• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN (STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN (STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN

(STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN)

Nurul Hamidah Gurning

1

, A. P. Mulia Tarigan

2

, dan Zaid P. Nasution

3 1

Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email: nurul.gurning@ymail.com 2

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email: a.perwira@usu.ac.id

3Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email: zaid@usu.ac.id

ABSTRAK

Pasar merupakan salah satu sumber penghasil sampah terbesar, dimana kebanyakan sampah yang dihasilkan adalah berjenis organik yang masih memiliki kemampuan untuk didaur ulang menjadi pupuk kompos. Penelitian ini dilakukan di Pasar Sore pada tahun 2013 dengan tujuan utama menganalis nilai investasi pengelolan sampah organik. Data dikumpulkan melalui obeservasi dan wawancara langsung ke lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sistem pengelolaan sampah yang ada sudah cukup baik, meskipun belum terlihat pengolahan sampah organik pasar. Dan setelah dilakukan analisa kelayakan finansial usaha pengolahan pupuk kompos dengan menggunakan analisa Net Present Value (NPV), Net

Benefit Cost Ratio (Net BCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), Break Even Point

(BEP), Return on Investment (ROI), dan Return on Asset (ROA), dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan pupuk kompos organik pada Pasar Sore layak untuk dicoba.

KATA KUNCI: Sampah Pasar, Sistem Pengelolaan, Pengolahan Sampah Organik, Analisa Ekonomi

ABSTRACT

The market is one of the biggest source of waste, where most of the waste produced is organic type that still has the ability to be recycled into compost. The research has been done at Sore Market in 2013 with the main purpose to analyze the value of the investment management of organic waste. The data were collected with observation and interviews in the study field. The results showed that the existing waste management system is quite good, although the utilization of organic waste has not seen. And after analysis of financial feasibility of compost processing business by using analysis of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (BCR Net), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), Break Even Point (BEP), Return on Investment (ROI, and Return on Assets (ROA), can be concluded that the processing of organic compost in Sore Market is worth to try.

KEYWORDS: Waste Market, Management System, Utilization of Organic Waste, Economic Analysis

1.

PENDAHULUAN

Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah dari perumahan. Komposisi sampah pasar lebih dominan sampah organik. Apalagi jika sampahnya berasal dari pasar sayur atau pasar buah-buahan. Limbahnya akan lebih banyak sampah organiknya. Manajemen pengelolaan sampah yang baik telah diterapakan oleh Pasar Bunder yang berada di Kab. Sragen, Jawa Tengah, dimana disana telah didirikan Unit Pengolahan Sampah Pasar guna mengolah sampah yang dihasilkan oleh pasar sebelum dibuang ke TPA. Hasilnya cukup menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun dari sisi pengurangan jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Untuk itu, studi ini mencoba untuk megkaji permasalahan yang ada di lapangan yang berfokus pada sistem pengelolaan sampah dengan menerapkan sistem manajemen pelaksanaan yang baik dengan cara menanalisis sistem

(2)

pengelolaan dan pengolahan sampah, dan menganalisis potensi ekonomi dari keberadaan sampah pasar, khususnya sampah organik, jika dilakukan usaha pengolahan pupuk kompos.

2.

KONSEP DASAR

2.1

Sistem Pengelolaan Sampah

Pengkajian yang dilakukan terhadap sistem pengelolaan dan pengolahan sampah pasar mencoba untuk mengubah cara pengelolaan yang ada, yaitu dengan melakukan program pemilahan sampah yang coba dilakukan dari tahap pedagang pasar dan memanfaatkan sampah organik pasar. Dengan demikian diharapkan hal tersebut dapat mereduksi volume sampah yang akan dibuang ke TPA dan sebagai kegiatan yang bernilai tambah berupa pemanfaatan sampah organik hasil pemisahan/pemilahan untuk dijadikan bahan kompos.

