• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 139

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA

CITAYAM

(169T)

Sylvia Indriany1, Wandhi Wijaya2

1

Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:syllfa@yahoo.com

2Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat

Email:wandiwijaya17@gmail.com ABSTRAK

Kebutuhan akan sarana transportasi bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya merupakan kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Seiring pertumbuhan lalu lintas yang semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan ruas jalan yang ada menyebabkan masalah kemacetan di ruas maupun simpang. Kemacetan juga terjadi pada pertemuan jalan kereta api dengan jalan raya. Hal ini tidak dapat dihindari dengan semakin banyaknya perlintasan sebidang dan peningkatan penumpang KA sehinggaterjadi penambahan frekuensi perjalanan KA yang dibarengi dengan pembangunan double track. Kondisi tersebut terjadi pula pada perlintasan KA di stasiun Citayam, Depok, sehingga dapat diperkirakan kemacetan yang akan terjadi pada 10 tahun mendatang semakin parah.

Untuk itu penelitian ini akan melihat kondisi Level of Service jalan eksisting(tipe 2/2UD)serta menganalisis antrian yang terjadi pada pintu perlintasan. Selain itu juga mengkaji kebutuhan akan adanya perubahan jenis perlintasan menjadi tidak sebidang berupa underpass. Selanjutnya akan dapat diketahui perubahan kinerja jalan yang direncanakan sampai dengan tahun 2022.

Dari hasil survey di lapangan dan analisis dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 didapat hasil sebagai berikut : Level of Service (LOS) jalan eksisting saat ini adalah C-F dan pada tahun 2022 antara E - F. Pelebaran geometrik jalan tidak banyak berarti karena Level of Service pada tahun 2022 masih antara D – F. Pada analisa antrian yang terjadi pada perlintasan KA dengan kondisi eksisting menghasilkan antrian tak terhitung/ tak dapat diprediksi sehingga bila frekuensi perjalanan KA ditingkatkan maka antrian akan semakin panjang yang berarti kemacetan akan semakin parah pada ruas jalan Citayam.

Dengan demikian perlu adanya pemikiran untuk perlintasan tidak sebidang yang diikuti oleh perubahan geometrik jalan dari tipe 2/2UD menjadi 4/2 UD dan 4/2 D (Underpass). Level of Service hasil analisis pada tahun 2022 antara B – C. Sebagai jalan alternatif yang dapat dipakai untuk mengurangi kemacetan adalah melewati jalan Mesjid Al Hidayah Desa Bojong Pondok Terong sampai dengan Jalan Raya Cipayung dengan beberapa penyesuaian geometric jalan.

Kata kunci : Level of Service (LOS), Antrian,perlintasan KA, geometrik jalan, Underpass,tipe

jalan

1.

PENDAHULUAN

Kebutuhan alat transportasi bagi penduduk kota Jakarta dan penyangganya sudah merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Karena dengans emakin mahalnya tempat tinggal di pusat kota, maka menyebabkan perkembangan kota beralih ke daerah-daerah suburban.

Dengan kondisi tersebut, maka jarak yang harus ditempuh oleh para pekerja untuk sampai di tempat kerja semakin jauh,sehingga diperlukan alat transportasi yang cepat dan nyaman. Dengan kondisi angkutan umum yang belum memadai dari sisi kapasitas maupun kenyamanan, maka angkutan pribadi menjadi pilihan bagi mereka yang mulai meningkat strata ekonominya.

Akibatnya kemacetan yang sering terjadi di DKI Jakarta dan kota penyangganya tidak hanya terjadi pada ruas jalan dan simpang, melainkan juga pada perpotongan atau pertemuan antara perlintasan kereta api dan jalan raya. Salah satu solusi yang dapat diterapkan guna menghindari kemacetan yang terjadi pada perpotongan antara perlintasan kereta api dan jalan raya adalah dibangunnya suatu persimpangan yang tidak sebidang sehingga tidak terjadi antrian pada saat kereta api lewat.

