• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Calon Kepala Daerah Partai Golkar pada Pemilukada Padangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rekrutmen Calon Kepala Daerah Partai Golkar pada Pemilukada Padangsidimpuan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Rekrutmen Calon Kepala Daerah

Partai Golkar pada Pemilukada

Padangsidimpuan

RYAN RIZKY ARIFIN HARAHAP

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760

Email: rhiyan_nayihr@yahoo.com

Diterima tanggal 28 Agustus 2013/Disetujui tanggal 12 November 2013

Regional election is an important process in Indonesia as a democratic state. In 2012 elections held in the Kota Padangsidimpuan. Essentially political parties become the main motor in the local election and it did happen in this case. Golkar party is the party that lead the prospective regional head. The result of this process is Chaidir Ritonga as the candidate from the Golkar Party and He would pairs with Mara Gunung Harahap. This is a study about Golkar Party’s (Partai Golkar) candidates recruitment mechanism the regional head in local election of Pa-dangsidimpuan 2012. The focus mainly disscusses about how the regional head candidates re-cruitment’s process from Golkar Party in Padangsidimpuan 2012 local election. This research used descriptive methods, using observations, interviews and literature. This study detected three important things in recruitment process: First, inventory figure names that considered able to leading Padangsidimpuan City; Second, survey and selection stage; Third, determina-tion of the head regional candidates.

Keywords: local election, candidates recruitment. .

Pendahuluan

Pemilihan Umum Kepala Daerah mempunyai tujuan utama yaitu pengambilan kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin dalam negara, baik presiden dan kepala daerah provinsi serta kabupaten/kota Dengan lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan pemerintah (PP) No.6 Tahun 2005 tentang tata cara pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah, merupakan landasan hukum bagi

pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung.1

Pemilukada langsung merupakan hasil kerja keras dalam perwujudan demokrasi, walaupun banyak hal yang menjadi konsekuensinya seperti biaya yang besar, energi, waktu, pikiran dan lain sebagainya. Namun, keberhasilan pemilukada untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang murni secara demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung pada

1

Daniel.S.Slossa, Mekanisme Persyaratan dan Tata Cara Pemilukada Secara Langsung, Yogjakarta: Media Presindo, 2005, hal. 9

(2)

sikap kritisme dan rasionalitas rakyat sendiri.2

Selain itu partai politik meyakini bahwa ada perbedaan karakteristik antara pemilihan kepala daerah langsung (pemilukadasung) dengan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Dalam Pemilu Legislatif, pemilih memilih partai politik, sementara dalam Pemilukada pemilih memilih orang (kandidat). Dalam Pemilukadasung, kandidat yang mempunyai ketokohan tinggi akan lebih dipilih, tidak peduli berasal dari partai mana. Hal inilah yang menyebabkan betapa pentingnya tahap rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik .

Salah satu sisi lain yang perlu dicermati dari Pemilukada adalah rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan partai politik menjelang Pemilukada. Partai politik merupakan salah satu jalur pencalonan kepala daerah. Hal ini ditegaskan dalam revisi ke-2 UU No. 32 tahun 2004 pasal 56 ayat (2) bahwa “Pasangan calon diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi persyaratan.”

3

Pertama, sebagai kata kunci awal di dalam memperebutkan kekuasaan eksekutif di masing-masing daerah. Setidaknya, arena eksekutif inilah nantinya bisa menjadi mesin yang ampuh dalam menjalankan kebijakan dan visi-visi politik masing-masing partai politik. Kedua, sebagai peluang bagi partai politik dalam proses pembelajaran para kader politiknya. Hal ini terutama bagi partai politik yang selama proses Pemilukada cenderung mendorong para kadernya untuk maju sebagai kandidat. Ketiga,

Partai politik sebagai ikon utama demokrasi merupakan organisasi yang berkecimpung langsung dalam proses politik. Partai politik memiliki tujuan untuk meraih kekuasaan atau mengambil bagian dalam pelancaran kekuasaan. Untuk itu kemenangan dalam Pemilukada penting untuk diperoleh sebagai pencapaian tujuan partai politik. Ahmad Nyarwi mengemukakan bahwa makna penting kemenangan Pemilukada bagi partai politik, yaitu :

