Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 6
Akuntansi Investasi Revisi 2016
Jakarta, 03 Mei 2018
Pendahuluan
• Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan
Tujuan
• Mengatur perlakuan akuntansi investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode akuntansi investasi, serta
penyajian dan pengungkapannya pada laporan keuangan
• Berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, Badan Layanan Umum, sepanjang tidak diatur khusus dalam PSAP BLU, dan laporan keuangan konsolidasian. Pernyataan Standar ini tidak berlaku untuk
perusahaan negara/daerah
• Penempatan uang yang termasuk dalam lingkup setara kas;
• Pengaturan bersama (joint arrangements) yang mencakup
operasi bersama (joint operation) dan ventura bersama
(joint venture);
• Aset tetap yang dikerjasamakan; dan
• Properti investasi.
Bentuk Investasi
Bentuk
Memperoleh
pendapatan yang
teratur dlm jk panjang
Investasi jangka
panjang
Dalam rangka
manajemen kas
Investasi Jangka
pendek
Klasifikasi Investasi
Klasifikasi
Investasi jangka pendek
Dapat segera diperjualbelikan secara bebas/dicairkan
Ditujukan dalam rangka manajemen kas
Beresiko rendah
Investasi jangka panjang
Investasi yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha, Investasi yang dibeli pemerintah untuk tujuan
menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain
Investasi yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang
Investasi Permanen Dimaksudkan utk dimiliki secarapermanen
Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah Investasi permanen lainnya yang
dimiliki oleh pemerintah
Investasi non Permanen Dimiliki utk tidak dimiliki secarapermanen
Obligasi atau surat utang jangka panjang
Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada pihak ketiga;
Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat
Pengakuan Investasi
Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
Pengukuran Investasi
• Penyertaan modal pemerintah • Saham/obligasi
Nilai Perolehan
• Investasi yang diperoleh bukan dari perolehan
Nilai Wajar
• Investasi yang tidak memiliki pasar aktif
Nilai Nominal
• Investasi utk penyehatan/penyelamatan perekonomian
Metode Akuntansi Investasi
• Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
Metode Biaya
• Pengakuan awal aset investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan ditambah bagian laba atau dikurangi bagian rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi pada laporan operasional dan menambah nilai investasi pemerintah.
• Dividen tunai pada saat diumumkan dalam RUPS diakui sebagai piutang dividen dan
pengurang investasi pemerintah. Dividen tunai yang telah diterima oleh pemerintah akan mengurangi piutang dividen. Penerimaan dividen tunai tersebut akan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dalam laporan realisasi anggaran.
• Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan akibat perubahan ekuitas badan usaha penerima investasi (investee), misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap. Dampak penyesuaian tersebut akan diakui sebagai penambah atau pengurang ekuitas pemerintah.
Kriteria Penggunaan Metode Akuntansi Investasi
Metode Biaya
<20%
Metode Ekuitas
20%<investasi<50%
<20%, memiliki pengaruh signifikan >50%
Pengakuan Hasil Investasi
1. Bunga deposito dan bunga obligasi, yang telah menjadi hak pemerintah diakui sebagai piutang hasil investasi pada neraca dan pendapatan hasil investasi pada laporan operasional. Penerimaan hasil investasi akan diakui sebagai pengurang piutang hasil investasi pada saat kas diterima. Hasil investasi yang diterima tunai akan diakui sebagai pendapatan hasil investasi pada laporan realisasi anggaran.
2. Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek atau investasi jangka panjang non permanen berupa pendapatan dividen tunai (cash dividend) diakui sebagai piutang dividen pada neraca dan pendapatan hasil investasi pada laporan
operasional pada saat dividen diumumkan dalam RUPS. Pendapatan dividen tunai (cash dividend) tersebut diakui sebagai pengurang piutang dividen pada neraca pada saat kas diterima. Penerimaan dividen tunai (cash dividend) tersebut akan diakui sebagai pendapatan hasil investasi pada laporan realisasi anggaran.
3. Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya pada saat diumumkan dalam RUPS dicatat sebagai piutang dividen pada neraca dan pendapatan hasil investasi pada laporan operasional. Hasil investasi berupa dividen tunai akan diakui sebagai pengurang piutang dividen pada saat kas diterima. Penerimaan hasil investasi berupa dividen tunai tersebut akan diakui sebagai pendapatan hasil investasi pada
laporan realisasi anggaran.
4. Hasil investasi berupa bagian laba yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode ekuitas, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi pada laporan operasional dan penambah nilai investasi
pemerintah pada neraca. Dividen tunai diakui sebagai piutang dividen dan pengurang investasi pemerintah pada saat
diumumkan dalam RUPS. Dividen tunai yang telah diterima pemerintah akan mengurangi piutang dividen. Penerimaan dividen tunai tersebut akan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dalam laporan realisasi anggaran. Dividen dalam bentuk
saham yang diterima tidak menambah nilai investasi pemerintah, sehingga tidak diakui sebagai pendapatan.
5. Dalam metode ekuitas, pengakuan bagian rugi dalam nilai investasi pemerintah yang disajikan pada neraca dilakukan sampai nilai investasi menjadi nihil. Selisih bagian rugi yang belum diakui dalam investasi pemerintah akan diungkap dalam catatan atas laporan keuangan
Dalam metode ekuitas, pengakuan bagian rugi dalam nilai investasi
pemerintah yang disajikan pada neraca dilakukan sampai nilai investasi
menjadi nihil. Selisih bagian rugi yang belum diakui dalam investasi
pemerintah akan diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
Pengakuan bagian laba dapat kembali dilakukan ketika bagian laba telah
menutup akumulasi rugi yang tidak diakui pada saat nilai investasi negatif
disajikan nihil.
Jika akibat kerugian yang dialami, nilai investasi menjadi negatif dan
pemerintah memiliki tanggung jawab hukum untuk menanggung kerugian
atas badan usaha penerima investasi (investee) tersebut, maka bagian
akumulasi rugi diakui sebagai kewajiban
1. Pelepasan aset investasi pemerintah dapat berbentuk
penjualan aset investasi, pertukaran dengan aset lain,
kompensasi utang pemerintah, hibah dan donasi,
pembebasan utang bagi penerbit efek obligasi, dan lain
sebagainya.
2. Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai
tercatatnya diakui sebagai surplus/defisit pelepasan investasi.
Surplus/defisit pelepasan investasi disajikan dalam laporan
operasional
1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
2. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
3. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang memiliki harga pasar;
4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; 5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
6. Rekonsiliasi nilai investasi awal dan akhir atas investasi dengan metode ekuitas;
7. Investasi yang disajikan dengan nilai nihil dan bagian akumulasi rugi yang melebihi nilai investasi; 8. Kewajiban yang timbul dari bagian akumulasi rugi yang melebihi nilai investasi dalam hal
pemerintah memiliki tanggung jawab hukum; 9. Perubahan klasifikasi pos investasi.
