• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI METODE DEMONSTRASI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI METODE DEMONSTRASI ABSTRAK"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Suparman Sade 1 dan Tirta Maulana 2 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014 melalui metode demonstrasi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kolam renang Megati di Jl. Pilar Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi pada hari Sabtu dengan jadwal terlampir. Hasil analisis yang diperoleh dari mulai kondisi awal, siklus I dan siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa, baik dari peningkatan nilai rata-rata pembelajaran renang gaya dada maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata pembelajaran renang gaya dada pada kondisi awal siswa adalah 22,2% atau hanya 8 orang siswa yang tuntas dari 36 siswa, rata-rata nilai pada siklus I peningkatannya menjadi 50% atau 18 orang siswa yang tuntas dari 36 siswa, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I yaitu sebesar 27,8% dan rata-rata nilai pada siklus II peningkatannya menjadi 94,4% atau sebanyak 34 siswa yang tuntas dari 36 orang siswa, terjadi lagi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 44,4%, sehingga peningkatan hasil belajar siswa dari mulai kondisi awal sampai ke siklus II yaitu dari 22,2% menjadi 94,4% atau sebesar 72,2% diukur dari nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65,00. Kesimpulannya bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebesar 94,4% dari kondisi awal 22,2%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Renang, Gaya Dada, Metode Demonstrasi

1 Suparman Sade: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi 2

Tirta Maulana: Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi

(2)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

41

Perkembangan olahraga renang di tanah air pada akhir-akhir ini memang cukup menggembirakan, tidak saja minat masyarakat tumbuh dari para calon penggemar olahraga renang, akan tetapi ternyata dorongan dari orang tua sangat berpengaruh serta memegang peranan penting. Bagi manusia berenang termasuk keterampilan yang dipelajari. Keterampilan ini baru dapat dikuasai melalui proses belajar bukan akibat proses kematangan. Keterampilan ini melekat dan tahan lama, meskipun sudah lama tidak dilakukan, orang yang bersangkutan masih dapat melakukannya dengan keterampilan yang masih memadai mutunya.

Manusia mampu mengembangkan kemampuan kreatif. Ia dapat mengembangkan beberapa teknik berenang dan tidak sekedar mampu mengambang dan bergerak maju. Namun keterampilan berenang jauh lebih maju dan komplek, semuanya itu dapat dikuasai melalui belajar. Renang sebagai proses pengembangan kemampuan siswa secara terencana, sistematis dan berkesinambungan hal ini sangat penting untuk dipelajari. Mengingat dunia anak-anak adalah dunia bermain yang kadang-kadang tidak bisa diawasi oleh orang tua, sehingga akan berbahaya apabila bermain dipantai, kolam, danau, sungai bahkan apabila terjadi banjir pada musim hujan.

Dalam pelajaran berenang perlu diutamakan timbulnya kesenangan dan diperolehnya keterampilan gerak di air. Berenang, tidak harus seperti yang dilakukan oleh perenang mahir yang terikat oleh aturan. Berenang bagi siswa harus dikemas dan disajikan secara bertahap dan berkelanjutan. Para guru perlu memahami tentang hukum alam, bahwa manusia akan mengambang di air. Bergeraknya tubuh didalam air merupakan hasil dari proses pemindahan air, sehingga timbulnya dorongan atau gerakan maju.

Didalam aktifitas berenang, anak-anak memperoleh kesempatan untuk bergerak dengan bebas. Keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar biasa bukan saja dari aspek fisik, tetapi juga aspek mental. Mata pelajaran penjas adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari keseluruhan dalam proses pembelajaran yang mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan perkembangan aktifitas jasmani, mental, sosial yang selaras, serasi dan seimbang. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang dimuat dalam kurikulum pendidikan nasional yang di ajarkan disekolah baik SD, SMP, maupun SMA / MA.

(3)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

42

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama guru pendidikan jasmani MAN Cikarang Utara bahwa materi pembelajaran renang disekolah ini dilakukan empat kali pertemuan dalam setiap semester yaitu satu kali pertemuan untuk teori yang dilakukan diruangan kelas / di kolam renang dan tiga kali praktek yang dilakukan dikolam renang.

Berdasarkan hasil observasi banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar renang gaya dada seperti banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan tekhnik renang gaya dada pada saat pembelajaran berlangsung, guru hanya memberikan penjelasan kepada siswa tentang bagaimana tekhnik yang benar dalam melakukan gerakan renang gaya dada tanpa memberikan contoh langsung di kolam renang tentang bagaimana gerakan yang benar saat melakukan tekhnik renang gaya dada kepada siswa. Dalam praktek renang gaya dada guru cenderung monoton dalam memberikan pembelajaran renang gaya dada, baik dalam pemilihan materi , metode pembelajaran , sehingga siswa cenderung pasif dan bosan dalam menghadapi pembelajaran dikelas .