2

Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar, 2005, Hal. 3

3

Eriyanto, Pemilukada dan Penguasaan Partai Politik, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id/2007/07/, diakses tgl 30 Oktober 2012.

sebagai arena untuk menjaring para kader potensial yang populer. 4

Seleksi partai politik sangatlah menentukan sosok calon kepala daerah yang tampil dan akan dipilih oleh rakyat. Hal ini menjadikan kehendak partai politik lebih dominan dan belum tentu sama dengan kehendak konsti-tuen pada umumnya. Selama ini proses inter-nal partai politik cenderung tertutup dari ke-terlibatan konstituen secara langsung. Per-saingan elit partai lebih dominan sehingga kerap kali mengabaikan proses rekrutmen yang terbuka dan memberi kesempatan po-tensial di luar partai untuk berpartisipasi5

Dalam proses mekanisme rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan DPD Partai Golkar Kota Padangsidimpuan, terdapat dua pasang nama calon kepala daerah yang

ma-. Salah satu partai politik yang harus menja-lankan proses tersebut di atas adalah Partai Golkar. Sebagai salah satu contohnya adalah pada perhelatan Pemilukada Walikota Pa-dangsidimpuan tahun 2012 yang berkoalisi dengan PKS, PDS, Partai Republikan dan PSI dengan mengusung pasangan calon Chaidir Ritonga – Mara Gunung Harahap Dari hasil perolehan suara Pemilukada yang telah dilakukan tersebut, pasangan yang di-usung oleh Partai Golkar yakni Chaidir Ri-tonga-Mara Gunung Harahap mengalami ke-kalahan, dan banyak kalangan yang menya-takan bahwa kekalahan itu adalah kekalahan telak Partai Golkar dalam Pemilukada. Pa-sangan tersebut hanya memperoleh 6.987 su-ara atau 6,9 % atau berada di urutan ke em-pat. Hasil ini memang sangat mengejutkan banyak pihak terutama dari kalangan Golkar sendiri, mengingat pada Pilkada sebelumnya yakni di tahun 2007, pasangan yang diusung Partai Golkar (dan PPP, PPD dan PDS) yaitu Zulkarnaen Nasution-Maragunung Harahap adalah pemenang mutlak yakni 43.159 sua-ra atau 50,67%.

4

Ahmad Nyarwi, Siasat Partai Politik dan Strategi Pencalonan, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id/2007/07/, diakses tgl. 30 Oktober 2012.

5

Syamsuddin Haris(ed), Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai Proses Nominasi dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004, Jakarta : Gramedia, 2005, hal. 143-144.

(3)

suk, yakni pasangan Rahmat Nasution – Ahmad Buchori Siregar serta pasangan Chaidir Ritonga – Mara Gunung Harahap yang keduanya memang murni kader Partai Golkar.

Dalam penetapan akhir calon yang akan di-usung, DPP Partai Golkar membuat keputu-san yang mengejutkan yaitu mendukung pa-sangan Chaidir Ritonga – Mara Gunung Ha-rahap sebagai calon Walikota dan Wakil Wa-likota yang akan diusung Partai Golkar pada Pemilukada Kota Padangsidimpuan tahun 2012. Meskipun keputusan ini diambil berda-sarkan hasil survei, namun menimbulkan se-dikit resistensi dari pasangan Rahmat Nasu-tion – A. Buchori Siregar yang setelah kepu-tusan tersebut berniat maju menjadi calon walikota dan calon wakil walikota dari jalur perseorangan, dan telah mampu mengumpul-kan KTP sebagai syarat untuk maju, meski kemudian mereka mengurungkan niat terse-but.

Tentunya sebagai Partai Politik yang baik mampu mendengarkan aspirasi dari masya-rakat dan konstituennya dalam menentukan pasangan calon yang maju dalam Pemiluka-da, dan hal itu memang dipertegas oleh kader dan pengurus Partai Golkar lainnya bahwa hal tersebutlah yang menjadi akar utama ke-kalahan telak Partai Golkar di Pemilukada Kota Padangsidimpuan tahun 2012. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap proses penjaringan calon kepala daerah yang dila-kukan oleh Partai Golongan Karya. Dengan demikian menarik membahas tentang re-krutmen calon kepala daerah Partai Golkar pada Pemilukada Padangsidimpuan 2012. Metode

Studi ini dilakukan dengan pendekatan kelembagaan. Fokusnya tentang mekanisme partai golkar dalam melakukan rekrutmen calon kepala daerah pada pemilihan kepala daerah tahun 2012. Metode studi ini menggunakan teknik penelitian lapangan. Analisis datanya menggunakan analisis kualitatif.

