• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAMPU SEIN WIRELESS UNTUK SEPEDA BIDANG KEGIATAN: PKM AI. Diusulkan Oleh : MUHAMMAD AMMAR WIBISONO ( / 2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAMPU SEIN WIRELESS UNTUK SEPEDA BIDANG KEGIATAN: PKM AI. Diusulkan Oleh : MUHAMMAD AMMAR WIBISONO ( / 2008)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN LAMPU SEIN

MUHAMMAD AMMAR WIBISONO (18108010/ 2008) AHMAD MUSHOFI HASAN (18108035/ 2008)

ADHI EKO APRIYANTO (18009022/ 2009)

INSTITUT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN LAMPU SEIN WIRELESS UNTUK SEPEDA

BIDANG KEGIATAN: PKM AI

Diusulkan Oleh :

MUHAMMAD AMMAR WIBISONO (18108010/ 2008) AHMAD MUSHOFI HASAN (18108035/ 2008)

ADHI EKO APRIYANTO (18009022/ 2009)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG

2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Lampu Sein Wireless untuk Sepeda 2. Bidang Kegiatan : ( X ) PKM-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Muhammad Ammar Wibisono

b. NIM : 18108010

c. Jurusan : Teknik Telekomunikasi

d. Universitas/Institut : Institut Teknologi Bandung (ITB) e. Alamat Rumah : Jl.Sekeloa Tengah 123/152C Bandung

f. No.Telp / HP : 081392667672

g. Alamat email : wibisono_spancea@yahoo.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama lengkap dan Gelar : Dr. Agung Harsoyo

b. NIP : 196909141997021001

c. Alamat Rumah : Jl.Pagersari 13D 4/20 Bojongkoneng Bdg d. No.Telp/ HP : (022)7216340 / 081320452626

Bandung, 28 Februari 2011 Menyetujui

Ketua Jurusan/Program Studi

Teknik Elektro, Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ir. Yudhi Satria Gondokaryono, MSEE, Ph.D. Muhammad Ammar Wibisono NIP. 196606041990011001 NIM. 18108010

A.n.Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping, dan Kemahasiswaan

Kepala Lembaga Kemahasiswaan,

Brian Yuliarto, Ph.D. Dr. Agung Harsoyo NIP. 19750727206041005 NIP. 196909141997021001

(3)

SURAT PERNYATAAN SUMBER PENULISAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa karya ilmiah “Pembuatan Lampu Sein Wireless untuk Sepeda” ini bersumber dari kegiatan yang telah selesai kami lakukan sendiri (Project Divisi Workshop HME ITB) dan bukan diambil dari karya orang lain.

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi

Teknik Elektro, Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ir. Yudhi Satria Gondokaryono, MSEE, Ph.D. Muhammad Ammar Wibisono NIP. 196606041990011001 NIM. 18108010

(4)

PEMBUATAN LAMPU SEIN WIRELESS UNTUK SEPEDA Muhammad Ammar Wibisono, Ahmad Mushofi Hasan, Adhi Eko Apriyanto

Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Kebutuhan akan mobilitas semakin lama semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, telah dibuat berbagai pilihan alat transportasi terutama kendaraan bermotor. Sayangnya semakin banyaknya kendaraan bermotor menyebabkan permasalahan kompleks pada transportasi dan lingkungan (polusi udara). Dengan maraknya kampanye mengenai kebersihan lingkungan, banyak yang mulai berinisiatif untuk bersepeda. Selain ramah lingkungan, bersepeda juga mempunyai banyak manfaat lain.

Ketika bersepeda mulai menjadi tren, masih ada beberapa hal yang kerap dirisaukan. Salah satunya yakni kurang dihargainya pesepeda di jalan raya yang mungkin disebabkan kurangnya indikator komunikasi berkendara pada perangkat sepeda. Untuk itu, kami sebagai mahasiswa elektroteknik merancang rangkaian elektronik lampu sein wireless untuk sepeda. Diharapkan rangkaian ini bisa bekerja sebagai indikator berkendara yang baik tanpa mengurangi kenyamanan bersepeda karena penggunaan space yang besar dan kabel penghubung yang cukup panjang.

Alat yang dirancang terbagi menjadi dua, yakni pemancar dan penerima. Penyusunan komponen dengan bantuan software Altium dengan beberapa konsep yang kami dapat dari kuliah elektronika dan telekomunikasi. Setelah selesai pengerjaan, pemancar dapat dipasang pada stang sepeda dan penerima diletakkan di tas punggung sehingga lampu sein dapat terlihat dengan jelas. Alat ini sudah cukup efektif dan efisien untuk kenyamanan dan keamanan bersepeda, juga pada pengembangannya masih bisa ditingkatkan lagi untuk menjadi indikator berkendara yang optimal.

