• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis sistem antrian pada proses penyelesaian klaim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis sistem antrian pada proses penyelesaian klaim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN

PADA PROSES PENYELESAIAN KLAIM

DI PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG BOGOR

Oleh

ARUM SEKAR KINASIH

H24086009

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ARUM SEKAR KINASIH. H24086009. Analisis Sistem Antrian Pada Proses Penyelesaian Klaim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Di bawah bimbingan HETI MULYATI.

PT Taspen (Persero) Kantor Cabang (KC) Bogor merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan publik. Ketidaksesuaikan antara petugas penyelesaian klaim dengan jumlah klaim menimbulkan fenomena antrian. Tujuan diadakannya penelitian ini 1) Menganalisis kinerja sistem antrian yang digunakan di PT Taspen (Persero) KC Bogor. 2) Menganalisis usulan model antrian yang dapat dikembangkan. 3) Menganalisis biaya antrian yang optimal dari model antrian yang dikembangkan.

Pengumpulan data dilakukan melalui purposive sampling dengan mengukur kecepatan kedatangan peserta dan waktu pelayanan petugas dengan menggunakan stopwatch melalui proses pengamatan secara langsung. Pengambilan data kecepatan kedatangan peserta dilakukan setiap hari Senin-Jumat pada periode sibuk pukul 07.45 sampai dengan 11.00 WIB. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan program Waiting Line QM for Windows 2 dan Queuing System Simulation (QSS).

(3)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN

PADA PROSES PENYELESAIAN KLAIM

DI PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ARUM SEKAR KINASIH

H24086009

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Sistem Antrian pada Proses Penyelesaian Klaim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

Nama : Arum Sekar Kinasih NIM : H24086009

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Heti Mulyati, S.TP., MT) NIP 19770812 200501 2 001

Mengetahui Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP 19610123 198601 1 002

(5)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1985. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak PHR Gunawan dan Ibu Kasiyati Ningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Islam Ananda Cibubur lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Cibubur 04 Pagi pada tahun 1992. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 49 Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Selanjutnya, penulis lulus dari SMA Negeri 14 Jakarta pada tahun 2003.

Pendidikan dilanjutkan ke jenjang diploma pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Spesialisasi Aktuaria hingga tahun 2006. Setelah lulus dari jenjang pendidikan diploma, penulis bekerja pada perusahaan asuransi Bumiputera Muda (Bumida) hingga tahun 2007. Program pendidikan sarjana penulis lanjutkan pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada saat menjadi mahasiswi program sarjana, penulis juga merupakan pegawai PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor yang aktif sejak tahun 2007.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan kepada penulis untuk tetap teguh dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya dan telah menggerakkan hati penulis untuk selalu berusaha menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalui tercurah pada teladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta para penerus perjuangannya.

Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Antrian pada Proses Penyelesaian Klim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Skripsi ini membahas antrian peserta yang terjadi pada proses penyelesaian klaim di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. Antrian merupakan salah satu masalah operasional yang sering terjadi dan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan suatu perusahaan. Antrian peserta di PT. Taspen (Persero) KC Bogor terjadi karena ketidakseimbangan antara fasilitas pelayanan dengan jumlah peserta yang datang. Hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan biaya menunggu bagi peserta. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi yang berguna bagi pihak PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor untuk melayani peserta di masa depan sehingga antrian peserta dapat dikurangi. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalkan waktu tunggu peserta dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi perusahaan.

Bogor, Maret 2011

Penulis

(7)

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dan partisipasi dari semua pihak, baik berupa sugesti dan motivasi yang bersifat moril maupun berupa materiil, maka penulisan makalah karya ini tidak mungkin dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Heti Mulyati, S.TP., MT sebagai dosen pembimbing yang berkenan memberikan saran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Ir. Abdul Basith, M.Sc sebagai penguji dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran pada skripsi ini.

3. Seluruh Bapak/Ibu karyawan/karyawati di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor atas segala bantuannya yang tulus selama ini.

4. Kedua orangtuaku dan kakak kandungku (Kartika Madya Ratri) atas doa serta dukungan yang telah diberikan selama ini.

5. Mirna Kurniawati yang telah menjadi sahabat bagi penulis semenjak Program Diploma III STAN.

6. Teman-temanku di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen khususnya Finina Kencana Laksmi yang telah menyelesaikan perkuliahan di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB dan Astri Marlia Samti yang telah bersedia membantu penulis selama di Bogor. Terima kasih atas segala perhatian kalian selama ini, sukses selalu untukmu temanku.

7. Adik-adik satu almamater terutama Irma Novita Sari yang semangat dalam memberi motivasi dan dukungan bagi penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan berkah yang berlimpah atas bantuan yang diberikan.

Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dari skripsi ini. Kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan guna kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan Ilmu Manajemen.

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa ... 7

2.2. Definisi dan Dimensi Kualitas Pelayanan ... 8

2.3. Antrian ... 10

2.3.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Teori Antrian ... 10

2.3.2 Komponen Sistem Antrian ... 11

2.3.3 Karakteristik Antrian ... 12

2.3.4 Ragam Model Antrian ... 16

2.3.5 Biaya Antrian ... 21

2.4. Penelitian Terdahulu ... 22

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 25

3.2. Tahapan Penelitian ... 26

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

(9)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT Taspen Persero ... 32

4.1.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan ... 32

4.1.2 Produk PT Taspen (Persero) ... 33

4.1.3 Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi ... 35

4.2. Sistem Antrian pada Proses Penyelesaian Klaim di PT Taspen (Persero) KC Bogor ... 36

4.2.1 Model Antrian Peserta yang Sudah Ada ... 36

4.2.2 Usulan Model Antrian yang dapat Dikembangkan... 44

4.2.2.1 Model Antrian dengan Rumus Antrian Baku ... 44

4.2.2.2 Model Antrian dengan Teknik Simulasi ... 53

4.3. Analisis Biaya Antrian ... 54

4.4. Implikasi Manajerial ... 56

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 57

2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Rekapitulasi dan persentase pengajuan klaim pada PT. Taspen (Persero KC Bogor periode 2008 s.d 2010 ... 2 2. Jumlah petugas proses penyelesaian klaim pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor periode 2008 s.d 2010 ... 3 3. Model antrian ... 17 4. Penjelasan simbol-simbol model antrian ... 20 5. Bentuk rencana pengamatan terhadap pola kedatangan peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor pada periode sibuk ... 29 6. Bentuk rencana pengamatan terhadap kecepatan pelayanan petugas

PT Taspen (Persero) KC Bogor pada periode sibuk ... 29 7. Perhitungan antrian yang sudah diterapkan dengan rumus antrian baku .... 43 8. Rata-rata kedatangan peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor

(November 2010) ... 44 9. Antrian peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor dengan rentang waktu setiap 30 menit (November 2010) ... 45 10. Hasil uji kecukupan data ... 49 11. Perbandingan perhitungan model antrian yang diterapkan dengan usulan model antrian yang dapat dikembangkan ... 50 12. Perhitungan model antrian yang diusulkan dengan teknik simulasi ... 53 12. Perhitungan biaya pelayanan per jam (Cs) pada PT Taspen (Persero)

KC Bogor ... 54 13. Hasil perhitungan biaya total per jam (Ct) ... 55

(11)

ix

No. Halaman

1. Komponen sistem antrian ... 12

2. Sistem jalur tunggal, satu tahap ... 15

3. Sistem jalur tunggal, tahapan berganda ... 15

4. Sistem jalur berganda, satu tahap ... 15

5. Sistem jalur berganda, tahapan berganda ... 16

6. Kurva biaya total ... 21

7. Tahapan penelitian ... 26

8. Kerangka pemikiran penelitian ... 27

9. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) KC Bogor ... 35

10. Model antrian PT Taspen (Persero) KC Bogor ... 37

11. Diagram proses surat permohonan pembayaran (SPP) langsung ... 39

12. Peta proses operasi penyelesaian klaim secara langsung ... 42

13. Jumlah peserta selama periode pengamatan (bulan November 2010) ... 46

14. Hasil uji keseragaman data ... 48

15. Perbandingan rata-rata waktu tunggu peserta dalam antrian ... 50

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tanggung jawab utama sumber daya manusia pada PT Taspen (Persero) KC Bogor ... 59 2. Uji distribusi kedatangan peserta ... 61 3. Uji distribusi pelayanan petugas ... 62

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan program asuransi sosial dilakukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para peserta yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) beserta keluarganya. Produk program asuransi sosial yang dikelola PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau PT Taspen (Persero) meliputi Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). PT Taspen (Persero) sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, berkewajiban untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah peserta. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan mutu pelayanan yang prima melalui budaya pelayanan prima dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan peserta dan memperluas jaringan pelayanan.