10. Perubahan porsi kepemilikan atau pengaruh signifikan yang mengakibatkan perubahan metode akuntansi.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 13
Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
Isi PSAP 13 Penyajian LK BLU
1. Pendahuluan 2. Definisi
3. Tujuan Laporan Keuangan BLU
4. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan BLU 5. Komponen Laporan Keuangan BLU
6. Struktur dan Isi
7. Laporan Realisasi Anggaran 8. Laporan Perubahan SAL 9. Neraca
10. Laporan Operasional 11. Laporan Arus Kasl
12. Laporan Perubahan Ekuitas
13. Penggabungan LK BLU ke dalam LK Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan 14. Penghentian Satuan Kerja BLU menjadi Satuan Kerja Biasa
1. Pendahuluan
Par 8
• Badan Layanan Umum` adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
Par 2
• Satker yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, pengelolaan investasi dan pengadaan barang/jasa, kesempatan untuk
mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya
Par 3
• Tujuan pernyataan standar adalah untuk mengatur penyajian LK BLU dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keungan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar BLU
Microscope Shape for PowerPoint
Berlaku untuk
Satker BLU
dalam
menyusun
Laporan
Keuangannya
(Par 5)
Ruang Lingkup
• Pendanaan dari APBN
• Dibentuk dengan peraturan perundang-undangan
• Pimpinan entitas adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk
• Entitas membuat pertanggungjawaban baik kepada entitas akuntansi ataupun entitas pelaporan
• Mempunyai kewenangan dalam pengelolaan keuangan al, penggunaan pendapatan, pengelolaan kas, investasi dan pinjaman sesuai ketentuan
• Memberikan jasa layanan kepada masyarakat/pihak ketiga
• Mengelola sumber daya yang terpisah dari entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya
• Mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian program pemerintah • Laporan keuangan diaudit dan diberi opini oleh auditor eksternal
Entitas Pelaporan (par 6)
• Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD) yang menyelenggarakan akuntansi, yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya.
Entitas Akuntansi (par 7)
3. Tujuan Laporan Keuangan BLU (par 10)
umum
spesifik
Menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi
anggaran, SAL, arus kas, hasil
operasi dan perubahan ekuitas
yang bermanfaat bagi pengguna
dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya
Menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas
entitas pelaporan atas sumber
daya yang dipercayakan
Tanggung jawab
penyusunan dan
penyajian LK BLU berada
pada pimpinan BLU atau
pejabat yang ditunjuk`````
4. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
5. Komponen Laporan Keuangan BLU (par 12)
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Perubahan SAL
Neraca
Laporan Operasional
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan atas Laporan Keuangan
6. Struktur dan Isi
Umum
Periode Pelaporan
Tepat waktu
Pernyataan standar
mensyaratkan adanya
pengungkapan tertentu
pada lembar muka
laporan keuangan,
mensyaratkan
pengungkapan
pos-pos lainnya dalam
lembar muka laporan
keuangan atau dalam
CaLK
LK BLU disajikan
paling kurang sekali
dalam setahun
Kegunaan laporan
keuangan berkurang
bilamana laporan tidak
tersedia bagi
pengguna dalam suatu
periode tertentu
setelah tanggal
pelaporan
7. Laporan Realisasi Anggaran (1)
Laporan Realisasi
Anggaran BLU
menyajikan informasi
realisasi
pendapatan-LRA, belanja,
surplus/defisit-LRA,
pembiayaan, dan sisa
lebih/kurang pembiayaan
anggaran yang
masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya
dalam satu periode.
Pendapatan BLU yang
dikelola sendiri dan tidak
disetor ke Kas Negara/
Daerah merupakan
pendapatan
negara/daerah
Par 17 Par 18 Par 19 Pendapatan LRA
Belanja
Surplus/Defisit LRA
Penerimaan
Pembiayaan
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembiayaan Neto
Sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran
(SiLPA/SiKPA)
7. Laporan Realisasi Anggaran (2)
BLU diberikan
fleksibilitas dalam
pengelolaan pendapatan
dimana pendapatan
dapat dikelola langsung
untuk membiayai
belanja.
Pemerintah membuat
mekanisme pengakuan
pendapatan LRA sesuai
ketentuan yang berlaku
di lingkup pemerintah
tersebut
Par 20 Par 21 Par 22Pendapatan LRA
BLU diakui pada saat
pendapatan kas yang
diterima BLU diakui
sebagai pendapatan oleh
unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan
umum
7. Laporan Realisasi Anggaran (3)
Dalam hal bendahara
penerimaan pendapatan
BLU merupakan bagian
dari BUN/BUD, maka
pendapatan LRA diakui
pada saat kas diterima
oleh bendahara
penerimaan BLU
Dalam hal pengurang
pendapatan bruto
bersifat variabel
terhadap pendapatan
dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan
terlebih dahulu
dikarenakan proses
belum selesai, maka
azas bruto dapat
dikecualikan
Par 23 Par 24 Par 25Akuntansi pendapatan
LRA dilaksanakan
berdasarkan azas bruto
yatu dengan
membukukan
penerimaan bruto dan
tidak mencatat jumlah
netonya (setelah
dikompensasikan
7. Laporan Realisasi Anggaran (4)
Khusus pendapatan dari
KSO diakui berdasarkan
azas neto dengan
terlebih dahulu
mengeluarkan bagian
pendapatan yang
merupakan hak mitra
KSO
Penyetoran yang
berasal dari pendapatan
LRA BLU tahun
sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang SAL
pada BLU dan
penambah SAL pada
Pemerintah
Pusat/pemerintah
daerah,
Par 26 Par 27 Par 28Penyetoran yang berasal
dari pendapatan LRA
BLU tahun berjalan
dibukukan sebagai
pengurang SiLPA pada
BLU dan penambah
SiLPA pada Pemerintah
Pusat/pemerintah
7. Laporan Realisasi Anggaran (5)
Pendapatan LRA BLU
diklasifikasikan menurut
jenis pendapatan
• Pendapatan yang
bersumber dari
layanan
• Pendapatan layanan
yang bersumber dari
EA/EP
• Pendapatan hasil
kerja sama
• Pendapatan yang
berasal dari hibah
• Pendapatan BLU
lainnya
Par 29 Par 30 Par 31Pendapatan LRA BLU
merupakan pendapatan
bukan pajak
7. Laporan Realisasi Anggaran (6)
Pendapatan hibah
berupa barang/jasa tidak
dilaporkan pada LRA
karena pengakuan
pendapatan berbasis
kas. Pendapatan hibah
berupa barang/jasa
dilaporkan pada LO yang
berbasis akrual
Belanja pada BLU
diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi,
organisasi dan fungsi
Par 37 Par 39 Par 40Belanja pada BLU diakui
pada saat pengeluaran
kas yang dilakukan BLU
disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi
7. Laporan Realisasi Anggaran (7)
Klasifikasi ekonomi untuk
BLU yaitu belanja
pegawai, belanja barang
dan belanja modal
Transaksi pembiayaan
dapat terjadi pada BLU
yang melakukan
transaksi perolehan
pinjaman jangka
panjang dan/atau
investasi jangka panjang
Par 41 Par 42 Par 43Selisih antara
pendapatan LRA dan
belanja pada BLU
selama satu periode
pelaporan dicatat dalam
pos Surplus/Defisit LRA
7. Laporan Realisasi Anggaran (8)
Penerimaan pembiayaan
pada BLU diakui pada
saat kas yang diterima
BLU disahkan oleh unit
yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum
Penambahan pokok
investasi yang berasal
dari pendapatan BLU
diakui sebagai
pengeluaran
pembiayaan
Par 44 Par 45 Par 46Pengeluaran
pembiayaan BLU diakui
pada saat pengeluaran
pembiayaan disahkan
oleh unit yang
mempunyai fungsi
7. Laporan Realisasi Anggaran (9)
Selisih lebih/kurang