2.2

Sistem Pengolahan Sampah

Analisis kesesuaian pengolahan sampah pasar dilakukan dengan mengevaluasi sistem pengelolaan sampah pasar ditinjau dari UU pengelolaan sampah, SNI T-13-1990-F, serta konsep Zero Waste. Berdasarkan SNI T-13-1990-F, pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaurulangan. Zero waste dapat diartikan sebagai pemanfaatan sampah semaksimal mungkin dengan cara pengolahan yang terintegrasi, sedekat mungkin dari sumber sampah, dan dapat menghasilkan produk baru atau bahan daur ulang dan meningkatkanpendapatanmasyarakat. Pengolahan sampah terpadu salah satunya adalah mengolah sampah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi.

2.3

Potensi Ekonomi Sampah

Setiap harinya pasar tradisional di Indonesia menghasilkan ribuan ton sampah, padahal 70-90% sampah pasar tradisional adalah bahan organik berkualitas tinggi yang jika dikelola dengan baik, sampah yang selama ini menjadi masalah dapat diubah menjadi berkah.

3.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di Pasar Sore Medan selama ± 2 minggu, setiap hari. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

 Melakukan obeservasi/pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat kondisi pengelolaan dan

pengolahan sampah pasar.

 Wawancara dengan para masyarakat pasar, yaitu pengelola pasar, petugas kebersihan pasar,

dan para pedagang guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pengelolaan dan pengolahan sampah.

 Mengadakan sampling yang dilakukan selama 8 (delapan) hari berturut-turut di TPS untuk

mengetahui densitas, timbulan dan komposisi berat sampah pasar.

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Sistem Pengelolaan Sampah

Berdasarkan observasi yang dilakukan, sampah yang telah dikumpulkan dari masing-masing sumber, akan dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berjarak sekitar 200m dari lokasi pasar. Sampah tersebut nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di kawasan Namo Bintang. Kondisi awal sistem pembuangan sampah adalah dengan sistem Open

(3)

Dumping, dimana sampah yang dibuang ke TPA dihamparkan secara terbuka di atas tanah luas tanpa

melalui proses tertentu . Gambaran dan penilaian sistem pengelolaan sampah yang ada pada Pasar Sore dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Variabel Ospek Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Sore

Variabel Penilaian Indikator Kondisi Lapangan Keterangan S umber/Tolak Ukur

Indikator sistem p ewadahan y ang baik:

o M enerap kan p ola p ewadahan Individual

SK SNI T-13-1990-F

 Sifat wadah:

 Ringan. o Wadah y ang digunakan berup a tong y ang terbuat dari any aman bambu/keranjang bambu.

 M udah dikosongkan dan dip indahkan.

 Cara p ewadahan:  Pasar Bunder Sragen  Pola p ewadahan individu.

 Pola p ewadahan komunal. Indikator sistem p engump ulan y ang baik:

o Cara p engump ulan p ola Individual Tak Langsung.

 SK SNI T-13-1990-F

 Cara p engump ulan: o Tidak ada p emisahan samp ah organik dan anorganik.

 Pengump ulan Individu /komunal tidak langsung.

o Peralatan p engump ulan y ang digunakan tong samp ah dan gerobak sep eda.

 Samp ah organik dan non organik dip isahkan.

o Frekuensi p engump ulan dilakukan 1 kali dalam sehari dengan minimal 2 ritasi/hari.

 Peralatan Pengump ulan: o Petugas tetap p engump ul samp ah berjumlah 3 orang.

Pasar Bunder Sragen  Tong samp ah, bak samp ah,

dan gerobak.

 Kondisi tidak bocor/rusak.

 Frekuensi Pengump ulan:  1 hari sekali.

 1 – 4 rit/hari.

 Petugas Pengump ulan:  M emp uny ai p etugas p elaksana y ang tetap .

Indikator sistem p emindahan y ang baik, antara lain:

SK SNI T-13-1990-F

 Lokasi Pemindahan Pasar Bunder Sragen

 Terjangkau oleh sarana p engump ul dan p engangkut.  Dekat dengan sumber samp ah.