(14)

2

Tabel 1. Jumlah dan persentase pengajuan klaim pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor periode 2008-2010

Rekapitulasi Pengajuan Klaim

Persentase Peningkatan/ Penurunan Klaim per Periode (persen)

Persentase Rata-rata Peningkatan/ Penurunan Klaim selama 3 tahun (persen) No Bulan

2008 2009 2010 2008 -2009

2009 -

2010 2008 s.d 2010

1 Januari 2.583 3.288 2.040 27,29 -37,96 -5,33

2 Februari 2.377 2.676 1.914 12,58 -28,48 -7,95

3 Maret 2.777 2.498 6.067 -10,05 142,87 66,41

4 April 3.042 3.143 2.051 3,32 -34,74 -15,71

5 Mei 2.663 3.062 3.268 14,98 6,73 10,86

6 Juni 2.746 2.695 3.162 -1,86 17,33 7,74

7 Juli 4.235 3.920 2.826 -7,44 -27,91 -17,67

8 Agustus 3.088 3.102 2.545 0,45 -17,96 -8,75

9 September 2.381 2.454 2.473 3,07 0,77 1,92

10 Oktober 2.656 2.681 2.125 0,94 -20,74 -9,90

11 November 2.503 2.376 5.715 -5,07 140,53 67,73

12 Desember 2.333 2.378 1.809 1,93 -23,93 -11,00

Total 33.384 34.273 35.995 3,35 9,71 6,53

Sumber : Data Diolah, 2010.

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor cenderung meningkat setiap tahunnya.

(15)

Tabel 2. Jumlah petugas proses penyelesaian klaim pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor periode 2008 s.d 2010

Jumlah (orang) No Fungsi

2008 2009 2010

1 Petugas Informasi 2 1 1

2 Petugas Penerimaan dan Penelitian Klaim 7 8 6

3 Petugas Perekaman dan Perhitungan Hak 5 5 4

4 Petugas Verifikasi 2 2 3

5

Pejabat Penetapan Klaim (Kepala Seksi Penetapan

Klaim) 1 1 1

6 Otorisator (Kepala Bidang Pelayanan) 1 1 1

7 Pejabat Pengeluaran Kas (Kepala Seksi Keuangan) 1 1 1

8 Pengesah Klaim (Kepala Bidang Keuangan) 1 1 1

9 Petugas Kasir 2 2 2

Jumlah 22 22 20

Persentase Jumlah Petugas Peningkatan/Penurunan

Periode 2008 - 2009 : 0%

Persentase Jumlah Petugas Peningkatan/Penurunan

Periode 2009 - 2010 : -9%

Sumber : Data Diolah, 2010.

Ketidaksesuaikan antara petugas proses penyelesaian klaim dengan jumlah klaim yang harus ditransaksikan sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2 menimbulkan fenomena antrian yang menyebabkan para peserta harus menunggu lebih dari 1 (satu) jam untuk mendapatkan pelayanan dari petugas. Berdasarkan ISO 9001, pihak manajemen menetapkan standar waktu pelayanan selama 1 (satu) jam. Standar waktu dihitung mulai dari pernyataan keabsahan berkas klaim oleh petugas penerimaan dan penelitian klaim sampai hak peserta dihitung oleh bagian perekaman dan perhitungan hak. Pada proses penyelesaian klaim, peserta mengalami 3 (tiga) tahapan antrian, yaitu, antrian pengambilan nomor antrian pengajuan klaim pada loket informasi, antrian pengajuan klaim pada loket penerimaan dan penelitian klaim, dan antrian pembayaran klaim pada loket kasir.

(16)

4

kepuasan peserta akan tetap terjaga

Penelitian ini dilakukan untuk membantu pihak PT Taspen (Persero) KC Bogor dalam menganalisis sistem antrian yang sudah diterapkan dan memberikan alternatif model antrian lain jika sistem antrian yang sudah diterapkan belum optimal. Oleh karena itu, peneliti merasakan perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Sistem Antrian Pada Proses Penyelesaian Klaim Di PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor”.

1.2. Perumusan Masalah

Fenomena antrian terjadi karena kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan tersebut. Apabila pelayanan terlalu banyak maka akan menimbulkan biaya yang besar. Sebaliknya, bila kapasitas pelayanan kurang, maka akan terjadi baris penungguan dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat menimbulkan biaya.

Masalah antrian merupakan masalah penting dalam sebuah institusi pelayanan publik, termasuk, PT Taspen (Persero) KC Bogor. Institusi tersebut dituntut untuk memberikan pelayanan yang nyaman, cepat, tepat dan mudah. Antrian yang padat dan pelayanan yang lamban akan menimbulkan ketidaknyamanan dan mengurangi kepuasan para peserta terhadap jasa/pelayanan yang diberikan oleh PT Taspen (Persero) KC Bogor. Salah satu cara untuk mengatasi antrian adalah dengan menerapkan model antrian optimal sehingga waktu menunggu peserta untuk memperoleh pelayanan menjadi berkurang. Dengan demikian, pelayanan kepada peserta diharapkan meningkat sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem antrian yang sudah ada pada proses penyelesaian

klaim di PT Taspen (Persero) KC Bogor ?

2. Bagaimana usulan model antrian pada proses penyelesaian klaim agar optimal ?

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kinerja sistem antrian yang saat ini digunakan pada proses penyelesaian klaim di PT Taspen (Persero) KC Bogor.

2. Menganalisis usulan model antrian di PT Taspen (Persero) KC Bogor sehingga proses penyelesaian klaim berjalan optimal.

3. Menganalisis biaya antrian yang optimal dari model antrian yang dikembangkan.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi penulis, dapat meningkatkan serta membantu dalam menerapkan pengetahuan di bidang manajemen operasi khususnya mengenai teori antrian.

2. Bagi PT Taspen (Persero) KC Bogor, sebagai salah satu bahan referensi dan sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan di masa yang akan datang bagi manajemen operasional perusahaan pada PT Taspen (Persero) KC Bogor untuk mengoptimalkan pelayanannya .

3. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi para pembaca dan dapat dijadikan bahan masukan apabila mengadakan penelitian dengan topik yang sama.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian difokuskan pada Bidang Pelayanan Unit Kerja Penetapan Klaim (PK). Hal ini dikarenakan Bidang Pelayanan Unit Kerja PK merupakan bagian operasional PT Taspen (Persero) KC Bogor yang berhubungan langsung dengan peserta untuk menyelesaikan kepengurusan hak-hak mereka.

(18)

6

3. Penelitian dilakukan pada proses penyelesaian klaim yang diajukan antara pukul 07.45 s.d. 11.00 WIB. Hal ini dikarenakan pada jam tersebut merupakan waktu sibuk penerimaan berkas klaim dari peserta. 4. Penelitian dilakukan pada klaim yang diajukan melalui proses

penyelesaian klaim langsung yang dibayarkan secara tunai, artinya peserta datang langsung ke PT Taspen (Persero) KC Bogor untuk mengajukan klaim dan hak peserta tersebut dibayarkan secara tunai pada hari yang sama sewaktu peserta mengajukan klaim.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

Menurut Kotler (1993), jasa adalah kegiatan atau manfaat yang bisa ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak bisa diraba dan tidak menghasilkan pemilikan apapun. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2008), jasa adalah kegiatan ekonomi yang biasanya menghasilkan barang tidak nyata (seperti pendidikan, hiburan, penginapan, pemerintahan, pelayanan keuangan dan kesehatan).