antara penerimaan dan
pengeluaran
pembiayaan selama satu
periode pelaporan
dicatat dalam
pembiayaan neto
Apabila BLU menerima
alokasi anggaran selain
dari EA/EP yang
membawahinya, maka
BLU menyusun LRA
sesuai dengan EA/EP
pelaporan yang
mengalokasikan
anggaran tersebut
Par 47 Par 48 Par 49Selisih lebih/kurang
antara realisasi
pendapatan LRA dan
belanja serta
penerimaan dan
pengeluaran
pembiayaan selama satu
periode pelaporan
dicatat dalam pos SiLPA/
SiKPA
This is a sample text. Enter Your text Here Enter Your text Here Enter Your text Here Enter Your text Here
Laporan perubahan SAL menyajikan kenaikan atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
• SAL awal
• Penggunaan SAL • SiLPA/SiKPA
• Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya • Lain-lain
• SAL akhir
BLU menyajikan rincian lebih lanjut unsur-unsur perubahan yang terdapat dalam LPSAL dalam CaLK
Par 52 Par 53 Par 54
9. Neraca (1)
Par 56
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu
Par 57
• Kas dan setara kas
• Investasi jangka pendek • Piutang dari kegiatan BLU • Persediaan
• Investasi jangka panjang • Aset tetap
• Aset lainnya
• Kewajiban jangka pendek • Kewajiban jangka panjang • ekuitas
9. Neraca (2)
Par 58
Kas dan setara kas pada BLU merupakan kas yang berasal dari pendapatan BLU baik yang telah dan belum diakui oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum
Par 59
Kas pada BLU yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum merupakan bagian dari SAL
Par 62
Dana kas BLU yang bukan milik BLU diakui sebagai kas dan setara kas Antara lain : (par 63)
a. Dana titipan pihak ketiga b. Uang jaminan
9. Neraca (3)
Par 64
Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN/APBD diakui sebagai aset lainnya
Par 65
Penyetoran kas yang berasal dari
pendapatan BLU pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekutias pada BLU penambah ekuitas pada Pemerintah Pusat/daerah
Par 67
Investasi permanen pada BLU antara lain berbentuk penyertaan modal
Par 68
Investasi non permanen al:
• Pemberian pinjaman pd pihak lain • Dana berrgulir
• Investasi non permanen lainnya
Par 69
Walaupun kepemilikan investasi pada BLU ada pada BUN/BUD, tetapi investasi tersebut tetap dilaporkan pada LK BLU.
Par 70
BUN/BUD sebagai pemilik investasi melaporkan juga investasi yang
10. Laporan Operasional (Pendapatan)
Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan peggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/ daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode akuntansi
Struktur:
• Pendapatan LO • Beban
• Surplus/defisit dari kegiatan operasional
• Kegiatan non operasional • Surplus/defisit sebelum pos
luar biasa
• Pos luar biasa • Surplus/defisit LO
Par 72
Par 73
Klasifikasi Pendapatan LO: • Pendapatan dari alokasi
APBN/APBD
• Pendapatan dari layanan yg bersumber dari masyarakat • Pendapatan layanan yang
berasal dari EA/EP
• Pendapatan hasil kerja sama • Pendapatan yang berasal
dari hibah dalam bentuk kas/ barang/jasa
• Pendapatan BLU lainnya Par
10. Laporan Operasional (Pendapatan)
Pendapatan LO pada BLU diakui pada saat: a. Timbulnya hak atas pendapatan
b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi Pendapatan LO dilaksanakan
berdasarkan azas bruto
Par 75
Par 80
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan LO
bersifat variabel terhadap
pendapatan tersebut, maka azas bruto dapat dikecualikan
Par 81
Khusus untuk pendapatan dari KSO, diakui berdasarkan azas neto
dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang
merupakan hak mitra KSO
Par 82
10. Laporan Operasional (Beban)
Beban pada BLU diakui pada saat: a. Timbulnya kewajiban
b. Terjadinya konsumsi aset
c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa Beban pada BLU diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi Par
83
Par 87
Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan pada BLU (par 90)
Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi Aktivitas pendanaan Kas Masuk Kas Keluar
11. Laporan Arus Kas
11. Laporan Arus Kas (Aktivitas Operasi)
Arus masuk antara lain:
•
Pendapatan dari alokasi APBN/APBD•
Pendapatan layanan yang bersumberdari masyarakat
•
Pendapatan layanan yang bersumber dari EA/EP•
Pendapatan hasil kerja sama•
Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas•
Pendapatan BLU lainnyaPar 92
Arus keluar antara lain:
•
Pembayaran pegawai•
Pembayaran barang•
Pembayaran bunga•
Pembayaran lain-lain/kejadian luar biasa Par 93Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya, tidak termasuk investasi jangka pendek dan setara kas
Par 94
Arus masuk antara lain:
•
Penjualan aset tetap•
Penjualan aset lainnya•
Penerimaan divestasi•
Penjualan investasi dala m bentuk sekuritasPar 96
Arus keluar antara lain:
•
Perolehan aset tetap•
Perolehan aset lainnya•
Penyertaan modal•
Pembelian investasi dalam bentuk sekuritas•
Perolehan investasi jangka panjang lainnyaPar 98
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pemberian pinjaman jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah uang dan komposisi pinjaman jangka panjang dan utang jangka panjang
Par 100
Arus masuk antara lain:
•
Penerimaan pinjaman•
Penerimaan dana dariAPBN/APBD untuk diinvestasikan
Par 102
Arus keluar antara lain:
•
Pembayaran pokok pinjaman•
Pengembalian investasi dana dari APBN/APBD ke BUN/BUDPar 105
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan
Par 107
Arus masuk antara lain:
•
Penerimaan PFKPar 102
Arus keluar antara lain:
•
Pengeluaran PFKPar 105
Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Menyajikan:
•
Ekuitas awal•
Surplus/defisit LO periode bersangkutan•
Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas antara lain berasal dari dampak kumulatif yangdisebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya (koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya dan perubahan nilai AT karena revaluasi aset tetap)
•
Ekuitas akhir12. Laporan Perubahan Ekuitas
Par
112
Par
113
Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke LRA EA/EP
LRA, Neraca, LO, LPE
digabungkan pada LK EA/EP
LAK BLU dikonsolidasikan pada LAK unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum
Par 116
Par 117
Par 119
Par 122
13. Penggabungan LK BLU ke LK EA/EP
LP SAL BLU digabungkan dalam LP SAL BUN/BUD dan EP yang meyusun LK Konsolidasian
Akun timbal balik (reciprocal
accounts) dieliminasi
Dalam hal Satuan Kerja tidak lagi
menerapkan pola pengelolaan
keuangan BLU, maka Satuan Kerja
tersebut menyusun laporan
keuangan selayaknya entitas
akuntansi pemerintah lainnya, dan
Satuan Kerja tersebut harus
menyusun laporan keuangan
penutup per tanggal pencabutan
statusnya sebagai BLU (par 125)
Buletin Teknis Nomor 21
Akuntansi Transfer
J
en
is
T
ra
ns
fer
Dana PerimbanganDana Bagi Hasil (DBH)
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Transfer Lainnya
Dana Otonomi Khusus (Otsus)
Dana Keistimewaan
Dana Transfer Bidang Pendidikan
Data Transfer Lainnya Terkait Program Tertentu Pemerintah
Dana Desa
Dana Transfer Daerah
Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi
Dana Bagi Hasil dari Alokasi Dana Desa dari Kab/Kota
Bantuan Keuangan
JENIS TRANSFER
• dana yang berasal dari (realisasi) pendapatan suatu entitas yang dibagihasilkan dengan persentase tertentu kepada entitas lainnya.