DPD Partai Golkar Kota Padang Sidempuan

Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Kota Padangsidimpuan juga mengalami proses yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain khususnya di Sumatera Utara, yakni kekuatan Partai Golkar yang sangat mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Padangsidimpuan. Fenomena poli-tik ini, tentu saja terjadi karena akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkeraman pemerintahan Orde Baru seba-gai pemegang kekuasaan dan tidak ber-dayanya partai politik yang lain yang meru-pakan pesaing Partai Golkar.

Sejak Kota Padangsidimpuan masih menjadi satu kesatuan dengan daerah Tapanuli Sela-tan, Partai Golkar adalah kekuatan politik yang sangat berpengaruh. Beberapa faktor yang menyebabkannya, termasuk karena ba-nyak masyarakat yang meyakini bahwa pem-bangunan di daerah ini disebabkan oleh ke-beradaan Partai Golkar sejak zaman dahulu, sehingga memunculkan pemilih yang loyal kepada Partai Golkar dan secara turun temu-run telah memilih partai tersebut.

Eksistensi Partai Golkar pun terpelihara den-gan baik di daerah paling selatan Sumatera Utara ini, karena dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat ataupun tokoh ma-syarakat setempat, karena para tokoh masya-rakat ini memiliki kedekatan emosional den-gan kekuasaan atau pun pemerintah saat itu. Mereka ini menjadi sangat memiliki penga-ruh di setiap desa, karena tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai raja-raja adat ini ten-tunya masih memiliki keterikatan budaya dan ekonomi dengan masyarakat serta memiliki kekuatan yang harus ditaati oleh masyarakat-nya.

Dilihat dari rivalitas politik, pesaing terberat partai Golkar pada setiap hajatan Pemilu, praktis hanya partai yang berbasis Islam yak-ni Partai Persatuan Pembangunan. Hal iyak-ni di-karenakan basis Islam tradisional yang begitu melekat kuat di daerah Padangsidimpuan dan sekitarnya, serta ditunjang keberadaan pon-dok pesantren yang membawa simbol-simbol tradisionalisme Islam. Sehingga di Padangsidimpuan sampai sekarang ini, selain

(4)

Golkar yang memiliki masa pemilih tradi-sional, PPP juga tercatat tetap memiliki basis pemilih tradisional.

Selanjutnya kekuatan politik selain dua di-atas terdapat satu partai politik lain yakni PDI, yang membawa pandangan Marhae-nisme dan falsafah Nasionalisme, dengan memunculkan warna Soekarnoisme, kurang bisa diterima masyarakat di daerah Padang-sidimpuan dan sekitarnya karena dianggap tidak melekat dengan budaya masyarakat Mandailing yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan Keislaman yang begitu ken-tal. Bahkan ada asumsi yang menjadi pem-benaran bagi sebahagian masyarakat bahwa, PDI ataupun PDI-Perjuangan pada kondisi saat ini adalah basis kekuatan bagi masyara-kat diluar Agama Islam dikarenakan bahwa masyarakat melihat banyak fungsionaris PDI-Perjuangan yang berasal dari Tapanuli bagian Utara yang notabene beragama di luar Islam, sehingga ini mempengaruhi pencitraan tersendiri bagi PDI ataupun PDI-Perjuangan saat ini di tengah-tengah masyarakat Man-dailing secara luas.

