TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO)
CABANG UTAMA MEDAN
Oleh :
Rafiqah Chairani 112102139
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir
ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut.
Penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak dalam penyelesaian tugas akhir ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. H. Arifin Lubis MM, Ak selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi D-III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi D-III
7. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis dalam memberikan
bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir ini
8. Kepala bagian Akuntansi dan Kepala Seksi Bagian Akuntansi PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan yang telah banyak memberikan bimbingan
dan bantuan kepada Penulis
9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Budi Atmoko dan Ibunda Nelly Zahara
Nasution yang telah membesarkan dan mendidik Penulis dengan penuh kasih
sayang yang tak hentinya mendoakan dan memberikan motivasi pada setiap
langkah penulis dalam mencapai cita-cita
10. Teristimewa untuk adik-adik tersayang M. Zaki Chairuman dan Jihan Syahira,
serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa
11. Para sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan
masukan.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikianlah tugas akhir ini disusun dengan segala keterbatasan Penulis,
semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
yang memerlukannya.
Medan, Juli 2014
Penulis
Rafiqah Chairani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Maksud dan Manfaat Penelitian ... 4
D.Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal survei/observasi ... 5
2. Rencana Isi ... 6
BAB II : PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A.Sejarah Ringkas ... 8
B.Struktur Organisasi ... 16
C.Job Description ... 18
D.Jaringan Usaha... 28
E. Kinerja Usaha Terkini ... 31
F. Rencana Kegiatan ... 33
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A.Pengertian dan Tujuan Sistem ... 35
B.Pengertian Kas ... 39
C.Sistem Pengendalian Internal ... 40
1. Pengertian Pengendalian Internal ... 40
2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal ... 42
3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ... 44
D.Sistem Pengendalaian Internal Terhadap Kas ... 46
E. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 49
1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ... 50
2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ... 52
F. Fungsi Pengendalian Internal Kas Perusahaan ... 54
G. Sistem Penerimaan Kas Perusahaan ... 55
1. Prosedur Penerimaan Kas ... 55
2. Dokumen Penerimaan Kas ... 58
H. Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan ... 60
2. Dokumen Pengeluaran Kas ... 63 I. Aktivitas Pengendalian Kas Perusahaan ... 65
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 68 B.Saran ... 69
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan ... 15 Gambar 2.2 Struktur Oganisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan ... 17 Gambar 3.1 Bagan Alir Penerimaan Kas PT Taspen (Persero)
Cabang Utama Medan ... 59 Gambar 3.2 Bagan Alir Pegeluaran Kas PT Taspen (Persero)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mempunyai sistem
pengendalian yang efektif dan efesien. Pengendalian dalam perusahaan
merupakan arahan yang dilakukan suatu perusahaan kepada para
karyawannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi
mereka, melindungi aset dan mencegah penyalahgunaan sistem mereka.
Kebutuhan akan sistem pengendalian internal ini adalah suatu yang wajar
karena adanya praktik pengendalian internal yang baik akan membuktikan
adanya praktik manajerial yang baik dalam perusahaan tersebut. Manajemen
sangatlah bertanggung jawab dalam menyusun, melaksanakan dan
mengawasi terus menerus berjalannya sistem pengendalian internal tersebut.
Salah satu hal yang termasuk sebagai pengendalian internal perusahaan,
dimana hal itu sangat dibutukan perusahaan bahkan sangat penting untuk
dikendalikan perusahaan yaitu pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan. Setiap perusahaan pasti mengharuskan adanya kas untuk
menunjang keefektifan dalam mengoperasikan perusahaan. Kas diperlukan
untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan dan menjadi hal yang sangat
penting untuk memperlancar aktivitas perusahaan di dalam perolehan laba.
Kas juga menjadi begitu penting karena suatu perusahaan harus
memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada
saat jatuh tempo, agar entitas yang bersangkutan dapat beroperasi sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
Kas merupakan aset yang paling lancar dari seluruh aset yang ada.
Sifat-sifat kas yang mudah dipindah tangankan dan keinginan untuk memilikinya
juga sangat tinggi, hal itu selalu menjadi sasaran untuk melakukan
penyelewengan di dalam perusahaan. Perangkat pengendalian canggih atau
dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu
menghindarkan kesalahan, apalagi jika terdapat persekongkolan dari para
karyawan untuk melakukan suatu kecurangan.
Melihat keadaan kas yang demikian beresiko, maka sangatlah penting
adanya suatu pengawasan terhadap kas dalam aktifitas perusahaan. Disini
penulis akan meneliti suatu perusahaan yang mengelola penghasilan yang
diterima oleh pegawai negeri sipil setelah pensiun yaitu PT Taspen (Persero)
Cabang Utama Medan. Seluruh kegiatan penyaluran dana pensiun sangat
bergantung pada keamanan kas perusahaan. Sistem pengendalian internal kas
yang baik sangatlah dibutuhkan demi kelancaran penyaluran dana pensiun
tersebut. Oleh karena itu melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan
akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas
merupakan suatu keharusan. Perusahaan juga memerlukan sistem
pengandalian internal kas yang baik untuk memperkecil bahkan
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen yaitu
membuat sistem pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan
yang sangat baik. Pihak manajemen juga harus berusaha untuk bisa
mengontrol para karyawannya, agar menjalankan sistem sesuai dengan
prosedur sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan demi menjaga
keakuratan pencatatan akuntansi tanpa adanya penyelewengan terhadap kas
perusahaan. PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan selaku perusahaan
jasa yang melayani penghasilan para pensiunan pegawai negeri sipil pasti
menginginkan kelancaran proses keluar masuknya kas mereka. Oleh karena
itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir ini
dengan judul “SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN”.
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah perusahaan, penerapan pengendalian internal kas sangat
penting. Pengendalian internal kas diperlukan untuk mengatur keefektifan
keluar masuknya kas agar tidak terjadinya penyalahgunaan dan
penyelewengan. Pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas
membutuhkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis memutuskan
pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan telah berjalan dengan efektif dan efesien
bagi perusahaan, dan sesuai dengan prosedur yang telah dirancang oleh
perusahaan?”