Kotler dan Keller (2008) menyatakan bahwa jasa memiliki 4 (empat) karakter, yaitu:

1. Tidak berwujud (intangibility)

Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli.

2. Tidak terpisahkan (inseparability)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena pelanggan tersebut juga hadir pada saat jasa itu dihasilkan, maka interaksi penyedia layanan bagi pelanggan merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

3. Bervariasi (variability)

Jasa sangat bervariasi karena bergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan dimana diberikan. Pembeli jasa menyadari karagaman ini dan sering berbicara dengan orang-orang lain sebelum memilih penyedia jasa.

4. Tidak tahan lama (perishability)

(20)

8

menghadapi masalah yang rumit.

Menurut Heizer dan Render (2008), pengertian kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sehingga, kualitas merupakan faktor penunjang keberhasilan (critical succes faktor) bagi perusahaan-perusahaan dan dengan mengelola kualitas tersebut akan membantu membangun strategi yang sukses terkait dengan diferensiasi, biaya rendah, dan respons cepat. Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Ariani (2009) terdapat lima penentu kualitas jasa menurut tingkat kepentingannya, yaitu;

1. Keandalan

Keandalan adalah kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat.

2. Daya tanggap

Daya tanggap merupakan kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.

3. Jaminan

Jaminan mencakup pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.

4. Empati

Empati merupakan kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.

5. Benda berwujud

Benda berwujud mencakup penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi.

2.2. Definisi dan Dimensi Kualitas Pelayanan

(21)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Adapun penyelenggara pelayanan publik yang dimaksud dalam Undang-Undang ini adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Standar pelayanan pada pelayanan publik adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Parasuraman, Berry, dan Zeithaml dalam Ariani (2009) menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) dimensi pelayanan, yaitu:

1. Tangible

Suatu layanan tidak dapat dilihat, tidak dapat dicium, dan tidak dapat diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.

2. Reliability

Reliability merupakan dimensi yang mengukur keandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dimensi ini mencakup 2 (dua) aspek, yaitu, kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada kesalahan.

3. Responsiveness

(22)

10

dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Kepuasan terhadap dimensi responsiveness adalah berdasarkan persepsi dan bukan aktualnya. Oleh karena itu, faktor komunikasi dan situasi fisik di sekeliling pelanggan yang menerima pelayanan merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan.

4. Assurance

Dimensi assurance adalah dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Aspek-aspek dari dimensi ini terdiri dari keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.

5. Empathy

Pelayanan berempati mudah diciptakan jika setiap penyedia jasa pada suatu perusahaan mengerti akan kebutuhan spesifik pelanggannya dan menyimpan hal ini dalam hati mereka.

2.3. Antrian

2.3.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Teori Antrian

Menurut Heizer dan Render (2008), teori antrian merupakan ilmu pengetahuan tentang antrian. Antrian adalah orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani. Menurut Ariani (2009), garis tunggu (queue) terjadi karena adanya ketidakseimbangan sementara antara permintaan pelayanan dan kapasitas sistem yang menyediakan pelayanan. Dalam kehidupan sehari-hari, tingkat permintaan bervariasi dan pelanggan datang pada waktu dan interval yang tidak dapat diprediksi. Tingkat pelayanan juga bervariasi tergantung kebutuhan pelanggan. Garis tunggu dapat berkembang jika waktu memroses pelanggan konstan.

Beberapa cara dalam mengelola antrian dengan model antrian kuantitatif, antara lain:

(23)

2. Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan bila harus antri/menunggu.

3. Memberi informasi kepada pelanggan mengenai apa yang diharapkan

4. Menjauhkan karyawan yang tidak melayani pelanggan sehingga tidak terlihat oleh pelanggan.

5. Menyusun segmentasi pelanggan.

6. Melatih keramahtamahan kepada karyawan.

7. Mendorong pelanggan untuk datang selama periode longgar.

8. Menggunakan pandangan jangka panjang untuk menyelesaikan permasalahan antrian.

2.3.2 Komponen Sistem Antrian

Menurut Heizer dan Render (2008) terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian, yaitu:

1. Kedatangan atau masukan sistem

Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku, dan sebuah distribusi statistik

2. Disiplin antrian atau antrian itu sendiri

Karakteristik antrian mencakup apakah jumlah antrian terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang yang ada didalamnya

3. Fasilitas pelayanan

Karakteristik fasilitas pelayanan meliputi desain dan distribusi waktu pelayanan.

(24)

12

Gambar 1. Komponen sistem antrian (Heizer dan Render, 2008)

Garis tunggu atau antrian

1

1

2

2

s

s

Fasilitas Pelayanan Pelanggan masuk

ke dalam sistem antrian

Pelanggan keluar dari sistem

antrian

2.3.3 Karakteristik Antrian

Menurut Heizer dan Render (2008), karakteristik dari setiap komponen penyusun sebuah antrian dijabarkan sebagai berikut:

A. Karakteristik Kedatangan

Tiga karakteristik utama yang harus dimiliki oleh sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Ukuran populasi (sumber) kedatangan

Merupakan sumber kedatangan dalam sistem antrian yang meliputi:

a. Populasi tidak terbatas

(25)

b. Populasi terbatas

Sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas. Sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15 menit atau 1 mahasiswa datang setiap setengah jam.

2. Perilaku kedatangan

Perilaku pelanggan untuk memperoleh pelayanan berbeda-beda. Terdapat 3 (tiga) karakteristik kedatangan, yaitu:

a. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani atau tidak berpindah antrian.

b. Pelanggan yang menolak tidak akan mau untuk bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi keperluan mereka.

c. Pelanggan yang membelot adalah mereka yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi mereka.

3. Pola kedatangan

Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki sistem. Distribusi kedatangan terdiri dari:

a. Constant Arrival Distribution

Pelanggan yang datang setiap periode tertentu. b. Arrival Pattern Random

Pelanggan yang datang secara acak. B. Karakteristik Antrian

Garis antrian merupakan komponen kedua pada sistem antrian yang memiliki dua karakteristik utama, yaitu:

1. Antrian terbatas atau antrian tak terbatas

(26)

14

pada sebuah antrian ketika ukuran antrian tersebut tidak dibatasi.

2. Aturan antrian

Aturan antrian mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan yang akan menerima pelayanan. Empat disiplin antrian, yaitu:

a. First Come First Serve (FCFS)

FCFS merupakan disiplin antrian yang sering dipakai pada beberapa tempat dimana pelanggan yang datang pertama akan dilayani terlebih dahulu. Antrian seperti ini banyak digunakan antara lain pada antrian klinik dokter, bank, dan layanan tiket bioskop.

b. Last Come First Serve (LCFS)

LCFS merupakan disiplin antrian dimana pelanggan terakhir justru dilayani terlebih dahulu.

c. Shortest Operation Times (SOT)

SOT merupakan sistem pelayanan dimana pelanggan yang membutuhkan waktu pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama.

d. Service In Random Order (SIRO)

SIRO merupakan sistem pelayanan dimana pelanggan mungkin akan dilayani secara acak (random), tidak peduli siapa yang lebih dulu tiba untuk dilayani..

C. Karakteristik Pelayanan

Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan adalah: 1. Desain sistem pelayanan

(27)

a. Sistem antrian jalur tunggal (single-channel queuing system)

Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur dan satu titik pelayanan.

Keluar setelah pelayanan Kedatangan Antrian

Fasilitas Pelayanan

(tahap 1)

Gambar 2. Sistem jalur tunggal, satu tahap (Heizer dan Render, 2008)

b. Sistem antrian jalur berganda (multiple-channel queuing system)

Sebuah sistem pelayanan yang memiliki satu jalur dan dan beberapa titik pelayanan.