Kejatuhan rezim Orde Baru, pada 1998 dan dimulainya era Reformasi memberikan dam-pak besar terhadap eksistensi partai Golkar di Padangsidimpuan, karena pada Pemilu 1999, untuk pertama kalinya Golkar sejak berak-hirnya periode Orde Baru mengalami keka-lahan dalam Pemilu. Yakni menjadi partai yang hanya memperoleh suara terbanyak ke-dua setelah PPP di Padangsidimpuan, dan se-cara nasional juga dikalahkan oleh PDI-Perjuangan, dengan slogan khas partainya, yang mencitrakan diri sebagai partainya “wong cilik” atau yang mewakili rakyat ke-cil. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh arus bawah yang merubah konstelasi politik tanah air waktu itu, yang menghendaki perubahan secara fundamental terhadap keseluruhan sendi-sendi kehidupan ketatanegaraan Indo-nesia serta perwacanaan yang di bangun lalui publikasi media, yang seakan-akan me-nyatakan bahwa Partai Golkar adalah penye-bab krisis 1998, maka disitulah masa-masa kemunduran Partai Golkar, bahkan banyak dijumpai masyarakat yang sengaja menghin-dari segala sesuatu yang melekat dengan simbol-simbol orde baru, termasuk Partai Golkar yang dicitrakan sebagai bagian dan kekuatan politik Orde baru.

Kondisi politik pasca Reformasi, disadari memang mengalami perubahan yang sangat signifikan terhadap proses pemenangan suatu partai politik, dimana pertarungan politik le-bih terbuka dapat terjadi bagi setiap partai kontestan Pemilu. Dimana setiap partai me-miliki peluang untuk memenangkan Pemilu, tergantung bagaimana mesin partai berjuang untuk mendapatkan suara dari konstituen, hingga meraih kemenangan dalam Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan un-tuk memaksakan pilihan politik tertentu da-lam pemilu, ataupun pilihan partai yang san-gat terbatas seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Maka menyikapi hal itu, Partai Golkar pun melakukan metamorfosa melalui pro-gram pembaharuan yang dilakukannya, den-gan memunculkan wajah baru Partai Golkar, dengan apa disebut sebagai “paradigma Gol-kar baru”. Penguatan Kader menjadi konsen-trasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi karya nyata Partai Golkar untuk memperoleh simpatik konsti-tuen. Hal yang sama pun dilakukan oleh selu-ruh fungsionaris Partai Golkar di Mandailing Natal, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai Golkar untuk memenangkan Pemilu di Padangsidimpuan.

Selanjutnya sebagai Partai yang memiliki mesin politik yang cukup kuat, karena sudah sejak lama dibangun, dan pengaruhnya yang masih cukup sentral ditengah masyarakat. Maka dalam Pemilu 2004 Golkar kembali menjadi Partai pemenang Pemilu di Mandail-ing Natal, sekaligus menjawab kekalahan Partai Golkar pada Pemilu 1999. Kemenan-gan Golkar pun berlanjut pada Pemilu 2009, dimana secara keseluruhan Partai Golkar pun masih menjadi pilihan mayoritas masya-rakat Mandailing Natal. walaupun suara yang diperoleh tidak sebesar Pemilu 2004. Pemilihan umum kepala daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2012 adalah pemilukada yang kedua setelah tahun 2007. Pada Pemilukada 2007, Partai Golkar beserta calon yang diusungnya meraih posisi teratas dan berhasil menempatkan kadernya menjadi pemimpin tertinggi di Kota Padangsidimpuan. Partai Golkar berhasil mendudukkan pasangan Zulkarnain Nasution-Maragunung Harahap dengan perolehan suara yang sangat telak dibandingkan dengan pasangan yang lain. Pasangan Zulkarnaen Nasution-Maragunung

(5)

Harahap unggul telak dengan perolehan 43.273 suara atau 50,88 persen dari 85.049 surat suara sah, unggul jauh dari pesaing ter-dekat nya pasangan Amiruddin Lubis-Aswin Harahap berada diposisi kedua dengan pero-lehan 14.865 suara atau 17,48 persen.6

Namun lima tahun berselang, tampaknya ke-banggaan Partai Golkar tersebut tidak ada ar-tinya ketika Pemilukada kedua Padangsidim-puan dilaksanakan. Partai Golkar pada Pemi-lukada Kota Padangsidimpuan yang digelar pada tanggal 20 November 2012 lalu harus berkoalisi dengan empat partai lainnya yakni PKS, PDS, PSI dan Partai Republikan Nu-santara untuk dapat mengajukan satu pasan-gan calon, dikarenakan Partai Golkar hanya memiliki dua kursi di DPRD Kota Padangsidimpuan. Ini juga menjadi masalah tersendiri bagi Partai Golkar Padangsidim-puan dimana perolehan suara di legislatif 2009 mengalami penurunan yakni hanya se-besar 6.361 suara.