Kata kunci : lampu sein, sepeda, wireless, keamanan bersepeda

ABSTRACT

The need for mobility is increasing continuously. People has created a wide kind of public transportation, especially motor vehicles, to meet the need. Unfortunately, the increasing number of motor vehicles cause many complex problems in transportation and the environment (air pollution). With the rise of environmental hygiene campaign, many people began to take the initiative to ride bicycle. Besides cycling is environmentally friendly, it also has many other benefits.

(5)

When cycling started becoming a trend, there a still some things that often worry. One was the lack of respect for cyclists on the road which may be due to the lack of communication indicator on the bike. In order to solve the problem, we as students of electrical enginnering, try to design wireless sein lights for bicycles. It is expected that this circuit can work as a good indicator of driving without compromising ride comfort because of the space use and long connector cable. The tools designed into two parts, the transmitter and receiver. We design it by the help of Altium software and some concepts from electronics and telecommunication courses. When the process is finished, the transmitter can be mounted on a bicycle handlebar and the receiver is placed in a backpack so the sein light can be seen clearly. This tool is quite effective and efficient for the comfort and safety of cycling riding, and so on the development could still be raised again to be an optimal sein lights.

Keywords: sein lights, bicycle, wireless, safety cycling.

PENDAHULUAN

Kebutuhan mobilitas manusia saat ini semakin meningkat. Berbagai macam kendaraan dikembangkan. Kendaraan bermotor model baru laris manis menjadi buruan konsumen di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Saking banyaknya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, berbagai persoalan pun muncul. Kemacetan lalu lintas dan polusi udara termasuk dalam persoalan yang paling sering dikeluhkan.

Dengan mulai kompleksnya permasalahan kemacetan dan polusi udara, banyak orang mulai berinisiatif untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Sebagai gantinya, digunakan sepeda sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan sekaligus menyehatkan.

Manfaat bersepeda sangatlah banyak, mulai dari manfaat untuk kesehatan, manfaat di bidang transportasi maupun manfaat di bidang ekonomi (1). Di bidang kesehatan, bersepeda bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sistem cardiovascular, meningkatkan kekuatan dan fleksibiltas otot, meningkatkan mobilitas sistem persendian, menurunkan tingkat stress, membantu pembentukan postur tubuh, menguatkan tulang dan menurunkan tingkat kegemukan (2). Bersepeda juga dapat meningkatkan mood atau semangat karena dengan bersepeda kita dapat melihat lingkungan sekitar secara lebih seksama, bersosialisasi dengan lingkungan, menikmati pemandangan alam dan udara yang segar (3).

Selanjutnya manfaat bersepeda di bidang transportasi. Bersepeda dapat membantu mengurangi kemacetan jalan raya. Banyak jalan raya dipenuhi lalu lintas kendaraan yang lebih banyak dari daya tampungnya, mengakibatkan kemacetan luar biasa, menghabiskan waktu dan energi, menebar polusi ke udara dan meningkatkan stress pengemudi. Bersepeda hanya membutuhkan ruang kecil

(6)

per pengguna jalan yang signifikan sekali apabila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Sedangkan manfaat bersepeda di bidang ekonomi adalah sepeda merupakan alat transportasi yang terjangkau harganya. Kita harus membayar cukup mahal untuk kepemilikan kendaraan bermotor dan biaya pemeliharaannya pun mengambil porsi yang besar dari pendapatan kita. Jika fasilitas yang aman disediakan untuk para pesepeda, akan banyak orang yang mau dan lebih sering menggunakan sepeda yang pada akhirnya menghemat biaya transportasi bulanan. Ini berarti para pesepeda akan mempunyai sisa uang untuk digunakan memenuhi kebutuhan yang lain (1).

Saat ini penggunaan sepeda sudah mulai menjadi tren lagi. Terlebih dengan adanya sepeda fixie atau fixed gear yang digemari berbagai kalangan terutama kawula muda (4). Tren ini tentunya patut disyukuri mengingat berbagai manfaat yang sudah dikemukakan sebelumnya.

Untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan bersepeda sehingga mendorong semakin banyak orang untuk bersepeda (kampanye “Go Green”), banyak cara bisa dilakukan. Salah satu contoh adalah kebijakan pemerintah Bandung untuk membuat “jalur biru”, di mana sebagian lajur jalan dicat biru dikhususkan untuk pengguna sepeda. Akan tetapi penggunaannya terbilang masih kurang efektif dan pesepeda masih kurang dihargai (5). Sering dijumpai pengendara kendaraan bermotor yang kurang menghargai pesepeda, seperti sedikit-sedikit membunyikan klakson jika ada pesepeda lewat. Hal ini mungkin dikarenakan sedikit perangkat indikator komunikasi berkendara pada sepeda, seperti keberadaan lampu sein untuk indikator pengendara akan berbelok.

Dari latar belakang permasalahan di atas, kami selaku mahasiswa elektroteknik mencoba membuat rangkaian elektronik yang dapat digunakan sebagai lampu sein di sepeda. Kami belum menemukan bahwa sudah ada metode pembuatan rangkaian elektronik lampu sein untuk sepeda sebelumnya. Pengembangan lampu sein biasanya pada kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor, memang dilengkapi beberapa sistem kelistrikan. Bagian yang termasuk sistem kelistrikan kendaraan bermotor meliputi sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian dan sistem penerangan (6). Lampu sein termasuk pada sistem penerangan.

Pada perancangan sistem kelistrikan kendaraan bermotor, diterapkan aplikasi berbagai komponen elektronik (resistor, transistor, kapasitor, IC, saklar). Pada pembuatan lampu sein wireless ini kami memadukan metode tersebut dengan metode pemancar dan penerima seperti yang telah kami pelajari pada disiplin ilmu telekomunikasi. Rangkaian lampu sein wireless ini diharapkan bisa diterapkan pada sepeda tanpa mengurangi tingkat kenyamanan pesepeda karena penggunaan space dan kabel penghubung yang cukup panjang, tetapi justru meningkatkan keamanan juga dengan keberadaan lampu sein.

BAHAN DAN METODE

Mengingat rangkaian elektronik untuk lampu sein sepeda ini merupakan rangkaian yang sengaja dibuat sesederhana mungkin untuk tetap mempertahankan sisi kenyamanan bersepeda, maka bahan dan metode yang digunakan pun bisa

(7)

dikatakan tidak terlalu rumit. Sebelum menentukan komponen yang digunakan di atas, kami melakukan observasi dan browsing pustaka lampu sein, menerapkan pengetahuan elektronika yang kami dapat di tingkat 2 kuliah dan menggabungkan dengan aplikasi pengetahuan mengenai pemancar dan penerima RF. Observasi utamanya dilakukan untuk perancangan dan penempatan alat sehingga efektif dan efisien untuk sepeda. Lama waktu observasi dan pengerjaan sekitar 1 bulan (Februari 2011), bertempat di ruang divisi workshop HME (Himpunan Mahasiswa Elektrotenik ITB) dan juga di tempat kos.

Komponen dan Perancangan Rangkaian

Perancangannya menggunakan komponen elektronik yang cukup umum digunakan. Berikut bahan/komponen yang digunakan:

a. Komponen pemancar (transmitter) - Baterai 6 V - Pemancar RF - IC gerbang AND 74LS08 - IC gerbang OR 74LS32 - Resistor (1,5 MΩ; 1kΩ 3 buah; 4,7 kΩ; 10kΩ) - Kapasitor (33 µF, 100 nF) - IC regulator 7805 - IC 555 - ENCODER HT12E - saklar geser, saklar on/off b. Komponen penerima (receiver)

- Penerima/receiver 315 MHz - IC Decoder HT13D

- Resistor (100 kΩ, 220 Ω) - transistor 2N2222

- LED pack yellow water proof - IC regulator 7805

- Baterai 6 V

Setelah mendapatkan komponen seperti telah tersebut, kemudian mulai dirancang rangkaiannya dengan menggunakan software Altium. Rancangan rangkaian transmitter dan receiver sebagai berikut:

(8)

Gambar 1. Rangkaian Transmitter

(9)

Keterangan gambar :

1. Saklar Sein Kiri/Kanan 2. Saklar Stop 3. Gerbang OR 4. Gerbang AND 5. IC 555 6. IC Encoder 7. Pemancar 8. Power Supply A. Penerima B. IC Decoder

C. Transistor dan LED D. Power Supply

Rancangan di atas dicetak pada PCB. Setelah itu, barulah dipasang komponen menggunakan bantuan alat solder dan timah.

