3/ dt) Q10 0 (m3/ dt) 1 Hasper 204.6 7735 262.5 488 292.747 21 324.8 99221 3 345. 8894 364.2 897 2 Wedwen 268.3 3241 344.6 335 384.524 81 427.0 54239 2 454. 8513 479.2 394 (Sumber data: hasil perhitungan)

Dari kedua metode tersebut diambil Q100 yang mendekati Q100 rata-rata yaitu

hasil perhitungan Metode Hasper. Jadi besarnya debit rencana (design flood) diambil harga Q100hasil perhitungan.

(Q100) = 364,2897 m3/dt

d. Perhitungan Bendung  Elevasi Puncak Mercu

Elevasi puncak mercu bendung harus ditentukan sedemikian rupa sehingga

1. Pada saat air sungai setinggi mercu bendung dapat mengairi semua daerah yang direncanakan.

2. Daya bilas pembilas bawah harus

mampu membersihkan endapan

(7)

3. Daya bilas kantong lumpur cukup besar, sehingga endapan dikantong lumpur dapat dibilas dengan lancar.

Perencanaan puncak mercu :

- Elevasi sawah tertinggi = + 236,7 m

- Kedalaman air disawah = 0,1 m

- Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,1 m

- Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,3 m

- Kehilangan tekanan dari primer ke = 0,36 m

- Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 0,15 m

- Kehilangan tekanan dari alat alat ukur = 0,40 m

- Kehilangan tekanan dari saluran intake = 0,20 m

- Eksplotasi = 0,20 m

Elevasi puncak mercu = + 238,5 m Di dapat :

- Elevasi puncak mercu bendung = + 238,5 m

- Elevasi dasar bendung = + 237,23 m

Maka, tinggi bendung (P) = 1,27 m

 Lebar Efektif Mercu Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal (abutment). Sebaiknya lebar bendung ini

sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus). Biasanya lebar bendung diambil antara 1,0

– 1,2 dari lebar rata-rata sungai pada ruas

yang stabil.

Be = B – 2 (nKp + Ka). HI

Dimana :

Be = Lebar efektif bendung

B = Lebar bendung (lebar total

– lebar pilar)

n = Jumlah pilar

Kp = Koefisien kontraksi pilar

Ka = Koefisien kontraksi

pangkal bendung

HI = Tinggi energi (m)

(Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, KP 02 hal 114)

 Tinggi Muka Air di Hilir Bendung Tabel 5. Tinggi Muka air dihilir bendung

(Sumber : Data perhitungan)

 Tinggi Muka Air Banjir di atas Bendung

 elevasi muka air diatas bendung : = Elevasi puncak mercu + hd No H (m) A (m2) P (m) R (m) I N V (m/dt) Q (m3/dt) 1 1,4 2856 22,96 1,24 0,1030 0,030 12,35 352,716 2 1,415 28,887 23 1,256 0,1030 0,030 12,45 359,643 3 1,42 28,99 23,02 1,26 0,1030 0,030 12,48 361,87 4 1,425 29,11 23,031 1,264 0,1030 0,030 12,51 364,116

(8)

= (+ 238,5) + 2.873 = 241,373 m  Elevasi energi diatas mercu :

= Elevasi puncak mercu + H1

= (+2385) + 3,813= 242,313 m  Elevasi muka air dihilir bendung :

= Elevasi dasar sungai di hilir bendung + h

= (+ 235,7) + 1,425 = + 237,125 m

 Perhitungan Back Water

Dimana :

a = Kedalaman air sungai sebelum adanya bendung (m)

h = Tinggi air berhubung adanya bendung (m)

L = Panjang total dimana kurva pengempangan terlihat (m) Z = Kedalaman air pada jarak x dari

bendung (m)

X = Jarak dari bendung (m) I = Kemiringan Perhitungan : a = 2,873 m h = 3,813 m I = 0,1030 Sehingga : = , , = 1,327 > 1 Maka L = L = . ( , ) , = 74,04 m