C. Maksud dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang diperoleh dari penelitian ini:
a. Untuk menganalisa apakah sistem pengendalian internal penerimaan
dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sesuai dengan
standar sistem yang berlaku saat ini.
b. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal kas yang
dilaksanakan perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan di perusahaan.
c. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal penerimaan
dan pengeluaran kas yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik
sehingga meminimalkan terjadinya penyelewengan.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini :
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menabah wawasan dan pengetahuan
mengenai proses yang baik dalam membuat dan melaksanakan sistem
pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu
perusahaan, serta penulis juga dapat membandingkan antara teori
yang telah dipelajari dengan penerapan sistem yang ada.
b. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu masukan yang
internal penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, sehingga
perusahaan dapat memilih sistem yang lebih baik untuk menghindari
terjadinya penyelewengan kas perusahaan.
c. Bagi Pembaca penelitian ini dapat berguna untuk menambah dan
mengembangkan lagi ilmu pengetahuan mengenai sistem
pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu
perusahaan. Penelitian ini juga bisa menjadi bahan masukan untuk
menyempurkan penelitian sejenis berikutnya.
D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Taspen (Persero) Cabang Utama
Medan. Jl. H Adam Malik No. 64 Medan
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
JUNI 2014 JULI 2014
II III IV I II III IV
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Pengajuan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Tugas akhir yang dikerjakan penulis terdiri dari 4 bab yaitu
pendahuluan, profil PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, sistem
pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan, serta kesimpulan dan saran.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penelitian yang terdiri dari
jadwal penelitian dan laporan penelitian.
BAB II : PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan, yaitu mengenai struktur
organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAl PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN
(PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN
Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang
pengertian dan tujuan sistem, pengertian kas, sistem
pengendalian internal, sistem pengendalian internal
terhadap kas, sistem akuntansi penerimaan dan
perusahaan, sistem penerimaan kas perusahaan, sistem
pengeluaran kas perusahaan, dan aktivitas pengendalian
kas perusahaan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran
guna meningkatkan sistem pengendalian internal
penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen
BAB II
PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa dirunut sejak masa sebelum
kolonialisme Belanda. Kala itu, di nusantara ini telah dikenal adanya
administrasi publik tradisional, di mana beberapa kerajaan dan kesultanan
sudah memberikan pensiun (berupa tanah bengkok) kepada abdi dalem yang
telah menyelesaikan masa kerjanya. Begitu seterusnya hingga di masa
penjajahan Belanda. Pada tahun 1887 pemerintah kolonial Belanda
menerbitkan peraturan pertama tentang pemberian pensiun bagi semua
pegawai gubernemen yang berkebangsaan Indonesia.
Peraturan mengenai pemberian dana pensiun (onderstand) terus diperbaiki seiring dengan kondisi pada masa-masa itu. Memasuki masa
pendudukan Jepang, pegawai negeri yang diberhentikan atau pensiun juga
diberi Onyokin atau “uang karunia”. Begitu pula semasa pasca kemerdekaan, pemerintah telah memberikan perhatian bagi kesejahteraan (pensiun) pegawai
negeri.
Bermula dari konferensi kesejahteraan pegawai negeri, yang berlangsung
di Jakarta, pada 25-26 Juli 1960. Dalam konferensi tersebut, para peserta
konferensi menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur
aparatur negara dan abdi masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan, guna tercapainya tujuan pembangunan nasional.
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut. Pegawai negeri sipil
memiliki potensi yang sangat menetukan dalam kelancaran pelaksanaan
pembangunan nasional sehingga perlu dibina dan ditingkatkan
kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil sangatlah
penting, baik dalam masa aktif kerja maupun ketika pensiun.
Berkaitan dengan hal tersebut, peserta konferensi membahas konsep
perlunya dibentuk suatu badan yang dapat memberikan jaminan sosial bagi
PNS beserta keluarganya. Hasil konferensi tersebut kemudian dituangkan ke
dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal 25
Agustus 1960. Isinya, antara lain, menetapkan perlunya pembentukan Jaminan
Sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri sipil dan keluarganya di saat
mengakhiri pengabdiannya kepada negara.
Selanjutnya, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 9 tahun
1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah No 10
tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri serta berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 15 tahun 1963 tentang Dana Tabungan dan Asuransi
Pegawai Negeri. Tindak lanjut atas peraturan-peraturan tersebut, pada tanggal
17 April 1963 didirikanlah Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi
Pegawai Negeri (PN Taspen). Dan tanggal 17 April kini dikenal sebagai “Hari
Ulang Tahun” PN (sekarang PT) Taspen.
Jadi, pembentukan PN Taspen sejatinya memang dilandasi dengan jiwa,
makna dan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri,
dan dimaknai secara lebih arif isi Keputusan Menteri Pertama RI Nomor
380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960. Salah satu di antara isi keputusan itu
adalah perlunya dibentuk jaminan sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri
dan keluarganya di saat mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara.
Artinya, ada upaya sungguh-sungguh dari pemerintah orde lama membangun
sebuah pilar penyangga kemandirian perekonomian bangsa melalui pilar
jaminan sosial.
Kelahiran PN Taspen kala itu bisa dijadikan prime mover atau salah satu pilar dari jaminan sosial dengan kumulatif dana peserta dan dana tunjangan
hari tua yang jumlah penerimaannya tiap tahun diprediksi akan meningkat
seiring bertambahnya jumlah pegawai negeri sipil di tanah air. Melalui PN
Taspen, dana yang terhimpun bisa digunakan untuk memperkuat cadangan
keuangan nasional, yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi PN Taspen
menjadi salah satu pilar jaminan sosial, selain pajak dan fiskal.
Bulan Juli 1964, Menteri Koordinator Keuangan Republik Indonesia
meresmikan beroperasinya kantor PN Taspen di Bandung. Meski Peraturan
Pemerintah No 15 Tahun 1963 baru diterbitkan pada bulan April 1963, namun
program yang dikelola PN Taspen berlaku surut sejak 1 Juli 1961 atau dua
tahun ke belakang. Jadi pada waktu berdiri, PN Taspen sudah harus
menghadapi tunggakan pekerjaan selama dua tahun.
Tahun 1963 PN Taspen mengurusi sekitar 1,5 juta pegawai negeri, yang
terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) sekitar 1.070.000 orang, pegawai negeri
sejumlah 140.900 orang. Pengelolaan menjadi rumit lantaran yang dikelola
bukan saja pegawi negeri sipil, termasuk pula pegawai negeri militer. Untuk
mempermudah, dibentuklah cabang khusus yang bertugas mengelola asuransi
pensiun anggota militer pada tahun 1964. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari
1964 secara resmi dibentuk Cabang Khusus Urusan Militer dengan singkatan
nama Taspenmil, bermarkas di Kantor Staf Keuangan Angkatan Darat di Jl.