(2)

Hal demikian juga terjadi di sekitar stasiun Citayam, yang merupakan perbatasan kota Depok dengan kabupaten Bogor. Kondisi lalu lintas pada sekitar perlintasan kereta api dan jalan Raya Citayam ini sangat buruk, karena banyak sekali titik-titik kemacetan yang ditemukan. Pada lokasi tersebut memiliki lebar ruas jalan hanya sekitar 5-6 meter dan dirasakan tidak sesuai dengan volume yang melewati jalan tersebut.

Hal tersebut juga diperburuk dengan adanya pasar Citayam yang berdekatan dengan stasiun kereta api. Pada sepanjang jalan Raya Citayam juga ditemukan saluran irigasi sehingga menyulitkan bila lokasi jalan tersebut diperlebar. Maka dari itu, pemilihan pembangunaan simpang tak sebidangini sangat cocok diterapkan agar dapat menyelesaikan kemacetan di perpotongan antara perlintasan kereta api dengan jalan raya tersebut.

2.

TUJUAN PENELITIAN

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adanya perlintasan kereta api terhadap kondisi lalu lintas jalan raya Citayam. Secara lebih detail tujuannya adalah:

1. Menentukan kinerja eksisting jalan raya Citayam dan 10 tahun mendatang 2. Menganalisis antrian pada perlintasan kereta api

3. Menentukan kinerja jalan dan kecukupan standar geometrik jalan dengan adanya underpass 4. Membandingkan kinerja jalan sebelum dan sesudah adanya underpass

3.

KONDISI WILAYAH STUDI

Untuk memperjelas permasalahan dan memudahkan dalam menganalisa data, karena panjangnya jalan raya Citayam, maka sebagai batasan lokasi studi adalah sebagai berikut :

1. Jalan desa Bojong Pondok Terong sampai dengan stasiun Citayam ± 1420 meter. 2. Stasiun Citayam – pintu perlintasan KA.

3. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Cibinong. 4. Pintu perlintasan KA sampai dengan persimpangan jalan Raya Cipayung (± 350 meter) ke arah Sawangan.

Gambar 1. Petadan Kondisi Ruas Jalan Raya Citayam

Selanjutnya tata guna lahan di lokasi studi(sekitar stasiun Citayam) adalah perumahan padat penduduk serta pasar dengan lebar jalan 5-6 meter. Dengan aktifitas sisi jalan yang tinggi maka kemacetan akibat pasar dan perlintasan kereta api menjadi pemandangan sehari hari. Sebaliknya pada jalan raya Cipayung yang sejajar dengan jalan raya Citayam, kondisi tata guna lahan adalah perumahan yang baru berkembang sehingga masih banyak lahan kosong. Dengan demikian aktifitas lalu lintas juga tidak sepadat pada jalan raya Citayam. Beberapa ilustrasi dapat dilihat pada gambar 1.

(3)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 141

4. METODA PENELITIAN

5. DATA DAN ANALISIS

Geometrik Jalan

Tabel 1. Hasil Survey Geometrik Jalan Keterangan Data Jalan Raya Citayam pada lokasi survey

(POS 1)

Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 2)

a. Tipe Jalan 2/2 UD 2/2 UD

b. Panjang Segmen Jalan ± 4,5 km ± 2,5 km

c. Lebar Jalur ± 5,6 m ± 5,2 m

d. Lebar Bahu / Trotoar Sisi kiri = ± 2 m (tidak diperkeras) Sisi kiri = ± 2 m (tidakdiperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (tidak

diperkeras)

e. Tipe Alinyemen Datar Datar

f. Marka Jalan Tidak ada Tidak ada

g. Rambu Lalu Lintas Tidak Ada Tidak Ada

(4)

i. Gambar Penampang Melintang

Sumber : hasil survey

Tabel 2. Hasil Survey Geometrik Jalan Keterangan Data Jalan Raya Citayam pada lokasi survey a. Tipe Jalan

b. Panjang Segmen Jalan c. Lebar Jalur

d. Lebar Bahu / Trotoar e. Tipe Alinyemen f. Marka Jalan g. Rambu Lalu Lintas h. Jenis Perkerasan

i. Gambar Penampang Melintang

Sumber : hasil survey

Kecepatan Lalu Lintas

Berdasar survey kecepatan lalu lintas pada jam puncak pada tiap kecepatan rata-rata dibawah 30 km/jam dengan hasil terkecil pada pos hari kurang dari 20 km/jam.