 Perhitungan Hidrolis Kolam Olak

Dari hasil perhitungan terdahulu diperoleh data-data sebagai berikut :

 Debit banjir rencana

= 364,2897 m3/dt

 Elevasi puncak mercu

= + 238,5 m

 Elevasi air dihilir bendung

= + 237,125 m

 Elevasi air dihulu bendung

= + 241,373 m  Jari-jari mercu = 0,58 x Hd= 0,3 x 2,873 = 0,9 m  Tinggi mercu = 1,27 m  Kemiringan sungai = 0,1030 Tabel 6. Perhitungan Elevasi Kolam Olak

Elevasi Z (m) V1 (m/dt ) Y1 (m) Fr (m) Y2 (m) Elevasi Air Loncat (m) 236,5 0,6 7,013 2,336 1,468 3,991 240,51 235 5,12 11,74 1,395 3,17 4,3 239,3

(9)

231,8 5,32 11,90 1,376 3,24 5,34 237,1

(Sumber data: hasil perhitungan ) Jadi : a. Debit satuan (Q100) q = = , , = 16,38 m 3 /dt/m b. Kedalaman kritis (hc) hc = hc = , , = 3 m

c. Tinggi energi dihulu = Elevasi mercu + H1

= (+ 238,5) + 3,813 = 242,313 m d. Tinggi energi dihilir

∆H = (+235,7) – (+2,873)

= 238,573 m

e. Menentukan jari-jari bak minimum yang diizinkan (Rmin)

∆ = , = 1,24 → dari grafik didapat : Rmin/hc = 1,57 Rmin = 1,57 x 3 Rmin = 4,74 → diambil R = 4,7

f. Menentukan batas hilir minimum (Tmin) ∆ = , = 1,24 → dari grafik didapat Tmin/hc = 1,88 ∆ , = 1,88 (1,24)0,215 = 1,97 x 3 = 5,91 m = 6 m

 Perhitungan Lantai Muka ∆hmax = (+238,5) – (+231.8)

= 6,7 m

∆hmax. C = 6,7 . 3,5 = 23,45 m a. Sebelum ada lantai muka

LV = 1,5 + 1,7 + 2,6 + 1,00 + 1,00 + 3,8 = 11,6 m LH = 1 + 1,6 + 1,6 + 1,6 +0,3 + 3 + 2,8 +0,3 +0,6 = 12,8 m Lw = Lv+ 1/3 LH H . C = 11,6 + 1/3 (12,8) > 6,7 . 3,5 = 16 m < 23,45 m Lrencana = Lperlu– Lw

(10)

= 23,45 – 16 = 7,4 m ~ 7 m

b. Disain lantai muka

Lv = 1,4 + 1 +1 + 1 +1 +1 +1 = 7,4 m LH = 0,6 +1,6 +0,6 +1,6 +0,6 +1,6 = 6,6 m LW= Lv+ 1/3 LH = 7,4 +1/3 (6,6) = 9,6 m > 7 m  Stabilitas Bendung a. Pada Saat Air Normal

Tabel 7. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Normal)

No Gaya-Gaya

yang bekerja

Gaya (ton) Momen (t.m)

V H Mv Mh 1 Berat sendiri bending -76,571 -582,69 2 Gaya gempa 10,873 82,742 3 Tekanan lumpur - 0,1 0.16 - 1,25 1,28 4 Tekanan tanah - 6,06 - 17,65 5 Tekanan hidrostatis 0.56 0,8 11,48 16,4 6 Tekanan uplift pressure 6.315 12,615 19,221 110,205 Jumlah - 69,796 18,388 -553,24 192,977

Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal

1. Terhadap guling Sf = ∑ ∑ ≥ 1,5 = , , ≥ 1,5 = 2,87 ≥ 1,5...(Aman) 2. Terhadap geser Sf = f . ∑ ∑ ≥ 1,5 Sf = 0,75 . , , ≥ 1,5 = 2.85 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ ∑ = 1,3 ≤ 2,167…. (Aman)

4. Terhadap daya dukung tanah

qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 .