Medan Merdeka Selatan No. 7, Jakarta.
Selanjutnya, Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 11 Tahun 1969
Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Undang-undang
tersebut menjelaskan bahwa sifat pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan
penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja
dalam dinas pemerintahan.
Pada tanggal 17 November 1970 status hukum PN Taspen disesuaikan
menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik
Indonesia No 749/MK/11/1970. Mulai tahun 1971, pegawai militer dan PNS
yang berada di lingkungan Hankam, asuransi sosialnya dikelola oleh
ASABRI. Perpindahan peserta ini sempat menurunkan peserta program
Taspen sebesar 5,7%. Perum Taspen pun fokus pada usaha asuransi sosial
bagi PNS saja. Selanjutnya, di tahun 1975 Perum Taspen memulai program
Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Usaha ini didukung oleh pemerintah dengan
diterbitkannya Peraturan Presiden No 33 tahun 1977, yang menetapkan
peraturan tentang Asuransi Tenaga Kerja, di mana pesertanya berhak atas
Untuk memperjelas apa saja kewajiban peserta program pensiun pegawai
negeri sipil, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun
1977 Tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor
25 Tahun 1981. Bahwa para pegawai negeri sipil wajib membayar iuran yang
dipotong setiap bulan sebesar 4,75 persen dari penghasilan yang telah mereka
terima. Ini merupakan salah satu sumber pendanaan program pensiun pegawai
negeri sipil.
Pada tanggal 30 Juli 1981 pemerintah mengubah bentuk usaha Taspen
dari Perum menjadi Perseroan Terbatas (PT). Keputusan ini dituangkan dalam
Keputusan Presiden melalui Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1981. Sebagai
pelaksanaan dari PP No 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, PT Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, yang
terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan pensiun bagi pegawai
negeri sipil. Perubahan itu juga berlaku dalam Anggaran Dasar PT Taspen
(Persero) Nomor 3 tahun 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan.
Sejak bulan April 1990, Taspen mulai menyelenggarakan pembayaran
pensiun pegwai negeri sipil di seluruh Indonesia. Peserta program pensiun ini,
selain para pegawi negeri sipil pusat dan daerah otonom, juga meliputi pejabat
negara dan penerima pensiun TNI-POLRI (yang pensiun sebelum 1 April
1989). PT Taspen juga ditugaskan untuk melakukan pembayaran tunjangan
kepada Veteran RI dan Perintis Kemerdekaan RI/Komite Nasional Indonesia
Berdasarkan ketetapan dan keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia, maka secara garis besar dasar hukum dari PT Taspen
(Persero) adalah:
a. Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1963 dan Peraturan Pemerintah
No. 10 Tahun 1963 yang keduanya berlaku sejak 1 Juli 1966.
b. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 Tanggal 30 Juli 1981
tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum dan Tabungan
Asuransi Pegawai Negeri Sipil (Perum Taspen) menjadi bentuk PT
Taspen (Persero).
Adapun visi dan misi PT Taspen (Persero) diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi PT Taspen (Persero) adalah menjadikan PT Taspen
(Persero) sebagai perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat
dan benar. Dengan memberikan pelayanan tepat orang, tepat waktu,
tepat jumlah, tepat anggaran, tepat tempat, tepat administrasi dan
tepat menjadi pengelola dana pensiun dan Tunjangan Hari Tua
(THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi pesertanya.
Makna Visi PT Taspen (Persero) adalah:
a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua
serta jaminan sosial lainnya dengan menyelenggarakan
kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat),
program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial
lainnya.
b. PT Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan
stakeholder lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang bersih dan sehat.
c. PT Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk
menerapkan tata kelola perusahaan degan baik (Good Corporate Governance).
d. PT Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan
adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada
bidang keuangan maupun non keuangan.
2. Misi
Misi PT Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan
pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika
yang tinggi.
Makna misi PT Taspen (Persero) adalah:
a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT
Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan
kepada peserta Taspen secara optimal.
b. PT Taspen bekerja secara profesional dengan terampil dan
tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat
administrasi) didukung dengan sumber daya manusia yang
memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.
c. PT Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. PT Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa
konsisten dalam memegang amanah, jujur dan
melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.
e. PT Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani
peserta Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati,
santun, sabar dan manusiawi.
3. Makna Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Perusahaan
Sumber PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
Makna dari logo PT Taspen (Persero) yaitu bunga dengan 5
dana pensiun yang meliputi suami, istri dan 3 orang anak. Lingkaran
putih yang makin mengembang pada bungan melambangkan
perkembangan yang maju dan pesat dari arah tujuan PT Taspen
(Persero). Pemilihan warna bunga pada logo yaitu warna biru
melambangkan ketentraman, damai dan tenang. Kemudian lingkaran
hitam melambangkan wawasan nusantara. Maka makna secara
kseluruhan logo PT Taspen (Persero) adalah program yang
dilaksanakan perusahaan, yaitu jaminan hari tua pegawai negeri sipil.
B. Struktur Organisasi
Sekitar tahun 1963-1965 manajemen PT Taspen (Persero) dikelola
dengan susunan sebagai Badan Pimpinan Umum (BPU) dan Bagian
Manajemen Penanggungjawab. Pada tahun 1965 bentukan manajemen PT
Taspen (Persero) disempurnakan dengan penghapusan BPU dan digantikan
oleh Dewan Komisaris yang dibantu oleh beberapa dewan direksi.
PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan memiliki struktur organisasi
berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak sebagai pengelola puncak. Hal
tersebut menunjukkan wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam
pembagian fungsi-fungsi operasional. Struktur organisasi PT Taspen (Persero)
Cabang Utama Medan telah banyak mengalami perubahan dan
penyempurnaan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perusahaan.
Struktur organisasi yang digunakan sekarang merupakan kombinasi antara
C. Job Description
PT Taspen (Persero) menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya
manusia merupakan aset penting bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Oleh karenanya PT Taspen (Persero) secara
berkesinambungan mengembangkan dan mendukung sepenuhnya atas
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, yaitu dengan
membangun sistem pengelolaan kebijakan sumber daya manusia dengan
menerapkan suatu sistem standar yang digunakan untuk menjadikan
karyawan yang berintegritas, berkualitas dan profesional dibidangnya.