• Contoh dana transfer bagi hasil adalah DBH: 1) dari Pemerintah Pusat kepada pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota; 2) dari pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten dan kota; serta 3) dari pemerintah kabupaten/kota ke desa.
Dana Bagi Hasil
• dana yang bersumber dari alokasi yang ditetapkan sebagai alokasi anggaran sejak awal.
• Begitu jumlah tertentu sudah dialokasikan dalam suatu keputusan politik maka dana dimaksud akan disalurkan kepada entitas penerima untuk digunakan dalam mendanai kegiatan
operasional pemerintahan.
• Penggunaan dana jenis ini tidak ditentukan oleh entitas penyalur, tetapi direncanakan secara mandiri oleh entitas penerima berdasarkan ketentuan perundang-undangan
Dana Alokasi Umum
• kelompok dana ini bisa berdasar undang-undang tertentu, keputusan politik antara pemerintah dengan legislatif maupun berdasar variable tertentu yang ditetapkan undang-undang
Dana Transfer Khusus
Pola Transfer
Alokasi Pagu
penyaluran dana transfer paling besar dapat direalisasikan sebesar pagu yang telah ditetapkan
DAU, DAK, Dana Otsus, Dana Keistimewaan DIY, Dana
Penyesuaian, Bantuan Keuangan baik dari provinsi maupun dari kabupaten/kota dan Dana Desa
Alokasi Sementara
bersumber dari pendapatan pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi, yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dibagihasilkan
Jumlah alokasi sementara didasarkan pada perkiraan/estimasi pendapatan ditargetkan oleh entitas pengelola pendapatan dalam anggaran yang kemudian dialokasikan dengan persentase
tertentu sesuai peraturan perundang-undangan
Penyaluran
Periodik Dana Alokasi Umum (DAU)
Periodik
Bersyarat Dana Bagi Hasil (DBH)
Bersyarat
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Otsus
Dana Penyesuaian
Transfer Lainnya
Beban
Transfer
diakui oleh entitas penyalur pada saat: (1) Terjadi pengeluaran
kas dari rekening kas negara/daerah (2) terdapat nilai kurang
yang dapat diperhitungkan
Kewajiban untuk entitas penyalur untuk merealisasikan transfer
diakui sebagai Beban Transfer
Jika entitas penyalur merealisasikan pengeluaran kasnya
melebihi dari seharusnya maka diakui sebagai Piutang Transfer
Entitas yang menerima transfer dari Pemerintah Pusat tidak
berhak menggunakan dana transfer dimaksud secara langsung,
tetapi harus segera menyalurkannya kepada pihak-pihak yang
telah ditetapkan sebagai entitas unit pelaksana kegiatan
Diakui dan dicatat sebesar
Dana Bagi Hasil (DBH)
jumlah yang telah dikeluarkan dari kas negara/daerah dan sebesar kewajiban yang terutang
Dana Alokasi Umum
(DAU) jumlah yang telah dikeluarkan dari kas negara
Dana Alokasi Khusus/Bantuan
Keuangan
jumlah yang telah dikeluarkan dari rekening kas negara/daerah
Dana Otonomi
Khusus jumlah yang telah dikeluarkan dari rekening kas negara
Dana Transfer Lainnya
jumlah kas yang telah dikeluarkan dari rekening kas Negara dan/atau kas daerah
Dana Desa
jumlah yang telah dikeluarkan dari rekening Kas Umum Negara ditambah sebesar kewajiban entitas penyalur yang belum dibayar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Dicatat dan disajikan sebagai:
• Transfer keluar dicatat dan disajikan pada LO sebagai Beban Transfer. Penjelasan yang memadai atas Beban Transfer diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
• Pada saat diketahui terdapat kurang salur pada tahun berjalan atau tahun sesudah berakhirnya suatu periode tetapi laporan keuangan belum diterbitkan, kurang salur tersebut akan menambah beban pada periode tersebut
• jika informasi tersebut di atas diketahui setelah LK diterbitkan, maka jumlah kurang salur dimaksud diakui sebagai beban transfer untuk periode diketahuinya kurang salur.
• Pada saat diketahui terdapat lebih salur pada tahun berjalan atau tahun sesudah berakhirnya suatu periode tetapi laporan keuangan belum diterbitkan, lebih salur tersebut akan mengurangi beban sekaligus diakui sebagai piutang untuk periode laporan keuangan yang sedang disusun
• Jika lebih salur dimaksud belum diketahui masing-masing daerahnya, maka piutang transfer tersebut dicatat sebagai Piutang Transfer Estimasi.