Tabel 3 Waktu POS 1 Arah 1 km/jam 06.30 - 07.30 18,01 11.00 - 12.00 17,38 17.15 - 18.15 14,06 Waktu POS 3 Arah 1 km/jam 06.30 - 07.30 16,98 11.00 - 12.00 18,51 17.00 – 18.00 14,63

Penilaian Kinerja Jalan

Pada penilaian kinerja jalan, rasio arus terhadap kapasitas digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan.

Tabel Keterangaan

Volume jam puncak (smp/jam)

Pagi Siang

Sore

Tabel 2. Hasil Survey Geometrik Jalan Jalan Raya Citayam pada lokasi survey

(POS 3)

Jalan Raya Citayam pada lokasi survey 2/2 UD

± 400 m ± 6 m

Sisi kiri = ± 0,5 m (kerb) Sisi kiri = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 0,5 m (kerb) Sisi kanan = ± 1 m (tidak diperkeras)

Datar Tidak ada Tidak Ada

Flexible Pavement Flexible Pavement

survey kecepatan lalu lintas pada jam puncak pada tiap-tiap ruas jalan secara lengkap

rata dibawah 30 km/jam dengan hasil terkecil pada pos 3 yaitu sekitar pasar citayam yang sepanjang

Tabel 3. Hasil Survey Kecepatan Pada Jam Puncak Waktu POS 2 Arah 2 Arah 1 km/jam km/jam 20,50 06.30 - 07.30 26,34 20,17 11.45 - 12.45 23,73 19,08 17.00 – 18.00 24,45 Waktu POS 4 Arah 2 Arah 1 Km/jam km/jam 18,48 06.30 - 07.30 23,18 13,71 11.15 - 12.15 23,81 15,63 17.00 – 18.00 22,04

Pada penilaian kinerja jalan, rasio arus terhadap kapasitas digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat

Tabel 4. Hasil Kinerja Ruas Jalan Tahun 2011

Jl. Raya Citayam Jl. Raya Cipayung

POS 1 POS 2 POS 3

Pagi 1481,8 1653,5 1116,95

Siang 991,95 990,65 1025,5

Sore 1297,75 1125,25 980,25

Jalan Raya Citayam pada lokasi survey (POS 4)

2/2 UD ± 4 km ± 6 m

Sisi kiri = ± 0,5 m (tidak diperkeras) Sisi kanan = ± 1 m (tidak diperkeras)

Datar Tidak ada Tidak Ada

Flexible Pavement

tiap ruas jalan secara lengkap didapat bahwa 3 yaitu sekitar pasar citayam yang sepanjang

Arah 2 km/jam 17,49 28,99 23,44 Arah 2 km/jam 22,97 23,35 23,51

Pada penilaian kinerja jalan, rasio arus terhadap kapasitas digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat

Jl. Raya Cipayung POS 4 1130,05

1003,6 1076,9

(5)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 143

Sore 1860 1538 1968 2206 Derajat Kejenuhan (Q/C) Pagi 0,82 1,11 0,60 0,55 Siang 0,49 0,59 0,52 0,43 Sore 0,70 0,73 0,50 0,49 LOS Pagi D NA C C Siang C C C B Sore C C C C

Sumber : hasil perhitungan

Dengan angka pertumbuhan kendaraan 8% per tahun dan angka pertumbuhan penduduk di kota Depok mencapai 4,86 % per tahun, maka untuk kinerja ruas jalan tahun 2012 dengan asumsi kapasitas sama dengan tahun 2011