Disamping itu siswa pada saat mengikuti pelajaran renang bukan hanya ingin mengetahui materinya saja tetapi siswa mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengetahui bagaimana gerakan-gerakan yang benar tentang tekhnik renang gaya dada. Siswa pun ingin sekali melakukan gerakan-gerakan yang baru didapatkannya dari penjelasan dan contoh yang langsung diberikan oleh gurunya. Hal ini terlihat dari perilaku siswa dimana sebagian siswa yang selalu memanfaatkan waktu yang sempit dimana saat pandangan guru terfokus pada siswa yang lain. Namun penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah ini berorientasi pada titik pusat guru dengan kata lain gurulah yang mempunyai kuasa penuh dalam proses belajar mengajar tanpa memperhatikan aspek perkembangan motorik siswa sehingga metode yang diajarkan tidak terlaksana dengan baik.

Pengertian Renang Gaya Dada

Menurut PRSI / FINA, Batasan renang gaya dada (PRSI/FINA, 1988-1992;3) dalam Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto ( 1992 : 71-72 ), suatu gaya renang yang sejak dimulainya dayungan lengan yang pertama sesudah start dan sesudah pembalikan badan

(4)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

43

harus tetap menelungkup dan kedua bahu segaris dengan permukaan air, semua gerakan lengan selamanya harus serempak dan dalam bidang horizontal yang sama, tanpa gerakan yang bergantian. Kedua lengan harus didorong ke depan bersama-sama dari dada, lalu ditarik ke belakang, pada atau di bawah permukaan air. Gerakan kedua tungkai selamanya harus serempak dalam bidang horizontal yang sama. Pada waktu menendang tungkai, kedua tungkai harus diarahkan ke luar pada saat gerakan ke belakang. Gerakan tendangan beralun dan/atau tendangan lumba-lumba tidak diperkenankan. Dalam satu gerakan keseluruhan, sebagian kepala harus memecah permukaan air pada saat kedua lengan ditarik kebelakang.

Renang gaya dada merupakan terjemahan dari the breast stroke. Guts Muths membandingkan atau menyamakan renang gaya dada dengan gerakan yang dilakukan katak adalah sangat tidak benar/salah. Hal tersebut dikatakan oleh Guts Muths pada tahun 1798 (Counsilman, 1968:112). Nicolas Wyman pada tahun 1538 menganjurkan renang gaya dada itu agar meniru cara berenang yang dilakukan oleh katak. Perbedaannya hanya pada saat meluncur, orang meluncur dengan kedua tangannya lurus ke depan dan kedua tungkai lurus ke belakang, sedangkan pada katak sikap semacam itu tidak ada (Ong Sioe Tjiang, 1958 : 55).

Ong Sioe Tjiang pada tahun 1958 dalam Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto (1992:72) member istilah “Gaya Dada Ortodox” untuk gaya dada tersebut diatas untuk membedakan dengan gaya dada modern pada saat itu yang berarti “Gaya Kupu”. (Ong Sioe Tjiang, 1958:55). Kasiyo Dwijowinoto dalam bukunya Perkembangan Pengajaran Teknik dan Taktik (Kasiyo, 1980:13-15) menyebutkan bahwa renang gaya dada berarti atau sama dengan the breast stroke.

Teknik Dasar Renang gaya Dada

Dalam proses belajar mengajar renang terutama bagi mereka yang belum sama sekali berenang teknik-teknik dasar belajar berenang dimulai dari yang sangat sederhana sedikit demi sedikit meningkat kepada peningkatan prestasi. Teknik dasar renang dalam buku petunjuk olah raga renang Dinas Olahraga (1996 : 10) diantaranya yaitu :

a. Pengenalan air b. Latihan meluncur

(5)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

44 c. Latihan gerakan kaki

d. Latihan gerakan tangan e. Latihan bernafas f. Latihan kombinasi

Hakikat Penjas

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran wajib disekolah termasuk sekolah dasar, karena pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum pendidikan. Pendidkan jasmani adalah proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang direncanakan secara sistematisguna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan moral (Depdiknas, 2006:1).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah termasuk sekolah dasar, karena pendidikan jasmani masuk dalam kurikulum. Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi, dan sosial anak menjadi baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya.

Pendekatan Pembelajaran Renang Gaya Dada

Menjadi guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.