• Akan tetapi, jika informasi tersebut di atas diketahui setelah LK diterbitkan, maka jumlah lebih salur dimaksud diakui sebagai pengurang Beban Transfer untuk periode diketahuinya kurang salur
Definisi
• PSAP 12 tentang Laporan Operasional; pendapatan operasional transfer adalah pendapatan berupa
penerimaan uang atau hak untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
Pengakuan
• pengakuan pendapatan transfer masuk yang dapat dikatakan pasti jumlah dan waktunya adalah DAU • Selain jenis transfer DAU, terdapat dua titik pengakuan Pendapatan Transfer LO, yaitu pada saat kas
diterima dan pada saat terdapat pengakuan kewajiban kurang salur oleh pihak yang melakukan transfer kepada entitas penerima
Pengukuran
• Pendapatan Transfer LO diakui dan dicatat sebesar kas yang diterima oleh entitas dan/atau sebesar pengakuan kurang salur oleh entitas penyalur.
Pencatatan dan Penyajian
• Transfer masuk yang diterima oleh Pemda pada umumnya dicatat dan disajikan sebagai pendapatan.
Penerimaan Dana Transfer Bukan Pendapatan LO
• Terdapat dua jenis dana yang masuk dalam kategori ini, yaitu Dana BOS dan Dana Desa.
PENDAPATAN LO TRANSFER
• timbul pada entitas pemerintah pemberi transfer, apabila terdapat hak entitas penerima belum disalurkan sesuai dengan ketentuan.
Utang Transfer
• timbul karena lebih salur kepada entitas penerima transfer sedangkan bagi entitas penerima, piutang transfer timbul apabila terdapat entitas penerima yang belum diterima/direalisasikan.
Piutang Transfer
• dapat terjadi karena kekeliruan dalam perhitungan atau penentuan daerah lebih/kurang salur.
Koreksi Utang-Piutang Transfer
Pengakuan
• dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pengukuran
• diukur dan dicatat sebesar nilai uang yang dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pencatatan dan Penyajian
• Belanja dan pendapatan transfer disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Buletin Teknis Nomor 22
Akuntansi Utang
KLASIFIKASI KEWAJIBAN
Kewajiban
Jatuh Tempo
Pendek
Panjang
Sumber
Dalam Negeri
Luar Negeri
MATRIKS UTANG
Utang Dalam Negeri Luar Negeri
Jangka Pendek • Utang Pihak Ketiga • Utang Bunga
• Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) • Bagian Lancar Utang Jangka Panjang • Uang Muka KUN/KUD
• Pendapatan Diterima Dimuka
• Utang Bunga
• Bagian Lancar Utang Luar Negeri
• Commitment Fee
Jangka Panjang • Utang Dalam Negeri Perbankan
• Utang Dalam Negeri Non Perbankan
• Pinjaman Bilateral • Pinjaman Multilateral • Kredit Ekspro
MATRIKS UTANG
Utan g Da la m Ne ge ri Jangka PendekUtang Kepada Pihak Ketiga Utang Bunga
Utang PFK
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Uang Muka dari KUN/D
Pendapatan Diterima Dimuka
Jangka Panjang
Perbankan Non Perbankan
UTANG KEPADA PIHAK KETIGA
Pengakuan
• diakui pada saat terdapat klaim yang sah dari pihak ketiga
Pengukuran
• dinilai sebesar kewajiban entitas pemerintah atas barang/jasa yang
belum dibayar sesuai kesepakatan/perjanjian atau sebesar dana yang
belum diserahkan kepada yang berhak
Penyajian dan Pengungkapan
• pada umumnya merupakan utang jangka pendek yang harus segera
dibayar setelah barang/jasa diterima. Oleh karena itu, disajikan di
neraca dengan klasifikasi/pos kewajiban jangka pendek
UTANG BUNGA
Pengakuan
• diakui pada setiap akhir periode pelaporan
Pengukuran
• sebesar kewajiban bunga yang telah terjadi tetapi belum dibayar oleh
pemerintah. Besaran kewajiban tersebut pada naskah perjanjian pinjaman
biasanya dinyatakan dalam persentase dan periode tertentu yang telah
disepakati oleh para pihak.
Penyajian dan Pengungkapan
• Rincian utang bunga untuk masing-masing jenis utang diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Utang bunga diungkapkan dalam
CaLK secara terpisah
UTANG PFK
Pengakuan
• diakui pada saat dilakukan pemotongan oleh BUN/BUD atau bendahara
pengeluaran SKPD atas pengeluaran dari kas negara/kas daerah untuk
pembayaran tertentu.
Pengukuran
• nilai yang dicantumkan sebesar kewajiban PFK yang sudah dipotong
tetapi oleh BUN/BUD belum disetorkan kepada yang berkepentingan.
Penyajian dan Pengungkapan
BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG
Pengakuan
• diakui pada saat melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
neraca pada setiap akhir periode akuntansi.
Pengukuran
• nilai yang dicantumkan sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
Penyajian dan Pengungkapan
• disajikan di neraca dengan klasifikasi/pos kewajiban jangka pendek.
Rincian dijelaskan pada CaLK.
UANG MUKA DARI KUN/KUD
Pengakuan
• diakui pada saat bendahara pengeluaran menerima UP dari Kas Umum Negara/Daerah.
Pengukuran
• Nilai yang dicantumkan di neraca sebesar saldo uang muka yang belum
disetorkan/dipertanggungjawabkan ke kas negara sampai dengan tanggal neraca.
Penyajian dan Pengungkapan
• Uang Muka dari Kas Umum Negara/Daerah disajikan di neraca sebagai kewajiban jangka pendek. Rincian uang muka pada masing-masing bendahara pengeluaran diungkapkan di CALK.
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pengakuan
• diakui dapat diakui dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kewajiban atau pendekatan pendapatan.
• diakui pada saat terdapat/timbul klaim pihak ketiga kepada pemerintah terkait kas yang telah diterima pemerintah dari pihak ketiga tetapi belum ada penyerahan barang/jasa dari pemerintah pada akhir periode pelaporan keuangan.
Pengukuran
• Nilai yang dicantumkan di neraca sebesar bagian barang/jasa yang belum
diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga sampai dengan tanggal neraca.
Penyajian dan Pengungkapan
• disajikan sebagai kewajiban jangka pendek di neraca. Rinciannya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
UTANG OBLIGASI-1
• Salah satu jenis Surat Berharga Negara/Daerah yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan imbalan bunga tetap (fixed rate) atau dengan
imbalan bunga secara variabel (variable rate).
Definisi
• Denominasi mata uang surat utang obligasi.
• Nilai par, atau nilai nominal, atau nilai jatuh tempo.
• Besaran suku bunga (tetap atau variable) dan tanggal-tanggal pembayarannya. • Jangka waktu, meliputi tanggal mulai berlaku dan berakhirnya utang.
• Cara pelunasan surat utang dimaksud (sekaligus atau diangsur), dan kemungkinan untuk ditarik sebelum tanggal jatuh tempo.
• Registrasi obligasi tersebut, apakah atas nama atau atas 1 unjuk (pembawa/bearer),
• Premium atau diskon atas penjualan surat utang obligasi yang terjadi karena perbedaan harga par dengan harga jual (harga pasar).