Keluar setelah pelayanan Kedatangan Antrian

Fasilitas Pelayanan

(tahap 1)

Fasilitas Pelayanan

(tahap 2)

Gambar 3. Sistem jalur tunggal, tahapan berganda (Heizer dan Render, 2008)

c. Sistem satu tahap (single-phase system)

Sebuah sistem dimana pelanggan menerima pelayanan dari hanya satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem.

Keluar setelah pelayanan Kedatangan

Antrian Pelayanan Fasilitas

(jalur 2) Fasilitas Pelayanan

(jalur 1)

(28)

16

d. Sistem tahapan berganda (multiphase system)

Sebuah sistem dimana pelanggan menerima jasa dari beberapa stasiun sebelum meninggalkan sistem.

Keluar setelah pelayanan Kedatangan

Antrian

Tahap 1 Tahap 2

Fasilitas Pelayanan

(jalur 2) Fasilitas Pelayanan

(jalur 1)

Fasilitas Pelayanan

(jalur 2) Fasilitas Pelayanan

(jalur 1)

Gambar 5. Sistem jalur berganda, tahapan berganda (Heizer dan Render, 2008)

2. Distribusi waktu pelayanan

Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan di mana pola ini terbagi atas:

a. Waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Contoh, operasi pelayanan dengan menggunakan mesin cuci mobil otomatis.

b. Waktu pelayanan acak, maka waktu untuk melayani pelanggan adalah acak atau tidak sama. Waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial negatif.

2.3.4 Ragam Model Antrian

(29)

Tabel 3. Model Antrian

Model

Nama (Nama Teknis dalam

Kurung)

Contoh Jumlah

Jalur

Jumlah Tahapan

Pola Tingkat Kedatangan

Pola Waktu Pelayanan

Aturan

A

Sistem sederhana (M/M/1)

Meja informasi di Department Store

Tunggal Tunggal Poisson Eksponensial FIFO

B

Jalur Berganda (M/M/S)

Loker tiket penerbangan

Jalur

berganda Tunggal Poisson Eksponensial FIFO

C

Pelayanan Konstan (M/D/1)

Tempat pencucian mobil otomatis

Tunggal Tunggal Poisson Konstan FIFO

D Populasi Terbatas

Bengkel yang memiliki hanya selusin mesin yang dapat rusak

Tunggal Tunggal Poisson Eksponensial FIFO

Sumber : Heizer dan Render (2008)

Keempat model antrian pada Tabel. 3, semuanya memiliki 3 (tiga) karakteristik umum. Keempat model tersebut menggunakan asumsi sebagai berikut:

a. Kedatangan berdistribusi Poisson b. Penggunaan aturan FIFO

c. Pelayanan satu tahap

Penjabaran dari keempat model antrian pada Tabel. 3 adalah sebagai berikut:

1. Model A : (M/M/1) (Single Channel Queuing System atau Model Antrian Jalur Tunggal)

Pada model ini dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan eksponensial. Dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk dilayani oleh stasiun tunggal. Diasumsikan sistem berada pada kondisi berikut :

a. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first-out (FIFO) dan setiap kedatangan menunggu untuk dilayani terlepas dari panjang antrian.

(30)

18

hanya saja jumlah kedatangan rata-rata tidak berubah menurut waktu.

c. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson da datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar)

d. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu pelayanan diketahui.

e. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negatif.

f. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan. Persamaan antrian untuk Model A adalah sebagai berikut:

Ls =

λ μ

λ

− ... (1)

Ws =

λ

μ−

1

... (2)

Lq =

) (

2

λ μ μ

λ

− ... (3)

Wq =

) (μ λ

μ λ

− ... (4)

ρ =

μ λ

... (5)

P0 =

μ λ −

1 ... (6)

Pn>k =

1

+

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝

k

μ λ

... (8)

2. Model B : (M/M/S) (Multiple Channel Queuing System atau Model Antrian Jalur Berganda)

(31)

mengasumsikan bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi Poisson dan waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif. Pelayanan dilakukan secara first-in, first-out (FIFO) dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat pelayanan yang sama. Asumsi lain yang terdapat dalam model jalur tunggal juga berlaku pada Model B.

Persamaan antrian untuk Model B adalah sebagai berikut: P0 =

λ μ μ μ λ μ λ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛

− = M M M n M M n n ! 1 ! 1 1 1 0

untuk Mµ > λ ... (9)

Ls =

(

)

(

) (

)

μ λ λ μ μ λ λμ +

− 2 0

! 1 / P M M M

... (10)

Ws =

λs

L

... (11)

Lq =

μ λ − s

L ... (12)

Wq=

λ μ

q s

L

W − 1 − ... (13)

3. Model antrian jalur tunggal dengan kedatangan berdistribusi poisson dan waktu pelayanan konstan (M/D/1).

Beberapa sistem pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap, dan bukanlah berdistribusi eksponensial seperti biasanya. Di saat pelanggan diproses menurut sebuah siklus tertentu seperti pada kasus wahana di taman hiburan, waktu pelayanan yang terjadi pada umumnya konstan. Oleh karena itu tingkat waktu yang konstan ini tetap, maka nilai-nilai Lq, Wq, Ls, dan Ws, selalu lebih kecil

daripada nilai-nilai tersebut dalam model A, yang memiliki tingkat pelayanan bervariasi.

(

μ λ

)

μ λ − = 2 2 q

L ... (14)

(

μ λ

)

μ λ − = 2 q
(32)

20 μ λ + = q s L

L ... (16)

μ

1

+

= q

s W

W ... (17)

4. Model antrian jalur tunggal dengan populasi terbatas

Model ini berbeda dengan keiga model antrian sebelumnya, karena saat ini terdapat hubungan saling ketergantungan antara panjang antrian dan tingkat kedatangan.

U T

T X

+

= ... (18)

(

F

N

L= 1−

)

... (19)

(

)

(

)

XF F T L N U T L

W = −

− +

= 1 ... (20)

(

X

NF

J = 1−

)

... (21) FNX

H = ... (22) H

L J

[image:32.595.172.565.466.753.2]

N = + + ... (23) Penjelasan dari simbol-simbol yang digunakan pada Model 1 hingga 4 dijabarkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Penjelasan simbol-simbol model antrian

No. Simbol Definisi Satuan

1 Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu unit/jam

2 Jumlah orang yang dilayani per satuan waktu unit/jam

3 Ls

Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem (yang sedang menunggu

untuk dilayani) unit

4 Ws

Jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu

menunggu ditambah waktu pelayanan) jam

5 Lq Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian unit

6 Wq Waktu rata-rata yang dihabiskan untk menunggu dalam antrian jam

7 ρ Faktor utilitas sistem %

8 P0 Peluang terdapat 0 unit dalam sistem yaitu unit pelanggan kosong -

9 Pn>k

Peluang terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam sistem dimana n

adalah jumlah unit dalam sistem -

10 D Probabilitas sebuah unit harus menunggu di dalam antrian -

11 F Faktor efisiensi %

12 H Rata-rata jumlah unit yang sedang dilayani -

13 J Rata-rata jumlah unit tidak berada dalam antrian -

14 L Rata-rata jumlah unit yang menunggu untuk dilayani -

15 M Jumlah jalur pelayanan -

(33)

Lanjutan Tabel 4

No. Simbol Definisi Satuan

16 N Jumlah pelanggan potensial -

17 T Waktu pelayanan rata-rata jam

18 U Waktu rata-rata antara unit yang membutuhkan pelayanan jam 19 W Waktu rata-rata sebuah unit menunggu dalam antrian jam

20 X Faktor pelayanan -

2.3.5 Biaya Antrian

Fasilitas pelayanan dapat dievaluasi dengan melihat biaya total yang diharapkan. Total biaya merupakan penjumlahan dari total biaya pelayanan per jam (Cs) dengan biaya menunggu peserta per jam (Cw). Biaya total (Ct) dijabarkan dalam rumus sebagai berikut:

Ct = Cs (s) + Cw (Ls)... (24) Keterangan:

Ct = biaya total per jam (Rp)

Cs = biaya pelayanan petugas per jam (Rp) s = jumlah petugas yang melayani

Cw = biaya menunggu peserta dalam antrian per jam (Rp) Ls = jumlah peserta rata-rata dalam sistem (orang) Sedangkan, kurva biaya total ditunjukkan pada Gambar 6.