Belajar mengajar renang untuk pemula baik untuk anak kecil maupun dewasa, perlu diperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut kejiwaan seseorang, seperti kemauan, gembira, tidak takut air dan sebagainya. Menurut Soejoko Hendromartono (1992 : 3) bahwa secara sederhana dalam renang dikenal tiga macam hambatan yaitu :

(6)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

45

b. Hambatan dari berupa gesekan pada kulit (skin friction) c. Hambatan yang berupa kisaran air di belakang perenang

Hambatan dari depan adalah air yang dipindahkan anggota badan perenang, hambatan yang berupa gesekan kulit dalam renang kurang besar pengaruhnya, sedangkan hambatan yang berupa kisaran air adalah diakibatkan karena kekosongan air yang belum terisi, dengan demikian kisaran-kisaran air tersebut dapat menarik badan perenang.

Menurut pendapat Wiessner (1988 : 18) proses belajar renang secara sistematis dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Kebiasaan dalam air b. Latihan renang c. Gerakan renang

Renang gaya dada sering juga disebut renang gaya katak, karena renang gaya dada tersebut mirip sekali dengan gerakan katak pada waktu berenang. Perbedaannya, pada manusia sikap meluncurnya dilakukan dengan kedua kaki dan tangan lurus, sedangkan pada katak hal ini tidak kita jumpai. Gaya dada ini pada abad ke-19 sudah diajarkan dan diperlombakan di sekolah-sekolah termasuk sekolah militer, sehingga dikenal dengan nama gaya sekolah atau schoolslag.

Menurut Dadeng Kurnia (1987) dalam Soejoko Hendromartono (1992:64) tinjauan teknik renang gaya dada itu pada dasarnya sebagai berikut :

a. Posisi tubuh

b. Gerakan kaki (Kicking)

c. Pernapasan (Breathing)

d. Koordinasi gerakan kaki dan pernapasan e. Rotasi tangan (Hand rotation)

f. Koordinasi pernapasan dengan gerakan tangan g. Koordinasi gerakan kaki, tangan dan pernapasan

Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Banyak jenis metode penelitian yang sering

(7)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

46

digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode PTK, Suharsimi (2007:3) berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Menurut pendapat Suharsimi (2007:3) sebagai berikut :

“Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di dalam ruangan kelas saja, tetapi bisa di mana saja tempatnya yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Jadi, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olah raga, bengkel kerja, atau di tempat kunjungan studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar hal yang sama dari guru atau fasilitator yang sama”.

Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran renang gaya dada menggunakan metode demonstrasi sedangkan variable terikatnya yaitu hasil belajar renang gaya dada.

Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan, yang dilakukan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2013. Hasil kegiatan survei awal tersebut adalah sebagai berikut :

a) Siswa kelas XI IPA 3 Madrasah Aliyah Negeri Cikarang Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014 yang mengikuti materi pembelajaran renang gaya dada berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 27 orang siswa putri dan 9 orang siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran renang gaya dada dapat dikatakan proses pembelajarannya dalam kategori kurang berhasil.

b) Pembelajaran renang gaya dada yang diberikan oleh guru cenderung monoton, guru hanya memberi penjelasan kepada siswa tentang bagaimana teknik gerakan

(8)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

47

renang gaya dada tanpa memberikan contoh langsung (mendemonstrasikan gerakan renang gaya dada) kepada siswa sehingga siswa hanya mampu menangkap pembelajaran renang gaya dada melalui apa yang telah di jelaskan oleh guru tanpa melihat langsung bagaimana teknik gerakan renang gaya dada yang benar.

c) Dari hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh bahwa siswa cenderung sulit diatur saat materi pembelajaran renang berlangsung. Saat guru menjelaskan tentang teknik renang tersebut siswa cenderung asik mengobrol dengan temannya tanpa memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru tentang materi yang diberikan.

Kondisi awal hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi sebelum diberikan melalui metode demonstrasi dapat dilihat dalam bentuk tabel 3 berikut ini :

Tabel 1

Kondisi Awal hasil belajar renang gaya dada

Skor Klasifikasi Frekwensi Prosentase

95 – 100 Sangat Baik 0 0 % 80 – 94 Baik 1 2,8 % 65 – 79 Cukup 7 19,4 % 50 – 64 Kurang 6 16,7 % ≤ 50 Sangat Kurang 22 61,1 % Tuntas 8 22,2 %

Berdasarkan hasil deskripsi rekapitulasi ketuntasan data awal sebelum diberikan tindakan siswa yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi baik berjumlah 1 orang atau hanya sebesar 2,8%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi cukup berjumlah 7 orang atau sebesar 19,4%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi kurang berjumlah 6 orang atau sebesar 16,7% dan yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi sangat kurang berjumlah 22 orang atau sebesar 61,1%.