UTANG OBLIGASI-2
Pengakuan
• diakui pada saat kewajiban timbul yaitu pada saat terjadi transaksi penjualan.
• bunga atas utang obligasi diakui sejak saat penerbitan utang obligasi tersebut, atau sejak tanggal pembayaran bunga terakhir, sampai saat terjadinya transaksi.
Pengukuran
• Utang Obligasi Negara/Daerah disajikan dalam neraca pada pos Utang Jangka panjang, yaitu sebesar nilai tercatat (carrying amount).
• Carrying amount adalah pokok utang ditambah/dikurangi sisa premium/diskon yang belum
diamortisasiai nominal Utang Obligasi Negara/Daerah tersebut mencerminkan nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah dan merupakan nilai yang akan dibayar pemerintah pada saat jatuh tempo
Penyajian dan Pengungkapan
• Utang Obligasi Negara/Daerah disajikan dalam neraca pada pos Utang Jangka panjang, yaitu sebesar nilai tercatat (carrying amount).
71
UTANG PEMBELIAN CICILAN-1
• kewajiban yang timbul karena perolehan barang/jasa pemerintah dilakukan dengan membayar secara angsuran.
Definisi
• transaksi ini ditandai dengan penandatanganan suatu akta utang atau hipotek oleh pembeli yang menetapkan secara spesifik syarat-syarat pembayaran atau penyelesaian kewajiban. • Varian 1: perjanjian dengan menetapkan jumlah cicilan di masa depan dengan tingkat bunga
tertentu
• Varian 2: perjanjian dengan menetapkan skema pembayaran secara angsuran per periode dengan besaran jumlah tetap mencakup pokok utang yang belum dibayar
Karakteristik umum berkaitan dengan akuntansi
• mendapat dispensasi dari Menteri Keuangan • pencatatan utang dialihkan ke K/L
• K/L menganggarkan belanja sebesar porsi pokok utang yang diklasifikasikan sebagai utang jangka pendek berikut bunganya yang jatuh tempo pada tahun anggaran berikutnya.
• Pelunasan pokok dan bunga pada suatu tahun anggaran dilakukan dengan membebani anggaran belanja K/L
72
UTANG PEMBELIAN CICILAN-2
Pengakuan
• diakui ketika barang yang dibeli telah diserahkan kepada pembeli dan perjanjian utang selanjutnya secara legal telah mengikat para pihak, yaitu ketika perjanjian utang
ditandatangani oleh pihak penjual yang sekaligus bertindak selaku kreditur dan pembeli yang juga menjadi debitur.
Pengukuran
• Utang pembelian cicilan, baik yang bunganya dinyatakan secara eksplisit maupun yang bunganya disamarkan dalam bentuk cicilan anuitas, dicatat sebesar nilai nominal.
Penyajian dan Pengungkapan
• Utang pembelian cicilan disajikan dalam neraca pada pos Utang Jangka Panjang, yaitu sebesar nilai tercatat (carrying amount).
• Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah rincian dari masing-masing jenis utang cicilan, tanggal jatuh tempo masing-masing cicilan, tingkat bunga baik yang eksplisit maupun yang tersamar
UTANG JANGKA PANJANG LAINNYA
Definisi
• Utang Kemitraan merupakan utang yang berkaitan dengan adanya kemitraan pemerintah dengan pihak ketiga dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (BSK).
Pengakuan
• diakui pada saat aset diserahkan oleh pihak ketiga kepada pemerintah yang untuk selanjutnya akan dibayar sesuai perjanjian, misalnya secara angsuran.
Pengukuran
• Utang kemitraan diukur berdasarkan nilai yang disepakati dalam perjanjian kemitraan BSK sebesar nilai yang belum dibayar.
Penyajian dan Pengungkapan
• disajikan dalam klasifikasi/pos Utang Jangka Panjang. Rincian Utang kemitraan diungkapkan dalam CaLK.
UTANG DALAM NEGERI-PERBANKAN
Definisi
• utang jangka panjang yang berasal dari pinjaman dari lembaga perbankan dan diharapkan akan dibayar lebih dari dua belas bulan setelah tanggal neraca.
Pengakuan
• diakui pada saat pinjaman dari lembaga perbankan diterima pada rekening kas negara/kas daerah.
Pengukuran
• jumlah yang dicantumkan dalam neraca untuk utang dalam negeri-perbankan adalah sebesar jumlah dana yang telah ditarik oleh penerima pinjaman dan disetorkan ke kas negara/daerah.
Penyajian dan Pengungkapan
• Utang perbankan disajikan sebagai kewajiban jangka panjang. Rincian utang perbankan diungkapkan di CALK berdasarkan pemberi pinjaman
UTANG BUNGA DAN COMMITMENT FEE
Definisi
• utang yang timbul sehubungan dengan beban atas pokok dana yang telah disepakati dan disediakan oleh kreditur tetapi belum ditarik oleh debitur.
Pengakuan
• (demi kepraktisan) diakui pada setiap akhir periode pelaporan.
Pengukuran
• sebesar kewajiban bunga atau commitment fee yang telah terjadi tetapi belum dibayar oleh pemerintah.
Penyajian dan Pengungkapan
• Utang bunga maupun commitment fee merupakan kewajiban jangka pendek atas pembayaran bunga sampai dengan tanggal pelaporan. Rincian utang bunga maupun commitment fee untuk masing-masing jenis utang diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG
Definisi
• bagian utang jangka panjang baik pinjaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
Pengakuan
• diakui pada saat melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca pada setiap akhir periode akuntansi.
Pengukuran
• sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
Penyajian dan Pengungkapan
• Bagian Lancar Utang Jangka Panjang disajikan di neraca sebagai kewajiban jangka pendek. Rincian Bagian Lancar Utang Jangka Panjang untuk masing-masing jenis utang/pemberi
UTANG LUAR NEGERI-JANGKA PANJANG-1
• Kredit multilateral • Kredit bilateral • Kredit swasta asing
• Lembaga pinjaman kredit ekspor Pinjaman LN menurut sumber
• Setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
Pengertian
• Plafon Nilai Pinjaman Luar Negeri dan/atau plafon yang dapat ditarik pe rperiode • Effective Date
• Suku Bunga
• Commitment fee atas undisbursed loan • Periode Pinjaman dan pembayaran bunga Loan Agreemet
UTANG LUAR NEGERI-JANGKA PANJANG-2
Cara
Pen
ar
ik
an
Pinja
man
LN
Transfer ke RKUN pinjaman mentransfer langsung ke rekening kas umum negara.mekanisme penarikan pinjaman tunai dengan cara pemberi
Pembayaran langsung
penarikan dana yang dilakukan oleh BUN yang ditunjuk atas permintaan (PA/KPA) dengan cara mengajukan aplikasi penarikan dana (withdrawal
application) kepada pemberi pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PPHLN) untuk membayar langsung kepada pihak yang dituju.