Indikator sistem p engangkutan y ang baik, y aitu:

o Frekuensi p engangkutan ke TPA dilakukan 1 kali dalam sehari p ada p agi hari.

 SK SNI T-13-1990-F

 Frekuensi Pengangkutan ke TPA:

o Jumlah ritasi y ang dilakukan sebany ak 1 kali ritasi.

 Pasar Bunder Sragen  1 hari sekali

 1 – 2 rit/hari

Indikator sistem p embuangan akhir y ang baik, y aitu:

o Pola p embuangan akhir samp ah adalah dengan membuang samp ah ke TPA dengan sistem Open Dumping.

 SK SNI T-13-1990-F

 Pola Pembuangan Samp ah: o Lokasi TPA berada di kawasan Namo Bintang, kecamatan Pancur Batu y ang berjarak ± 15 km dari p usat kota.

 Dibuang ke TPA

 Terdap at p emanfaatan samp ah.

 Lokasi Pembuangan Akhir:  Pasar Bunder Sragen

Jarak dari p usat p elay anan ± 10km

 Tidak berdekatan dengan sungai, danau, dan laut.  Sudah tercakup dalam p erencanaan tata ruang kota dan daerah.

Sistem Pengangkutan Baik

Sistem Pembuangan Akhir Baik

Sistem Pewadahan Sedang

Sistem Pengump ulan Sedang

Sistem Pemindahan o M enggunakan TPS y ang berjenis kontainer y ang terletak sekitar 200 m dari p asar.

(4)

4.2

Sistem Pengolahan Sampah

Belum ditemukan bentuk pengolahan sampah berupa pengolahan sampah organik menjadi produk kompos. Pengolahan yang ada berupa pengolahan sampah anorganik dengan sistem Recycling yang dilakukan secara tidak langsung.

4.3

Potensi Ekonomi Pengolahan Sampah Organik Pasar

1.

Timbulan Sampah Pasar

Pengukuran untuk mengetahui jumlah timbulan sampah Pasar Sore dilakukan selama 8 (delapan) hari berturut-turut. Tabel-tabel dibawah ini merupakan gambar timbulan sampah Pasar Sore. Tabel 2 menunjukkan volume sampah yang dihitung dengan menggunakan ritasi pengangkutan sampah ke TPS.

Volume harian rata-rata yang dihasilkan pasar adalah sebesar 3,72 m3.

Tabel 2. Volume Harian Rata-Rata Berdasarkan Pengamatan di TPS

Pengukuran densitas sampah bertujuan untuk memperoleh gambaran dalam memperkirakan total massa sampah yang ditimbulkan. Pengukuran densitas sampah di Pasar Sore dilakukan selama 8 hari berturut-turut bersamaan dengan pengukuran timbulan dan komposisi sampah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode SNI kotak sampling 500L (simulasi gerobak). Besarnya densitas sampah yang dihasilkan tiap harinya dapat dilihat pada Tabel 3, dimana densitas harian rata-rata yang dihasilkan

sebesar 0,000235665 kg/cm3.

Tabel 3. Densitas Harian Rata-Rata Berdasarkan Pengukuran Wadah 500L

Dengan mengkonversikan volume rata-rata sampah yang diangkut per harinya dengan menggunakan densitas rata-rata yang diperoleh melalui sampling, maka diperoleh berat harian rata-rata sampah yang dihasilkan oleh pasar. Pada Tabel 4 dapat dilihat berat total rata-rata sampah pasar per harinya adalah sekitar 877,95 kg.