(9)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

48

orang siswa dari 36 orang siswa atau hanya sebesar 22,2%. Secara lebih jelas ditampilkan prosentase ketuntasan siswa pada kondisi awal yang dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 1

Grafik Prosentase Klasifikasi Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal

Dilihat dari hasil ketuntasan siswa pda kondisi awal, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum menunjukkan hasil belajar renang gaya dada yang baik, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi melalui metode demonstrasi. pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interprestasi, (4) Analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I

1) Siklus 1 pertemuan ke 1 a). Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan pertama pada hari Sabtu, 19 Oktober 2013, sebagai berikut :

Sangat Baik, 0 Baik, 2.8

Cukup, 19.4

Kurang , 16.7 Sangat Kurang,

(10)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

49

(1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes,

(2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan metode pembelajaran untuk renang gaya dada,

(3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu menunjang pembelajaran yang akan diberikan,

(4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran. b). Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam tahap pelaksanaan dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut :

(1) Pemanasan (2) Inti Pembelajaran

(a) Guru menjelaskan lalu mendemonstrasikan gerakan renang dari mulai sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi dalam renang gaya dada.

(b) Setelah itu siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru mulai dari sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi satu per satu secara berurutan.

(c) Guru dibantu peneliti mengawasi dan memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanaan gerakan, dan peneliti mencatat hasil pembelajaran sementara siswa, mana yang sudah terlihat baik dan belum dalam melakukan setiap gerakan.

(d) Guru memfasilitasi dan memberi semangat kepada siswa (3) Penutup

(11)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

50

Pada langkah ini dilakukan oleh peneliti yang sekaligus sebagai kolaborator dan guru saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi menyimpulkan bahwa siswa terlihat senang dengan pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi yang diberikan karena siswa dapat langsung melihat bagaimana gerakan-gerakan yg benar dalam renang gaya dada. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang begitu bersemangat dan antusias pada saat memperhatikan guru yang sedang mendemonstrasikan gerakan renang gaya dada pada saat pembelajaran berlangsung.

(1) Pemanasan

Pada saat pemanasan siswa terlihat senang dan bersemangat dengan pemanasan yang diterapkan.

(2) Inti

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa nampak senang dengan penyajian materi yang diberikan melalui metode demonstrasi yang diberikan pada saat pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan pertanyaan-pertanyaan siswa yang terlihat penasaran dalam menanyakan satu persatu bagaimana teknik gerakan yang benar untuk dilakukan dalam renang gaya dada. Pada saat pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi berlangsung, secara keseluruhan siswa nampak senang dan memperhatikan saat guru sedang mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya dada dan siswa terlihat lebih berani untuk melakukan unjuk kerjanya secara langsung.

d). Analisis dan Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

(1) Keberhasilan guru / siswa

Pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi dapat memotivasi siswa untuk belajar dan

(12)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

51

mengulangi lagi pelajaran yang telah diberikan, pendekatan pembelajaran melalui metode demonstrasi membuat siswa merasa lebih percaya diri dalam melakukan teknik gerakan renang gaya dada karena sebelumnya guru secara langsung mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya dada sehingga siswa dapat secara langsung melihat bagaimana teknik gerakan yang benar dalam melakukan renang gaya dada.

(2) Kendala yang dihadapi guru / siswa

Masih ada siswa yang merasa sulit, ragu-ragu bahkan takut untuk melakukan setiap teknik gerakan terutama pada siswa putri sehingga hasil belajar siswa belum dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Penguasaan kelas yang dilakukan belum efektif karena masih banyak siswa putri yang pasif yang tidak melakukan renang gaya dada dikarenakan masih merasa takut untuk melakukannya.

(3) Rencana perbaikan yang dilakukan

Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka perlu diadakannya perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :

(a) Agar siswa tidak salah dan merasa takut dalam melakukan setiap gerakan pada pembelajaran tersebut, maka guru dan peneliti memberikan penjelasan tentang bagaimana caranya agar tubuh terasa ringan dan dapat mengambang di air pada saat melakukan setiap teknik gerakan dalam renang gaya dada.

(b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada saat pertemuan pertama diberikan perhatian yang lebih intensif lagi pada pertemuan selanjutnya.

(13)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

52 a). Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari hasil refleksi pertemuan pertama, maka perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari sabtu, 26 Oktober 2013, yang akan dilakukan penilaian pembelajaran adalah sebagai berikut :

(1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran dengan metode pembelajaran yang pada pertemuan pertama kurang berhasil maka akan dibuat lebih menarik lagi. (2) Menyusun instrument yang akan digunakan dalam siklus PTK,

yaitu penilaian renang gaya dada.

(3) Menyiapkan media atau alat yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.

b). Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebagai berikut :

(1) Pemanasan (2) Inti Pembelajaran

(a) Sebelum guru mendemonstrasikan gerakan renang gaya dada, guru merefresh pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan pertama. Setelah itu guru kembali menjelaskan lalu mendemonstrasikan gerakan renang dari mulai sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi dalam renang gaya dada.