Jumlah biaya yang diharapkan

Biaya penyediaan jasa

Biaya waktu menunggu

Tingkat Pelayanan

optimum Biaya

minimum

Tingkat pelayanan Biaya Total

Tingkat pelayanan

rendah

Tingkat pelayanan

tinggi

(34)

22

pelayanan maka biaya yang digunakan untuk menunggu dalam antrian akan berkurang. Kedua biaya ini membentuk kurva biaya total dengan tingkat pelayanan yang harus dipertahankan adalah tingkat dimana kurva biaya total mencapai titik minimum.

2.4. Penelitian Terdahulu

Tirdasari (2010), dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Penelitiannya berjudul ”Kajian Antrian Pelayanan Nasabah di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor”. Metode yang digunakan adalah Multi Channel Queue dengan menghitung probabilitas pada saat tidak ada nasabah dalam sistem, jumlah nasabah yang diperkirakan dalam antrian, waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian, waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem, jumlah nasabah yang diperkirakan dalam sistem dengan mempergunakan rumus model baku dan simulasi QSS. Serta menghitung total biaya per teller per jam yang dikeluarkan pada saat mengoperasikan sejumlah teller. Total biaya ini merupakan penjumlahan dari total biaya pelayanan per jam (Cs) dengan biaya menunggu nasabah per jam (Cw). Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa jumlah teller yang optimal adalah 3 (tiga) teller.

Lamapaha (2008), dari Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama. Penelitiannya berjudul ”Analisis Penerapan Sistem Antrian pada Proses Transaksi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Larantuka, Flores Timur”. Dari hasil penelitian ini penulis menyatakan bahwa sistem antrian jalur berganda atau Multiple Channel Quiuery System pada BRI Larantuka terjadi karena adanya ketidakseimbangan kapasitas teller yang tidak sesuai dengan kapasitas nasabah yang datang pada periode sibuk. Perbaikan kinerja pelayanan pada proses transaksi pada BRI Larantuka dapat diatasi dengan penambahan 1 (satu) teller sehingga jumlah peserta yang mengantri berkurang menjadi 8 (delapan) orang.

(35)

menyatakan bahwa sistem antrian pasien Unit Rawat Jalan RS PMI Bogor memiliki pola antrian terbuka jalur tunggal dengan beberapa tahapan serta beberapa server. Melalui metode QSS (Queuing Simulation System), penggabungan beberapa loket kerja menjadi alternatif penyelesaian.

Romadhona (2007), melakukan penelitian dengan judul “Kalkulasi dan Analisa Model Antrian M/M/1/I/I pada Bagian Customer Teller Service Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan model antrian yang terjadi di bagian customer teller service Bank Syariah Mandiri Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang paling dominan adalah seberapa lama seorang nasabah harus menunggu dalam antrian sampai mendapatkan giliran pelayanan. Faktor-faktor penyebab terkait dengan masalah efektifitas teller dalam melayani berbagai tujuan nasabah antara lain, tingkat kedatangan nasabah yang fluktuatif, waktu pelayanan teller, dan kepentingan nasabah yang beragam. Model antrian M/M/S/I/I identik dengan sistem pelayanan nasabah di bank tersebut dengan pola multiplechannel-singlephase dengan lebih dari satu fasilitas pelayanan (channel) dan melewati satu fase atau tahap saja.

Suryadhi dan Manurung (2006), melakukan penelitian berjudul “Model Antrian pada Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit”. Penelitian ini menganalisis dan menentukan model antrian pelayanan kesehatan di Poli Bedah dan Poli Mata di Rumah Sakit Umum Sanglah berdasarkan pola kedatangan, waktu layanan, dan distribusi jumlah dokter yang melayani pasien dengan menggunakan distribusi fruekuensi. Model antrian pada pelayanan kesehatan di Poli Bedah dan Poli Mata Rumah Sakit Sanglah digolongkan kedalam sistem antrian M/M/n, dimana kedatangan pasien terdistribusi, waktu pelayanan terhadap pasien terdistribusi normal dan jumlah dokter yang melayani pasien terdistribusi seragam yaitu lebih dari satu orang.

(36)

24

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT. Taspen (Persero) KC Bogor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dimana proses operasional yang dilakukan harus optimal untuk menunjang kelancaran pelayanan khususnya dalam penyelesaian klaim peserta. Selama ini proses penyelesaian klaim peserta terjadi antrian terutama pada awal bulan. Beberapa hal yang mengakibatkan antrian peserta PT. Taspen (Persero) KC Bogor untuk mendapatkan pelayanan, yaitu: 1. Jumlah saluran pelayanan yang terdiri dari 6 (enam) petugas penerimaan

dan penelitian klaim

2. Rata-rata tingkat kedatangan peserta sebanyak 29 orang per jam.

3. Rata-rata tingkat pelayanan tiap saluran dapat melayani 6 (enam) orang per jam.

Agar proses penyelesaian klaim tersebut dapat berjalan lancar, maka PT. Taspen (Persero) KC Bogor perlu merancang sebuah sistem antrian dengan memperhatikan kapasitas pelayanan yang tersedia. Perencanaan dan analisis sistem pelayanan PT. Taspen (Persero) KC Bogor dalam menyelesaikan proses klaim dari para peserta dapat dilakukan dengan menggunakan teori antrian.

Teori antrian digunakan untuk menganalisis karakteristik antrian peserta dari model antrian yang sudah ada. Berdasarkan kajian tersebut, dilakukan pengembangan model antrian dari model yang sudah ada. Selanjutnya, dilakukan perbandingan terhadap waktu tunggu dan utilitas server dari model antrian yang sudah ada dengan model antrian yang dikembangkan. Hasil yang paling optimal dari kedua model antrian tersebut dijadikan model antrian terpilih untuk diterapkan pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor.

(38)

26

PT. Taspen (Persero) KC Bogor dapat dikatakan telah optimal apabila mampu memberikan pelayanan prima. Artinya, pelayanan sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan bahkan kurang dari standar waktu tersebut. Dengan demikian, sistem antrian yang optimal diharapkan mampu mengatur proses penyelesaian klaim peserta sesuai dengan standar waktu sehingga pada akhirnya peserta merasa puas dan nyaman mendapatkan pelayanan. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Visi dan Misi PT Taspen (Persero)

Pelayanan Proses Penyelesaian Klaim PT Taspen (Persero) KC Bogor

Sistem Antrian pada Proses Penyelesaian Klaim di PT Taspen (Persero) KC Bogor

Model Antrian yang Sudah Ada Usulan Model Antrian yang dapat Dikembangkan

Perbandingan Waktu Tunggu dan Utilitas Server Antar Alternatif Model

Usulan Model Antrian yang Dipilih

Perbandingan Waktu Tunggu dan Utilitas Server

Model Antrian Terpilih

[image:38.595.124.569.236.607.2]

Optimalisasi Pelayanan Proses Penyelesaian Klaim pada Unit Penetapan Klaim PT Taspen (Persero) KC Bogor

Gambar 7. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Tahapan Penelitian

(39)
[image:39.595.89.549.170.732.2]

dan analisis data yang tepat untuk dipergunakan sebagai bahan rekomendasi bagi pihak manajerial PT. Taspen (Persero) KC Bogor dalam menentukan sistem antrian yang dapat mengoptimalkan proses penyelesaian klaim pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor. Tahapan penelitian ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Tahapan penelitian

Pengamatan Sistem Antrian secara Menyeluruh pada PT Taspen (Persero) KC Bogor

Perumusan Masalah Sistem Antrian pada PT Taspen (Persero) KC Bogor

Pengumpulan Data

(kecepatan kedatangan peserta dan waktu pelayanan petugas)

Uji Keseragaman Data

Tidak Seragam ?