Model atau Cara Kerja Rangkaian

Untuk menghidupkan, saklar 1 ditekan on dan saklar 2 digeser ke kanan/kiri sehingga menghasilkan suatu input di gerbang OR. Input dari sein kiri dan sein kanan di-OR-kan dengan input untuk stop. Hasil OR ini masuk ke gerbang AND dan di-AND-kan dengan sinyal on/off dari IC 555 (nantinya akan menghasilkan lampu sein yang berkedip-kedip). Hasil AND dikirim ke IC ENCODER untuk diubah menjadi data serial lalu dikirim ke pemancar untuk dipancarkan.

Di penerima 315 MHz, sinyal diterima lalu dikirim ke IC DECODER. Keluarannya menjadi keluaran logika dan masuk ke transistor. Transistor di sini difungsikan sebagai saklar. Transistor akan men-drive LED sehingga LED menyala terang (lampu sein bekerja).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari rangkaian yang telah dirancang dan dibuat sesuai yang telah dijelaskan dalam metode, hasil sein sederhana yang digunakan untuk sepeda adalah sebagai berikut:

(10)

Gambar 3.

Dalam pengaplikasiannya, rangkaian tersebut dapat ditaruh pada stang (untuk transmitter). Sedangkan untuk

lampu LED pack dapat diletakkan. Sebenarnya tidak perlu tas

khusus, asalkan lampu LED pack dapat terlihat dengan jelas dan terpasang secara kokoh tidak mudah jatuh maka lampu sein pun sudah bisa bekerja dengan baik sebagai indikator.

Dalam proses pengerjaan lampu sein

hambatan atau persoalan yang mesti dipisahkan. Hambatan awal tentunya terkait kondisi umum sepeda. Umumnya lampu sein dipasang pada kendaraan bermotor yang mana memiliki cukup

sepeda motor misalnya, r

terlihat sangat sederhana karena jaringan kabel yang memanjang dari lampu sein depan sampai lampu sein belakang tertutup oleh bodi motor. Sedangkan untuk diterapkan dalam sepeda, adanya kabel penghubung ters

membantu. Bahkan adanya penghubung semacam itu mulai dihilangkan dalam sepeda tren terbaru (sepeda fixie). Rem tangan dengan rem belakang yang terdapat kawat penghubung dihilangkan untuk berganti dengan modifikasi sebagai rem. Inilah y

Kebutuhan kabel penghubung diganti dengan pemancar dan penerima RF ( Frequency). Hal yang baru, sekaligus menjadi tantangan terbesar.

Metode wireless

akan tetapi dapat mengalami masalah dalam pemancaran dan penerimaan sinyal. LED pack untuk

lampu sein Antena penerima Antena pemancar trasmitter

Gambar 3. Hasil Jadi Lampu Sein Wireless

Dalam pengaplikasiannya, rangkaian tersebut dapat ditaruh pada stang ). Sedangkan untuk receiver, diperlukan tas khusus sehingga lampu LED pack dapat diletakkan. Sebenarnya tidak perlu tas yang benar khusus, asalkan lampu LED pack dapat terlihat dengan jelas dan terpasang secara kokoh tidak mudah jatuh maka lampu sein pun sudah bisa bekerja dengan baik

Dalam proses pengerjaan lampu sein wireless ini, terdapat beber hambatan atau persoalan yang mesti dipisahkan. Hambatan awal tentunya terkait kondisi umum sepeda. Umumnya lampu sein dipasang pada kendaraan bermotor yang mana memiliki cukup space untuk penempatan rangkaian lampu sein. Dalam sepeda motor misalnya, rangkaian lampu sein yang memuat kabel penghubung terlihat sangat sederhana karena jaringan kabel yang memanjang dari lampu sein depan sampai lampu sein belakang tertutup oleh bodi motor. Sedangkan untuk diterapkan dalam sepeda, adanya kabel penghubung tersebut bisa cukup membantu. Bahkan adanya penghubung semacam itu mulai dihilangkan dalam sepeda tren terbaru (sepeda fixie). Rem tangan dengan rem belakang yang terdapat kawat penghubung dihilangkan untuk berganti dengan modifikasi sebagai rem. Inilah yang membuat kami tercetus akan ide yang berbeda. Kebutuhan kabel penghubung diganti dengan pemancar dan penerima RF (

). Hal yang baru, sekaligus menjadi tantangan terbesar.