(b) Setelah itu siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru mulai dari sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi satu per satu secara berurutan.

(c) Guru dibantu peneliti mengawasi dan memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanaan gerakan, dan peneliti mencatat hasil pembelajaran sementara siswa, mana yang

(14)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

53

sudah terlihat baik dan belum dalam melakukan setiap gerakan.

(d) Guru memfasilitasi dan memberi semangat kepada siswa (3) Penutup

c). Observasi dan Interprestasi

Tabel 2

Deskripsi data hasil akhir siklus I pembelajaran renang gaya dada

Skor Klasifikasi Frekwensi Prosentase

95 – 100 Sangat Baik 0 0 % 80 – 94 Baik 7 19,4 % 65 – 79 Cukup 11 30,6 % 50 – 64 Kurang 14 38,9 % ≤ 50 Sangat Kurang 4 11,1 % Tuntas 18 50 %

Dari data pencapaian hasil di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar renang gaya dada sudah mengalami peningkatan ketuntasan dari kondisi awal siswa. Siswa yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi baik berjumlah 7 orang atau sebesar 19,4%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi cukup berjumlah 11 orang atau sebesar 30,6%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi kurang berjumlah 14 orang atau sebesar 38,9% dan yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi sangat kurang hanya berjumlah 4 orang atau sebesar 11,1% , maka ketuntasan siswa pada siklus I ini sudah mulai mengalami peningkatan yaitu menjadi 18 orang siswa dari 36 orang siswa atau sebesar 50%. Meskipun demikian, masih banyak siswa yang belum mencapai peningkatan sesuai target yang telah ditentukan, dan akan dicoba ditingkatkan lagi dalam pembelajaran pada siklus berikutnya.

Secara lebih jelas ditampilkan prosentase ketuntasan siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada grafik berikut ini:

(15)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

54 Gambar 2

Grafik Prosentase Klasifikasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus I d). Analisis dan refleksi

Adapun kegagalan dan keberhasilan yang terjadi pada pertemuan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut :

(1) Keberhasilan guru / siswa

Berdasarkan pada kondisi awal, siswa sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar renang gaya dada yang cukup bagus. (2) Kendala yang dihadapi guru / siswa

Penguasaan terhadap siswa belum diterapkan pada pembelajaran yang dilakukan. Masih banyak siswa yang terlihat ragu-ragu saat melakukan gerakan-gerakan renang gaya dada dikarenakan kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru pada saat guru menerangkan pembelajaran.

(3) Rencana Perbaikan

Berdasarkan dari hasil analisis dalam pembelajaran pada siklus I, maka perlu diadakaannya perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain :

Sangat Baik, 0 Baik, 19.4 Cukup, 30.6 Kurang, 38.9 Sangat Kurang, 11.1

(16)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

55

(a) Mempersiapkan siswa secara fisik dengan menghimbau siswa supaya tidak melakukan gerakan yang menguras tenaga sebelum latihan, misalnya seperti melakukan renang sebelum dimulainya latihan tanpa pantauan dari guru, dan bercanda-canda didalam air bersama teman.

(b) Melakukan pendekatan kepada siswa yang dirasa masih kurang maksimal dalam mengikuti pembelajaran dan menanyakan langsung apa penyebabnya.

b. Siklus II

1) Siklus II pertemuan 1 a). Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari hasil refleksi pertemuan siklus pertama, maka perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari sabtu, 02 November 2013, yang akan dilakukan penilaian pembelajaran adalah sebagai berikut :

(1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan siklus I. Pembelajaran dengan metode pembelajaran yang pada pertemuan siklus I kurang berhasil maka akan dibuat lebih menarik lagi.

(2) Menyiapkan media atau alat yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.

b). Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebagai berikut :

(1) Pemanasan (2) Inti Pembelajaran

(a) Sebelum guru mendemonstrasikan gerakan renang gaya dada, guru merefresh pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Setelah itu guru kembali menjelaskan lalu mendemonstrasikan gerakan renang dari mulai sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi dalam renang gaya dada.

(17)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

56

(b) Setelah itu siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru mulai dari sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi satu per satu secara berurutan.

(c) Guru dibantu peneliti mengawasi dan memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanaan gerakan, dan peneliti mencatat hasil pembelajaran sementara siswa, mana yang sudah terlihat baik dan belum dalam melakukan setiap gerakan.

(d) Guru memfasilitasi dan memberi semangat kepada siswa dalam melakukan gerakan.