Hari Tanggal Volume Sampah Pasar (cm³)

Senin 07-Jan-13 3757080,63 Selasa 08-Jan-13 3855255,4 Rabu 09-Jan-13 3855255,4 Kamis 10-Jan-13 3658905,86 Jumat 11-Jan-13 3953430,17 Sabtu 12-Jan-13 4051604,94 Minggu 13-Jan-13 2811200,63 Senin 14-Jan-13 3855255,4

Volume Harian Rata-Rata 3724748,554

Hari Tanggal Densitas

Senin 07-Jan-13 0,000233474 Selasa 08-Jan-13 0,000236222 Rabu 09-Jan-13 0,000235682 Kamis 10-Jan-13 0,000235765 Jumat 11-Jan-13 0,000233864 Sabtu 12-Jan-13 0,000237701 Minggu 13-Jan-13 0,000234884 Senin 14-Jan-13 0,000237727

(5)

Tabel 4. Berat Harian Rata-Rata per Wadah 500L

Komposisi sampah dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sampah organik sayur, sampah organik buah dan sampah anorganik. Pembedaan sampah organik ini dimaksudkan untuk membedakan mana sampah organik yang baik digunakan sebagai bahan baku kompos dan mana yang tidak. Pada dasarnya semua bahan organik dapat dikomposkan, seperti: sampah organik pasar, limbah organik rumah tangga, kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah pabrik gula, dll yang bersifat fibrous (berserat). Sedangkan bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan baku kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar air tinggi (seperti : semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan mempertinggi kadar air pada kompos.

Tabel 5. Persentase Komposisi Sampah Pasar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui komposisi berat rata-rata sampah organik yang dihasilkan pasar per harinya adalah 488,777 kg untuk sampah organik sayur; 181,700 kg sampah organik buah; dan sekitar 207,470 kg sampah anorganik.

2.

Pengomposan Sampah Organik

Sampah organik yang dikomposkan disini adalah sampah organik yang merupakan sampah sisa sayur-sayuran. Sementara untuk sampah organi jenis buah-buahan tidak diikutsertakan karena jenis sampah tersebut mengandung banyak air yang tidak bagus digunakan sebagai bahan kompos. Menurut penelitian pengolahan sampah organik yang pernah dilakukan oleh Compost Center Medan terhadap sampah pasar yang ada di kota Medan (Studi Kasus Pasar Pagi Setia Budi), sekitar 40%-50% dari sampah organik yang diolah dapat menjadi kompos. Dalam penelitian kali ini, diambil pemisalan bahwa kompos yang dihasilkan sebesar 40% dari sampah organik yang dihasilkan. Maka, banyaknya pupuk kompos yang bisa dihasilkan dari 488,777 kg per harinya adalah 195,511kg ⸗ 195kg atau sekitar 70383,85562kg ⸗ 70.383 kg/tahun.

3.

Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya terdiri atas, Biaya Investasi dan Biaya Operasional/Biaya Produksi. Rencana anggaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 (Biaya Investasi) serta Tabel 7 dan Tabel 8 (Biaya Variabel dan Biaya Tetap Produksi). Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam analisis investasi ini antara lain: Biaya Lahan dan Bangunan, Biaya Pewadahan/Pemilahan Sampah, Biaya Pengomposan, dan Biaya Pembelian Alat.

Dalam analisis investasi diasumsikan:

 Kapasitas produksi pupuk kompos organik sebanyak 195 kg/hari atau sekitar 70.383kg

per tahun (1 tahun = 360 hari).

 Lama proyek 10 tahun.

Hari Tanggal Berat Sampah Pasar (kg)

Senin 07-Jan-13 877,1794566 Selasa 08-Jan-13 910,6969978 Rabu 09-Jan-13 908,6136022 Kamis 10-Jan-13 862,6408639 Jumat 11-Jan-13 924,5635557 Sabtu 12-Jan-13 963,0711513 Minggu 13-Jan-13 660,3052643 Senin 14-Jan-13 916,4993519

Berat Total Rata-Rata Sampah per Hari 877,9462805

Sampah Anorganik Sayur Buah Senin 54,92957746 16,90140845 28,16901408 Selasa 56,25 20,3125 23,4375 Rabu 57,97101449 14,49275362 27,53623188 kamis 53,84615385 20 26,15384615 Jumat 56,89655172 15,51724138 27,5862069 Sabtu 59,45945946 14,86486486 25,67567568 Minggu 54,83870968 24,19354839 20,96774194 Senin 51,19047619 39,28571429 9,523809524

Komposisi Berat Sampah (%) 55,67274286 20,69600387 23,63125327

Komposisi Berat (%) Sampah Organik

(6)

 Umur pakai bangunan selama 10 tahun; peralatan utama 10 tahun; dan peralatan pendukung 5 (lima) tahun.