Ya

Uji Kecukupan Data

Tidak Cukup ?

Tidak Uji Distribusi Data

Sesuai Asumsi Model Antrian Baku?

Penyelesaian dengan teknik simulasi dengan

QSS

Penyelesaian dengan Rumus Antrian Baku dengan

POM for Windows

Model Antrian yang Dikembangkan

Perbandingan Waktu Tunggu dan Utilitas server antar Model Antrian

Model Antrian Terpilih Ya

Ya

(40)

28

3.3. Lokasi dan Waktu

pada bulan Agustus-Desember 2010 di PT. T

3.4. an Data

enelitian ini adalah data primer dan data

leh dari PT. Taspen (Pers

gan peserta PT. Taspen (Persero) KC Bogor selama bulan November 2010, pukul 07.45

Penelitian

Penelitian dilaksanakan

aspen (Persero) KC Bogor. Lokasi penelitian berada di Jalan Raya Pajajaran Kotak Pos 383/Boo

Jenis dan Metode Pengumpul

Jenis data yang digunakan dalam p

sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil melalui proses pengamatan (observasi) selama terjadi antrian dan wawancara. Data primer tersebut berupa kecepatan kedatangan peserta dan kecepatan waktu pelayanan petugas. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch melalui proses pengamatan secara langsung. Pengambilan data kecepatan kedatangan peserta dilakukan setiap hari Senin-Jumat pada periode sibuk yaitu pukul 07.45 sampai dengan 11.00 WIB. Pengambilan data kecepatan pelayanan server (orang yang melayani) terhadap peserta dilakukan dengan mengukur kecepatan pelayanan setiap petugas penerimaan dan penelitian klaim yang dimulai pada saat petugas memanggil nomor antrian peserta sampai dengan peserta meninggalkan petugas untuk menuju ke loket pembayaran klaim (kasir). Wawancara dilakukan kepada para pejabat terkait (kepala seksi penetapan klaim dan kepala bidang pelayanan) dan petugas penerimaan dan penelitian berkas klaim. Hal-hal yang ditanyakan terkait dengan permasalahan yang dikaji, yaitu waktu sibuk petugas, jenis-jenis pengajuan klaim yang membutuhkan waktu pelayanan lama, rata-rata jumlah peserta yang dapat dilayani oleh petugas dalam 1 (satu) hari kerja, dan kebijakan perusahaan dalam mengatasi antrian.

Data sekunder merupakan data yang dipero

ero) KC Bogor berupa dokumen-dokumen tertulis, seperti laporan rekapitulasi pengajuan klaim tahun 2008-2010, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan. Selain dokumen-dokumen tersebut, penelitian juga menggunakan data sekunder yang berasal dari buku, internet, majalah, dan literatur-literatur lain yang terkait dengan topik penelitian.

(41)

samp

peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor pada periode sibuk

Jumlah datangan

erta)

[image:41.595.140.532.108.332.2]

ai dengan 11.00 WIB ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Bentuk rencana pengamatan terhadap pola kedatangan

Jumlah

No. Tanggal Hari Kedatangan No. Tanggal Hari Ke

(peserta) (pes

1 1-Nov-10 Senin 11 15-Nov-10 Senin

2 2-Nov-10 Selasa 12 16-Nov-10 Selasa

3 3-Nov-10 Rabu 13 17-Nov-10 Rabu

4 4-Nov-10 Kamis 14 18-Nov-10 Kamis

5 5-Nov-10 Jum'at 15 19-Nov-10 Jum'at

6 8-Nov-10 Senin 16 22-Nov-10 Senin

7 9-Nov-10 Selasa 17 23-Nov-10 Selasa

8 10-Nov-10 Rabu 18 24-Nov-10 Rabu

9 11-Nov-10 Kamis 19 25-Nov-10 Kamis

10 12-Nov-10 Jum'at 20 26-Nov-10 Jum'at

terhadap kecepatan pelayanan petugas dalam memroses berkas klaim peserta ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabe

Antrian

Total Waktu Antrian

Sedangkan, bentuk rencana pengamatan

l 6. Bentuk rencana pengamatan terhadap kecepatan pelayanan petugas PT. Taspen (Persero) KC Bogor

Kecepatan Kecepatan Kecepatan Nomor Waktu

Memasuki Pelayanan Pelayanan pada Pelayanan pada Loket

Waktu Keluar Antrian

Peserta Antrian

pada Loket Loket Penerimaan

da n

(jam) Informasi (jam)

n Penelitia Klaim (jam)

Kasir

(jam) (jam) (jam)

1

2

3

n

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ng berarti sampel yang dipilih merupakan peser

rimaan dan penelitian adalah purposive sampling ya

ta yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan dalam penelitian. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(42)

30

klaim pada pukul 07.45 - 11.00 WIB.

3. Klaim peserta dibayarkan pada hari yang sama dengan hari pengajuan berkas klaim.

Sampel yang dikumpulkan disesuaikan dengan uji kecukupan data yang erlukan dalam p

dip enelitian.

3.6.

Pengolahan data sistem antrian peserta klaim PT. Taspen (Persero) KC

1. U

ragaman data menggunakan control chart yang erusahaan manufaktur untuk memetakan

.

pengendalian (antara UCL dan LCL) maka proses dinyatakan baik atau

2.

litian ini menghitung jumlah data yang diperlukan dengan sebagai berikut:

Pengolahan dan Analisis Data

Bogor terdiri dari:

ji Keseragaman Data Pengujian kese

digunakan dalam p

pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan dalam bentuk statistik. Peta pengendali tersebut, juga dapat digunakan dalam perusahaan jasa untuk menguji proses penyampaian jasa dalam tiga ukuran yaitu:

a. Rata-rata pada garis tengah/garis pusat, dinotasikan central line (CL).

b. Batas atas yang dapat diterima, dinotasikan upper control limits (UCL)

c. Batas atas yang dapat diterima, dinotasikan lower control limits (LCL).

Apabila proses penyampaian jasa masih berada pada dalam batas

berada dalam batas pengendali kualitas (Ariani, 2009). Namun, jika proses berada di luar batas tersebut, maka proses dinyatakan buruk. Uji keseragaman data diolah dengan menggunakan software Minitab versi 14.

Uji Kecukupan Data Pene

menggunakan rumus

(

)

2 2 2

20 '

⎥ ⎥ ⎤ ⎢

⎢ ⎡

∑ ∑ − ∑

= i i

X X X

N

N ..

i

(43)

Keterangan:

N‘ = jumlah data yang diperlukan

N = jumlah data dari pengukuran yang dilakukan ari data

ah cukup mewakili . Besarnya tingkat keyakinan yang dipergunakan berarti bahwa 95 persen

3.

ok data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan alat igunakan. Uji distribusi data menggunakan program

4.

distribusi data mengikuti distribusi poisson atau eksponensial. Namun,

5.

g untuk penelitian

Xi = nilai d

i = pengukuran ke-i yang telah dilakukan. Jika N > N’ maka jumlah data yang diperoleh tel populasi yang diamati

dalam rumus tersebut adalah 95 persen yang

dari sampel akan memiliki nilai rata-rata atau proporsi pada interval tersebut. Uji kecukupan data menggunakan software Microsoft Excell versi 2003.

Uji Distribusi Data

Pengujian distribusi data dilakukan untuk mengetahui jenis distribusi dari kelomp

analisis yang akan d

Statistical Problem and Service Solution (SPSS) versi 15. Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan rumus antrian baku dengan bantuan software Waiting Line QM for Windows 2 jika

yang diperoleh

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT Taspen (Persero)

4.1.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan

Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN Taspen) dengan tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) yang akhirnya berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri disingkat PT Taspen (Persero) dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 tahun 1981.