γ . B . Nγ

Dimana :

q = Daya dukung keseimbangan (Ultimate bearing Capasity t/m2)

Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung tanah

yang tergantung pada besarnya sudut geser dalam tanah.

Berdasarkan sudut geser tanah diatas dengan nilai Ø = 32,5’ di dapat dari tabel

Terzaqhi : Nc = 41,05 Nq = 26

Nγ = 23,78

qult= C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ

Tegangan tanah yang di izinkan

(11)

5. Terhadap tekanan dibawah bendung

τ = ∑ (1 ± )

τ = , (1 ± , )

b. Pada Saat Air Banjir

Tabel 8. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Banjir)

Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Banjir

1. Terhadap guling Sf

=

∑ ∑ ≥ 1,5 = 1,53 ≥ 1,5….. (Aman) 2. Terhadap geser Sf = f . ∑ ∑ ≥ 1,5 = 1,69 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ ∑ ∑ = 1,07 ≤ 2,167 …. (Aman)

4. Terhadap tekanan tanah dibawah bendung

τ = ∑

(

1 ±

)

KESIMPULAN

Dari pembahasan analisa perencanaan

ulang Bendung Limau Manis yang

dilakukan pada, didapat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dari peta topografi didapat luas catchment area yang mempengaruhi debit Sungai Danau Limau Manis sekitar 34 km2.

2. Dalam perhitungan debit banjir rencana periode ulang 100 tahun pada perencanaan Bendung Limau Manis ini didapat Q100 = 364,2897

m3/dt.

3. Pada tinjauan ulang perencanaan bendung Limau Manis digunakan mercu tipe Bulat dengan jari-jari mercu 0,9 m.

4. Bendung Limau Manis ini berguna untuk meninggikan muka air sungai agar bisa disadap untuk mengairi areal persawahan seluas 555 Ha.

No Gaya-Gaya

yang bekerja

Gaya (ton) Momen (tm)

V H Mv Mh 1 Berat sendiri bendung -76,571 - 582,69 2 Gaya gempa 10,873 82,742 3 Tekanan lumpur - 0,1 0,16 -1,25 1,28 4 Tekanan tanah - 6,06 - 17,65 5 Tekanan hidrostatis - 31,84 - 6,085 - 116,26 - 33,493 6 Tekanan uplift pressure 22,329 39,314 90,804 367,811 Jumlah - 86,182 38,202 - 609,4 400,69

(12)

5. Tipe kolam olak yang digunakan dalam perencanaan yaitu tipe bak tenggelam (Bucket), karena harus sesuai dengan jenis kandungan sedimen yang berada di area

setempat dimana banyak

mengangkut bongkahan-bongkahan atau batu-batu besar.

6. Hasil dari perhitungan elevasi dan

kedalaman air adalah sebagai

berikut :

Tabel 9. Kesimpulan hasil perhitungan

Uraian Analisa Perencanaan Kedalaman air di

hilir bendung (h) 1,425 m Elevasi muka air di

hilir bendung 237,125 m Elevasi muka air di

atas bendung 241,373 m Elevasi energi diatas

bendung 242,313 m

7. Jari-jari kolam olak yang di dapat pada perencanaan bendung tetap ini

adalah 4,7 m dengan batas

minimum tinggi air dihilir adalah 6 m

8. Pada perhitungan Stabilitas bendung dalam keadaan air normal didapat angka keamanan terhadap guling 2,87 dan terhadap geser 2,85. Pada saat air dalam keadaan banjir didapat angka keamanan terhadap guling 1,53 dan terhadap geser 1,69. Dari hasil perhitungan yang didapat maka konstruksi bendung stabil.