 Bahan baku kompos yang digunakan adalah berasal dari sampah organik yang dihasilkan pasar.

 Harga jual pupuk organik kompos Rp 2000,00/kg.

Tabel 6. Biaya Investasi per Unit

Tabel 7. Biaya Variabel (Variabel Cost) Produksi

Tabel 8. Biaya Tetap (Fixed Cost) Produksi

Tabel 9 dibawah ini menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang diperoleh selama masa proyek berlangsung.

Item Biaya Spesifikasi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah A. Lahan dan Bangunan

1. Pesiapan Lahan dekat pasar m2 1000 Rp5.000,00 Rp5.000.000

2. Bangunan terbuka m2 150 Rp400.000,00 Rp60.000.000

3. Bak Fermentasi unit 1 Rp2.000.000,00 Rp2.000.000

B. Peraalatan Utama

1. Mesin Pencacah Sampah Organik standar unit

2. Mesin Pengayak standar unit 1 Rp25.000.000,00 Rp25.000.000 1 Rp20.000.000,00 Rp20.000.000 C. Peralatan Pendukung

1. Gerobak Sampah lokal unit 4 Rp2.000.000 Rp8.000.000

2. Timbangan Duduk 100 kg standar unit 1 Rp1.500.000,00 Rp1.500.000

3. Alat Penjahit Karung standar unit 1 Rp750.000 Rp750.000

4. Sekop dan Cangkul standar buah 2 Rp250.000,00 Rp500.000

5. Instalasi Air standar unit 1 Rp1.500.000,00 Rp1.500.000

Total Biaya Investasi Rp124.250.000

Item Biaya Jumlah Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp)

Tenaga Kerja Pemilah Sampah 4 Rp20.000,00 Rp80.000,00

Tenaga Kerja Pengolah Sampah 4 Rp25.000,00 Rp100.000,00

BBM (liter) 1 Rp5.000,00 Rp5.000,00

Bioaktivator (liter) 1 Rp30.000,00 Rp30.000,00

Listrik dan Air Rp30.000,00 Rp25.000,00

Kemasan Rp20.000,00 Rp10.000,00

Total Biaya Variabel per Hari Rp250.000,00

Total Biaya Variabel per Tahun Rp90.000.000,00

Item Biaya Harga (Rp) Beban Penyusutan Biaya per Tahun (Rp)

Penyusutan Bangunan Rp62.000.000,00 0,1 Rp6.200.000,00

Penyustan Mesin Pencacah Rp25.000.000,00 0,1 Rp2.500.000,00

Penyusutan Mesin Pengayak Rp20.000.000,00 0,2 Rp4.000.000,00

Penyusutan Mesin Jahit Karung Rp750.000 0,2 Rp150.000,00

Penyusutan Gerobak Sampah Rp8.000.000 0,2 Rp1.600.000,00

Penyusutan Timbangan Duduk 100 kg Rp1.500.000 0,2 Rp300.000,00

Penyusutan Sekop dan Cangkul Rp500.000 0,2 Rp100.000,00

Penyusutan Instalasi Air Rp1.500.000 0,2 Rp300.000,00

Total Biaya Tetap per Tahun Rp15.150.000,00

(7)

Tabel 9. Arus Kas Masuk-Keluar (Cash Flow)

4.

Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisis investasi dimaksudkan untuk menganalisis kelayakan usaha pengelolaan sampah di Pasar

Sore. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam investasi ini, antara lain biaya pemilahan sampah, biaya lahan dan bangunan rumah kompos, serta biaya untuk memproduksi pupuk kompos. Kriteria ekonomi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan finansial ini adalah: Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (BCR), Payback Period, Break Even Point (BEP), Return on Investment (ROI), dan Return on Asset (ROA).