Hasil yang prestisius ini tentunya menjadi keberha-silan yang membanggakan bagi DPD Partai Golkar Padangsidimpuan.

7

Seperti yang diungkapkan Bapak Irsan Effendi8

Partai Golkar dan partai koalisi tersebut mengusung pasangan calon Chaidir Ritonga-Maragunung Harahap yang menempati no-mor urut 6 hanya memperoleh 6.987 suara atau 6,9 persen, sangat jauh tertinggal dari

:

Partai Golkar melakukan koalisi dengan PKS, PDS, Republikan dan PSI untuk memenuhi persyaratan minimal 4 kursi untuk pencalonan Walikota dan Wakil Walikota Kota Padangsidimpuan. Koalisi tersebut terjadi akibat persamaan pandangan dan harapan seluruh partai terhadap calon yang akan diusung oleh Partai Golkar. Partai pengusung menganggap calon yang diusung Partai Golkar juga telah sesuai dengan kriteria masing-masing partai.

Selain itu posisi Partai Golkar adalah partai utama walaupun hanya memiliki 2 kursi. Posisi 4 partai lain sebagai partai pengusung tidak mempengaruhi hasil penjaringan. Partai pengusung akan mendapat keuntungan untuk mengembangkan partainya di Kota Padangsidimpuan jika calon yang diusung memperoleh kemenangan.

6

Data KPU Kota Padangsidimpuan.

7

Ibid.

8

Wawancara dengan Ketua DPD Partai Golkar Kota Padangsidimpuan, Irsan Effendi, di kediamannya Kota Padangsidimpuan, 3 April 2013

pasangan calon yang mencapai suara terba-nyak.

Mekanisme Rekrutmen Calon Kepala Daerah

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Partai Golkar Nomor: JUKLAK-13/DPP/Golkar/XI/2011 yaitu membahas tentang tata cara pemilihan umum kepala daerah dari Partai Golkar. Ber-dasarkan petunjuk pelaksanaan DPP Partai

Golkar Nomor :

JUKLAK-13/DPP/Golkar/XI/2011, maka dalam proses rekrutmen mengacu pada peraturan yang te-lah ditetapkan oleh Partai Golkar dalam proses ataupun tata cara Pemilkada.

Pertama, inventarisasi nama-nama tokoh yang dianggap layak memimpin Kota Pa-dangsidimpuan. Proses ini dilakukan oleh DPD Partai Golkar Padangsidimpuan dan mengirimkannya kembali ke pusat. Berdasarkan surat keputusan Tim Pemilukada DPD PG Padangsidimpuan No. Kep-02/GK-PSP/Pemilukada/III/2012, berikut nama-nama tokoh tersebut9

No

: Tabel 1

Nama Bakal Calon No Nama Bakal Calon 1 Affan Siregar 13 Maragunung

Harahap 2 Ahmad Buchori

Siregar 14

Mohammad Habib Nasution

3 Alipada Harahap 15 Muhammad Isnandar Nasution

4 Andar Amin

Harahap 16

Nasruddin Siagian 5 Aswar Samsi 17 Paruhum Harahap 6 Chaidir Ritonga 18 Rahmat Nasution 7 Dedi Jaminsyah

Putra Harahap 19

Rahuddin Harahap 8 Duma Wati 20 Rusydi Nasution

9 Irsan Efendi Nasution 21 Syaiful Bahri 10 Jamaluddin Hasibuan 22 Saulian Sabbih 11 Khoiruddin Nasution 23 Soripada Harahap 12 Maramuda Nasution Sumber: http://sidimpuantabagselta.blogspot.com/2012/03/ golkar-umumkan-23-nama-tokoh-layak.html

9

Wawancara dengan Ketua DPD Partai Golkar Padangsidimpuan, Bapak Irsan Effendi Nasution, di kantor DPD PG Padangsidimpuan, tanggal 5 April 2013

(6)

Kedua, tahapan survei dan seleksi. Proses ini dilakukan oleh DPP Partai Golkar Pusat se-bagai langkah selanjutnya setelah menerima hasil inventarisasi dari DPD Partai Golkar Padangsidimpuan. Nama-nama tokoh yang telah dipublikasi oleh DPD Partai Golkar Pa-dangsidimpuan menjadi landasan DPP Partai Golkar Pusat dalam menetapkan siapa yang dianggap layak sebagai calon kepala daerah dari Partai Golkar. Proses tersebut dibagi menjadi tahap survei awal, seleksi bakal ca-lon internal dan tahap survei kedua