Rekening khusus
rekening yang dibuka oleh Menteri Keuangan pada BI atau bank yang menampung sementara dana pinjaman dan atau hibah luar negeri tertentu berupa initial deposit untuk kebutuhan pembiayaan kegiatan
selama periode tertentu
Letter of Credit
janji tertulis dari bank penerbit L/C (issuing bank) yang bertindak atas permintaan pemohon (applicant) atau atas namanya sendiri untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga atau eksportir atau kuasa
eksportir (pihak yang ditunjuk oleh beneficiary/supplier) sepanjang memenuhi persyaratan L/C.
Reimbursement
pembayaran yang dilakukan oleh PPHLN untuk penggantian dana yang pembiayaan kegiatannya dilakukan terlebih dahulu melalui rekening
BUN dan/atau Rekening Kas Negara atau Rekening Penerima Penerusan Pinjaman.
UTANG LUAR NEGERI-JANGKA PANJANG-3
Pengakuan
• LC diakui pada saat lender melakukan disbursement kepada bank koresponden untuk membayar LC tsb.
• pembayaran langsung diakui pada saat lender melakukan disbursement kepada pihak ketiga (rekanan).
• rekening khusus, diakui pada saat lender melakukan disbursement ke rekening khusus (reksus) dimaksud.
• pembiayaan pendahuluan, diakui pada saat lender melakukan disbursement ke rekening BUN dan/atau Rekening Kas Negara atau Rekening Penerima Penerusan Pinjaman untuk mengganti (reimburse) pengeluaran yang telah dilakukan.
Pengukuran
• Utang dicatat sebesar nilai nominal.
Penyajian dan Pengungkapan
KEWAJIBAN KONTINJENSI-1
De
finisi
kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah, atau
kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:
tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) pemerintah
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan
kewajibannya, atau
jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal
KEWAJIBAN KONTINJENSI-2
Pengakuan
• pemerintah menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli.
• kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah besar (probable).
Pengukuran
• Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak, diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak berkompeten.
Penyajian dan Pengungkapan
• Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca pemerintah, namun demikian
RESTRUKTURISASI UTANG
Definisi
• kesepakatan antara kreditur dan debitur untuk memodifikasi syarat-syarat perjanjian utang dengan atau tanpa pengurangan jumlah utang.
Pengakuan
• diakui pada saat telah disahkannya perjanjian restrukturisasi antara para pihak, yaitu kreditur dan debitur, dan berlaku terhitung mulai tanggal yang ditetapkan dalam perjanjian.
Pengukuran
• sebesar nilai utang lama ditambah dan/atau dikurangi dengan nilai absolut dari faktor penambah dan/atau pengurang sebagaimana disebutkan dalam perjanjian restrukturisasi.
Penyajian dan Pengungkapan
• Utang baru yang dihasilkan dari restrukturisasi disajikan di neraca dengan klasifikasi/pos yang sama dengan utang jangka panjang lama yang digantikannya. Restrukturisasi utang tidak dicatat dalam laporan arus kas
PEMBATALAN UTANG
Definisi
• pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kepada debitur, baik sebagian maupun seluruhnya, jumlah utang debitur dalam bentuk perjanjian formal diantara keduanya.
• Atas penghapusan utang mungkin diselesaikan oleh debitur ke kreditur melalui
penyerahan aset kas maupun nonkas dengan nilai utang di bawah nilai tercatatnya. • Menurut PSAP 9 paragraf 78 jika penyelesaian satu utang yang nilai
penyelesaiannya di bawah nilai tercatatnya dilakukan dengan aset kas, maka ketentuan pada restrukturisasi utang di paragraf 73 berlaku.
• Jika penyelesaian suatu utang yang nilai penyelesaiannya di bawah nilai
tercatatnya dilakukan dengan aset nonkas maka entitas sebagai debitur harus melakukan penilaian kembali atas aset nonkas dahulu ke nilai wajarnya dan kemudian menerapkan ketentuan pada resktrusturisasi paragraf 73, serta
mengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian dari pos kewajiban dan aset nonkas yang berhubungan.
Buletin Teknis Nomor 23
Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan
DEFINISI PENDAPATAN
• Semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah SAL dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yg menjadi hak
pemerintah dan tdk perlu dibayar kembali.
Pendapatan
LRA
• Hak pemerintah pusat/ daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan dan tdk perlu dibayar kembali.
Pendapatan
LO
JENIS PENDAPATAN NON PERPAJAKAN
1.Pendapatan Perijinan;
2.Pendapatan Layanan;
3.Pendapatan Ekploitasi/Pemanfaatan SDA;
4.Pendapatan Investasi;
5.Pendapatan Pemanfaatan Aset non Keuangan; dan
6.Pendapatan non Perpajakan Lainnya.
PENDAPATAN PERIZINAN
Pendapatan dari perizinan yang diterima oleh pemerintah merupakan
pendapatan yang berasal dari kewenangan pemerintah untuk memberikan izin
tertentu.
Contoh dari perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain: Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), izin frekeuensi, Surat Izin Mengemudi (SIM), Izin
Usaha Pengusahaan Hutan, Izin eksplorasi, Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja
Asing (IMTA) dan lain-lain.
PENDAPATAN LAYANAN
Menurut SubjeknyaPendapatan
Layanan
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
Menurut KategorinyaLayanan
Tidak berjangka waktu Berjangka waktuSUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Alam adalah segala kekayaan alam yang terdapat di atas, di
permukaan dan di dalam bumi yang dikuasai oleh Negara (UU 20 Tahun 1997)
Pendapatan sumber daya alam adalah hak pemerintah yang berasal dari kegiatan
pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan non perpajakan atas sumber daya alam diantaranya terdiri dari:
1. Minyak Bumi dan Gas Alam
2. Pertambangan Umum
3. Kehutanan
4. Perikanan
INVESTASI
Paragraf 7 PSAP 06 Akuntansi Investasi menyatakan bahwa “Pemerintah
melakukan investasi dimaksudkan antara lain untuk memperoleh pengendalian
atas suatu badan usaha dalam rangka melaksanakan kebijakan fiskal/publik,
untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti,
dan/atau manfaat sosial dalam jangka panjang atau memanfaatkan dana untuk
investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas”.
Hasil investasi jangka pendek antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi
dan pendapatan dividen tunai (cash dividend).
Investasi diklasifikasikan dalam:
Investasi jangka pendek
PENDAPATAN INVESTASI
Jangka
pendek
Klasifikasi Investasi
Jangka panjang
(permanen dan
nonpermanen)
Hasil investasi jangka pendek berupa bunga deposito, bunga obligasi
dan pendapatan dividen tunai (cash dividend).
PEMANFAATAN ASET NON KEUANGAN
Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) yang
tidak
digunakan
untuk
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi
BMN/D dengan tidak mengubah status kepemilikan. Dalam Peraturan
Pemerintah, yang termasuk dalam kategori pemanfaatan diantaranya adalah
sewa, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah serta bangun serah guna.