Sumber daya manusia yang ada dipastikan baik dalam sikap, pengetahuan
dan keahlian dengan pengembangan karyawan yang bersifat komprehensif
dan terintegrasi, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Sejak tahun 2008, Pengelolaan sumber daya manusia PT Taspen
(Persero) telah mengimplementasikan sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) yang terdiri dari:
1. Manajemen Kinerja dengan Penilaian Kinerja Berbasis
Kompetensi (SMK).
2. Kompetensi Individu (Soft dan Hard Competency). 3. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi.
4. Sistem Karir.
5. Sistem Kompensasi (Remunerasi 3P).
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi mampu
kompetensi perusahaan kedalam kebutuhan kompetensi jabatan dan
kebutuhan kompetensi karyawan. Oleh karenanya menggunakan
pendekatan MSDM-BK akan lebih mudah dan praktis dalam menjalankan
fungsi manajemen sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Seperti
penyusunan jalur karir, rencana karir, analisis kebutuhan pelatihan
karyawan, pengukuran kompetensi individu, rekrutmen, seleksi dan
promosi yang semuanya disusun berdasarkan tingkat kebutuhan
kompetensinya.
Setelah melakukan analisa lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, maka disusun strategi PT Taspen (Persero). Strategi ini
dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi
tersebut diterjemahkan dalam aktivitas dan bisnis model yang diwadahi
dalam organisasi PT Taspen (Persero) melalui proses desain organisasi.
Profil jabatan PT Taspen (Persero) disusun dengan 3 (tiga)
komponen utama, yaitu :
1. Kualifikasi umum (pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengalaman
dan fisik jika ada).
2. Kualifikasi teknis (kompetensi teknikal dan umum atau
profesionalisme kerja).
3. Tanggung jawab.
Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing
bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero)
a. Kepala Kantor Cabang Utama
Kepala kantong cabang utama bertanggung jawab atas kantor
cabang utama yang membawahi langsung kepala bidang layanan
dan manfaat, kepala bidang umum dan sumber daya manusia,
kepala bidang keuangan, dan kepala bidang sistem informasi.
Uraian tugas dan wewenang kepala kantor cabang utama:
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan
operasional di seluruh kantor cabang dan menjadikan misi
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan,.
2. Bertanggungjawab terhadap penyelesaian dan penataan
identifikasi masalah yang berkaitan dengan peningkatan
mutu perusahaan dan pegawai yang berada di unit
kerjanya.
3. Bertanggungjawab terhadap pembinaan usaha kecil dan
koperasi di unit kerjanya.
4. Membina dan mengendalikan kegiatan kantor cabang
utama dan mengkoordinasikan kantor cabang wilayah
kerjanya.
5. Bertindak umum dan atas nama direksi dalam
melaksanakan operasional kantor cabang serta mengikat
kantor cabang dengan pihak lain atas persetujuan direksi
6. Memberikan pengarahan serta pembinaan kepada jajaran
di bawahnya yang menjadi tanggung jawabnya dalam
pelaksanaan tugas yang dapat mendukung sistem mutu
pelayanan demi kepuasan peserta dalam melaksanakan
tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi
dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, serta teknik
statistik dan pengendalian mutu
7. Mengkoordinasi seluruh kegiatan di kantor sesuai dengan
program kerja dan besarnya anggaran yang ditetapkan
perusahaan.
8. Menyelenggarakan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan
di kantor cabang serta mengajukan usul untuk perbaikan
sistem dan prosedur penyelenggaraan pelayanan di kantor
cabang.
9. Membuat laporan berkala kepada kepala kantor
wilayahnya.
b. Wakil Kepala Kantor Cabang Utama
Wakil kepala kantor cabang utama membantu kepala kantor
cabang utama dalam membina dan mengendalikan kegiatan intern
perusahaan. Uraian tugas dan wewenang wakil kepala kantor
cabang utama:
1. Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang personalia serta
2. Mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta
dalam melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu
internal, tindakan korelasi dan pencegahan, kontrol
dokumen dan data, teknik statistik dan pengendalian
catatan mutu.
3. Membantu kepala kantor cabang utama untuk
menjabarkan kebijakan perusahaan yang menyangkut
kegiatan yang akan dilaksanakan kantor cabang.
4. Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengarahan
kepada karyawan dan menjadikan misi sebagai pedoman
untuk menjalankan tugas membantu kepala kantor cabang
utama.
5. Membantu kepala kantor cabang utama dalam pembuatan
berkala kepada kepala kantor wilayahnya.
c. Kepala Bidang Layanan dan Manfaat
Kepala bidang layanan dan manfaat bertanggung jawab
kepala kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung
kepala seksi kepesertaan, kepala seksi layanan dan manfaat.
Uraian tugas dan wewenang kepala bidang layanan dan manfaat:
1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan dan
peningkatan mutu pegawai pada unit kerja lingkungannya.
2. Menyetujui besarnya premi peserta program tabungan dan
3. Mengkoordinir dan memberikan penjelasan kepada
perserta tabungan dan asuransi mengenai sistem penilaian,
perhitungan dan pembayaran.
4. Menyetujui kelengkapan dokumen pengajuan surat
permohonan pembayaran klaim yang diajukan.
d. Kepala Seksi Kepesertaan
Kepala seksi kepesertaan bertanggung jawab kepada kepala
bidang layanan manfaat untuk melaksanakan pelayanan serta
memverifikasi dan melaporkan kepada pihak manajemen. Uraian
tugas dan wewenang kepala seksi kepesertaan:
1. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan
administrasi peserta dan pemasaran.
2. Melaksanakan komunikasi data sesuai dengan hak
tabungan hari tua peserta.
3. Menyelenggarakan dan mengawasi penelitian, evaluasi
dan pengadministrasian peserta program asuransi pensiun
dan tabungan hari tua.
4. Melakukan kegiatan pemasaran produk program
perusahaan.
e. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat
Kepala seksi layanan dan manfaat bertanggung jawab kepada
kepala bidang layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang
1. Mengesahkan kebenaran pengajuan klaim manfaat
program PT Taspen (Persero).
2. Bertanggungjawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan
pelayanan yang diterima dengan tindakan korelasi dan
pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan.
3. Menetapkan besarnya klaim sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, memverifikasi dan melaporkan kepada
manajemen perusahaan.