Cerminan semangat pelayanan untuk mempermudah dan meningkatkan pelayanan PT Taspen (Persero), terdapat dalam motto perusahaan “layanan dan kinerja selalu ditingkatkan”. Sedangkan dalam proses pelaksanaan, pelayanan tersebut didasarkan pada target mutu pelayanan yaitu Tepat orang, Tepat waktu, Tepat jumlah, Tepat tempat, dan Tepat administrasi atau disingkat 5T.

Visi PT Taspen (Persero) adalah “Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya”. Misi PT Taspen (Persero) adalah memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi dengan berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal. Selain itu, PT Taspen (Persero) mempunyai 5 (lima) nilai utama yang merupakan nilai dasar dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan. Lima nilai tersebut adalah TTumbuh, Etika, Profesional, Akuntabilitas, dan Integritas.

(45)

kantor pos, yang mencapai 10.293 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani 6.430.202 peserta, terdiri 4.291.531 orang peserta aktif dan 2.138.671 orang peserta pensiun, dan website PT Taspen (Persero) dengan alamat www.taspen.com.

PT Taspen (Persero) Kantor Cabang (KC) Bogor merupakan salah satu cabang PT Taspen (Persero) yang beroperasi di wilayah kota Bogor, Jawa Barat. Kantor cabang ini didirikan pada tahun 1991 diatas lahan seluas 2.647 m2 dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1992 oleh Menteri Muda Keuangan RI Bapak Nasrudin Sumintapura. PT Taspen (Persero) Kantor Cabang (KC) Bogor beralamat di Jl. Raya Pajajaran PO BOX 383/Boo. Wilayah kerja PT Taspen (Persero) KC Bogor meliputi 4 (empat) Pemerintahan Kota yakni, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Depok serta 5 (lima) Pemerintahan Kabupaten yakni, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Karawang.

4.1.2 Produk PT Taspen (Persero)

PT Taspen menyelenggarakan dua jenis program utama, yaitu:

A. Program Tabungan Hari Tua (THT)

Program THT merupakan program asuransi yang terdiri dari Asuransi Dwiguna dan Asuransi Kematian. Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta pada saat ia mencapai usia pensiun atau bagi ahli waris peserta tersebut apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian (Askem) adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta apabila istri/suami/anak peserta meninggal dunia atau kepada ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia. Peserta program THT terdiri dari:

(46)

34

3. Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Kepesertaan program THT dimulai sejak peserta diangkat menjadi pegawai/pejabat negara sampai dengan saat berhenti sebagai pegawai/pejabat negara dengan kewajiban sebagai berikut:

1. Membayar Iuran Wajib Peserta (IWP) sebesar 3,25 persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif.

2. Memberikan keterangan mengenai data diri dan keluarganya. 3. Menyampaikan perubahan data penghasilan, data diri, dan

data keluarganya.

B. Program Pensiun

PT Taspen (Persero) melaksanakan program pensiun sejak tahun 1987. Pelaksanaan program ini diawali di 3 (tiga) propinsi, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak April tahun 1990, wilayah pembayaran pensiun PT Taspen (Persero) telah meliputi seluruh wilayah Indonesia. Penerima program Pensiun, antara lain:

1. Penerima pensiun PNS.

2. Penerima Pensiun Pejabat Negara.

3. Penerima Tunjangan Perintis Kemerdekaan RI (PKRI). 4. Penerima Tunjangan Veteran.

5. Penerima Uang Tunggu.

6. Penerima pensiun TNI dan POLRI yang pensiun sebelum April 1989.

Kewajiban peserta program Pensiun, terdiri dari:

1. Membayar IWP sebesar 4,75 persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif sebagai PNS/Pejabat Negara. 2. Memberikan keterangan mengenai data diri dan keluarganya. 3. Menyampaikan perubahan data penghasilan, data diri, dan

(47)

4.1.3 Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi

Sumber daya manusia (SDM) PT Taspen (Persero) KC Bogor terdiri dari 54 (lima puluh empat) orang karyawan/wati yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Cabang, 3 (tiga) orang Kepala Bidang (Kabid), 6 (enam) orang Kepala Seksi (Kasie), 6 (enam) orang fungsional, dan 38 (tiga puluh delapan) pelaksana. Sumber daya manusia tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa bidang dan unit kerja yang berbeda-beda. Pengelompokkan dan tanggung jawab SDM pada PT. Taspen (Persero) KC Bogor secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) KC Bogor ditunjukkan pada Gambar 9.

Kepala Cabang

Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Keuangan

Kepala Bidang Personalia dan

Umum

Fungsional

Kepala Seksi Penetapan

Klaim

Kepala Seksi Data Pemasaran dan Peserta

Kepala Seksi Kas

Kepala Seksi Adm. Keuangan

Kepala Seksi Personalia

Kepala Seksi Umum

(48)

36

4.2. Sistem Antrian pada Proses Penyelesaian Klaim di PT Taspen (Persero) KC Bogor

4.2.1 Model Antrian Peserta yang Sudah Ada

Karakteristik antrian di PT Taspen (Persero) KC Bogor adalah sebagai berikut :

• Fasilitas Pelayanan : ganda

• Fase Pelayanan : bertahap

• Populasi : tidak terbatas

• Pola Kedatangan : distribusi poisson

• Disiplin Antrian : first in first out (FIFO)

• Pola Pelayanan : distribusi eksponensial

• Panjang Antrian : tak terbatas,

(49)

Fasilitas pelayanan

Jalur 5

Tahap 2

Fasilitas pelayanan

Jalur 6

Tahap 2 Fasilitas pelayanan

Jalur 4

Tahap 2 Fasilitas pelayanan

Jalur 3

Tahap 2 Fasilitas pelayanan

Jalur 2

Tahap 2 Fasilitas pelayanan

Jalur 1

Tahap 2

Kedatangan

Keluar setelah Pelayanan Fasilitas

pelayanan Jalur 1

Tahap 1

Fasilitas pelayanan

Jalur 1

Tahap 3

Fasilitas pelayanan

Jalur 2

Tahap 3 Antrian

Antrian

Loket Kasir Loket Penerimaan dan Penelitian Klaim

Loket Informasi

Antrian

Gambar 10. Model antrian PT Taspen (Persero) KC Bogor Penelitian menggunakan model antrian jalur berganda atau multi channel multi phase (M/M/S) dengan menggunakan rumus antrian baku dan teknik simulasi untuk menganalisa model antrian yang sudah diterapkan di PT Taspen (Persero) KC Bogor. Antrian yang harus dilalui peserta Taspen pada proses penyelesaian klaim terdiri dari 3 (tiga) loket antrian yang terdiri dari loket informasi, loket penerimaan dan penelitian klaim, dan loket pembayaran klaim (kasir). Peserta akan dilayani oleh petugas sesuai dengan nomor antrian peserta, artinya peserta dengan nomor antrian kecil akan lebih dahulu dipanggil oleh petugas

(50)

38

(51)

Diagram Proses Penyelesaian Klaim pada PT Taspen (Persero) KC Bogor

Tanggal : 4 Februari 2011

Proses yang Dibuat Diagram : Proses Surat Permohonan Pembayaran Langsung (SPP) Langsung

Dibuat Oleh : Arum Sekar Kinasih

Unit Kerja :

Bidang Pelayanan unit Penetapan Klaim (PK)

Simbol Diagram

No Uraian Kegiatan Jarak

(meter)

Waktu (menit) Ket

Peserta datang ke PT Taspen Kantor Cabang Bogor

1 - - -

2

Peserta mengambil nomor antrian untuk ke Loket Informasi

3 2

3 Peserta antri di Loket Informasi

4 20

4 Petugas Informasi menyeleksi berkas klaim peserta

5

5

Peserta mengambil nomor antrian untuk ke Loket Penerimaan dan Penelitian berkas klaim