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya. Suatu proyek dikatakan layak bila NPV ≥ 0.

(4.1) Dimana:

Bt : benefit sosial kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun ke-t

Ct : biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun ke-t, tidak dilihat apakah biaya

tersebut dianggap bersifat modal (pembelian peralatan, tanah, konstruksi, dan sebagainya) atau rutin

n : biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun ke-t

i : social opportunity cost of capital yang ditunjukkan sebagai social discount rate

Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga pada pengembalian internal. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.

I

RR = i + [(i2-i1) {

}] (4.2)

Dimana:

IRR : tingkat bunga internal pengembalian

i : tingkat diskon

i2 : tingkat bunga pada saat NPV positif yang mendekati nol

i1 : tingkat bunga pada saat NPV negatif yang mendekati nol

NPV + : NPV positif mendekati nol pada saat i2

NPV - : NPV negatif mendekati nol pada saat i1

Net Benefit Cost Ratio (BCR)

Net BCR merupakan rasio semua nilai manfaat bersih positif tehadap semua nilai manfaat bersih yang negatif. Usaha yang dilakukan dinilai layak jika dan hanya jika BCR lebih besar dari 1.

(4.3)

Tahun Inflow (Rp) Outflow (Rp) Net Cashflow (Rp)

0 Rp124.250.000 (Rp124.250.000,00) 1 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 2 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 3 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 4 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 5 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 6 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 7 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 8 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 9 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00 10 Rp140.766.000,00 Rp105.150.000,00 Rp35.616.000,00

(8)

Dengan:

Net BCR : rasio manfaat biaya bersih

Bt : manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke-t

Ct : biaya atau arus kas keluar pasa tahun ke-t

i : tingkat diskon

(1+i)t : faktor diskon pada tahun ke-t

Payback Period (PBP)

PBP adalah lamanya waktu yang dibutuhkan proyek untuk menutup biaya investasi yang telah dikeluarkan. np = (4.4) Dimana:

I : biaya investasi awal yang dikeluarkan untuk proyek

Bt : manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke-t

Ct : biaya atau arus kas keluar pada tahun ke-t

i : tingkat diskon

(1+i)t : faktor diskon pada tahun ke-t

np : PBP

Break Even Point Analysis

Suatu studi kelayakan harus dapat menetapkan titik pulang pokok (Break Even Point). Pada kapasitas tersebut perusahaan tidak merugi dan tidak berlaba.

BEP 

(4.5)

Dimana:

BEP : titik keuntungan sama dengan

TR : total penerimaan (total benefit)

TC : total pengeluaran (total cost)

Return on Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

keseluruhan investasi yang ditanamkan dengan menggunakan aktiva yang ada.

ROI =

(4.6)

Return on Asset (ROA)

Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

ROA =

(4.7)

(9)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Aru

s Ka

s Be

rsih

(Rp

124

.250

.000

,00)

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Suk

u Bu

nga

10%

1

0,90

909

0,82

645

0,75

132

0,68

302

0,62

092

0,56

448

0,51

316

0,46

651

0,42

41

0,38

555

PV

-124

250

000

Rp3

2.37

8.14

9,44

Rp2

9.43

4.84

3

Rp2

6.75

9.01

3

Rp2

4.32

6.44

0

Rp2

2.11

4.68

7

Rp2

0.10

4.52

0

Rp1

8.27

6.70

7

Rp1

6.61

5.22

0

Rp1

5.10

4.74

6

Rp1

3.73

1.74

9

NPV

Tah

un

Ura

ian

Rp9

4.59

6.07

4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Arus

Kas B

ersih

(Rp12

4.250

.000,0

0)

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

Rp35

.616.0

00,00

IRR

Uraia

n

Tahu

n

26%

(10)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Aru

s K

as B

ers

ih

(Rp

124

.25

0.0

00,0

0)

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Rp

35.6

16.0

00,0

0

Suk

u B

ung

a 1

0%

1

0,9

090

9

0,8

264

5

0,7

513

2

0,6

830

2

0,6

209

2

0,5

644

8

0,5

131

6

0,4

665

1

0,4

241

0,3

855

5

PV

-12

425

000

0

Rp

32.3

78.1

49,4

4

Rp

29.4

34.8

43

Rp

26.7

59.0

13

Rp

24.3

26.4

40

Rp

22.1

14.6

87

Rp

20.1

04.5

20

Rp

18.2

76.7

07

Rp

16.6

15.2

20

Rp

15.1

04.7

46

Rp

13.7

31.7

49

PV

Po

siti

f

Rp

218

.84

6.0

73,6

0

0

Rp

32.3

78.1

49,4

4

Rp

29.4

34.8

43

Rp

26.7

59.0

13

Rp

24.3

26.4

40

Rp

22.1

14.6

87

Rp

20.1

04.5

20

Rp

18.2

76.7

07

Rp

16.6

15.2

20

Rp

15.1

04.7

46

Rp

13.7

31.7

49

PV

Ne

gat

if

-Rp

124

.25

0.0

00

-12

425

000

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Ne

t B

CR

Ura

ian

To

tal

Ta

hun

1,7

613

366

08

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Aru

s K

as B

ersi

h

(Rp

124

.250

.000

,00)

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Rp3

5.61

6.00

0,00

Aku

mul

asi A

rus K

as B

ersi

h

(Rp

124

.250

.000

,00)

(Rp

88.6

34.0

00,0

0)

(Rp

53.0

18.0

00,0

0)

(Rp

17.4

02.0

00,0

0)

Rp1

8.21

4.00

0,00

Rp5

3.83

0.00

0,00

Rp8

9.44

6.00

0,00

Rp1

25.0

62.0

00,0

0

Rp1

60.6

78.0

00,0

0

Rp1

96.2

94.0

00,0

0

Rp2

31.9

10.0

00,0

0

Tah

un

3

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

Bul

an

5,86

Ura

ian

Tah

un

(11)

Return on Investment (ROI)

ROI adalah persentase perbandingan dari laba yang diperoleh setelah pajak dengan total biaya investasi. Dalam perhitungan ini, pajak PPh diperkirakan sebesar 10%. Maka, ROI yang dihasilkan adalah sebesar 20,51%.

Return on Asset (ROA)

ROA adalah persentase perbandingan dari laba yang diperoleh sebelum dipotong pajak dengan total biaya investasi. Besarnya ROA yang diperoleh adalah 22,79%.

5.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa:

 Berdasarkan sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Pasar Bunder dan juga SK SNI

T-13-1990-F, sistem pengelolaan sampah yang ada pada Pasar Sore saat ini sudah cukup baik.

 Belum ditemukan bentuk pengolahan sampah berupa pengolahan sampah organik menjadi

produk kompos.

Pengolahan yang ada berupa pengolahan sampah anorganik dengan sistem Recycling yang

dilakukan secara tidak langsung.

 Berdasarkan hasil analisa kelayakan usaha secara sederhana dengan menggunakan alat ukur

Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, Payback Period, dan Break Event Point, diperoleh NPV sebesar Rp94.596.074,00 (NPV > 0); IRR 25,77% atau sekitar

26% (IRR > 10%); Net BCR 1,76 (Net B/C>1); Payback Period sebesar 3,5 tahun; BEP sebesar 21.004,26368kg; ROI sebesar 20,51% (ROI > 0); dan ROA sebesar 22,79%. Dengan keuntungan sebesar Rp 32.054.400,00 per tahunnya, maka usaha pengolahan pupuk kompos sampah organik pasar LAYAK untuk dilaksanakan.

5.2

Saran

 Sebaiknya pada Pasar Sore perlu ditambahkan jumlah wadah dari yang sekarang tersedia

untuk memaksimalkan kegiatan pengumpulan sampah, terutama perlunya disediakan penambahan wadah komunal di pasar.