Tahap survei awal merupakan kegiatan sur-vei secara lengkap (kualitatif dan kuantitatif) dengan sample sekurang-kurangnya 400 res-ponden, yang dilakukan oleh lembaga survei independen yang ditunjuk oleh DPP Partai Golkar, terhadap beberapa nama tokoh yang telah dijaring tersebut. Kegiatan tersebut di-lakukan selambat-lambatnya H-12 bulan se-belum hari pemungutan suara Pemilukada. Mengenai hal ini Siwan Siswanto mengata-kan10

Tahap seleksi bakal calon internal merupa-kan kegiatan pembahasan dan penentuan kader-kader Partai Golkar yang memiliki pe-luang besar, yang dilakukan oleh DPP Partai Golkar terhadap hasil survei awal tersebut, diseleksi dari beberapa nama kader Partai Golkar yang dinilai memiliki peluang untuk memenangkan Pemilukada di daerah

:

“Proses penjaringan diatur di JUKLAK– 13/DPP/Golkar/XI/2011 Tentang Tata Cara Pemilukada Dari Partai Golkar. DPP Partai Golkar melakukan kerja sama dengan lembaga survei independen untuk melakukan survei di Kota Padangsidimpuan, DPD Partai Golkar Padangsidimpuan tidak dilibatkan dan tidak mengetahui kapan dan dimana survei dilakukan. Maksud dari survei tersebut adalah untuk melibatkan langsung masyarakat dan pastinya hasil survei merupakan pilihan masyarakat. Hasil dari survei tersebut berasal dari inventarisasi nama-nama tokoh yang layak memimpin Padangsidimpuan dari berbagai kalangan yang dikumpulkan oleh Tim Pemilukada yang tertuang dalam surat keputusan Tim Pemilukada DPD PG Padangsidimpuan No. Kep-02/GK PSP/Pemilukada/III/2012 terdapat 23 nama tokoh yang nantinya akan dilakukan rapat internal Golkar guna menentukan siapa yang akan diusung dan dimenangkan Partai Golkar dalam Pemilukada.”

10

Wawancara dengan Sekretaris DPD PG Kota Padangsidimpuan, Siwan Siswanto, di Kantor DPD PG Kota Padangsidimpuan, 1 April 2013

but, dan kemudian dipilih beberapa orang di-antaranya untuk dilakukan perkuatan elekta-bilitas. Kegiatan ini dilakukan selambat-lambatnya H-12 bulan sebelum hari pemun-gutan suara Pemilukada.

Tahap survei kedua merupakan kegiatan sur-vei untuk evaluasi perkembangan tingkat elektabilitas para tokoh/bakal calon tersebut, dengan sample sekurang-kurangnya 400 res-ponden, yang dilakukan oleh Lembaga Sur-vei independen yang ditunjuk atau disetujui oleh DPP Partai Golkar, dilengkapi dengan evaluasi perkembangan peluang kader-kader Partai Golkar yang dipersiapkan tersebut se-jauh mana dapat memenangkan Pemilukada. Ada kemungkinan dilakukan perubahan bak-al cbak-alon yang akan diperkuat pada tahap ke-dua, apabila pada proses evaluasi dijumpai kemungkinan ada kader-kader Partai Golkar lain yang lebih berpeluang daripada yang di-persiapkan semula. Kegiatan tersebut dilaku-kan selambat-lambatnya H-8 bulan sebelum hari pemungutan suara Pemilukada.

Ketiga, penetapan calon kepala daerah. Se-lanjutnya Partai Golkar melaksanakan tahap penetapan calon, yang nantinya akan muncul calon yang secara resmi oleh Partai Golkar. Proses ini merupakan tahap akhir dimana DPP Partai Golkar akan memutuskan siapa pasangan calon yang akan menjadi calon yang mewakili Partai Golkar pada Pemiluka-da PaPemiluka-dangsidimpuan 2012. Proses ini memi-liki tiga tahapan penting yaitu tahap pemili-han dan penetapan calon terpilih, tahap pe-nentuan pasangan calon dan tahap pengesa-han pasangan calon.