wireless memang mempunyai kelebihan dalam efisiensi tempat, akan tetapi dapat mengalami masalah dalam pemancaran dan penerimaan sinyal. Dalam pengaplikasiannya, rangkaian tersebut dapat ditaruh pada stang , diperlukan tas khusus sehingga yang benar-benar khusus, asalkan lampu LED pack dapat terlihat dengan jelas dan terpasang secara kokoh tidak mudah jatuh maka lampu sein pun sudah bisa bekerja dengan baik ini, terdapat beberapa hambatan atau persoalan yang mesti dipisahkan. Hambatan awal tentunya terkait kondisi umum sepeda. Umumnya lampu sein dipasang pada kendaraan bermotor untuk penempatan rangkaian lampu sein. Dalam angkaian lampu sein yang memuat kabel penghubung terlihat sangat sederhana karena jaringan kabel yang memanjang dari lampu sein depan sampai lampu sein belakang tertutup oleh bodi motor. Sedangkan untuk ebut bisa cukup membantu. Bahkan adanya penghubung semacam itu mulai dihilangkan dalam sepeda tren terbaru (sepeda fixie). Rem tangan dengan rem belakang yang terdapat kawat penghubung dihilangkan untuk berganti dengan modifikasi gear

ang membuat kami tercetus akan ide yang berbeda. Kebutuhan kabel penghubung diganti dengan pemancar dan penerima RF (Radio memang mempunyai kelebihan dalam efisiensi tempat, akan tetapi dapat mengalami masalah dalam pemancaran dan penerimaan sinyal.

(11)

Rangkaian komponen harus dicermati betul untuk mendapatkan hasil optimal. Mengenai masalah pada komponen, yang kami hadapi pertama adalah penggunaan kabel sepanjang ±0,5 cm sebagai antena. Frekuensi pemancar sinyal dan impedance matching semestinya diperhatikan. Tetapi karena jarak transmitter dan receiver cukup dekat, hal itu tidak sampai mengganggu.

Masalah yang ditemui berikutnya adalah terang redupnya lampu sein. Sebagai indikator untuk keamanan berkendara, tentu lampu sein harus menyala seterang mungkin, hal yang tidak kami dapati pada awal pengerjaan. Kemungkinan error yang kami duga adalah proses pengiriman sinyal. Ternyata permasalahan yang terjadi bukan pada proses signaling, melainkan pada komponen transistor. Pemberian beban pada kaki emitor tidak memberikan hasil optimal. Hasil yang diharapkan baru terjadi saat beban dihubungkan dengan collector sehingga menjadi transistor menjadi common emitor. Hal itu merupakan penerapan teori transistor sebagai penguat, di mana penguat common emitor berperan sebagai penguat tegangan (7). Fungsi transistor inilah yang mempengaruhi terang redupnya sinyal. Jadi sudah semestinya pemasangan komponen transistor menjadi perhatian.

Masalah lain adalah pemberian tegangan untuk pemancaran, atau lebih tepatnya tegangan untuk IC ENCODER dan DECODER. Pemberian tegangan lebih dari 6 Volt tidak akan menjadi optimal dan pemancaran akan melemah. Di sini IC regulator digunakan untuk menjaga tegangan tetap berada pada kondisi yang diharapkan, 5 Volt. Perhatian terhadap pemasangan dan pemberian tegangan komponen ini akan memberikan pemancaran yang optimal sehingga tidak terjadi kesalahan tampilan lampu sein. Kesalahan yang dimungkinkan, dan bisa jadi fatal, adalah jika waktu nyala lampu sein menjadi terlalu lambat karena respon IC ENCODER/DECODER melemah. Lampu sein menjadi masih menyala saat seharusnya sudah dimatikan.

Untuk pengembangan yang lebih lanjut, rangkaian yang telah kami buat ini dapat diperingkas atau disederhanakan lagi sehingga lebih fleksible. Sebagai contoh, dalam rancangan kami menggunakan 4 buah baterai 1,5 V, pada pengembangannya bisa dengan baterai jam 3 V sehingga space yang digunakan bisa lebih kecil. Terlebih transmitter mesti diletakkan pada stang yang hanya memiliki space kecil. Perhatian lanjutan terhadap pengaruh impedance matching (yang pada pengerjaan ini diabaikan) dapat memberikan proses pemancaran yang lebih optimal.

Kemudian untuk receiver, juga bisa dikembangkan dalam hal peletakannya. Bisa diletakkan di bagian bawah sadel, tetapi harus diupayakan agar dapat terlihat jelas oleh pengguna jalan yang lain. Pemakaian tas punggung sendiri sebenarnya cukup menarik karena selain kebutuhan pesepeda yang butuh tas untuk membawa suatu barang (tidak seperti sepeda motor atau mobil yang dilengkapi jok), juga masih menampilkan kesan trendy.