Buletin Teknis ini membahas pemanfaatan aset non keuangan yang berasal dari
sewa. Untuk jenis pemanfaatan aset yang lain akan diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan atau Buletin Teknis tersendiri.
PENDAPATAN NON PERPAJAKAN LAINNYA
Pendapatan non perpajakan lainnya adalah pendapatan non perpajakan selain
pendapatan dari jasa perizinan, pendapatan dari jasa layanan, pendapatan dari
eksploitasi/pemanfatan sumber daya alam, pendapatan dari hasil investasi serta
pendapatan dari hasil investasi non keuangan.
Jenis pendapatan yang termasuk kelompok pendapatan non perpajakan lainnya
antara lain:
keuntungan penjualan atau pertukaran aset;
denda akibat perjanjian/peraturan;
bunga/jasa perbankan;
penerimaan kembali belanja tahun sebelumnya;
putusan pengadilan/pelanggaran hukum;
PENGAKUAN PENDAPATAN MENURUT PSAP
PSAP 12 par 19 Pendapatan LO PSAP 02 par 21 Pendapatan LRA
Pendptn Direalisasi, yaitu adanya aliran sumber daya ekonomif Kas diterima di RKUN/D Timbulnya hak atas Pendapatan
PENGAKUAN PENDAPATAN DARI PERIZINAN
Pengakuan Pendapatan Perizinan dilakukan pada saat pendapatan direalisasi yaitu adanya aliran sumber daya ekonomi kepada Entitas.
Biaya perizinan yang telah disetor oleh pemohon menjadi hak pemerintah dan pada umumnya tidak akan dikembalikan.
Pendapatan yang diterima tidak perlu dibagi secara proporsional dengan pertimbangan: • Layanan pemberian izin merupakan layanan yang berkelanjutan;
• Tidak ada sumber daya yang dikeluarkan oleh pemerintah yang bisa di match dengan berlakunya izin tersebut.
Apabila dimungkinkan, pada akhir periode akuntansi, pendapatan dapat diakui berdasarkan surat penetapan, namun apabila terdapat syarat mengenai pembayarannya maka pendapatan diakui pada saat diterbitkan surat tagihan
PENGAKUAN PENDAPATAN DARI PEMBERIAN LAYANAN
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
Hasil suatu transaksi layanan dapat diestimasi secara andal apabila
seluruh kondisi dibawah ini dapat dipenuhi:
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
2. Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi atau jasa potensial yang
terkait akan diperoleh entitas;
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal; dan
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biayai untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
PENGAKUAN PENDAPATAN DARI LAYANAN
Terdapat pembagian waktu (tahapan) dalam pemberian layanan Contoh: Layanan pendidikan Berjangka waktu Tidak terdapat pembagian waktu (tahapan) dalam pemberian layanan Contoh: Layanan kesehatan Tidak berjangka waktuPENGAKUAN PENDAPATAN DARI SDA
• Mengacu pada proses pengakuan pendapatan perizinan
Berdasarkan pemberian izin terkait dengan eksplorasi maupun eksploitasi sumber daya alam;
• Diakui pada saat pengambilan dilakukan oleh masyarakat atau pihak ketiga yang diberi izin
Berdasar volume/unit pengambilan;
• Diakui pada saat terjadi penjualan
Berdasarkan harga jual;
• Diakui pada saat terdapat penetapan dari pemerintah
PENGAKUAN PENDAPATAN DARI INVESTASI
Investasi
Jangka pendek Diakui pada saat
diperoleh Jangka panjang Bunga deposito Bunga obligasi Dividen tunai Metode Biaya Metode Ekuitas Dividen diakui sbg pendpt pd saat diumumkan Dividen tunai diakui
pendpt & mengurangi ekuitas
PENGAKUAN PENDAPATAN DARI PEMANFAATAN ASET
Dibayar > 1th
Diakui sebesar yang menjadi hak entitas
ya
Akan diatur dalam PSAP Pengaturan Bersama Pemanfaatan BMN/BMD (PP 27/2014) Dibayar > 1th Sewa Kerjasama Pemanfaatan BGS/BSG Kerja sama Pemanfaatan Infrastruktur
tidak Diakui pada saat diterima atau yang menjadi hak entitas
Diakui sebesar yang menjadi hak entitas
Diakui pada saat diterima atau yang menjadi hak entitas
ya
PENGAKUAN PENDAPATAN NON PERPAJAKAN LAINNYA
Diakui pada saat diterima oleh Entitas
Pada saat diterima dan/atau diatur oleh Entitas yang terkait dengan bidang hukum
Pendapatan non Perpajakan Lainnya
Keuntungan Penjualan Aset Denda akibat
Perjanjian/Peraturan
Penerimaan kembali belanja thn sblmnya
Putusan pengadilan/ Pelanggaran Hukum
Diakui pada saat menjadi hak entitas
Bunga/Jasa Perbankan Diakui pada saat diterima oleh Entitas
Diakui pada saat diterima oleh Entitas
PENGEMBALIAN PENDAPATAN NONPERPAJAKAN
Wajib bayar dapat mengajukan permohonan pengembalian apabila diketahui bahwa
kewajiban pembayaran nonperpajakannya lebih kecil daripada yang telah dibayar oleh
wajib bayar tersebut
Pengembalian Pendapatan Non
Perpajakan
Tahun Sebelumnya
diakui sebagai beban pada tahun dilakukannya
pengembalian pendapatan tersebut
Tahun Berjalan diakui sebagai
PENGAKUAN PENDAPATAN NONPERPAJAKAN-LRA
Pendapatan kas yang telah diterima pada RKUN/RKUD
Pendapatan kas yang diterima oleh Bendahara Penerimaan yang hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD
Pendapatan kas yang diterima Satker/SKPD dan digunakan langsung tanpa disetor ke RKUN/RKUD
Pendapatan kas yang diterima dari entitas lain di luar entitas pemerintah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUN/BUD dan BUN/BUD mengakuinya sebagai pendapatan
PENGUKURAN PENDAPATAN NONPERPAJAKAN-LRA
Pendapatan Nonperpajakan-LRA diukur sebesar nominal uang
yang masuk ke kas negara/daerah
Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan-LRA dilaksanakan dengan
menggunakan asas bruto
Buletin Teknis Nomor 24
Akuntansi Pendapatan Perpajakan
PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 1 UU KUP
Pasal 1 UU PDRD
Pajak dibedakan menjadi: 1. Pajak Pusat
Pajak Pusat Pendapatan Pajak dalam Negeri Pendapatan Pajak Penghasilan PPh Psl 21 PPh Psl 22 PPh Psl 23 PPh Psl 24 PPh Psl 25 PPh Psl 26 PPh Psl 29 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang
Mewah
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan Pendapatan Cukai Pendapatan Bea Meterai Pendapatan Perpajakan Internasional