Tahap pemilihan dan penetapan calon terpi-lih merupakan proses penetapan calon wali-kota ini dilakukan oleh Partai Golkar berda-sarkan hasil Rapat Tim Pemilukada Pusat dengan pengambilan keputusan oleh 13 un-sur pemegang suara. Keputusan yang diambil oleh DPP Partai Golkar itu akhirnya mene-tapkan nama Chaidir Ritonga untuk menjadi calon Walikota dari Partai Golkar dalam Pe-milukada Padangsidimpuan 2012. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Siwan Siswan-to11

11

Wawancara dengan Sekretaris DPD PG Kota Padangsidimpuan, Siwan Siswanto, di Kantor DPD PG Kota Padangsidimpuan, 1 April 2013

(7)

“Penetapan diambil keputusannya di DPP Partai Golkar Pusat yang ditandatangai langsung oleh Ke-tua Umum dan Sekretaris Jenderal. Penetapan dike-luarkan tanggal 5 Juli 2012 yang merekomendasi-kan pasangan Chaidir Ritonga dan Mara Gunung Harahap sebagai calon Walikota dan Wakil Wali-kota Padangsidimpuan dari Partai Golkar. Untuk peran dari Partai Golkar Padangsidimpuan yaitu adanya perwakilan yang memiliki hak suara pada Rapat Tim Pemilukada tanggal 2 Juli.

Terdapat 13 unsur peserta rapat yang memiliki hak suara untuk menetapkan calon yang akan diusung oleh Partai Golkar yaitu Ketua Umum, Wakil Ke-tua Umum, KeKe-tua KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah yang bersangkutan, Ketua KORBID Or-ganisasi dan Daerah, Ketua KORBID Kaderisasi dan Keanggotaan, Ketua KORBID Hukum dan HAM, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekjen KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah yang bersangkutan, Wakil Sekjen KORBID Organisasi dan Daerah, Wakil Sekjen KORBID Kaderisasi dan Keanggo-taan, Wakil Sekjen KORBID Hukum dan HAM, Bendahara dan Ketua DPD Partai Golkar terkait.”

Dari penjelasan di atas dapat kita kaji bahwa sebenarnya DPP Partai Golkar lah yang ber-wenang secara luas dan terpusat untuk me-nentukan calon yang akan maju sebagai ke-pala daerah baik itu untuk tingkat gubernur maupun bupati/walikota, DPD Partai Golkar di daerah hanya berwenang untuk melakukan inventarisir dan hasil nya direkomendasikan ke DPP untuk selanjutnya dipilih yang paling layak dan sesuai.

Keputusan yang terpusat dalam penentuan calon walikota dalam Pemilukada Padangsi-dimpuan ini, tampaknya menimbulkan ba-nyak polemik ditubuh Partai Golkar sendiri. Penentuan Chaidir Ritonga menjadi calon walikota dari Partai Golkar ditanggapi den-gan kekecewaan dari internal sendiri maupun dari masyarakat Padangsidimpuan. Banyak juga yang mengatakan bahwa kekalahan yang dialami Partai Golkar dalam Pemiluka-da PaPemiluka-dangsidimpuan disebabkan oleh tiPemiluka-dak tepatnya keputusan yang dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar dalam menentukan calon yang akan bertarung dalam pesta demokrasi tersebut.

Menanggapi polemik yang terjadi di tubuh Partai Golkar ini, fungsionaris DPD Partai Golkar Padangsidimpuan mengatakan penen-tuan calon itu ditentukan oleh adanya tingkat elektabilitas, popularitas dan faktor-faktor lainnya sehingga DPP Partai Golkar memilih sosok Chaidir Ritonga daripada Rahmat

Na-sution. Seperti yang dikutip dari wawancara dengan Bapak Siwan Siswanto12

Mekanisme penetapan calon kepala daerah pada Pemilukada Padangsidimpuan 2012 me-libatkan dua unsur yaitu DPD Partai Golkar Padangsidimpuan dan DPP Partai Golkar Pu-sat. Tahap proses rekrutmen partai golkar pada saat tersebut antara lain inventarisasi nama-nama tokoh yang dianggap layak

:

“Elektabilitas dan popularitas sudah pasti menentu-kan siapa yang amenentu-kan dimajumenentu-kan menjadi calon wa-likota. Namun selain adanya persyaratan umum ju-ga terdapat persyaratan khusus yang ditetapkan Partai Golkar, ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi antara lain mengakar, berke-mampuan, mempunyai kemampuan finansial. Se-muanya diatur dalam JUKLAK tersebut dan men-jadi pedoman.”