4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan
peningkatan mutu pegawai pada unit dan lingkungan.
f. Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia
Kepala bidang umum dan sumber daya manusia bertanggung
jawab kepada kepala kantor cabang utama yang membawahi
langsung kepala seksi sumber daya manusia dan kepala seksi
umum. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang umum dan
sumber daya manusia:
1. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan bidang
personalia dan umum, pelaksanaan, pembinaan dan
peningkatan mutu pegawai pada unit kerja
dilingkungannya.
2. Bertanggungjawab atas pengadaan barang dan jasa serta
pendistribusiannya ke unit-unit kerja di lingkungan kantor
3. Menyetujui daftar gaji dan kompensasi lainnya serta
penyelesaian kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretarian, kehumasan
dan keamanan, kearsipan, pendidikan dan latihan serta
nonkedinasan lainnya.
g. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kepala seksi sumber daya manusia bertanggung jawab atas
kepala bidang umum dan sumber daya manusia. Uraian tugas dan
wewenang kepala seksi sumber daya manusia:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, pembinaan
mental karyawan dan olahraga serta kegiatan non
kedinasan lainnya.
2. Menyiapkan data dan daftar gaji untuk menyelenggarakan
administrasi personalia serta menetapkan pemberian
fasilitas bagi karyawan dan keluarganya.
3. Menyimpan, memelihara keakuratan dan kerahasiaan data
karyawan
h. Kepala Seksi Umum
Kepala seksi umum bertanggungjawab atas kepala bidang
umum dan sumber daya manusia yang menyelenggarakan
kegiatan kesekretarian, perawatan, kehumasan dan kearsipan.
1. Mengkoordinir pemeliharaan, perawatan dan perbaikan
atas aset perusahaan termasuk pengamanan atas semua
dokumen milik perusahaan di kantor cabang.
2. Mengendalikan pengadaan, penyimpanan, investasi,
distribusi peralatan kantor dan komputer di kantor cabang.
3. Melakukan kegiatan operasional dan administrasi.
4. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administratif atas
usaha kecil dan koperasi wilayah lainnya.
i. Kepala Bidang Keuangan
Kepala bidang keuangan bertanggungjawab atas kepala
kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi kas
dan kepala seksi administrasi keuangan. Uraian tugas dan
wewenang kepala bidang keuangan:
1. Mengkoordinasi dan menyelenggarakan administrasi
keuangan dan arus keluar masuk dana.
2. Mempersiapkan dana untuk pembayaran program
tabungan dan asuransi pegawai negeri sipi serta
pembayaran lainnya.
j. Kepala Seksi Kas
Kepala seksi kas bertanggungjawab atas kepala bidang
keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang keuangan:
1. Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas kantor
2. Melakukan tugas verifikasi sebagai langkah pra audit
transaksi keuangan perusahaan di kantor cabang.
3. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti
yang telah diotorisasi.
4. Menyimpan uang dan surat-surat berharga.
k. Kepala Seksi Administrasi Keuangan
Kepala seksi administrasi keuangan bertanggungjawab atas
kepala bidang keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala
seksi administrasi keuangan:
1. Menyiapkan laporan keuangan dan laopran manajemen
keuangan kantor cabang utama.
2. Melakukan pengawasan serta membuat laporan realisasi
anggaran kantor cabang utama.
3. Membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengecekan
pembukuan, program hari tua dan administrasi pensiun.
l. Kepala Bidang Sistem Informasi
Kepala bidang sistem informasi bertanggungjawab atas
kepala kantor cabang utama. Uraian tugas dan wewenang kepala
bidang sistem informasi:
1. Mengatur penggunaan pengoperasian, pemeliharaan dan
perlengkapan komputer.
2. Melakukan perbaikan sistem apabila terjadi kerusakan
D. Jaringan Usaha
PT Taspen (Persero) sampai saat ini menyelenggarakan dua jenis
program utama yaitu Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program
Pembayaran Pensiun.
1. Program Asuransi Pegawai Negeri Sipil dan Tabungan Hari Tua
(THT)
Program THT merupakan program yang telah
diselenggarakan sejak berdirinya PT Taspen (Persero) pada
tahun 1963. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah No 25 tahun 1981. Program THT adalah bagian dari
program pensiun PNS yang terdiri dari THT Dwiguna yang
dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan THT kematian.
Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, THT dwiguna
didefenisikan sebagai suatu jenis THT yang memberikan suatu
jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia
pensiun ataupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta
meninggal sebelum mencapai usia pensiun. Peserta program
Tabungan Hari Tua terdiri dari:
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat
b. Pegawai Negeri Daerah Otonom
c. Pegawai beberapa Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah
Untuk memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
lagi, PT Taspen (Persero) telah mengembangkan dua program
baru yaitu Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera dan
Tabungan Hari Tua Dwiguna Sejahtera.
Program Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera adalah
pengembangan dari THT Dwiguna dengan penambahan manfaat
bagi peserta berupa manfaat berkala dan manfaat nilai tukar.
Besarnya manfaat berkala disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing peserta. Program ini telah diikuti oleh beberapa
pegawai BUMN/BUMD.
Program Tabungan Hari Tua Ekaguna Sejahtera
menawarkan manfaat tabungan hari tua saja kepada peserta yang
ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah
diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD.
2. Program Pembayaran Pensiun
Sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) diberi kepercayaan
untuk melaksanakan pembayaran program pensiun bagi pegawai
negeri sipil dan dimulai pada tiga provinsi yaitu Bali, Nusa
Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pada bulan januari
1988 cakupan wilayah pembayaran pensiun ditambah dan
diperluas di daerah Sumatera. Pada tanggal 1 April 1989
cakupan tersebut diperluas lagi ke wilayah Jawa dan Madura.
menyelanggarakan pembayaran pensiun pegawai negeri sipil
secara nasional.