4 5

6

Peserta antri di loket Penerimaan dan Penelitian Klaim

6 46

7 Nomor antrian peserta dipanggil

-

8 Peserta ke meja petugas 5 3

9 Petugasmeneliti keabsahan berkas klaim peserta

18

10

Petugas memberikan tanda terima disertai penjelasan kepada peserta

-

11 Peserta memberikan tanda terima ke loket kasir

4 2

12 Peserta antri di Loket Kasir 2 116

13 Kasir memanggil nama peserta 2 -

14 Hak peserta dibayarkan 4

15 Peserta meninggalkan kasir 10 4

Jumlah 30 225

Keterangan:

[image:51.595.111.532.80.711.2]

Operasi Menunggu Penyimpanan Transportasi Pemeriksaan

(52)

40

Antrian yang dilalui peserta pada proses SPP Langsung terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1. Antrian pertama, peserta datang ke loket informasi. Peserta yang memasuki pintu masuk PT Taspen (Persero) KC Bogor akan disapa oleh satuan pengamanan (satpam) dan dipersilakan menuju loket informasi. Petugas yang berada di loket informasi sebanyak 1 (satu) orang. Petugas informasi akan melakukan penyeleksian terhadap dokumen-dokumen peserta sesuai dengan persyaratan pengajuan klaim, seperti Surat Keputusan (SK) Pensiun, Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat kematian, dan surat nikah. Apabila peserta sudah memenuhi persyaratan, petugas informasi mempersilakan peserta untuk mengambil nomor antrian pada mesin antrian. Selanjutnya, peserta menunggu sampai nomor antrian tersebut dipanggil oleh petugas loket penerimaan dan penelitian klaim; 2. Antrian kedua, peserta datang ke loket penerimaan dan penelitian klaim.

(53)

pengeluaran kas (Kasi Keuangan) dan pengesahan hak (Kabid Keuangan).

(54)

42

Peta Proses Operasional

Proses Penyelesaian Klaim pada PT Taspen (Persero) KC Bogor Objek Pengamatan

Dibuat Oleh Arum Sekar Kinasih

Tanggal 4 Februari 2011

[image:54.595.128.543.81.651.2]

Gambar 12. Peta proses operasi penyelesaian klaim secara langsung Tabel 8 merupakan hasil pengolahan antrian yang sudah diterapkan di PT. Taspen (Persero) KC Bogor dengan menggunakan rumus antrian model baku.

Peserta

O-1

O-2

O-3

O-4

O-5

O-6

O-7

O-13

Peserta mengambil nomor antrian untuk ke Loket Informasi

Peserta antri di Loket Informasi

Petugas Informasi menyeleksi berkas klaim peserta

Peserta mengambil nomor antrian untuk ke Loket Penerimaan dan

Penelitian berkas klaim

Nomor antrian peserta dipanggil

Peserta ke meja petugas

Petugasmeneliti keabsahan berkas klaim peserta

Petugas memberikan tanda terima disertai penjelasan kepada peserta

Peserta memberikan tanda terima ke loket kasir

Peserta antri di Loket Kasir

Kasir memanggil nama peserta

Hak peserta dibayarkan

Peserta meninggalkan kasir Peserta antri di loket Penerimaan

dan Penelitian Klaim 2

20

5

5

46

3

18

2

116

4

4

O-8

O-10

O-11

O-12 O-9

(55)

Tabel 7. Perhitungan antrian yang sudah diterapkan dengan rumus antrian baku

Karakteristik Antrian Jumlah Petugas 6 (enam) orang

ρ = tingkat penggunaan fasilitas pelayanan (persen) 81

Lq = jumlah orang atau unit rata-rata yang

menunggu dalam antrian (orang) 2,19 ≈ 3

Ls = jumlah peserta rata-rata dalam sistem (orang) 7,03 ≈ 7

Wq= waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang

peserta untuk menunggu dalam antrian (menit)

4,54

Ws = waktu rata-rata yang dihabiskan seorang

peserta dalam sistem (menit) 14,54

Berdasarkan Tabel 7, tingkat kesibukan petugas sebesar 81 persen dari waktu kerjanya. Jika seorang petugas mempunyai jam kerja sebanyak 8 jam sehari, maka tingkat kesibukan seorang petugas penerimaan dan penelitian klaim adalah 6,48 jam atau 6 jam 29 menit

Rata-rata waktu peserta menunggu sebelum dilayani sebesar 4,54 menit dengan rata-rata 3 (tiga) orang peserta yang sedang menunggu dalam antrian untuk memperoleh layanan. Sedangkan, waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor dalam sistem atau total waktu menunggu ditambah dengan waktu pelayanan yang diterima oleh peserta adalah 14,54 menit dengan rata-rata 7 (tujuh) orang peserta yang sedang menunggu dalam sistem untuk memperoleh layanan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, jumlah meja petugas informasi tersedia 2 (dua) buah, namun petugas yang beroperasi hanya 1 (satu) orang. Hal ini terjadi karena petugas lainnya dipindahkan ke bagian pelayanan mutasi. Meskipun demikian, kekosongan meja petugas informasi tidak terlalu berpengaruh kepada waktu pelayanan yang diberikan kepada peserta. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan petugas informasi yang masih aktif.

(56)

44

juga tidak terjadi penambahan petugas. Karena loket ini tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini tidak membahas lebih lanjut mengenai jumlah petugas pada loket tersebut. Jumlah penambahan petugas yang optimal dibahas pada sub bab usulan model antrian yang dapat dikembangkan.

4.2.2 Usulan Model Antrian yang dapat Dikembangkan 4.2.2.1 Model Antrian dengan Rumus Antrian Baku

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa klaim yang paling banyak diajukan adalah Uang Duka Wafat (UDW) sebanyak 107 klaim. Rata-rata peserta yang mengantri selama periode pengamatan ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata kedatangan peserta PT Taspen (Persero) KC Bogor (bulan November 2010)

No. Hari Rata-rata peserta

1 Senin 103

2 Selasa 83

3 Rabu 95

4 Kamis 80

5 Jum'at 100

Berdasarkan Tabel 8, antrian peserta paling tinggi terjadi pada hari awal dan akhir minggu yaitu hari Senin dengan rata-rata peserta yang datang sebanyak 103 peserta dan hari Jum’at sebanyak 100 peserta. Namun demikian, rata-rata peserta yang datang tidak mengalami perbedaan yang signifikan setiap harinya.

(57)
[image:57.595

Gambar

Tabel 4. Penjelasan simbol-simbol model antrian
Gambar 7. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 8. Pengamatan Sistem Antrian secara Menyeluruh pada
Tabel 5. Bentuk rencana pengamatan terhadap pola kedatangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A.. Pengertian dan Tujuan Sistem

TASPEN (persero) Kantor Cabang Utama Semarang memberikan jaminan berupa jaminan kesehatan dan jaminan hari tua atau pensiun. Dengan adanya jaminan sosial ini,

Taspen (Persero) Kantor Cabang Kepulauan Nias yang disebut autentikasi/digitalisasi pembayaran pensiunan merupakan program yang ditawarkan yang bertujuan memudahkan

Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa dalam prosedur pelayanan pendaftaran klaim penerima pensiunan di PT TASPEN (Persero) Kantor Cabang Utama Medan

Jasa Raharja (Persero) Kantor Perwakilan Bogor berkaitan dengan lingkungan pengendalian, sebaiknya untuk petugas yang melaksanakan survey dilakukan rotasi jabatan atau

Taspen (persero) Kantor CabangUtama Medan.Lingkungan kerja adalah variabel yang dominan berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan pada PT.. Taspen (persero)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG..

Implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT Taspen (Persero) KC Bogor berkaitan dengan produksi dan operasi yaitu membuat ruang tunggu yang nyaman untuk peserta yang