KESIMPULAN

Pada perancangan dan pembuatan lampu sein ini, kami menerapkan ilmu yang telah kami dapat dalam kuliah, baik elektronika maupun telekomunikasi.

(12)

Observasi telah dilakukan untuk perancangan dan penempatan lampu sein yang efektif dan efisien pada sepeda. Melalui rangkaian observasi, kajian pustaka dan pengerjaan, maka ditentukan dari jaringan listrik lampu sein yang biasanya menggunakan kabel penghubung (seperti pada kendaraan bermotor) menjadi wireless.

Hasil yang diperoleh, rangkaian ini bisa diaplikasikan pada sepeda, Desain transmitter yang cukup simpel memungkinkan untuk ditempatkan di stang sepeda. Sedangkan receiver membutuhkan tas punggung agar dapat terpasang dengan baik dan lampu sein terlihat jelas oleh pengguna jalan yang lain.

Di waktu mendatang, rangkaian lampu sein wireless pada sepeda ini masih bisa terus dikembangkan. Masih ada beberapa celah untuk efisiensi seperti pada penggunaan baterai, peletakan receiver dan perhitungan impedance matching untuk hasil pemancaran optimal. Rangkaian lampu sein wireless menjadi lebih simpel dan fleksibel untuk menjadi indikator yang sempurna. Dengan tingkat kenyamanan dan keamanan bersepeda yang baik, sangat mungkin semakin banyak orang memilih bersepeda sehingga masalah seperti kemacetan transportasi dan polusi udara dapat diminimalisasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :

1. Orang tua kami di Jogja dan Solo, atas dorongan semangat dan doa restunya

2. Dr.Agung Harsoyo, selaku dosen pembimbing penulisan karya tulis ini 3. HME ITB, khususnya Divisi Workshop, sebagai himpunan tempat kami

berkarya

4. Lembaga Kemahasiswaan ITB atas layanan informasi yang sangat membantu

DAFTAR PUSTAKA

(1) http://www.polygonsweetnice.com/on-clinic/healthy-cycling/65-manfaat-bersepeda. Tanggal akses : 13 Februari 2011.

(2) http://jarambah.com/2010/04/15/manfaat-bersepeda-bagi-kesehatan. Tanggal akses : 13 Februari 2011

(3) http://zonasepeda.com/artikel/manfaat-bersepeda-untuk-kesehatan.html). tanggal akses: 14 Februari 2011.

(4) http://hpcartridgerefills.com/trend-sepeda-fixie-harga-sepeda-fixie-dan-komunitas-sepeda-fixie/. Tanggal akses : 14 Februari 2011.

(13)

(5) http://protuslanx.wordpress.com/2010/12/22/jalur-sepeda-kota-bandung-quo-vadis. Tanggal akses : 14 Februari 2011.

(6) Jama, Julius. Teknik Sepeda Motor. [serial online] 2008; [193 screens]. Diakses dari: URL: http://www.scribd.com/doc/46181503/Teknik-Sepeda-Motor-1. Tanggal akses : 14 Februari 2011.

(7) http://rizkyagung.com/transistor-sebagai-penguat/. Tanggal akses : 17 Februari 2011.

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Transmitter

Referensi

Dokumen terkait

DED yang diajukan dalam interval waktu tertentu dengan memperhatikan ramp rate constraint dan permintaan beban dengan metode pendekatan penelusuran ke

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan rancangan antarmuka sistem pendukung keputusan untuk mendiagnosis penyakit yang sesuai dengan keinginan dokter pada tahap

Ketahanan bakteri untuk hidup pada berbagai jenis suhu mulai dari yang rendah hingga pada suhu paling tinggi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu bakteri yang dapat hidup

ekstraksi sekaligus re-ekstraksi (" Stripping j. Emulsi sendiri merupakan sistem, baik zat terdispersi maupun zat pendispersinya cair.<I) Ekstraksi memakai metoda

• Informasi yang digunakan bersumber dari buku ensiklopedia mengenai tanaman obat, buku-buku tanaman herbal.. • Penerapan semantic web pada penggunaan ontologi tanaman obat

Pada dasarnya positioning “is about communication” sebab positioning merupakan suatu strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak (benak) konsumen. Komunikasi

penempatan menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dalam diri karyawan karena penempatan yang tidak tepat dengan apa yang diharapkan, akan berdampak pada penurunan