 Sebaiknya dilakukan penyuluhan kepada para pedagang untuk mulai memisahkan sampah

organik dan anorganik yang mereka hasilkan.

 Berdasarkan perhitungan sederhana mengenai analisa kelayakan usaha pengolahan sampah

organik pasar, usaha pengolahan pupuk kompos organik layak untuk dilakukan. Dan ada baiknya hal ini dilakukan oleh pihak pengelola pasar, mencontoh apa yang telah diterapkan oleh Pasar Bunder. Apalagi mengingat sekarang ini sudah ada gerakan Danamon Peduli Pasar yang dilakukan oleh Bank Danamon selaku sponsor utama untuk memfasilitasi usaha pengolahan sampah bagi pasar-pasar di Indonesia yang ingin melakukan pengolahan sampah pasarnya

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Rp15.150.000,00

Biaya Variabel (Variabel Cost)/kg

Rp1.279

Harga Jual/kg

Rp2.000,00

Volume Penjualan (kg)

Rp70.383,00

BEP (kg)

21004,26368

(12)

secara mandiri. Jadi, disamping menguntungkan secara finansial, usaha ini juga sekaligus untuk membantu pemerintah mengurangi jumlah timbunan sampah di lokasi TPA.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T-13-1990-F. Yayasan LPBM, Jakarta.

Anonim. 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan SK SNI

19 – 3964 – 1994. Badan Litbang PU – Dep. PU, Jakarta.

Anonim. 2008. Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder. http://sampahpasarbunder.wordpress.com/

diunduh pada 26 Juni 2012.

Anonim. 2008. Laporan Konvensi Bantul. Yayasan Danamon Peduli, Yogyakarta.

Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan, FTSL-ITB, Bandung.

Fitria, Yeni., Enri Damanhuri. 2009. Studi Sumber Timbulan Sampah di Pasar Simpang Dago. Fakultas Tek. Lingkungan ITB, Bandung.

Yansen, I Wayan., I Made Arnatha. 2012. Analisis Finansial Sistem Pengelolaan Sampah di Wilayah Kec.

Mengwi Kab. Badung. Jurusan Teknik Sipil Univ. Udayana, Bali.

Zhiea. 2012. Pengertian ROA, ROE, dan EVA.

Gambar

Tabel 1. Penilaian Variabel Ospek Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Sore
Tabel 2. Volume Harian Rata-Rata Berdasarkan Pengamatan di TPS
Tabel 4. Berat Harian Rata-Rata per Wadah 500L
Tabel 6. Biaya Investasi per Unit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kosentrasi penambahan rebusan daun salam pada perlakuan P0 hingga P4 meyebabkan kandungan total fenol yang terdapat dalam telur asin juga semakin tinggi

Pada tahap pengujian, setelah didapatkan hasil analisis data dan analisis pengujian dari responden alfa dan beta, dapat diketahui kelayakan dari video animasi 2D iklan layanan

terasa sa sus susah ah seka sekali. Pas Pasien ien ug uga a men mengata gatakan kan seri sering ng ter' ter'ang angun un dar darii tidurna ter'angunna

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Dalam Tahun Anggaran 2016 Kepada

Uji SDS-PAGE terdiri dari persiapan pereaksi, pembuatan media gel, preparasi sampel dan marker, serta proses pemisahan. Sampel yang dianalisis menggunakan uji

Demikian pula dengan penelitian Marjaya, Susila, dan Yudiaatmaja (2016: 1), juga menunjukkan bahwa iklim organisasi dan etos kerja berhubungan dengan kinerja. Dengan hasil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media kecambah tanah yang dicampur arang limbah gergaji dan arang sekam dalam perkecambahan benih Aquilaria

Pada tahap refleksi awal ini dilakukan deskripsi situasi. Deskripsi situasi ini dimaksudkan memudahkan peneliti untuk mengetahui masalah yang muncul, diantaranya