I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaporasi ialah untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi pelarutnya adalah air. Evaporasi dilaksanakan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Walaupun cairan encer yang diumpankan kedalam evaporator mungkin cukup encer sehingga beberapa sifat fisiknya sama dengan air, tetapi jika konsentrasinya meningkat, larutan itu akan makin bersifat individual. Densitas dan viskositasnya makin meningkat bersamaan dengan kandungan zat padatnya, hingga larutan itu menjadi jenuh atau jika tidak menjadi terlalu lamban sehingga taidak dapat melakukan perpindahan kalor yang memadai. Jika zat cair jenuh didihkan terus, maka akan terjadi pembentukan kristal dan kristal-kristal ini harus dipisahkan karena bisa menyebabkan tabung evaporator tersumbat. Titik didih larutan dapat meningkat dengan cepat bila kandungan zat padatnya bertambah, sehingga suhu didih larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama.
B. Tujuan Praktikum
II. Tinjauan Pustaka
Evaporasi secara terus menerus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan sesikit ke atas, tanpa memindahkan udara disekitarnya, udara itu akan jenuh dengan uap air dan eveporasi akan berhenti. Keperluan kedua untuk evaporasi adalah suatu sumber panas. Permukaan menjadi dingin karena evaporasi. Penguapan air akan menurunkan suhu dan jika akan menurunkan tekanan uap air jenuh. Bila tidak ada sumber panas, Kesetimbangan tidak lam dicapai dan evaporasi berhenti. (Polunin, 1960).
Perpimdahan panas dibutuhkan dalam pengeringan benih, karena benih hanya dapat dikeringkan dengan mengevaporasikan uap air dan permukaannya. Syarat pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari bagian dalam permukaan benih harus di ikuti ole perpindahan uap air yang menyebabkan uap air dari dalam bergerak ke permukaan benih. (Dennis, 2001).
Jika udara yang masuk tidak kering atau jika udara yang meninggalkan ruangan oleh pengering tidak jenuh dengan uap air, maka jumlah volume udara yang diperlukan untuk memanaskan bahan pangan ialah sebanyak 5-7 kali. Jumlah udara yang diperlukan untuk membawa uap air dari bahan pangan. Kapasitas uap air dari udara bergantung pada suhu. (Syarief, 1993).
III. METODELOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilakukan pada : Hari/tanggal : Senin/ 24 Mei 2009 Pukul : 14.00 WIB
Tempat : Laboratorium Pasca Panen
B. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1 Hot Plate Nenas
2 Magnetic stimer 3 Refraktometer 4 Timbangan Analitik
C. Cara Kerja
Ditimbang, dibersihkan, lalu diparut
Ditimbang kembali, lalu dibagi menjadi dua
Dimasukan kedalam blender
Dipanaskan dalam hot plate (bagian I dengan pengadukan dan bagian II tanpa pengadukan)
Ditimbang kembali sampel setiap interval 10 menit,selama 30 menit
Dihitung % air teruapkan
Diamati bau, warna dan rasa hasilnya
IV. ANALISA DATA PEMBAHASAN Sampel
A. Data Hasil Pengamatan
Perlakuan Waktu (menit) Berat Akhir (gr) % Air Teruapkan
Pengadukan
10 497 1,26
20 490 4,2
30 480 8,4
Tanpa Pengadukan
10 499 0,44
20 498 0,89
30 497 1,33
Perlakuan Waktu (menit) Bau Warna Rasa
Pengadukan
Awal Asli Orange Manis
10 Papaya asli Orange Kurang Manis 20 Bau Berkurang KemerahanOrange Kurang Manis
30 Berkurang Lebih Orange Lebih KurangManis
Tanpa Pengadukan
Awal Asli Orange Pekat Manis
10 Lembab KemerahanOrange HambarSedikit
20 Lembab Kemerahan Hambar
30 Lembab Kemerahan Hambar
B. Analisa Data
% air yang teruapkan =
% air yang teruapkan = % 100 ) ( ) ( x BeratGelas l BeratSampe BeratGelas BeratAkhir BeratGelas l BeratSampe
= 100% 4,20%
) 262 500 ( ) 262 490 ( ) 262 500 ( X
% air yang teruapkan =
% 100 ) ( ) ( x BeratGelas l BeratSampe BeratGelas BeratAkhir BeratGelas l BeratSampe
= 100% 8,40%
[image:5.595.114.490.209.572.2]) 262 500 ( ) 262 480 ( ) 262 500 ( x
Gambar : Grafik hubungan % air teruapkan terhadap waktu C. Pembahasan
Di sini dapat di lihat bahwa dengan bahan yang digunakan tanpa pengadukan bahannya tidak merata sedangkan dengan pengadukan bahannya merata.ini semua dikarenakan oleh molekul-molekul air di dalam bahan . Di dalam industri pangan, penguapan umumnya termasuk konsentrasi larutan aquatic dengan mendidihkan uap air. Laju pendidihan di atur oleh persamaan pindah panas. Dan pendidihan dapat di lakukan pada suhu rendah dengan mempergunakan hampa udara. Aturan duhring berguna untuk memperkirakan titik didih pada berbagai keadaan tekanan.
Penghematan panas dapat di capai dengan mempergunakan penguapan dengan efek berganda, dengan mempergunakan uap yang di hasilkan dari mutu alat penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap. Di dalam alat penguapan yang bekerja di bawah pengaruh tekanan yang di kurangi, pompa hampa udara selalu di dahului oleh sebuah kondensor untuk memindahkan suatu jumlah uap yang besar dengan jalan memadatkan menjadi bahan cair.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan air pada bahan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya. Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui proses
pemekatan bahan menjadi lebih kental.
B. Saran
Diharapkan agar peralatan yang akan digunakan lebih lengkap dan tersedia untuk tiap-tiap kelompok guna menciptakan suasana nyaman dalam melakukan praktikum dan hasil praktikum akan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, 2001, Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta, Jakarta
Syarief, R. dan Halid H., 1992. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan, Bogor.