Tahap penentuan pasangan calon merupakan proses lanjutan untuk memilih siapa yang akan dianggap layak menjadi pasangan calon untuk dicalonkan pada Pemilukada. Terdapat dua kriteria dalam penentuan pasangan calon pertama, apabila calon terpilih dari Partai Golkar adalah calon Kepala Daerah, maka akan dilakukan penetapan calon wakil kepala daerah, berdasarkan hasil kompromi antara DPP Partai Golkar dengan calon kepala dae-rah terpilih dari Partai Golkar. Kedua, apabi-la calon terpilih dari Partai Golkar adaapabi-lah ca-lon Wakil Kepala Daerah, maka akan dilaku-kan penetapan calon kepala daerah, berda-sarkan hasil kompromi antara DPP Partai Golkar dengan calon wakil kepala daerah terpilih dari Partai Golkar. Kegiatan ini dila-kukan selambat-lambatnya H-4 bulan sebe-lum hari pemungutan suara Pemilukada. Tahap pengesahan pasangan calon merupa-kan kegiatan pengesahan pasangan calon ke-pala daerah dan wakil keke-pala daerah oleh DPP Partai Golkar, untuk selanjutnya menja-di calon resmi yang akan menja-diusulkan oleh Par-tai Golkar atau oleh Gabungan ParPar-tai Golkar dengan partai politik lain ke KPUD setempat. Kegiatan ini dilakukan selambat-lambatnya H-4 bulan sebelum hari pemungutan suara Pemilukada.

Penutup

12

Wawancara dengan Sekretaris DPD PG Kota Padangsidimpuan, Siwan Siswanto, di Kantor DPD PG Kota Padangsidimpuan, 1 April 2013

(8)

memimpin Kota Padangsidimpuan. Selain itu tahapan survei dan seleksi, serta tahap penetapan calon kepala daerah.

Daftar Pustaka

Haris, Syamsuddin(ed), 2005, Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai Proses Nominasi dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004, Jakarta : Gramedia

Prihatmoko, Joko J, 2005, Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar

Slossa, Daniel.S, 2005, Mekanisme Persyaratan dan Tata Cara Pemilukada Secara Langsung, Yogjakarta: Media Presindo

Eriyanto, Pemilukada dan Penguasaan Partai Politik, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id/2007/07/, diakses tgl 30 Oktober 2012

Ahmad Nyarwi, Siasat Partai Politik dan Strategi Pencalonan, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id/2007/07/, diakses tgl. 30 Oktober 2012

Wawancara dengan Sekretaris DPD PG Kota Pa-dangsidimpuan, Siwan Siswanto, di Kantor DPD PG Kota Padangsidimpuan, 1 April 2013

Wawancara dengan Ketua DPD Partai Golkar Pa-dangsidimpuan, Bapak Irsan Effendi Nasu-tion, di kantor DPD PG Padangsidimpuan, tanggal 5 April 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa pembenaman bahan organik baik yang berasal dari sisa tanaman kacang tanah, kacang jogo, mulsa jerami, ataupun pupuk kandang selama 1

Dengan adanya pemangkasan daun yang tidak aktif melakukan fotosintesis, hasil asimilat yang ditransfer ke bagian tongkol akan lebih besar, sehingga dengan memangkas

gambar Bangunan ditolak pada taraf signifi-. kansi

1) Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, karena jika ada jabatan kosong dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kesesuain lahan aktual dan potensial tanaman dan memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman di Kecamatan simpang

Studi ini menunjukkan hasil corporate rebranding CitraLand yang luar biasa khususnya dalam menciptakan brand associations dan reputasi perusahaan sehingga secara

Bogor : Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.. Teknologi Budidaya

Sesuai dengan hasil yang diperoleh, maka dapat diringkas sebagai berikut; Komponen VAIC secara parsial memberikan pengaruh terhadap profitabilitas dari rasio Return