(3) Penutup

c). Observasi dan Interprestasi

Pada langkah observasi ini dilakukan oleh peneliti yang sekaligus sebagai kolaborator dan guru pada saat proses belajar berlangsung. Adapun hasil yang dari observasi ini menyimpulkan bahwa siswa semakin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, tidak tampak kejenuhan pada diri siswa dan siswa semakin ingin lebih sering mencoba dan melakukan gerakan-gerakan renang gaya dada sebelum diambil penilaian oleh guru. (1) Pemanasan

Pada saat pemanasan siswa terlihat senang dan bersemangat dengan pemanasan yang diterapkan di dalam permainan. Siswa terlihat lebih antusias dalam melakukan pemanasan karena merasa ada yang beda di dalam pemanasan seperti yang biasa dilakukan.

(2) Inti

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa nampak senang dengan penyajian materi yang diberikan melalui metode demonstrasi yang diberikan pada saat pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan pertanyaan-pertanyaan siswa yang terlihat penasaran dalam menanyakan satu persatu bagaimana teknik gerakan yang benar untuk dilakukan dalam

(18)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

57

renang gaya dada. Pada saat pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi berlangsung, secara keseluruhan siswa nampak senang dan memperhatikan saat guru sedang mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya dada dan siswa terlihat lebih berani untuk melakukan unjuk kerjanya secara langsung.

d). Analisis dan Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

(1) Keberhasilan guru / siswa

Pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi dalam siklus II ini dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar dan mengulangi lagi pelajaran yang telah diberikan apalagi siswa telah merasa lebih mengetahui dan memahami bagaimana gerakan renang gaya dada setelah sebelumnya juga telah dijelaskan dan dicontohkan didalam siklus I, pendekatan pembelajaran melalui metode demonstrasi membuat siswa merasa semakin lebih percaya diri dalam melakukan teknik gerakan renang gaya dada karena sebelumnya guru secara langsung mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya dada sehingga siswa dapat secara langsung melihat bagaimana teknik gerakan yang benar dalam melakukan renang gaya dada dan apabila siswa masih merasa ragu siswa tidak segan-segan meminta guru dan peneliti untuk mengevaluasinya.

(2) Kendala yang dihadapi guru / siswa

Dalam siklus II pertemuan pertama ini siswa masih banyak yang belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai kompetensi yang telah ditentukan, guru perlu lebih memotivasi dan memberi dorongan semangant terutama pada siswa yang masih merasa tidak percaya diri dalam mempraktikkan setiap gerakan. Siswa juga masih banyak yang melakukan kesalahan terutama saat melakukan gerakan koordinasi, masih banyak siswa yang belum bias mempertahankan posisi tubuhnya

(19)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

58 yang benar.

(3) Rencana perbaikan yang dilakukan

Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka perlu diadakannya perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :

(a) Agar siswa tidak terus menerus melakukan kesalahan dan merasa takut dalam melakukan setiap gerakan pada pembelajaran tersebut, maka guru dan peneliti kembali memberikan penjelasan tentang bagaimana caranya agar tubuh terasa ringan dan dapat mengambang di air pada saat melakukan setiap teknik gerakan dalam renang gaya dada yaitu dengan cara mengatur pernapasan sebaik mungkin.

(b) Siswa yang dirasa masih kurang berhasil pada saat pertemuan pertama dalam siklus II ini akan lebih diberikan perhatian yang lebih intensif lagi pada pertemuan selanjutnya.

2) Siklus II pertemuan kedua a). Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari hasil refleksi pertemuan pertama, maka perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari sabtu, 09 November 2013, yang akan dilakukan penilaian pembelajaran adalah sebagai berikut :

(1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran dengan metode pembelajaran yang pada pertemuan pertama hasilnya hampir mencapai ketuntasan yang ditargetkan maka akan dibuat lebih menarik lagi.

(2) Menyusun instrument yang akan digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian renang gaya dada.

(3) Menyiapkan media atau alat yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.

(20)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

59

Tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebagai berikut :

(1) Pemanasan (2) Inti Pembelajaran

(a) Sebelum guru mendemonstrasikan gerakan renang gaya dada, guru merefresh pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan pertama. Setelah itu guru kembali menjelaskan lalu mendemonstrasikan gerakan renang dari mulai sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi dalam renang gaya dada.

(b) Setelah itu siswa melakukan gerakan renang gaya dada sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru mulai dari sikap tubuh, gerakan tangan, gerakan kaki, cara mengambil nafas dan gerakan koordinasi satu per satu secara berurutan.

(c) Guru dibantu peneliti mengawasi dan memberikan motivasi kepada siswa dalam pelaksanaan gerakan, dan peneliti mencatat hasil pembelajaran sementara siswa, mana yang sudah terlihat baik dan belum dalam melakukan setiap gerakan.

