• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara lain kenakalan remaja. Kenakalan remaja lebih banyak cakupnya dan lebih dalam bobot isinya. Kenakalan remaja tersebut meliputi perbuatan-perbuatan yang sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun keluarga.

Kenakalan yang dilakukan remaja, terjadi dalam berbagai banyak bentuk diantaranya adalah di lingkungan masyarakat, seperti kebut-kebut di jalan raya, mengisap ganja, mengganggu wanita di jalan, mencuri, dan merampok. Di lingkungan sekolah, seperti tawuran antar pelajar, mencoret-coret dinding sekolah, bolos dari sekolah dan merusak fasilitas sekolah. Di lingkungan keluarga, seperti sikap memusuhi orang tua, berbohong terhadap orang tua dan sanak saudara.

Sebagaimana diketahui, masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat, kemampuan, dan minat. Selain itu, masa ini adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Oleh karena itu untuk mengatasi kenakalan remaja, diperlukan berbagai upaya. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menangani kenakalan remaja diantaranya adalah usaha mencegah terjadinya kenakalan remaja itu sendiri. Untuk mencegah kenakalan remaja diperlukan beberapa cara.

Cara-cara yang dilakukan untuk mencegah kenakalan remaja diantaranya adalah : melalui pembinaan moralistik, pembinaan seperti ini lebih menitik beratkan pada

(2)

pembinaan moral dan pembinaan kekuatan mental remaja (Sudarsono, 1990 :93). Dengan pembinaan moral yang baik, maka sangat kecil kemungkinan remaja melakukan tindakan-tindakan kenakalan yang merugikan dirinya sendiri. Sebab nilai-nilai moral inilah akan mampu mengalahkannya.

Selain itu adalah cara abolisionistik, yaitu pembinaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi, bahkan untuk menghilangkan sebab-sebab yang mendorong remaja untuk melakukan tindakan-tindakan kenakalan yang bermotif apa saja. Di samping itu tidak kalah pentingnya usaha untuk memperkecil, bahkan meniadakan faktor-faktor yang membuat remaja terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan kenakalan yang tidak diinginkan (Sudarsono, 1990 :93).

Penanganan kenakalan remaja yang sudah dijelaskan tersebut tidak akan berhasil, apabila hanya dilaksanakan oleh masing-masing pihak yang terkait secara sendiri-sendiri. Hal ini karena memerlukan kerjasama yang erat antara komponen-komponen terkait seperti masyarakat, sekolah, dan pemerintah agar tujuan preventif tersebut dapat tercapai dan berhasil dengan baik.

Para siswa yang sedang berada pada tingkat SMP rata-rata berusia 13-15 tahun. Usia ini berada pada tahap kehidupan yang bersifat peralihan (Soen, 1968 :24). Di samping itu, usia ini adalah masa remaja yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti pencurian, penipuan, perkelahian, penganiayaan, perampokan, penyalagunaan narkotika dan pelanggaran susila, oleh karena itu merekapun tidak luput dari kenakalan remaja yang telah penulis paparkan tersebut.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan sarana yang diselenggarakan secara sengaja, dirancang secara sistematis, terarah, dan terprogram

(3)

untuk melaksanakan pendidikan. Program-program pendidikan di sekolah diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa ke arah kematangan. Salah satu komponen sekolah yang dapat memberi kontribusi bagi pengembangan pribadi remaja adalah guru bimbingan dan konseling sekolah.

Guru bimbingan dan konseling adalah anggota staf sekolah yang bertanggungjawab penuh terhadap fungsi bimbingan dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang bimbingan dan konseling yang tidak bisa dikerjakan oleh guru biasa. Upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk menangani kenakalan remaja di sekolah yaitu dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling, yang bermuara pada perubahan tingkah laku remaja.

Selama peneliti menjalani praktik lapangan di SMPN 4 Kota Kupang. Peneliti menemukan, para siswa yang melakukan tindakan kenakalan, seperti perkelahian yang kerap kali dapat berkembang menjadi perkelahian antar pelajar, mencoret-coret dinding sekolah, bolos dari sekolah, dan merusak fasilitas sekolah.

Para siswa yang melakukan kenakalan ini akan dipanggil oleh pihak sekolah dalam hal ini guru BK, lalu memberikan pengarahan atau nasihat serta bimbingan untuk merubah pola perilaku yang kurang baik ke arah yang lebih baik. Apabila kenakalan yang sama dilakukan, lagi maka sekolah akan mengeluarkan surat panggilan kepada orang tua siswa untuk menghadap guru BK. Dengan adanya surat panggilan ini, maka orang tua siswa dapat mengetahui kenakalan yang dilakukan oleh anaknya. Pada tahap selanjutnya, jika siswa tidak menghiraukan atau tetap melanggar tata tertib sekolah maka siswa tersebut akan dikeluarkan dari sekolah.