Tabel 5.Kondisi Jalan Eksisting Tahun 2012

Keterangaan

Jl. Raya Citayam Jl. Raya Cipayung

POS 1 POS 2 POS 3 POS 4

Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2

Volume jam puncak (smp/jam) Pagi 1600,34 1785,78 1206,31 1220,45 Siang 1071,31 1069,90 1107,54 1083,89 Sore 1401,57 1215,27 1058,67 1163,05 Kapasitas jalan (smp/jam) Pagi 1799 1487 1850 2065 Siang 2045 1690 1968 2346 Sore 1860 1538 1968 2206 Derajat Kejenuhan (Q/C) Pagi 0,89 1,20 0,65 0,59 Siang 0,52 0,63 0,56 0,46 Sore 0,75 0,79 0,54 0,53 LOS Pagi E F C C Siang C C C C Sore D D C C Kecepatan Operasional (VLV) (km/jam) Pagi 25 NA 25 32 Siang 30 26 24 34 Sore 27 25 25 33 Kecepatan Survey (km/jam) Pagi 18,01 20,50 26,34 17,49 16,98 18,48 23,18 22,97 Siang 17,38 20,17 23,73 28,99 18,51 13,71 23,81 23,35 Sore 14,06 19,08 24,45 23,44 14,63 15,63 22,04 23,51

Sumber : hasil rekapitulasi perhitungan

Analisis Antrian Pada Perlintasan

Analisis antrian pada perlintasan ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar antrian yang terjadi pada pintu perlintasan kereta api yang berpotongan dengan jalan yang diteliti yaitu jalan Raya Citayam.Untuk menentukan tingkat kedatangan,survey dilakukan pada kedatangan kendaraan yang ingin menuju perlintasan KA, dengan posisi titik surveyor ± 60 meter sebelum pintu perlintasan (arah 1) dan ± 100 meter sebelum pintu perlintasan (arah 2). Sedangkan tingkat pelayanan dihitung dari jumlah kendaraan yang sudah melewati pintu perlintasan KA pada waktu tertentu.

Hasil analisis dapat dilihat dari ρ > 1, maka pada lokasi tersebut terjadi antrian sepanjang hari dengan headway kereta api rata-rata 5 menit.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Antrian Pada Perlintasan Jam Puncak

Keterangaan Arah 1 Arah 2

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

Kedatangan rata-rata λ (kend/jam) 927 937 1217 1508 1009 896

Pelayanan rata-rata µ (kend/jam) 852 816 969 1305 951 886

Intensitas lalu lintas (ρ) 1,088 1,148 1,256 1,156 1,061 1,011

(6)

Prediksi Kinerja Jalan Dengan Kondisi Eksisting tahun 2022

Pada analisis tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 dipergunakan variabel prediksi volume lalu lintas serta prediksi kapasitas jalan. Hasil dari prediksi volume lalu lintas dan prediksi dari kapasitas jalan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 7. Prediksi kinerja jalan pada tahun 2022

Jalan Raya Citayam (POS 1) Jalan Raya Citayam (POS 2)

Derajat Kejenuhan

(Q/C) LOS

Derajat Kejenuhan

(Q/C) LOS

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

1,85 1,09 1,56 F F F 2,49 1,31 1,64 F F F

Jalan Raya Citayam (POS 3) Jalan Raya Cipayung (POS 4)

Derajat Kejenuhan

(Q/C) LOS

Derajat Kejenuhan

(Q/C) LOS

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

1,35 1,17 1,12 F F F 1,23 0,96 1,09 F E F

Sumber : hasil perhitungaan

Tabel 8.Hasil Kecepatan Operasional Tahun 2022

Keterangan Jl. Raya Citayam Jl. Raya Cipayung

POS 1 POS 2 POS 3

Kecepatan Arus Bebas

(LV) (km/jam) 37,5 35 33 41 Derajat Kejenuhan (Q/C) Pagi 1,85 2,49 1,35 1,23 Siang 1,09 1,31 1,17 0,96 Sore 1,56 1,64 1,12 1,09 Kecepatan Operasional (FVLV) (km/jam) Pagi NA NA NA NA Siang NA NA NA 25 Sore NA NA NA NA