(d) Guru memfasilitasi dan memberi semangat kepada siswa

(3) Penutup

Melaksanakan pendinginan

(a) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang dipelajari, gerakan apa saja yang masih dirasakan sulit bagi siswa untuk dilakukan.

(b) Siswa dibariskan dan dipisahkan antara siswa putra dan putri, menjadi 4 baris bershap kebelakang dengan melakukan pendinginan dengan cara siswa yang ada di belakang memijat pundak temannya yang ada didepannya secara bergantian.

(21)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

60 Tabel 4. 3

Deskripsi data hasil akhir siklus II pembelajaran renang gaya dada

Skor Klasifikasi Frekwensi Prosentase

95 – 100 Sangat Baik 5 13,9 % 80 – 94 Baik 20 55,5 % 65 – 79 Cukup 9 25 % 50 – 64 Kurang 2 5,6 % ≤ 50 Sangat Kurang 0 0 % Tuntas 34 94,4 %

Dari data pencapaian hasil diatas, terlihat bahwa tingkat ketuntasan siswa sudah mencapai nilai ketuntasan yang telah ditentukan, Siswa yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi sangat baik berjumlah 5 orang atau sebesar 13,9%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi baik berjumlah 20 orang atau sebesar 55,5%, yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi cukup berjumlah 9 orang atau sebesar 25%, dan yang mendapatkan nilai dengan klasifikasi kurang hanya berjumlah 2 orang atau sebesar 5,6%, dari 36 orang siswa hanya 2 orang siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditentukan dikarenakan masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi ini, namun dikarenakan nilai ketuntasan siswa sudah mencapai 94,4% atau sudah melebihi batas ketuntasan siswa yang telah ditentukan maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai siklus II ini.

Secara lebih jelas ditampilkan prosentase ketuntasan siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada grafik berikut ini:

(22)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

61 Gambar 4. 3

Grafik Prosentase Klasifikasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus II d). Analisis dan refleksi

Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus II adalah adanya peningkatan yang terus meningkat pada hasil belajar siswa dari mulai kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Perbandingan hasil belajar pada akhir siklus I dan akhir siklus II dapat dilihat dalam bentuk tabel 6 berikut ini:

Tabel 4. 4

Perbandingan hasil belajar pada akhir siklus I dan siklus II

Nilai Data Awal Siklus I Siklus II

100 0 0 5 93,3 0 1 3 86,7 0 2 8 80 1 4 9 Sangat Baik, 13.9 Baik, 55.5 Cukup, 25

(23)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014 62 73,3 0 5 3 66,7 7 6 6 60 4 4 2 53,3 2 10 0 46,7 5 4 0 40 8 0 0 33,3 9 0 0 Jumlah 36 36 36 Rata-rata Tuntas 8 18 34 Tidak tuntas 28 18 2

Rata-rata nilai tuntas dari jumlah siswa seluruhnya yaitu 36 orang siswa pada kondisi awal siswa adalah 8 atau 22,2% siswa, sedangkan rata-rata nilai tidak tuntas pada kondisi awal siswa adalah 28 atau 77,8% siswa, rata-rata nilai tuntas pada siklus I adalah 18 atau 50% siswa sedangkan rata-rata nilai tidak tuntas pada siklus I adalah 18 atau 50% siswa, selanjutnya rata-rata nilai tuntas pada siklus II adalah 34 atau 94,4% siswa dan rata-rata nilai tidak tuntas adalah 2 atau 5,6% siswa.

Secara lebih jelas, deskripsi hasil rata-rata nilai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II jika disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut :

(24)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

63 Gambar 4. 4

Grafik Deskripsi rata-rata nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II

Diskusi Penemuan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar renang gaya dada melalui metode demonstrasi pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014.

Dalam pembelajaran renang gaya dada sebaiknya diberikan dengan metode demonstrasi, sebab dengan metode demonstrasi siswa akan secara langsung melihat dan mengamati bagaimana cara melakukan gerakan yang benar saat renang gaya dada. Cara ini lebih efektif dalam penyampaian materi terhadap siswa, sebab seorang guru tidak hanya menjelaskan materi tentang bagaimana gerakan renang gaya dada akan tetapi guru itu secara langsung turun ke kolam renang untuk mencontohkan atau mendemostrasikan setiap gerakan yang benar yang ada pada renang gaya dada, sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk melihat dan mencermati gerakan renang gaya dada itu sendiri yang diperagakan langsung oleh guru.