Selain kepada PNS, PT Taspen (Persero) juga melakukan
pembayaran pensiun bagi:
a. Pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat dan daerah otonom
b. Pensiun Anggota ABRI atau POLRI dan Pegawai Negeri
Sipil Hankam
c. Pensiun Pejabat Negara
d. Perintis Kemerdekaan (Veteran)
Apabila pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta pejabat negara
berhenti karena mencapai usia batas pensiun, PT Taspen (Persero) akan
membayarkan sekaligus hak tabungan hari tua dan pensiun pertamanya.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seorang pegawai negeri sipil akan
mencapai batas usia pensiun 60 tahun (kecuali untuk pegawai yang
menduduki jabatan tertentu dapat lebih dari itu), 18 bulan sebelum saat
pensiun diminta mengisi dan mengoreksi Daftar Perorangan Calon
Pensiun (DPCP) dan menyampaikan kepada Badan Administrasi
Kepegawaian Negara (BAKN). Setelah menerima DPCP dan lampirannya,
BAKN akan menerbitkan SK pensiun dan menyampaikan ke alamat
pensiun. Kemudian tebusan SK pensiun dilampiri dengan SP4 A rangkap
dua dengan pas photo dua lembar dikirim ke kantor cabang PT Taspen
(Persero). Setelah meneriman tebusan SK pensiun dan lampiran serta
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) tentang pembayaran gaji
terakhir, PT Taspen (Persero) melaksanakan pembayaran pensiun melalui
kantor bayar yang dikehendaki dengan peserta terlebih dahulu
menyampaikan Surat Pemberitahuan dan Kartu Identitas Pensiun
(KARIP).
E. Kinerja Usaha Terkini
Pengembangan yang dilakukan PT Taspen (Persero) untuk
mendukung pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut
dilakukan guna memenuhi ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, teknologi
informasi, keuangan, dan investasi. PT Taspen sebagai lembaga
penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban jangka panjang
untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan peningkatan
kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT Taspen
berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat
liability perusahaan serta memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan memanfaatkan instrumen-instrumen investasi yang
mempunyai pengembangan yang baik. Selain itu PT Taspen (Persero) juga
telah melaksanakan reformasi pelayanan yang meliputi penyederhanaan
titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office chanelling
sehingga PT Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam
memberikan pelayanannya.
Berkat kerja keras seluruh insan PT Taspen (Persero) dalam
menjalankan perusahaan ini mendapat beberapa penghargaan dan piala
dari pemerintah, diantaranya:
1. PT Taspen (Persero) mendapat penilaian dari KPK yaitu
menduduki urutan ke-5 hasil survei Integritas Layanan Publik.
2. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan berupa Piala
Anugerah Cinta Karya Bangsa bidang pembangunan produk
dalam negeri.
3. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan Indonesian Insurance Award 2013
4. Kementerian BUMN Penghargaan: Kategori Individual (II)
yaitu Penghargaan atas Perluasan Jaringan Aplikasi SIMGAJI
PNS di 98 Pemda.
5. Kementerian BUMN Anugerah Award The Best Technology Innovation Of Financial Services Sector
6. BUMN TRACK Juara III Implementasi GCG BUMN Non
Terbuka Berdaya Saing Terbaik
8. Komisi Informasi Pusat Peringkat 3 Anugerah Keterbukaan
Informasi Badan Publik tahun 2013
F. Rencana Usaha
Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis merupakan divisi
yang ada pada PT Taspen (Persero) dibawah Direktorat Utama. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor: PD-11/DIR/2012 tanggal
08 Agustus 2012. Divisi Rembang Bisnis mempunyai fungsi melakukan
perencanaan strategis perusahaan (pengembangan usaha) dalam jangka
panjang dan pendek berdasarkan visi, misi, paradigma dan sasaran serta
kebijakan strategis yang telah ditetapkan perusahaan. Divisi Renbang
Bisnis juga melakukan pengembangan konsep bisnis yang sesuai dengan
perusahaan, melakukan kajian pengembangan produk-produk baru
asuransi sosial (pensiun, tabungan hari tua dan program kesejahteraan PNS
lainnya) termasuk study kelayakannya.
Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat pada
Undang-Undang Nomor:40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11 ayat
2b Anggaran Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT
Taspen (Persero) Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001
Tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri
Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum
(PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara
perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan Laporan
Manajemen Program Pensiun PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.
Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan
usaha PT Taspen (Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan
datang, serta melakukan monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan penerbitan
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO)
CABANG UTAMA MEDAN
A. Pengertian dan Tujuan Sistem
Sistem adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu perusahaan.
Baridwan (2009:1)
Menurut Mulyadi (2008:3), ”Sistem merupakan suatu organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna
memudahkan pengelolaaan perusahaan”.
Menurut Wikipedia ada beberapa elemen yang membentuk sebuah
sistem, yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme
pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah
sistem:
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi untuk
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses.
Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik)
maupun yang tidak tampak.
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih
bernilai, misalnya berupa informasi dan produk. Selain itu juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran,
cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan
konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Tentu saja batas
sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan
mengubah perilaku sistem.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik
masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.
Lingkungan berpengaruh terhadap operasi sistem yang bisa
merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang
merugikan tentu saja harus dikendalikan agar tidak mengganggu
kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap
harus terus dijaga, karena akan memacu kelangsungan sistem itu.
Menurut Mulyanto (2009:8) sistem dapat diklasifikasikan dalam
beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya,
sistem agama/teologi. Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya,
sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan
Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Sistem buatan manusia
3. Sistem Tertentu dan Tak Tentu
Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara
bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem
komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program
yang dijalankan.
Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.
4. Sistem Tertutup Dan Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem
tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup. Sistem terbuka
(open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk
subsistem yang lain.
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai
sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan,
dioperasikan dan dipelihara. Bila pengoperasian sistem yang sudah
dikembangkan masih timbul permasalahan-permasalahan yang kritis serta
tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini
disebut dengan siklus hidup suatu sistem (system life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan
untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan
tersebut dalam proses pengembangannya.
B. Pengertian Kas
Setiap aktifitas perusahaan membutuhkan penyelesaian dengan
menggunakan alat tukar. Kas merupakan alat pengukur dari setiap aktifitas
pembiayaan dalam kegiatan pertukaran perusahaan barang maupun jasa. Alat
tukar yang standar adalah kas, sehingga hampir semua kegiatan perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung melibatkan kas.
Menurut Baridwan (2009:27), “Kas adalah alat pertukaran dan
pelunasan utang yang dapat di terima sebagai suatu setoran ke bank dengan
jumlah sebesar nominalnya termasuk simpanan bank atau tempat- tempat lain
yang dapat diambil sewaktu-waktu”.
Menurut Warren dkk (2006:362), “Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank. Misalnya, cek yang dibayarkan untuk anda biasanya dapat disetorkan ke bank dan karena itu dianggap sebagai kas yang meliputi koin, uang kertas, cek, wesel, dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan”.
Kas terdiri dari uang tunai yang termasuk didalamnya kas kecil maupun
dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek yang belum
disetor ke bank, serta hal lainnya yang dapat disamakan dengan kas untuk
dalam akuntansi mencakup pos-pos yang tersedia untuk membayar kewajiban
perusahaan. Selain kas ada juga setara kas yang sangat mirip dengan kas
namun tidak dapat dijadikan alat pembayaran karena tidak dalam bentuk yang
diterima umum seperti hal uang tunai. Bentuk kas mudah untuk
disembunyikan dan mudah untuk dipertukarkan (transferable), sehingga jika hilang sangat sulit untuk melacaknya. Karena faktor resiko tinggi yang
melekat pada kas tersebut, sehingga perusahaan membutuhkan sistem yang
efektif dan efesien untuk pengendalian dan pengamanan.
Jumlah kas yang berlebih atau kurang, keduanya mempunyai akibat
negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak
terbayarnya berbagai kewajiban. Jelas hal ini akan menurunkan produktivitas
kerja serta merugikan nama baik perusahaan. Sebaliknya kas yang berlebihan
berarti menyerap dana modal kerja yang langka dan mahal, sehingga
menaikkan beban tetap perusahaan.
Manajemen kas merupakan salah satu fungsi manajemen dalam
merencanakan dan mengendalikan kas. Manajemen kas dapat dianggap
sebagai salah satu fungsi keuangan yang mendasar karena kas mempunyai
kedudukan sentral dalam pelaksanaan operasi sehari-hari perusahaan.
C. Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian intern merupakan alat untuk meletakkan kepercayaan
auditor mengenai bebasnya laporan keuangan dari kemungkinan
membuat struktur pengendalian intern dengan baik, melaksanakan, dan
mengawasinya agar efektivitas perusahaan bisa tercapai. Pengendalian
intern yang baik akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dihasilkan
sehingga data tersebut dapat dipercaya.
Menurut Mulyadi (2008:163), “Sistem pengendalian internal
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
penelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efesiensi dan
mendorong dipenuhinya kegiatan manajemen”.
Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam
perusahaan yang mengolah informasi secara manual, mesin pembukuan,
maupun dengan computer”.
Menurut Warren dkk (2006:236), “Pengendalian internal
memberikan jaminan yang wajar bahwa kas sebagai aset perusahaan
dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, informasi
bisnis yang akurat, dan karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sistem pengendalian internal merupakan usaha atau tindakan yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengatur dan
mengarahkan aktivitas perusahaan. Sistem pengendalian internal juga
ditujukan untuk mengendalikan semua pelaksanaan dan rencana yang
telah ditetapkan oleh perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat dicapai
2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Unsur-unsur pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen
yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen
menjalankan bisnisnya dan terintegrasi dengan proses manajemen.
Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua
entitas, perusahaan yang kecil dan menengah memiliki cara yang berbeda
dengan perusahaan besar dalam penerapannya. Dalam hal ini,
pengendalian tidak terlalu formal dan tidak terlalu terstruktur namun
tetap dapat berjalan dengan efektif.
Menurut COSO dalam Mulyadi (2009:183), unsur-unsur pokok
pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu
organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak
manajemen dan karyawan perusahaan. Lingkungan pengendalian
merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal lainnya
dalam memberikan disiplin. Faktor lingkungan pengendalian
tersebut termasuk nilai integritas, nilai etika dan kemampuan
manajemen. Filosofi manajemen dan gaya operasi dalam
mengatur perusahaan. Cara manajemen untuk menentukan
wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan
mengembangkan orang-orangnya. Kemudian perhatian dan
2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment)
Penaksiran resiko biasanya digunakan dalam proses
mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan
dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk
menentukan bagaimana resiko dapat diatur, dan mengelola
berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.
3. Informasi dan Komunikasi (Information and Comunication) Sistem informasi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisa,
mengklasifikasi dan mencatat berbagai transaksi perusahaan.
Informasi dan komunikasi tidak hanya menghadapi data-data
yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan
dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam
rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal.
4. Pengawasan (Monitoring)
Aktivitas pengawasan internal adalah proses untuk
menentukan kualitas desain pengendalian internal perusahaan
serta operasinya melalui kegiatan pengawasan yang
berkesinambungan. Hal ini diwujudkan melalui beberapa
prosedur yang terpisah.
5. Aktivitas Pengendalian (Control Activity)
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan
tindakan yang diambil dalam hal mengatasi resiko yang telah
teridentifikasi.
Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat
memberikan bukti langsung tentang salah saji material dalam asersi
mengenai saldo atau golongan transaksi tertentu, diantaranya mencakup
pengendalian terhadap catatan kegiatan operasional dari harta kekayaan
perusahaan.
3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut AICPA (American Institute Certified Public Accountant) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode
dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam perusahaan untuk
melidungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Memperhatikan pengertian diatas, tujuan atau maksud dari
pengendalian intern antara lain adalah untuk:
1. Melindungi harta perusahaan
2. Menjamin terhadap terjadinya utang yang tidak layak
3. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi
4. Dapat diperolehnya operasi secara efisiensi dan
5. Menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan.
Sistem pengendalian internal sebagai sebuah proses yang dihasilkan
dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian
tujuan. Tujuan yang dimaksud berupa keandalan laporan keuangan,
ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas
dan efisiensi operasi.
Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan
informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas yang secara umum
terdiri dari:
1. Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan
sehari-hari (likuiditas)
2. Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money) 3. Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari
adanya penyalahgunaan terhadap kas.
Sistem pengendalian intern dana pensiun yang dilaksanakan PT
Taspen (Persero) adalah satu jaringan prosedur satuan pengawasan intern
yang dilakukan oleh divisi pengendali ataupun staf khusus dalam
melaksanakan tugas pengawasan secara berkala kemudian membuat
laporan pemeriksaan tertulis mengenai dana yang dikumpulkan dari
sebagian gaji pegawai untuk membayar tunjanganm pensiun pegawai
tersebut pada waktu mereka memasuki usia pensiun.
Adapun yang menjadi tujuan sistem pengendalian intern dana
pensiun menurut PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan
adalah membantu pimpinan dalam mengawasi pengeluaran biaya yang
dilakukan secara tepat sesuai dengan jenis pensiun, cara pembayarannya,
besarnya dan pihak yang berhak menerima manfaat dana pensiun
tersebut.