SARAN

1. Dalam merencanakan suatu bendung hendaknya menggunakan data-data

yang akurat, sehingga dalam

pengerjaannya dilapangan sesuai

dengan kebutuhan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

2. Pada perhitunganan gaya-gaya yang

bekerja pada tubuh bendung

hendaknya dilakukan secara teliti, karena pengaruh gaya-gaya tersebut

(13)

sangat besar dalam pengontrolan stabilitas bendung.

3. Untuk mengatur pola tanaman

diusahakan kepada para petani

pemakai air untuk mengatur pola

tanam dan disesuaikan dengan

ketersediaan air yang ada di sungai Danau Limau Manis.

4. Untuk merencanakan lantai muka hendaknya memperhatikan tekanan air yang mempengaruhi bendung tersebut, sehingga dapat diketahui lantai muka yang direncakan untuk menghambat tekanan air tersebut perlu diperbesar atau diperpanjang. 5. Dalam menentukan tipe kolam olak

harus mempertimbangkan kondisi sedimen yang ada di lokasi sungai

setempat karena sangat

mempengaruhi ketahanan dari kolam

olak tersebut, kolam olak juga harus tahan terhadap gerusan dan juga harus mampu meredam loncatan air yang terjadi dihilir bendung.

6. Pada perhitungan dimensi bendung harus sesuai dengan debit banjir rencana dan dalam menentukan debit

banjir rencana juga harus

mempertimbangkan perode ulang

yang harus diambil supaya konstruksi bendung tersebut aman.

7. Bendung yang sudah di dibangun

hendaknya diadakan suatu

pemeliharaan sehingga fungsi dari

pembangunan bendung tersebut

masih dapat digunakan secara

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto. 2011. Metode Konstruksi Bendungan.Jakarta : UI-Press

Dr. Ir. Suripin, M.Eng. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : Andi

Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-02, Cetakan Pertama, Bandung, 1986.

Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-04, Cetakan Pertama, Bandung, 1986.

Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-06, Cetakan Pertama, Bandung, 1986.

I Made Kamiana. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Edisi Pertama, 2011. Yogyakarta : Graha Ilmu

Mawardi, Erman. Memed, Moch. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabet.

Sosrodarsono, Suyono. Takeda, Kensaku. 1983. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Suyono,Sosrodarsono Dr.Ir., Kazuto

Nakazawa “Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi” Cetakan kelima, Jakarta :

Gambar

Tabel 1. Perhitungan curah hujan rata-rata
Tabel  2. Rekapitulasi  Perhitungan  Nilai  uji Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof
Tabel 7. Resume  Gaya  Yang  Bekerja  Pada Bendung (Saat Air Normal)
Tabel 8. Resume  Gaya  Yang  Bekerja  Pada Bendung (Saat Air Banjir)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jikalau syarat-syarat yang disebut dalam pasal 12 , pasal 21 atau pasal 22 Undang-undang ini belum dipenuhi atau jika karena sesuatu hal penetapan pemberian pensiun pegawai

Variabel kepemimpinan, berdasarkan analisa deskriptif, juga menunjukkan skor rata-rata sebesar 4.694444, hal itu menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan ketua jurusan Teknik Industri

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pemerintah Kota Tegal akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

9 Effendi Wahyono, Modul 1: Ilmu Pengetahuan dan Manfaatnya dalam Modul Ilmu Sosial Dasar, Penerbit Universitas Terbuka Jakarta, …….. dan makhluk sosial dalam kehidupan

Atau wanita menjadi sekretaris khusus bagi seorang direktur yang karena alasan kegiatan mereka sering berkhalwat (berduaan), atau menjadi penari yang merangsang nafsu

Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa locus of control memoderasi hubungan antara kecemasan berkomputer dan keahlian pemakai dalam menggunakan software atau program

Metode penyelesaian tersebut dilakukan dengan mengubah persamaan diferensial Hill yang merupakan persamaan diferensial linear homogen orde dua ke bentuk sistem persamaan

dipandang sebagai manusia luar biasa, tidak diketahui asal kedatangannya. Dipercaya sebagai orang yang berkekuatan sakti, menjelmakan diri pada suatu tempat, pada