Melalui metode demonstrasi yang diberikan kepada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014, dapat meningkatkan hasil

0 5 10 15 20 25 30 35

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

8 18 34 28 18 2

(25)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

64

belajar renang gaya dada. Sebab pembelajaran melalui metode demonstrasi ini tidak hanya menitikberatkan proses pembelajaran terhadap siswa melainkan seorang guru yang secara langsung mendemonstrasikan gerakan-gerakan renang gaya dada di depan siswanya.

Selanjutnya ditampilkan prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas XI Ipa 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014, dari mulai kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4. 5

Grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada

Dilihat dari hasil grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar renang gaya dada terlihat bahwa kondisi awal atau data awal siswa yang diperoleh adalah 22,2 % atau nilai rata-rata hanya 8 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Setelah diberikan metode demonstrasi dalam pembelajaran pada siklus I rata-rata siswa mengalami peningkatan yaitu 50 % atau ketuntasan siswa mencapai 18 orang dari 36 siswa dan pada siklus II ketuntasan siswa semakin meningkat yaitu 94,4 % atau mencapai 34 siswa yang tuntas dari 36 orang siswa.

22.2 50 94.4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas

(26)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

65 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang ada dari bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar renang gaya dada melalui metode demonstrasi yang diberikan pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Selain itu penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, suasana kelas pun menjadi lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya diberikan penjelasan saja oleh guru, siswa menjadi tidak jenuh dan tidak bosan untuk memperhatikan seorang guru mendemonstrasikan gerakan-gerakan dalam pembelajaran renang gaya dada, sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran renang gaya dada menjadi lebih meningkat.

Dari hasil analisis yang diperoleh, terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dari mulai kondisi awal ke siklus I sampai siklus II, baik dari rata-rata nilai pembelajaran renang gaya dada maupun ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata pembelajaran renang gaya dada melalui metode demonstrasi meningkat dari rata-rata kondisi awal yang hanya 22,2 % atau rata-rata nilai ketuntasan siswa hanya 8 siswa dari 36 siswa menjadi 50 % atau nilai rata-rata ketuntasan siswa mencapai 18 siswa dari 36 siswa pada siklus I dan mencapai rata-rata 94,4 % atau nilai rata-rata ketuntasan siswa mencapai 34 siswa dari 36 orang siswa pada siklus II.

Sehingga berdasarkan dari latar belakang, hasil analisis dan pengajuan hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa; Metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013/2014 yaitu sebesar 94,4%.

(27)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto M. S. 1992. Renang Materi Metode Penilaian. Jakarta: Depdikbud.

Dinata, Marta dan Tina Wijaya. 2006. Renang. Jakarta : Cerdas Jaya

Dinas Olahraga. 2006. Tehnik Dasar Olahraga Renang, Jakarta : Dinas olahraga. Dinas Olahraga. 1996. Petunjuk Olahraga Renang. Jakarta : Dinas Olahraga.

Depdiknas. 2003a. Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani SD dan MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2003b. Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani SMP dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan; untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga

Hasibuan, J. J dan Moedjiono. 1999. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Thomas, David. G. terjemahan. Alfons Palangkaraya. 2006. Renang: Tingkat Pemula, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Soejoko Hendromartono. 1992. Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud. Suryadin, Asyraf dan Tien Rostini. 2011. Pengembangan Profesi Guru Penelitian

(28)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

67

Wiranto Arismunandar, 1999. Masa Depan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di

Indonesia. Jakarta: Pusat Olahraga ITB.

Gambar

Grafik Prosentase Klasifikasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus I  d).  Analisis dan refleksi
Grafik Prosentase Klasifikasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus II  d).  Analisis dan refleksi
Grafik Deskripsi rata-rata nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Mengijinkan Skripsi Teknik Informatika ini disimpan di Perpustakaan Program Studi Teknik Informatika Universitas Muria Kudus dengan syarat-syarat kegunaan sebagai berikut:..

Sehubungan telah dilaksanakannya Evaluasi penawaran dan Kualifikasi kegiatan Belanja Cetak Buku KIA dan Kohort ANC, Bulin, Bufas, Bayi, Balita dan KB pada Dinas

Dalam penelitian dilakukan tiga pengujian untuk mengetahui nilai koefisien gesek, nilai keausan spesifik, dan nilai keuletan dari komposit berpenguat partikel

observasi, wawancara serta studi dokumentasi dan diolah secara kualitatif. Penelitian ini dibagi ke dalam dua tahapan penelitian. Tahap pertama yaitu studi pendahuluan

Dalam perencanaan dan perancangan “Desain Kantor Majelis Daerah GPdI di Manado”, penulis menggunakan metode pendekatan tipologi bentuk dan fungsi dari kantor dengan tambahan

[r]

Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan

Berdasarkan dari data hasil penelitian kit pengukur debit dan laju alir air dengan menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04, peneliti menyarankan kepada peneliti