Sumber : hasil analisis

Alternatif Penyelesaian Masalah

Jika melihat kondisi geometrik eksisiting maka kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi hampir semua ruas jalan dengan kondisi F dan kecepatan tak terhitung, kondisi ini diperburuk dengan adanya antrian yang terjadi pada pertemuan antara ruas jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Sehingga diperlukan solusi untuk memperbaiki kinerja jalan tersebut dan mengurangi panjangnya antrian pada pertemuan jalan raya dengan pintu perlintasan kereta api. Melihat keadaan wilayah sekitar yakni pemukiman yang padat, adanya pasar tradisional, merupakan jalur utama Kota Depok – Bogor ke Jakarta dan peningkatan pelayanan pengguna KA (perkecil headway) maka diperlukan simpang tidak sebidang dititik lokasi pertemuan antara jalan Raya Citayam dengan jalan Kereta Api. Dengan rencana tersebut diperlukan adanya penyesuaian geometrik jalan sehingga keberadaan perlintasan tidak sebidang dapat memperbaiki kinerja jalan secara signifikan. Perbaikan yang dilakukan sebagai berikut :

Pelebaran Lajur Standar 3,5 meter (type 2/2 UD)

Tabel 9.Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 1

Keterangan Jl. Raya Citayam Jl. Raya Cipayung

POS 1 POS 2 POS 3

Kecepatan Arus Bebas

(LV) (km/jam) 43,5 43,5 41 45 Derajat Kejenuhan (Q/C) Pagi 1,37 1,53 0,97 1,05 Siang 0,81 0,81 0,83 0,82 Sore 1,16 1,01 0,80 0,93 Kecepatan Operasional (VLV) (km/jam) Pagi NA NA 25 NA Siang 32 32 30 33 Sore NA NA 31 28

(7)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 T - 145

Perubahan Type Jalan dari 2/2UD menjadi 4/2 D dan 4/2 UD

Tabel 10. Hasil Prediksi Kinerja Jalan dengan Alternatif 2 Keterangan

Jl. Raya Citayam

Jl. Raya Cipayung

POS 1 POS 2 POS 3 (arah

1)

POS 3 (arah 2) Kecepatan Arus Bebas

(LV) (km/jam) 54 54 56,5 56,5 56 Derajat Kejenuhan (Q/C) Pagi 0,60 0,67 0,57 0,34 0,53 Siang 0,38 0,38 0,36 0,37 0,44 Sore 0,52 0,45 0,37 0,4 0,48 Kecepatan Operasional (VLV) (km/jam) Pagi 47 45 51 55 50 Siang 53 53 54 53,5 52,5 Sore 49 51 53,5 53 52

Sumber : hasil dari grafik MKJI 1997

POS 3 mewakili kinerja jalan pada perlintasan tak sebidang(underpass) sehingga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Q/C < 0,75 atau LOS berada pada rentang B – C.

Jadi, dapat disimpulkan jika dengan kondisi penyesuaian geometrik yang telah direncanakan untuk kinerja jalan pada tahun 2022 diprediksi lebih baik atau Q/C dibawah 0,75. Sehingga perencanaan geometrik yang dirancang bersamaaan dengan perlintasan tidak sebidang diharapkan dapat memperbaiki kinerja jalan 10 tahun kedepan.

6. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pelayanan jalan untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung yang diamati pada kondisi geometrik jalan eksisting didominasi LOS C atau Q/C ≥ 0,75.

2. Hasil kecepatan survey langsung dilapangan yang dilakukan tahun 2012 pada ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung dengan kondisi geometrik jalan eksisting didapat kecepatan sekitar 13 km/jam – 26 km/jam.

3. Menyikapi pertumbuhan kendaraan dikota Depok ± 8% pertahun maka, diperkirakan kondisi ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung untuk tahun 2022 dengan tidak adanya perubahan kondisi geometrik, tingkat pelayanan jalan menjadi F atau Q/C ≥ 1 (rentang nilai).

4. Dengan kondisi eksisting ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung kecepatan rata-rata paadaa tahun 2022 menjadi sangat kecil sampai tak terhingga.

5. Pada perhitungan antrian dengan headway 5 menit, intensitas lalu lintas (ρ) sepanjaang hari > 1 karena λ >

µ. Sehingga mengakibatkan antrian yang panjang dan waktu dalam antrian/ system tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menambah kemacetan pada ruas jaalan Citayam, sehingga diperlukan adanya perbaikan kinerja pintu perlintasan untuk menghindari antrian yang semakin panjang.