Program pensiun yang terdapat pada PT Taspen (Persero) Cabang
Utama Medan adalah program Tabungan Hari Tua (THT) yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil atau
peserta dan keluarganya dan juga untuk memberikan jaminan hari tua
bagi pegawai negeri atau peserta PT Taspen (Persero) pada saat
mencapai usia pensiun serta sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri sipil atau peserta setelah yang bersangkutan memberikan
pengabdian kepada Megara dan jugan PT Taspen (Persero) Kantor
Cabang Utama Medan.
D. Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kas
Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal perusahaan
adalah kewajiban pihak manajemen. Aspek mendasar dari tanggung jawab
penyediaan informasi bagi pihak manajemen adalah untuk memberikan
jaminan yang wajar, terutama bagi pemegang saham bahwa perusahaan
dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen bertanggung jawab
untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi
keuangan yang andal secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sistem
pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk
Kas merupakan hal yang penting dalam setiap transaksi perusahaan,
untuk itu diperlukan suatu sistem yang mengatur penerimaan dan pengeluaran
kas, sehingga setiap arus transaksi yang berhubungan dengan kas dapat
dicatat dengan baik. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid harus
dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyalahgunaan atas kas tersebut.
Sehingga perlu adanya pengendalian internal perusahaan untuk mencegah
bertambah luasnya kecurangan yang berdampak pada bertambah banyaknya
kerugian yang akan dialami oleh perusahaan.
Kas tidak saja merupakan alat tukar menukar, dalam perusahaan
menjadi ukuran kestabilan dan kelangsungan (going concern) berjalannya bisnis atau perusahaan. Hampir seluruh aktivitas perusahaan dilakukan
dengan kas. Kekurangan kas dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan
operasional perusahaan, sedangkan kelebihan kas dapat menyebabkan
ketidakefisienan bila kas yang berlebih tersebut tidak dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan perusahaan atau diinvestasikan ke sasaran yang
tepat.
Kekurangan atau kelebihan kas menimbulkan berbagai masalah.
Operasional perusahaan dapat terhenti karena kekurangan kas untuk
pembelian bahan baku. Karyawan bisa mogok kerja jika gajinya tidak
terbayar. Kekurangan kas juga dapat menyebabkan utang jatuh tempo yang
tidak dapat dibayarkan yang akan menimbulkan persoalan hukum.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam
1. Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh
merangkap sebagai pelaksana pembukuan/pencatatan atas
penerimaan kas tersebut, sebaliknya petugas yang mengurusi
pembukuan tidak boleh mengurusi kas.
2. Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus
mencatat formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan,
dan menggunakannya dengan benar.
3. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal
ini dilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai
kesempatan untuk menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi.
4. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara
fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas.
Adanya suatu pengendalian intern yang memadai, merupakan syarat
mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas. Sistem pengendalian
intern meliputi semua sarana, alat dan peraturan-peraturan yang digunakan
oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan dan mencegah terjadinya
pemborosan, penyalahgunaan dan ketidakefisiensian dari sumber ekonomi
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan harus menjamin ketelitian dan dapat
dipercayainya (reliability) keberadaan data operasional dan akuntansi yang dihasilkan.
Sistem pengendalian internal terhadap kas bisa dikatakan efektif apabila
pencapaian tujuan perusahaan, dengan meliputi pencapaian tujuan
perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan adalah handal
dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun intern. Prosedur
dan peraturan yang telah ditetapkan perusahaan sudah sesuai dengan prosedur
yang ada.
E. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang terdiri dari elemen-elemen
yang saling terkait satu sama lain dan terorganisir sedemikian rupa dalam
rangka menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan
oleh pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Selain itu sistem
akuntansi juga secara tidak langsung bertujuan untuk mengkoordinir seluruh
unsur di dalam perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar pengawasan dapat
dijalankan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan
sistem akuntansi yang efektif dan efesien untuk menjaga kas yang ada
perusahaan.
Menurut Mulyadi (2008:3), “Sistem akuntansi adalah organisasi,
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Di dalam pengembangan sistem akuntansi perusahaan mempunyai
beberapa unsur pokok. Menurut Mulyadi (2008:3) unsur-unsur pokok sistem
1. Formulir
Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan
formulir ini data yang bersangkutan dengan transaksi yang terjadi
dalam organisasi dicatat pertama kalinya diatas secarik kertas. Dalam
perusahaan formulir juga bermanfaat untuk menetapkan tanggung
jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
2. Catatan (jurnal, buku besar dan buku pembantu)
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama mengenai
transaksi-transaksi suatu perusahaan yang disusun secara lengkap menurut
tanggal terjadinya dengan menyertakan nama rekening dan jumlahnya.
Pencatatan dapat dilakukan pada jurnal umum maupun jurnal khusus.
Buku besar (general ledger) dan buku pembantu (subsidiary ledger), buku besar adalah kumpulan rekening yang digunakan untuk
menyortasi dan meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
3. Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi
sebagai pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, pengikhtisaran, analisa
dan pengeluaran kas, dimana kas ini digunakan di dalam kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu perusahaan.
Menurut Mulyadi (2008:455), “Sumber penerimaan kas terbesar suatu
perusahaan berasal dari transaksi penjualan tunai. Sistem penerimaan kas
adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan
kas yang diterima perusahaan, baik yberupa uang tunai maupun surat-surat
berharga yang bersifat segera digunakan”.
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum
barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan
transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem
pengawasan intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
mengharuskan penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor
bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak selain kasir untuk
melakukan internal check. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit
dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Tujuan dari sistem pemrosesan transaksi penerimaan kas adalah untuk
secara cepat dan akurat, dicatat ke perkiraan pelanggan yang bersesuaian
dan diikhtisarkan serta cukup terlindungi dari usaha pencurian dan
kelalaian petugas.
2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2008:543), “Sistem akuntansi pengeluaran kas
adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan
pengeluaran kas, baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang
digunakan untuk kegiatan umum perusahaan”.
Sistem pemrosesan transaksi pengeluaran kas bertujuan untuk
menjamin bahwa semua pengeluaran kas dimaksudkan untuk membayar
pengeluaran yang ada diperusahaan yang telah diotorisasi dan
didistribusikan, diklasifikasikan, diikhtiarkan dan dilaporkan se