(4)

Dengan melihat kenyataan yang ada, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang dikemas dengan judul “ Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kenakalan Remaja” (Studi Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas VIIC SMPN 4 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015).

B. Rumusan Masalah

Sesuai uraian pada latar belakang masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 4 Kota Kupang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani kenakalan remaja pada siswa kelas VIIC SMPN 4 Kota Kupang.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti dapat menyumbangkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh siswa kelas VIIC di SMPN 4 Kota Kupang.

2. Kepala Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi kepalah sekolah, agar lebih mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani kenakalan yang

(5)

dilakukan oleh siswa kelas VIIC di SMPN 4 Kota Kupang, sehingga dapat bekerjasama memberikan bantuan.

3. Siswa

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi siswa-siswi untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling sehingga dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai sarana bantuan untuk mengatasi kenakalan yang dihadapi.

4. Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat terutama dalam meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling di sekolah secara profesional.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibatasi ruang lingkupnya agar tidak terjadi pembiasan pengertian. Oleh karena itu peneliti membatasi ruang lingkup penelitian supaya tidak terjadi pengertian yang keliru.

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani kenakalan remaja pada siswa kelas VIIC SMPN 4 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015.

(6)

Subjek dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling di sekolah, Siswa kelas VIIC, Wali kelas dan Para guru mata pelajaran kelas VIIC SMPN 4 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kota Kupang, Jl. Alfonsus Nisnoni No. 19 Kota Kupang

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai bulan Juni 2015.

F. Penegasan Konsep

Penegasan konsep adalah upaya untuk menjelaskan atau mendefenisikan secara lebih operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini sehingga menjadi jelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi para pembaca. Istilah yang dijelaskan merupakan titik tolak atau dasar berpijak bagi peneliti dalam merumuskan teori atau temuan-temuan dalam penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Peran Guru Bimbingan dan Konseling.

Menurut Prayitno (2004 :65), peran guru bimbingan dan konseling adalah “Membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya”.

(7)

Helmy (1978 :40), mengatakan bahwa peran guru bimbingan dan konseling adalah “Membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan hubungan sosial dan industri yang harmonis, pengembangan kemampuan belajar serta pengembangan karier”.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang peran guru bimbingan dan konseling tersebut, maka peneliti bersimpulan bahwa peran guru bimbingan dan konseling adalah membantu individu (peserta didik) dalam mengembangkan kehidupan pribadi, hubungan sosial, pengembangan kemampuan belajar dan pengembangan karier secara optimal sesuai tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya serta dengan tuntutan positif lingkungannya.

Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksudkan dengan peran guru bimbingan dan konseling adalah membantu remaja, dalam hal ini siswa kelas VIIC SMPN 4 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang memiliki prilaku menyimpang seperti berkelahi, mencoret-coret dinding sekolah, bolos dari sekolah, dan merusak fasilitas sekolah dan lain-lain.

2. Kenakalan Remaja

Menurut Sudarsono (1990 :12), kenakalan remaja berarti “Perbuatan-perbuatan yang sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah maupun keluarga”.

Menurut Jansen (2002 :9), “Kenakalan remaja adalah perbuatan yang menimbulkan korban fisik pada diri sendiri dan orang lain”

(8)

Menurut Kartono (2003 :23), “Kenakalan remaja berarti prilaku menyimpang dimana remaja melakukan tindakan kekerasan, anti sosial, kriminal dan pelanggaran aturan hukum”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang yang sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat, sekolah maupun keluarga dimana remaja melakukan tindakan kekerasan, anti sosial, kriminal dan pelanggaran aturan hukum yang menyebabkan korban fisik pada diri sendiri dan orang lain.

Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksudkan dengan kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang yang dilakukan siswa kelas VIIC SMP Negeri 4 Kota Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015 seperti tawuran antar pelajar, mencoret-coret dinding sekolah, bolos dari sekolah dan merusak fasilitas sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan seperti pewarnaan gram, penanaman pada media selektif, penanaman pada media diffrensial, penanaman pada

Dari pembahasan yang dilakukan maka judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah).. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan

Jadi, dalam pemilihan warna pada mobil ataupun desain visual yang ingin di pasarkan kepada customer, Mercedes Benz dalam setiap desain visual yang ditampilkan

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka yang menjadi fokus masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana pengembangan model Pendidikan Kewarganegaraan

Peneliti Memilih SLB Cahaya Pertiwi karena di SLB ini terdapat anak autis yang bisa peneliti melakukan penelitian. 3) Menjajaki dan Menilai Lapangan. Tahap ini dilakukan