6. Sebagai bahan pertimbangan untuk alternative penyelesaian masalah kemacetan dan mendukung pembuatan perlintasan tidak sebidang direncanakan sebagai berikut :

a. Dengan pelebaran lajur menjadi 3,5 m perlajur dengan type jalan 2/2 UD

Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara D - F atau Q/C ≥ 0,75 dengan kecepatan rata-rata tak terprediksi hingga 2 km/jam.

b. Perubahan type jalan menjadi 4/2 D dan 4/2 UD dengan lebar lajur 3,5 m

Didapat Tingkat pelayanan jalan pada tahun 2022 untuk masing-masing ruas jalan Raya Citayam dan jalan Raya Cipayung antara B - C dengan kecepaataan rata-rata 45 km/jam – 55 km/jam.

7. Melihat kondisi lalu lintas dengan fungsi jalan maka pembangunan perlintasan tidak sebidang pada ruas jalan Raya Citayam merupakan kebutuhaan yang mendesak.

8. Sebagai jalan alternative yang akan digunakan pada masa pembangunan perlintasan tidak sebidang (jalur jalan Raya Citayam) melalui jalan Desa Bojong Pondok Terong yang terdapat jalur angkot memotong ke Jalan Raya Cipayung dengan Level of Service (LOS) antara B – C.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik(2010)Kota Depok dalam angka, Jawa Barat

Highway Capacity Manual(1994) special report 209

Jendral Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, (1990), Tata Cara Pelaksanaan Survey dan Perhitungan

Lalu-lintas Cara manual. No. 016/T/BNKT/1990.

Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum,(1997)Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. May, A.D, (1990), Traffic Flow Fundamentals, Prentice – Hall International Inc, New Jersey, USA.

Sylvia(2011)Studi Kebutuhan Perlintasan Tak Sebidang pada Jalan Raya Citayam,Laporan Penelitian Universitas Mercu Buana,Jakarta

Wandi Wijaya, Sylvia(2012)Studi kebutuhan Underpass pada Perpotongan jalan KA dengan jalan Raya,Tugas Akhir, Universitas Mercu Buana,Jakarta

Yupiter Indrajaya, Bambang Riyanto, Das’at Widodo, Pengaruh penyempitan jalan terhadap karakteristik lalu

Gambar

Gambar 1. Petadan Kondisi Ruas Jalan Raya Citayam
Tabel 1. Hasil Survey Geometrik Jalan Keterangan Data Jalan Raya Citayam pada lokasi survey
Tabel 3 Waktu POS 1 Arah 1 km/jam 06.30 - 07.30 18,01 11.00 - 12.00 17,38 17.15 - 18.15 14,06 Waktu POS 3 Arah 1 km/jam 06.30 - 07.30 16,98 11.00 - 12.00 18,51 17.00 – 18.00 14,63
Tabel 6. Hasil Perhitungan Antrian Pada Perlintasan Jam Puncak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi nasi (p=0,000), kacang-kacangan (p=0,000), dan lauk hewani (p=0,028) dengan tingkat kecukupan zat besi ibu hamil..

Suplementasi Zn pada sapi FH jantan secara nyata dapat meningkatkan motilitas dan konsentrasi sperma, dan tidak berpengaruh pada volume semen, warna, konsistensi,

Sistem penunjukan kepala negara pada calon penggantinya, meskipun terdapat unsur positifnya, (seperti ketika Abu Bakar menunjuk kepada Umar untuk menjadi

kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri, dalam melaksanakan fungsi menciptakan kesejahteraan sosial dan peningkatan mutu hidup masyarakat,

Pengalaman spiritual yang dialami oleh Rumi banyak dituangkan dalam bentuk karya sastra; satu diantaranya adalah Matsnawi; di mana dalam karya tersebut aspek feminin sering

Ketahanan pangan nasional jangka me- nengah dan jangka panjang hanya akan dapat dimantapkan melalui paket kebijaksanaan: (a) Terobosan teknologi baru pada keseluruhan mata

Ber dasr kan undang- undang nomor 20 t ahun 2003 t ent ang si st em pendi di kannasi onalpasal1 angka 14 menyat akan bahwa pendi di kan anak usi a di ni( PAUD) adal ah suat u

Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah, untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh